METODOLOGI
PEKERJAAN
B.7.3 Sondir
C.2 Penggambaran
C.3 Perhitungan BOQ dan RAB, Spesifikasi Teknik dan Metode Pelaksanaan
3-2
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
- Analisis Geoteknik
- Nota Desain
E.6.3.7 Gambar
- Cetakan A1
- Cetakan A3
- draft kontrak
E.8 Soft Copy Laporan, Gambar dan Bahan Tayangan dalam Hardsik 1 TB
3-3
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Rincian pekerjaan diatas dapat juga dilihat pada bagan alir dibawah :
Mulai
(SPMK Diterima)
Persiapan Mobilisasi
Chek
Ya
Laporan
Program
mutu
3-4
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
STUDI PENDAHULUAN
PENINJAUAN
PENDAHULUAN
Survey Pendahuluan dan
Identifikasi Alternatif Lokasi
Situ
Perangkingan Situ
Penyusunan Konsep Laporan
Pendahuluan
KONSEP LAPORAN
PENDAHULUAN
Tidak
Chek
Ya Finalisasi
DISKUSI KONSEP Konsep Tidak
Laporan Perbaikan dan
LAPORAN PENDAHULUAN Pendahuluan Asistensi
Ya
Ya
Persiapan administrasi untuk Disetujui
pendukung Survey Data
Laporan
B Pendahuluan
3-5
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
PKM 1
B
SURVEI TOPOGRAFI DAN PEMETAAN SURVEI BATHIMETRI SURVEI HIDROMETRI SURVEY GEOLOGI TEKNIK SURVEY SOSIAL EKONOMI
Ya Ya Ya Ya
Ya
KONSEP LAPORAN ANTARA
(INTERIM)
3-6
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Finalisasi
Konsep
DISKUSI KONSEP LAPORAN ANTARA Laporan Antara Tidak Perbaikan dan
(INTERM) (Interim) Asistensi
Ya
Ya
Disetujui
EVALUASI
Laporan
Antara
(Interim)
3-7
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Ya Ya Ya
DESAIN
Desain Bangunan Revitalisasi Situ
Penggambaran Desain
PKM ke 2
3-8
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di kabupaten Ciamis
FINISHING
Penggambaran Perencanaan
dan
Perhitungan RAB dan BOQ
Tidak
Ya
Chek
DISKUSI KONSEP
LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
Ya
Disetujui
LAPORAN
PENUNJANG
SELESAI
Gambar 3.1 Bagan Alir Keseluruhan Proses Penyusunan SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
3-9
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
3.2. Metodologi
Tahap ini merupakan bagian yang penting untuk dilakukan, agar pelaksanaan
kegiatan pada tahap berikutnya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadual
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) bahwa penyusunan laporan program
mutu mengacu pada 5/SE/M/2019 tentang Tata Cara Penjaminan Mutu dan
Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat setelah dilaksanakannya penandatanganan kontrak.
Direksi Pekerjaan seperti yang tercantum dalam Laporan program mutu, maka tahap
selanjutnya adalah melaksanakan pekerjaan persiapan teknis dan evaluasi data yang
meliputi :
3-10
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Data bangunan-bangunan air yang sudah ada termasuk as built drawing (jika
ada)
4. Penyusunan Konsep Laporan Pendahuluan
Dalam mendapatkan aset situ untuk keperluan pekerjaan SID Revitalisasi Situ
di Kabupaten Ciamis konsultan perencana melakukan survey pendahuluan dengan
akan dikaji guna keperluan pelaksanaan pekerjaan berikutnya. Survey pendahuluan yang
Metode mengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data sekunder dan
data primer yang dilaksanakan oleh konsultan perencana guna keperluan pekerjaan
perencana sesuai dengan metode Kualitatif yang digunakan, adalah sebagai berikut :
1. Metode Wawancara
Wawancara terhadap sumber data, yaitu: proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil tatap muka antara konsultan
2. Metode Observasi
Metode observasi adalah pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa
3-11
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
mengabadikan lewat foto maupun video. Hal ini membantu untuk melihat
Data terdahulu/ data sekunder di ambil dari hasil koordinasi dan pencarian
data melalui intansi terkait maupun melalui sumber lainnya yang dapat
survey, surat permintaan data, Surat Tugas pelaksanaan survey dari BBWS
Citanduy, dan surat lainnya yang dianggap perlu
Persiapan Personil
Alat GPS di gunakan untuk melihat luas situ yang disurvey luas situ yang
dilakukan.
