Anda di halaman 1dari 22

DED Tandon Perumahan

Sudirman

6.1. UMUM

Dalam penyelidikan mekanika tanah ini dilakukan penyelidikan Sondir 1 (satu) titik di
sekitar bangunan outlet Tandon Sudirman.
Pekerjaan sondir dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan hubungan antara
kedalaman lapisan tanah dengan kekerasan atau kepadatannya, mengetahui daya
lekat setiap lapisan-lapisan yang dijumpai, serta kedalaman lapisan tanah keras
atau sampai mencapai tekanan konus lebih besar 200 kg/cm2. Pekejaan ini
dilakukan tersebar pada lokasi diikuti oleh pemboran tangan untuk mendapatkan
gambaran urutan pelapisan tanah bawah permukaan. Alat sondir yang digunakan
pada pelaksanaan pekerjaan ini adalah alat sondir dengan kapasitas maksimum 2,50
ton. Ujung penetrometer yang dipakai dalam penyelidikan geologi ini adalah friction
sleeve (bikonus) dilakukan dengan kecepatan penetrasi sebesar 1 cm/detik, dan
interval antara 20 cm. Hasil sondir ini akan disajikan dalam bentuk grafik yang
menyatakan hubungan antara nilai tahan konus, jumlah hambatan lekat, dan
geseran setempat, sedangkan data hasil sondir dapat digunakan untuk menafsirkan
perkiraan besarnya daya dukung dan susunan, ketebalan dan sifat lapisan tanah.
Dengan menggunakan beberapa “chart standard” akan diperoleh aplikasi yang
optimal dari nilai perlawanan konus, friction ratio baik untuk menentukan klasifikasi
tanah maupun dalam mengestimasi sifat mekanis dan keteknikan lainnya

6.2. PENGUJIAN SONDIR/ DUTCH CONE PENETRATION TEST (DCPT)

Pengujian Dutch Cone Penetration Test (DCPT) atau Sondir dilaksanakan dengan
menggunakan alat sondir sedang dengan kapasitas tekan maksimum 2,5 ton, mata
sondir yang digunakan jenis Bikonus Begemann.

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

Gambar 6.1. Bikonus tipe Begemann

Letak titik penyondiran harus sesuai dengan letak struktur yang akan di bangun. alat
sondir harus dijangkar kedalam tanah atau plat from atau diberi pemberat yang
cukup antara lain drum isi dll,agar alat sondir cukup kokoh dan tidak terangkat pada
waktu conus menembus tanah keras. Besaran-besaran yang hendak diperoleh dari
penyondiran ini adalah hubungan kedalaman dengan :
 Tahanan ujung ( end resistance)
 Tahanan geser setempat ( local friction)
 Jumlah tahan (total/friction)

Pembacaan manometer dilakukan setiap interval kedalaman 20 cm, dimana dibaca


besarnya tekanan konus dan tekanan konus ditambah hambatan pelekat. Kecepatan
penetrasi konus sesuai dengan standar pengujian yang berlaku, yaitu sebesar 1-2
cm/det.
Pengukuran kedalaman penetrasi dimulai dari muka tanah setempat (MTS) pada
saat pengujian dilaksanakan. Pengujian Sondir ini dilaksanakan hingga kedalaman
maksimum 20 m akan tetapi pengujian akan dihentikan apabila nilai perlawanan
konus (qc) telah mencapai nilai lebih besar dari 250 kg/cm2.

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

Gear Box

Tuas Pemutar

Angkur

Valve /kran oli

Manometer

Gambar 6.2. Skematik Alat Sondir

6.3. KRITERIA PENAFSIRAN

Penafsiran hasil penyelidikan tanah dengan memakai alat sondir. Klasifikasi tanah
berdasarkan hasil test sondir adalah sebagai berikut:
Tabel 6.1. Penafsiran Klasifikasi Tanah Berdasarkan Hasil Test Sondir.

