Anda di halaman 1dari 16

KERUSAKAN LINGKUNGAN SEKITARAN BENDUNGAN YANG DI

SEBABKAN OLEH PELUAPAN (OVERTOPPING)

OLEH
ZAHRUL ICHSAN
NIM 150702027

PROGAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2018

1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 3
1.2 Rumusan Permasalahan ............................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bendungan merupakan konstruksi yang di bangun untuk membendung
aliran air sungai dan menampung air yang selanjutnya dimanfaatkan untuk
memenuhi keperluan manusia, melestarikan tanah dan sumber-sumber air
serta pengendalian erosi. Bendungan juga sebagai tampungan air pada saat
musim hujan untuk memenuhi kebutuhan air di musim kemarau. Selain itu,
bendungan juga dapat berfungsi sebagai pengendali banjir dan Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA).
Bendungan di samping memiliki manfaat yang sangat besar, juga
menyimpan potensi bahaya yang sangat besar. Bendungan yang runtuh daapt
menimbulkan banjir dahsyat yang akan mengakibatkan banyak korban jiwa,
harta benda, infrastruktur, dan kerusakan lingkungan.
Tahun 1976 bendungan Sempor yang merupakan bendungan timbunan
tanah runtuh akibat overtopping. Keruntuhan bendungan mengalirkan jutaan
meter kubik air ke sungai Jatinegara hingga menggenangi Kawasan Gombong
utara dan barat, merenggut nyawa setidaknya 96 orang, seperti yanf
disebutkan pada artikel (Rovicky Putrohari, 2009).
Tahun 2017 Bendungan Oroville, yang tertinggi di Amerika Serikat,
mengalami kebocoran akibat volume air berlebih dan mengancam 200 ribu
warga yang tinggal di hilir Sungai Feather. Sehingga warga terpaksa harus di
evakuasi, kejadian ini juga menyebabkan banjir dan kerusakan infrastruktur
jalan raya di sekitaran bendungan (www.cnnindonesia.com/internasional,
13/02/2017).
Berdasarkan hal di atas bendungan mempunyai dampak begitu besar
terhadap lingkungan, terutama apabila terjadi kegagalan/keruntuhan pada
bendungan (dam break) yang salah satu penyebab utama nya oleh Peluapan
(Overtopping). Sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang

3
bagaimana pengaruh dari peluapaan (overtopping) terhadap banjir atau
kerusakan lingkungan .

1.2 Rumusan Permasalahan


Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana
pengaruh dari ada nya keruntuhan bendungan/Dam terhadap lingkungan di
sekitarnya?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak bahaya dari
keruntuhan bendungan/dam bagi lingkungan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah dapat memahami dan mengetahui
informasi bagaimana dampak terhadap lingkungan oleh keruntuhan
bendungan/dam.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Tampungan air pada bendungan mempunyai sifat fisik antara lain active
storage, inactive storage, death storage, elevasi muka air minimum, elevasi mercu
bangunan pelimpah (spillway), dan elevasi muka air maksimum volume
tampungan aktif (active storage) adalah volume waduk untuk memenuhi
kebutuhan yang direncanakan. Volume tampungan tidak aktif (in active storage)
adalah volume waduk antara bagian terbawah dari bangunan pengeluaran dengan
permukaan air terendah untuk operasi. Volume tampungan mati (dead storage)
adalah volume waduk yang terletak di bagian terbawah dari bangunan
pengeluaran dan merupakan ruang yang diperuntukkan untuk sedimen. Volume
tampungan banjir (flood storage) berfungsi untuk meredam banjir yang terjadi
(Soedibyo, 1993).
Analisis keruntuhan bendungan terkait langsung dengan jumlah air yang ada
dalam tampungan banjir yaitu volume ruang menampung banjir , yaitu volume ai
diatas mercu spillway (Anonim, 1994).
Penyebab keruntuhan bendungan
Keruntuhan bendungan biasanya diawali dengan rekahan (breach) yang berbentuk
pada tubuh bendungan. Rekahan adalah bukaan yang terbentuk pada proses
runtuhnya tubuh bendungan. Sebenarnya mekanisme tidak begitu dipahami baik
bendungan urugan tanah maupun beton (Yanuar, 2012). Untuk meramal banjir di
hilir akibat keruntuhan bendungan, biasanya dianggap bendungan runtuh total san
mendadak (Fread, 1988 dalam Yanuar, 2012)
Menurut Abinet Kutie Asrate (2010), tipe-tipe keruntuhan bendungan meliputi:
keruntuhan overtopping atau keruntuhan genangan normal. Namun menurut
Rusfandi Usman (2001), ada 4 penyebab keruntuhan bendungan:
1. Erosi akibat mengalirnya air melalui lubang-lubang/pondasi (piping).
2. Kerusakan akibat retakan (crack).
3. Longsoran (slide).
4. Peluapan (overtopping).

