Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK DENGAN

PNEUMONIA DI HCU NEONATUS RSUD Dr.


MOEWARDI SURAKARTA

Disusun Oleh :

NONA PUTRA RUKMANA SAKTI

J230181091

PROGRAM PROFESI NERS XX

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019
A. PENGERTIAN

Pneumonia atau paru-paru basah adalah infeksi pada salah satu atau kedua paru-
paru (Nurarif & Kusuma, 2015).
Pnemonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanyadari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) (Silvia A. Prince).
Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius
seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi) dan aspiri substansi asing, berupa
radang paru-paru yang disertai edukasi dan konsilidasi dan dapat dilihat melalu
gambaran radiologi (Nuratif & Kusuma, 2012).
Menurut Murwani A (2011), Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang
disebabkan oleh karena infeksi atau iritasi bahan kimia sehingga alveolli terisi oleh
eksudat peradangan.

B. ETIOLOGI
Menurut Mayer (2013), etiologi pneumonia antara lain Bakteri, merupakan
mikroorganisme bersel tunggal sederhana dan memiliki dinding sel yang
melindunginya terhadap banyak mekanisme tubuh manusia contohnya Diplococus
pnumoniae, pnumococcus, streptococcus pyogenes, staphylococus aureus,
Haemophilus influenza. Virus, merupakan organisme subseluler yang tersusun hanya
dari nukleus RNA atau nukleus DNA yang terbungkus oleh protein. Virus merupakan
organisme terkecil bahkan begitu kecilnya hanya mampu dilihat menggunakan
mikroskop electron contohnya Influenza, Adenovirus, sitomegalovirus.

C. PATOFISIOLOGI
Menurut Kowlk, Jennifer (2011), Sebagian besar pneumonia di dapat melalui
aspirasi partikel inefektif. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal
melindungi paru-paru dari infeksi.partikel infeksius di filtrasi dihidung, atau
terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran nafas. Bila
partikel tersebut dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan
makrofag alfeoler dan juga mekanisme imun sitemik, dan humoral.bayi pada bulan-
bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang didapat secara pasif
yang melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme infeksius lainnya.
Pada anak perubahan mekanisme protetif ini dapat menyebabkan anak mudah
mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, kelainan
neurologis. Pada anak dengan kelainan faktor predisposisi tersebut partikel infeksius
dapat mencapai paru-paru melalui perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis
yang normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada saluran nafas bagian atas. Virus
tersebut dapat menyebar kesaluran nafas bagian bawah dan menyebabkan Pneumonia
Virus.
D. PATHWAY
Sumber : Doenges (2012)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Sinar X : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan absesluas /


infiltrat, empiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial); atau
penyebaran / perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia mikoplasmasinar x dada
mungkin bersih.
2. Analisa Gas Darah (Analisa Gas Darah) : tidak normal mungkin terjadi,
tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada.
3. Pemeriksaan gram / kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum, aspirasi
transtrakeal, bronkoskopi fiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi
organisme penyebab.
4. JDL : leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi pada infeksivirus,
kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial.
5. Pemeriksaan serologi : titer virus atu legionella, aglutinin dingin.
6. LED : meningkat
7. Pemeriksaan fungsi paru : volume ungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar),
tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia.
8. Elektrolit : natrium dan klorida mungkin rendah
9. Bilirubin : mungkin meningkat (Doenges, 2012).

F. MANIFESTASI KLINIS

Demam (dengan atau tanpa menggigil), batuk-batuk (dengan atau tanpa produksi
sputum) dan dispnea. Batuk non produktif menunjukkan pneumonia viral atau
mikroplasma, sputum yang benoda darah atau berwarna seperti warna karat
menunjukkan pneumonia bakterialis. Nyeri dada pleuristik disebabkan oleh inflamasi
yang terjadi di dekat pleura (Tao. L dan Kendall. K, 2013).