Hasil sondir (kg/cm2)


Klasifikasi
qc fs
6 0,15-0,40 Humus, lempung sangat lunak
0,20 Pasir kelanauan lepas, pasir sangat lepas
6-10
0,20-0,60 Lempung lembek, lempung kelanauan lembek
0,10 Kerikil lepas
0,10-0,40 Pasir lepas
10-30
0,40-0,80 Lempung atau lempung kelanauan kenyal
0,80-2,00 Kerikil kepasiran lepas
1,50 Pasir kelanauan, pasir agak padat
30-60
1,00-3,00 Lempung atau lempung kelanauan kenyal
1,00 Kerikil kepasiran lepas
Pasir padat, pasir kelanauan atau lempung padat
60-150 1,00-3,00
dan kerikil kelempungan
3,00 Lempung kekerikilan kenyal
Pasir padat, pasir kekerikilan padat, pasir kasar padat,
150-300 1,00-2,00
Pasir kelanauan sangat padat.
Sumber: Buku Teknik Sipil, Penerbit Nova Bandung, 1995
qc = Tekanan konis fs = Hambatan pelekat

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

Tabel 6.2. Korelasi nilai qc untuk pasir halus

Consistency
qc ,(kg/cm2)
Very loose
<20
Loose
20-40
Medium dense
40-120
120-200 Dense
Very Dense
>200
Sumber: G.sanglerat

Tabel 6.3. Korelasi nilai qc untuk lempung

Consistency
qc ,(kg/cm2)
<7 Very soft
7-12 Soft
Firm
12-21
Stiff
21-50
Very stiff
50-90
Hard
90-150
Very hard
>150
Sumber: G.sanglerat

Harga kohesi dan sudut geser dalam tanah (c dan Ø) tergantung pada macam dan
sifat bahan timbunan, sebaiknya c dan Ø ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium.
Tetapi bagi yang sudah cukup berpengalaman, maka harga Ø dapat diambil
menurut sebagai berikut :
Tabel 6.4. Perkiraan Nilai Sudut Geser (Ø) Berdasarkan Klasifikasi Tanah.

Macam tanah Ø
Kerikil kepasiran 35 - 40°
Kerikil kerakal 35 - 40°
Pasir padat 35 - 40°
Pasir lepas 30°
Lempung kelanauan 25 - 30°
Lempung 20 - 25°
Sumber: Buku Teknik Sipil, Penerbit Nova Bandung, 1995

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

Untuk praktisnya, daya dukung pada lapisan batuan untuk pondasi sumuran,
besarnya dapat diberikan sebagai berikut :

Tabel 6.5. Perkiraan Daya Dukung Tanah Pada Pondasi Sumuran.

Sifat batuan Macam batuan (kg/cm2)


Batuan lunak Batu gamping, batu lempung, batu lanau, 4–8
batu tufa, napal.
Batuan sedang Breksi, batu pasir, konglomerat, aglomerat 8 – 16
Batuan keras Basalt, anderat, granit 16 – 50
Sumber: Buku Teknik Sipil, Penerbit Nova Bandung, 1995

Batu lunak : Batu yang mudah digali dengan alat tangan, juga bagian pecahan
batu ini dapat dipatahkan dengan tangan
Batu sedang : Batu yang sifatnya antara lunak dan keras, penggalian batu ini
dengan alat tangan sudah sukar.
Bagian pecahan tidak dapat dipatahkan dengan tangan saja, tetapi
masih mudah dihancurkan kalau dipukul dengan palu.
Batu keras : Batu yang hanya dapat digali dengan memakai bahan peledak, dan
tidak mengandung banyak retak.

Kohesi dapat diambil sebagai berikut:


Tabel 6.6. Penafsiran Kohesi (C) Berdasarkan Data Sondir atau SPT

Data dari C (Kg/cm2)


Sondir (qc) c = qc/20
SPT (N) c = 0,10 .N
Sumber: Buku Teknik Sipil, Penerbit Nova Bandung, 1995

6.4. SUMUR UJI/ TEST PIT

Dilakukan untuk penyelidikan tanah relatif dangkal untuk perencanaan pondasi (test
pit) dan bahan timbunan tanah (proctor) untuk tanah yang relatif cukup tebal. Cara
ini dilakukan dengan menggali tanah secara terbuka berbentuk sumur uji (TP/ BP),
berukuran 1 x 1 m untuk tanah padat dan dinding galian tidak mudah runtuh atau
1,5 x 1,5 m untuk galian dengan dinding rawan/mudah runtuh. Untuk mengetahui

