MEKANIKA FLUIDA
BILANGAN REYNOLD
Oleh:
Shasya Putri Aulia Hakim
NIM A1C022013
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3
III. METODOLOGI................................................................................................4
A. Alat dan bahan...........................................................................................4
B. Prosedur Kerja...........................................................................................4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................5
A. Hasil...........................................................................................................5
B. Pembahasan...............................................................................................8
V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................14
B. Saran........................................................................................................14
DAFTAR ISI..........................................................................................................15
LAMPIRAN...........................................................................................................17
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alat Penguji............................................................................................5
Gambar 2. Penggaris................................................................................................5
Gambar 3. Selang.....................................................................................................5
Gambar 4. Stopwatch...............................................................................................6
Gambar 5. Tempat Penampungan Air......................................................................6
Gambar 6. Tinta.......................................................................................................6
Gambar 7. Air..........................................................................................................6
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
iv
B. Tujuan
v
II. TINJAUAN PUSTAKA
vi
III. METODOLOGI
1. Alat
a. Alat Penguji
b. Penggaris
c. Selang
d. Stopwatch
e. Tempat Penampungan Air
2. Bahan
a. Tinta
b. Air
B. Prosedur Kerja
vii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
a. Alat
1) Alat Penguji
2) Penggaris
Gambar 2. Penggaris.
3) Selang
Gambar 3. Selang.
viii
4) Stopwatch
Gambar 4. Stopwatch.
b. Bahan
1) Tinta
Gambar 6. Tinta.
2) Air
Gambar 7. Air.
ix
2. Prosedur Kerja
a. Saluran air dihubungkan dengan selang untuk mengalirkan air ke dalam
saluran.
b. Kran dibuka dan air dibiarkan mengalir sampai aliran stabil.
c. Tinggi dan lebar air dalam saluran air diukur (mengukur lebar dan panjang
potongan kaca penutup 1, 2, 3).
d. Potongan daun kering dialirkan dalam pipa kaca sejauh 1meter dan waktu
yang ditempuh dicatat. Percobaan diulang sampai 3 kali dengan ketinggian
air yang berbeda.
3. Hasil Pratikum
Tabel 1. Data hasil pratikum
Diameter Panjang Kecepatan aliran Sifat
t
pipa pipa (v = Q/A) aliran
Bukaan
2 0,015 0,905 1,07 m/s Turbulen
penuh
Bukaan
2 0,015 0,905 0,426136363 Laminar
setengah
a. Kecepatan aliran
1) Bukaan penuh
V 380× 10−6
a) Q= = = 1,9 × 10-4 m3/s
t 2
−4
Q 1,9× 10
b) v = = = 1,07 m/s
A 1.76× 10− 4
2) Bukaan setengah
V 150× 10−6
a) Q= = = 7,5 × 10-5 m3/s
t 2
Q 7,5 ×10−5
b) v = = = 0,426136363 m/s
A 1.76× 10− 4
b. Bilangan Reynold
1) Bukaan penuh
v .D. ρ
ℜ=
µ
v = kecepatan aliran
x
D = diameter pipa
ρ = massa jenis fluida (100 kg/m2)
µ = viskositas absolut (1,519 Ns/m2)
v .D. ρ
ℜ=
µ
1,07 × 0,015 ×1000
ℜ= −3
1,519× 10
ℜ=10566 , 16
2) Bukaan setengah
v .D. ρ
ℜ=
µ
0,426136363× 0,015× 1000
ℜ=
1,519 × 10−3
ℜ=1231,6
3) Penentuan jenis aliran
1) Bukaan penuh
Re bukaan penuh = 10566,16, sehingga dapat dikatakan bahwa pada
saat kran dibuka penuh, terjadi aliran turbulen karena Re > 4000.
2) Bukaan setengah
Re bukaan setengah = 1231,6, sehingga dapat dikatakan bahwa pada
saat kran dibuka setengah, terjadi aliran laminar, karena Re < 2100.
B. Pembahasan
Bilangan Reynold adalah rasio antara gaya inersia (vsp) terhadap gaya
viskos yang menghitung hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi
aliran tertentu. Bilangan Reynold ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan
jenis-jenis aliran fluida yang berbeda. Bilangan Reynold merupakan suatu satu
bilangan yang tidak berdimensi yang sangat penting dalam mekanika fluida dan
dapat digunakan seperti halnya dengan bilangan tidak berdimensi lainnya
(Armansyah, 2021).
xi
Reynold number (Re) atau bilangan Reynold adalah suatu bilangan tanpa
dimensi yang menganalisa gaya inersia fluida. Jenis aliran fluida dan gaya
gesekan yang terjadi dengan permukaannya akan menentukan Bilangan Reynold.