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d inflamasi dan obstruksi jalan nafas 


2. Ketidakefektifan pola nafas b.d apnea,:ansietas posisi tubuh, deformitas dinding dada,
gangguan kognitif, keletihan hiperventilasi, sindrom hipovnetilasi, obesitas, keletihan
otot spinal
3. Kekurangan volume cairan b.d intake oral tidak adekuat, takipnea, demam
4. Intoleransi aktivitas b.d isolasi respiratory
5. Defisit pengetahuan b.d keadaan penyakit keterbatasan

H. INTERVENSI

DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1 Setelah dilakuka 1. Monitor vital sign 1. Untuk mengetahui


tindakan keperawatan Monitoring respirasi dan keadaan umum
selama 3x24 jam oksigenasi klien
diharapkan jalan 2. Auskultasi bunyi nafas 2. Penurunan bayi
pasien bersih 3. Anjurkan keluarga pasien nafas dapat
NOC : memberikan minum hangat menunjukkan
atau susu hangat atelektasis
● Respiratory status 4. Kolaborasi dalam 3. Untuk mencatat
ventilator pemberian terapi nebulizer adanya suara
● Respiratory status: sesuai indikasi Berikan tambahan
airway patency oksigen menggunakan 4. Berguna melunak-
Kriteria hasil: nassal kan secret
1. Mendemonstrasika 5. Penghisab suction sesuai 5. Untuk
n batuk efektif dan indikasi melancarkan
suara nafas bersih, pengenceran dahak
tidak ada sianosis dan melancarkan
dan dyspnea jalan nafas
2. Menunjukkan jalan 6. Untuk membantu
nafas yang paten pasien bernafas
3. Mampu levih baik /
mengidentifikasi mengurangi sesak
dan mencegah nafas
faktor yang dapat 7. Merangsang batuk
menghambat jalan atau pembersihan
nafas jalan nafas suara
mekanik pada
faktor yang tidak
mampu melakukan
karena batuk
efektif atau
penurunan tingkat
kesadaran
2 Setelah dilakukan 1. Buka jalan nafas 1. Untuk memastikan
tindakan 3x24 jam 2. Pastikan posisi untuk ada atau tidaknya
diharapkan pola nafas maksimalkan ventilasi sumbatan pada
pasien normal 3. Auskulstasi sura nafas, jalan nafas
NOC : catat adanya suara 2. Agar pasien dapat
● Respiratory status tambahan bernafas dengan
ventilasi 4. Monitor vital sign dan optimal / lebih baik
● Respiratory status: status 02 3. Untuk mengetahui
airway patency 5. Keluarakan secret dengan adanya suara nafas
● Vial sign status batuk efektif atau suction tambahan
Kriteria hasil: 4. Untuk mengetahui
kondisi pernafasan
1. Mendemonstrasikan pasien dan status 02
batuk efektif, suara 5. Untuk
nafas yang bersih, mengeluarkan
tidak ada cyanosis secret yang
2. Menunjukkan jalan menghambat jalan
nafas yang paten nafas
(irama nafas, tidak
tercekik, tidak ada
suara abnormal)
3. Tanda-tanda vital
dalam rentang
normal
3 Setelah dilakukan 1. Monitoring status hidrasi 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan (kelembaban membrane status hidrasi
selama 3x24 Jam mukosa, nadi yang pasien
diharapkan kebutuhan adekuat) secara tepat 2. Untuk
volume cairan 2. Atur catatan intake dan memastikan jumla
pasienter penuhi. output cairan secara akurat h cairan yang
NOC: 3. Beri cairan yang sesuai masuk dan keluar 
• Fluid balance 3. Untuk memenuhi
• Hydration kebutuhan cairan
• Nutritional status: pasien
food and fluid intake 4. Untuk mengetahui
Kriteria hasil: fakto resiko
1. Mempertahankan ketidakseimbangan
urine output sesuai cairan dan
dengan usia, dan mencegah secara
BB, BJ urien dini faktor tersebut
normal, HT normal 5. Komplikasi letal
2. Tekanan darah, nadi, dapat terjadi
suhu tubuh dalam selama awal
