Anda di halaman 1dari 25

MEKANIKA TANAH 1

Tugas Merangkum

Dosen Pengampu :
Ir.Yan Juansyah, DEA

Disusun Oleh :
Ariado maiko eka prasetio(21110003)
Riamizad surya yudha (21110020)

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Malahayati
0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat yang diberikan
kepada kita semua sehingga penuisan makalah ini dapat kami susun sesuai dengan
kemampuan dan dapat kami selesaikan sesuai waktu yang diberikan.

Makalah ini memuat beberapa hasil pemikiran dan penyajian atas beberapa permasalahan
dalam kerangka ilmu tentang klasifikasi tanah yang akan dijelaskan sebagai salah satu
kelompok ilmu yang pada intinya membahas dan mempelajari hasil-hasil pemikiran manusia
berdasarkan budayanya.

Inilah sekilas tentang gambaran makalah ini. Semoga semua yang terhimpun disini dapat
memperoleh tanggapan untuk penyempurnaanya, dan semoga berguna untuk mengisi
kebutuhan akan beragam.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………….……….......... ii

ii
Daftar Isi………………………………………………………………..……...…......... iii
Isi…………………………………………………………………………………...........
Bab I Sifat Indeks Dan Klsifikasi Tanah…………………………………………....... 4
Bab II Daya Rembes....................................................................................................... 14
Bab III Kuat Geser Tanah .......................................................................................... 21
Bab IV Pemadatan Tanah............................................................................................ 33
Bab V Penyebaran Tekanan dalam Tanah ............................................................... 40
Bab VI Hidrolika Tanah ............................................................................................. 54

iii
BAB I
SIFAT INDEKS DAN KLASIFIKASI TANAH

PENGERTIAN TANAH
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-
mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan- bahan
organic yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang
mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut.

Ilmu Mekanika Tanah (Soil Mechanics):

Adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat fisik dari tanah dan
kelakukan massa tanah tersebut bila menerima bermacam-macam gaya.

Ilmu Rekayasa Tanah (Soil Engineering)


Merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip mekanika tanah dan problema praktisnya.

JENIS DAN UKURAN PARTIKEL TANAH


Tanah berasal dari pelapukan kimia / fisik pada pada batuan. Yang hal itu sangat
mempengaruhi perilaku engineeringnya.Tanah merupakan campuran dari partikel-partikel yang
terdiri dari salah satu/ seluruh jenis berikut :
1. Berangkal (boulder) : batuan yang besar (> 250 mm – 300 mm)
2. Kerikil (gravel) : 5 mm – 150 mm
3. Pasir (sand) : 0,0074 mm - 5 mm.
Mulai dari pasir kasar sampai dengan pasir halus.
4. Lanau (silt) : 0,002 mm – 0,0074 mm
5. Lempung (clay) : < 0,002 mm dan kohesif
6. Koloid : partikel mineral yang diam

SIFAT-SIFAT KHUSUS PADA TANAH


 Tingkat empiris tinggi dan lebih berseni disbanding ilmu lain. Pada jarak
yang berbeda sifat-sifat tanah bisa berbeda.
 Tanah adalah material yang heterogen.
4
 Tanah adalah material yang non linear.
 Tanah adalah material yang tidak konservatif, yaitu mempunyai memori apabila
pernah dibebani. Hal ini sangat mempengaruhi engineering properties tanah.

Dengan mengenal dan mempelajari sifat-sifat tersebut, keputusan yang diambil dalam
perancangan akan lebih ekonomis.Karena sifat-sifat tersebut maka penting dilakukan uji
laboratorium dan uji lapangan

TEKSTURE TANAH dan KARAKTERISTIK LAIN PADA TANAH


 Teksture adalah bagian solid / padat pada massa tanah terdiri secara primer dari
partikel mineral & bahan organik dalam ukuran yang bervariasi dan jumlahnya
bervariasi.
 Teksture tanah tergantung pada ukuran relatif dan bentuk partikel. Gravel atau sand
lebih kasar daripada silt dan clay.
 Pada tanah berbutir kasar, teksture mempunyai hubungan erat dengan perilaku
engineering. (Merupakan dasar dari klasifikasi tanah)
 Untuk tanah berbutir halus , pengaruh yang penting adalah kehadiran air.

