Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 1 Jan-Juni 2016

ANALISIS PENGARUH KETINGGIAN TIMBUNAN TERHADAP


KESTABILAN LERENG

Ferra Fahriani
Email : f2_ferra@yahoo.com
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
Kampus Terpadu UBB Balunijuk, Merawang, Kab. Bangka

ABSTRAK
Pekerjaan timbunan diperlukan sebelum membangun suatu konstruksi, apabila dibangun pada
suatu tanah dengan kontur tanah yang tidak merata atau pada kondisi tanah dengan tingkat
kekerasan yang rendah. Adanya pekerjaan timbuanan membentuk suatu lereng baru, sehingga
perlu dianalisis kestabilan lereng tersebut. Kestabilan lereng ditunjukkan dari angka
keamananlereng. Pada pekerjaan konstruksi ketinggian timbunan pada suatu pekerjaan akan
berbeda-beda sesuai dengan kondisi permukaan dan kekerasan tanah pada suatu wilayah. Pada
penelitian ini pengaruh ketinggian timbuanan dianalisis dalam permodelan mengguanakn
software PLAXIS, dengan memodelkan ketinggian timbunan 1m sampai 5 m. Hasil analisis
menunjukkan bahwa meningkatnya ketinggian tanah timbunan mengakibatkan menurunnya angka
keamanan lereng dengan persentase penurunan semakin kecil tiap penambahan ketinggian.
Penurunan angka keamanan lereng tiap 1 meter semakin kecil, pada peningkatan ketinggian
sampai 5 meter persentase penuruan angka kemanan lereng sebesar 2,47% terhadap ketinggian 4
meter. Penurunan angka keamanan lereng menunjukkan penurunan kestabilan lereng. Penurunan
kesatbilan lereng ini terjadi karena adanya penambahan beban akibat bertambahnya ketinggian
timbunan yang harus ditahan oleh tanah asli.

Kata Kunci : Stabilitas Timbunan, Angka Keamanan Lereng

PENDAHULUAN semakin berkurangnya kestabilan tanah.


Pada suatu kontur tanah yang tidak merata Adanya pekerjaan timbuanan membentuk
serta pada kondisi tanah yang kurang baik suatu lereng baru sehingga perlu dianalis
memerlukan suatu pekerjaan timbunan kestabialan lereng tersebut. Ada berbagai
sebelum dibangun suatu konstruksi. metode dalam menganalisis kestabilan
Timbunan pada suatu tanah menyebakan lereng salah satunay menggunakan
terjadinya perubahan tegangan di dalam software geoteknik yang berbasis pada
tanah sehingga tanah terdeformasi yang analisis metode elemen hingga yaitu
mengakibatkan terganggunya kestabilan PLAXIS. Analis pada PLAXIS
tanah. Pada berbagai pekerjaan konstruksi menghasilkan angka keamanan lerng yang
timbunan dibuat dalam ketinggian yang menunjukan kondisi kestabilan lereng.
berbeda –beda sesuai dengan kondisi tanah
serta jenis konstruksi yang akan dibangun.
TINJAUAN PUSTAKA
Semakin tinggi timbunan tanah, maka
Tanah
semakin besar beban yang harus ditahan
oleh tanah asli, sehingga menyebabkan

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 39


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 1 Jan-Juni 2016

Tanah terdiri atas agregat dan mineral- tanah dapat ditentukan berdasrkan uji
mineral yang padat yang tidak terikat laboratorium, uji lapangan maupun
secara kimia satu sama lain. Tanah bersifat berdasarkan korelasi parametrik tanah
heterogen yaitu dapat mempunyai sifat- .Korelasi parametrik didapatkan
sifat yang berbeda pada jarak yang berbeda berdasrkan hasil pengujian para peneliti
disebabkan oleh faktor ukuran, bentuk terdahulu. Berikut ini ditampilakan tabel 1
komposisi kimia dari butiran, sehingga sampai 4 yang menunjukkan berbagai
setiap tanah memiliki paremeter tanah korelasi parametrik parameter tanah
yang berbeda-beda. Parameter-parameter berdasarkan jenis tanah.
Tabel 1. Nilai e,w dan γd Berdasarkan Jenis Tanah