Persiapan Format Survey
3-12
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
dalam survey. Data ini nantinya akan menjadi informasi dan acuan dalam
kabupaten ciamis yang didapatkan dan membuat suatu kriteria penilaian. Adapun
kriteria penilaian dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu :
1. Aspek Teknis
A. Kondisi Topografi
Luas Genangan
B. Kondisi Geologi
3-13
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
C. Infrastruktur
Kondisi Infrastruktur
Ketersediaan Desain
D. Kondisi Hidrologi
2. Aspek Ekonomi
A. Pemanfataan Eksisting
Pemanfaatan Air
Pariwisata
B. Bentang Tanggul
situasi dilapangan. Keluaran dari analisis ini adalah mendapatkan 5 (Lima) situ
3-14
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
atas dengan memasukan bobot pada setiap kriteria. Adapun pembagian bobot
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kriteria Scoring Situ menurut Aspek Teknis
NILAI BOBOT
NO KRITERIA PENILAIAN
(i) (% )
A ASPEK TEKNIS 40
1 Kondisi Topografi
a Luas Genangan 4
- besar, A ≥ 5.00 Ha 4
- sedang, 1,00 < A < 5.00 hektar 2
- kecil, A ≤ 1.00 hektar 1
b Volume Tampungan Situ 4
3 4
- banyak, Vol ≥ 40,000 m
- cukup, 20,000 m3 < Vol < 40,000 m3 3
- sedang, 5,000 m3 < Vol < 20,000 m3 2
- sedikit, Vol ≤ 5,000 m3 1
c Kedalaman Situ/Bentuk Tampungan 3
- Curam, h > 3 4
- Medium, 2 ≤ h ≤ 3 2
- Landai, h ≤ 1.00 1
2 Kondisi Geologi
a Jenis tanah dasar dan daya dukung pondasi 3
- Batuan beku; andesit 4
- Lempung; breksi 2
- Batu lempung 1
b Perkiraan adanya gejala struktur 3
- Tidak ada gejala struktur, sehingga mendukung 4
- Terdapat tanda gejala struktur 1
- Ada indikasi jelas gejala struktur 0
c Gejala longsoran tebing daerah genangan 3
- Stabil 4
- Sedang 2
- Buruk 1
- Sangat terlihat potensinya 0
d Permeabilitas tanah secara visual 3
- Kedap Air 4
- Semi Kedap 2
- Rendah/lolos air 1
- Rembesan tinggi 0
3-15
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
NILAI BOBOT
NO KRITERIA PENILAIAN
(i) (% )
A ASPEK TEKNIS 40
3 Infrastruktur 4
a Kondisi Infrastruktur
- Belum ada Infrastruktur 4
- Tidak Lengkap dan ada kerusakan 3
- Lengkap dan ada kerusakan 2
- Lengkap dan masih baik 1
b Ketersediaan Desain 4
Belum ada Desain 4
Sudah ada Desain 0
4 Kondisi Hidrologi
a Tata Guna Lahan DAS 3
- Berupa hutan 4
- Berupa sawah dan lahan garapan 2
- Berupa pemukiman atau lahan gundul 1
b Sumber Air Situ 3
- Mata Air dan sungai 4
- Mata Air / sungai 2
- Tadah Hujan 1
c Potensi Inflow tahunan 3
- Inflow tahunan ≥ 50% Volume tampungan 4
- Inflow tahunan ≈ 31% s/d 40% Volume tampungan 3
- Inflow tahunan ≈ 21% s/d 30% Volume tampungan 2
- Inflow tahunan ≤ 20% Volume tampungan 1
Tabel 3.2 Kriteria Scoring Situ menurut Aspek Ekonomi, Sosial dan
Lingkungan, Rencana Strategis Pembangunan Situ
NILAI BOBOT
NO KRITERIA PENILAIAN
(i) (% )
B ASPEK EKONOMI 20
1 Pemanfataan Eksisting 3
a Pemanfaatan Air
Konservasi 4
Irigasi dan Konservasi 3
Air Baku dan Konservasi 2
Irigasi, Air Baku dan Konservasi 1
b Pemanfaatan Pariwisata 1
Belum ada 4
Sudah ada 0
2 Bentang Tanggul 3
- Pendek, X ≤ 150 m 4
- Sedang, 150 < X ≤ 290 m 3
- Agak Panjang, 290 < X ≤ 450 m 2
- Panjang, > 450 m 1
3 Ketersediaan Material di Lokasi 3
- Banyak di sekitar site 4
- Banyak dan perlu transport mekanis 3
