OLEH
ZAHRUL ICHSAN
NIM 150702027
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 3
1.2 Rumusan Permasalahan ............................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
bagaimana pengaruh dari peluapaan (overtopping) terhadap banjir atau
kerusakan lingkungan .
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tampungan air pada bendungan mempunyai sifat fisik antara lain active
storage, inactive storage, death storage, elevasi muka air minimum, elevasi mercu
bangunan pelimpah (spillway), dan elevasi muka air maksimum volume
tampungan aktif (active storage) adalah volume waduk untuk memenuhi
kebutuhan yang direncanakan. Volume tampungan tidak aktif (in active storage)
adalah volume waduk antara bagian terbawah dari bangunan pengeluaran dengan
permukaan air terendah untuk operasi. Volume tampungan mati (dead storage)
adalah volume waduk yang terletak di bagian terbawah dari bangunan
pengeluaran dan merupakan ruang yang diperuntukkan untuk sedimen. Volume
tampungan banjir (flood storage) berfungsi untuk meredam banjir yang terjadi
(Soedibyo, 1993).
Analisis keruntuhan bendungan terkait langsung dengan jumlah air yang ada
dalam tampungan banjir yaitu volume ruang menampung banjir , yaitu volume ai
diatas mercu spillway (Anonim, 1994).
Penyebab keruntuhan bendungan
Keruntuhan bendungan biasanya diawali dengan rekahan (breach) yang berbentuk
pada tubuh bendungan. Rekahan adalah bukaan yang terbentuk pada proses
runtuhnya tubuh bendungan. Sebenarnya mekanisme tidak begitu dipahami baik
bendungan urugan tanah maupun beton (Yanuar, 2012). Untuk meramal banjir di
hilir akibat keruntuhan bendungan, biasanya dianggap bendungan runtuh total san
mendadak (Fread, 1988 dalam Yanuar, 2012)
Menurut Abinet Kutie Asrate (2010), tipe-tipe keruntuhan bendungan meliputi:
keruntuhan overtopping atau keruntuhan genangan normal. Namun menurut
Rusfandi Usman (2001), ada 4 penyebab keruntuhan bendungan:
1. Erosi akibat mengalirnya air melalui lubang-lubang/pondasi (piping).
2. Kerusakan akibat retakan (crack).
3. Longsoran (slide).
4. Peluapan (overtopping).
5
Dari hasil analisis statistik keruntuhan bendungan di seluruh dunia yang telah
dilakukan oleh international commission on large dam (ICOLD) menunjukkan
bahwa tipe keruntuhan bendungan yang paling sering adalah overtopping
(Anonim, 1995). Erosi internal dan erosi buluh (piping) merupakan salah satu
penyebab keruntuhan pada bendungan tipe urugan disebabkan oleh erosi internal
dan 60 keruntuhan disebabkan oleh erosi buluh. Pada umumnya 50% terjadi pada
tubuh bendungan, 40% terjadi pada pondasi, dan sisanya 10% terjadi lewat tubuh
dan pondasi bendungan (Najoan Th, 2006).
6
atau peralatan yang meningkatkan atau menurunkan perahu sehingga
dapat berlayar melewati bendungan.
7
b. Bendungan penangkap/pembelok air (diversion dam) bendungan
yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi sehingga dapat
mengalir masuk kedalam saluran air atau terowongan air.
8
Ada 2 (dua) tipe yaitu :
a. Bendungan untuk dilewati air (overflow dams) adalah bendungan
yang dibangun untuk dilewati air misalnya pada bangunan
pelirnpah.
b. Bendungan untuk rnenahan air (non overflow dam) adalah
bendungan yang sarna sekali tidak boleh dilewati air.
5. Tipe bendungan berdasarkan konstruksinya.
Ada 3 (tiga) tipe yaitu :
a. Bendungan urugan (fill type dam) adalah benduangan yang
dibangun dari hasil penggalian bahan tanpa bahan tambahan lain
yang bersifat campuran secara kimia,jadi betul-betul bahan
pembentuk bendungan asli. Gb.7
9
1) Bendungan homogen
Suatu bendungan urugan digolongkan dalam type homogen,
apabila bahan yang membentuk tubuh bendungan tersebut terdiri
dari tanah yang hampir sejenis dan gradasinya (susunan ukuran
butirannya) hampir seragam. Tubuh bendungan secara
keseluruhannyaberfungsi ganda, yaitu sebagai bangunan
penyangga dan sekaligus sebagai penahan rembesan air.