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

urutan tanah/ batuan lunak dalam arah vertikal (stratigrafi), penggalian


menggunakan peralatan gali manual (linggis, cangkul, belincong, sekop).
Dinding-dinding galian/ sumur harus dibersihkan serta diratakan, terutama bila ada
perubahan lapisan untuk memudahkan deskripsi dan koreksi. Untuk lapisan tanah
lepas dan muka air tanah cukup tinggi (dangkal), dinding galian diberi penyangga
dengan papan kayu atau bambu. Untuk memperlancar penggalian, air tanah dalam
sumur galian dapat ditimba atau dikeluarkan dengan pompa.Tanah hasil galian
setiap lapisan diletakkan dengan bersusun baik dan diberi tanda yang menunjukkan
tebal lapisan untuk memudahkan pemeriksaan (deskripsi).
Sumur galian dinyatakan selesai apabila :
• Kedalaman galian sudah ditentukan
• Mencapai batuan yang keras tidak dapat digali dengan peralatan gali manual
• Dinding galian rawan/ mudah runtuh, tidak teratasi dengan timbering
• Kedalaman air dangkal (sumur galian terendam air).

6.5. UJI LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratoruim dilakukan terutama untuk mengetahui indeks properties


dan engineering properties, guna mendapatkan parameter tanah yang di pakai
didalam desain konstruksi pondasi. Metode kerja yang digunakan mengikuti standart
ASTM.
Pekerjaan laboratorium meliputi:
- Kadar Air - Berat Jenis - Permeabilitas
- Berat Isi - Analisa Saringan - Uji Geser Langsung
- Berat Jenis - Atterberg Limit

6.5.1. Indeks properties

 Sieve Analysis dan Hydrometer


Untuk menentukan pembagian butiran (gradasi) dengan menggunakan saringan
yang berdiameter 4.76 mm s.d. 0.074 mm., standart ASTM.D.698. Formula
prosentase tanah yang tertinggal pada setiap saringan adalah :
(Berat tanah tertinggal/ Berat tanah total) x 100%

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

Pada tanah lolos saringan no. 200 analisa saringan ditentukan dengan cara
hidrometer analisys. ASTM.D.42

 Atterberg Limit Test


- Batas cair/ Liquid Limit (LL)
Batas cair/ liquid limid ini adalah nilai kadar air yang dinyatakan dalam proses
dari contoh tanah yang dikeringkan dalam oven pada batas antara keadaan
cair ini dapat ditentukan dengan cara menentukan nilai kadar air pada
contoh tanah yang mempunyai jumlah ketukan sebanyak 25 kali dijatuhkan
setinggi 1 cm pada kecepatan ketukan 2 kali setiap detiknya, dan panjang
lereng saluran percobaan ini adalah 12,7 mm. Prosedurnya dapat mengikuti
ASTM.D.423.

- Batas Plastis/ Plastic Limit (PL)


Batas plastik ini adalah nilai kadar air pada batas bawah daerah plastis.
Kadar air ini ditentukan dengan mengelilingi tanah yang melewati ayakan No.
40 (4.255 m) pada alat kaca sehingga membentuk diameter 3,2 m dan
memperlihatkan reta-retak. Prosedur dapat mengikuti ASTM.D.424.

- Batas Susut (Shrinkage Limit)


Shrinkage Limit adalah nilai maksimum kadar air pada keadaan dimana
volume dari tanah ini tidak berubah, prosedur nilai penentuan batas susut ini
dapat mengikuti ASTM.D.427.

- Specivic Gravity
Untuk menentukan berat jenis butir tanah adalah perbandingan antara berat
isi partikel tanah pada suhu kamar terhadap berat isi pada suhu T0 isinya
sama dengan tanah.
Berat Jenis Tanah (Gs) =
γs/γw Dimana :
Ys = berat isi butir
Yw = berat isi air

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

- Water Content Test


Pengujian Kadar Air Tanah (ASTM D 2216-98). Tujuannya adalah
untukmengukur kadar air suatu contoh tanah. Kadar air suatu tanah adalah
perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat
butir tanah tersebut, dan dinyatakan dalam persen.