- Sedang dan sebagian perlu didatangkan jauh 2
- Kurang 1
4 Luas Manfaat dan Jumlah penduduk penerima manfaat 3
- Luas dan Banyak, AM > 10 Ha dan 2000 KK 4
- Sedang, 5 Ha < AM ≤ 10 Ha dan 1000 KK 2
- Kecil dan Sedikit, AM ≤ 5 Ha dan 500 KK 1
3-16
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
NILAI BOBOT
NO KRITERIA PENILAIAN
(i) (% )
B ASPEK EKONOMI 20
5 Kondisi Pengelolaan Situ 3
- Tidak ada Pemeliharaan 4
- Ada pemeliharaan 1
6 Pembuatan jalan masuk 4
- dekat, X ≤ 200 m 3
- sedang, 200 < X ≤ 300 m 2
- jauh, X > 300 m 1
C ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN 20
1 Respon Masyarakat Sekitar 7
- Sangat mendukung/Antusias 4
- Mendukung 3
- Pro dan Kontra 2
- Tidak mau tahu 1
- Menolak 0
2 Status lahan pada lokasi site dan genangan 7
- Milik Desa yang bersedia dibebaskan tanpa penggantian 4
- Milik Masy. yang bersedia dibebaskan (ganti-untung) 3
- Milik Perhutani 2
- HGU 1
3 Kondisi Keberlangsungan Air 6
- Rawan kekeringan 4
- Sedang 2
- Daerah Surplus Air 1
D RENCANA STRATEGIS PEMBANGUNAN SITU 20
- Pembangunan ≤ 1 Tahun 4 20
- 1 tahun < Pembangunan < 5 Tahun 2
- Pembangunan > 5 Tahun 1
Keterangan :
Nilai (i) : Nilai kondisi situ sesuai kriteria dengan nilai 4 sebagai
nilai maksimum
Dengan memasukan nilai (i) sesuai dengan kondisi lapangan maka akan
3-17
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Mulai
PERSIAPAN KOORDINASI :
Persiapan Administrasi
BBWS Citanduy
Persiapan Personil
PEMKAB Ciamis
Persiapan Alat GPS untuk Track Lokasi
UPTD Citanduy
Situ
Persiapan Format Survey Pemerintahan Desa
3-18
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Untuk pekerjaan pemetaan topografi ini disusun rencana kerja dan pola pengendalian
operasional yang dituangkan dalam bagan alir pengukuran dan pemetaan topografi
berikut ini :
START
PERSIAPAN
Personil Pelaksanan
Peralatan Survey
Pemasangan Bench
Mark (BM)
PENGUKURAN
Perhitungan
Pengamatan Matahari
Pengukuran Profil
Memanjang / Melintang
dan Detail
ANALISIS
Cek Cek
sepanjang ± 20,00 Km. Kegiatan survai topografi ini meliputi pekerjaan pengukuran
3-19
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
situasi Sungai Cisokan dan anak-anak sungainya yang dianggap perlu, situasi dan
Metode Pengukuran
Metode Hitungan
Metode Penggambaran
Survei ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kondisi rupa bumi di lokasi pekerjaan
penting didalamnya dalam rupa situasi dan ketinggian serta posisi kenampakan. Hasil
survei ini akan menjadi tambahan data dari data yang sudah ada hasil dan survei pada
pekerjaan sebelumnya. Secara garis besar pengukuran dan pemetaan situasi meliputi
pemasangan patok Beton BM, kontrol horizontal dan vertical, pengukuran situasi darat
dll.
Untuk pekerjaan ini dibuat dua buah BM. Dalam proses pemetaan BM-1 dipakai sebagai
referensi horisontal (X,Y). BM ini harus diikatkan terlebih dahulu terhadap BM yang ada
dilapangan (sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan) yang sudah memiliki nilai koordinat
global. BM yang lain diikatkan terhadap BM-1 ini. Titik titik referensi ini dilalui atau
termasuk dalam jaringan pengukuran poligon, sehingga merupakan salah satu titik
poligon. Jika referensi horizontal ini tidak ada, maka akan digunakan posisi horizontal
dari GPS.
