Anda di halaman 1dari 8

Vol.17 No.1.

Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

PENGARUH GARAM DAPUR (NaCl) TERHADAP KEMBANG SUSUT TANAH


LEMPUNG
Oleh :
Herman *), Willy Joetra**)
*)
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
**)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Padang

Abstrak
Secara fisik, garam adalah padatan berwarna putih yang berbentuk kristal yang merupakan kumpulan
senyawa dengan bahagian terbesar Natrium Chlorida (> 80%) serta senyawa lainnya seperti Magnesium Chlorida,
Magnesium Sulfat, Calsium Clorida. Garam mempunyai sifat karakteristik hidroskopis sehingga mudah menyerap air.
Dari penelitian yang telah dilaksanakan, garam dapat meningkatkan daya serap tanah terhadap air, mempertahankan
permeabilitas dan mengurangi plastisitas tanah ketika basah.
Untuk mengetahui pengaruh garam terhadap nilai kembang susut tanah lempung, diadakanlah penelitian di
Laboratorium, garam yang digunakan adalah garam dapur beryodium merk”Octopuss”, sampel tanah lempung
diambil pada sekitar ruas jalan By Pass KM 17-18 kedalaman 1 m, komposisi garam dalam tanah adalah 0%, 10%,
30% dan 50% dari berat kering tanah dengan masa perawatan 3 hari, pengujian terdiri dari uji sifat fisis dan uji sifat
mekanis dari tanah asli maupun tanah yang telah dicampur dengan beberapa variasi garam dapur.
Hasil pengujian menunjukan, semakin tinggi porsentase garam dalam tanah dapat menurunkan nilai-nilai
batas cair (LL), batas plastis (LL), indeks plastisitas (PI), kadar air optimum, pengembangan dan tekanan
pengembangan, pada 30% garam nilai pengembangan sudah mencapai nol, sedangkan nilai batas susut (SL), fraksi
tertahan saringan no. 200 dan kepadatan kering maksimum tanah cenderung meningkat.

Kata - kata kunci : senyawa, hidroskopis, permeabilitas, plastisitas

1. PENDAHULUAN AT., 2007). Penggunaan garam anorganik pada


Garam adalah benda padatan bewarna tanah ekspansif dapat menurunkan nilai
putih berbentuk kristal yang merupakan kepadatan kering maksimum, sedangkan
kumpulan senyawa dengan sebahagian besar kekuatan tanah melalui uji tekan bebas dan uji
terdiri dari Natrium Chlorida (>80%), serta CBR rendaman meningkat (Aschuri. I).
senyawa-senyawa lain seperti Magnesium
Chlorida, Magnesium Sulfat, Calsium Chlorida. Tanah Lempung (Clay)
Garam mempunyai sifat karakteristik hidroskopis Lempung (clay) adalah jenis tanah yang
yang berarti mudah menyerap air, tingkat bersifat kohesif dan plastis, terdiri dari partikel
kepadatan sebesar 0,8 – 0,9 dan titik lebur pada mikroskopis dan submikroskopis yang berbentuk
tingkat suhu 801oC (Subiyantoro. S, 2001). lempengan-lempengan pipih dan mempunyai
Garam merupakan salah satu bahan kimiawi permukaan khusus. Lempung didefinisikan
untuk stabilisasi tanah lempung, struktur garam sebagai golongan partikel yang mempunyai
(NaCl) meliputi anion ditengah dan kation ukuran kurang dari 0,002 mm (= 2 mikron)
menempati pada rongga octahedral. Larutan (Das,1998) dan sangat tergantung pada
garam juga merupakan suatu elektrolit yang komposisi mineral dan unsur-unsur kimianya.
mempunyai gerakan brown dipermukaan yang Tanah lempung mempunyai partikel-partikel
lebih besar dari gerakan brown pada air murni tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis
sehingga bisa menurunkan air dan larutan, ini pada tanah bila dicampur dengan air (Grim,1953
menambah gaya kohesi antar partikel sehingga dalam Das, 1998). Umumnya, terdapat kira-kira
ikatan antar partikel lebih rapat (Bowles, 1986). 15 macam mineral yang diklasifikasikan sebagai
Selain itu larutan garam bisa mempermudah mineral lempung (Kerr,1959 dalam
didalam memadatkan tanah (Ingles dan Metcalf, Hardiyatmo,2002). Antara lain montmorillonite,
1972). Penambahan garam dapur pada tanah illite, kaolinite, polygorskite, chlorite,
menunjukan semakin besar prosentase garam vermiculite, dan halloysite.
pada tanah dapat memperbaiki sifat-sifat fisis dan Lempung ekspansif mempunyai fluktuasi
sifat-sifat mekanis tanah lempung (Ramadhan R., kembang susut yang cukup tinggi, mempunyai
Setyawan M, 2013) dan dapat juga memperbaiki plastisitas medium sampai tinggi serta
sifat-sifat tanah lempung ekspansif (Sudjianto mempunyai mineral illite atau montmorillonite