5
Dari hasil analisis statistik keruntuhan bendungan di seluruh dunia yang telah
dilakukan oleh international commission on large dam (ICOLD) menunjukkan
bahwa tipe keruntuhan bendungan yang paling sering adalah overtopping
(Anonim, 1995). Erosi internal dan erosi buluh (piping) merupakan salah satu
penyebab keruntuhan pada bendungan tipe urugan disebabkan oleh erosi internal
dan 60 keruntuhan disebabkan oleh erosi buluh. Pada umumnya 50% terjadi pada
tubuh bendungan, 40% terjadi pada pondasi, dan sisanya 10% terjadi lewat tubuh
dan pondasi bendungan (Najoan Th, 2006).

2.1 Pengertian Bendungan


Bendungan (dam) adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air
menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga
digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.

2.2 Fungsi Bendungan


Beberapa fungsi bendungan antara lain sebagai berikut:
 Bendungan untuk persediaan air dan irigasi, menampung air dalam
sebuah waduk. Air ini kemudian dialirkan ke kota-kota atau pertanian
dengan menggunakan pipa atau saluran besar.
 Bendungan Hydropower, menggunakan air untuk menggerakkan plat
mesin yang dinamakan turbin untuk membangkitkan listrik. Listrik
kemudian dialirkan ke kota-kota atau pabrik dengan menggunakan
kabel transmisi. Setelah melewati turbin, air kemudian dilepaskan
kembali ke sungai yang terletak di bawah bendungan.
 Bendungan pengendali banjir, menampung air selama hujan deras untuk
mengurangi banjir pada hilir sungai
 Bendungan navigasi, menampung ai dan melepaskannya saat air dalam
sungai sedang rendah sehingga perahu dapat berlayar naik turun sungai
sepanjang tahun. Bendungan jenis ini biasanya dibangun dengan kunci,

6
atau peralatan yang meningkatkan atau menurunkan perahu sehingga
dapat berlayar melewati bendungan.

2.3 Jenis-jenis bendungan


Pembagian type bendungan dapat dibagi menjadi 7 keadaan yaitu :
1. Type bendungan berdasarkan ukurannya, ada 2 type yaitu :
a. Bendungan besar (Large Dams).
Berdasarkan klasifikasi :
 Ketinggian bendungan.
 Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500 meter.
 Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1juta meter
kubik
 Debit banjir maksimum yang diperhitungkan tidak tidak kurang
dari 2000 M3/detik
b. Bendungan keeil (Small Dam)
Semua bendungan yang tidak termasuk sebagai bendungan besar.
2. Tipe bendungan berdasar tujuan pembangunannya.
Ada 2 (dua) tipe yaitu :
a. Bendungan dengan tujuan tunggal (Single purpose dam). Adalah
bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja,
misalnya untuk PLTA, irigasi, pengendalian banjir dan kebutuhan
lain. .
b. Bendungan serba guna (multi purpose) adalah bendungan yang
dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan, misalnya PLTA dan
irigasi, Irigasi dan pengendalian banjir dll.
3. Tipe bendungan berdasar penggunaannya.
Ada 3 (tiga) tipe yaitu :
a. Bendungan untuk membentuk waduk (storage dam) adalah
bendungan yang dibangun untuk membentuk waduk guna
menyimpan air waktu kelebihan agar dapat dipakai pada waktu
diperlukan.

7
b. Bendungan penangkap/pembelok air (diversion dam) bendungan
yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi sehingga dapat
mengalir masuk kedalam saluran air atau terowongan air.

Bendungan Saguling di Sungai Citarum (Jawa Barat) (Bendungan Urugan).