3-20
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
B). Pemasangan BM
Pemasangan BM (Bench Mark) dan CP (Control Point) ditandai dengan pilar-pilar beton
yang ditanam di tempat aman, strategis, dan mudah dicari. Dipasang pada setiap jarak
dibuat deskripsinya dan diberi nama sesuai dengan daerah survey serta nomor urut
yang teratur. Ukuran BM adalah (20 x 20) cm dan diberi marmer, serta ukuran marmer
adalah (10 x 10) cm, BM dicat wama biru, diatasnya dipasang baut dengan diameter
1,50 cm (untuk BM). Bench Mark tersebut nantinya berfungsi sebagai penyimpan data
Pilar BM dan CP dipasang berpasangan dan saling terlihat satu sama lain antara 100-
Kerangka pilar dan cetakan BM/CP di Base Camp, sedang pengecoran pilar dilakukan
dilokasi pemasangan.
Pilar BM/CP dilakukan pengecatan dengan wama biru, dan di potret setiap pilar
Pilar BM/CP ditanam dengan kuat, tidak goyang dan tidak mudah tercabut, diben
nomor unit sesuai dengan sistem penomoran yang direncanakan serta letaknya
Pilar BM/CP dipasang disekitar jalur pengukuran, dalain hal ini didekat sungai.
3-21
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
3-22
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Survey penentuan posisi dengan GPS (survey GPS) secara umum dapat didefinisikan
sebagai proses penentuan koordinat dari sejumlah titik terhadap beberapa buah titik
diferensial (differential positioning) serta data pengamatan fase (carrier phase) dan sinyal
satelit GPS (Global Positioning Sistem). Yang selanjutnya titik-titik koordinat hasil
penentuan posisi dengan GPS tersebut, digunakan sebagai titik referensi (titik awal)
GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi
menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola Amerika Serikat. Sistem. yang terdiri atas
24 satelit ini dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca, serta
didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi yang teliti dan juga
Patut dicatat disini bahwa posisi yang diberikan oleh GPS adalah posisi tiga dimensi
(X,Y,Z ataupun , , h) yang dinyatakan dalam datum WGS (World Geodetic System)
3-23
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
1984. Dengan GPS, titik yang akan ditentukan posisinya dapat diam (static positioning)
absolute (point) positioning, ataupun terhadap titik Iainnya yang telah diketahui
positioning yang menggunakan minimal dua receiver GPS. GPS dapat memberikan
posisi secara instant (real-time) ataupun sesudah pengamatan setelah data
parameter Iainnya melalui hubungan yang dapat diformulasikan secara umum berikut
ini :
𝑃𝑖 = 𝜌 + 𝑑𝜌 + 𝑑𝑡𝑟𝑜𝑝 + 𝑑𝑖𝑜𝑛𝑖 + (𝑑𝑡 − 𝑑𝑇) + 𝑀𝑃𝑖 + 𝜗𝑃𝑖
𝐿𝑖 = 𝜌 + 𝑑𝜌 + 𝑑𝑡𝑟𝑜𝑝 + 𝑑𝑖𝑜𝑛𝑖 + (𝑑𝑡 − 𝑑𝑇) + 𝜆𝑖 𝑁𝑖 + 𝜗𝐶𝑖
Dimana :
Pi = cAt
3-24
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Li = ii
= jarak fase (carrier range) pada frekwensi fi(m),(i=1,2),
dion = bias yang disebabkan oleh refraksi ionosfer(m) pada frekwensi f i (m),
dt, dT = kesalahan dan offset dari jam GPS receiver dan jam satelit (m),
MPi, MCi = efek dari multipath pada hasil pengamatan P dan L. (m),
Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua dimensi, 2D atau tiga
dimensi, 3D) yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Posisi tiga dimensi
(3D) suatu titik di permukaan bumi umumnya dinyatakan dalam suatu sistem koordinat
geosentrik. Bergantung pada parameter-parameter pendefinisi koordinat yang
digunakan, dikenal dua sistem koordinat yang umum digunakan, yaitu sistem koordinat
Kedua sistem koordinat di atas penting sehingga hubungan kedua sistem koordinat
tersebut perlu ditentukan, agar dapat dilakukan transforinasi antar sistem koordinat.
