Anda di halaman 1dari 13

KARYA TULIS ILMIAH

MENYELIDIKI KEBOCORAN TANGKI AIR SEBAGAI MEDIA APLIKASI ASAS


BERNOULLI MENGGUNAKAN ALAT SEDERHANA

Di susun oleh :

ALEK YOANDA PARTOGI TAMPUBOLON


Judul                      : Menyelidiki Kebocoran Tangki Air sebagai Media Aplikasi Asas Bernoulli
Menggunakan Alat Sederhana
Peneliti                  : Alek Yoanda Partogi Tampubolon

KATA PENGANTAR

          Alhamdulillah, alhamdulillahi robbil alamin marilah kita semua panjatkan kehadirat Allah


SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya, karya tulis ilmiah dengan judul “Menyelidiki
Kebocoran Tangki Air sebagai Media Aplikasi Asas Bernoulli Menggunakan Alat Sederhana”
ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Shalawat beriring salam tidak lupa pula penulis
curahkan kepada junjunga kita , Nabi besar Muhammad s.a.w, keluarga dan para sahabatnya.
          Selama proses penyusunan Tugas Karya Tulis Ilmiah ini, tentunya tidak lepas dari
berbagai hambatan dan rintangan yang begitu menantang. Akan tetapi atas bantuan, petunjuk,
bimbingan, serta masukan-masukan yang berharga dari berbagai pihak, akhirnya berbagai hal
tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan YME.
Kotaraya, November 2014
Penulis
DAFTAR ISI

 HALAMAN
Halamana Judul................................................................................................        i
Halaman Pengesahan.......................................................................................        ii
Kata Pengantar..................................................................................................       iii
Daftar Isi...........................................................................................................       iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang...............................................................................        1
1.2    Rumusan Masalah..........................................................................        2
1.3    Tujuan Penelitian...........................................................................        3
1.4    Manfaat Penelitian.........................................................................        3
BAB II DASAR TEORI
2.1     Pengertian Asas Bernoulli.............................................................       4
2.2     Persamaan Asas Bernoulli............................................................        4
BAB III TEKNIK PENELITIAN
3.1    Waktu dan Tempat Penelitiannya....................................................       6
3.2    Alat dan Bahan...............................................................................       6
3.3    Prosedur Kerja...............................................................................       6
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1    Tabel Hasil Perhitungan.................................................................       7
4.2    Hasil Perhitungan............................................ ..............................       7
4.3    Pembahasan..................... ..............................................................       10
4.3.1        Kecepatan fluida.............................................................      10
4.3.2        Waktu...............................................................................     10
4.3.3        Jarak fluida....................................................................       10
4.3.4        Perbandingan tiga titik kebocoran..................................       10
4.3.5        Perbandingan perpindahan fluida berdasarkan Hasil Pengamatan dan Teori
(rumus).....................................                                11
BAB  V PENUTUP
5.1    Kesimpul........................................................................................     12
5.2    Saran...............................................................................................       12
DAFTAR PUSTKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, Asas Bernoulli diterapkan pada karburator mobil,


