SETTLEMENT/

PENURUNAN TANAH
 KRITERIA AMAN DISAIN
PONDASI
• Keamanan terhadap keruntuhan kapasitas
daya dukung pondasi
• Keamanan terhadap penurunan yang
berlebihan
 Persyaratan Penurunan

 Total Settlement ()

  a
 Differential Settlement(D)

 D   Da

3
APA PENURUNAN TANAH ?
PENGANTAR PENURUNAN TANAH
1. PENYEBAB SETTLEMENT.
• PENAMBAHAN BEBAN DIATAS MUKA TANAH
• PENURUNAN MUKA AIR TANAH

2. KOMPONEN SETTLEMENT.

• IMMEDIATE SETTLEMENT/PEMAMPATAN SEGERA, Si

• CONSOLIDATION SETTLEMENT/PEMAMPATAN
KONSOLIDASI/PRIMARY CONSOLIDATION,Sc
• SECONDARY SETTLEMENT/PEMAMPATAN SEKUNDER,
Ss.
Pendahuluan
Tiga penurunan tanah, adalah:
1.Penurunan elastis (penurunan segera/Immediate settlement)/Si
Penurunan terjadi sesaat setelah selesai pelaksanaan. Diprakiraan
mengikuti teori elastis, sangat penting untuk tanah berbutir
2.Penurunan konsolidasi primer/ )/Sc
merupakan peralihan tekanan air pori menjadi tegangan efektif
(butiran tanah) atau menurunnya tekanan air pori lebih (excess pore
pressure) menjadi tekanan hidrostatis, maka terjadi perubahan
volume, sangat penting untuk tanah lempung.
3.Penurunan konsolidasi sekunder/ )/Ss
akibat penyesuaian butiran tanah (creep=rayapan) penurunan tanah
tanpa penambahan beban, penting tanah organik/gambut.
Dapat dituliskan Dimana:
S = penurunan total
Sc = penurunan konsolidasi primer
Ss = penurunan konsolidasi sekunder
Si = penurunan elastis (penurunan segera)
Untuk lapisan lempung lunak: Sc >> Se > Ss
Penurunan Elastis
Penurunan elastis terjadi segera setelah beban
diberikan pada tanah tersebut. Oleh sebab itu
penurunan elastis juga disebut dengan
penurunan segera (immediate settlement).
Khusus pada tanah lempung jenuh air,
penurunan elastis merupakan penurunan
segera setelah beban diberikan tanpa
mengakibatkan perubahan kadar air.
Besarnya penurunan dipengaruhi oleh tipe
pondasi (kelenturan pondasi) dan jenis tanah.
Contact Pressure dan Bentuk Penurunan
1.Tanah Cohesionless
2.Tanah Cohesive

1.Tanah cohesionless
Merupakan tanah berbutir kasar. Tanah berbutir
mempunyai kekuatan apabila dalam kondisi tertekan .
Apabila dalam kondisi terendam air, kohesi sangat kecil
atau bahkan tidak punya sama sekali.
Namun dapat mempunyai kohesi (semu) akibat
pengaruh kapilaritas.
Penurunan terjadi secara cepat, sedangkan penurunan
jangka panjang (konsolidasi primer dan sekunder) relatif
kecil.
2. Tanah cohesive
Merupakan tanah berbutir halus. Tanah berbutir
mempunyai kekuatan yang cukup besar
apabila tidak dalam kondisi tertekan
(unconfined) atau kering.
Sebagian besar tanah kohesiv bersifat
impermeable dan apabila dibebani pada
kondisi undrained, berperilaku seperti karet
(elastis).
 Typical settlement - time response

Consolidation
settlement Final
Settlement settlement
Initial
settlement

Time
 Components of settlement

Construction
time
Load

Time

Const.
time Consolidation
settlement sc Total final
settlement
Settlement
Initial sTf
settlement si

Time
I. PENURUNAN SEGERA, Si

1  2
Si  p.B. Ip
E
• p = Beban terbagi rata.
• B = Lebar pondasi (diameternya)
• μ = Poisson ratio (Tabel 7.2)
• E = Modulus Young (Tabel 7.3)
• Ip = Faktor pengaruh (Tabel 7.1)
Tabel 7.1. Faktor Pengaruh Untuk Pondasi

Ip
Bentuk Panjang Lentur Kaku
----------- Tengah sisi Tengah sisi
lebar Pusat Pojok Rata-rata Rata-rata
terpendek terpanjang
- Bulat - 1.0 0.64 0.64 0.64 0.85 0.88
- Bujur 1 1.12 0.56 0.76 0.76 0.95 0.82
sangkar
- Empat 1.5 1.36 0.67 0.89 0.97 1.15 1.06
persegi
panjang
2.0 1.52 0.76 0.98 1.12 1.30 1.20
3.0 1.78 0.88 1.11 1.35 1.52 -
5.0 2.10 1.05 1.27 1.68 1.83 1.70
10.0 2.53 1.26 1.49 2.12 2.25 2.10
100.0 4.00 2.00 2.20 3.60 3.70 3.40
1000.0 5.47 2.75 2.94 5.03 5.15 -
10000.0 6.90 3.50 3.70 6.50 6.60 -
Tabel 7.2. Harga-harga Angka Poisson (μ).