3-25
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Bila koordinat Kartesian/siku-siku ruang ditulis sebagai (X, Y, Z) dan koordinat geodetik
ditulis sebagai (L, B, h), maka hubungan antara keduanya dapat ditulis sebagai :
Bila koordinat Kartesian/siku-siku ruang ditulis sebagai (X, Y, Z) dan koordinat geodetik
ditulis sebagai (L, B, h), maka hubungan antara keduanya dapat ditulis sebagai :
𝑿 = (𝑁 + ℎ) cos 𝑳 cos 𝑩
3-26
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
𝒀 = (𝑁 + ℎ) cos 𝑳 sin 𝑩
𝒁 = [𝑁(1 − 𝑒 2 ) + ℎ] sin 𝑳
Dimana :
Dalam rangka penyelenggaraan kerangka dasar peta, dalam hal ini kerangka dasar
horizontal/posisi horisontal (X, Y) digunakan metoda poligon. Dalam pengukuran
poligon ada dua unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu jarak dan sudut jurusan
Dalam pembuatan titik dalam jaringan pengukuran poligon, titik-titik poligon tersebut
berjarak antara 50 - 100 meter.
3-27
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
pita ukur 100 m. Tingkat ketelitian hasil pengukuran jarak dengan menggunakan
Khusus untuk pengukuran jarak pada daerah yang miring dilakukan dengan cara
Sudut jurusan sisi-sisi poligon yaitu besarnya bacaan lingkaran horisontal alat ukur
sudut pada waktu pembacaan ke suatu titik. Besarnya sudut jurusan ditentukan
berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di masing-masing titik poligon.
3-28
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
= sudut mendatar
Pembacaan sudut jurusan dilakukan dalam posisi teropong biasa dan luar biasa.
3-29
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Dimana:
T = azimuth ke target.
Pengukuran azimuth matahari dilakukan pada jalur poligon utama terhadap patok
terdekat dengan titik pengamatan pada salah satu patok yang lain.
3-30
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Kerangka dasar vertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran sipat datar pada
titik-titik jalur poligon. Jalur pengukuran dilakukan tertutup (loop), yaitu pengukuran
dimulai dan diakhiri pada titik yang sama. Pengukuran beda tinggi dilakukan double
stand dan pergi pulang. Seluruh ketinggian di traverse net (titik-titik kerangka
- Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu belakang dan rambu belakang
- Selisih pembacaan stand 1 dengan stand 2 lebih kecil atau sama dengan 2 mm.
- Jarak rambu ke alat maksimum 75 m.
- Toleransi salah penutup beda tinggi (T) ditentukan dengan rumus berikut :
𝑇 = (8√𝐷) 𝑚𝑚
dimana D = Jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal dalam satuan km.
3-31
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Penentuan situasi dilakukan untuk mengambil data rinci lapangan, baik obyek alam
maupun bangunan-bangunan, jembatan, jalan dan sebagainya. Obyek-obyek yang
diukur kemudian dihitung harga koordinatnya (x, y, z). Untuk selanjutnya garis kontur
Situasi diukur berdasarkan jaringan kerangka horizontal dan vertikal yang dipasang
dengan melakukan pengukuran keliling serta pengukuran di dalam daerah survey. Bila
perlu jalur polygon dapat ditarik lagi dari kerangka utama dan cabang untuk mengisi
detail planimetris berikut spot height yang cukup, sehingga diperoleh penggambaran
ukur Theodolite Kompas (TO). Dengan cara ini diperoleh data-data sebagal berikut :
- Azimuth magnetis
dilaksanakan dengan cara mengelilingi situ secara diagonal sehingga dasar situ bisa
diketahui.
