Bila tanah dibebani (missal akibat bangunan) maka tanah akan mengalami regangan,
volume porinya berkurang, susunan tanah akan berubah, jumlah regangan seluruh tanah
inilah merupakan penurunan total tanah.
Penurunan dibedakan menjadi :
a. Penurunan segera (immediate settlement), Si.
b. Penurunan konsolidasi (consolidation settlement), Sc.
Si biasanya diperhatikan pada tanah granuler (pasir & kerikil). Si perlu waktu singkat.
Sc terjadi pada tanah butir halus missal Lempung (clay). Sc perlu waktu lama. Sc nilainya
besar jika tebal lempung besar. Sc masih dibedakan lagi yaitu : penurunan konsolidasi
primer (Sc) dan penurunan konsolidasi sekunder (Ss) yang nilainya sangat kecil (sering
diabaikan).
Jadi :
S = Si + Sc + Ss
S = penurunan total,
Si = penurunan segera
Sc = penurunan konsolidasi primer
Ss = penurunan konsolidasi sekunder.
qc = 4.N (kg/cm2)
78
Setlemen segera (immediate) Si metode Schmertmann, 1978 :
Cara ini butuh data Sondir (CPT ), dan untuk tanah granuler.
2.𝐵
𝐼𝑧
𝑆𝑖 = 𝐶1 . 𝐶2 . 𝑞𝑛 . ∑ . ∆𝑧
𝐸
0
𝑝𝑜 ′
dengan : 𝐶1 = 1 − 0,5. ( ) dan C1 ≥ 0,5.
𝑞𝑛
𝑡
dan 𝐶2 = 1 + 0,2. 𝑙𝑜𝑔 ( )
0,1
79
Gbr. 3.1.
80
Contoh Soal.
Penurunan Segera Metode De Beer & Marten & M. Schmertmann.
Suatu pondasi telapak bujur-sangkar ( 1,5 m x 1,5m) dipasang diatas pasirkasar berlanau
yang sangat tebal. Elevasi dasar telapak pada kedalaman 1m. Akibat bangunan timbul
tekanan pondasi bruto 300 kN/m2. Muka air tanah pada -1m dari muka tanah. Berat
volume pasir basah = γb = 18,5 kN/m3 dan b.v. apung γ’ = 10 kN/m3. Berdasarkan Uji SPT
didapat N-SPT & sudah dikoreksi tertera di table.
Hitunglah besar penurunan segera ( setlemen immediate) :
a. dengan metode De Beer & Marten(1957).
b. dengan metode Schmertmann (1978).
Solusi :
a. Metode De Beer & Marten(1957).
Cara De Beer &Marten dilakukan sampai kedalaman 2B (=2. 1,5= 3m) di bawah dasar
telapak pondasi (alias sampai 4 m dari muka tanah). Untuk Tanah pasir, nilai qc pendekatan
: qc = 4.N. (Meyerhof, 1956).
1,5.𝑞𝑐
Tabel a. Menghitung qc (=4.N) , po’ = h1.γ1 + h2.γ2. dan 𝐶=
𝑝𝑜′
Tabel b. Menghitung q neto = qn = q bruto - Df.γ = 300 – (1. 18,5) = 281,5 kN/m2.
Luasan pondasi dibagi 4 bagian, sehingga L=0,75m; B=0,75m; z = bervariasi,
z diukur mulai dari dasar telapak pondasi.
m= L/z, n = B/z.
Nilai koefisien penyebaran tekanan ( I ) bisa dicari dg cara grafik FADUM berikut :
81
Gbr.1.1.
𝐻 𝑝𝑜′ +∆𝑝
Nilai Si dihitung pakai rumus : 𝑆𝑖 = . 𝑙𝑛 ( )
𝐶 𝑝𝑜′
82
dari muka-tanah
Δp
83
b. Setlemen immediate, Si metode Schmertmann, 1978 :
po’ = tekanan overburden pada dasar pondasi = h. γ = 1 . 18,5 = 18,5 kN/m2.
𝑝𝑜 ′ 18,5
𝐶1 = 1 − 0,5. ( ) = 1 − 0,5. (281,5) = 0,97 dan C1 ≥ 0,5.