venturimeter, pipa pitot, botol penyemprot parfum, dan alat semprot serangga. Asas Bernoulli
juga dapat digunakan untuk melakukan kalkulasi kebocoran pada tangki air yang seperti akan
praktekkan menggunakan alat sederhana.
 Sebuah kaleng yang diisi air sampai kedalaman h1. Pada dinding kaleng terdapat lubang
kebocoran yang terletak pada ketinggian h2 yang diukur dari tanah.
Dalam bentuknya yang telah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk
Persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible
flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow). Aliran tak-
termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya besaran kerapatan
massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan
adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll.
Jika m adalah massa zat cair yang berpindah. ρ ( rho) adalah massa jenis zat cair dan
m/ρ adalah volume zat cair yang berpindah. Maka jumlah semua usaha yang menggerakkan
zat cair adalah sama dengan bertambahnya energi kinetik dan energi potensial.
Wtot = Ek + Ep
F1 . l1 – F2 . l = Ek + Ep
(P1 . A1 . l1) – (P2 . A2 . l2)
= (½mv22 – ½mv12) + (mgh2 – mgh1) P1 . m/ρ – P2 . m/ρ
= (½mv22 – ½mv12) + (mgh2 – mgh1 )P1 . m/ρ + mgh1 + ½mv12
= P2 . m/ρ + mgh2 + ½mv22
P1 + ½ρn v12 + ρgh1 = P1 + ½ ρv 22 + ρgh2
Atau
P + ρgh1 + ½ ρv2 = Konstan
Ket :    P = Tekanan (kpa)
h = tinggi sistem diatas bidang acuan (m)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
v = kecepatan fluida (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Persamaan diatas disebut juga sebagai Persamaan Bernoulli. Persamaan Bernoulli
sangat berguna untuk penggambaran kualitatif berbagai jenis aliran fluida. Persamaan Bernoulli
diatas dikenal sebagai persamaan untuk aliran lunak, fluida inkompresibel, dan nonfiskos.
Persamaan-persamaan yang dipakai untuk menghitung jarak jatuh fluida yang keluar dari
lubang pada dinding tangki adalah :
         Kecepatan fluida yang mancur lewat dinding tangki:
         Lama fluida melayang di udara:
         Jarak jatuh fluida yang keluar dari lubang pada dinding tangki : x = v.t
Keterangan:                                                                    
       v     : Kecepatan fluida yang mengalir lewat dinding tangki  (m/s)
       t      : waktu (s)
       x     : jarak jatuh fluida yang keluar dari lubang pada dinding tangki (m)
Berdasarkan uraian di atas maka dibuatlah karya tulis ilmiah ini, yang nantinya akan
menjelaskan tentang bagaimana cara menghitung kecepatan, waktu, dan jarak jatuh fluida,
yaitu dengan  menyelidiki kebocoran tangki air sebagai Asas Bernoulli menggunakan alat
sederhana. Sehingga kita dapat mengetahui kecepatan dan waktu fluidanya.
1.2.   Rumusan Masalah

1.       Berapakah kecepatan fluida yang mengalir pada kebocoran tangki air?


2.       Berapa lama fluida melayang di udara pada tangki air?
3.       Berapakah jarak jatuh fluida yang bocor dari  kebocoran pada tangki air?
4.       Bagaimana perbandingan tiga titik kebocoran tangki air?
5.       Bagaimana perbandingan fluida berdasarkan Hasil Percobaan dan Teori (rumus)?

1.3.   Tujuan Penelitian

1.       Untuk mengetahui kecepatan fluida yang mengalir pada kebocoran kaleng.


2.       Untuk mengetahui lama fluida melayang di udara pada kebocoran kaleng.
3.       Untuk mengetahui jarak jatuh fluida yang bocor pada kebocoran kaleng.
4.       Untuk mengetahui perbandingan tiga titik kebocoran kaleng.
5.       Untuk menggetahui perbandingan fluida berdasarkan Hasil Perobaan dan Teori (rumus).
1.4.   Manfaat Penelitian

Agar kita dapat mengetahui kecepatan, waktu, dan jarak jatuh fluida mengalir pada kebocoran
tangki air, menggunakan percobaan sederhana kebocoran pada kaleng.
BAB II
DASAR TEORI

