Anda di halaman 1dari 41

12,5°

data-data diketahui :
H = 6 m
L = 40 m
α = 20 o

selasar = 1.5 m
jarak gading-gading kap baja = 6 m
tegangan baja yang diijinkan :
mutu baja BJ (σ profil) : BJ 50
fy = 290 MPa
fu = 500 MPa
mutu baut (σ baut) : A 325
fy = 1225 MPa
fu = 3080 MPa

atap terdiri dari Lysaght, tebal = 0.4 mm

Diminta :
1. dimensionering gording
2. hitung gaya-gaya dalam (software SAP2000 atau ETABS)
3. dimensionering kolom dan rafter serta sambungan
4. perletakan dan pondasi
5. gambar kerja lengkap serta ikatan angin
6. hitung daftar bahan
C

y2 = 7,28 m

B 20 °
D y1 = 0,55 m
A

1,5 m 20 m

H = 6 m
L = 40 m
α = 20 o
Selasar = 1.5 m
Jarak gading-gading kap baja = 6 m
y2 = arctan (α)*L/2 = 7.28 m
y1 = arctan (α)*L/2 = 0.55 m
Panjang kuda-kuda, L
LAB = sqrt(y1^2+lebar selasar^2) = 1.60 m
LBC = sqrt(y2^2+(L/2)^2) = 21.28 m

PERENCANAAN ATAP (LYSAGHT)

Perkiraan panjang overlap untuk sudut 10 - 20 derajat adalah 20 cm, sedangkan untuk panjang overlap
dengan sudut 20 - 40 derajat panjang overlapnya adalah 15 cm, dan untuk 45 derajat overlapnya 10 cm

Panjang overlap = 20 cm
Banyak gording dilapangan ;
Untuk kuda-kuda, LAB = 1.60 m
(ada 2 gording)
LBC = 21.28 m
Direncanakan jarak gording, s = 1.20 m
Maka jumlah gording, n = LBC/s = 17.74 buah
n = 18 buah
Maka ukuran atap terpanjang yang dipikul oleh sebuah gordi = 1.330 m
ntotal = 20 buah

DIMENSIONERING GORDING

y2 = 7,28 m

A y1 = 0,55 m
B D
1,5 m 20 m
q.s in a

q
a q.cos a

PERHITUNGAN GORDING TANPA SAGROD


A. DATA BAHAN
Tegangan leleh baja (yield stress) Fy = 290 Mpa
Tegangan tarik putus (ultimate stress) Fu = 500 Mpa
Tegangan sisa (residual stress) Fr = 70 Mpa
Modulus elastik baja (modulus of elasticity) E = 200000 Mpa
Angka Poisson (Poisson's ratio) ν = 0.3

B. DATA PROFIL BAJA LIGHT LIP CHANNELS C. 150.75.20.4,5


Y
ht = 200 mm ht =
b b = 75 mm b =
a = 20 mm a =
t t = 3.2 mm t =
A= 1181 mm² A =
a Ix = 7210000 mm⁴ lx =
Iy = 875000 mm⁴ ly =
Sx = 72100 mm³ Zx =
Sy = 16800 mm³ Zy =
rx = 78.13 mm ix =
ht h ry = 27.22 mm iy =
X Cy =
c = 22.7 mm
t w = 9.27 kg/m w =
φb = 0.9
φf = 0.75
d = 16 mm
s = 1330 mm
L1 = 6000 mm
L2 = 6000 mm
c α 20 °

Untuk Pembebanan Menggunakan Peraturan SNI 1727:2013


1. BEBAN YANG BEKERJA PADA GORDING
- Beban Mati (Dead Load)
Penutup atap direncanakan dari Lysaght, tebal 0,4 mm
α = 20 °
cos α = 0.93969262
sin α = 0.34202014

a. Berat atap Lysaght (t = 0.4 mm)+10%berat atap = 4.312 kg/m²


Sehingga berat sendiri atap = 5.73 kg/m
b. Berat gording (q) = 9.27 kg/m

Sehingga beban mati (DEAD LOAD) = 15.00 kg/m


= 150.05 N/m

- Beban Hidup (Live Load)

a. Beban Hidup Minimum

(ref. SNI 1727:2013, Tabel 4-1 Lanjutan)

Beban hidup Atap (Live Load Roof) pada perencanaan ini adalah :
Beban hidup pada atap : 96.00 kg/m2
Dengan mengaplikasikan reduksi sebesar 0,6 dan dibulatkan, maka dapat diambil :
Beban hidup min : 60 kg/m2

b. Beban Hidup Atap (Lr)


Menurut SNI 1727:2013 Tabel 4-1 Pendistribusian Beban hal - 27 untuk atap berbubung
Beban hidup atap desain tanpa reduksi, (Lo) sebesar = 0.89 kN
Lr = Lo*R1*R2 dimana 0,58 < Lo < 0,96 (SNI 1727:2013 - Persamaan 4.8-1)
Faktor reduksi R1 dan R2 harus ditentukan sebagai berikut :
Jarak gording, s = 1.33 m
Jarak kuda - kuda = 6.00 m
Luas tributari (AT) = 7.98 m
R1= 1 untuk AT < 18,58 m2
R1= 1,2 - 0,011AT untuk 18,58 m2 < AT
R1= 0,6 untuk AT > 55,74 m2
Jumlah Peninggian (F)
F = 0,12α = 2.4
R2 = 1 untuk F < 4
R2 = 1,2 - 0,05F untuk F 4 < F <12
R2 = 0,6 untuk F>12
Lr = Lo*R1*R2 = 0.89 kN dimana 0,58 < Lo < 0,96

FORMULA TEKANAN BEBAN ANGIN


Nilai tekanan angin desain pada bangunan pada setiap ketinggian dihitung dengan persamaan berikut:
P = qGCP - qi (GCPi) (SNI 1727:2013 - Persamaan 27.4-1)
Dimana :
P = Tekanan angin desain (N/m2)
q = Tekanan velositas dinding angin datang (qz) yang diukur pada ketinggian z, atau tekanan
velositas dinding/atap lainya (qh) yang diukur pada ketinggian h (N/m2)
qi = Tekanan velositas untuk mengevaluasi tekanan internal positif/negatif
pada semua permukaan yang secara konservatif diambil senilai (qh) yang
diukur pada ketinggian h (N/m2)
G = Koefisien faktor efek tiupan angin
Cp = Koefisien tekanan eksternal
GCPi = Koefisien tekanan internal

