(Foundation Engineering)
PERTEMUAN VIII
Nilai faktor pengaruh bergantung pada lokasi titik yang ditinjau di mana penurunan
akan dihitung, bentuk dan kekakuan fondasi. Untuk fondasi fleksibel, Terzaghi
(1943) menyarankan nilai 𝐼𝑝 untuk menghitung penurunan pada sudut luasan
empat persegi panjang sebagai berikut:
1 𝐿 1+ 𝐿/𝐵 2 +1 𝐿
𝐼𝑝 = ln + ln + 𝐿/𝐵 2 +1
𝜋 𝐵 𝐿/𝐵 𝐵
dengan,
𝐿 = Panjang fondasi(m)
Foundation Engineering – Settlement 3
PENURUNAN SEGERA (IMMEDIATE SETTLEMENT)
Tanah Homogen dengan Tebal Tak Terhingga
Schleicher (1925) juga mengusulkan faktor-faktor pengaruh 𝐼𝑝 untuk fondasi kaku,
seperti yang ditunjukan dalam Tabel 1. Untuk fondasi-fondasi yang terletak di
permukaan (Das, 1983):
𝑆𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑓𝑙𝑒𝑘𝑠𝑖𝑏𝑒𝑙 ≅ 0,85𝑆𝑖 𝑑𝑖 𝑝𝑢𝑠𝑎𝑡, 𝑓𝑙𝑒𝑘𝑠𝑖𝑏𝑒𝑙
𝑆𝑖 𝑘𝑎𝑘𝑢 ≅ 0,93𝑆𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎, 𝑓𝑙𝑒𝑘𝑠𝑖𝑏𝑒𝑙
𝑆𝑖 𝑘𝑎𝑘𝑢 ≅ 0,80𝑆𝑖 𝑑𝑖 𝑝𝑢𝑠𝑎𝑡, 𝑓𝑙𝑒𝑘𝑠𝑖𝑏𝑒𝑙
Jika beban eksentris, fondasi yang kaku akan berotasi akibat momen penggulingan.
Lee (1962) menyarankan nilai faktor pengaruh Im untuk fondasi yang kaku pada
pembebanan eksentris, atau pembebanan yang menimbulkan momen. Rotasi
fondasi, dinyatakan oleh persamaan:
𝑄𝑒 (1 − 𝜇2 ) 𝑀 (1 − 𝜇2 )
tan 𝜃 = 2 𝐼𝑚 atau tan 𝜃 = 2 𝐼𝑚
𝐵𝐿 𝐸 𝐵𝐿 𝐸
dengan,
𝜃 = sudut rotasi fondasi (derajat)
𝑄 = resultan beban fondasi (kN)
𝑒 = eksentrisitas resultan beban fondasi (m)
𝑀 = momen yang terjadi pada fondasi (kN.m)
𝐼𝑚 = faktor pengaruh (Tabel 3)
Foundation Engineering – Settlement 4
PENURUNAN SEGERA (IMMEDIATE SETTLEMENT)
Tanah Homogen dengan Tebal Tak Terhingga
Modulus elastis (E) dapat ditentukan dari kurva tegangan regangan yang diperoleh dari uji triaksial
Modulus elastis (E) tanah dapat pula diperoleh dari uji beban pelat (plate load test). Jika
modulus elastis tanah granuler diambil dari uji beban pelat, nilainya dapat ditentukan dari
persamaan berikut:
2
𝐵 𝐵 + 𝐵𝑝
𝐸 = 𝐸𝑝
𝐵𝑝 2𝐵
dengan,
𝐸𝑝 = modulus elastis dari uji beban pelat dengan lebar 𝐵𝑝 (kN/m2)
Umumnya, modulus elastis tanah granuler bertambah bila kedalaman bertambah, karena
modulus elastis sangat sensitif terhadap tekanan kekang (confining pressure).
Bowles (1977), memberikan persamaan yang dihasilkan dari pengumpulan data uji kerucut
statis (sondir), sebagai berikut:
𝐸 = 3𝑞𝑐 untuk pasir
𝐸 = 2 sampai 8𝑞𝑐 untuk lempung
dengan qc dalam kg/cm2.