2.1    Pengertian Asas Bernoulli

Asas Bernoulli dikemukakan pertama kali oleh Daniel Bernoulli (1700 – 1782). Dalam
kertas kerjanya yang berjudul "Hydrodynamica", Bernoulli menunjukkan bahwa ”begitu
kecepatan aliran fluida meningkat maka tekanannya justru menurun”. 
Asas Bernoulli adalah “tekanan fluida di tempat yang kecepatannya tinggi lebih kecil
daripada di tempat yang kecepatannya lebih rendah”. Jadi semakin besar kecepatan fluida dalam
suatu pipa maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya makin kecil kecepatan fluida dalam
suatu pipa maka semakin besar tekanannya.
Debit adalah besaran yang menyatakan banyaknya fluida yang mengalir selama 1 detik
yang melewati suatu penampang luas. Maka, dapat dikatakan pula debit sebagai hasil kali
kecepatan dan luas penampang. Debit yang masuk pada suatu penampang luasan sama dengan
debit yang keluar pada luasan yang lain meskipun luas penampangnya berbeda. Hal ini disebut
persamaan kontinuitas. A1.v1 = A2.v2.
2.2    Persamaan Asas Bernoulli
Laju kebocoran yang terjadi pada sebuah dinding tangki yang berisi air dapat ditentukan
dengan menggunakan Persamaan Bernoulli. Ketinggian permukaan air tangki dari alasnya adalah
h1. Pada dinding tangki terdapat kebocoran kecil dengan ketinggian h2 dari alasnya dan air jatuh
pada jarak x dari dinding tangki. Dengan menggunakan Persamaan Bernoulli akan diperoleh.
Dengan P1 adalah tekanan pada permukaan air karena pengaruh tekanan udara luar dan
P2 adalah tekanan dari udara luarpada dinding yang bocor. Jadi, P1 = P2 = P adalah tekanan udara
luar. Jika luas kebocorannya sempit laju penurunan air permukaan tangki (V1) kecil sekali jika di
bandingkan dengan laju kebocoran (V2). Dangan demikian besar V1 dapat diabaikan Persamaan
Benollinya menjadi.
Karena P1 = P2 = P dan V1 << V2 sehingga V1 diabaikan. Kemudian, Persamaan tersebut
di bagi dengan massa jenis ( sehingga di dapatkan.

Keterangan :
h = tinggi sistem diatas bidang acuan (m)
v = kecepatan fluida (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
BAB III
TEKNIK PENELITIAN

 3.1.  Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di Laboratorium MIPA MAN Tomini, pada hari sabtu, 01 November


2014.
 3.2.   Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kaleng
2. Kursi
3. Mistar
4. Palu
5. Paku
6. Penyumbat (kertas)
7. Ember berisi air
8. Gayung
3.3.   Prosedur Kerja

1.       Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.


2.       Merangkai alat peraga sperti pada gambar di samping ini!

                                                                                                                         
       Gambar 1.1 alat peraga
3.   Selanjutnya, melubangi kaleng tersebut dengan paku dan palu pada 3 titik dari tinggi
kaleng.
4.       Sebelum diisi air, menyumbat terlebih dahulu lubang pada kaleng, lalu mengisi  penuh kaleng
tersebut dengan air.
5.       Setelah terisi penuh, melepaskan penyumbat pada lubang kaleng, dan keluarlah air dari lubang
tersebut dan memancar pada permukaan tanah. 
6.       Mengamati pancaran yang keluar.
7.       Mengukur h1 dari tanah sampai tepi kaleng, dan mengukur h2  pada tiap-tiap titik kebocoran.
8.       Menuliskan semua hasil percobaan pada tabel hasil penelitian .

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1    Tabel Hasil Perhitungan


No. Ketinggian (h2) Kecepatan Jarak

1 0,26 m 1.9235 m/s 0,438558 m


2 0.31 m 1.6431 m/s 0,4089 m
3 0,36 m 1.303 m/s 0,349  m

Keterangan:
v   :  Kecepatan fluida yang mengalir lewat dinding tangki  (m/s)
t    :  waktu (s)
x   :  jarak jatuh cairan yang keluar dari lubang pada dinding tangki (m)
g   :  percepatan gravitasi = 10 m/s2
h   :  tinggi sistem diatas bidang acuan (m) dimana (h = h1-h2)
h1   :  tinggi permukaan cairan dari tanah ( m)
h2  :  tinggi lubang dari tanah (m)
4.2     Hasil Perhitungan
Setelah peneliti mengukur dengan mistar  penulis mendapati hasil berikut:
Tinggi kursi = 21 cm, tinggi kaleng 23,5 cm.

