PERTEMUAN II
KOMPOSISI TANAH
Selected Publications
Education Qarinur, M., Ogata, S., Kinoshita, N.,
Yasuhara, H., 2020. Predictions of Rock
2017 - : Ehime University Temperature Evolution at the
present Rock Mechanics Laboratory, Lahendong Geothermal Field by
Civil and Environmental Coupled Numerical Model with Discrete
Engineering, Fracture Model Scheme. Energies 13,
Matsuyama, Japan 3282. https://doi.org/10.3390/en13123282.
2012 – 2014 : Universitas Gadjah Mada (Q2;IF:2.7)
Geotechnics, Civil and
Qarinur, M., 2015. Landslide Runout
Environmental Engineering,
Distance Prediction Based on
Yogyakarta, Indonesia Mechanism and Cause of Soil or Rock
2007 – 2012 : Sekolah Tinggi Teknik Mass Movement. J. Civ. Eng. Forum 1.
Harapan https://doi.org/10.22146/jcef.22728
Civil Engineering,
Medan, Indonesia Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 2
Proses Pembentukan Tanah
Tanah: himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas
(loose), yang terletak di atas batuan dasar (bedrock).
Batuan induk (berdasarkan proses
pembentukannya)
– Batuan beku (igneous rock) : hasil dari
pembekuan magma panas, terbentuk di
kedalaman tertentu.
Tanah residual (residual soil) Tanah endapan air (water transported soil)
Tanah endapan angin (wind transported soil) Tanah endapan sungai es (soil of glacial
origin)
Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 5
Tanah Residual
tanah yang terbentuk dari proses pelapukan batuan dasar dan
masih berada di tempat asalnya
• Tanah Alluvium:
terbentuk ketika air sungai dari pegunungan
mencapai dataran rendah.
• Tanah Lacustrine:
terbentuk ketika danau berfungsi sebagai
tempat pengendapan dari partikel tanah yang
terbawa air sungai yang bermuara di danau.
• Tanah Marina:
terbentuk ketika air sungai bermuara di laut
Wa = 0 Udara Va
Vv
Ww Air Vw
W V
Ws Butiran Vs
𝑊 = 𝑊𝑠 + 𝑊𝑤 dengan:
𝑊𝑠 = Weight of Solid (berat butiran padat) (kg)
𝑉 = 𝑉𝑠 + 𝑉𝑤 + 𝑉𝑎 𝑊𝑤 = Weight of Water (berat air) (kg)
𝑉𝑠 = Volume of Solid (isi butiran padat) (m3)
𝑉𝑣 = 𝑉𝑤 + 𝑉𝑎 𝑉𝑤 = Volume of Water (isi air) (m3)
𝑉𝑎 = Volume of Air (isi udara) (m3)
Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 14
Berat Isi Tanah dan Hubungannya
𝛾𝑠
Berat Spesifik : 𝐺𝑠 = 𝛾
Kadar air 𝑊𝑤 𝑤
𝑤= × 100% Tabel: Berat jenis spesifik (Hardiyatmo, 2010).
tanah: 𝑊𝑠
Macam Tanah Berat Jenis (Gs)
Kerikil 2,65 – 2,68
𝑉𝑣 Pasir 2,65 – 2,68
Porositas: 𝑛=
𝑉 Lanau anorganik 2,62 – 2,68
Lempung organik 2,58 – 2,65
Lempung anorganik 2,68 – 2,75
𝑉𝑣
Angka pori: 𝑒= Humus 1,37
𝑉𝑠
Gambut 1,25 – 1,80
Berat volume 𝑉𝑤
𝑊 Derajat kejenuhan: 𝑆 = × 100%
lembab / basah 𝛾𝑏 = 𝑉 𝑉𝑣
(kg/m3): Tabel: Derajat kejenuhan (Hardiyatmo, 2010).
Keadaan Tanah Derajat Kejenuhan (S)
Tanah kering 0
Berat volume 𝑊𝑠
𝛾𝑑 = Tanah agak lembab > 0 – 0,25
kering (kg/m3): 𝑉
Tanah lembab 0,26 – 0,50
dengan:
𝑒𝑚𝑎𝑥 = kemungkinan angka pori maksimum
𝑒𝑚𝑖𝑛 = kemungkinan angka pori minimum
𝑒 = angka pori pada kondisi tertentu di lapangan
Pengujian Tanah – Komposisi Tanah 17
Berat Isi Tanah dan Hubungannya
Kepadatan relatif (relative compaction, Rc)
perbandingan antara berat volume kering tanah di Iokasi dengan berat volume
kering maksimumnya
𝛾𝑑
𝑅𝑐 =
𝛾𝑑 max
Hubungan antara kerapatan relatif dengan kepadatan relatif
𝑅0 𝛾𝑑 (min)
𝑅𝑐 = 𝑅0 =
1 − 𝐷𝑟 (1 − 𝑅0 ) 𝛾𝑑 max
Menurut Lee dan Singh ( 1971)
𝑅𝑐 = 80 + 0,2𝐷𝑟
Perbedaan antara kerapatan relatif dengan kepadatan relatif
𝛾𝑑 = 0 𝛾𝑑(max) 𝛾𝑑 𝛾𝑑(max)
Berat volume kering
Angka Pori
𝑒=∞ 𝑒𝑚𝑎𝑥 𝑒 𝑒𝑚𝑖𝑛
0 100
Kerapatan relatif (𝐷𝑟 , %)
Idrus, 2017, Klasifikasi Tanah, Workshop Sertifikasi G1 Himpunan Ahli Teknik Tanah
Indonesia, Jakarta, Indonesia.