(Gb.7.2.a)
2) Bendungan zonal
Bendungan urugan digolongkan dalam tyjpe zonal, apabila
timbunan yang membentuk tubuh bendungan terdiri dari batuan
dengan gradasi (susunan ukuran butiran) yang berbeda-beda
dalam urutan-urutan pelapisan tertentu. (Gbr.7.2.b) Pada
bendungan type ini sebagai penyangga terutama dibebankan
kepada timbunan yang lulus air (zone lulus air), sedang penahan
rembesan dibebankan kepada timbunan yang kedap air (zone
kedap air).
Berdasarkan letak dan kedudukan dari zone kedap aimya, maka
type ini masih dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :
Bendungan urutan zonal dengan tirai kedap air atau
"bendungan tirai" (front core fill type dam), ialah bendungan
zonal dengan zona kedap air yang membentuk lereng udik
bendungan tersebut.( Gbr.7.2.b.1).
Bendungan urugan zonal denganinti kedap air miring atau
"bendungan inti miring" (inclined- corefill type dam), ialah
bendungan zonal yang zone kedap aimya terletak didalam
tubuh bendungan dan berkedudukan miring ke arah hilir
(Gbr.7.2.b.l dan Gbr.7.2.b.2).
Bendungan urugan zonal dengan inti kedap air tegak atau
"bendungan inti tegak" (central-core fill type dam), ialah
bendungan zonal yang zona kedap airmya terletak didalam
10
tubuh bendungan dengan kedudukan vertikal. Biasanya inti
tersebut terletak di bidang tengah dari tubuh bendungan.
(Gbr.7.2.b.3).
3) Bendungan urugan bersekat (bendungan sekat)
Bendungan urugan digolongkan dalam type sekat (facing)
apabila di lereg u.dik tubuh bendungan dilapisi dengan sekat
tidak luhls air (dengan kekedapan yang tinggi) seperti lembaran
baja tahan karat, beton aspal, lembaran beton bertulang,
hamparan plastik, susunan beton blok, dan lain-lain. (Gbr.7.2.c)
11
merupakan gabungan beberapa lengkung, maka disebut
concrete multiple arch dam.
c. Tipe bendungan berdasar fungsinya.
Ada 8 tipe yaitu :
a. Bendungan pengelak pendahuluan (Primary coffer dam) adalah
bendungn yang pertama-tama dibangun di sungai pada debit air
rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering
yang memungkinkan pembangunan secara teknis.
b. Bendungan pengelak (coffer dam) adalah bendungan yang
dibangun sesudah selesainya bendungan pengelak pendahuluan
sehingga lokasi rencana bendungan utama menjadi kering, yang
memungkinkan pembanguna secara teknis.
c. Bendungan utama (Main dam) adalah bendungan yang dibangun
untuk satu atau lebih tujuan tertentu.
d. Bendungan (high level dam) adalah bendungan yang terletak
disisi kiri atau kanan bendungan utama, yang tinggi puncaknya
juga sarna
e. Bendungan di tempat rendah (sadlle dam) adalah bendungan
yang terletak ditepi waduk yang jauh dari bendungan utama
yang dibangun untuk mencegah keluarnya air dari waduk,
sehingga air waduk tidak mengalir kedaerah sekitarnya.
f. Tanggul adalah bendungan yang terletak di sisi kiri atau kanan
bendungan utama dan ditempat yang dari bendungan utama
yang tingginya maksimum 5 meter dengan panjang mercu
maksimum 5 kali tingginya.
g. Bendungan limbah industri (Industrial waste dam) adalah
bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk
menahan limbah yang berasal dari industri.
h. Bendungan pertambangan (Main Tailing dam) adalah
bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk
12
menahan hasil galian pertambangan dan bahan pembuatannya
berasal dari hasil galian pertambangan itu.