A)   Diketahui : h1    = 23,5 + 21 = 44,5 cm =  0,445 m

    h2    = 5 + 21      = 26 cm    =  0,26 m

    h   = h1  – h2  =    0,445 – 0,26 = 0,185 m

    g   = 10 m/s2

Ditanyakan : v  = . . . .?

t  = . . . .?

x = . . . .?

Penyelesaian :

Jawab :  

                                 

                                    1.9235 m/s

                   

                  

       0,228 s

                  v.t             x =   1,9235 . 0,228


                                                 x = 0,438558 m
Jadi, kecepatan fluida yang mengalir pada kebocoran titik pertama 1,9235 m/s dengan waktu
0,228 s,  Menempuk jarak 0,438558 m.
B)    Diketahui : h1    = 23,5 + 21 = 44,5 cm =>  0,445 m

    h2    = 10 + 21       = 31 cm =>  0,31 m

    h   = h1  – h2 ==  0,445 – 0,31 = 0,135 m

    g   = 10 m/s2

Ditanyakan : v  = . . . .?

t  = . . . .?

x = . . . .?

Penyelesaian :

Jawab :    

                                 

                                    1.6431 m/s

                  

                                         0,249 s

                *  x =   v.t             x = 1,6431 . 0,249

                                                x = 0,4089 m


Jadi, kecepatan fluida yang mengalir pada kebocoran titik kedua 1,6431 m/s  dengan waktu
0,249 s, Menempuk jarak 0,4089 m.
C)    Diketahui : h1    = 23,5 + 21 = 44,5 cm =>  0,445 m

    h2    = 15 + 21       = 36 cm =>  0,36 m

    h   = h1  – h2 ==  0,445 – 0,36 = 0,085 m

    g   = 10 m/s2

Ditanyakan : v  = . . . .?

t  = . . . .?

x = . . . .?

Penyelesaian :
Jawab :    
                                 