Untuk membedakan antara aliran laminar, transisi, dan turbulen maka digunakan
bilangan Reynolds, yang merupakan perbandingan antara gaya inersia dengan
gaya viskos (Mukhlisin, 2021). Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah
rasio antara gaya inersia (vsp) terhadap gaya viskos (µ/L) yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran
tertentu. Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang penting
dalam mekanika fluida dan digunakan seperti bilangan tak berdimensi lainya,
yaitu untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude (Firdaus
et al., 2023).
Bilangan Reynolds merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang
paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya bilangan tak
berdimensi lain, untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic
similitude. Jika dua pola aliran mirip secara geometris,mungkin pada fluida yang
berbeda dan laju aliran yang berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi
yang relevan, keduanya disebutmemiliki kemiripan dinamis. Bilangan ini
digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar
dan turbulen. Persamaan bilangan Reynolds yaitu:
ρ. v . d
ℜ=
μ
Dimana:
Re = Bilangan Reynolds
v = Kecepatan rata-rata fluida yang mengalir (m/s)
d = Diameter pipa (m)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m³)
μ = Viskositas dinamik fluida (m2/s)
Bilangan Reynolds digunakan untuk menentukan sifat pokok aliran, apakah
aliran tersebut laminar, transisi atau turbulen serta letaknya pada skala yang
xii
menunjukkan pentingnya secara relatif kecenderungan turbulen berbanding
dengan laminar.
Adapun jenis-jenis aliran fluida adalah sebagai berikut:
1. Aliran laminar adalah aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan-
lapisan, atau laminar-laminardengan satu lapisan meluncur secara lancar.
Dalam aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam
kecendrungan terjadinya gerakan relative antar lapisan.
2. Aliran turbulen adalah aliran dimana pergerakan dari partikel-
partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami pencampuran
serta putaran partikel antar lapisan yang mengakibatkan saling tukar
momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala
besar.
3. Aliran Transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran
turbulen. aliran turbulen mempunyai nilai bilangan Reynoldsnya antara 2000
sampai dengan 4000.
Dilihat dari kecepatan aliran, menurut hukum Reynolds diasumsikan
laminar bila aliran tersebut memiliki Re kurang dari 2300, untuk aliran transisi
berada pada bilangan Re 2300 dan 4000 bisa juga sebagai bilangan reynolds
kritis, sedangkan aliran turbulen mempunyai bilangan Re lebih dari 4000.
Pada Re < 2300, aliran bersifat laminer. Pada Re > 4000, aliran bersifat
turbulen. Pada Re = 2300 - 4000 terdapat daerah transisi. Dimana aliran dapat
bersifat laminer atau turbulen tergantung pada kondisi pipa dan aliran.
Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap
deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur,
tekanan, kohesi dan laju perpindahan momentum molekularnya. Viskositas zat
cair cenderung menurun dengan seiring bertambahnya kenaikan temperatur, hal
ini disebabkan gaya-gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami
penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang
menyebabkan berturunnya viskositas dari zat cair tersebut (Khotimi et al., 2021).
xiii
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
xiv
dan 3 hasilnya berbeda-beda.hal ini disebabkan karena perbedaan luas penampang
dan kecepatan aliran. Pada kaca penutup 1 diperoleh debit sebesar 1,3 × 10-4 m3/s,
kemudian kaca penutup 2 sebesar 6,67 × 10-5 m3/s, dan kaca penutup 3 sebesar
4,93 × 10-5 m3/s.
B. Saran
Praktikum yang sudah dilaksanakan sudah berjalan dengan baik dan lancar.
Namun, karena terkendala hujan maka kegiatan praktikum berjalan tidak sesuai
dengan waktu yang sudah ditetapkan. Penulis menyarankan untuk melakukan
praktikum ditempat yang lebih luas dan rata agar saluran air berbahan kacanya
tidak miring karena permukaan yang tidak rata. Untuk praktikum berikutnya
sebaiknya dilakukan lebih tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Mukhlisin, A., Erwin, E., & Wiyono, S. (2022). Rancang Bangun Smoke
Generator pada Kecepatan Angin Rendah dengan Wind Tunnel Rangkaian
Terbuka. Jurnal Asiimetrik: Jurnal Ilmiah Rekayasa Dan Inovasi, 4(1), 81-
88.
xv
LAMPIRAN
xvi