Tabel 1.1. Teksture dan Karekteristik Lain pada Tanah

Nama Tanah Gravel, Sand Silt Clay


Berbutir kasar Berbutir halus Berbutir halus
Grain size
Butiran tampak mata Butiran tunggal Butiran tunggal
tidak tampak mata tidak tampak mata

Non kohesif Non kohesif


Karakteristik Non plastis Non plastis Kohesif
Berbutir Berbutir Plastis

Relatif tidak penting


Pengaruh air pada
(kecuali : material
perilaku engineering Penting Sangat Penting
berbutir, lepas
dengan pembebanan
5
dinamis)
Pengaruh
distribusi ukuran Relatif
butir pada Penting Relatif tidak penting tidak
perilaku penting

engineering

KOMPOSISI TANAH DAN HUBUNGAN ANTAR FASE

 Tiap massa tanah terdiri dari kumpulan partikel padat dengan rongga di antaranya.
 Rongga dapat diisi air udara, sebagian air dan udara.
Partikel tanah padat adalah butiran tanah padat dengan mineral yang berbeda-beda.

Volume solid /butiran (Vs)


Total volume tanah /Vt

Volume void / pori (Vv) Volume water/ air (Vw)

Volume air/ udara (Va)


Penyajian ketiga komponen tanah tersebut dapat digambarkan dalam diagram fase , sebagai
berikut :

6
 Perbandingan Volumetric

1. void ratio e, Vv ,0<e<~


e
Vs
sands : 0,4 s/d 1,0
clays : 0,3 s/d 1,5

Vv
2. porositas n , n , 0 < n < 100%
x100%
Vv
e
n n
dan e
1e

7
1n

Vw
3. Derajat kejenuhan S, S x100%

Tanah kering, S = 0%

8
Vv
Jika pori berisi jenuh air, S = 100%

 Perbandingan Massa
Mw
Kadar air w, w x100%

9
Ms
Perhitungan kadar air dihitung di laboratorium (ASTM D : 2216(1980 ))

 Perbandingan yang Menghubungkan sisi Volumetric dan sisi Massa


Densitas/ kepadatan ρ

Mt
 Ms 
 Mw
Vt
Vt
Ms
s   Mw
w 
Vs

10
Vw

Besar ρ akan tergantung bagaimana air tejadi dalam rongga, dan berbeda pada tiap-
tiap jenis tanah. Ada 3 harga ρ yang berguna dalam mekanika tanah.

Dry density/ kepadatan kering Ms


d  
: Vt
( Va = 0, S= 100%)
Ms 
Saturated density/ kepadatan jenuh : 
Mw
Vt

Pengujian Kadar Air (laboratorium), ASTM D : 2216(1980)

 Kegunaan :
Untuk menentukan kadar air tanah yaitu perbandingan berat air yang terkandung dalam
tanah dengan berat kering tanah.
Dinyatakan dalam prosen
 Peralatan :
- Oven pemanas dengan suhu sampai 110 derajat celcius
- Cawan
- Neraca dengan ketelitian 0,01 grm
- Desikato
r
-
 Pelaksan
 Tanah yang akan diperiksa ditempatkan dalam cawan yang bersih
dan telah diketahui beratnya
 Cawan dan isinya ditimbang dan beratnya dicatat
 Cawan dan tanah basah dimasukkan di oven pengering sampai beratnya konstan.
 Keluarkan dari oven, kemudian dinginkan dalam desikator.
 Setelah dingin ditimbang beratnya dan dicatatat
 Perhitungan
 Berat cawan + tanah basah = W1 gram
 Berat cawan + tanah kering = W2 gram