Tekanan velositas, q, dihitung dengan persamaan berikut:


qz = 0,613KdKztKzV2 atau qh = 0,613KdKztKhV2 (SNI 1727:2013 - Persamaan 27.3-1)
Dimana :
q = Tekanan velositas diukur pada ketinggian z(qz) atau pada ketinggian h (qh) (N/m2)
V = Kecepatan angin dasar
Kd = Koefisien faktor arah angin
Kzt = Koefisien faktor tofografi
Kz/h = Koefisien eksposur tekanan volositas

BEBAN ANGIN
Berdasarkan SNI 1727:2013 Psl 26 - Persyaratan Umum beban Angin, untuk perhitungan
kecepatan beban angin diperlukan pertimbangan dan parameter sebagai berikut :
a) Kategori Resiko Bangunan Gedung
b) Kecepatan Angin Dasar, V = 39.9 m/s
c) Faktor Arah Angin, KD
d) Kategori Eksposur
e) Faktor Topografi, KZT
f) Faktor efek Tiupan Angin, G = 0.85
g) Klasifikasi Ketertutupan
h) Koefisien Tekanan Internal, GCPI
i) Koefisien Eksposur Tekanan Velositas, KZ atau KH
j) Faktor Elevasi, Ke
k) Tekanan Velositas, q atau qh
l) Koefisien Tekanan Eksternal, Cp atau CN
m) Tekanan Angin, p

A. KATEGORI RESIKO BANGUNAN GEDUNG


B. KECEPATAN ANGIN DASAR, V

Indonesia masuk dalam wilayah I


Serviceabillity design, V = 32 m/s ; W = 65 kg/m2
Ultimate design, V = 39,9 m/s ; W = 95 kg/m2

Digunakan kecepatan angin (V) = 39.9 m/s

C. FAKTOR ARAH ANGIN, Kd

(ref. SNI 1727:2013 Tabel 26.6-1 Faktor Arah Angin, Kd)

Faktor arah angin Kd, harus ditentukan dari tabel


Sistem penahan angin bangunan gedung = 0.85
Beban diaplikasikan pada SPBAU (kolom) serta pada komponen (rafter)

D. KATEGORI EKSPOSUR
1. Eksposur B : Untuk bangunan gedung dengan tinggi atap rata-rata kurang dari atau sama
dengan 30 ft (9,1 m), Eksposur B berlaku bilamana kekasaran permukaan tanah, sebagaimana
ditentukan oleh Kekasaran Permukaan B, berlaku diarah lawan angin untuk jarak yang lebih besar
dari 1.500 ft (457 m). Untuk bangunan dengan tinggi atap rata-rata lebih besar dari 30 ft (9,1 m),
Eksposur B berlaku bilamana Kekasaran Permukaan B berada dalam arah lawan angin untuk jarak
lebih besar dari 2.600 ft (792 m) atau 20 kali tinggi bangunan, pilih yang terbesar.
2. Eksposur C : Eksposur C berlaku untuk semua kasus saat Eksposur B atau D tidak berlaku.
3. Eksposur D : Eksposur D berlaku bilamana kekasaran permukaan tanah, ditentukan oleh
Kekasaran Permukaan D, berlaku diarah lawan angin untuk jarak yang lebih besar dari 5.000 ft
(1.524 m) atau 20 kali tinggi bangunan, pilih yang terbesar. Eksposur D juga berlaku bilamana
kekasaran permukaan tanah lawan angin dari situs B atau C, dan situs yang berada dalam jarak
600 ft (183 m) atau20 kali tinggi bangunan, mana yang terbesar, dari kondisi Eksposur D
sebagaimana ditentukan dalam kalimat sebelumnya.
Pada kasus ini, diambil nilai konservatif yang paling mewakili, sehingga digunakan:
Kategori Eksposur = B, untuk h = 9.64 m > 9,1 m
(ref. SNI 1727:2013, Pasal 26.7.3)

E. EFEK TOPOGRAFI, Kzt


Efek peningkatan kecepatan angin pada bukit, bukit memanjang, dan tebing curam yang
terisolasi akan menimbulkan perubahan mendadak dalam topografi umum,terletak dalam setiap
kategori eksposur, dimasukkan dalam perhitungan beban angin.
Di mana faktor ini khusus Kategori Eksposur B dengan parameter mengikuti sesuai kasus
pada Gambar gambar A dan B berikut. (ref. SNI 1727:2013, Pasal 26.8)
Pada kondisi bangunan pabrik diambil nilai Faktor Arah Angin, Kzt = 1.00
(ref. SNI 1727-2013, Pasal 26.8.2)

F. EFEK TIUPAN ANGIN, G


Faktor efek tiupan angin untuk suatu bangunan gedung dan struktur lain yang kaku boleh
diambil sebesar 0,85. (ref. SNI 1727:2013, Pasal 26.9.1)
Faktor Efek Tiupan Angin, G = 0.85

G. KLASIFIKASI KETERTUTUPAN

(ref SNI 1727:2013 - Tabel 26.11-1)

Merupakan jenis bangunan tertutup maka koefisien tekanan internal diambil,


GCPi = 0.18 (tekan)
-0.18 (tarik)

H. KOEFISIEN EKSPOSUR TEKANAN VELOSITAS


Tabel Koefisien Eksposur Tekanan Velositas, Kh dan Kz
Tinggi rata rata, h = 9.64 m
Tinggi elevasi = 6.00 m
(ref. SNI 1727:2013 - Tabel 27.3-1)

Koefisien eksposur velositas untuk angin pergi


z Velositas h Velositas
4.6 0.57 9.1 0.7
6 0.62 9.64 0.71
6.1 0.62 12.2 0.76
Didapatkan :
Kz = 0.62 dan Kh = 0.71

I. TEKANAN VELOSITAS, qz atau qh


Tekanan velositas, qh, dievaluasi pada ketinggian z harus dihitung dengan persamaan berikut:
qz = 0,613.Kz.Kzt.Kd.V^2 atau qh = 0,613.Kh.Kzt.Kd.V^2
Di mana :
z h
Kd = 0.85 0.85
Kz/Kh = 0.62 0.71
Kzt = 1.00 1.00
V= 39.9 39.9
Tekanan angin tekan pada atap : qz = 511.54 N/m2
qh = 589.33 N/m2
(ref.SNI 1727:2013, Pasal. 27.3.2)