Type Of Soil Void Ratio Natural Moisture Content Dry Unit Weight
(e) In Saturated Condition (γd)
(%) (kN/m3) (lb/ft3)
Loose uniform sand 0,8 30 14,5 92
Dense uniform sand 0,45 16 18 115
Loose angular-grained silty sand 0,65 25 16 102
Dense angular-grained silty sand 0,4 15 19 120
Stiff clay 0,6 21 17 108
Soft clay 0,9-1,4 30-50 11,5-14,5 73-92
Loess 0,9 25 13,5 86
Soft organic clay 2,5-3,2 90-120 6-8 38-51
Glacial till 0,3 10 21 134

Sumber : Braja M Das (1990)


Tabel 2. Nilai K Berdasarkan Tipe Tanah

Type Of Soil Coefisien of Permeabillity (k)


(cm/sec)
Medium to coarse gravel Greater than 10-1
Coarse to fine sand 10-1 to 10-3
Fine sand, silty sand 10-3 to 10-5
Silt, clayey silt, silty clay 10-4 to 10-6
Clays 10-7 or less
Sumber : Braja M Das (1990)

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 40


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 1 Jan-Juni 2016

Tabel 3. Nilai Modulus Elastisitas Tanah Dimana:


Es Berdasarkan Jenis Tanah S = tegangan geser pada tanah
Tanah Es (MPa) C = kohesi tanah
Lempung sangat lunak 2-15 σn = tegangan normal
Lempung lunak 5-25 Ф = sudut geser internal tanah
Lempung sedang 15-50 Kohesi (c) dan sudut geser internal tanah
Lempung Keras 50-100 Ф merupakan parameter kekuatan geser
Lempung Berpasir 25-250 tanah yang bisa didapatkan dari berbagi
Sumber : Bowles (1997) pengujian baik di lapangan,dilaboratorium
Tabel 4. Nilai Poisson Ratio Tanah μ maupun berdasarkan korelasi parametrik
Berdasarkan Jenis Tanah tanah.
Dalam menentukan stabilitas atau
Tanah μ
kemantapan lereng dikenal istilah faktor
Lempung jenuh 0,4-0,5
keamanan (safety factor) yang merupakan
Lempungtakjenuh 0,1-0,3
perbandingan antara gaya-gaya yang
Lempung berpasir 0,2-0,3
menahan gerakan terhadap gaya-gaya yang
Lanau 0,3-0,35
menggerakkan tanah tersebut dianggap
Pasir Padat 0,3-0,4
stabil, bila dirumuskan sebagai berikut:
Sumber : Bowles (1997)
Faktor kemanan (F) = gaya penahan / gaya
Stabilitas Lereng penggerak
Permukaan bumi yang membentuk sudut
Dimana untuk keadaan :
kemiringan tertentu dengan bidang
• F > 1,0 : lereng dalam keadaan mantap
horizontal disebut lereng. Suatu tanah
• F = 1,0 : lereng dalam keadaan seimbnag,
akan mengalami perubahan tegangan
dan siap untuk longsor
apabila diberikan tambahan beban atau
• F < 1,0 : lereng tidak mantap
pengurangan beban. Timbunan merupakan
suatu lereng buatan manusia yang akan Dalam menganalisis kestabilan suatu
mengakibatkan perubahan tegangan pada lereng selain dilakukan suatu perhitungan
tanah akibat adanya penambahan beban secara manual dengan berbagai metode,
tanah yang berpengaruh terhadap dapat pula dilakukan perhitungan
kestabilan tanah. menggunakan program komputer. Salah
satu program yang dapat digunakan untuk
Parameter kekuatan geser tanah
analisis angka keamanan lereng adalah
merupakan faktor utama dalam penentuan
adalah software PLAXIS. Software
kestabilan suatu lereng. Keruntuhan pada
PLAXIS merupakan program yang
suatu tanah terjadi akibat kombinasi kritis
menggunakan konsep metode elemen
antara tegangan normal dan geser. Menurut
hingga, Metode ini dapat menganalisis
Mohr Coulomb kriteria keruntuhan geser
secara simultan tegangan dan regangan
tanah yaitu:
yang terjadi pada tanah. Analisis Faktor
s = c + σn tg Φ ....................................... (1) keamanan pada software plaxis