Jenis Tanah Angka Poisson, μ

- Pasir lepas 0.20 - 0.40

- Pasir agak padat 0.05 - 0.40
- Pasir padat 0.20 - 0.43
- Pasir berlanau 0.20 - 0.40
- Lempung lembek 0.15 - 0.25
- Lempung agak kaku 0.20 - 0.50
Tabel 7.3. Harga-harga Modulus Young (E).

Modulus Young (E)

Jenis Tanah
psi kN/m2
- Lempung lembek 250 - 500 380 - 3472
- Lempung keras 850 - 2000 3865 - 13200
- Pasir lepas 1500 - 1000 10350 - 27600
- Pasir padat 5000 - 10000 34500 - 69000
II. PENURUNAN KONDOLIDASI, Sc
 LIHAT MODEL “SPRING ANALOGY” (GAMBAR 7.1)
– PEGAS  ANALOG DENGAN : BUTIRAN TANAH
– AIR DALAM SILINDER  ANALOG DENGAN : AIR PORI.

 URUTAN PERISTIWA
– KONDISI AWAL DARI MODEL :
• TEGANGAN AIR TANAH = Uo = TEGANGAN AIR TANAH
NETRAL
• TEGANGAN PADA BUTIRAN TANAH =σ’o = TEGANGAN
OVERBURDEN EFEKTIF.
– DIBERI BEBAN = Δσ
• SAAT t = 0  TEG. AIR = U = Uo + Δσ
TEG. PADA BUTIRAN = σ’ = σo’ + 0
• SAAT t = t1  TEG. AIR = U = Uo + ΔU1
 ΔU1 < Δσ
TEG. PADA BUTIRAN :
σ’= σ’1 + Δ σ’1  Δ σ1< Δ σ
CATATAN : ΔU + Δσ1= Δσ
• SAAT t = ~  TEG. AIR U = U0. ΔU~=0
TEG. PADA BUTIRAN : σ’= σ’1 + Δ σ
III. PENURUNAN KONDOLIDASI SEKUNDER, SS
KONSOLIDASI SEKUNDER Ss
CONTOH SOAL
Contoh soal dan pembahasannya
PENURUNAN FONDASI

S  Si  Sc  Ss
Si  penurunan segera
Sc  penurunan konsolidasi primer
Ss  penurunan konsolidasi sekunder

Cc  p0  p 
Sc  H log 
1 e0  p0 
PENAMBAHAN TEKANAN
AKIBAT BEBAN
Q

Fondasi B x L

prata-rata = ?
pT

pM

pB

p 
1
pT  4pM  pB 
6
PENAMBAHAN TEKANAN Q
AKIBAT BEBAN
METODE 2V : 1H Fondasi
p  ?
A0= B x L
q

B
Z1
Z2
Z3 pT

pM

pB

p 
1
pT  4pM  pB 
6
PENAMBAHAN TEKANAN
AKIBAT BERAT SENDIRI (OVERBURDEN)

p0 = Z

z1 1 1z1

z2 2 2z2
3z3
z3
3

p0  z
 1z1   2z2  3z3
PENURUNAN FONDASI DANGKAL
Penurunan fondasi akibat beban dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe utama
• Immediate (or elastic) settlement, Se
• Consolidation settlement, Sc
Immediate (or elastic) settlement, Harr (1966)

Foundation Se 
Bq0
Es

1   s2
2

(sudut fondasifleksibel)
BXL
Bq
 
S e  0 1   s2  (tengahfondasifleksibel)
Es
Df
q0
dengan
1   1  m 2  m   1  m 2  1 
  ln  m ln 
Rigid 
   1  m  m 
2   1  m  1 
2
H Flexible Foundation 
Foundation Soil
settlement  = Poisson’s ratiosettlement m  L B
s
L  panjang fondasi
Es = Modulus of elasticity
B  lebar fondasi

Rock Se 
Bq0
Es
 
1  s2  av (average fondasi flexible)

Se 
Bq0
Es
 
1  s2  r (fondasi rigid)
 3,0

2,5
, av, dan r

2,0

1,5

1,0 Untuk circular foundation

 =1
av = 0,85
r = 0,88
0,5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L/B

