Anda di halaman 1dari 20

PENGUJIAN TANAH

PERTEMUAN II

KOMPOSISI TANAH

Dr. Ernesto M. R. Silitonga, ST., DEA.


Muhammad Qarinur, ST., M.Eng.

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Resume
Muhammad Qarinur, S.T., M.Eng.
Organization Member
Geotechnics
m.qarinur@unimed.ac.id Japan Society of Civil Engineers, JSCE
+62852-7000-0427 Japanese Geotechnical Society, JGS
Japanese Society for Rock Mechanics, JSRM

Selected Publications
Education Qarinur, M., Ogata, S., Kinoshita, N.,
Yasuhara, H., 2020. Predictions of Rock
2017 - : Ehime University Temperature Evolution at the
present Rock Mechanics Laboratory, Lahendong Geothermal Field by
Civil and Environmental Coupled Numerical Model with Discrete
Engineering, Fracture Model Scheme. Energies 13,
Matsuyama, Japan 3282. https://doi.org/10.3390/en13123282.
2012 – 2014 : Universitas Gadjah Mada (Q2;IF:2.7)
Geotechnics, Civil and
Qarinur, M., 2015. Landslide Runout
Environmental Engineering,
Distance Prediction Based on
Yogyakarta, Indonesia Mechanism and Cause of Soil or Rock
2007 – 2012 : Sekolah Tinggi Teknik Mass Movement. J. Civ. Eng. Forum 1.
Harapan https://doi.org/10.22146/jcef.22728
Civil Engineering,
Medan, Indonesia Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 2
Proses Pembentukan Tanah
Tanah: himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas
(loose), yang terletak di atas batuan dasar (bedrock).
Batuan induk (berdasarkan proses
pembentukannya)
– Batuan beku (igneous rock) : hasil dari
pembekuan magma panas, terbentuk di
kedalaman tertentu.

– Batuan endapan (sedimentary rock):


endapan berlapis-lapis partikel tanah
dalam air yang kemudian membatu pada
jangka waktu yang lama. http://www.dynamicscience.com.au/tester/solutions1/space%20science/rockcycle1.html

– Batuan metamorf: perubahan sifat


batuan beku atau bakuan endapan
akibat tekanan atau temperatur yang
tinggi.

Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 3


Proses Pembentukan Tanah

• Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelapukan batuan:


cuaca, topografi, waktu dan sejarah geologi (tipe batuan)

• Proses Pelapukan Batuan:


– Proses penghancuran fisik (desintegration): akibat faktor-
faktor fisika
• perubahan temperatur secara berkala
• pembekuan dan pencairan (air dalam batuan)
• perusakan oleh tanaman/binatang/es di celah batuan
– Proses kimiawi: akibat reaksi kimiawi
• oksidasi, hidrasi, karbonasi
• efek kimia dari tanaman
• dipercepat oleh temperatur yang tinggi dan keberadaan
zat asam organik

Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 4


Tanah berdasarkan proses dan tempat terbentuknya

Tanah residual (residual soil) Tanah endapan air (water transported soil)

Tanah endapan angin (wind transported soil) Tanah endapan sungai es (soil of glacial
origin)
Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 5
Tanah Residual
tanah yang terbentuk dari proses pelapukan batuan dasar dan
masih berada di tempat asalnya

• Ketebalan tanah residual; di daerah tropis ketebalan tanah


besar (lebih dari 20 m) sedangkan di daerah dingin
ketebalannya kecil (beberapa meter)
• Tekstur tanah; tergantung kondisi lingkungan dan tipe batuan
induknya
– Granit → lanau kepasiran dan pasir kelanauan
– Basalt → lempung dengan kadar montmorillonite tinggi
– Limestone → lempung dengan mineral kaolinite hingga
montmorillonite
→ pasir atau lanau dengan mineral silika dan chert

Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 6


Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 7
Tanah Endapan Air

• Tanah Alluvium:
terbentuk ketika air sungai dari pegunungan
mencapai dataran rendah.
• Tanah Lacustrine:
terbentuk ketika danau berfungsi sebagai
tempat pengendapan dari partikel tanah yang
terbawa air sungai yang bermuara di danau.
• Tanah Marina:
terbentuk ketika air sungai bermuara di laut

Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 8


Tanah Khusus
• Tanah Expansive: tanah yang berpotensi mengalami
pengembangan (peningkatan volume) bila terekspos terhadap
air → clay shales ; tanah lempung dengan kadar
montmorillonite tinggi
• Tanah Collapsible: tanah yang memiliki potensi pengurangan
volume yang besar ketika kadar air meningkat (tanpa
perubahan beban luar)
→ tanah loess; tanah pasir dan lanau yang
tersementasi lemah dengan ikatan semen
gypsum/halite yang mudah larut dalam air
• Quick Clay: lempung yang sangat peka (high sensitivity)
terhadap gangguan di mana kekuatan geser akan berkurang
drastis.
→ lempung marina dengan kadar kepekaan lebih dari 15
kadar kepekaan = kuat geser tanah asli/kuat geser tanah terganggu
• Tanah Organik: tanah yang banyak mengandung material
organik, di mana kekuatan geser tanah rendah dan
kompresibilitasnya tinggi.

Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 9


Karakteristik Dasar Tanah
• Tanah terbentuk dari partikel-partikel tanah yang
lemah ikatan antar partikelnya (partikel-partikel
relatif bebas bergerak satu sama lain).
→ Sistem Particulate
→ perilaku tanah non linear & irreversible

• Tanah yang terdiri dari partikel padat dan pori-pori


antar partikel yang terisi udara dan air.
→ Material multi fase,
→ perilaku tanah tergantung interaksi antara partikel
padat dan air dalam pori

Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 10


• Tekstur Tanah: bentuk, ukuran partikel serta
distribusinya dalam komposisi tanah.
– Tanah berbutir kasar: kerikil & pasir
– Tanah berbutir halus: lanau & lempung

Partikel pasir (ukuran antara 0.06 mm dan 2 mm)


berbentuk bulat, semi bulat, bertepi tajam, atau semi
tajam

Partikel lanau umumnya berbentuk butiran tapi


ukurannya kurang dari 0.02 mm

Partikel lempung berbentuk pipih dan berukuran


kurang dari 0.02 mm

Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 11


• Tanah berbutir halus memiliki permukaan spesifik
yang besar sehingga gaya permukaannya lebih
dominan dibandingkan berat sendirinya.
→ Gaya antar partikel tanah ditentukan oleh interaksi
gaya permukaan dengan molekul air di sekelilingnya

→ Ikatan antar permukaan yang disebabkan oleh


muatan listrik permukaan disebut kohesi

→ Perilaku lanau dan lempung dipengaruhi air yang


menjadi perantara ikatan antar partikelnya

Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 12


Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 13
Berat Isi Tanah dan Hubungannya

Weight (Berat) Volume (isi) Weight Volume

Wa = 0 Udara Va

Vv

Ww Air Vw
W V

Ws Butiran Vs

Diagram Fase Tanah

𝑊 = 𝑊𝑠 + 𝑊𝑤 dengan:
𝑊𝑠 = Weight of Solid (berat butiran padat) (kg)
𝑉 = 𝑉𝑠 + 𝑉𝑤 + 𝑉𝑎 𝑊𝑤 = Weight of Water (berat air) (kg)
𝑉𝑠 = Volume of Solid (isi butiran padat) (m3)
𝑉𝑣 = 𝑉𝑤 + 𝑉𝑎 𝑉𝑤 = Volume of Water (isi air) (m3)
𝑉𝑎 = Volume of Air (isi udara) (m3)
Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 14
Berat Isi Tanah dan Hubungannya
𝛾𝑠
Berat Spesifik : 𝐺𝑠 = 𝛾
Kadar air 𝑊𝑤 𝑤
𝑤= × 100% Tabel: Berat jenis spesifik (Hardiyatmo, 2010).
tanah: 𝑊𝑠
Macam Tanah Berat Jenis (Gs)
Kerikil 2,65 – 2,68
𝑉𝑣 Pasir 2,65 – 2,68
Porositas: 𝑛=
𝑉 Lanau anorganik 2,62 – 2,68
Lempung organik 2,58 – 2,65
Lempung anorganik 2,68 – 2,75
𝑉𝑣
Angka pori: 𝑒= Humus 1,37
𝑉𝑠
Gambut 1,25 – 1,80

Berat volume 𝑉𝑤
𝑊 Derajat kejenuhan: 𝑆 = × 100%
lembab / basah 𝛾𝑏 = 𝑉 𝑉𝑣
(kg/m3): Tabel: Derajat kejenuhan (Hardiyatmo, 2010).
Keadaan Tanah Derajat Kejenuhan (S)
Tanah kering 0
Berat volume 𝑊𝑠
𝛾𝑑 = Tanah agak lembab > 0 – 0,25
kering (kg/m3): 𝑉
Tanah lembab 0,26 – 0,50

