data-data diketahui :
H = 6 m
L = 40 m
α = 20 o
selasar = 1.5 m
jarak gading-gading kap baja = 6 m
tegangan baja yang diijinkan :
mutu baja BJ (σ profil) : BJ 50
fy = 290 MPa
fu = 500 MPa
mutu baut (σ baut) : A 325
fy = 1225 MPa
fu = 3080 MPa
Diminta :
1. dimensionering gording
2. hitung gaya-gaya dalam (software SAP2000 atau ETABS)
3. dimensionering kolom dan rafter serta sambungan
4. perletakan dan pondasi
5. gambar kerja lengkap serta ikatan angin
6. hitung daftar bahan
C
y2 = 7,28 m
B 20 °
D y1 = 0,55 m
A
1,5 m 20 m
H = 6 m
L = 40 m
α = 20 o
Selasar = 1.5 m
Jarak gading-gading kap baja = 6 m
y2 = arctan (α)*L/2 = 7.28 m
y1 = arctan (α)*L/2 = 0.55 m
Panjang kuda-kuda, L
LAB = sqrt(y1^2+lebar selasar^2) = 1.60 m
LBC = sqrt(y2^2+(L/2)^2) = 21.28 m
Perkiraan panjang overlap untuk sudut 10 - 20 derajat adalah 20 cm, sedangkan untuk panjang overlap
dengan sudut 20 - 40 derajat panjang overlapnya adalah 15 cm, dan untuk 45 derajat overlapnya 10 cm
Panjang overlap = 20 cm
Banyak gording dilapangan ;
Untuk kuda-kuda, LAB = 1.60 m
(ada 2 gording)
LBC = 21.28 m
Direncanakan jarak gording, s = 1.20 m
Maka jumlah gording, n = LBC/s = 17.74 buah
n = 18 buah
Maka ukuran atap terpanjang yang dipikul oleh sebuah gordi = 1.330 m
ntotal = 20 buah
DIMENSIONERING GORDING
y2 = 7,28 m
A y1 = 0,55 m
B D
1,5 m 20 m
q.s in a
q
a q.cos a
Beban hidup Atap (Live Load Roof) pada perencanaan ini adalah :
Beban hidup pada atap : 96.00 kg/m2
Dengan mengaplikasikan reduksi sebesar 0,6 dan dibulatkan, maka dapat diambil :
Beban hidup min : 60 kg/m2
BEBAN ANGIN
Berdasarkan SNI 1727:2013 Psl 26 - Persyaratan Umum beban Angin, untuk perhitungan
kecepatan beban angin diperlukan pertimbangan dan parameter sebagai berikut :
a) Kategori Resiko Bangunan Gedung
b) Kecepatan Angin Dasar, V = 39.9 m/s
c) Faktor Arah Angin, KD
d) Kategori Eksposur
e) Faktor Topografi, KZT
f) Faktor efek Tiupan Angin, G = 0.85
g) Klasifikasi Ketertutupan
h) Koefisien Tekanan Internal, GCPI
i) Koefisien Eksposur Tekanan Velositas, KZ atau KH
j) Faktor Elevasi, Ke
k) Tekanan Velositas, q atau qh
l) Koefisien Tekanan Eksternal, Cp atau CN
m) Tekanan Angin, p
D. KATEGORI EKSPOSUR
1. Eksposur B : Untuk bangunan gedung dengan tinggi atap rata-rata kurang dari atau sama
dengan 30 ft (9,1 m), Eksposur B berlaku bilamana kekasaran permukaan tanah, sebagaimana
ditentukan oleh Kekasaran Permukaan B, berlaku diarah lawan angin untuk jarak yang lebih besar
dari 1.500 ft (457 m). Untuk bangunan dengan tinggi atap rata-rata lebih besar dari 30 ft (9,1 m),
Eksposur B berlaku bilamana Kekasaran Permukaan B berada dalam arah lawan angin untuk jarak
lebih besar dari 2.600 ft (792 m) atau 20 kali tinggi bangunan, pilih yang terbesar.
