Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRATIKUM

MEKANIKA FLUIDA

BILANGAN REYNOLD

Oleh:
Shasya Putri Aulia Hakim
NIM A1C022013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3
III. METODOLOGI................................................................................................4
A. Alat dan bahan...........................................................................................4
B. Prosedur Kerja...........................................................................................4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................5
A. Hasil...........................................................................................................5
B. Pembahasan...............................................................................................8
V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................14
B. Saran........................................................................................................14
DAFTAR ISI..........................................................................................................15
LAMPIRAN...........................................................................................................17

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Alat Penguji............................................................................................5
Gambar 2. Penggaris................................................................................................5
Gambar 3. Selang.....................................................................................................5
Gambar 4. Stopwatch...............................................................................................6
Gambar 5. Tempat Penampungan Air......................................................................6
Gambar 6. Tinta.......................................................................................................6
Gambar 7. Air..........................................................................................................6

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bilangan Reynolds adalah parameter penting dalam mekanika fluida yang


digunakan untuk memprediksi jenis aliran fluida, baik itu laminar atau turbulen.
Parameter ini ditemukan oleh ilmuwan Inggris bernama Osborne Reynolds pada
tahun 1883, dan dinamai sesuai dengan namanya. Bilangan Reynolds adalah salah
satu dari beberapa parameter tak berdimensi yang digunakan dalam mekanika
fluida, dan dianggap sebagai salah satu parameter paling penting dalam
mempelajari aliran fluida.
Bilangan Reynolds (Re) didefinisikan sebagai rasio antara gaya inersia dan
gaya viskositas pada suatu fluida yang mengalir melalui suatu permukaan.
Bilangan Reynolds dapat digunakan untuk memprediksi jenis aliran pada suatu
fluida, apakah aliran tersebut laminar atau turbulen. Aliran laminar ditandai
dengan aliran yang stabil dan bergerak sejajar, sedangkan aliran turbulen ditandai
dengan aliran yang tidak stabil dan bergerak secara acak.
Pada bilangan Reynolds yang rendah, di bawah 2000, aliran fluida
cenderung laminar. Sedangkan pada bilangan Reynolds yang tinggi, di atas 4000,
aliran fluida cenderung turbulen. Pada bilangan Reynolds antara 2000 dan 4000,
aliran fluida dapat menjadi transisi antara laminar dan turbulen, dan tergantung
pada banyak faktor seperti kekasaran permukaan dan kecepatan aliran.
Penggunaan bilangan Reynolds sangat penting dalam banyak aplikasi
mekanika fluida seperti perencanaan sistem perpipaan, pemilihan jenis pompa,
dan desain sayap pada pesawat terbang. Dalam praktikum mekanika fluida,
bilangan Reynolds dapat dihitung dengan menggunakan data fisik seperti laju
aliran, kecepatan aliran, dan dimensi geometris suatu sistem.

iv
B. Tujuan

1. Mengetahui besarnya bilangan Reynold pada suatu fluida.


2. Mengetahui jenis aliran fluida pada suatu pipa tertutup.

v
II. TINJAUAN PUSTAKA

Mekanika Fluida merupakan ilmu yang mempelajari keseimbangan dan


gerakan zat cair maupun gas, serta gaya tarik dengan benda–benda disekitarnya
atau yang dilalui saat mengalir. Fluida adalah zat yang dapat bergerak ketika
dikenai gaya. Fluida dapat berubah bentuk dan bersifat tidak permanen. Fluida
membentuk berbagai jenis benda padat sesuai dengan bentuk benda yang
dilewatinya (Akmal et al., 2019).
Bilangan Reynolds adalah perbandingan antara gaya inersia (vsp) terhadap
gaya viskositas (μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut
dengan suatu kondisi aliran tertentu (Khotimi et al., 2021).
Viskositas adalah ketahanan fluida terhadap aliran. Viskositas yang tinggi
menjadikan aliran fluida semakin kecil sehingga tekanan yang dibutuhkan untuk
mengalirkan fkuida melalui pipa lebih besar dibandingkan fluida yang
viskositasnya rendah. Dengan adanya tahanan aliran yang besar ini akan
mengakibatkan pressure drop yang terjadi semakin besar. Viskositas berpengaruh
dalam menentukan faktor fraksi melalui perhitungan bilangan Reynold yang
sangat berpengaruh terhadap faktor friksi dan akan mempengaruhi perhitungan
pressure drop (Armansyah, 2021).