13
Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

(Damoerin, Virisdiyanto, 1999). Semakin tinggi b. Pengembangan (Swelling)


indeks plastisitas tanah, makin tinggi pula Tekanan pengembangan
potensi mengembangnya (Mitchell, 1976). Bila Tekanan pengembangan adalah besarnya
indeks plastisitas > 35%, lempung dikategorikan tekanan yang diperlukan untuk menahan
dalam kriteria ekspansif (Chen, 1975). pemuaian tanah karena pengaruh air, atau
Umumnya partikel lempung bermuatan tekanan yang diperlukan untuk memampatkan
listrik negatif (anion). Karenanya partikel tanah yang memuai akibat kenaikan kadar air
lempung menarik ion positif (kation) dari garam hingga kembali pada kondisi semula. Nayak
didalam air pori. Air yang tertarik secara elektris (1980) dalam Fathani dan Adi (1999),
disekitar partikel lempung, disebut air lapisan mendefinisikan tekanan pengembangan sebagai
ganda (double-layer water). Sifat plastis lempung tekanan vertikal yang diperlukan bekerja pada
adalah akibat eksistensi air lapisan ganda. Air sampel yang dibatasi secara lateral, agar tinggi
lapisan ganda pada bagian paling dalam yang sampel setelah menyerap air tetap sama seperti
sangat kuat melekat pada partikel lempung, kondisi awalnya. Tekanan pengembangan tanah
disebut air serapan (adsorbed water). Hubungan dipengaruhi juga oleh tingkat kandungan air dan
mineral-mineral lempung dengan air serapan, kepadatan tanah. Makin meningkat kepadatan
memberikan bentuk dasar dari susunan tanah. tanah, akan meningkat pula tekanan
Tiap partikel saling terikat lewat lapisan air pengembangannya. Tetapi pada kondisi kadar air
serapan (Hardiyatmo, 2002). meningkat, tekanan pengembangan menurun.

Klasifikasi Tanah Potensi pengembangan( swelling potensial)