Nilai perkiraan modulus elastis dapat pula diperoleh dari pengujian SPT. Mitchell dan Gardner
(1975) mengusulkan modulus elastis yang dihubungkan dengan nilai N-SPT,sebagai berikut :
𝐸 = 10 𝑁 + 15 (k/ft2) (untuk pasir)
𝐸 = 6 𝑁 + 5 (k/ft2) (untuk pasir berlempung)
dengan 1 k/ft2 = 0,49 kg/cm2 = 48,07 kN/m2
Foundation Engineering – Settlement 5
PENURUNAN SEGERA (IMMEDIATE SETTLEMENT)
Tanah Homogen dengan Tebal Tak Terhingga
Tabel 1. Perkiraan modulus elastis (E) (Look, 2007)
Tipe Kondisi Modulus Elastis (E) (kPa)
Kerikil Longgar 25,000 - 50,000
Kepadatan sedang 50,000 - 100,000
Padat 100,000 - 200,000
Pasir butiran sedang sampai Sanggat longgar < 5,000
kasar Longgar 3,000 - 10,000
Kepadatan sedang 8,000 - 30,000
Padat 25,000 - 50,000
Sangat Padat 40,000 - 100,000
Pasir halus Longgar 5,000 - 10,000
Kepadatan sedang 10,000 - 25,000
Padat 25,000 - 50,000
Lanau Jangka pendek: Jangka panjang:
Lunak < 10,000 < 8,000
Kaku 10,000 - 20,000 8,000 - 15,000
Keras > 20,000 > 15,000
Lanau Jangka pendek: Jangka panjang:
Sangat Lunak < 3,000 < 2,000
Lunak 2,000 - 7,000 1,000 - 5,000
Sedang 5,000 - 12,000 4,000 - 8,000
Kaku 10,000 - 25,000 7,000 - 20,000
Sangat Kaku 20,000 - 50,000 15,000 - 35,000
Keras 40,000 - 80,000 30,000 - 60,000
a Fondasi rakit: a L = 10 m
10 m x 20 m
q = 176 kN/m2 Df = 5 m A
L = 10 m
Lempung jenuh H=5m
Pot. a-a
Tanah keras Foundation Engineering – Settlement 10
PENURUNAN SEGERA (IMMEDIATE SETTLEMENT)
Contoh 1 B = 10 m B=5m B=5m
a Fondasi rakit: a
L = 10 m
10 m x 20 m
q = 176 kN/m2 Df = 5 m A
E = 6000 kN/m2 L = 10 m
γsat = 18 kN/m3 Lempung jenuh H=5m
μ = 0,5
Pot. a-a
Tanah keras
a. Steinbrenner
μ = 0,5
𝐼𝑝 = 1 − 0,52 𝐹1
𝐼𝑝 = 0,75𝐹1
Titik A → luasan dibagi 4 bagian sama besar:
10 20
𝐵1 = 2 = 5 m; 𝐿1 = 2 = 10 m
𝐻 5 𝐿 10
= 5 = 1 ; 𝐵1 = = 2 → Gambar 1 → 𝐹1 = 0,13
𝐵1 1 5
Tekanan fondasi neto: 𝑞𝑛 = 176 − 5 × 18 = 86 kN/m2
Foundation Engineering – Settlement 11
PENURUNAN SEGERA (IMMEDIATE SETTLEMENT)
Contoh 1 B = 10 m B=5m B=5m
a Fondasi rakit: a
L = 10 m
10 m x 20 m
q = 176 kN/m2 Df = 5 m A
E = 6000 kN/m2 L = 10 m
γsat = 18 kN/m3 Lempung jenuh H=5m
μ = 0,5
Pot. a-a
Tanah keras
a. Steinbrenner
(1) Penurunan segera di pusat fondasi fleksibel, jika terletak
di permukaan:
𝑞 𝐵 86×5
𝑆𝑖 = 𝑛𝐸 1 4𝐼𝑝 = 60000 4 × 0,75 × 0,13 = 0,03 m
a Fondasi rakit: a
L = 10 m
10 m x 20 m
q = 176 kN/m2 Df = 5 m A
E = 6000 kN/m2 L = 10 m
γsat = 18 kN/m3 Lempung jenuh H=5m
μ = 0,5
Pot. a-a
Tanah keras
a. Janbu et al. (1956)
Penurunan segera rata-rata:
𝐻 5 𝐿 20
= 10 = 0,5 ; 𝐵 = 10 = 2 → Gambar 3 → 𝜇1 =0,3
𝐵
𝐷𝑓 5 𝐿 20
= 10 = 0,5 ; 𝐵 = 10 = 2 → Gambar 3 → 𝜇0 =0,9
𝐵
L = 27,44 m
A
L = 27,44 m
L = 27,44 m
A
L = 27,44 m
𝐼𝑝 = 0,75 × 0,47 = 0, 35
𝑞𝐵 321×9,15
𝑆𝑖 = 𝐼𝑝 → 𝑆𝑖1 = 16100 × 4 × 0,35 = 0,26 m
𝐸
Penurunan lapisan lempung setebal H1, dengan 𝜇 = 0,5 dan E = 16100 kN/m2
Karena 𝜇 = 0,5, maka 𝐼𝑝 = 0,75 𝐹1
𝐻 6,1 𝐿 27,44
𝐵1
= 9,15 = 0,67 ; 𝐵1 = 9,15
= 3 → Gambar 1 → 𝐹1 =0,05
1
Dalam menentukan angka pemampatan (C), diperlukan nilai qc rata-rata. Penurunan di setiap
lapisan yang tertekan oleh beban fondasi dihitung terpisah, dan hasilnya ditambahkan bersama-
sama. Hasil ini merupakan penurunan total dari seluruh lapisan tanah.