5. Menurut ICOLD (The International Commossion on Large Dams)
dibagi menjadi 6 tipe bendungan :
a. urugan tanah
b. urugan batu
c. beton berat sendiri
d. beton penyangga
e. beton lengkung
f. beton lebih dari satu lengkung
13
Kebutuhan daya listrik biasanya mempunyai variasi musiman yang jelas
tergantung pada jenis daerah yang dilayani. Untuk menghasilkan listrik, air
yang dialirkan ke hilir dilewatkan pada suatu turbin.
d. Pelayaran
Bendungan yang direncanakan untuk menyediakan air guna menjaga aliran
air di hilir, bagi pelayaran melayani kebutuhan air yang sangat jelas bersifat
musiman, yang pelepasan puncaknya dibutuhkan selama akhir musim
kemarau.
e. Pengurangan banjir
Kebutuhan dasar bagi pengurangan banjir adalah cukupnya ruang
tampungan kosong untuk memungkinkan ditahannya air banjir di musim
hujan (banjir).
f. Rekreasi
Biasanya tidak praktis untuk merencanakan bendungan besar hanya untuk
rekreasi, sehingga setiap keuntungan dari rekreasi biasanya bersifat
tambahan terhadap fungsi-fungsi lain dari proyek yang bersangkutan.
Bendungan rekreasi yang ideal adalah waduk yang hampir selalu penuh
selama musim rekreasi untuk memungkinkan orang melakukan permainan
perahu, memancing, berenang dan olah raga air lainnya.
g. Ikan dan kehidupan liar
Masalah ikan dan kehidupan liar di bendungan-bendungan besar terutama
adalah persoalan perlindungan. Pembangunan bendungan mengakibatkan
perubahan besar dalam habitat bagi kehidupan liar yang ada, sehingga dapat
menyebabkan pengurangan suatu jenis dan bertambahnya jenis-jenis ikan
yang lain. Naik turunnya permukaan air yang besar dan berlangsung cepat
membahayakan ikan, terutama pada masa-masa kritis, misalnya masa
bertelur.
h. Pengendalian pencemaran
Suatu bendungan dapat untuk penambahan aliran-rendah, yaitu pelepasan
air pada masa air-rendah untuk mendapatkan larutan air sedemikian rupa,
sehingga sungai itu dapat lebih baik mengasimilasikan air limbah yang
14
dituangkan kedalamnya. Walaupun demikian, pelepasan dari suatu
bendungan dapat menyumbang pencemaran, karena perubahan mutu air
yang sering terjadi di dalam bendungan.
i. Pengendalian nyamuk
Bila diinginkan, suatu waduk dapat dioperasikan untuk mengendalikan
pertumbuhan nyamuk dengan cara mengatur naik turunnya permukaan air
dengan cepat, yang akan mendamparkan jentik-jentik di pinggir bendungan.
a. Degradasi alur hilir atau tepi-tepi pantai akibat hilangnya sedimen karena
tertangkap di dalam waduk.
b. Hilangnya tempat-tempat yang mempunyai sifat geologis, historis,
arkeologis, atau pemandangan yang unik akibat genangan waduk.
c. Tergenangnya daerah penangkaran benih ikan yang berpindah-pindah yang
menghalangi proses reproduksinya, atau rusaknya kerikil pembenihan akibat
pengerukan atau pelapisan alur.
d. Perubahan suhu air sungai karena adanya waduk mengakibatkan
berubahnya kehidupan air di sungai itu.
e. Pelesapan air dasar waduk yang mungkin mengandung larutan garam berat
atau sedikit oksigen mengakibatkan berubahnya kehidupan air.
f. Drainasi rawa-rawa, lubang-lubang karang dan sebagainya memperkecil
peluang hidup binatang dan burung-burung air atau ampibi.
g. Perubahan mutu air akibat drainasi dari suatu proyek irigasi dapat
merangsang pertumbuhan ganggang di air yang menampungnya atau
mendorong perubahan jenis kehidupan air akibat naiknya kegaraman air di
badan air yang menampung drainasi itu.
h. Terbentuknya penghalang bagi jalur perpindahan normal dari binatang-
binatang darat akibat adanya waduk.
15
i. Berubahnya jenis-jenis kehidupan air akibat meningkatnya kekeruhan air
dari erosi yang ditimbulkan oleh manusia atau dari pengerukan.
j. Kerusakan jenis-jenis kehidupan yang baik akibat bahan-bahan racun
(pestisida, logam-logam beracun, dan sebagainya) yang dibuang ke dalam
sungai dan terpusat pada rantai pangannya.
k. Kerusakan kehidupan ikan yang harus malalui pompa atau turbin atau
bangunan pelimpah bendungan besar.
l. Kerusakan tumbuh-tumbuhan di tebing sungai akibat perubahan pola aliran
sungai
2.5
16