- Unit Weight
Pengujian untuk menentukan berat isi yang terdiri dari berat isi kering dengan
berat isi butir. Berat volume kering(γ_d), yaitu perbandingan antara berat
butiran kering (Ws) pada saat S=0 dengan volume total tanah (V) (satuan
dalam kN/m3)
γ_d = W_s/V
Berat volume butiran (γ_s), yaitu perbandingan antara berat butiran padat
(Ws) dengan volume butiran padat (Vs) (satuan dalam kN/m3)
γ_s = W_s/V_s

6.5.2. Engineering properties

 Compaction
Pemadatan tanah adalah suatu proses memadatkan partikel tanah sehingga terjadi
pengurangan volume udara dan volume air dengan memakai cara mekanis.
Pemadatan dilakukan bila tanah dilapangan membutuhkan perbaikan untuk
mendukung konstruksi diatasnya, atau tanah akan digunakan sebagai bahan
timbunan.
Maksud dari pemadatan tanah adalah sebagai berikut;
1. Menambahkan nilai kuat geser tanah,
2. Mengurangi sifat mudah mampat (kompresibilitas),
3. Mengurangi sifat permeabilitas, dan
4. Mengurangi perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air dan lain
lainnya.

Kepadatan tanah tergantung pada nilai kadar air, saat air ditambahkan pada
pemadatan, air ini melunakan partikel-partikel tanah. Partikel-partikel tanah
menggelincir satu sama lain dan bergerak pada posisi yang lebih rapat. Jika kadar
air tanah sedikit maka tanah akan keras begitu pula sebaliknya, bila kadar air

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman
banyak

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

maka tanah akan menjadi lunak atau cair. Pemadatan yang dilakukan pada saat
kadar air lebih tinggi daripada kadar air optimumnya akan memberikan pengaruh
terhadap sifat tanah. Uji pemadatan tanah atau Proctor Standard adalah metode
laboratorium untuk menentukan eksperimental kadar air yang optimal dimana suatu
jenis tanah tertentu akan menjadi paling padat dan mencapai kepadatan kering
maksimum. Teori pemadatan pertama kali dikembangkan oleh R.R. Proctor. Empat
variabel pemadatan tanah yang didefinisikan oleh Proctor, yaitu usaha pemadatan
atau energi pemadatan, jenis tanah (gradasi, kohesif atau tidak kohesif, ukuran
partikel dan lain-lain), kadar air, dan berat isi kering. Pemadatan standar (standar
compaction) adalah usaha untuk memadatkan dengan alat pemadatan standar.

 Uji Kuat Geser Langsung


Pengujian geser langsung yang dilakukan sesuai dengan ASTM D 3080. Uji geser
langsung merupakan pengujian parameter kuat geser tanah yang paling mudah dan
sederhana. Alat uji geser langsung dapat berbentuk lingkaran/bulat atau
persegi panjang. Sebuah gaya normal P ditempatkan pada bagian atas kotak dan
gaya horizontal F ditempatkan pada bidang horizontal. Akibat adanya beban vertikal
dan horizontal yang bekerja pada alat akan menyebabkan terjadinya tegangan pada
tanah. Tegangan tersebut berupa tegangan utama besar (major principal stress) dan
tegangan utama kecil (minor principal stress) yang dapat menyebabkan tanah
mengalami tegangan geser yang membentuk sudut terhadap bidang
gesernya. Sedangkan tegangan utama sedang (intermediate principal
stress) tetap bekerja merata disemua sisi tetapi tidak diperhitungkan
karena tidak menyebabkan deformasi. Maksud pengujian geser langsung adalah
untuk mengetahui kekuatan geser tanah, yaitu c (kohesi) dan Φ (sudut geser
dalam), dalam tegangan total ataupun efektif yang mendekati keaadaan aslinya di
lapangan. Tujuannya adalah untuk digunakan dalam analisis kestabilan jangka
pendek dan jamgka panjang (short term dan long term stability analysis).

6.6. KEGEMPAAN

Berdasarkan Peta Zona Gempa Indonesia yang diterbitkan oleh Puslitbang Sumber
Daya Air, Balitbang Pekerjaan Umum (2004), besarnya koefisien gempa dilokasi
penyelidikan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

k = ad / g
ad = Z x ac x v
Dengan penjelasan :
k = Koefisien gempa
Z = Koefisien zona gempa
ac = Percepatan gempa dasar (g)
g = Percepatan gravitasi (cm/det2)
v = Faktor pengaruh jenis tanah setempat
ad = Percepatan permukaan tanah terkoreksi