11
 Berat cawan kosong = W3 gram
 Berat air = (W1-W2) gram
 Berat tanah kering = (W2-W3) gram
 Kadar air = (W1-W2) / (W2-W3) x 100%

Contoh soal :
1. A sample of wet soil in a drying dish has a mass of 462 g. After drying in an oven
at 110 C overnigth, the sample and dish have a mass of 364 g. The mass of the dish
alone is 39 g
Required
Determine the water content of the soil.
2. Density = 1,76 t/m3, density of solid = 2,7
t/m3 Water content = 10%
Required :
Compute : dry density, void ratio, porosity, degree of saturation, saturated density

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa 2 golongan besar tanah , yaitu :


- tanah berbutir kasar, yaitu : gravel dan sand
- tanah berbutir halus, yaitu : silt dan clay

Telah dijelaskan bahwa pada tanah berbutir kasar hal yang paling berpengaruh
terhadap perilaku engineeringnya adalah tekstur dan distribusi ukuran butir. Sedang pada
tanah berbutir halus yang mempengaruhi perilaku engineeringnya adalah kehadiran air.
Sehingga untuk menentukan sifat-sifat tanah berbutir kasar yaitu dengan cara melihat kurva
distribusi ukuran butir yang dihasilkan dari pengujian ANALISA SARINGAN (SIEVE
ANALYSIS) di laboratorium .Untuk menentukan sifat-sifat tanah berbutir halus dengan
melihat hasil dari pengujian BATAS-BATAS ATTERBERG (ATTERBERG LIMITS) di
laboratorium.

12
UKURAN BUTIR DAN DISTRIBUSI UKURAN BUTIR

 Ukuran partikel pada tanah berbutir mempengaruhi perilaku tanah


 Tanah berada pada range berangkal (boulder)sampai butiran yang sangat halus (koloid)
 Bagaimana distribusi ukuran butir dihasilkan ?
Dengan analisa saringan (sieve analysis) atau uji gradasi

Table 2.1. Standar ukuran saringan dan hubungannya dengan lubang


Saringan
US Standart Sieve Sieve opening (mm)
No
4 4,75
10 2,00
20 0,85
40 0,425
60 0,25
100 0,15
140 0,106
200 0,075

Untuk tanah berbutir halus (lebih halus dari saringan no 200 US Standart Sieve) Menggunakan
analisa hidrometer :Analisa Hidrometer didasarkan pada Hukum Stokes : butiran yang
mengendap dalam cairan mempunyai kecepatan mengendap yang tergantung pada diameter
butir dan kerapatan butir dalam cairan

13
Gambar 2.1.Alat Uji Analisa Saringan

Tabel 2.2. Analisa Saringan / Sieve Analysis

KURVA DISTRIBUSI UKURAN BUTIR


Hasil dari analisa mekanik (sieve analysis dan hidrometer), umumnya digambar di atas
kertas semi logaritmik , dikenal sebagai kurva distribusi ukuran butir.

Dari kurva tersebut dapat dibedakan :


14
- well graded : tanah bergradasi tidak seragam
- uniform graded : tanah bergradasi seragam poorly graded
- gap graded/ skip graded : tanah bergradasi berjenjang

Kurva distribusi ukuran butir dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Untuk menentukan tipe gradasi tersebut ada parameter lain, yaitu :


15
 Koefisien keseragaman :

Cu  D60
D10

- D60 = diameter butir (dalam mm) yang berhubungan dengan 60%lolos

- D10 = diameter butir (dalam mm) yang berhubungan dengan 10% lolos

- Harga Cu makin kecil : tanah makin seragam


- Cu = 1 : tanah hanya mempunyai 1 ukuran
- Tanah yang bergradasi sangat jelek misalnya : pasir pantai, Cu = 2 atau 3
- Tanah dengan gradasi sangat baik Cu>15 atau lebih
- Harga Cu sampai dengan 1000

