Anda di halaman 1dari 34

Laporan Desain Saluran Cihaur

METODOLOGI

1. Refrensi dan kode


Dalam laporan ini berisi referensi yang digunakan dalam analisis lereng dan desain
tanggul penahan tanah menggunakan beberapa referensi sebagai berikut:

a. Data Soil Investigasi (Sondir) “Lima Situ Kabupaten Ciamis”.


b. Hardiyatmo, H.C., Analisis dan Perancangan Fondasi I, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
c. Das, B.M., Pricpiles Of Geotechnical Engineering: 8th edition , Cengage
Learning.
d. SNI 8640-2017 tentang Persyaratan Perancangan Geoteknik.

2. Refrensi dan kode


Setiap tanggul penahan tanah harus diperiksa stabilitasnya terhadap guling, geser
lateral dan daya dukung. Faktor keamanan yang disyaratkan berdasarkan SNI 8640-
2017 tentang Persyaratan Perancangan Geoteknik adalah sebagai berikut :

a. Faktor keamanan terhadap guling minimum 2,


b. Faktor keamanan terhadap geser lateral minimum 1,5,
c. Faktor keamanan terhadap daya dukung minimum 3,
d. Faktor keamanan terhadap stabilitas global minimum 1,5,
Faktor keamanan terhadap gempa minimum 1,1.
3. Korelasi Data Tanah
Untuk mendapatkan parameter data tanah dari hasil pekerjaan penyelidikan tanah
dengan menggunakan alat Sondir, perlu dilakukan korelasi. Berikut merupakan nilai
– nilai tipikal yang digunakan untuk mengkorelasi data sondir ke data tanah.

4. Kohesi
Kohesi merupakan gaya tarik menarik antar partikel tanah. Bersama dengan sudut
geser dalam, kohesi merupakan parameter kuat geser tanah yang menentukan
ketahanan tanah terhadap deformasi akibat tegangan yang bekerja pada tanah
dalam hal ini berupa gerakan lateral tanah. Nilai kohesi dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Hubungan konsistensi dengan tekanan konus dan kohesi pada tanah
Laporan Desain Saluran Cihaur

Tekanan konus (qc) Undrained cohesion


Konsistensi
tanah (kg/cm2) (kN/m2)

Very soft <2,5 <1,25

Soft 2,5-5 1,25-2,5

Medium stiff 5-10 2,5-5

Stiff 10-20 5-10

Very stiff 20-40 10-20

Hard >40 >20

Sumber : Begeman (1965)

5. Sudut Geser
Sudut geser dalam merupakan sudut yang dibentuk dari hubungan antara tegangan
normal dan tegangan geser didalam material tanah atau batuan semakin besar
sudut geser dalam suatu material maka material tersebut akan lebih tahan
menerima tegangan luar yang dikenakan terhadapnya. Korelasi jenis tanah dan
sudut geser dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Hubungan kepadatan, relative density, nilai N-SPT, dan sudut geser
Tekanan
Relative density Nilai N- konus Sudut
Kepadatan
( γd) SPT geser (∅)
(qc) (kg/cm2)

Very loose (sangat lepas) <0,2 <4 <20 <30

Loose (lepas) 0,2-0,4 4-10 20-40 30-35

Medium dense (agak kompak) 0,4-0,6 10-30 40-120 35-40

Dense (kompak) 0,6-0,8 30-50 120-200 40-45

Very dense (sangat kompak) 0,8-1,0 >50 >200 >45

Sumber : Mayerhof (1965)

6. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas menggambarkan kekauan suatu material yang berarti apabila
suatu material memiliki nilai modulus elastisitas yangg besar, maka semakin kecil
perubahan bentuk yang terjadi apabila diberi tegangan tertentu. Nilai perkiraan
modulus elastisitas tanah dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Laporan Desain Saluran Cihaur

Tabel 2.3 Nilai perkiraan modulus elastisitas


Modulus elastisitas (Es)
Macam tanah
(kg/cm2)