vi
III. METODOLOGI

A. Alat dan bahan

1. Alat
a. Alat Penguji
b. Penggaris
c. Selang
d. Stopwatch
e. Tempat Penampungan Air
2. Bahan
a. Tinta
b. Air

B. Prosedur Kerja

1. Pastikan alat penguji aliran fluida terpasang dengan benar.


2. Isilah tabung penguji air sampai penuh, dipastikan tinta telah dimasukkan ke
dalam tabung.
3. Bukalah kran air dengan mengaturnya, untuk mengalirkan air dalam tabung
penguji katup dibuka yang terpasang di bawah tempat tinta untuk
mengalirkan tinta. Katup diatur agar aliran tinta pada saat kran air dibuka
penuh dan tidak penuh dapat dibedakan (membentuk benang atau tidak).
4. Amati aliran tinta dalam pipa. Apakah membentuk benang atau tinta
bercampur dengan air.
5. Tampung aliran air yang keluar dari kran untuk mengetahui debit (Q) dan
dicatat lama proses penampungan tersebut (t).
6. Percobaan diulang sampai 2 kali dengan t = 5 detik dan t = 10 detik.

vii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Alat dan bahan

a. Alat
1) Alat Penguji

Gambar 1. Alat Penguji.

2) Penggaris

Gambar 2. Penggaris.

3) Selang

Gambar 3. Selang.

viii
4) Stopwatch

Gambar 4. Stopwatch.

5) Tempat Penampungan Air

Gambar 5. Tempat Penampungan Air.

b. Bahan
1) Tinta

Gambar 6. Tinta.
2) Air

Gambar 7. Air.

ix
2. Prosedur Kerja
a. Saluran air dihubungkan dengan selang untuk mengalirkan air ke dalam
saluran.
b. Kran dibuka dan air dibiarkan mengalir sampai aliran stabil.
c. Tinggi dan lebar air dalam saluran air diukur (mengukur lebar dan panjang
potongan kaca penutup 1, 2, 3).
d. Potongan daun kering dialirkan dalam pipa kaca sejauh 1meter dan waktu
yang ditempuh dicatat. Percobaan diulang sampai 3 kali dengan ketinggian
air yang berbeda.
3. Hasil Pratikum
Tabel 1. Data hasil pratikum
Diameter Panjang Kecepatan aliran Sifat
t
pipa pipa (v = Q/A) aliran
Bukaan
2 0,015 0,905 1,07 m/s Turbulen
penuh
Bukaan
2 0,015 0,905 0,426136363 Laminar
setengah

a. Kecepatan aliran
1) Bukaan penuh
V 380× 10−6
a) Q= = = 1,9 × 10-4 m3/s
t 2
−4
Q 1,9× 10
b) v = = = 1,07 m/s
A 1.76× 10− 4
2) Bukaan setengah
V 150× 10−6
a) Q= = = 7,5 × 10-5 m3/s
t 2
Q 7,5 ×10−5
b) v = = = 0,426136363 m/s
A 1.76× 10− 4
b. Bilangan Reynold
1) Bukaan penuh
v .D. ρ
ℜ=
µ
v = kecepatan aliran

x
D = diameter pipa
ρ = massa jenis fluida (100 kg/m2)
µ = viskositas absolut (1,519 Ns/m2)

v .D. ρ
ℜ=
µ
1,07 × 0,015 ×1000
ℜ= −3
1,519× 10
ℜ=10566 , 16
2) Bukaan setengah
v .D. ρ
ℜ=
µ
0,426136363× 0,015× 1000
ℜ=
1,519 × 10−3
ℜ=1231,6
3) Penentuan jenis aliran
1) Bukaan penuh
Re bukaan penuh = 10566,16, sehingga dapat dikatakan bahwa pada
saat kran dibuka penuh, terjadi aliran turbulen karena Re > 4000.
2) Bukaan setengah
Re bukaan setengah = 1231,6, sehingga dapat dikatakan bahwa pada
saat kran dibuka setengah, terjadi aliran laminar, karena Re < 2100.

B. Pembahasan

Bilangan Reynold adalah rasio antara gaya inersia (vsp) terhadap gaya
viskos yang menghitung hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi
aliran tertentu. Bilangan Reynold ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan
jenis-jenis aliran fluida yang berbeda. Bilangan Reynold merupakan suatu satu
bilangan yang tidak berdimensi yang sangat penting dalam mekanika fluida dan
dapat digunakan seperti halnya dengan bilangan tidak berdimensi lainnya
(Armansyah, 2021).

xi
Reynold number (Re) atau bilangan Reynold adalah suatu bilangan tanpa
dimensi yang menganalisa gaya inersia fluida. Jenis aliran fluida dan gaya
gesekan yang terjadi dengan permukaannya akan menentukan Bilangan Reynold.
Untuk membedakan antara aliran laminar, transisi, dan turbulen maka digunakan
bilangan Reynolds, yang merupakan perbandingan antara gaya inersia dengan
gaya viskos (Mukhlisin, 2021). Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah
rasio antara gaya inersia (vsp) terhadap gaya viskos (µ/L) yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran
tertentu. Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang penting
dalam mekanika fluida dan digunakan seperti bilangan tak berdimensi lainya,
yaitu untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude (Firdaus
et al., 2023).
Bilangan Reynolds merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang
paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya bilangan tak
berdimensi lain, untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic
similitude. Jika dua pola aliran mirip secara geometris,mungkin pada fluida yang
berbeda dan laju aliran yang berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi
yang relevan, keduanya disebutmemiliki kemiripan dinamis. Bilangan ini
digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar
dan turbulen. Persamaan bilangan Reynolds yaitu:
ρ. v . d
ℜ=
μ

