Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga penulis dapat membuat makalah ini. Makalah ini dibuat dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Komputasi Dinamika Fluida Dinamis.
Ucapan terimakasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada dosen Komputasi Dinamika
Fluida Dinamis saya, yaitu Bapak Agus Manggala, S.T., M.T. yang telah memberikan ilmu,
arahan, serta bimbingan sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dan orangtua penulis
yang telah memberikan izin serta do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Banyak sekali suka duka yang terjadi selama Saya menyusun makalah ini, sehingga Saya
berharap kalian dapat memanfaatkan makalah ini sebaik-baiknya. Penulis menyadari banyak
kekurangan yang ada dalam makalah ini sehingga penulis memohon saran dan kritikan dari
kalian semua sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik.
2
BAB I
PENDAHULUAN
Fluida dibagi menjadi dua jenis yaitu fluida dinamis dan fluida statis. Pada
makalah kali ini akan membahas tentang fluida dinamis. Cakupan bahasan berupa debit,
kontinuitas, persamaan bernoulli, prinsip toricelli, serta aplikasi persamaan bernoulli
antara lain gaya angkat pesawat, vonturimeter dan tabung pitot.
Fluida dinamis adalah fluida ( zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan
dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan
terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental,
tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi
yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi
kinetik per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang
sama pada setiap titik sepanjang suatu garis lurus. Penerapan hukum bernoulli meliputi
gaya angkat pesawat, venturimeter dan tabung pitot.
3
1.3. Tujuan dan Manfaat
a. Dapat mengetahui mengenai fluida dinamis
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Debit
Debit adalah banyaknya fluida yang mengalir dalam tiap detik. Jadi debit dapat
kita rumuskan sebagai :
𝑉
Q= 𝑡
Atau
Q=Axv
Ket :
𝑚3
Q = Debit ( )
𝑠
t = waktu (s)
5
A = luas penampang (𝑚2 )
𝑚
v = kecapatan ( 𝑠 )
V = volume (m3)
2.1.2 Kontinuitas
Persamaan kontinuitas yaitu debit suatu fluida pada dua permukaan yang berbeda
adalah sama. Sehingga dapat dirumuskan :
𝑄1 = 𝑄2
𝐴1 𝑥 𝑣1 = 𝐴2 𝑥 𝑣2
1
𝐸𝑘 𝑚𝑣 2 1
Energi kinetik per satuan volume = = 2
= 2 𝜌𝑣 2
𝑣 𝑣
6
𝐸𝑘 𝑚.𝑔.ℎ
Energi potensial per satuan volume = = = 𝜌. 𝑔. ℎ
𝑣 𝑣
1 1
𝑃1 + 2 𝜌𝑣12 + 𝜌. 𝑔. ℎ1 = 𝑃2 + 2 𝜌𝑣22 + 𝜌. 𝑔. ℎ2
Ket :
𝑚
g = percepatan gravitasi (𝑠2 )
𝑘𝑔
𝜌 = massa jenis (𝑚3 )
P0 = P1
Sehingga ;
1 1
𝑃1 + 2 𝜌𝑣12 + 𝜌. 𝑔. ℎ1 = 𝑃2 + 2 𝜌𝑣22 + 𝜌. 𝑔. ℎ2
1 1
2
𝜌𝑣12 + 𝜌. 𝑔. ℎ1 = 2
𝜌𝑣22 + 𝜌. 𝑔. ℎ2
7
h2 dianggap 0 karena tidak memiliki ketinggian
1 1
𝜌𝑣12 + 𝜌. 𝑔. ℎ1 = 𝜌𝑣22 + 𝜌. 𝑔. ℎ2
2 2
1 1
𝜌𝑣12 + 𝜌. 𝑔. ℎ1 = 𝜌𝑣22
2 2
1 1
𝜌𝑣12 + 𝜌. 𝑔. ℎ1 = 𝜌𝑣22
2 2
1
𝜌. 𝑔. ℎ1 = 𝜌𝑣22
2
Jatuhan air dari lubang berbentuk ½ parabola, maka ; ℎ𝑏 = 𝑣0 . t + g . t2, karena jatuh
bebas, ℎ𝑏 = 𝑣0 . t + g . t2,
2 ℎ𝑏
Sehingga, = t2
𝑔
atau
2ℎ𝑏
t=√ ( waktu jatuh air jatuh ke bawah ).
𝑔
8
Pesawat terbang mengudara karena terdapat perbedaan aliran udara antara di atas
dan di bawah sayap yang akan mengakibatkan perbedaan tekanan. Sehingga dapat
dirumuskan
Karena sayap pesawat di design tipis maka dapat diasumsikan ha = hb, sehingga ;
1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣𝑎2 + 𝜌. 𝑔. ℎ𝑎 = 𝑃2 + 𝜌𝑣𝑏2 + 𝜌. 𝑔. ℎ𝑏
2 2
1 1
𝑃1 + 2 𝜌𝑣𝑎2 = 𝑃2 + 2 𝜌𝑣𝑏2
½ 𝜌 (𝑣𝑎2 - 𝑣𝑏2 ) = Pb – Pa
B. Venturimeter
Biasanya digunakan untuk mengkur kecepatan aliran ataupun massa jenis
fluida.Prinsip kerja venturimeter adalah air masuk lewat inlet dan melewati
permukaan yang lebih kecil sehingga terjadi perbedaan kecepatan aliran dan
ketinggian permukaan.
9
Bernoulli ;
1 1
𝑃1 + 2 𝜌𝑣12 + 𝜌. 𝑔. ℎ1 = 𝑃2 + 2 𝜌𝑣22 + 𝜌. 𝑔. ℎ2
1 1
𝜌. 𝑔. ℎ1 - 𝜌. 𝑔. ℎ2 = 𝜌𝑣22 + 𝜌. 𝑔. ℎ2 - 2 𝜌𝑣12
2
𝜌. 𝑔. ∆h = ½ 𝜌 (𝑣22 - 𝑣12 )
(𝑣22 - 𝑣12 ) = 2g . ∆h
Kontinuitas ;
𝑄1 = 𝑄2
𝐴1 𝑥 𝑣1 = 𝐴2 𝑥 𝑣2
C. Tabung Pitot
Tabung pitot adalah alat untuk mengukur kecepatan aliran udara.
1 1
𝑃1 + 2 𝜌𝑣12 + 𝜌. 𝑔. ℎ1 = 𝑃2 + 2 𝜌𝑣22 + 𝜌. 𝑔. ℎ2
1
𝑃1 + 2 𝜌𝑣12 = 𝑃2
1
𝑃2 − 𝑃1 = 𝜌𝑣12
2
∆P = 𝜌′ . 𝑔. ℎ1
10
𝑃2 − 𝑃1 = 𝜌′ . 𝑔. ℎ1
1
𝜌𝑣12 = 𝜌′ . 𝑔. ℎ1
2
2𝜌′ .𝑔.ℎ1
𝑣1 = √ 𝜌
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
12