Lempung

-Sangat lunak 3-30

-Lunak 30-40

-Sedang 45-90

-Berpasir 300-435

Pasir

-Berlanau 50-200

-Padat 100-250

-Tidak padat 500-1000

Pasir dan kerikil

-Padat 800-2000

-Tidak padat 500-1400

Lanau 20-200

Loses 150-600

Cadas 1400-14000

Sumber : Hary C. Hardiyatmoko, 1994

7. Permeabilitas Tanah
Permeabilitas tanah adalah sifat kemampuan tanah untuk melewatkan air. Nilai
permeabilitas tanah dapat diilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Derajat permeabilitas tanah


k
Jenis Tanah Nama
(cm/det)

Kerikil >10-1 High permeability

Kerikil halus/pasir 10-1-10-3 Medium permeability

Pasir sangat halus Pasir lanau Lanau


10-3-10-5 Low permeability
tidak padat
Laporan Desain Saluran Cihaur

Lanau padat Lanau lempung Lanau


10-5-10-7 Very low permeability
tidak murni

Lempung < 10-7 Impervious (rapat air)

Sumber : Hary C. Hardiyatmoko, 1994

8. Poisson Ratio (µ)


Poisson ratio adalah perbandingan dari perubahan arah aksial dengan perubahan
arah transversal. Hubungan antara jenis tanah dan poisson ratio dapat dilihat pada
Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Hubungan antara jenis tanah dan poisson ratio


Poissom ratio
Jenis tanah (µ)

Lempung jenuh 0,4-0,5

Lempung tak jenuh 0,1-0,3

Lempung berpasir 0,2-0,3

Lanau 0,3-0,35

Pasir 0,1-1,0

Batuan 0,1-0,4

Umum dipakai untuk tanah 0,3-0,4

Sumber : Braja M. Das, 1995

9. Berat Volume
Berat volume tanah merupakan rasio antara berat dan volume total ruang pori yang
ada didalamnya. Berat volume dapat dibagi menjadi dua, yaitu berat volume kering
dan berat volume jenuh. Nilai tipikal berat volume kering dan berat volume jenuh
dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Nilai tipikal berat volume kering dan berat volume jenuh
Berat volume Berat volume
kering (kN/m3) jenuh (kN/m3)
Jenis tanah
Lepas Padat Lepas Padat

Tanah Kerikil 16 18 20 21
Laporan Desain Saluran Cihaur

Pasir gradasi baik dan kerikil 19 21 21,5 23

Pasir kasar atau sedang 16,5 18,5 20 21,5

Pasir gradasi baik 18 21 20,5 22,5

granuler Pasir halus atau kelanauan 17 19 20 21,5

Rock fill 15 17,5 19,5 21

Brick hardcore 13 17,5 16,5 19

Slag fill 12 15 18 20

Ash fill 6,5 10 13 15

Gambut 12 12

Lempung organik 15 15

Lempung lunak 17 17
Tanah
Lempung padat 18 18
kohesif
Lempung kaku 19 19

Lempung keras 20 20

Lempung glasial keras atau kaku 21 21

Sumber : Braja M. Das, 1995


Laporan Desain Saluran Cihaur

KONDISI EXISTING TANAH

2.1. Kondisi Saluran Cihaur


Berdasarkan hasil pengecekan dilapangan secara visual, kondisi tanah dilapangan
mengalami longsoran dan penurunan pada lokasi-lokasi tertentu. Hal ini mungkin
disebabkan dari struktur tanah dibawah saluran yang mengalami penurunan. Berikut
dokumentasi kerusakan pada saluran cihaur ditunjukan pada gambar dibawah :