Klasifikasi tanah adalah sistem pengaturan Seed, Woodward dan Lundgren (1962)
tanah-tanah ke dalam kelompok ataupun sub- dalam Hardiyatmo (2002) mendefinisikan
kelompok yang menunjukkan sifat atau kelakuan potensi pengembangan adalah persentase
yang sama. Secara umum tanah diklasifikasikan pengembangan di bawah tekanan 6,9 kPa, pada
sebagai tanah tidak kohesif dan tanah kohesif contoh tanah yang dibebani secara terkekang
atau sebagai tanah berbutir kasar dan tanah arah lateral, dan dipadatkan pada kadar air
berbutir halus. Sistem klasifikasi yang banyak optimum sehingga mencapai berat volume kering
digunakan dalam geoteknik adalah Unified Soil maksimumnya menurut standar AASHTO.
Clasification System (USCS) dan American
Association of State Highway and Transportation 2. METODOLOGI
Officials (AASHTO). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Sifat –sifat Fisis Tanah. Teknologi Padang. Tanah lempung diambil
Sifat fisis tanah digambarkan dengan sekitar Jalan By Pass KM 17-18 dengan
pengujian batas-batas konsistensi (batas-batas kedalaman 1 m dari muka tanah, garam yang
Atterberg), gravitas kihusus (specific gravity), digunakan adalah garam dapur beryodium
kadar air (water content), dan uji distribusi merk”Octopuss”.
ukuran butiran tanah (grain size analysis), Persentase penambahan garam dapur
adalah 0%, 10%, 30% dan 50% dari berat kering
Sifat-sifat Mekanis Tanah tanah dengan kondisi tanah terganggu, masa
a. Pemadatan (Compaction) perawatan 3 hari, peralatan yang digunakan
Pemadatan adalah usaha untuk diantaranya satu set saringan standar dan
mempertinggi kerapatan tanah. Pemadatan hidrometer, satu set alat ukur gravitas khusus,
dilakukan dengan prosedur dinamik di- alat uji batas konsistensi, alat pemadatan standar,
laboratorium. Tingkat kepadatan tanah diukur satu set alat uji pengembanganan (swelling)
dari berat volume kering tanah yang dipadatkan dengan alat oedometer, alat-alat bantu yang
(γd). Kadar air pada saat nilai berat volume terdiri dari oven, timbangan dengan ketelitian
kering mencapai maksimum disebut kadar air 0,01, stop watch, thermometer.
optimum (Wopt). Prosedur pengujian dapat dilihat pada
bagan alir penelitian (Gambar 2.1).

14
Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Gambar 2.1. Bagan Alir Penelitian

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Batas Plastis (PL) 37,66 %


3.1 Hasil Penelitian 6 Batas Susut (SL) 13,53 %
3.1.1 Penelitian Pendahuluan 7 Indeks Plastisitas (PI) 28 %
Hasil uji pendahuluan berupa hasil uji 8 Tertahan Saringan no. 200 4,66 %
sifat fisis dan sifat mekanis tanah asli dan garam 9 Lolos Sar. no. 200 95,34%
dapur dapat dilihat pada (Tabel 3.1) dan (Tabel 10 MDD (d maks) 1,39 gr/cm3
3.2). 12 OMC (Wopt) 25 %
13 Pengembangan 0,74 %
Tabel 3.1 Hasil Uji Sifat Fisis dan Sifat 14 Tekanan Pengembangan 200 kPa
MekanisTanah Asli.
No. Data Pengamatan Hasil
1 Kadar Air Lapangan 64,33 % Tabel 3.2. Hasil Uji Sifat Fisis Garam Dapur
2 Kadar Air Kering Udara 4,88 % No. Data Pengamatan Hasil
3 Gravitas Khusus 2,66 1 Gravitas Khusus 2,63
4 Batas Cair (LL) 65,66 %
15
Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

3 Lempung + 50 % Garam 2,66

3.1.2 Penelitian Pokok


Hasil uji pokok terdiri dari uji sifat fisis Tabel 3.4 Fraksi Tertahan Sar. no. 200 (%).
tanah dengan campuran berbagai variasi garam Tertahan
dapur dapat dilihat pada (Tabel 3.3), (Tabel 3.4) No. Variasi Campuran Sar. no. 200
dan (Tabel 3.5). (%)
1 Lempung + 10% Garam 7,40
Tabel 3.3 Nilai Gravitasi Khusus (Gs) Tanah 2 Lempung + 30% Garam 7,85
denganVariasi Garam Dapur 3 Lempung + 50 % Garam 9,70
No. Variasi Campuran Nilai Gs
1 Lempung + 10% Garam 2,66
2 Lempung + 30% Garam 2,66

Tabel 3. 5 Nilai-nilai Batas-batas Konsistensi Tanah dengan Berbagai Variasi Garam Dapur
Batas Batas Batas Indeks
Cair Plastis (PL) Susut Plastisitas
No. Variasi Campuran
(LL) (%) (SL) (PI) ( % )
(%) (%)
1 Lempung + 10% Garam 51,44 23,66 14,84 27,78
2 Lempung + 30% Garam 45,05 23,33 19,65 24,52
3 Lempung + 50 % Garam 43,86 20,94 20,12 22,92

Dan uji sifat mekanis tanah dengan beberapa variasi Garam Dapur (Tabel 3.6), (Tabel 3.7)