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 41


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 1 Jan-Juni 2016

berdasarkan pada konsep reduksi phi-c Analisis Stabilitas Tanah Menggunakan


sehingga menhasilkan angaka kemanan Program PLAXIS
Msf. Analisis stabilitas tanah timbunan pada
software PLAXIS sebanyak 5 permodelan
METODE PENELITIAN dengan variasi ketinggian timbunan mulai
Tahap-tahap penelitian yang akan dari 1 m hingga 5 m., seperti yang
dilakukan pada penelitian ini seperti yang diuraikan berikut:
ditunjukkan ditunjukkan pada gambar a. Permodelan tanah dengan timbunan
berikut: tanah setinggi 1 m (Permodelan 1)
b. Permodelan tanah dengan timbunan
Mula tanah setinggi 2 m (Permodelan 2)
c. Permodelan tanah dengan timbunan
Studi literatur
tanah setinggi 3 m (Permodelan3)
d. Permodelan tanah dengan timbunan
Pengumpulan data parameter tanah berdasarkan hasil
pengujian data primer dan data sekunder tanah setinggi 4 m (Permodelan 4)
e. Permodelan tanah dengan timbunan
Analisis stabilitas lereng timbunan , dengan permodelan tanah setinggi 5 m (Permodelan 5)
ketinggian timbunan 1m sampai 5 m menggunakan
software PLAXIS Adapun tahapan yang digunakan dalam
analisis lereng menggunakan software
PLAXIS adalah :
Angka Keamanan tanah 1. Input Geometri dan material tanah
timbunan yang menunjukkan
kesatabilan tanah di dalam PLAXIS

Analisis dan Pembahasan

Seles

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 42


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 1 Jan-Juni 2016

Gambar 2. Input Geometri


Dalam memasukkan parameter tanah pada Wibawa (2014) untuk mendapatkan nilai
permodelan disesuikan dengan parameter berat jenis tanah Gs = 2,486 , Kohesi c =
tanah pada sample dari uji laboratorium 1,25 kN/m2 dan sudut geser Ф = 35°.
yang telah dilakukan serta berdasarkan Parameter tanah lain yang diperlukan
hasil uji korelasi parametrik tanah. Berikut dalam analisis ditentukan berdasarkan
ini disampaikan. korelasi parametrik tanah. Input parametr
a. Input Parameter Tanah Asli tanah asli dalam analisis menggunakan
software PLAXIS seperti yang terlihat
Tanah asli dalam permodelan merupakan
pada gambar 3.
tanah lempung lunak dengan parameter
tanah diambil berdasarkan penelitian

Gambar 3. Input Parameter Tanah Asli

b. Input Parameter Tanah Timbunan dilakukan pengujian berat jenis tanah


Tanah timbunan yang dianalisis dalam sehingga dapat ditentukan nilai ɣ tanah
penelitian ini berupa tanah lempung serta dilakukan uji directshear test
kepasiran. Pada sample tanah tersbut sehingga didapatkan nilai kohesi C &

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 43


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 1 Jan-Juni 2016

sudut geser tanah Ф. Untuk parameter tanah. Parameter tanah yang digunakan
tanah lain yang diperlukan dalam analais seperti pada tabel berikut :
diambil berdasarkan korelasi parametrik

Gambar 4. Input Parameter Tanah Timbunan


2. Tahap selanjutnya yang dilakukan jaringan element pada lapisan serta
adalah menentukan kondisi batas dengan penentuan ground water condition, seperti
standart fixities, input pembebanan pada yang ditnjukkan pada gambar 5 dibawah
permodelan PLAXIS, pembentukan ini:

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 44


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 1 Jan-Juni 2016

Gambar 5. Input standart fixities, pembebanan, jaringan lement (mesh),


ground water condition pada lapisan tanah

3. Analisis angka keamanan tahap konstruksi tanah timbunan dan


menggunakan software PLAXIS terakhir tahap perhitungan kestabilan tanah
Metode Reduksi phi-c digunakan dalam yang sudah terbentuk lereng baru, seperti
perhitungan angka kemanan lereng yang terlihat pada gambar 6. Setelah
menggunakan software PLAXIS, dianalisis didapatkan nilai angka kemanan
perhitungan dibuat dalam 3 tahap yaitu yang ditunjukkan oleh nilai Msf seperti
tahap konstuksi tanah asli, selanjutnya pada gambar 7.