LOKASI PEKERJAAN

Gambar 6.3. Peta Zona Gempa Indonesia

Berdasarkan Peta Zona Gempa Indonesia yang diterbitkan oleh Puslitbang Sumber
Daya Air, Balitbang Pekerjaan Umum (2004), untuk wilayah Tangrang, Provinsi
Banten diperoleh :
 Zona gempa : Zona D dengan koefisien gempa Z = 1,20
 Jenis batuan dasar : Alluvium, periode perdominan 0,5 <Ts <0,75
Faktor koreksi v = 1,10
 Untuk periode ulang gempa, T = 50 tahun
 Percepatan gempa dasar ac = 0,196 gall

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

Percepatan permukaan tanah terkoreksi, ad


ad = Z x ac x v
= 1,20 x 0,196 x 1,10 x 10 = 2,59

Koefisien gempa, k
k = ad / g
= 0.259 / 9.81 = 0,26
Maka Koefisien gempa di lokasi pekerjaan yaitu 0,26 cm/detik²

6.7. HASIL PENGUJIAN SONDIR

Hasil Pendugaan Pengujian Sondir (DCPT) yang telah dilakukan di lokasi pekerjaan
di ringkas pada tabel di bawah ini.

Tabel 6.7. Ringkasan Hasil Pendugaan Sondir (S.1)

Titik Kedalaman Tebal Nama Lapisan Perlawanan Sifat


Sondir (m) (m) Konus Qc Konsistensi
(kg/cm2)
0.00 – 4.60 4.80 Lempung 5 – 60 Lunak – Sangat Teguh

S.1 4.60 – 7.20 2.60 Lempung Pasiran 30 – 100 Teguh - Kuat

7.20 – 10.40 3.20 Pasir 90 – 190 Sedang – Padat

Dari hasil pengujian sondir dapat di perkirakan pola lapisan tanah bawah permukaan
lokasi bangunan sebagai berikut :
Sondir S-1
 Kedalaman 0.00 – 4.60 meter, lapisan tanah permukaan yang berupa lapisan
Lempung, dengan nilai perlawanan konus Qc = 5 – 60 kg/cm 2, konsistensi
Lunak – Sangat Teguh.
 Kedalaman 4.60 – 7.20 meter lapisan Lempung Pasiran, dengan nilai
perlawanan konus Qc = 30 – 100 kg/cm 2, konsistensi Teguh - Kuat, tebal
lapisan Pasir Lempungan diperkirakan setebal 2.60 meter.
 Kedalaman 7.20 – 10.40 meter lapisan Pasir, dengan nilai perlawanan konus
Qc = 90 – 190 kg/cm2, konsistensi Sedang – Padat, tebal lapisan Pasir
diperkirakan setebal 3.20 meter.

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

 Rekomendasi Daya Dukung Tanah


Hasil pengujian lapangan yang telah dilakukan dengan metode Sondering Test, Daya
dukung ijin tanah untuk konstruksi fondasi dangkal, dapat dihitung dengan
menggunakan formula L.Herminier dengan uraian sebagai berikut :

Qu = CR.................................(1)
10
Qi = Qu.................................(2)
SF
Dimana :
Qu = Daya dukung ultimate tanah (ton/m²)
Qi = Daya dukung ijin tanah (ton/m²)
CR = Perlawanan ujung Konus (kg/cm²)
SF = Safety factor (3)

Daya dukung tanah untuk pondasi dangkal di lokasi pekerjaan DED Tandon
Perumahan Sudirman dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 6.8. Hasil Analisa Daya Dukung Tanah Pondasi Dangkal

Kedalaman CR CR SF Qi
(m) (kg/cm²) (ton/m²) (3x10) (ton/m²)
1.00 10.00 1.00 30.00 0.033
2.00 20.00 2.00 30.00 0.067
3.00 20.00 2.00 30.00 0.067
4.00 40.00 4.00 30.00 0.133
5.00 40.00 4.00 30.00 0.133
6.00 60.00 6.00 30.00 0.200
7.00 100.00 10.00 30.00 0.333
8.00 160.00 16.00 30.00 0.533
9.00 100.00 10.00 30.00 0.333
10.00 170.00 17.00 30.00 0.567
10.40 190.00 19.00 31.00 0.613
Sumber: Hasil Penyelidikan Konsultan, 2023.