2. Eksposur C : Eksposur C berlaku untuk semua kasus saat Eksposur B atau D tidak berlaku.
3. Eksposur D : Eksposur D berlaku bilamana kekasaran permukaan tanah, ditentukan oleh
Kekasaran Permukaan D, berlaku diarah lawan angin untuk jarak yang lebih besar dari 5.000 ft
(1.524 m) atau 20 kali tinggi bangunan, pilih yang terbesar. Eksposur D juga berlaku bilamana
kekasaran permukaan tanah lawan angin dari situs B atau C, dan situs yang berada dalam jarak
600 ft (183 m) atau20 kali tinggi bangunan, mana yang terbesar, dari kondisi Eksposur D
sebagaimana ditentukan dalam kalimat sebelumnya.
Pada kasus ini, diambil nilai konservatif yang paling mewakili, sehingga digunakan:
Kategori Eksposur = B, untuk h = 9.64 m > 9,1 m
(ref. SNI 1727:2013, Pasal 26.7.3)
G. KLASIFIKASI KETERTUTUPAN
Beban Kerja
1. Beban Mati Tambahan = 15.00 Kg/m
2. Beban Hidup
2.1. Beban Hidup Minimum = 60.00 Kg/m
2.2. Beban Pekerja = 89 Kg
3. Beban Angin Pada Dinding
Angin Tekan = 77.00 Kg/m
Angin Hisap = -13.33 Kg/m
4. Beban Angin Pada Atap
Angin Tekan = 38.00 Kg/m
Angin Hisap = -19.45 Kg/m
ANALISA STATIKA
1. Akibat beban Mati (DL)
qbs gording + berat atap = 15.00 kg/m
Beban diuraikan menjadi ;
qx = (qbs gording + berat atap) * cos α = 14.10 kg/m
qy = (qbs gording + berat atap) * sin α = 5.13 kg/m
Sehingga momen yg bekerja pada gording ;
Mx = 1/8*qx*(L₁)² = 63.45 kg.m
My = 1/8*qy*(L2)² = 23.09 kg.m
KOMBINASI BEBAN
Struktur, komponen, dan fondasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga kekuatan desainnya
sama atau melebihi efek dari beban terfaktor dalam kombinasi berikut :
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R)
3. 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5W)
4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)
5. 1,2D + 1,0E + L + 0,2S
6. 0,9D + 1,0W
7. 0,9D + 1,0E
Cek Tekuk Lokal (SNI 1729:2015 - Tabel B4.1b kasus 10 & 15)
1. Terhadap Sayap
Syarat, λ = B/t
= 23.438 mm
Syarat, λp = 0,83*√E/fy
= 21.797 mm
λ < λp = Sayap Kompak
2. Terhadap Badan
Syarat, λ = h/tw
= 62.500 mm
Syarat, λp = 3,76*√E/fy
= 98.742
λ < λp = Badan Kompak
KONTROL LENDUTAN
Berdasarkan SNI 1727:2013
α = 20 Lx = L1 Ly = L2
cos α = 0.93969262 mm mm
sin α = 0.34202014 6000 6000
α = 20 Lx = L1 Ly = L2
cos α = 0.93969262 mm mm
sin α = 0.34202014 6000 2000
ANALISA STATIKA
1. Akibat beban Mati (DL)
qbs gording + berat atap = 13.24 kg/m
Beban diuraikan menjadi ;
qx = (qbs gording + berat atap) * cos α = 12.45 kg/m
qy = (qbs gording + berat atap) * sin α = 4.53 kg/m
Sehingga momen yg bekerja pada gording ;
Mx = 1/8*qx*(L₁)² = 56.01 kg.m
My = 1/8*qy*(L2)² = 2.27 kg.m
KOMBINASI BEBAN
Struktur, komponen, dan fondasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga kekuatan desainnya
sama atau melebihi efek dari beban terfaktor dalam kombinasi berikut :
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R)
3. 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5W)
4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)
5. 1,2D + 1,0E + L + 0,2S