Schmertmann et al. (1978), menyarankan cara untuk menghitung penurunan fondasi pada tanah
granuler (tanah berbutir kasar) dengan berdasarkan hasil uji penetrasi kerucut statis (sondir).
Besarnya penurunan-segera (Si), dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
2𝐵
𝐼𝑧
𝑆𝑖 = 𝐶1 𝐶2 𝑞𝑛 ∆
𝐸 𝑧
0
dengan,
𝐶1 = faktor koreksi kedalaman
𝐶2 = faktor rangkak (creep)
𝑞𝑛 = tekanan fondasi neto (kN/m2)
𝐼𝑧 = faktor pengaruh regangan lateral (Gambar 4)
∆𝑧 = ketebalan lapisan (m).
Faktor koreksi kedalaman dihitung dengan persamaan :
𝑝0′
𝐶1 = 1 − 0,5 𝑞 (dengan 𝐶1 ≥ 0,5)
𝑛
dengan 𝑝0′ adalah tekanan overburden efektif pada dasar fondasi.
Tabel b
Gambar C3
Foundation Engineering – Settlement 27
PENURUNAN SEGERA (IMMEDIATE SETTLEMENT)
Penurunan-segera dari Hasil Pengujian di Lapangan
Contoh 3
Schmertmann et al. (1978)
𝑝0′
𝐶1 = 1 − 0,5
𝑞𝑛
𝑝0′ = tekanan overburden pada dasar fondasi
𝑝0′ = 1 x 18,5 = 18,5 kN/m2
18,5
𝐶1 = 1 − 0,5 = 0,97
281,5
𝑡 1
𝐶2 = 1 + 0,2 log = 1 + 0,2 log = 1,2
0,1 0,1
Modulus elastis dihitung dengan cara pendekatan empiris
yang diusulkan Schmertmann (1978) untuk fondasi
bujurangkar, E = 2,5qc. Faktor pengaruh regangan vertikal
(Iz) digunakan Gambar 4.17 dan dipilih untuk kurva L/B = 1
, karena fondasi bujursangkar. Penurunan-segera dihitung
dalam Tabel c, dengan
2𝐵
𝐼𝑧
𝑆𝑖 = 𝐶1 𝐶2 𝑞𝑛 ∆𝑧
𝐸
0
dengan tekanan fondasi neto: ∆𝑝 = qn = 281,5 kN/m2. Gambar C3
Dari Tabel c, diperoleh penurunan-segera fondasi = 18,9 mm.
Foundation Engineering – Settlement 28
PENURUNAN SEGERA (IMMEDIATE SETTLEMENT)
Penurunan-segera dari Hasil Pengujian di Lapangan
Contoh 3
Tabel c
Permeabilitas lempung rendah → perubahan volume berlangsung lama dan merupakan fungsi
dari waktu (konsolidasi) dan perubahan volume dalam arah vertikalnya disebut penurunan
konsolidasi primer.
Proses konsolidasi primer terjadi sampai tekanan air pori dalam keseimbangan dengan tekanan
hidrostatis air tanah di sekitamya.
kelebihan tekanan air pori telah nol → penurunan akibat rangkak (creep) terjadi pada tegangan
efektif yang telah konstan (penurunan konsolidasi sekunder).