                                    1.303 m/s

                    
                                            0,268 s

                                1,303 . 0,268        


                                0,349   m  
Jadi, kecepatan fluida yang mengalir pada kebocoran titik ketiga 1,303m/s dengan waktu 0,268
s, Menempuk jarak 0,349 m.
4.3    Pembahasan
4.3.1  Kecepatan Fluida yang Mengalir
Setelah melakukan percobaan dengan tiga titik yang berbeda. Kecepatan fluida yang
mengalir pada kebocoran tangki (h2 = 26 cm) dititik terendah menghasilkan 1,9235 m/s, dan
untuk titik tengah (h2 = 31 cm) kecepatan fluida yang mengalir yaitu 1,6431 m/s, serta titik
tertinggi (h2 = 36 cm) kecepatan fluida yang mengalir yaitu 1,303 m/s.
4.3.2  Lama Fluida Melayang diudara
Berdasarkan hasil perhitungan diatas lama fluida melayang di udara pada kebocoran
tangki, pada titik terendah (h2 = 26 cm) dari hasil perhitungan rumus waktunya 0,228 s, dan
untuk titik tengah (h2 = 31) cm yaitu 0,249 s, sedangkan titik tertinggi (h2 = 36 cm) yaitu   0,268
s.
4.3.3  Jarak Fluida yang Mengalir
Berdasarkan hasil perhitungan jarak jatuh fluida pada titik terendah (h2 = 26 cm)  yaitu
0,438558 m, sedangkan untuk titik tengah (h2 = 31 cm) 0,4089 m, dan jarak 0,349 m pada titik
terendah (h2 = 36 cm).
4.3.4  Perbandingan Tiga Titik Kebocoran
Bedasarkan tiga titik kebocoran pada kaleng tersebut. Menghasilkan perbedaan pada
kecepatan, waktu dan jaraknya.
4.3.4.1   Kecepatan
Kecepatan titik terendah dengan titik tengah yaitu 0,2804 m/s, kecepatan titik terendah dengan
titik tertiggi yaitu 0,6205 m/s, kecepatan titik tengah dengan titik tertinggi 0,3401 m/s.
4.3.4.2   Waktu
Waktu antara titik tengah dengan titik terendah yaitu 0,021 s, waktu antara titik tengah dengan
titik tertinggi 0,019 s, waktu titik terendah dengan titik tertinggi 0,04 s.
4.3.4.3   Jarak
Jarak fluida antara titik tertinggi dengan titik terendah yaitu 0,089558 m,  jarak titik tertinggi
dengan titik tengah 0,0599 m, jarak titik terendah  tengah 0,029658 m. Ini di karenakan tinggi
h2 yang berbeda.
4.3.5 Perbandingan Fluida Berdasarkan Hasil Percobaan dan Teori (rumus)
Perbandingan hasil percobaan dengan hasil perhitungan rumus terdapat pada jarak
fluidanya. Ini terlihat pada gambar di bawah dan hasil perhitungan rumus di atas. Pada titik
tengah dan terendah jarak hasil percobaan mendekati dengan hasil perhitungan. Jarak hasil
percobaan antara titik terendah dengan titik tengah hampir sama, begitu pun pada titik tinggi
yang jauh jarak jatuh fluidanya degan titik tengah. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang
mempengaruhi seperti, kekuatan angin disekitar lokasi pekerjaan, diameter lubang  yaitu
mungkin ada perbedaan, kesalahan dalam pengukuran. Semakin tinggi titik kebocoran pada
tangki air maka akan semakin kecil kecepatan fluida yang mengalir, begitupun jarak yang di
tempuh. Semakin di bawah (dasar) titik kebocoran pada tangki air maka akan semakin besar
kecepatan dan jauh jarak fluida yang mengalir. Hal tersebut terjadi pada kebocoran tangki air
dititik terendah, kecepatan dan jarak fluidanya mengalir lebih jauh dibandingkan dengan titik-titik
lainnya. Tekanan akan semakin kuat, jika air semakin banyak, dan jika titik kebocoran semakin
ke dasar (rendah) air.

Gambar 1.2 Proses mengalirnya fluida pada kebocoran tangki


air
 

BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
1)    Untuk mengetahui kecepatan fluida yang mengalir digunakan rumus:           
a)       Kecepatan fluida maksimum 1,9235 m/s
b)       Kecepatan fluida sedang 1,6431 m/s
c)       Kecepatan minimum 1,303 m/s
2)   Untuk mengetahui lama fluida melayang di udara di gunakan rumus:  
a)       Lama cairan melayang masimum 0,268 s
b)       Lama cairan sedang 0,249 s
c)       Lama cairan minimum 0,228 s
3)   Untuk mengetahui jarak jatuh fluida di gunakan rumus:  
a)       Jarak jatuh fluida maksimum 0,438558 m
b)       Jarak jatuh fluida sedang 0,4089 m
c)       Jarak jatuh fluida minimum 0,349 m
Perbandingan ketiga titik tersebut yaitu pada kecepatan, waktu, dan jarak jatuh fluida.
Kecepatan fluida maksimum terjadi pada titik terendah. Dan lama cairan melayang udara
maksimum terjadi pada titik tertinggi. Sedangkan jarak jatuh fluida maksimum terjadi pada titik
terendah.
3.2    Saran

1.     Dalam mengukur, kita harus benar-benar teliti.


2.      Pengukuran juga harus tepat.
3.     Dalam penggunaan rumus, harus teliti dalam menghitung.

DAFTAR PUSTAKA

Purwoko, Fendi. 2006. Fisika SMA Kelas X, XI, XII. Bogor: Yudhistira. (diakses 15 Oktober 2014)

Ruwanto, Bambang. 2007. Asas-Asas Fisika 2B Kelas XI. Yogyakarta: Yudhistira. (diakses 19


Oktober 2014)

SUMBER ARTIKEL :
http://yusridaus.blogspot.com/2014/11/penerapan-bernoulli_24.html

Anda mungkin juga menyukai