Gambar 6. Analisis Angka Keamanan Lereng

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 45


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 1 Jan-Juni 2016

Gambar 7. Hasil Analisis Angka Keamanan Lereng

Untuk 4 permodelanan lainnya Dari kelima permodelan ketinggian


dilakukan dengan merubah geometri tanah timbunan menggunakan software
lereng dengan merubah ketinggian PLAXIS didapatkan nilai angka
tanah 2 sampai 5 meter tanpa merubah keamanan untuk masing- masing
parameter tanah. permodelan seperti yang terdapat pada
grafik berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Angka Keamanan Lereng (SF)

SF; 1; 5,21

SF; 2; 4,18
SF; 3; 3,84 SF; 4; 3,65
SF; 5; 3,56

Ketinggian Timbunan (m)

Gambar 8. Grafik Angka Kemananan Lereng Terhadap Ketinggian Timbunan

Dari gambar 8 dapat dilihat adanya akibat adanya penambahan ketinggian


pengaruh ketinggian terhadap kestabilan lereng tiap satu meter seperti yang terlihat
lereng. Penurunan angka keamanan akibat pada tabel 5 berikut :
bertambahnaya ketinggian menunjukkan
adanya penurunan tingkat kestabilan
lereng. Besarnya persentase penurunan

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 46


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 1 Jan-Juni 2016

Tabel 5. Penuruan Angka Keamanan Lereng Timbunan


Ketinggian Timbunan
(m) SF Penurunan SF (%)
1 5.21 0.00
2 4.18 19.77
3 3.84 8.13
4 3.65 4.95
5 3.56 2.47

Tabel 5 menunjukkan nilai persentase 1. Dari hasil analisis didapatkan bahwa


penurunan tiap penambahan ketinggian meningkatnya ketinggian tanah
setinggi 1 m yang menunjukkan semakin timbunan mengakibatkan menurunnya
tinggi timbunan nilai penuruanan angka angka keamanan lereng yang
kemanan lereng SF semakin kecil. Dari menunjukkan penurunan kestablian
gambar 7 dan tabel 5 dapat dilihat adanya tanah
penurunan angka kemanan lereng tiap 2. Persentase penurunan angka keamanan
penambahan ketinggian lereng, dengan lereng tiap 1 meter semakin menurun,
persentase penurunan semakin kecil tiap sampai ketinggian 5 meter dengan
penambahan ketinggian. Persentase persentase penurunan angka kemanan
penurunan angka kemanan lereng sampai lereng sebesar 2,47% terhadap
ketinggian 5 m sebesar 2,47% terhadap ketinggian 4 m.
ketinggian 4 meter. Penurunan angka
kemanan lereng menunjukkan penurunan
DAFTAR PUSTAKA
kestabilan lereng, hal ini terjadi karena
adanya penambahan beban akibat Bowles, JE (1997) .Analisis dan Desain
Pondasi, Erlangga, Jakarta
bertambahnya ketinggian timbunan yang
harus ditahan oleh tanah asli. Pada konsep Brinkgreve, R.B.J (1998). Plaxis 2D-Versi
keamanan lereng faktor kemanan (F) 8 , A.A Balkema, Rotterdam
merupakan pembagian gaya penahan
Das, Braja M .(1990).Principle of
terhadap gaya penggerak. Beban timbunan Foundation Engineering, Second
merupakan gaya penggerak sehingga Edition, PWS-KENT Publishing
bertambahnya gaya penggerak ini Company, Boston, 13-23.
mengakibatkan angka keamanan lereng
Edil,Tuncer B.1982. Seepage, Slope &
semakin menurun yang menujukkan Embankments. Departement of Civil
penurunan kestabilan lereng. and Enviromental Engineering
University of Wisconsin-Madison
KESIMPULAN
Fahriani (2015) Analisis Stabilitas Lereng
Berdasarkan hasil analisis penelitian Dengan Perkuatan Ampas Kelapa
didapatkan beberapa kesimpulan sebagai Sawit. ” FROPIL “ Volume 3 Nomor
1 Edisi Juni 2015
berikut :

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 47


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 1 Jan-Juni 2016

Hardiyatmo, Hary Christady. (2007). Wibawa A (2014). Pengaruh Penambahan


Mekanika Tanah 2. Gajah Mada Limbah Gypsum terhadap Nilai Kuat
University Press,Yogyakarta Geser Tanah Lempung. TugasAkhir
.Jurusan Teknik sipil Universitas
Bangka Belitung.

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 48

Anda mungkin juga menyukai