Kapasitas listrik 700 Aflf, tinggi 98 m, panjang puncak 301,40 m urugan
2.700.000 m).

c. Bendungan untuk rnernperlarnbat jalannya air (detention dam)


adalah bendungan yang dibangun untuk rnernperlambat jalannya air,
sehingga dapat rnencegah banjir besar.

Masih dapat dibagi lagi rnenjadi 2 (dua) bagian


* Untuk rnenyirnpan air sernentara dan dialirkan kedalam saluran
alam dibagian hilir.
* Untuk rnenyirnpan air selama rnungkin agar dapat rneresap
didaerah sekitarnya.

4. Tipe bendungan berdasarkan jalannya air.

8
Ada 2 (dua) tipe yaitu :
a. Bendungan untuk dilewati air (overflow dams) adalah bendungan
yang dibangun untuk dilewati air misalnya pada bangunan
pelirnpah.
b. Bendungan untuk rnenahan air (non overflow dam) adalah
bendungan yang sarna sekali tidak boleh dilewati air.
5. Tipe bendungan berdasarkan konstruksinya.
Ada 3 (tiga) tipe yaitu :
a. Bendungan urugan (fill type dam) adalah benduangan yang
dibangun dari hasil penggalian bahan tanpa bahan tambahan lain
yang bersifat campuran secara kimia,jadi betul-betul bahan
pembentuk bendungan asli. Gb.7

dapat dibagi menjadi :

9
1) Bendungan homogen
Suatu bendungan urugan digolongkan dalam type homogen,
apabila bahan yang membentuk tubuh bendungan tersebut terdiri
dari tanah yang hampir sejenis dan gradasinya (susunan ukuran
butirannya) hampir seragam. Tubuh bendungan secara
keseluruhannyaberfungsi ganda, yaitu sebagai bangunan
penyangga dan sekaligus sebagai penahan rembesan air.
(Gb.7.2.a)
2) Bendungan zonal
Bendungan urugan digolongkan dalam tyjpe zonal, apabila
timbunan yang membentuk tubuh bendungan terdiri dari batuan
dengan gradasi (susunan ukuran butiran) yang berbeda-beda
dalam urutan-urutan pelapisan tertentu. (Gbr.7.2.b) Pada
bendungan type ini sebagai penyangga terutama dibebankan
kepada timbunan yang lulus air (zone lulus air), sedang penahan
rembesan dibebankan kepada timbunan yang kedap air (zone
kedap air).
Berdasarkan letak dan kedudukan dari zone kedap aimya, maka
type ini masih dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :
 Bendungan urutan zonal dengan tirai kedap air atau
"bendungan tirai" (front core fill type dam), ialah bendungan
zonal dengan zona kedap air yang membentuk lereng udik
bendungan tersebut.( Gbr.7.2.b.1).
 Bendungan urugan zonal denganinti kedap air miring atau
"bendungan inti miring" (inclined- corefill type dam), ialah
bendungan zonal yang zone kedap aimya terletak didalam
tubuh bendungan dan berkedudukan miring ke arah hilir
(Gbr.7.2.b.l dan Gbr.7.2.b.2).
 Bendungan urugan zonal dengan inti kedap air tegak atau
"bendungan inti tegak" (central-core fill type dam), ialah
bendungan zonal yang zona kedap airmya terletak didalam

10
tubuh bendungan dengan kedudukan vertikal. Biasanya inti
tersebut terletak di bidang tengah dari tubuh bendungan.
(Gbr.7.2.b.3).
3) Bendungan urugan bersekat (bendungan sekat)
Bendungan urugan digolongkan dalam type sekat (facing)
apabila di lereg u.dik tubuh bendungan dilapisi dengan sekat
tidak luhls air (dengan kekedapan yang tinggi) seperti lembaran
baja tahan karat, beton aspal, lembaran beton bertulang,
hamparan plastik, susunan beton blok, dan lain-lain. (Gbr.7.2.c)