 Koefisien kelengkungan :
(D30)2
Cc 
(D10)(D60)

- D30 = diameter butir (dalam mm) dimana 30% lolos saringan


- Cc di antara 1dan 3: gradasi baik

Sepanjang Cu > 4 untuk kerikil

Cu > 6 untuk pasir

16
BATAS-BATAS ATTERBERG

Apabila tanah berbutir halus mengandung mineral lempung, maka tanah tersebut dapat
diremas-remas tanpa menimbulkan retakan . Sifat kohesif ini disebabkan oleh karena adanya
air yang terserap di sekeliling permukaan dari partikel lempung. Pada awal tahun 1900 an
seorang ilmuwan dari Swedia bernama Atterberg menjelaskan pengaruh dari variasi kadar air
terhadap konsistensi tanah berbutir halus. Bila kandungan air sangat tinggi , maka campuran
tanah dan air akan menjadi sangat lembek seperti cairan. Oleh sebab itu atas dasr kandungan
air pada tanah, dapat dipisahkan ke dalam empat keadaan dasar , Yaitu : padat, semi padat,
plastis dan cair seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini .

Padat/solid semipadat/semi solid plastis cair

Kadar air bertambah


Batas Susut (SL) Batas Plastis (PL) Batas Cair (LL)

Kadar air dinyatakan dalam prosen , dimana terjadi transisi dari keadaan padat ke semi
padat didefinisikan sebagai batas susut (shrinkage limits). Kadar air dimana transisi dari
keadaan semi padat ke keadaan plastis terjadi dinamakan batas plastis (plastic limits), dan dari
keadaan plastis ke keadaan cair dinamakan batas cair (liquid limits).
Batas-batas ini dinamakan dengan BATAS-BATAS ATTERBERG

PENGUJIAN BATAS CAIR, BATAS PLASTIS, BATAS SUSUT

Pengujian tersebut dilakukan di laboratorium berdasarkan ASTM sbb :

Batas cair (LL) ASTM D-423 c


Batas plastis(PL) ASTM D-424
Batas susut ASTM D-427

 BATAS CAIR (LL)


17
Skema dari alat (tampak samping) yang digunakan untuk menentukan batas cair
diberikan dalam gambar 2.3a Alat tersebut terdiri dari mangkok kuningan yang
bertumpu pada dasar karet yang keras . Mangkok kuningan dapat diangkat dan
dijatuhkan di atas dasar karet keras tersebut dengan sebuah pengungkit eksentris
(cam) dijalankan oleh suatu alat pemutar. Untuk melakukan uji batas cair, pasta
tanah diletakkan dalam mangkok kuningan kemudian digores tepat di tengahnya
dengan menggunakan alat penggores standar (gambar 2.3b). Dengan menjalankan
alat pemutar , mangkok kemudian dinaikturunkan dari ketinggian 0,3937 in (10 mm).
Kadar air dinyatakan dalam persen, dari tanah yang dibutuhkan untuk menutup
goresan yang berjarak 0,5 in (12,7 mm) sepanjang dasar contoh tanah di dalam
mangkok (lihat gambar 2.3c dan 2.3d) sesudah 25 pukulan didefinisikan sebagai
batas cair (liquid limit).

Untuk mengatur kadar air dari tanah yang bersangkutan agar dipenuhi
persyaratan di atas ternyata sangat sulit. Oleh karena itu kalau dilakukan uji batas
cair paling sedikit empat kali pada tanah yang sama tetapi pada kadar air yang
berbeda-beda sehingga jumlah pukulan N, yang dibutuhkan bervariasi antara 15 dan
35. Kadar air dari tanah, dalam persen, dan jumlah pukulan masing-masing uji
digambarkan di atas kertas grafik semi log (gambar 2.4). Hubungan antara kadar air
dan log N dapat dianggap sebagai garis lurus. Garis lurus tersebut dinamakan
sebagai kurva aliran (flow curve). Kadar air yang bersesuaian dengan N = 25, yang
ditentukan dari kurva aliran, adalah batas cair dari tanah yang bersangkutan.