batas normal periode
3. Tidak ada tanda- pengobatan
tanda dehidrasi, antimikroba. Kurva
elestisitas suhu tubuh
turgor kulit baik, memberikan
membran mukosa indeks respon
lembab, tidak ada pasien terhadap
rasa haus terapi. Hipotensi
yang berlebihan yang terjadi dini
pada perjalanan
penyakit dapat
mengindikasikan
hipoksia atau
bakterimia.
Antipiretik
diberikan dengan
kewaspadaan,
karena antipiretik
dapat
mengakibatkan
penurunan suhu
dan dengan
demikian
mengganggu
evalusasi kurva
suhu
6. Untuk memastikan
terapi diberikan
secara benar 
7. Untuk
memastikan pembe
rian terapi
diberikan secara
tepat
4. Setelah dilakukan 1. Kolaborasikan dengan 1. Untuk dapat
tindakan keperawatan tenaga rehabilitasi medik memberikan prog
selama 3x24 jam dalam merencanakan ram yang sesuai
diharapkan energi program terapi yang tepat. dan tepat
psikologi maupun 2. Bantu pasien 2. Untuk
fisiologi pasien mengidentifikasikan mengetahui
terpenuhi aktivitas yang mampu kemampuan
dilakukan pasien dalam
NOC: 3. Bantu untuk mendapatkan melakukan suatu
● Energy alat bantuan aktivitas aktivitas
convervation seperti kursi roda 3. Untuk membantu 
● Activity tolerrence 4. Bantu pasien dan pasien dalam
● Self care: Adls keluargauntuk beraktivitas
Kriteria Hasil: mengidentifikasi 4. Untuk dapat
kekurangan dalam aktivitas mengetahui
1. Berpartisipasi 5. Bantu pasien kekurangan
dalam aktivitas fisik mengembangkan motivasi pasien
tanpa disertai dan peguatan dalam beraktivita
peningkatan tekanan 6. Monitor respon fisik, s dan
darah, HR, nadi emosi, social dan spiritual memberikan
2. Mampu penanganan yang
melakukan aktivitas tepat
sehari-hari secara 5. Untuk bisa
mandiri membuat pasien
3. Tanda-tanda selalu termotivsi
vital normal dan besemangat
6. Untuk
mengetahui
kesanggupan dan
keinginan pasien
dalam melakukan
aktivitas
5. Setelah dilakukan 1. Berikan penilaian tentang 1. Untuk
tindakan keperawatan tingkat pengetahuan pasien mengetahui
selama 3x24 jam tentang proses penyakit kepahaman
diharapkan defisit yang spesifik kelurga tentang
pengetahuan dapat 2. Jelaskan patofisiologi pneumonia
teratasi tentang penyakit 2. Untuk
NOC: 3. Gambarkan tanda dan menjelaskan
●Proses penyakit gejala yang muncul pada proses penyakit
●Proses penyembuhan penyakit 3. Untuk
Kriteria hasil: 4. Gambarkan proses menjelaskan
Klien dan keluarga penyakit tanda dan gejala
mengatakan 5. Identifikasi kemungkinan pada pneumonia
pemahaman tentang penyebab, dengan cara 4. Untuk
penyakit, prognosis yang tepat menjelaskan
dan program tentang
pengobatan pneumonia
5. Untuk
menjelaskan
penyebab
poneumonia

DAFTAR PUSTAKA

Allen and Meyer. 2013. The Measurement and Antecedents of Affective, Contintinuance and
Normative Commitment to Organitazion. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Doenges, Marilyn E. 2012. Nursing Diagnostik Manual. Philadelphia: Davis Company.

Kendall K, Tao L. 2013. Sinopsis Organ Sistem Pulmonoogi. Tangerang: Kharisma.

Kowalk, Jennifer P. 2011. Buka Ajar Patosisiologi. Jakarta: EGC.

Kusuma. H, dan Nurarif. A. H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA


(North American Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC. Yogyakarta: Media
Hardy.
Murwani, Arita, 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi I. Yogyakarta:
Gosyen.
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Anda mungkin juga menyukai