Beban Pada Atap

Tentukan Koefisien Tekan Eksternal


Merujuk pada SNI 1727:2013, gambar 27.4-1 (lanjutan), halaman 68 untuk arah angin yang
tegak lurus terhadap bubungan dengan sudut kemiringan atap ≥ 10 ° dan nilai dari tinggi atap
dibagi dimensi horizontal bangunan (h/L) ≤ 0,25 maka koefisien tekanan atap (Cp) diisi angin
datang pergi didapat dengan interpolasi.
α= 20 °
h/L = 0.15
Maka dari tabel :
Tegak lurus terhadap bubungan untuk > 10° dan h/L ≤ 0,25
Sudut Angin datang Angin pergi
20 -0.3 -0.6
0.2
Koefisien tekanan atap di sisi angin tekan = -0.3 atau 0.2
Koefisien tekanan atap di sisi angin hisap = -0.6
Tekanan angin tekan pada atap
P tekan = qh * G * Cp -qh * GCPi
= -256.36 N/m2 = -25.64 kg/m2
Tekanan angin hisap pada atap
P hisap = qh * G * Cp -qh * GCPi
= -194.48 N/m2 = -19.45 kg/m2

Tekanan angin pada dinding

(ref. SNI 1727:2013 - Gambar 27.4-1 lanjutan)


L= 40 m 1 -0.5
B= 36 m 1.11 -0.48
L/B = 1.11 2 -0.3
Koefisien tekanan dinding di sisi angin tekan = 0.8
Koefisien tekanan dinding di sisi angin hisap = -0.48
Tekanan angin tekan pada dinding
P tekan = qh * G * Cp -qh * GCPi
= 294.66 N/m2 = 29.47 kg/m2
Tekanan angin hisap pada dinding
P hisap = qh * G * Cp -qh * GCPi
= -133.25 N/m2 = -13.33 kg/m2

J. BEBAN ANGIN DESAIN MINIMUM


Beban angin yang digunakan pada desain SPBAU untuk bangunan gedung tertutup atau
tertutup sebagian tidak boleh lebih kecil dari 16 lb/ft (0,77 kN/m ) dikalikan dengan luas dinding
bangunan gedung dan 8 lb/ft (0,38 kN/m ) dikalikan dengan luas atap bangunan gedung
terprojeksi ke bidang vertikal tegak lurus terhadap arah angin yang diasumsikan
Beban angin desain minium (ref.SNI 1727:2013 - Gambar 27.1.5)
Dinding = 77 kg/m2
Atap = 38 kg/m2
Gaya Angin (p)
Tekanan tekan pada rafter = -25.64 kg/m2
Tekanan hisap pada rafter = -19.45 kg/m2
Tekanan tekan pada dinding = 77.00 kg/m2
Tekanan hisap pada dinding = -13.33 kg/m2

Beban Kerja
1. Beban Mati Tambahan = 15.00 Kg/m
2. Beban Hidup
2.1. Beban Hidup Minimum = 60.00 Kg/m
2.2. Beban Pekerja = 89 Kg
3. Beban Angin Pada Dinding
Angin Tekan = 77.00 Kg/m
Angin Hisap = -13.33 Kg/m
4. Beban Angin Pada Atap
Angin Tekan = 38.00 Kg/m
Angin Hisap = -19.45 Kg/m

ANALISA STATIKA
1. Akibat beban Mati (DL)
qbs gording + berat atap = 15.00 kg/m
Beban diuraikan menjadi ;
qx = (qbs gording + berat atap) * cos α = 14.10 kg/m
qy = (qbs gording + berat atap) * sin α = 5.13 kg/m
Sehingga momen yg bekerja pada gording ;
Mx = 1/8*qx*(L₁)² = 63.45 kg.m
My = 1/8*qy*(L2)² = 23.09 kg.m

2. Akibat Beban Hidup (LL)


a. Beban pekerja (P = 89 kg) = 89 kg
Beban diuraikan menjadi ;
Px = P*cos α = 83.63 kg
Py = P*sin α = 30.44 kg
Sehingga momen yang bekerja pada gording ; kg
Mx = 1/4*Px*L1 = 125.45 kg.m
My = 1/4*Py*L2 = 45.66 kg.m
b. Beban hidup minimum, beban hujan (R) = 79.80 kg/m
Mx = 1/8*qhujan*cos α * L1² = 337.44 kg.m
My = 1/8*qhujan*sin α * L2² = 122.82 kg.m

3. Akibat Beban Angin (W)


Angin tekan,
Mx = 1/8*Wx*L1² = 171.00 kg.m
Angin hisap,
Mx = 1/8*Wx*L1² = -87.52 kg.m

Rekapitulasi Nilai Momen


Beban Mux (kg.m) Muy (kg.m)
Mati (D) 63.45 23.09
Hidup (Lr) 125.45 45.66
Hujan (R) 337.44 122.82
Angin (Wd) 171.00 0
Angin (Wp) -87.52 0
Berdasarkan SNI 1727:2013

KOMBINASI BEBAN
Struktur, komponen, dan fondasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga kekuatan desainnya
sama atau melebihi efek dari beban terfaktor dalam kombinasi berikut :
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R)
3. 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5W)
4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)
5. 1,2D + 1,0E + L + 0,2S
6. 0,9D + 1,0W
7. 0,9D + 1,0E

No Kombinasi Beban Mux (kg.m) Muy (Kg.m)


1 1,4D 88.83 32.33
2 1,2D + 1,6Lr 276.86 100.77
1,2D + 1,6R 616.05 224.22
1,2D + 1,6Lr + 0,5Wd 362.36 100.77
1,2D + 1,6R + 0,5Wd 701.55 224.22
1,2D + 1,6Lr + 0,5Wp 233.10 100.77
1,2D + 1,6R + 0,5Wdp 572.29 224.22
3 1,2D + 1,0Wd + 0,5Lr 309.86 50.54
1,2D + 1,0Wp + 0,5Lr 51.35 50.54
1,2D + 1,0Wd + 0,5R 415.86 89.12
1,2D + 1,0Wp + 0,5R 157.35 89.12
4 0,9D + 1,0Wd 228.11 20.78
0,9D + 1,0Wp -30.41 20.78
Momen Maximum 701.55 224.22

Cek Tekuk Lokal (SNI 1729:2015 - Tabel B4.1b kasus 10 & 15)
1. Terhadap Sayap
Syarat, λ = B/t
= 23.438 mm
Syarat, λp = 0,83*√E/fy
= 21.797 mm
λ < λp = Sayap Kompak