6. 0,9D + 1,0W
7. 0,9D + 1,0E
Cek Tekuk Lokal (SNI 1729:2015 - Tabel B4.1b kasus 10 & 15)
1. Terhadap Sayap
Syarat, λ = B/t
= 20.313 mm
Syarat, λp = 0,83*√E/fy
= 21.797 mm
λ < λp = Sayap Kompak
2. Terhadap Badan
Syarat, λ = h/tw
= 46.875 mm
Syarat, λp = 3,76*√E/fy
= 98.742
λ < λp = Badan Kompak
KONTROL LENDUTAN
Berdasarkan SNI 1727:2013
α = 20 Lx = L1 Ly = L2
cos α = 0.93969262 mm mm
sin α = 0.34202014 6000 2000
DIMENSI ZAGROD
α = 20 Lx = L1 Ly = L2
cos α = 0.93969262 m m
sin α = 0.34202014 6000 2000
Beban yang dipikul oleh Zagrod :
QP1 = berat sendiri atap + berat gording = 21.90 kg
QP1x = QP1 * sin α = 7.49 kg
Beban Hidup
Px = P * sin α
Pxtotal = jumlah gording * PL * sin α = 608.80 kg
X = 2 m
Y = 1.330 m
tan α' = y / x = 0.67 m
α' = arc tan (y/x) = 33.62 o
kontrol
Pu/A ≤ Ф * fy
14264.01 ≤ 261
113.10
126.12 ≤ 261 MPa OK
ht = 200 150 150 150 150 150 125 125
b = 75 75 65 50 50 50 50 50
a = 20 20 20 20 20 20 20 20
t = 3.2 4.5 3.2 4.5 3.2 2.3 4.5 4
A = 11.81 13.97 9.567 11.72 8.607 6.322 10.59 9.548
lx = 721 489 332 368 280 210 238 217
ly = 87.5 99.2 53.8 35.7 28.3 21.9 33.5 33.1
Zx = 72.1 65.2 44.3 49 37.4 28 38 34.7
Zy = 16.8 19.8 12.2 10.5 8.19 6.33 10.1 9.38
ix = 7.77 5.92 5.89 5.6 5.71 5.77 4.74 4.77
iy = 2.71 2.66 2.37 1.75 1.81 1.86 1.78 1.81
Cy = 2.27 2.5 2.11 1.54 1.54 1.55 1.68 1.68
w = 9.27 11 7.51 9.2 6.76 4.96 8.32 7.5
wx = 72.1 65.2 44.3 49 37.4 28 38 34.7
wy = 16.8 19.8 12.2 10.5 8.19 6.33 10.1 9.38
0.88
32.96
≤ 1.00
≤ 25.00
Tetapi berdasarkan SNI 1727:2013, beban hidup minimum yang terjadi pada atap ditentukan sebagai berikut :
(ref. SNI 1727:2013, Tabel 4-1 Lanjutan)
Beban hidup Atap (Live Load Roof) pada perencanaan ini adalah :
Beban hidup pada atap : 96.00 kg/m2
Dengan mengaplikasikan reduksi sebesar 0,6 dan dibulatkan, maka dapat diambil :
Beban hidup min : 60 kg/m2
c. Beban Angin
Berdasarkan SNI 1727:2013 Psl 26 - Persyaratan Umum beban Angin, untuk perhitungan
kecepatan beban angin diperlukan pertimbangan dan parameter sebagai berikut :
a) Kategori Resiko Bangunan Gedung
b) Kecepatan Angin Dasar, V = 39.9 m/s
c) Faktor Arah Angin, KD
d) Kategori Eksposur
e) Faktor Topografi, KZT
f) Faktor efek Tiupan Angin, G = 0.85
g) Klasifikasi Ketertutupan
h) Koefisien Tekanan Internal, GCPI
i) Koefisien Eksposur Tekanan Velositas, KZ atau KH
j) Faktor Elevasi, Ke
k) Tekanan Velositas, q atau qh
l) Koefisien Tekanan Eksternal, Cp atau CN
m) Tekanan Angin, p
D. KATEGORI EKSPOSUR
1. Eksposur B : Untuk bangunan gedung dengan tinggi atap rata-rata kurang dari atau sama
dengan 30 ft (9,1 m), Eksposur B berlaku bilamana kekasaran permukaan tanah, sebagaimana
ditentukan oleh Kekasaran Permukaan B, berlaku diarah lawan angin untuk jarak yang lebih besar
dari 1.500 ft (457 m). Untuk bangunan dengan tinggi atap rata-rata lebih besar dari 30 ft (9,1 m),
Eksposur B berlaku bilamana Kekasaran Permukaan B berada dalam arah lawan angin untuk jarak
lebih besar dari 2.600 ft (792 m) atau 20 kali tinggi bangunan, pilih yang terbesar.