Kemiringan dari garis aliran (flow line) didefinisikan sebagai indeks aliran (flow
index) dan dapat ditulis sebagai :

If  w1  w2

N2
log
N1
Dimana:
If = indeks aliran
w1 = kadar air, dalam persen dari tanh yang bersesuaian dengan jumlah pukulan N1
w2 = kadar air, dalam persen, dari tanah yang besesuaian dengan jumlah pukulan N2

Jadi, persamaan garis aliran dapat dituliskan dalam bentuk yang umum, sebagai berikut :
18
w  If log N  C

Atas dasar hasil analisis dari beberapa uji batas cair, US waterways Experiment
Station, Vicksburg, Mississippi (1949) mengajukan suatu persamaan empiris untuk
menentukan batas cair yaitu :

tan
N 
LL   

 25 
dimana :
N = jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk menutup goresan selebar 0,5 in pada dasar
contoh tanah yang diletakkan dalam mangkok kuningan dari alat uji batas cair.
WN = kadar air dimana untuk menutup dasar goresan dari contoh tanah dibutuhkan pukulan
sebanyak N
tan β = 0,121 (harap dicatat bahwa tidak semua tanah mempunyai harga tan β =0,121)

19
 BATAS PLASTIS (PL)
Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air, dinyatakan dalam persen, dimana
tanah apabila digulung sampai dengan diameter 1/8 in (3,2 mm) menjadi retak-retak.
Batas plastis adalah batas terendah dari tingkat keplastisan suatu tanah. Cara

20
pengujiannya sangat sederhana, yaitu dengan cara menggulung tanah berukuran
elipsoida dengan telapak tangan di atas kaca datar ( gambar 2.6a dan 2.6b)

Indeks Plastisitas (plasticity index (PI)) adalah perbedaan antara batas cair dan batas
plastis suatu tanah, atau :

PI  LL  PL

 BATAS SUSUT (SL)


Suatu tanah akan menyusut apabila air yang dikandungnya secara perlahan-
lahan hilang dari dalam tanah. Dengan hilangnya air secara terus-menerus, air akan
mencapai tingkat keseimbangan dimana penambahan kehilangan air tidak akan
menyebabkan perubahan volume (gambar 2.7). Kadar air, dinyatakan dalam persen
di mana perubahan volume suatu massa tanah berhenti dinamakan batas susut.
Uji batas susut di laboratorium dilakukan di laboratorium menggunakan
mangkok poselin dengan diameter kira – kira 1,75 in (44,4 mm) dan tinggi kira-kira
0,5 in ( 12,7 mm). Bagian dalam dari mangkok diolesi vaselin kemudian diisi tanah
basah sampai penuh.
Permukaan tanah di dalam mangkok kemudian diratakan dengan
menggunakan penggaris yang bersisi lurus sehingga permukaan tanah tersebut
menjadi sama tinggi dengan sisi mangkok. Berat tanah basah di dalam mangkok
ditentukan. Tanah dalam mangkok kemudian dikeringkan di dalam oven. Volume dari
contoh tanah yang telah dikeringkan ditentukan dengan menggunakan air raksa.

21
Gambar 2.7. definisi batas susut

Seperti ditunjukkan dalam gambar 2.7 batas susut ditentukan dengan cara berikut :
SL  wi(%)  w(%)

dimana :
wi = kadar air tanah mula-mula pada saat ditempatkan di dalam mangkok uji batas susut
Δw = perubahan kadar air (yaitu antara kadar air mula-mula dan kadar air pada batas susut

m1  m2
Tetapi : wi(%)  x100
m2
dimana :

m1 = massa tanah basah dalam mangkok pada saat permulaan pengujian (gram)
m2 = massa tanah kering (gram).

22
23
24
4

Anda mungkin juga menyukai