Disusun Oleh :
NIM : 2017520121
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmatnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Perencanaan Bangunan Air” dapat
menyelesaikan dengan tepat waktu. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah membantu, baik materi maupun material.
Dengan ini penulis harapan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca,penulis juga menyadari bahwa makalah ini masi jauh dari
sempurna oleh kerena itu penulis mengharapkan pembaca dapat meluruskan.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan keritik dan saran yang membangun dari
pembaca,penulis juga memohon maf yang sebesarnya.
.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Pengertian bendung tetap.....................................................................................................4
1.2 Bagian- Bagian bendung......................................................................................................5
1.2.1 Bangunan utama................................................................................................................5
1.2.2 Bangunan pelengkap.........................................................................................................7
BAB II........................................................................................................................................8
PERENCANAAN BENDUNG TETAP....................................................................................8
2.1 Penentuan Elevasi Mercu bendung......................................................................................8
2.2 Penentuan Lebar Bendung...................................................................................................8
2.3 Penentuan Tinggi muka air di atas mercu..........................................................................10
2.4 Perencanaan peredam energi..............................................................................................14
2.5 Penentuan tipe kolam olak.................................................................................................17
Diagram Untuk Pemilihan Peredam Energi.............................................................................18
BAB III.....................................................................................................................................21
DATA YANG DI GUNAKAN................................................................................................21
3.1 Data yang diperlukan dalam perencanaan bendung...........................................................21
3.2 Data tugas besar.................................................................................................................22
BAB IV....................................................................................................................................23
ANALISA DATA....................................................................................................................23
4.1 Penentuan Elevasi mercu bendung.....................................................................................23
4.2 Penentuan lebar bendung...................................................................................................23
4.3 Penentuan Tinggi Muka Air di atas Mercu........................................................................23
4.4 Perencanaan Peredam Energi.............................................................................................24
4.5 Penentuan Tipe Kolam Olak..............................................................................................24
4.6 Penggambaran....................................................................................................................25
BAB V......................................................................................................................................26
PENUTUP................................................................................................................................26
4.1 Kesimpulan dari hasil perencanaa......................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
Bendung tetap adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannyatidak dapat diubah,
sehingga muka air di hulu bendung tidak dapat diatur sesuai yang dikehendaki. Pada bendung
tetap,elevasi muka air di hulu bendung berubah sesuai dengan debit sungai yang
sedang melimpas (mukaair tidak bisa diatur naik ataupun turun). Bendung tetap biasanya
dibangun pada daerah hulu sungai. Pada daerah hulu sungai kebanyakan tebing-tebingsungai
relatip lebih curam dari pada di daerah hilir. Pada saat kondisi banjir,maka elevasi muka air
di bendung tetap (fixed weir) yang dibangun di daerah hulu tidak meluber kemana-mana
(tidak membanjiri daerah yang luas) karenaterkurung oleh tebing-tebingnya yang curam
1.2.2 Bangunan pelengkap
Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke bangunan utama
diperlukan keperluan :
(1)Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran.
(2) Rumah untuk operasi pintu.
(3) Peralatan komunikasi, tempat teduh serta perumahan untuk tenaga operasional, gudang
dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan.
(4) Jembatan di atas bendung, agar seluruh bagian bangunan utama mudah di jangkau, atau
agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum.
(5) Instalasi tenaga air mikro atau mini, tergantung pada hasil evaluasi ekonomi serta
kemungkinan hidrolik. Instalasi ini bisa dibangun di dalam bangunan bendung atau di ujung
kantong lumpur atau di awal saluran.
(6) Bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang senyatanya perlu dijaga
keseimbangan lingkungannya sehingga kehidupan biota tidak terganggu. Pada lokasi diluar
pertimbangan tersebut tidak diperlukan tangga ikan
BAB II
PERENCANAAN BENDUNG TETAP
Agar pembuatan bangunan peredam energi tidak terlalu mahal, maka aliran per satuan lebar
hendaknya dibatasi sampai sekitar 12-14 m3/dt.m1, yang memberikan tinggi energi
maksimum sebesar 3,5 – 4,5 m.
Lebar efektif mercu (Be) dihubungkan dengan lebar mercu yang sebenarnya (B), yakni jarak
antara pangkal-pangkal bendung dan/atau tiang pancang, dengan persamaan berikut:
Be = B – 2 (nKp + K a) H1
dimana:
n = jumlah pilar
Kp = koefisien kontraksi pilar
Ka = koefisien kontraksi pangkal bendung
H1 = tinggi energi, m
Tabel harga koefisien Kp & Ka
Pilar Kp
Berujung segi empat dengan ujung yang dibulatkan dengan r ≈0,1 t 0,002
Berujung bulat 0,01
Berujung runcing 0,00
Pangkal tembok Ka
0
Segi empat bersudut 90 ke arah aliran 0,20
Bulat bersudut 90 0ke arah aliran dengan 0,5 He > r > 0,15 He 0,10
Bulat bersudut 45 0 ke arah aliran dengan r >0,5 He 0,00
Persamaan tinggi energi-debit untuk bendung ambang pendek dengan pengontrol segi
empat adalah:
Faktor koreksi untuk selain tinggi energi rencana pada bendung mercu ogee
Cd = C0C1C2
C0 adalah konstanta (= 1,30)
C1 adalah fungsi p/hd dan H1/hd
C2 adalahfaktor koreksi untukpermukaan hulu
2. Mercu Ogee
Mercu Ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bandung ambang tajam aerasi. Untuk
merencanakan permukaan mercu Ogee bagian hilir, U.S. Army Corps of Engineers
telah mengembangkan persamaan berikut:
n
y 1 X
=
hd k hd[ ]
di mana x dan y adalah koordinat-koordinat permukaan hilir (lihat Gambar 4.9) dan
hd adalah tinggi energi rencana di atas mecu. Harga-harga K dan n adalah parameter.