𝑊𝑠 Tanah sangat lembab 0,51 – 0,75


Berat volume 𝛾𝑠 = Tanah basah 0,76 – 0,99
butiran padat 𝑉𝑠
Tanah jenuh air 1
(kg/m3): Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 15
Berat Isi Tanah dan Hubungannya
𝑛
𝑒= Berat volume lembab / 𝐺𝑠 𝛾𝑤 (1 + 𝑤)
Angka pori vs 1−𝑛
𝛾𝑏 =
porositas: 𝑒 basah (kg/m3): 1+𝑒
𝑛=
1+𝑒

Berat volume jenuh 𝛾𝑤 (𝐺𝑠 + 𝑒) Berat volume tanah 𝐺𝑠 𝛾𝑤


3
air (kg/m ): 𝛾𝑠𝑎𝑡 = kering (kg/m3): 𝛾𝑑 =
1+𝑒 1+𝑒

Berat volume apung (kg/m3): ′


(𝐺𝑠 −1)𝛾𝑤
𝛾 =
1+𝑒

𝛾 = 𝛾𝑠𝑎𝑡 − 𝛾𝑤
Tabel: Nilai n, e, w, 𝛾𝑑 , dan 𝛾𝑏 untuk tanah keadaan asli di lapangan (Hardiyatmo, 2010).
Macam Tanah n (%) e w 𝛾𝑑 𝛾𝑏
(%) (kN/m3) (kN/m3)
Pasir seragam, tidak padat 46 0,85 32 14,3 18,9
Pasir seragam, padat 34 0,51 19 17,5 20,9
Pasir berbutir campuran, tidak padat 40 0,67 25 15,9 19,9
Pasir berbutir campuran, padat 30 0,43 16 18,6 21,6
Lempung lunak sedikit organik 66 1,90 70 - 15,8
Lempung lunak sangat organik 75 3,00 110 - 14,3
Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 16
Berat Isi Tanah dan Hubungannya
Kerapatan relatif (relative density, Dr)
Tingkat kerapatan tanah granuler (berbutir kasar) di lapangan.
𝑒𝑚𝑎𝑥 − 𝑒
𝐷𝑟 =
𝑒𝑚𝑎𝑥 − 𝑒𝑚𝑖𝑛
𝐺𝑠 𝛾𝑤
𝑒𝑚𝑖𝑛 = −1
𝛾𝑑 (max)
𝐺𝑠 𝛾𝑤
𝑒𝑚𝑖𝑛 = −1
𝛾𝑑 (min)
𝐺𝑠 𝛾𝑤
𝑒= −1
𝛾𝑑
𝛾𝑑 (max) 𝛾𝑑 − 𝛾𝑑 (min)
𝐷𝑟 =
𝛾𝑑 𝛾𝑑 max − 𝛾𝑑 (min)

dengan:
𝑒𝑚𝑎𝑥 = kemungkinan angka pori maksimum
𝑒𝑚𝑖𝑛 = kemungkinan angka pori minimum
𝑒 = angka pori pada kondisi tertentu di lapangan
Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 17
Berat Isi Tanah dan Hubungannya
Kepadatan relatif (relative compaction, Rc)
perbandingan antara berat volume kering tanah di Iokasi dengan berat volume
kering maksimumnya
𝛾𝑑
𝑅𝑐 =
𝛾𝑑 max
Hubungan antara kerapatan relatif dengan kepadatan relatif
𝑅0 𝛾𝑑 (min)
𝑅𝑐 = 𝑅0 =
1 − 𝐷𝑟 (1 − 𝑅0 ) 𝛾𝑑 max
Menurut Lee dan Singh ( 1971)
𝑅𝑐 = 80 + 0,2𝐷𝑟
Perbedaan antara kerapatan relatif dengan kepadatan relatif
𝛾𝑑 = 0 𝛾𝑑(max) 𝛾𝑑 𝛾𝑑(max)
Berat volume kering
Angka Pori
𝑒=∞ 𝑒𝑚𝑎𝑥 𝑒 𝑒𝑚𝑖𝑛
0 100
Kerapatan relatif (𝐷𝑟 , %)

0 Kepadatan relatif (𝑅𝑐 , %) 𝑅𝑐 ≈ 80 100

Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 18


Daftar Pustaka

Hardiyatmo, H.C., 2010, Mekanika Tanah 1, Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta, Indonesia.

Idrus, 2017, Klasifikasi Tanah, Workshop Sertifikasi G1 Himpunan Ahli Teknik Tanah
Indonesia, Jakarta, Indonesia.

Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 19


TERIMA KASIH

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Anda mungkin juga menyukai