2. Terhadap Badan
Syarat, λ = h/tw
= 62.500 mm
Syarat, λp = 3,76*√E/fy
= 98.742
λ < λp = Badan Kompak

PERHITUNGAN KAPASITAS NOMINAL PENAMPANG


-Lentur pada keadaan leleh
Mnx = Sx * fy = 20909000.00 N.mm 2090.9
Mny = Sy * fy = 4872000.00 N.mm 487.2
Faktor reduksi untuk kekuatan lentur, φb = 0.90
Persamaan interaksi,
Mu/ (φb * Mn) = Mux / (φb * Mnx) + Muy/(φb * Mny) = 0.88 N.mm
0.88 ≤ 1 memenuhi

KONTROL LENDUTAN
Berdasarkan SNI 1727:2013
α = 20 Lx = L1 Ly = L2
cos α = 0.93969262 mm mm
sin α = 0.34202014 6000 6000

Arah Jenis Beban


D (kg/m) Lr (kg) R (kg/m) Wd (kg/m) Wp (kg/m)
15.00 89.00 79.80 38.00 -19.45
ux 14.10 83.63 74.99 35.71 -18.27
uy 5.13 30.44 27.29 0 0

Kombinasi Beban Lendutan


1. Bekerja beban mati (D) + beban pekerja (Lr) : QD + Lr
Qu = QD = 15.00 kg/m
Qux = Qu * cos α = 14.10 kg/m
Quy = Qu * sin α = 5.13 kg/m
Pu = Lr = 89.00 kg
Pux = Pu * cos α = 83.63 kg
Puy = Pu * sin α = 30.44 kg

2. Bekerja beban mati (D) + beban hujan (R) : QD + QR


Qu = QD + QR = 94.80 kg/m
Qux = Qu * cos α = 89.09 kg/m
Quy = Qu * sin α = 32.43 kg/m

- Lendutan maksimum akibat beban merata, ẟ = (5*Qu*L^4)/(384*E*I)


- Lendutan maksimum akibat beban terpusat, ẟ = (Pu*L^3)/(48*E*I)

Lendutan akibat kombinasi beban mati (D) + beban pekerja (Lr)


ẟx = (5*Qux*Lx^4)/(384*E*Ix) + (Pux*Lx^3)/(48*E*Ix) = 4.26 mm
ẟy = (5*Quy*Ly^4)/(384*E*Iy) + (Pux*Ly^3)/(48*E*Iy) = 12.78 mm
ẟ1 yang terjadi = √(ẟx²+ẟy²) = 13.47 mm

Lendutan akibat kombinasi beban mati (D) + beban hujan (R)


ẟx = (5*Qux*Lx^4)/(384*E*Ix) = 10.43 mm
ẟy = (5*Quy*Ly^4)/(384*E*Iy) = 31.27 mm
ẟ2 yang terjadi = √(ẟx²+ẟy²) = 32.96 mm
ẟmax yang terjadi = 32.96 mm

Lendutan ijin : untuk balok biasa, ∆ = L/240 = 25.00 mm


32.96 ≤ 25.00 tidak aman

PERHITUNGAN GORDING DENGAN SAGROD

DATA PROFIL BAJA LIGHT LIP CHANNELS C. 150.50.20.4,5


Y
ht = 150 mm
b b = 65 mm
a = 20 mm
t t = 3.2 mm
A= 956.7 mm²
a Ix = 3320000 mm⁴
Iy = 538000 mm⁴
Sx = 44300 mm³
Sy = 12200 mm³
rx = 58.91 mm
ht h ry = 23.71 mm
X
c = 21.1 mm
t w = 7.51 kg/m
φb = 0.9
φf = 0.75
d = 16 mm
s = 1330 mm
L1 = 6000 mm
L2 = 2000 mm
c α 20 °
c

α = 20 Lx = L1 Ly = L2
cos α = 0.93969262 mm mm
sin α = 0.34202014 6000 2000

ANALISA STATIKA
1. Akibat beban Mati (DL)
qbs gording + berat atap = 13.24 kg/m
Beban diuraikan menjadi ;
qx = (qbs gording + berat atap) * cos α = 12.45 kg/m
qy = (qbs gording + berat atap) * sin α = 4.53 kg/m
Sehingga momen yg bekerja pada gording ;
Mx = 1/8*qx*(L₁)² = 56.01 kg.m
My = 1/8*qy*(L2)² = 2.27 kg.m

2. Akibat Beban Hidup (Lr)


a. Beban pekerja (P = 89 kg) = 89.00 kg
Beban diuraikan menjadi ;
Px = P*cos α = 83.63 kg
Py = P*sin α = 30.44 kg
Sehingga momen yang bekerja pada gording ;
Mx = 1/4*Px*L1 = 125.45 kg.m
My = 1/4*Py*L2 = 15.22 kg.m

b. Beban hujan (R) = 79.80 kg/m


Mx = 1/8*qhujan*cos α * L1² = 337.44 kg.m
My = 1/8*qhujan*sin α * L2² = 13.65 kg.m

3. Akibat Beban Angin (W)


Angin tekan,
Mx = 1/8*Wx*L1² = 171.00 kg.m
Angin hisap,
Mx = 1/8*Wx*L1² = -87.52 kg.m

Rekapitulasi Nilai Momen


Beban Mux (kg.m) Muy (kg.m)
Mati (D) 56.01 2.27
Hidup (Lr) 125.45 15.22
Hujan (R) 337.44 13.65
Angin (Wd) 171.00 0
Angin (Wp) -87.52 0

Berdasarkan SNI 1727:2013

KOMBINASI BEBAN
Struktur, komponen, dan fondasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga kekuatan desainnya
sama atau melebihi efek dari beban terfaktor dalam kombinasi berikut :
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R)
3. 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5W)
4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)
5. 1,2D + 1,0E + L + 0,2S
6. 0,9D + 1,0W
7. 0,9D + 1,0E

No Kombinasi Beban Mux (kg.m) Muy (Kg.m)


1 1,4D 78.411 3.171
2 1,2D + 1,6Lr 267.928 27.070
1,2D + 1,6R 607.119 24.553
1,2D + 1,6Lr + 0,5Wd 353.428 27.070
1,2D + 1,6R + 0,5Wd 692.619 24.553
1,2D + 1,6Lr + 0,5Wp 224.170 27.070
1,2D + 1,6R + 0,5Wdp 563.362 24.553
3 1,2D + 1,0Wd + 0,5Lr 300.934 10.328
1,2D + 1,0Wp + 0,5Lr 42.419 10.328
1,2D + 1,0Wd + 0,5R 406.931 9.541
1,2D + 1,0Wp + 0,5R 148.416 9.541
4 0,9D + 1,0Wd 221.407 2.039
0,9D + 1,0Wp -37.108 2.039
Momen Maximum 692.619 24.553