y2 1
= ¿
yu 2
v1
dimana : Fr =
√ g yu
y2 = kedalaman air di atas ambang ujung, m
yu = kedalaman air di awal loncat air, m
Fr = bilangan Froude
v1 = kecepatan awal loncatan, m/dt
g = percepatan gravitasi, m/dt2 ( 9,8 m/dt2)
Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot. Untuk menjaga agar
loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di atas lantai, maka lantai harus
diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya sama dengan kedalaman
konjugasi. Untuk aliran tenggelam, yakni jika muka air hilir lebih tinggi dari 2/3 H1 di atas
mercu, tidak diperlukan peredam energi.
Panjang Kolam
Panjang kolam loncat air biasanya kurang dari panjang bebas loncatan tersebut ditambah
adanya ambang ujung (endsill). Ambang yang berfungsi untuk memantapkan aliran ini
umumnya ditempatkan pada jarak;
Lj = 5 (n + y2)
dimana: Lj = panjang kolam, m
n = tinggi ambang ujung, m
y2 = kedalaman air di atas ambang, m.
Tinggi yang diperlukan ambang ujung ini sebagai fungsi bilangan Froude (Fr), kedalaman air
yang masuk yu, dan tinggi muka air hilir.
2.5 Penentuan tipe kolam olak
JENIS KOLAM OLAK BERDASARKAN BILANGAN FROUDE
(1) Fru ≤ 1,7 tidak diperlukan kolam olak
(2) 1,7 < Fru ≤ 2,5 maka kolam olak diperlukan untuk meredam energi
secara efektif. Pada umumnya kolam olak dengan ambang ujung
mampu bekerja dengan baik. Untuk penurunan muka air Z < 1,5 m
dapat dipakai bangunan terjun tegak.
(3) 2,5 < Fru ≤ 4,5 maka akan timbul situasi yang paling sulit dalam
memilih kolam olak yang tepat. Loncatan air tidak terbentuk dengan
baik dan menimbulkan gelombang sampai jarak yang jauh di saluran.
Cara mengatasinya adalah mengusahakan agar kolam olak untuk
bilangan Froude ini mampu menimbulkan olakan (turbulensi) yang
tinggi dengan blok halangnya atau menambah intensitas pusaran
dengan pemasangan blok depan kolam. Blok ini harus berukuran
besar (USBR tipe IV).
(4) Jika Fru ≥ 4,5 ini akan merupakan kolam yang paling
ekonomis. karena kolam ini pendek. Tipe ini, termasuk
kolam olak USBR tipe III yang dilengkapi dengan blok
depan dan blok halang.
Diagram Untuk Pemilihan Peredam Energi
Lj = 5 (n + y2)
Data
Lebar palung sungai 50
Elevasi dasar sungai rata- rata 61,55 + 3 Nim belakang
Elevasi sawah tertinggi 63,00 + 3 Nim belakang
Elevasi sawah terjauh 62,00 + 3 Nim belakang
Panjang saluran ke sawah tertinggi 2000,00
Panjang saluran ke sawah terjauh 3000,00
Kemiringan saluran rata-rata 0,0002
Jumlah boks pada sawah tertinggi 3,00
Jumlah boks pada sawah terjauh 5,00
Jumlah bangunan lain pada sawah tertinggi 3,00
Jumlah bangunan lain pada sawah terjauh 5,00
Elevasi m. a hilir pada Q 100 th 62,50 +3 nim
Debit banjir sungai Q 100 th 600 m3/dt
BAB IV
ANALISA DATA
Diketahui Cd =
OGEE 1
X Y H1 2,83
q 10,21
0 0 v 1,74
0,5 0,060 Ha 0,154
1 0,217 Hd 2,673
1,5 0,459
2 0,781 R1= 0,535
2,5 1,181 R2= 1,337
1
√
v 1= 2 g( H 1+ z )
2
y2
=1/2 (√ 1+8 Fr2 -1
yu
Lj 29,21 30,00
w 0,38
2,5w 0,95
2yu 0,76
1,25yu 0,47
BAB V
PENUTUP
Bendungan adaah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan muka air
sungai agar bisa di sadap.bendungan merupakan salah satu bagian dari banguan utama.fungsi
utama dari bangunan utama atau bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka air dari
sungai yang di bendung sehingga air bisa di sadap dan di alirkan ke seluruh lewat bangunan
pengambilan (intake strukture ).bendung terdiri dari beberapa jenis bendung tetap,bendung
gerak.dalam penentuan suatu bendung perlu di lihat pemilihan lokasi bendung yang tepat .