b. Bendungan beton (concrete dam) adalah bendungan yang dibuat


dengan konstruksi beton dengan tulang maupun tidak.
Ada 4 tipe bendungan beton :
 Bendungan beton berdasarkan berat sendiri (concrete gravity
dam) adalah bendungan beton yang direncanakan untuk
menahan beban dan gaya yang bekerja padanya hanya
berdasar atas berat sendiri.
 Bendungan beton dengan penyangga (concrete buttress dam)
adalah bendungan beton yang mempunyai penyangga untuk
menyalurkan gaya-gaya yang bekeIja padanya. Banyak
dipakai apabila sungainya sangat lebar dan geologinya baik.
 Bendunganbeton berbentuk legkung atau busur (concrete
arch dam) adalah bendungan beton yang direncanakan untuk
menyalurkan gaya yang bekerja padanya melalui pangkal
tebing (abutment) kiri dan kana bendungan.
 Bendungan beton kombinasi (combination concrete dam atau
mixed type concrete dam) adalah kombinasi lebih dari satu
tipe bendungan. Apabila suatu bendungan beton berdasar
berat sendiri berbentuk lengkung disebut concrete arch
gravity dam dan kemudian apabila bendungan beton

11
merupakan gabungan beberapa lengkung, maka disebut
concrete multiple arch dam.
c. Tipe bendungan berdasar fungsinya.
Ada 8 tipe yaitu :
a. Bendungan pengelak pendahuluan (Primary coffer dam) adalah
bendungn yang pertama-tama dibangun di sungai pada debit air
rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering
yang memungkinkan pembangunan secara teknis.
b. Bendungan pengelak (coffer dam) adalah bendungan yang
dibangun sesudah selesainya bendungan pengelak pendahuluan
sehingga lokasi rencana bendungan utama menjadi kering, yang
memungkinkan pembanguna secara teknis.
c. Bendungan utama (Main dam) adalah bendungan yang dibangun
untuk satu atau lebih tujuan tertentu.
d. Bendungan (high level dam) adalah bendungan yang terletak
disisi kiri atau kanan bendungan utama, yang tinggi puncaknya
juga sarna
e. Bendungan di tempat rendah (sadlle dam) adalah bendungan
yang terletak ditepi waduk yang jauh dari bendungan utama
yang dibangun untuk mencegah keluarnya air dari waduk,
sehingga air waduk tidak mengalir kedaerah sekitarnya.
f. Tanggul adalah bendungan yang terletak di sisi kiri atau kanan
bendungan utama dan ditempat yang dari bendungan utama
yang tingginya maksimum 5 meter dengan panjang mercu
maksimum 5 kali tingginya.
g. Bendungan limbah industri (Industrial waste dam) adalah
bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk
menahan limbah yang berasal dari industri.
h. Bendungan pertambangan (Main Tailing dam) adalah
bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk

12
menahan hasil galian pertambangan dan bahan pembuatannya
berasal dari hasil galian pertambangan itu.
5. Menurut ICOLD (The International Commossion on Large Dams)
dibagi menjadi 6 tipe bendungan :
a. urugan tanah
b. urugan batu
c. beton berat sendiri
d. beton penyangga
e. beton lengkung
f. beton lebih dari satu lengkung

2.4 Manfaat dan Kerugian Bendungan


Dalam pembangunan fasilitas publik harus dilakukan peninjauan dari
segala segala sudut pandang agar nantinya mendapatkan hasil yang sesuai dengan
harapan. Begitu pula dengan pembangunan bendungan.
Menurut Linsley (1996), pembangunan bendungan memiliki tujuan/
manfaat untuk:
a. Irigasi
Kebutuhan air untuk irigasi biasanya bersifat musiman, dengan jumlah
maksimum selama musim panas (kemarau) yang kering dengan kebutuhan
yang kecil sekali atau sama sekali tidak ada pada musim dingin (musim
hujan).
b. Penyediaan air
Kebutuhan air rumah tangga lebih mendekati tetap sepanjang tahun dari
pada kebutuhan irigasi, tetapi maksimum musimannya biasanya terjadi di
musim panas (kemarau). Tuntutan kebutuhan itu biasanya bertambah
dengan perlahan-lahan dari tahun ke tahun, sehingga cadangan harus
disediakan untuk mengikuti pertambahan kebutuhan.
c. Daya listrik