Nilai , av, dan r

PENURUNAN SEGERA (IMMEDIATE SETTLEMENT)
FONDASI DI ATAS LEMPUNG JENUH
Janbu et al., 1956
Janbu, 1956 untuk fondasi fleksibel di atas
lempung jenuh (poisson’s ratio,  = 0,5) kemudian
dimodifikasi nilai A1 dan A2 oleh Christian dan
Carrier, 1978
2,0
L/B =
q0  L/B =
10
Df
1,5 L/B =
5
B
H L/B =
A1 1,0
2
Squar
e
q0 B 0,5 Circle
S e  A1 A2
Es
H L
A1  f  ;  0,0
 B B 0,1 1 10 100 1000
 Df 
A2  f   H/B
 B 
1,0

0,9
A2

0,8
0 5 10 15 20
Df /B
Bowles, 1977
Macam tanah E (kN/m2)
Lempung :
Sangat lunak 300 – 3.000
Lunak 2.000 – 4.000
Sedang 4.500 – 9.000
Keras 7.000 – 20.000
Berpasir 30.000 – 42.500
Pasir “
Berlanau 5.000 – 20.000
Tidak padat 10.000 – 25.000
Padat 50.000 – 100.000
Pasir dan kerikil :
Padat 80.000 – 200.000
Tidak padat 50.000 – 140.000
Lanau 2.000 – 20.000

Loess 15.000 – 60.000

Cadas 140.000 – 1.400.000

PENURUNAN SEGERA (IMMEDIATE SETTLEMENT)
FONDASI DI ATAS TANAH KEPASIRAN
Menggunakan Faktor pengaruh regangan (Schmertmann dan Hartman, 1978)
Untuk fondasi square atau circular
z=0 Iz = 0,1
z = z1 = 0,5B Iz = 0,5
z = z2 = 2B Iz = 0
Q q = xDf
Df q Untuk fondasi L/B > 10
A
z=0 Iz = 0,2
z = z1 = B Iz = 0,5
B z = z2 = 4B Iz = 0
z1

Untuk fondasi L/B antara 1 dan 10

Datap menggunakan interpolasi
z2
  Izz2
Se  C1C2 q  q  Z
0 Es

C1  faktor koreksi kedalamfondasi

 q 
 1  0,5 
q q
C2  faktor koreksi creep tanah
 waktu, tahun
 1  0,2 log 
 0,1 
 Q q = xDf
Df q
A
L/B = 1, Lingkaran
0
B
L/B > 10

Untuk fondasi square atau

circular
2B
z=0 Iz = 0,1
z = z1 = 0,5B Iz = 0,5
z = z2 = 2B Iz =
0
Untuk fondasi L/B > 10
3B z=0 Iz = 0,2
z = z1 = B
Iz = 0,5
z = z2 = 4B
4B
Iz = 0
0,0 0.1 0,2 0.3 0,4 0.5
 0 50 100
qc
Q q = xDf
Df q
A
50 qc
Z1
B Z1
½B 55 Z2
Z2 Z3
B Z4
75 Z3
Z5
1,5B Z4
90
2B Z6

Z5

80
Z6

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5

I6 I1 I2 I4 I3
I5
 0 50 100
qc
1,5 q = 18,6x1,5
q  200kN / m2
50 qc
0 2,5
2 0,5
55 0,75
0,5 1,15
1
1,55
75 0,3
2,65
0,5
90
2 3,75

1,7
3
80

4 0,5

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5

0,04 0,2 0,4 0,48
0,22
 z to the Iz at the
Es
Z qc center of center of (Iz/Es) z
Layer (kN/m2)
(m) (kN/m2) the layer the layer (m2/kN)
=2,5 qc
(m) (m)
1 0,5 490,5 1226,25 0,25 0,20 8,15E-05
2 0,5 539,55 1348,875 0,75 0,40 0,000148
3 0,3 539,55 1348,875 1,15 0,48 0,000107
4 0,5 735,75 1839,375 1,55 0,40 0,000109
5 1,7 882,9 2207,25 2,65 0,22 0,000169
6 0,5 784,8 1962 3,75 0,04 1,02E-05
4 0,000625
q  18,6x1,5  27,75
z2
C1  faktor koreksi kedalam fondasi Se  C1C2 q  q 
Iz
Z
E
 q   27,75  0 s
 1 0,5

  1 0,5

  0,919x1,26x 200  27,75x0,000625
 q q   200 27,75 
 0,919448  0,1246m
C2  faktor koreksi creep tanah
 waktu, tahun   2
 1 0,2 log   1 0,2 log 
 0,1   0,1
 1,260206
PENURUNAN SEGERA (IMMEDIATE SETTLEMENT)
FONDASI DENGAN BEBAN EKSENTRIS
Georgiadis and Butterfield (1988)