Cek Tekuk Lokal (SNI 1729:2015 - Tabel B4.1b kasus 10 & 15)
1. Terhadap Sayap
Syarat, λ = B/t
= 20.313 mm
Syarat, λp = 0,83*√E/fy
= 21.797 mm
λ < λp = Sayap Kompak

2. Terhadap Badan
Syarat, λ = h/tw
= 46.875 mm
Syarat, λp = 3,76*√E/fy
= 98.742
λ < λp = Badan Kompak

PERHITUNGAN KAPASITAS NOMINAL PENAMPANG


-Lentur pada keadaan leleh
Mnx = Sx * fy = 12847000.00 N.mm
Mny = Sy * fy = 3538000.00 N.mm
Faktor reduksi untuk kekuatan lentur, φb = 0.90
Persamaan interaksi,
Mu/ (φb * Mn) = Mux / (φb * Mnx) + Muy/(φb * Mny) = 0.68 N.mm
0.68 ≤ 1 memenuhi

KONTROL LENDUTAN
Berdasarkan SNI 1727:2013

α = 20 Lx = L1 Ly = L2
cos α = 0.93969262 mm mm
sin α = 0.34202014 6000 2000

Arah Jenis Beban


D (kg/m) Lr (kg) R (kg/m) Wd (kg/m) Wp (kg/m)
13.24 89 79.80 38.00 -19.45
ux 12.45 83.63 74.99 35.71 -18.27
uy 4.53 30.44 27.29 0 0

Kombinasi Beban Lendutan


1. Bekerja beban mati (D) + beban pekerja (Lr) : QD + Lr
Qu = QD = 13.24 kg/m
Qux = Qu * cos α = 12.45 kg/m
Quy = Qu * sin α = 4.53 kg/m
Pu = Lr = 89.00 kg
Pux = Pu * cos α = 83.63 kg
Puy = Pu * sin α = 30.44 kg
2. Bekerja beban mati (D) + beban hujan (R) : QD + QR
Qu = QD + QR = 93.04 kg/m
Qux = Qu * cos α = 87.43 kg/m
Quy = Qu * sin α = 31.82 kg/m

- Lendutan maksimum akibat beban merata, ẟ = (5*Qu*L^4)/(384*E*I)


- Lendutan maksimum akibat beban terpusat, ẟ = (Pu*L^3)/(48*E*I)

Lendutan akibat kombinasi beban mati (D) + beban pekerja (Lr)


ẟx = (5*Qux*Lx^4)/(384*E*Ix) + (Pux*Lx^3)/(48*E*Ix) = 8.83 mm
ẟy = (5*Quy*Ly^4)/(384*E*Iy) + (Pux*Ly^3)/(48*E*Iy) = 0.56 mm
ẟ1 yang terjadi = √(ẟx²+ẟy²) = 8.85 mm

Lendutan akibat kombinasi beban mati (D) + beban hujan (R)


ẟx = (5*Qux*Lx^4)/(384*E*Ix) = 22.22 mm
ẟy = (5*Quy*Ly^4)/(384*E*Iy) = 0.62 mm
ẟ2 yang terjadi = √(ẟx²+ẟy²) = 22.23 mm
ẟmax yang terjadi = 22.23 mm

Lendutan ijin : untuk balok biasa, ∆ = L/240 = 25.00 mm


22.23 ≤ 25.00 aman

DIMENSI ZAGROD

DATA BAHAN ZAGROD


Tegangan leleh baja (yield stress), Fy = 290 Mpa
Tegangan tarik putus (ultimate stress), Fu = 500 Mpa
Jumlah Gording, n = 20 Batang
Jarak Antar Zagrod, L = 2 m
Jarak Miring Gording dalam, S = 1.330 m
Berat Sendiri Gording = 7.51 kg/m
Berat Atap+10%berat atap = 4.31 kg/m2
Beban Hujan = 79.80 kg/m2
Beban Terpusat = 89 kg
Beban Angin = 1.60 kg/m2
P1 = 1/2 * 1,54 * L = 1.60 m2
P2 = (1/2 * 1,54 + 1/2 * S) * L = 2.93 m2
P3 = S * L = 2.66 m2
P4 = 1/2 * S * L = 1.33 m2

α = 20 Lx = L1 Ly = L2
cos α = 0.93969262 m m
sin α = 0.34202014 6000 2000
Beban yang dipikul oleh Zagrod :
QP1 = berat sendiri atap + berat gording = 21.90 kg
QP1x = QP1 * sin α = 7.49 kg

QP2 = berat sendiri atap + berat gording = 27.64 kg


QP2x = QP2 * sin α = 9.45 kg

QP3 = berat sendiri atap + berat gording = 26.49 kg


QP3x = QP3 * sin α = 9.06 kg

QP4 = berat sendiri atap + berat gording = 20.75 kg


QP4x = QP4 * sin α = 7.10 kg

Total beban mati = n*QP1x +n*QP2x +n*QP3x +n*QP4x = 178.06 kg

Beban Hidup
Px = P * sin α
Pxtotal = jumlah gording * PL * sin α = 608.80 kg

X = 2 m
Y = 1.330 m
tan α' = y / x = 0.67 m
α' = arc tan (y/x) = 33.62 o

beban ultimate terfaktor,


Pu = (1,2 * PD + 1,6 * PL)/ cos α' = 1426.40 kg
= 14264.01 N
Menentukan Dimensi Zagrod
Pu/A ≤ Ф * fy
14264.01 ≤ 261
1/4 *π*D2
D2 ≥ 69.58
D ≥ 8.34 mm
pakai diameter Zagrod, Ø = 12 mm

kontrol
Pu/A ≤ Ф * fy
14264.01 ≤ 261
113.10
126.12 ≤ 261 MPa OK
ht = 200 150 150 150 150 150 125 125
b = 75 75 65 50 50 50 50 50
a = 20 20 20 20 20 20 20 20
t = 3.2 4.5 3.2 4.5 3.2 2.3 4.5 4
A = 11.81 13.97 9.567 11.72 8.607 6.322 10.59 9.548
lx = 721 489 332 368 280 210 238 217
ly = 87.5 99.2 53.8 35.7 28.3 21.9 33.5 33.1
Zx = 72.1 65.2 44.3 49 37.4 28 38 34.7
Zy = 16.8 19.8 12.2 10.5 8.19 6.33 10.1 9.38
ix = 7.77 5.92 5.89 5.6 5.71 5.77 4.74 4.77
iy = 2.71 2.66 2.37 1.75 1.81 1.86 1.78 1.81
Cy = 2.27 2.5 2.11 1.54 1.54 1.55 1.68 1.68
w = 9.27 11 7.51 9.2 6.76 4.96 8.32 7.5
wx = 72.1 65.2 44.3 49 37.4 28 38 34.7
wy = 16.8 19.8 12.2 10.5 8.19 6.33 10.1 9.38