𝑞𝑛
Ditinjau penurunan segera untuk t = 1 tahun
𝑡 1
𝐶2 = 1 + 0,2. 𝑙𝑜𝑔 ( ) = 1 + 0,2. log( ) = 1,2.
0,1 0,1
Menurut Schmertman,1978 : pondasi bujur-sangkar, E = 2,5.qc .
Nilai Iz didapat dari plotting “segitiga pengaruh” (lihat gambar c ).
qn = tekanan pondasi netto = q bruto – df.γ = 300 – (1. 18,5) = 281,5 kN/m2.
Selanjutnya dihitung Si masing masing lapis pakai rumus :
2.𝐵
𝐼𝑧
𝑆𝑖 = 𝐶1 . 𝐶2 . 𝑞𝑛 . ∑ . ∆𝑧
𝐸
0
Konsolidasi adalah proses berkurangnya rongga pori (berupa udara dan atau air)
dalam tanah jenuh ber-permeabilitas rendah. Akibat konsolidasi maka volume tanah
(termasuk pori) akan mengecil. Proses keluarnya udara & air dari dalam lempung adalah
lama karena permeabilitas lempung adalah rendah. Proses konsolidasi yang lama ini
merepotkan bangunan (elevasi akhir) yang menjadi salah. Bangunan yang dibangun di atas
lempung akin terjadi setlemen yang besar dalam waktu lama. Contohnya ialah : tanah
lempung jenuh, jika akan dibangun bangunan di atasnya maka perlu dilakukan percepatan
84
konsolidasi agar jika bangunan sudah selesai maka bangunan itu tidak turun lagi (hanya turun
sedikit) ketika selesai dibangun. Proses percepatan konsolidasi tanah kompresibel ini bisa
dilakukan dengan missal : drain vertical dan Pre-loading. Drain vertical bisa berupa : sand /
gravel vertical drain, atau prefabricated vertical drain (PVD). Ujud PVD berupa bahan
sintetis seperti pita berpori.
Proses drainasi air dari dalam lempung jenuh ini bisa 1-arah atau 2-arah, tergantung
kepada posisi lempung itu diapit oleh tanah jenis apa.
85
Bisa pula digunakan rumus penurunan :
S = mv. H. Δp
86
Notasi :
H = tebal lapisan tanah kompresibel/lempung (m).
eo = angka pori awal.
po’ = tekanan tanah overburden efektif awal ( kN/m2),
pc’ = tekanan pra-konsolidasi untuk tanah OC ( kN/m2).
Δp = Δσv = tambahan tegangan akibat beban pondasi/bangunan sampai tengah-
tengah lempung ( kN/m2).
mv = koefisien perubahan volume (m2/kN)
Contoh 3.3.
Diketahui bangunan gedung dengan tekanan pada telapak pondasi q = 1,2 kg/cm2 .
Ukuran telapak pondasi : 8m x 8 m. Elevasi telapak -1,5 m di bawah muka-tanah.
Lihat gambar.
Lapisan tanahnya (tergambar), bagian atas : pasir, tengah: Lempung, bag. bawah :
cadas kedap air.
q kg/cm2
-1,5 m
2,5 m Pasir : G= 2,65, e= 0,67;
w =20% (basah)
87
Solusi :
a. Berat volume terpakai pada lapis tanah :
Pasir di atas m.a.t :
𝐺.𝛾𝑤 (1+𝑤) 2,65.1.(1+0,2)
𝛾= = = 1,904 t/m3.
1+𝑒 (1+0,67)
Catatan :
Penyebaran tekanan akibat berat bangunan dimulai dari mana ?
a. Pondasi telapak : mulai dari elevasi dasar telapak.
b. Pondasi tiang : mulai dari (2/3).L di bawah pile cap. Sepanjang (2/3)L ini
lempungnya dianggap sudah menyatu memadat seperti telapak.
Jika lempungnya ada beberapa lapis, missal 3 lapis, maka Setlemen totalnya adalah
= S1 + S2 + S3.
88
Soal-Soal :
89