Tabel 3.6 Hasil Uji Pemadatan Tanah dengan Berbagai Variasi Garam Dapur
Kadar Air Berat Volume
Optimum Kering Maksimum
No. Variasi Campuran
(OMC) (MDD)
(%) ( gr/cm3 )
1 Lempung + 10% Garam 25 1,45
2 Lempung + 30% Garam 24 1,52
3 Lempung + 50 % Garam 22 1,57

Tabel 3.7 Nilai Pengembangan dan Tekanan Pengembangan denganVariasi Garam Dapur
Tekanan
Pengembangan
No. Variasi Campuran Pengembangan
(%)
( kPa)
1 Lempung + 10% Garam 0,35 200
2 Lempung + 30% Garam 0,00 7
3 Lempung + 50 % Garam 0,00 7

3.2 Pembahasan cair (LL = 65,66%) > 41%, indeks plastis (PI =
3.2.1 Tanah Asli 28%) > 11%, dan batas plastis (PL = 37,66%) >
Butiran yang lolos saringan no 200 adalah 30%, dengan indeks kelompok 34.
95,34% > 50%, tanah termasuk berbutir halus,
dihubungkan dengan nilai batas cair (LL = 3.2.2 Karakteristik Tanah Lempung dengan
65,66%) dan indeks plastisitas (PI = 28%), maka Campuran Berbagai Variasi
tanah termasuk dalam kelompok MH (USCS) Persentase Garam Dapur
atau Lanau Anorganik Dengan Plastisitas a. Specific Gravity (Gravitas khusus)
Tinggi, sedangkan menurut AASHTO tanah Hasil uji gravitas khusus (Gs), menunjukan
masuk dalam kelompok A-7-5 (34), karena lolos nilai ini cenderung konstan dengan
saringan no 200 adalah 95,34% > 35%, batas
16
Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

bertambahnya persentase garam pada tanah ( Gambar 3.2 Grafik Pengaruh Variasi Persentase
Gambar 3.1 ) Garam terhadap Nilai – nilai Batas
Konsistensi Tanah.

Menurunnya nilai batas cair (LL)


disebabkan karena kandungan ion pada garam
menghalangi ikatan antar partikel tanah lewat air
lapisan ganda maupun air serapan, akibatnya
partikel tanah lebih mudah terlepas dari
ikatannya, sedangkan penurunan pada nilai batas
plastis (PL) tanah karena garam dapat
menambah gaya kohesi antar partikel sehingga
ikatan partikel menjadi lebih rapat (Bowles,
1984). Jika dibandingkan penurunan dari kedua
Gambar 3.1 Pengaruh Variasi Persentase Garam nilai batas konsistensi ini, nilai batas cair (LL)
terhadap Nilai Gravitas Khusus mengalami penurunan yang lebih besar akibatnya
(Gs) nilai indeks plastisitas (PI) mengalami penurunan
juga. Turunnya nilai indeks plastis (PI) akan
Hal ini disebabkan karena nilai gravitas khusus menurunkan derajat pengembangan atau potensi
garam hampir sama dengan nilai gravitas khusus pengembangan, ini mengindikasikan
tanah asli. meningkatnya nilai batas susut (SL) tanah
(Altemeyer,1955 dalam Chen, 1975).
b. Atterberg Limit (Batas-batas Konsistensi)
Uji batas konsistensi tanah dengan c. Grain Size Analysis (Gradasi Ukuran
campuran berbagai variasi garam Butiran)
mengindikasikan semakin meningkat persentase Meningkatnya persentase garam pada
garam pada tanah, menurunkan nilai batas cair campuran pada tanah dengan masa perawatan 3
(LL), batas plastis (PL) dan nilai indeks plastis hari, meningkatkan fraksi butiran tertahan
(PI), serta meningkatkan nilai batas susut (SL) saringan no.200 (Gambar 3.3)
tanah (Gambar 3.2).
Pada persentase 50% garam, terjadi
penurunan nilai LL sebesar 21,08% atau 33,20%
dari nilai LL tanah asli, nilai PL berkurang
sebesar 16,72% atau 44,40% dari nilai PL tanah
asli, Nilai PI menurun sebesar 5,08% atau
18,14% dari nilai PI tanah asli, sedangkan nilai
SL meningkat sebesar 6,59%, atau 48,71% dari
harga SL tanah asli

Gambar 3.3 Grafik Pengaruh Variasi Persentase


Garam terhadap Fraksi tertahan
saringan no. 200.