0.88
32.96

ht = 350 350 300 300 250 250 200 200


b = 50 50 50 50 50 50 50 50
a = 50 50 50 50 50 50 50 50
t = 4.5 4 4.5 4 4.5 4 4.5 4
A = 19.58 17.47 17.33 15.47 15.08 13.47 12.83 11.47
lx = 2750 2470 1850 1660 1160 1050 666 600
ly = 27.5 24.8 26.8 24.1 25.9 23.3 24.6 22.2
Zx = 157 151 123 111 93 83.7 66.6 60
Zy = 6.48 5.81 6.41 5.74 6.31 5.66 6.18 5.55
ix = 11.8 11.9 10.3 10.3 8.78 8.81 7.2 7.23
iy = 1.19 1.19 1.24 1.25 1.31 1.32 1.38 1.39
Cy = 0.75 0.73 0.82 0.8 0.91 0.88 1.03 1
w = 15.4 13.7 13.6 12.1 11.8 10.6 10.1 9
wx = 157 151 123 111 93 83.7 66.6 60
wy = 6.48 5.81 6.41 5.74 6.31 5.66 6.18 5.55
125 125 100 100 100 100 100 100
50 50 50 50 50 50 50 50
20 20 20 20 20 20 20 20
3.2 2.3 4.5 4 3.2 2.6 2.3 1.6
7.807 5.747 9.469 8.548 7.007 5.796 5.172 3.672
181 137 139 127 107 89.7 80.7 58.4
26.6 20.6 30.9 28.7 24.5 21 19 14
29 21.9 27.7 25.4 21.3 17.9 16.1 11.7
8.02 6.22 9.82 9.13 7.81 6.68 6.06 4.47
4.82 4.88 3.82 3.85 3.9 3.93 3.95 3.99
1.85 1.89 1.81 1.83 1.87 1.9 1.92 1.95
1.68 1.69 1.86 1.86 1.86 1.86 1.86 1.87
6.13 4.51 7.43 6.71 5.5 4.55 4.06 2.88
29 21.9 27.7 25.4 21.3 17.9 16.1 11.7
8.02 6.22 9.82 9.13 7.81 6.68 6.06 4.47

≤ 1.00
≤ 25.00

200 150 150 100 75 60 38 19


50 75 50 50 40 30 15 12
50 75 50 50 15 30 15 12
3.2 4.5 4.5 3.2 3.2 2.3 1.5 1.5
9.2623 12.83 10.58 6.063 3.823 2.586 0.901 0.563
490 438 329 93.6 27.3 14.2 1.93 0.3
18.2 71.74 22.8 14.9 4.48 2.26 0.19 0.08
49 58.4 43.9 18.7 9.12 4.72 1.02 0.32
4.51 13.2 5.99 4.14 6.93 1.06 0.17 0.98
7.28 5.84 5.57 3.93 2.67 2.34 1.43 0.73
1.4 2.36 1.47 1.57 1.08 0.94 0.45 0.37
0.97 2.08 1.2 1.4 0.75 0.86 0.4 0.41
7.27 10.1 8.31 4.76 3 2.03 0.71 0.45
49 58.4 43.9 18.7 9.12 4.72 1.02 0.32
4.51 13.2 5.99 4.14 6.93 1.06 0.17 0.98
PERENCANAAN KUDA-KUDA

TAMPAK STRUKTUR 3 DIMENSI


GAMBAR PEMBEBANAN PADA KUDA-KUDA
1. Beban Yang Bekerja Pada Kuda-Kuda
a. Beban Mati
berat atap+asumsi 10%berat atap overlap = 4.312
berat gording (Digunakan profil CNP 150.50.20.3,2) = 7.51
sudut kemiringan atap, α = 20
jarak gording p2 = 1.45
jarak gording p3 = 1.20
Jarak gording p4 = 0.88
jarak antar kuda-kuda kiri = 6
jarak antar kuda-kuda kanan = 6
tinggi kolom struktur, H = 6

a.1. menghitung beban P1


beban atap = (berat atap+10%overlap)*((1/2*1,39)+0,15)* = 22.64
1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan)
beban gording = berat gording*1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = 45.06
beban tambahan = 10%*(beban atap+beban gording) = 6.77
P1 = beban atap + beban gording + beban tambahan = 74.47
P1 = 75.00
a.2. menghitung beban P2
beban atap = (berat atap+10%overlap)*1/2(1,2+1,33)* = 34.28
1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan)
beban gording = berat gording*1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = 45.06
beban tambahan = 10%*(beban atap+beban gording) = 7.93
P2 = beban atap + beban gording + beban tambahan = 87.27
P2 = 88.00
a.3. menghitung beban P3
beban atap = (berat atap+10%overlap)*(1/2*(1+1))* = 31.05
1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan)
beban gording = berat gording*1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = 45.06
beban tambahan = 10%*(beban atap+beban gording) = 7.61
P3 = beban atap + beban gording + beban tambahan = 83.72
P3 = 84
a.4. menghitung beban P4
beban atap = (berat atap+10%overlap)*(1/2*(1+0,9249))* = 26.91
1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan)
beban gording = 2*berat gording*1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = 90.12
beban tambahan = 10%*(beban atap+beban gording) = 11.70
P4 = beban atap + beban gording + beban tambahan = 128.73
P4 = 129
a.5. menghitung beban P5
beban atap = (berat atap+10%overlap)*(1/2*(0,88))* = 22.77
1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan)
beban gording = 2*berat gording*1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = 90.12
beban tambahan = 10%*(beban atap+beban gording) = 11.29
P4 = beban atap + beban gording + beban tambahan = 124.18
P5 = 125

Pembebanan Oleh Beban Mati

b. Beban Hidup akibat Hujan


Berdasarkan SNI 1727:2013, beban hujan rencana dihitung dengan persamaan :
R= 0,0098(ds + dh)
R= 0.098 kN/m2 = 9.8 kg/m2