Penurunan Pada
Free Board

Gambar 2.1 Kondisi kerusakan di lokasi Bch 5 - Bch 6

Longsoran pada
tanggul

Gambar 2.1 Kondisi kerusakan di lokasi Bch 11 - Bch 12


Laporan Desain Saluran Cihaur

Longsoran pada
tanggul

Gambar 2.1 Kondisi kerusakan di lokasi Bch 13 - Bch 14

Longsoran pada
tanggul

Gambar 2.1 Kondisi kerusakan di lokasi Bch 14 - Bch 15


Laporan Desain Saluran Cihaur

Longsoran pada
tanggul

Gambar 2.1 Kondisi kerusakan di lokasi Bch 15 - Bch 16

Longsoran pada
tanggul

Gambar 2.1 Kondisi kerusakan di lokasi Bch 17 - Bch 18

Longsoran pada
tanggul

Gambar 2.1 Kondisi kerusakan di lokasi Bch 18 - Bch 19


Laporan Desain Saluran Cihaur

Longsoran pada
tanggul

Gambar 2.1 Kondisi kerusakan di lokasi Bch 19 - Bch 20

2.2. Kondisi Topografi

Data topografi diperlukan untuk mengetahui potongan melintang (cross section)


lereng yang terdapat pada saluran. Data ini diperlukan untuk input analisis stabilitas
pada tanggul.

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 5 – Bch 6


Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 11 – Bch 12

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 12 – Bch 13

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 13 – Bch 14


Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 14 – Bch 15

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 15 – Bch 16

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 17 – Bch 18


Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 18 – Bch 19

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 19 – Bch 20

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 38 – Bch 46


Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 46 – Bch 48

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 48 – Bch 51.b

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 51b – Bch 51d


Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 51d – Bch 56

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 56 – Bch 60


Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 60 – Bch 62

Gambar 2.2 Cross section existing Bch 62 – Bch 64


Laporan Desain Saluran Cihaur

ANALISA GEOTEKNIK

3.1. Kondisi Tanah


Untuk melakukan analisis review desain pada lokasi saluran yang mengalami
kerusakan data tanah yang digunakan yaitu data tanah hasil pengecekan lapangan.
berikut rekap penggunaan data untuk analisis diperlihatkan pada tabel dibawah :
Tabel 2.1 Rencana Pengambilan Data Tanah Sondir

Lokasi Data Pengambilan

BCH 5 - BCH 6 Sondir 28


BCH 11-13.d Sondir 28
BCH 13.d-13 Sondir 26
BCH 13-15a Sondir 24
BCH 15a-20 Sondir 23
BCH 25f-28 Sondir 23
BCH 36c-36 Sondir 19
BCH 38 - 46 Sondir 19
BCH 46-48 Sondir 17
BCH 48 - 51.b Sondir 1
BCH 51b-51d Sondir 2
BCH 51d-56 Sondir 3
BCH 56-60 Sondir 22
BCH 60-62 Sondir 15
BCH 62-64 Sondir 16

Tabel dibawah merupakan hasil korelasi dari Data Sondir parameter kuat geser
tanah pada lokasi situ Mandala. Data korelasi ini nantinya digunakan untuk
menganalisis desain stabilitas pada saluran cihaur.

Tabel 1 Parameter tanah hasil Sondir 28


Laporan Desain Saluran Cihaur

Berat Berat
Kedalama Jenis Jenis Modulus Elastis, Sudut
v c' Kx Ky
n Tanah Tanah E Geser Ø
(γunsat) (γsat)
0-1,2 15 16 3920 0,3 3 25 0,00864 0,00864
1,2-3 17 18 8820 0,3 8 25 0,00864 0,00864
3-4,8 19 20 19600 0,3 15 33 0,00864 0,00864
4,8-8,6 20 21 24500 0,3 35 36 0,864 0,864
8,6-9,4 21 21 196000 0,3 40 38 0,0864 0,0864

Tabel 2 Parameter tanah hasil Sondir 27

Berat Berat
Kedalama Jenis Jenis Modulus Elastis, Sudut
v c' Kx Ky
n Tanah Tanah E Geser Ø
(γunsat) (γsat)
0-1 15 16 3920 0,30 3 25 0,01 0,01
1-3,8 17 18 8820 0,30 6 30 0,01 0,01
3,8-6,6 18 19 29400 0,35 15 33 0,86 0,86
6,6-7,8 19 20 78400 0,35 39 36 86 86
7,8-8,4 20 21 196000 0,35 40 38 86 86