Pada saat persentase garam 50% dalam


tanah, fraksi tertahan saringan no. 200 adalah
9,70%; terjadi peningkatan sebesar 5,04%; atau
108,15% dari persentase butiran tertahan
saringan no. 200 tanah asli. Hal ini
menggambarkan adanya peningkatan ikatan
partikel antar butiran tanah seiring dengan
meningkatnya posentase garam dalam tanah.

17
Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

dalam tanah menyebabkan tanah lebih mudah


d. Compaction (Pemadatan) penanganannya, dan air lebih cepat
Karakteristik pemadatan tanah adalah berat meninggalkan rongga pori dan digantikan oleh
volume kering maksimum (MDD) dan kadar air butiran padat saat proses pemadatan, akibatnya
optimum (OMC). Hasil uji menunjukan, butiran makin merapat. Keluarnya sebahagian
meningkatnya persentase garam memperlihatkan air pori saat proses pemadatan
kecenderungan meningkatnya nilai MDD tanah mengindikasikanterjadinya penurunan kadar air
(Gambar 3.4). dan menurunkan nilai OMC tanah optimum (OMC) tanah. Kadar air optimum
(Gambar 3.5). (OMC) saat prosentase garam 50% adalah 22%
terjadi penurunan sebesar 3% atau 12% dari
kadar air optimum (OMC) tanah asli.

e. Swelling (Pengembangan)
Uji pengembangan di bawah tekanan 6,9
kPa terhadap tanah dengan variasi prosentase
garam yang dipadatkan dengan kadar air
optimum, perawatan 3 hari, mengindikasikan
terjadi penurunan nilai persen pengembangan
dan tekanan pengembangan, (Gambar 3.6) dan
(Gambar 3.7).
Pada kurva terlihat saat persentase garam
30% dalam campuran tanah, nilai persen
pengembangan sudah mencapai nol atau terjadi
penurunan sebesar 100% jika dibandingkan
Gambar 3.4 Grafik Pengaruh Variasi Persentase
dengan nilai persen pengembangan tanah asli,
Garam terhadap Nilai Berat
dan nilai tekanan pengembangan 7 kPa, terjadi
Volume Kering Maks. (MDD)
penurunan sebesar 193 kPa atau 96,50% dari
Tanah
nilai tekanan pengembangan tanah asli.

Gambar 3.6 Grafik Pengaruh Variasi Garam


terhadap Nilai Pengembangan
Gambar 3.5 Grafik Pengaruh Variasi Persentase
Garam terhadap Nilai Kadar Air
Optimum (OMC) Tanah

Pada persentase 50% garam dalam tanah,


nilai MDD adalah 1,57 gr/cm3, terjadi
peningkatan sebesar 0,18 gr/cm3, atau 12,95%
dari MDD tanah asli. Peningkatan nilai MDD ini
dikarenakan keberadaan garam dalam tanah
dapat mempermudah memadatkan tanah (Ingles
dan Metcalf, 1972), nilai batas cair (LL) yang
turun seiring meningkatnya prosentase garam

18
Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

menunjukan tanah sudah mencapai


kestabilan (pengembangan = 0), tetapi
campuran tanah + 50% menghasilkan
kepadatan yang lebih baik.