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

LAMPIRAN PENGUJIAN SONDIR

DUTCH CONE PENETRATION


TEST
Pekerjaan : DED Tandon Perumahan Sudirman Juru Sondir : Nano Cs
Tanggal : 4 Oktober 2023
Lokasi : Perumahan Sudirman Tigaraksa
Titik Sondir : S -1
Elevasi Tanah :
Elevasi Muka Air Tanah :
Total Kedalaman :

Kedalam an R1 (qc) R2 (qc+f) LF TF %fr


(m ) (kg/cm ²) (kg/cm ²) (kg/cm ²) (kg/cm )
0.00 0 0 0.000 0.00 0.00
0.20 10 20 0.885 17.70 8.85
0.40 10 15 0.443 26.55 4.43
0.60 5 10 0.443 35.40 8.85
0.80 5 10 0.443 44.25 8.85
1.00 10 15 0.443 53.10 4.43
1.20 10 20 0.885 70.80 8.85
1.40 10 20 0.885 88.50 8.85
1.60 20 30 0.885 106.20 4.43
1.80 20 30 0.885 123.90 4.43
2.00 20 40 1.770 159.30 8.85
2.20 20 30 0.885 177.00 4.43
2.40 20 30 0.885 194.70 4.43
2.60 20 30 0.885 212.40 4.43
2.80 30 40 0.885 230.10 2.95
3.00 20 30 0.885 247.80 4.43
3.20 20 30 0.885 265.50 4.43
3.40 20 40 1.770 300.90 8.85
3.60 30 50 1.770 336.30 5.90
3.80 40 50 0.885 354.00 2.21
4.00 40 60 1.770 389.40 4.43
4.20 40 50 0.885 407.10 2.21
4.40 50 70 1.770 442.50 3.54
4.60 60 80 1.770 477.90 2.95
4.80 50 60 0.885 495.60 1.77
5.00 40 60 1.770 531.00 4.43
5.20 40 60 1.770 566.40 4.43
5.40 60 80 1.770 601.80 2.95
5.60 30 50 1.770 637.20 5.90
5.80 40 60 1.770 672.60 4.43
6.00 60 90 2.655 725.70 4.43
6.20 50 80 2.655 778.80 5.31
6.40 80 100 1.770 814.20 2.21
6.60 90 110 1.770 849.60 1.97
6.80 90 110 1.770 885.00 1.97
7.00 100 150 4.425 973.50 4.43
7.20 90 100 0.885 991.20 0.98
7.40 120 150 2.655 1044.30 2.21
7.60 120 150 2.655 1097.40 2.21
7.80 150 170 1.770 1132.80 1.18
8.00 160 180 1.770 1168.20 1.11
8.20 140 160 1.770 1203.60 1.26
8.40 110 130 1.770 1239.00 1.61
8.60 100 120 1.770 1274.40 1.77
8.80 90 110 1.770 1309.80 1.97
9.00 100 140 3.540 1380.60 3.54
9.20 100 120 1.770 1416.00 1.77
9.40 140 160 1.770 1451.40 1.26
9.60 150 180 2.655 1504.50 1.77
9.80 150 170 1.770 1539.90 1.18
10.00 170 190 1.770 1575.30 1.04
10.20 170 180 0.885 1593.00 0.52
10.40 190 200 0.885 1610.70 0.47

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

DUTCH CONE PENETRATION TEST


Pekerjaan DED Tandon Perumahan Juru Sondir Nano Cs
: Sudirman 4 Oktober 2023
:
Tanggal
:
Lokasi : Perumahan Sudirman Tigaraksa
Titik Sondir : S-1
Elevasi Tanah :
Elevasi Muka Air Tanah :
Total Kedalaman :

Resistance and Friction


LF 0 1.00 2.00 3.00 4.00
TF 0 250 400 750 1000
qc 0 50 100 150 200 Friction Ratio[%]
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.0 0.0

1.0 1.0

2.0 2.0

3.0 3.0

4.0 4.0

5.0 5.0
Depth

Depth

6.0 6.0

7.0 7.0

8.0 8.0

9.0 9.0

10.0 10.0

11.0 11.0

: cone resistance (kg/cm²)


: total friction (kg/cm)
: local friction (kg/cm²)