Tabel 2 Parameter tanah hasil Sondir 26

Berat Berat
Kedalama Jenis Jenis Modulus Elastis, Sudut
v c' Kx Ky
n Tanah Tanah E Geser Ø
(γunsat) (γsat)
0-1,8 15 16 3920 0,30 2 25 0,009 0,009
1,8-6 17 18 8820 0,30 4 30 0,009 0,009
6-6,6 19 20 19600 0,35 22 33 0,009 0,009
6,6-7 20 21 78400 0,35 40 37 86 86
7-7,6 20 21 196000 0,35 40 38 86 86

Tabel 3 Parameter tanah hasil Sondir 24


Laporan Desain Saluran Cihaur

Berat Berat
Kedalama Jenis Jenis Modulus Elastis, Sudut
v c' Kx Ky
n Tanah Tanah E Geser Ø
(γunsat) (γsat)
0-2,4 15 16 3920 0,30 2 25 0,00864 0,00864
2,4-3,8 18 19 8820 0,30 11 30 0,00864 0,00864
3,8-6 19 20 29400 0,35 32 36 0,86400 0,86400
6-6,6 20 21 196000 0,35 40 38 86,40 86,40

Tabel 4 Parameter tanah hasil Sondir 23

Berat Berat
Kedalama Jenis Jenis Modulus Elastis, Sudut
v c' Kx Ky
n Tanah Tanah E Geser Ø
(γunsat) (γsat)
0-2,8 17 18 3920 0,3 3 20 0,00864 0,00864
2,8-4,8 18 19 8820 0,3 6 25 0,00864 0,00864
5-5,4 21 21 78400 0,35 30 37 0,0864 0,0864
5,4-6 21 21 196000 0,4 30 39 0,0864 0,0864

Tabel 4 Parameter tanah hasil Sondir 19

Berat Berat
Kedalama Jenis Jenis Modulus Elastis, Sudut
v c' Kx Ky
n Tanah Tanah E Geser Ø
(γunsat) (γsat)
0-1,8 15 16 3920 0,30 2 25 0,009 0,009
1,8-6 19 20 8820 0,30 12 32 0,009 0,009
6-6,6 20 21 29400 0,35 37 36 0,864 0,864
6,6-7 21 22 78400 0,35 40 40 86,400 86,400

Tabel 4 Parameter tanah hasil Sondir 17


Laporan Desain Saluran Cihaur

Berat Berat
Kedalama Jenis Jenis Modulus Elastis, Sudut
v c' Kx Ky
n Tanah Tanah E Geser Ø
(γunsat) (γsat)
0-3,2 16 17 3920 0,30 3 25 0,009 0,009
3,8-6,6 17 18 3920 0,30 7 30 0,009 0,009
6,6-9,4 19 20 8820 0,35 13 33 0,009 0,009
9,4-11,6 20 21 29400 0,35 33 36 0,864 0,864
11,6-12,4 20 21 196000 0,35 40 38 86,400 86,400

Tabel 4 Parameter tanah hasil Sondir 1

Berat Berat
Kedalama Jenis Jenis Modulus Elastis, Sudut
v c' Kx Ky
n Tanah Tanah E Geser Ø
(γunsat) (γsat)
0-3 16 17 3920 0,30 3 25 0,0086 0,0086
3-6,6 17 18 3920 0,30 7 30 0,0086 0,0086
6,6-10,4 19 20 8820 0,35 12 33 0,0086 0,0086
10,4-14,2 20 21 196000 0,35 40 40 86,40 86,40

Tabel 4 Parameter tanah hasil Sondir 2

Berat Berat
Kedalama Jenis Jenis Modulus Elastis, Sudut
v c' Kx Ky
n Tanah Tanah E Geser Ø
(γunsat) (γsat)
0-3 15 16 3920 0,30 2,5 25 0,009 0,009
3-6,6 18 19 8820 0,30 11 33 0,009 0,009
6,6-10,4 19 20 29400 0,35 38,2 37 0,86 0,86
10,4-14,2 20 21 196000 0,35 40 38 86,40 86,40