Tetapi berdasarkan SNI 1727:2013, beban hidup minimum yang terjadi pada atap ditentukan sebagai berikut :
(ref. SNI 1727:2013, Tabel 4-1 Lanjutan)

Beban hidup Atap (Live Load Roof) pada perencanaan ini adalah :
Beban hidup pada atap : 96.00 kg/m2
Dengan mengaplikasikan reduksi sebesar 0,6 dan dibulatkan, maka dapat diambil :
Beban hidup min : 60 kg/m2

Beban air hujan yang digunakan : Beban hidup min = 60

Menhitung Beban Akibat Hujan :


beban P1 = (beban hujan)*((1/2*1,39)+0,15)* = 315.00
1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = 316.00

beban P2 = (beban hujan)*1/2(1+1,39)* = 477.00


1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = 478.00

beban P3 = (beban hujan)*(1/2*(1+1))* = 432.00


1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = 433.00

beban P4 = (beban hujan)*(1/2*(1,2+0,88))* = 374.40


1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = 375.00

beban P5 = (beban hujan)*(1/2*(0,88))* = 158.40


1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = 159.00
Pembebanan Oleh Beban Hidup Hujan

c. Beban Angin
Berdasarkan SNI 1727:2013 Psl 26 - Persyaratan Umum beban Angin, untuk perhitungan
kecepatan beban angin diperlukan pertimbangan dan parameter sebagai berikut :
a) Kategori Resiko Bangunan Gedung
b) Kecepatan Angin Dasar, V = 39.9 m/s
c) Faktor Arah Angin, KD
d) Kategori Eksposur
e) Faktor Topografi, KZT
f) Faktor efek Tiupan Angin, G = 0.85
g) Klasifikasi Ketertutupan
h) Koefisien Tekanan Internal, GCPI
i) Koefisien Eksposur Tekanan Velositas, KZ atau KH
j) Faktor Elevasi, Ke
k) Tekanan Velositas, q atau qh
l) Koefisien Tekanan Eksternal, Cp atau CN
m) Tekanan Angin, p

A. KATEGORI RESIKO BANGUNAN GEDUNG


B. KECEPATAN ANGIN DASAR, V
Indonesia masuk dalam wilayah I
Serviceabillity design, V = 32 m/s ; W = 65 kg/m2
Ultimate design, V = 39,9 m/s ; W = 95 kg/m2

Digunakan kecepatan angin (V) = 39.9 m/s

C. FAKTOR ARAH ANGIN, Kd

(ref. SNI 1727:2013 Tabel 26.6-1 Faktor Arah Angin, Kd)

Faktor arah angin Kd, harus ditentukan dari tabel


Sistem penahan angin bangunan gedung = 0.85
Beban diaplikasikan pada SPBAU (kolom) serta pada komponen (rafter)

D. KATEGORI EKSPOSUR
1. Eksposur B : Untuk bangunan gedung dengan tinggi atap rata-rata kurang dari atau sama
dengan 30 ft (9,1 m), Eksposur B berlaku bilamana kekasaran permukaan tanah, sebagaimana
ditentukan oleh Kekasaran Permukaan B, berlaku diarah lawan angin untuk jarak yang lebih besar
dari 1.500 ft (457 m). Untuk bangunan dengan tinggi atap rata-rata lebih besar dari 30 ft (9,1 m),
Eksposur B berlaku bilamana Kekasaran Permukaan B berada dalam arah lawan angin untuk jarak
lebih besar dari 2.600 ft (792 m) atau 20 kali tinggi bangunan, pilih yang terbesar.
2. Eksposur C : Eksposur C berlaku untuk semua kasus saat Eksposur B atau D tidak berlaku.
3. Eksposur D : Eksposur D berlaku bilamana kekasaran permukaan tanah, ditentukan oleh
Kekasaran Permukaan D, berlaku diarah lawan angin untuk jarak yang lebih besar dari 5.000 ft
(1.524 m) atau 20 kali tinggi bangunan, pilih yang terbesar. Eksposur D juga berlaku bilamana
kekasaran permukaan tanah lawan angin dari situs B atau C, dan situs yang berada dalam jarak
600 ft (183 m) atau20 kali tinggi bangunan, mana yang terbesar, dari kondisi Eksposur D
sebagaimana ditentukan dalam kalimat sebelumnya.
Pada kasus ini, diambil nilai konservatif yang paling mewakili, sehingga digunakan:
Kategori Eksposur = B, untuk h = 9.64 m > 9,1 m
(ref. SNI 1727:2013, Pasal 26.7.3)

E. EFEK TOPOGRAFI, Kzt


Efek peningkatan kecepatan angin pada bukit, bukit memanjang, dan tebing curam yang
terisolasi akan menimbulkan perubahan mendadak dalam topografi umum,terletak dalam setiap
kategori eksposur, dimasukkan dalam perhitungan beban angin.
Di mana faktor ini khusus Kategori Eksposur B dengan parameter mengikuti sesuai kasus
pada Gambar gambar A dan B berikut. (ref. SNI 1727:2013, Pasal 26.8)

Pada kondisi bangunan pabrik diambil nilai Faktor Arah Angin, Kzt = 1.00
(ref. SNI 1727-2013, Pasal 26.8.2)

F. EFEK TIUPAN ANGIN, G


Faktor efek tiupan angin untuk suatu bangunan gedung dan struktur lain yang kaku boleh
diambil sebesar 0,85. (ref. SNI 1727:2013, Pasal 26.9.1)
Faktor Efek Tiupan Angin, G = 0.85

G. KLASIFIKASI KETERTUTUPAN
(ref SNI 1727:2013 - Tabel 26.11-1)

Merupakan jenis bangunan tertutup maka koefisien tekanan internal diambil,


GCPi = 0.18 (tekan)
-0.18 (tarik)

H. KOEFISIEN EKSPOSUR TEKANAN VELOSITAS


Tabel Koefisien Eksposur Tekanan Velositas, Kh dan Kz
Tinggi rata rata, h = 7.94 m
Tinggi elevasi = 6.00 m
(ref. SNI 1727:2013 - Tabel 27.3-1)

Koefisien eksposur velositas untuk angin pergi


z Velositas h Velositas
4.6 0.57 9.1 0.7
6 0.62 9.64 0.71
6.1 0.62 12.2 0.76
Didapatkan :
Kz = 0.62 dan Kh = 0.71