13
Kebutuhan daya listrik biasanya mempunyai variasi musiman yang jelas
tergantung pada jenis daerah yang dilayani. Untuk menghasilkan listrik, air
yang dialirkan ke hilir dilewatkan pada suatu turbin.
d. Pelayaran
Bendungan yang direncanakan untuk menyediakan air guna menjaga aliran
air di hilir, bagi pelayaran melayani kebutuhan air yang sangat jelas bersifat
musiman, yang pelepasan puncaknya dibutuhkan selama akhir musim
kemarau.
e. Pengurangan banjir
Kebutuhan dasar bagi pengurangan banjir adalah cukupnya ruang
tampungan kosong untuk memungkinkan ditahannya air banjir di musim
hujan (banjir).
f. Rekreasi
Biasanya tidak praktis untuk merencanakan bendungan besar hanya untuk
rekreasi, sehingga setiap keuntungan dari rekreasi biasanya bersifat
tambahan terhadap fungsi-fungsi lain dari proyek yang bersangkutan.
Bendungan rekreasi yang ideal adalah waduk yang hampir selalu penuh
selama musim rekreasi untuk memungkinkan orang melakukan permainan
perahu, memancing, berenang dan olah raga air lainnya.
g. Ikan dan kehidupan liar
Masalah ikan dan kehidupan liar di bendungan-bendungan besar terutama
adalah persoalan perlindungan. Pembangunan bendungan mengakibatkan
perubahan besar dalam habitat bagi kehidupan liar yang ada, sehingga dapat
menyebabkan pengurangan suatu jenis dan bertambahnya jenis-jenis ikan
yang lain. Naik turunnya permukaan air yang besar dan berlangsung cepat
membahayakan ikan, terutama pada masa-masa kritis, misalnya masa
bertelur.
h. Pengendalian pencemaran
Suatu bendungan dapat untuk penambahan aliran-rendah, yaitu pelepasan
air pada masa air-rendah untuk mendapatkan larutan air sedemikian rupa,
sehingga sungai itu dapat lebih baik mengasimilasikan air limbah yang

14
dituangkan kedalamnya. Walaupun demikian, pelepasan dari suatu
bendungan dapat menyumbang pencemaran, karena perubahan mutu air
yang sering terjadi di dalam bendungan.
i. Pengendalian nyamuk
Bila diinginkan, suatu waduk dapat dioperasikan untuk mengendalikan
pertumbuhan nyamuk dengan cara mengatur naik turunnya permukaan air
dengan cepat, yang akan mendamparkan jentik-jentik di pinggir bendungan.

Selain dari manfaat-manfaat yang telah disebutkan diatas, pembangunan


bendungan juga menimbulkan dampak-dampak terhadap lingkungan sekitarnya,
yaitu:

a. Degradasi alur hilir atau tepi-tepi pantai akibat hilangnya sedimen karena
tertangkap di dalam waduk.
b. Hilangnya tempat-tempat yang mempunyai sifat geologis, historis,
arkeologis, atau pemandangan yang unik akibat genangan waduk.
c. Tergenangnya daerah penangkaran benih ikan yang berpindah-pindah yang
menghalangi proses reproduksinya, atau rusaknya kerikil pembenihan akibat
pengerukan atau pelapisan alur.
d. Perubahan suhu air sungai karena adanya waduk mengakibatkan
berubahnya kehidupan air di sungai itu.
e. Pelesapan air dasar waduk yang mungkin mengandung larutan garam berat
atau sedikit oksigen mengakibatkan berubahnya kehidupan air.
f. Drainasi rawa-rawa, lubang-lubang karang dan sebagainya memperkecil
peluang hidup binatang dan burung-burung air atau ampibi.
g. Perubahan mutu air akibat drainasi dari suatu proyek irigasi dapat
merangsang pertumbuhan ganggang di air yang menampungnya atau
mendorong perubahan jenis kehidupan air akibat naiknya kegaraman air di
badan air yang menampung drainasi itu.
h. Terbentuknya penghalang bagi jalur perpindahan normal dari binatang-
binatang darat akibat adanya waduk.

15
i. Berubahnya jenis-jenis kehidupan air akibat meningkatnya kekeruhan air
dari erosi yang ditimbulkan oleh manusia atau dari pengerukan.
j. Kerusakan jenis-jenis kehidupan yang baik akibat bahan-bahan racun
(pestisida, logam-logam beracun, dan sebagainya) yang dibuang ke dalam
sungai dan terpusat pada rantai pangannya.
k. Kerusakan kehidupan ikan yang harus malalui pompa atau turbin atau
bangunan pelimpah bendungan besar.
l. Kerusakan tumbuh-tumbuhan di tebing sungai akibat perubahan pola aliran
sungai

2.5

16

Anda mungkin juga menyukai