Tabel 4 Parameter tanah hasil Sondir 3


Laporan Desain Saluran Cihaur

Berat Berat
Kedalama Jenis Jenis Modulus Elastis, Sudut
v c' Kx Ky
n Tanah Tanah E Geser Ø
(γunsat) (γsat)
0-2,4 15 16 3920 0,30 2 20 0,01 0,01
2,4-3,8 18 19 8820 0,30 11 32 0,01 0,01
3,8-5,2 20 21 19600 0,35 38 37 0,86 0,86
5,2-6 20 21 196000 0,35 40 38 86,40 86,40

Tabel 4 Parameter tanah hasil Sondir 22

Berat Berat
Kedalama Jenis Jenis Modulus Elastis, Sudut
v c' Kx Ky
n Tanah Tanah E Geser Ø
(γunsat) (γsat)
0-3,4 15 16 3920 0,30 3 25 0,009 0,009
3,4-7,00 17 18 3920 0,30 6 30 0,009 0,009
7,00-8,40 19 19 8820 0,30 15 33 0,009 0,009
8,40-10,00 20 21 24500 0,35 36 36 0,864 0,864
10-10,80 20 21 196000 0,35 40 38 86,400 86,400

Tabel 4 Parameter tanah hasil Sondir 15

Berat
Berat
Jenis
Kedalama Jenis Modulus Elastis, Sudut
Tanah v c' Kx Ky
n Tanah E Geser Ø
(γunsat
(γsat)
)
0-2,2 15 16 3920 0 2 20 0,00000 0,00864
2,2-9,8 17 18 3920 0 7 30 0,00864 0,00864
9,8-2,2 19 20 8820 0 12 33 0,00864 0,00864
9,4-11,6 19 20 19600 0 32 36 0,86400 0,86400
86,4000 86,4000
20 21 196000 0 40 38
11,6-16,2 0 0

Tabel 4 Parameter tanah hasil Sondir 16


Laporan Desain Saluran Cihaur

Berat Berat
Kedalama Jenis Jenis Modulus Elastis, Sudut
v c' Kx Ky
n Tanah Tanah E Geser Ø
(γunsat) (γsat)
0-2,8 16 17 3920 0,30 3 25 0,009 0,009
2,8-7,2 17 18 8820 0,30 5 30 0,009 0,009
7,2-13,8 18 19 19600 0,30 11 33 0,00026 0,00026
13,8-16 20 21 24500 0,35 35 36 0,864 0,864
16-16,6 20 21 196000 0,35 40 39 86,400 86,400

3.2. Analisis Geoteknik


Analisis Geoteknik dilakukan pada masing-masing cross section menggunakan
software analisa struktur tanah yang menampilkan kondisi tanah dilapangan secara
2 dimensi. Analisis dilaksanakan menjadi 2 tahap yaitu tahap analisis pada kondisi
existing untuk mengetahui secara detail permasalahan yang terjadi dan yang ke dua
yaitu tahap perbaikan Berikut merupakan analisis geoteknik untuk setiap lokasi
yang mengalami kerusakan.

3.2.1 Lokasi Bch 5 – Bch 6


1. Pemodelan Existing
Pemodelan dilakukan pada cross section yang mewakili. Permodelan
Saluran tersebut dapat dilihat pada Gambar dibawah.

Linning Exisitng

Gambar 2.2 Pemodelan Exisiting Bch 5-Bch 6


Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Hasil Analisis kondisi existing

Hasil dari analisis kondisi existing didapatkan Sf 2,749 (Sf 2,749 > 1,5). Pada
pergeseran tanah untuk lokasi ini masih aman namun terdapat masalah dalam
penurunan tanah Pada dasar saluran dan tanggul. Penurunan pada saluran sekitar
15 cm dan pada tanggul 70 cm.