I. TEKANAN VELOSITAS, qz atau qh


Tekanan velositas, qh, dievaluasi pada ketinggian z harus dihitung dengan persamaan berikut:
qz = 0,613.Kz.Kzt.Kd.V^2 atau qh = 0,613.Kh.Kzt.Kd.V^2
Di mana :
z h
Kd = 0.85 0.85
Kz/Kh = 0.62 0.71
Kzt = 1.00 1.00
V= 39.9 39.9
Tekanan angin tekan pada atap : qz = 511.54 N/m2
qh = 589.33 N/m2
(ref.SNI 1727:2013, Pasal. 27.3.2)

Tekanan angin pada atap


Tentukan Koefisien Tekan Eksternal
Merujuk pada SNI 1727:2013, gambar 27.4-1 (lanjutan), halaman 68 untuk arah angin yang
tegak lurus terhadap bubungan dengan sudut kemiringan atap ≥ 10 ° dan nilai dari tinggi atap
dibagi dimensi horizontal bangunan (h/L) ≤ 0,5 maka koefisien tekanan atap (Cp) diisi angin
datang pergi didapat dengan interpolasi.
α= 20 °
h/L = 0.15
Maka dari tabel :
Tegak lurus terhadap bubungan untuk > 10° dan h/L ≤ 0,25
Sudut Angin datang Angin pergi
-0.3
20 -0.6
0.2
Koefisien tekanan atap di sisi angin tekan = -0.3 atau 0.2
Koefisien tekanan atap di sisi angin hisap = -0.6
Tekanan angin tekan pada atap
P tekan = qh * G * Cp -qh * GCPi
= -256.36 N/m2 = -25.64 kg/m2
Tekanan angin hisap pada atap
P hisap = qh * G * Cp -qh * GCPi
= -194.48 N/m2 = -19.45 kg/m2

Tekanan angin pada dinding

(ref. SNI 1727:2013 - Gambar 27.4-1 lanjutan)

L= 40 m 1 -0.5
B= 36 m 1.11 -0.48
L/B = 1.11 2 -0.3
Koefisien tekanan dinding di sisi angin tekan = 0.8
Koefisien tekanan dinding di sisi angin hisap = -0.48
Tekanan angin tekan pada dinding
P tekan = qh * G * Cp -qh * GCPi
= 294.66 N/m2 = 29.47 kg/m2
Tekanan angin hisap pada dinding
P hisap = qh * G * Cp -qh * GCPi
= -133.25 N/m2 = -13.33 kg/m2
J. BEBAN ANGIN DESAIN MINIMUM
Beban angin yang digunakan pada desain SPBAU untuk bangunan gedung tertutup atau
tertutup sebagian tidak boleh lebih kecil dari 16 lb/ft (0,77 kN/m ) dikalikan dengan luas dinding
bangunan gedung dan 8 lb/ft (0,38 kN/m ) dikalikan dengan luas atap bangunan gedung
terprojeksi ke bidang vertikal tegak lurus terhadap arah angin yang diasumsikan
Beban angin desain minium (ref.SNI 1727:2013 - Gambar 27.1.5)
Dinding = 77 Kg/m2
Atap = 38 Kg/m2
Gaya Angin (p)
Tekanan tekan pada rafter = -25.64 Kg/m2
Tekanan hisap pada rafter = -19.45 Kg/m2
Tekanan tekan pada dinding = 77.00 Kg/m2
Tekanan hisap pada dinding = -13.33 Kg/m2

Tekanan angin datang = -25.64


Wad1 = (tek. angin)*((1/2*1,39)+0,15)* = -134.59
1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = -135.00

Wad2 = (tek. angin)*1/2(1+1,39)* = -203.80


1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = -204.00

Wad3 = (tek. angin)*(1/2*(1+1))* = -184.58


1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = -185

Wad4 = (tek. angin)*(1/2*(1+0,9249))* = -159.97


1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = -160

Wad5 = (tek. angin)*(1/2*(0,9249+0,9249))* = -135.36


1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = -136

qD = (angin tekan pada dinding)*(tinggi kolom) = 462.00


= 462.00

Tekanan angin pergi = -19.45


Wap1 = (tek. angin)*((1/2*1,45)+0,15)* = -102.10
1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = -103

Wap2 = (tek. angin)*1/2(1,45+1,32)* = -154.61


1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = -155

Wap3 = (tek. angin)*(1/2*(1,2+1,2))* = -140.02


1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = -141

Wap4 = (tek. angin)*(1/2*(1,2+0,88))* = -121.35


1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = -122

Wap5 = (tek. angin)*(1/2*(0,88))* = -51.34


1/2(jarak antar kuda-kuda kiri + kuda-kuda kanan) = -52

qP = (angin hisap pada dinding)*(tinggi kolom) = -79.95


= -80

Tampilan Beban Angin Kiri


Tampilan Beban Angin Kanan

Rekapitulasi beban-beban yang bekerja pada Kuda-Kuda


Jenis Beban
Titik Mati Hujan Angin Satuan
Datang Pergi
P1 75 316 -135.00 -103 Kg
P2 88 478 -204 -155 Kg
P3 84 433 -185 -141 Kg
P4 129 375 -160 -122 Kg
P5 125 159 -136 -52 Kg
q 462.00 -80 Kg/m

KOMBINASI GAYA-GAYA DALAM

Berdasarkan SNI 1727:2013


kombinasi dasar
struktur, komponen, dan fondasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga kekuatan desainnya
sama atau melebihi efek dari beban terfaktor dalam kombinasi berikut :
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R)
3. 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5W)
4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)
5. 1,2D + 1,0E + L + 0,2S
6. 0,9D + 1,0W
7. 0,9D + 1,0E

Perhitungan gaya-gaya dalam dalam dibantu dengan software SAP2000


Kg/m2
Kg/m
o

m
m
m
m
m
m

Kg

Kg
Kg
Kg
Kg

Kg

Kg
Kg
Kg
Kg

Kg

Kg
Kg
Kg
Kg

Kg

Kg
Kg
Kg
Kg
Kg

Kg
Kg
Kg
Kg
Kg/m2

Kg
Kg

Kg
Kg

Kg
Kg

Kg
Kg

Kg
Kg
Kg/m2
Kg
Kg

Kg
Kg

Kg
Kg

Kg
Kg

Kg
Kg

Kg/m
Kg/m

Kg/m2
Kg
Kg

Kg
Kg

Kg
Kg

Kg
Kg

Kg
Kg

Kg/m
Kg/m

Anda mungkin juga menyukai