2. Eksposur C : Eksposur C berlaku untuk semua kasus saat Eksposur B atau D tidak berlaku.
3. Eksposur D : Eksposur D berlaku bilamana kekasaran permukaan tanah, ditentukan oleh
Kekasaran Permukaan D, berlaku diarah lawan angin untuk jarak yang lebih besar dari 5.000 ft
(1.524 m) atau 20 kali tinggi bangunan, pilih yang terbesar. Eksposur D juga berlaku bilamana
kekasaran permukaan tanah lawan angin dari situs B atau C, dan situs yang berada dalam jarak
600 ft (183 m) atau20 kali tinggi bangunan, mana yang terbesar, dari kondisi Eksposur D
sebagaimana ditentukan dalam kalimat sebelumnya.
Pada kasus ini, diambil nilai konservatif yang paling mewakili, sehingga digunakan:
Kategori Eksposur = B, untuk h = 9.64 m > 9,1 m
(ref. SNI 1727:2013, Pasal 26.7.3)
Pada kondisi bangunan pabrik diambil nilai Faktor Arah Angin, Kzt = 1.00
(ref. SNI 1727-2013, Pasal 26.8.2)
G. KLASIFIKASI KETERTUTUPAN
(ref SNI 1727:2013 - Tabel 26.11-1)
L= 40 m 1 -0.5
B= 36 m 1.11 -0.48
L/B = 1.11 2 -0.3
Koefisien tekanan dinding di sisi angin tekan = 0.8
Koefisien tekanan dinding di sisi angin hisap = -0.48
Tekanan angin tekan pada dinding
P tekan = qh * G * Cp -qh * GCPi
= 294.66 N/m2 = 29.47 kg/m2
Tekanan angin hisap pada dinding
P hisap = qh * G * Cp -qh * GCPi
= -133.25 N/m2 = -13.33 kg/m2
J. BEBAN ANGIN DESAIN MINIMUM
Beban angin yang digunakan pada desain SPBAU untuk bangunan gedung tertutup atau
tertutup sebagian tidak boleh lebih kecil dari 16 lb/ft (0,77 kN/m ) dikalikan dengan luas dinding
bangunan gedung dan 8 lb/ft (0,38 kN/m ) dikalikan dengan luas atap bangunan gedung
terprojeksi ke bidang vertikal tegak lurus terhadap arah angin yang diasumsikan
Beban angin desain minium (ref.SNI 1727:2013 - Gambar 27.1.5)
Dinding = 77 Kg/m2
Atap = 38 Kg/m2
Gaya Angin (p)
Tekanan tekan pada rafter = -25.64 Kg/m2
Tekanan hisap pada rafter = -19.45 Kg/m2
Tekanan tekan pada dinding = 77.00 Kg/m2
Tekanan hisap pada dinding = -13.33 Kg/m2
m
m
m
m
m
m
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg/m2
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg/m2
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg/m
Kg/m
Kg/m2
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg/m
Kg/m