Interval tekanan yang diperhatikan dalam analisis penurunan konsolidasi umumnya di antara
tekanan tanah vertikal efektif sebelum pembebanan (p0’) (yaitu tekanan overburden efektif awal)
sampai tekanan vertikal akibat beban tanah (p0’) ditambah tambahan tekanan akibat beban
fondasi pada kedalaman yang ditinjau (∆p). Jadi, untuk hitungan penurunan, angka pori e0 diambil
pada kedudukan p0’, sampai angka pori menjadi e1, yaitu angka pori saat berakhimya
konsolidasi. Pada saat konsolidasi berakhir, tekanan vertikal pada kedalaman tanah yang ditinjau
pada kedudukan p1’ = p0’ + ∆p. Titik e0 diambil dari kurva e - log p' dan dipilih titik pada kurva
dengan tekanan p0’. Tekanan p0’ ini adalah tekanan awal pada kedalaman contoh tanah yang
diuji. Bila contoh tanah jenuh tidak mengalami gangguan, maka e0 = wGs, dengan w adalah kadar
air asli di lapangan dan Gs adalah berat jenis tanah. Titik e1 dipilih titik pada kurva yang telah
terkoreksi akibat gangguan contoh tanah, pada tekanan p1’.
Jika penurunan konsolidasi dihitung berdasarkan indeks pemampatan (Cc) dan indeks
pemampatan kembali ( Cr), maka Cc dan Cr diperoleh dari grafik e - log p ' (Gambar 8) , dengan,
𝑒 −𝑒
1 2
𝐶𝑐 = log(𝑝 ′ /𝑝 ′ ) ; pada bagian linier kurva pembebanan
2 1
dan
𝑒4 −𝑒3
𝐶𝑟 = log(𝑝 ′ /𝑝 ′ ) ; pada kurva pelepasan beban
3 4
Untuk lempung terkonsolidasi berlebihan (overconsolidated), yaitu jika 𝑝𝑐′ > 𝑝0′ , perubahan angka
pori (∆e) dipertimbangkan dalam 2 kondisi, sebagai berikut:
1) Jika 𝑝𝑙′ < 𝑝𝑐′ (Gambar 9b),
𝑝𝑙′ 𝑝0′ + ∆𝑝
∆𝑒 = 𝐶𝑟 log ′ = 𝐶𝑟 log
𝑝0 𝑝0′
dengan, 𝑝𝑙′ = 𝑝0′ + ∆𝑝
2) Jika 𝑝0′ < 𝑝𝑐′ < 𝑝𝑙′(Gambar 9c),
𝑝𝑐′ 𝑝0′ + ∆𝑝
∆𝑒 = 𝐶𝑟 log ′ + 𝐶𝑐 log
𝑝0 𝑝𝑐′
dengan, 𝑝𝑐′ adalah tekanan
prakonsolidasi
Beberapa asumsi yang berkenaan dengan kelakuan tanah berbutir halus dalam
mengalami penurunan konsolidasi sekunder telah dibuat. Dari hasil-hasil penelitian
menyimpulkan, sebagai berikut:
1) Cα tidak tergantung dari waktu (paling tidak selama masa waktu yang
diperhatikan).
2) Cα tidak tergantung dari tebal lapisan tanah.
3) Cα tidak tergantung dari LIR (Load Increment Ratio), selama konsolidasi primer
terjadi.
4) Nilai banding Cα/Cc, secara pendekatan, adalah konstan untuk kebanyakan tanah
lempung terkonsolidasi normal yang dibebani dengan tcgangan-tegangan yang
besarnya normal.
Mesri dan Godlewski (1977) menyatakan bahwa nilai Cα bergantung pada tegangan
konsolidasi, yaitu bergantung pada tegangan efektif akhir.
Nilai-nilai Cα/Cc untuk banyak macam tanah mendekati konstan telah dibuktikan oleh
Mesri dan Godlweski (1977) dan hasilnya ditunjukkan dalam Tabel 8. Pada tabel ini
dapat dilihat bahwa nilai Cα/Cc rata-rata adalah kira-kira 0,05 dan tidak pernah
diperoleh nilai Cα/Cc yang lebih dari 0,1. Untuk tanah anorganik, nilainya antara 0,025
sampai 0,06, sedang untuk tanah-tanah organik dan gambut agak tinggi.