Dimana:
Re = Bilangan Reynolds
v = Kecepatan rata-rata fluida yang mengalir (m/s)
d = Diameter pipa (m)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m³)
μ = Viskositas dinamik fluida (m2/s)
Bilangan Reynolds digunakan untuk menentukan sifat pokok aliran, apakah
aliran tersebut laminar, transisi atau turbulen serta letaknya pada skala yang

xii
menunjukkan pentingnya secara relatif kecenderungan turbulen berbanding
dengan laminar.
Adapun jenis-jenis aliran fluida adalah sebagai berikut:
1. Aliran laminar adalah aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan-
lapisan, atau laminar-laminardengan satu lapisan meluncur secara lancar.
Dalam aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam
kecendrungan terjadinya gerakan relative antar lapisan.
2. Aliran turbulen adalah aliran dimana pergerakan dari partikel-
partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami pencampuran
serta putaran partikel antar lapisan yang mengakibatkan saling tukar
momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala
besar.
3. Aliran Transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran
turbulen. aliran turbulen mempunyai nilai bilangan Reynoldsnya antara 2000
sampai dengan 4000.
Dilihat dari kecepatan aliran, menurut hukum Reynolds diasumsikan
laminar bila aliran tersebut memiliki Re kurang dari 2300, untuk aliran transisi
berada pada bilangan Re 2300 dan 4000 bisa juga sebagai bilangan reynolds
kritis, sedangkan aliran turbulen mempunyai bilangan Re lebih dari 4000.
Pada Re < 2300, aliran bersifat laminer. Pada Re > 4000, aliran bersifat
turbulen. Pada Re = 2300 - 4000 terdapat daerah transisi. Dimana aliran dapat
bersifat laminer atau turbulen tergantung pada kondisi pipa dan aliran.
Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap
deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur,
tekanan, kohesi dan laju perpindahan momentum molekularnya. Viskositas zat
cair cenderung menurun dengan seiring bertambahnya kenaikan temperatur, hal
ini disebabkan gaya-gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami
penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang
menyebabkan berturunnya viskositas dari zat cair tersebut (Khotimi et al., 2021).

xiii
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum, kita dapat mengetahui bagaimana cara


mengukur debit aliran pada saluran terbuka dengan model alat sederhana yaitu
dengan menggunakan pipa kaca dengan cara kerjanya yaitu mengukur luas
penampang kaca dan juga kecepatan aliran yang dapat diketahui dengan
menghitung kecepatan daun kering yang bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya.
Sehingga didapatkan data luas penampang (A) dan kecepatan aliran (V) yang
selanjutnya dapat digunakan untuk mengukur debit (Q) pada saluran terbuka
tersebut.
Aliran fluida mengalir dari luas penampang satu menuju luas penampang
dua. Pada luas penampang awal fluida memiliki kecepatan satu. Didalam
prakteknya, faktor penting dalam studi hidrolika adalah kecepatan aliran dan debit
aliran. Dari hasil praktikum, dapat diketahui hasil debit dari kaca penutup 1, 2,

xiv
dan 3 hasilnya berbeda-beda.hal ini disebabkan karena perbedaan luas penampang
dan kecepatan aliran. Pada kaca penutup 1 diperoleh debit sebesar 1,3 × 10-4 m3/s,
kemudian kaca penutup 2 sebesar 6,67 × 10-5 m3/s, dan kaca penutup 3 sebesar
4,93 × 10-5 m3/s.

B. Saran

Praktikum yang sudah dilaksanakan sudah berjalan dengan baik dan lancar.
Namun, karena terkendala hujan maka kegiatan praktikum berjalan tidak sesuai
dengan waktu yang sudah ditetapkan. Penulis menyarankan untuk melakukan
praktikum ditempat yang lebih luas dan rata agar saluran air berbahan kacanya
tidak miring karena permukaan yang tidak rata. Untuk praktikum berikutnya
sebaiknya dilakukan lebih tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Mukhlisin, A., Erwin, E., & Wiyono, S. (2022). Rancang Bangun Smoke
Generator pada Kecepatan Angin Rendah dengan Wind Tunnel Rangkaian
Terbuka. Jurnal Asiimetrik: Jurnal Ilmiah Rekayasa Dan Inovasi, 4(1), 81-
88.

Armansyah, B. 2021. Analisis Pressure Drop Akibat Terjadinya Friction Dengan


Persamaan Bernoulli Pada Aliran Pipa Sumur Gas Lapanagan Pnn.
Universitas Islam Riau Pekanbaru.

xv
LAMPIRAN

xvi

Anda mungkin juga menyukai