• Penelitian agama telah dilakukan beberapa abad yang lalu namun hasil
penelitiannya masih dalam bentuk aktual atau perbuatan saja dan belum
dijadikan sebagai sebuah ilmu. Setelah bertambahnya gejala-gejala agama
yang berbentuk sosial dan budaya, ternyata penelitian dapat dijadikan
sebagai ilmu yang khusus dalam rangka menyelidiki gejala-gejala agama
tersebut.
• Secara garis besar, pembahasan penelitian agama dan model-modelnya
dibagi dua;pertama, penelitian agama; kedua, model-model penelitian agama.
Penelitian agama diisi dengan penjelasan mengenai kedudukan penelitian
agama dalam kompleks penelitian pada umumnya; elaborasi mengenai
penelitian agama (research on religious) dan penelitian keagamaan (religious
research); dan konstruksi teori penelitian keagamaan.
• Harun Nasution menunjukkan pendapat yang menyatakan bahwa agama tidak
dapat diteliti,karena merupakan wahyu, tidak dapat menjadi sasaran penelitian
ilmu sosial, dan kalaupun dapat dilakukan, harus menggunakan metode khusus
yang berbeda dengan metode ilmu sosial.
Menurut Harun Nasution, agama mengandung dua kelompok ajaran, yaitu:
1. Ajaran dasar yang diwahyukan Tuhan melalui rasul-Nya kepada masyarakat
manusia. Ajaran dasar yang demikian terdapat dalam kitab-kitab suci. Ajaran-ajaran
yang terdapat dalam kitab-kitab suci itu memerlukan penjelasan tentang arti dan
cara pelaksanaannya. Penjelasan-penjelasan para pemuka atau pakar agama
membentuk ajaran agama kelompok.
2. Ajaran dasar agama, karena merupakan wahyu dari tuhan, bersifat absolut,
mutlak benar, kekal, tidak berubah dan tidak bisa diubah. Sedangkan penjelasan
ahli agama terhadap ajaran dasar agama, karena hanya merupakan penjelasan dan
hasil pemikiran, tidak absolut, tidak mutlak benar, dan tidak kekal. Bentuk ajaran
agama yang kedua ini bersifat relatif, nisbi, berubah, dan dapat diubah sesuai
dengan perkembangan zaman.1
Model-model penelitian keagamaan disesuaikan dengan perbedaan antara penelitian agama dan penelitian
hidup keagamaan. Djamari, menjelaskan bahwa kajian sosiologi agama dengan menggunakan metode ilmiah.
Pengumpulan data dan metode yang digunakan antara lain:
1. Analisis Sejarah
Dalam hal ini, sejarah hanya sebagai metode analisis atas dasar pemikiran bahwa sejarah dapat menyajikan
gambaran tentang unsur-unsur yang mendukung timbulnya suatu lembaga, dan pendekatan sejarah bertujuan
untuk menemukan inti karakter agama dengan meneliti sumber klasik sebelum dicampuri yang lain.
Seperti halnya agama Islam, sejarah mencatat bahwa ia adalah agama yang diturunkan melalui Nabinya yaitu
Muhammad saw berdasarkan kitab sucinya yaitu Alquran yang ditulis dalam bahasa arab. Islam diturunkan
bukan untuk satu bangsa saja melainkan untuk seluruh bangsa secara universal. Sedangkan agama lain ada yang
hanya diturunkan untuk satu bangsa saja seperti yahudi untuk ras yahudi saja.
Pendekatan sejarah dalam memahami agama dapat membuktikan apakah agama itu masih tetap pada
orisinalitasnya seperti ketika ia baru muncul atau sudah bergeser jauh dari prinsip-prinsip utamanya. Bila hal
itu dihubungkan dengan agama islam maka ia dapat dimasukkan pada kategori agama yang bertahan konsisten
dengan ajaran seperti pada masa awalnya.
Menurut ahli perbandingan agama seperti A. Mukti Ali, apabila kita ingin memahami sebuah agama maka kita
harus mengidentifikasi lima aspek yaitu konsep ketuhanan, pembawa agama atau nabi, kitab suci, sejarah
agama, dan tokoh-tokoh terkemuka agama tersebut.3