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

6.8. SUMUR UJI DAN PENGUJIAN LABORATORIUM


6.8.1. Sumur Uji (Test Pit)
Hasil dari uji test pit (sumur uji) dengan ukuran 1 x 1 x 1.5 (m) memperlihatkan
susunan tanah mulai dari permukaan sampai dengan kedalama 1.5 m sesuai dengan
standar teknis dan pertimbangan safety dalam proses pelaksanaannya. Test pit yang
dilakukan sebanyak 3 titik sumur galian, untuk hasil susunan material atau lithology
batuannya dijabarkan dalam bentuk deskripsi material. Untuk mengetahui urutan
tanah/ batuan lunak dalam arah vertikal (stratigrafi), penggalian menggunakan
peralatan gali manual (linggis, cangkul, belincong, sekop).
Dinding-dinding galian/ sumur harus dibersihkan serta diratakan, terutama bila ada
perubahan lapisan untuk memudahkan deskripsi dan koreksi. Ringkasan hasil
penyelidikan pada setiap titik tes pit ditabulasikan pada tabel dibawah ini:

 TEST PIT 01 (Rencana Intake)

Tabel 6.9. Susunan material hasil test pit/ lithologi (Titik TP.01 Tandon
Sudirman).
FORMASI (GEOLOGI
TEST PIT DESKRIPSI UNIT GEOLOGI
REGIONAL)
Formasi Aluvial (Qa) terdiri dari lanau
Formasi Aluvial
TP.01 berpasir, coklat kemerahan,
End Test Pit (1,50 m)

Dokumentasi aktivitas pelaksanaan penggalian sumur pit/ test pit Tandon


Sudirman:
 Dokumentasi Untuk Titik Test Pit 01

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

 TEST PIT 02 (Rencana As Tandon)

Tabel 6.9. Susunan material hasil test pit/ lithologi (Titik TP.02 Tandon Sudirman).
FORMASI (GEOLOGI
TEST PIT DESKRIPSI UNIT GEOLOGI
REGIONAL)
Formasi Aluvial (Qa) terdiri dari lanau
TP.02 Formasi Aluvial
berpasir, coklat kemerahan,
End Test Pit (1,50 m)

Dokumentasi aktivitas pelaksanaan penggalian sumur pit/ test pit Tandon Sudirman:
 Dokumentasi Untuk Titik Test Pit 02

 TEST PIT 03 (Rencana Outlet)

Tabel 6.10. Susunan material hasil test pit/ lithologi (Titik TP.03 Tandon Sudirman).
FORMASI (GEOLOGI
TEST PIT DESKRIPSI UNIT GEOLOGI
REGIONAL)
Formasi Aluvial (Qa) terdiri dari lanau
Formasi Aluvial
TP.03 berpasir, coklat kemerahan,
End Test Pit (1,00 m)

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

Dokumentasi aktivitas pelaksanaan penggalian sumur pit/ test pit Tandon Sudirman:
 Dokumentasi Untuk Titik Test Pit 03

6.8.2. Hasil Laboratorium


Ringkasan hasil pengujian laboratorium sampel Test Pit (TP.01) dilokasi Tandon
Sudirman dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

LAPORAN 6-
DED Tandon Perumahan
Sudirman

6.8.1. REKOMENDASI PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH


Berdasarkan hasil pengujian laboratorium jenis tanah yang diambil dilokasi Tandon
Sudirman yaitu pada Titik TP.01 (Rencana Inlet), TP.02 (Rencana As Tandon), dan
TP.03 (Rencana Outlet) tanah hasil galian tidak direkomendasikan untuk dijadikan
tanah timbunan dilokasi sekitarnya mengingat nilai plastisitas indeks tanahnya TP.01
(19.41 %), TP.02 (18.39), dan TP.03 (24.14 %) dari ke-3 (tiga) lokasi yang diuji
nilai Plastisitas Indeksnya lebih dari 15 % (Plastisitas sedang - tinggi), bila
penggunaan tanah yang berplastisitas sedang-tinggi tidak bisa dihindarkan
pemakaiannya, tanah tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari
timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau
kekuatan geser yang tinggi, karena pengembangan tanah yang berplastisitas sedang
– tinggi ini jika terjadi hujan akan merubah volume tanahnya dan ketika musim
kemarau daya lekat/ kohesif tanahnya akan hilang (cepat mengalami retakan).

LAPORAN 6-

Anda mungkin juga menyukai