N
Titik Faktor Keamanan Keterangan
o
1 Bch 5.a – Bch 6 2,749 ok

1. Rekomendasi Perbaikan
Laporan Desain Saluran Cihaur

3.2.2 Lokasi Bch 11 – Bch 13.d

Gambar 2.2 Cross section existing

Gambar 2.2 Hasil Analisis kondisi existing


Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Hasil Analisis kondisi existing Tekanan dilapangan

Hasil dari analisis kondisi existing didapatkan (Sf 1,373 < 1,5). Dengan Sf 1,373
dapat dipastikan bahwa posisi tanggul yang ada tidak aman. Hal ini disebabkan
tanggul yang ada tidak dapat menahan beban kendaraan sebesar 40 KN.

N
Titik Faktor Keamanan Keterangan
o
1 Bch 5.a – Bch 6 1,373 Tidak

1. Rekomendasi Perbaikan
Untuk menahan tekanan yang diakibakan dari beban kendaraan agar tanggul tidak
mengalami longsoran maka di rekomendasikan perbaikan perkuatan menggunakan
pancang.
Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Modeling Pancang per 2,5 m

Gambar 2.2 Modeling Pancang per 2,5 m dan Tanah


Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Modeling Pancang per 2,5 m dan Tanah


Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Modeling Pancang per 2,5 m dan Tanah

Hasil dari analisis perbaikan kondisi didapatkan (Sf 7,9 > 1,5). Dengan Sf 7,9 dapat
dipastikan bahwa posisi tanggul yang didesain aman. Untuk pengaruh gaya yang
terjadi terhadap pancang dapat dilihat pada gambar dibawah :

N
Titik Faktor Keamanan Keterangan
o
1 Bch 5.a – Bch 6 7,9 Ok
Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Tekanan Pada Pancang 1

Gambar 2.2 Tekanan Pada Pancang 2


Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Tekanan Pada Pancang 3

Momen lentur yang terbesar terjadi pada pancang 1 sebesar 2,76 Kn atau 0,27
Ton.m > 1,55 Ton.m (Spesifikasi Pancang Pabrikasi Terlampir).

3.2.3 Lokasi Bch 13 – Bch 13.d

Gambar 2.2 Tekanan Pada Pancang 3


Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Tekanan Pada Pancang 3

Gambar 2.2 Tekanan Pada Pancang 3

Hasil dari analisis kondisi existing didapatkan (Sf 1,263 < 1,5). Dengan Sf 1,263
dapat dipastikan bahwa posisi tanggul yang ada tidak aman. hal ini disebabkan
karena terdapat lapisan tanah lembek pada tanggul dan dasar saluran yang
mengakibatkan pergesaran pada tanah tanggul.

1. Rekomendasi Perbaikan
Untuk menahan penurunan yang mengakibatkan longsoran tanah maka di
rekomendasikan perbaikan perkuatan menggunakan pancang. Pancang
direncanakan berjarak 2,5 meter atar as pancang dengan balok B1 ukuran 25 cm x
25 cm dan B2 30 cm x 50 cm. berikut pemodelan dan hasil analisa pemodelan
ditunjukan pada gambar dibawah;
Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Modeling Pancang per 2,5 m

Gambar 2.2 Modeling Pancang per 2,5 m


Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Modeling Pancang per 2,5 m

Gambar 2.2 Modeling Pancang per 2,5


Laporan Desain Saluran Cihaur

Hasil dari analisis perbaikan kondisi didapatkan (Sf 2,695 > 1,5). Dengan Sf 2,695
dapat dipastikan bahwa posisi tanggul yang didesain aman. Untuk pengaruh gaya
yang terjadi terhadap pancang dapat dilihat pada gambar dibawah :

Gambar 2.2 Modeling Pancang per 2,5

Gambar 2.2 Modeling Pancang per 2,5


Laporan Desain Saluran Cihaur

Gambar 2.2 Modeling Pancang per 2,5

Momen lentur yang terbesar terjadi pada pancang 3 sebesar 6,595 Kn atau 0,6595
Ton.m < 1,55 Ton.m (Spesifikasi Pancang Pabrikasi Terlampir).

Anda mungkin juga menyukai