4.2. Saran
1. Untuk melihat sejauh mana efektifitas
garam dalam menstabilisasi tanah lempung,
sebaiknya sampel tanah lempung yang
diambil adalah yang mempunyai
pengembangan dan tekanan yang tinggi.
2. Perlu juga diadakan penelitian untuk
melihat pengaruh garam terhadap
Gambar 3.7 Grafik Pengaruh Variasi Persentase parameter geser, dan nilai CBR tanah
Garam terhadap Nilai Tekanan lempung
Pengembangan

4. KESIMPULAN DAN SARAN.


4.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai Aschuri, I. 2013, “Perbaikan Tanah Ekspansif
berikut : Dengan Menggunakan Garam Anorganik
1. Tanah lempung dari By Pass Padang yang (Studi Kasus Tanah Cikampek)” ,
diambil sebagai sampel masuk dalam lib.itenas.ac.id
kelompok tanah MH (USCS) atau Lanau
Anorganik dengan Plastisitas Tinggi, dan Anonim, 1992, Annual Book of ASTM Standarts,
kelompok A-7-5 (34) (AASHTO), yaitu jenis Section 4, Volume 04 08,
tanah yang tidak baik dijadikan sebagai tanah Philadelphia,USA
dasar (subgrade) jalan raya.
2. Hasil uji menunjukan nilai gravitas khusus Bowles, J.E, 1986, Sifat-sifat Fisis dan
(Gs) cenderung konstan, nilai-nilai batas cair Geoteknik Tanah, Edisi Kedua, Penerbit
(LL), nilai batas plastis (PL), nilai indeks Erlangga, Jakarta
plastisitas (PI), kadar air optimum (OMC),
pengembangan dan tekanan pengembangan Chen, F.H, 1975, Foundation on Expansive Soil,
menurun, sedangkan nilai-nilai batas susut Elsevier Science Publishing Company,
(SL), % butiran tertahan saringan nomor 200, New York
kepadatan tanah (MDD) meningkat seiring
dengan bertambahnya prosentase garam Damoerin, D dan Virisdiyanto, 1999, “Stabilisasi
dalam tanah. Tanah Lempung Ekpansif dan Pasir
3. Besarnya penurunan dari nilai-nilai tersebut dengan Penambahan Semen atau Kapur
adalah ; batas cair (LL) 33,20%, batas plastis untuk Lapisan Badan Jalan”, Prosiding
(PL) 44,40%, indeks plastis (PI) 18,14%, Seminar Nasional Geoteknik ’99, hal 1-10
kadar air optimum (OMC) 12,00%,
pengembangan 100%, tekanan Das, B.M, 1998,”Mekanika Tanah (Prinsip-
pengembangan 96,50% jika dibandingkan prinsip Rekayasa Geoteknik)”, Penerbit
dengan tanah asli, pada kondisi 50% garam Erlangga, Jakarta.
dalam campuran tanah.
4. Nilai-nilai yang mengalami peningkatan Fathani, T.F., dan Adi, A.D., 1999,
diantaranya batas susut (SL) 48,71%, fraksi “Perbaikan Sifat Lempung Ekspansif
tertahan saringan nomor 200, 108,15% dengan Penambahan Kapur”, Prosiding
kepadatan maksimum (MDD) 12,95%, dari Seminar Nasional Geoteknik’99’ hal.97-
tanah asli, pada kondisi 50% garam dalam 105.
campuran tanah
5. Komposisi yang terbaik adalah tanah + 50%
garam, walaupun pada tanah + 30% garam
19
Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Hardiyatmo, H.C, 2002, Mekanika Tanah I dan Garam Dapur”, Skripsi S-1 Taknik Sipil
II, Gadjah Mada University Press, Universitas Mulawarman Samarinda-
Yogyakarta KalTim.

Ingles, O.G dan Metcalf, J.B, 1972, “Soil Subiyantoro. S, 2001, “Mengenal Lebih Jauh
Stabilitzation Principles and Practice”, Tentang Garam”, BPPP Banyuwangi, Ja-
Butterworths Pty. Limited, Melbourne. Tim

Mitchell, J.K, 1992, Fundamentals of Soil Sudjianto AT. 2007, “Stabilisasi Tanah Lempung
Behavior, Second Edition, John Wiley & Ekspansif Dengan Garam Dapur (NaCl)”
Sons Inc, New York Jurnal Teknik Sipil Vol. 8 No.1 Oktober
2007 hal 53 - 63
Ramadhan, R ; Setyawan M, 2013, “Stabilisasi
Tanah Lempung Ekspansif Dengan

20

Anda mungkin juga menyukai