Variasi 1, 2, dan C dengan L/B

Q, e, dan Se 2 9

Qult ( e )  Qult
Qult ( e )
L FS   F1
Q
Qult ( e0) e 0 1,5 7

2 dan C
Qult ( e0)
B  Q( e0)  FS  F1

1
F1
1
Se ( e0)  0 1   22  r
e Q Bq
C
Es 1 5
2
  e  2
Se  Se ( e0) 1  2 
  B 
  e B 
t  tan1 CSe  
  BL  0,5 3
1 10
Se C  1  2
L/B

t
Contoh Langkah 1
Untuk Q = 180 kN dan M = 27 kNm
180 kN Maka e = M/Q = 27/180 = 0,15 m
Langkah 2
27 kN-m Berapa Qult(e)
Dengan c = 0
qu’ = qNqFqsFqdFqi + ½B’NF sF dF I
q = 0,7 x 18 = 12,6 kN/m2
Pasir
0,7 m  = 18 kN/m3 Untuk  = 300, dari tabel diperoleh
1,5 m X 1,5 m  = 300
C=0 Nq = 18,4 dan N  = 22,4
s = 0,3 B’ = 1,5 – 2(0,15) = 1,2 m
L’ = 21,5 m
Es = 15.000 kN/m
Dari formula di tabel
B' 1,2
Fqs  1  tan   1  tan 30 0  1,462
L' 1,5
2 Df '
Fqd  1  2 tan  1  sin  
(0,289)(0,7)
 1  1,135
B 1,5
B'  1,2 
Fs  1  0,4  1  0,4   0,68
L'  1,5 
Fd  1
qu’ = 12,6 X 18,4 X 1,462 X 1,135 X 1 + ½ X 18 X 1,2 X 22,4 X 0,68 X 1 X 1
= 384,3 + 164,5 = 548,8 kN/m2
Qult(e) = q’ X A’
= 548,8 X 1,2 X 1,5
= 988 kN
Langkah 3
F1 = Qult(e) / Q
= 988 / 180
= 5,49
Langkah 4
Dihitung dengan Qult(e=0)
qu’ = 12,6 X 18,4 X 1,577 X 1,135 X 1 + ½ X 18 X 1,5 X 22,4 X 0,6 X 1 X 1
= 596,41 kN/m2

Dari formuladi tabel

B' 1,5
Fqs  1  tan   1  tan 30 0  1,577
L' 1,5
Df '
Fqd  1  2 tan  1  sin  2
(0,289)(0,7)
 1  1,135
B 1,5
B'  1,5 
Fs  1  0,4  1  0,4   0,6
L'  1,5 
Fd  1
qu = 12,6 X 18,4 X 1,557 X 1,135 X 1 + ½ X 18 X 1,5 X 22,4 X 0,6 X 1 X 1
= 414,97 + 181,44 = 596,41 kN/m2
Qult(e) = qu X A
Langkah 7
= 596,41 X 1,5 X 1,5 2
  e 
= 1342 kN S e  S e(e0) 1  2 
  B 
Langkah 5 2
  0,15 
Q(e=0) = Qult(e)/F1  8,6981  2 
= 1342/5,49   1 ,5 
= 244,4 kN  5,567019mm
Langkah 6
  e B 
t  tan1 CSe  
  
 
Bq0 BL
S e ( e 0 )  1   22  r UntukL/B  1, C  3,95
Es
  0,15 1,5 

BQe0 
Es B  L
 
1   22  r t  tan1 3,95  5,67019 10001 



 1,5  1,5 
 0,001493deg

1,5  244,4
15.000  1,5  1,5
 
1  0,32 0,88

 0,008698m
 8,698mm
PENURUNAN KONSOLIDASI
(CONSOLIDATION SETTLEMENT)

Sc    v dz
 v  reganganvertikal
e

q0 1  e0
e  perubahan void ratio
 f p 0 , p c , dan p
pt CH p  pav
Sc  c c log 0
1  e0 p0
pm
CH p CH p  pav
Sc  s c log c  c c log 0
1  e0 p0 1  e0 pc
H 1
pav  pt  4pm  pb 
6

pb
Pile load test setup. Cantelage supported on a piled “H” beam
TUGAS PONDASI DANGKAL

Mx
SX
My
SX DF
My
SY L

B B

Jika diketahui nilai parameter tanah : ,, c serta hasil sondir (qc) atau SPT (N)
Dan beban eksternal : Q,Sx, Sy, Mx, My
Untuk memperoleh pondasi yang stabil, tentukan besarnya B, L, dan penurunan segera