3-32
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
keperluan analisis data yang dibutuhkan. Berikut survey hidrometri dan investigasi
dilapangan yang akan dilaksanakan :
1. Pencarian Data Hujan dan Klimatologi (jika di survey pendahuluan tidak ada data)
3-33
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Pencarian Data
Hujan dan
Pengukuran Debit Air (jika
Klimatologi
memungkinkan untuk
dilaksanakan)
Analisis
Selesai
3-34
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Survey ini dimaksudkan untuk memberi gambaran kondisi sosial ekonomi yang
masyarakat di lokasi studi pada saat ini seperti, jumlah penduduk yang tinggal di daerah
Ekonomi dan Kependudukan dilakukan dengan beberapa pola pendekatan yang terdiri
atas :
dari instansi terkait. Dalam hal ini instansi yang akan dikunjungi adalah BAPPEDA
Propinsi Jawa Barat, BAPPEDA Kab. Cianjur, Biro Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat,
BPS Kab. Cianjur dan Kantor pemerintah daerah tingkat kecamatan, desa, serta instansi
terkait lainnya.
maupun dengan cara penyebaran kuisioner yang memuat daftar pertanyaan untuk
disebarkan pada masyarakat dalam wilayah studi. Daftar pertanyaan yang dibuat harus
memuat semua aspek yang diperlukan, sehingga semua kondisi sosio ekonomi wilayah
studi dan masalah banjir dan pengaruhnya terhadap produktiviatas masyarakat dapat
Didalam melakukan kegiatan pengumpulan data primer tersebut, terdapat hal-hal yang
perlu disiapkan antara lain :
B. Persiapan Kuesioner
Isi dari kuesioner harus sesuai dengan indikator yang telah dirancang sebelumnya
3-35
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Kuesioner akan digunakan didesain dengan bahasa yang mudah dan tidak berbelit-
belit dan pertanyaan diusahakan jangan terlalu banyak untuk menghindari
C. Survey Lingkungan
1) Fisik :
a) Iklim :
b) Fisiografi :
Morfologi
Geologi
c) Hidrologi :
Sedimentasi
2) Biologi :
3-36
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
b) Ekologi teresterial
c) Ekologi perairan
b) Kesehatan masyarakat
Sektor penyakit
c) Demografi
Penyebaran dan populasi penduduk
e) Akibat ekologi bagi manusia dengan berubahnya tata guna la/ian, kegiatan
gambaran mengenai keadaan, jenis dan sifat-sifat mekanis tanah di lokasi. Data tersebut
untuk selanjutnya digunakan sebagai kriteria untuk menentukan daya dukung tanah,
sistem pondasi, kedalaman pondasi dan untuk memperkirakan besarannya settlement.
3-37
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
START
PERSIAPAN
Personil Pelaksana
Peralatan yang digunakan
Pengumpulan Data Awal
ORIENTASI LAPANGAN
Pengujian di laboratorium
Mekanika Tanah
Gambar 3.16. Bagan Alir Proses Analisa Geologi Teknik dan Mekanika Tanah
3-38
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Pada pekerjaan penyelidikan tanah ini, sesuai dengan KAK lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan terdiri dari :
Penyelidikan tanah di lapangan meliputi pekerjaan, sondir, bor inti dan test pit serta
pengambilan sampling.
ton. Sondir tersebut dilengkapi dengan 4 buah angker ulir dengan diameter 40 cm dan
biconus type Bagemann yang mempunyai luas penampang konus 10 cm² dan luas selubung
gesek 150 cm². Grafik sondir disajikan dalam tekanan konus qc, dan jumlah hambatan
pelekat (JHP), versuskedalaman. Pembacaan sondir dilakukan selang interval 20 cm.
Spesifikasi pelaksanaan Sondir adalah sebagai berikut :
a. Sondir dilakukan untuk tiap titik sampai ditemukannya tanah keras.
b. Tanah keras didefinisikan dari bacaan konus, yaitu jika diperoleh tekanan konus qc >200
kg/cm2.
c. Jika hasil bacaan konus telah didapat qc > 150 kg/cm2, sondir dihentikan. Jika tidak,aka
dilakukan terus sampai mencapai tanah keras.
d. Tiap interval 20 cm, dilakukan bacaan tekanan konus dan tekanan friksi.
b. Hand Boring
Pengujian pengeboran dengan alat Hand Boring bertujuan untuk mengambil
contoh tanah terganggu dan contoh tanah tidak terganggu pada lapisan tanah
c. Mengambil contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample) pemboran untuk dibawa
ke laboraborium sebagai bahan pengujian.
3-39
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
c. Test Pit
Pekerjaan uji atau test pit ini gunanya untuk mengetahui ketebalan lapisan di bawah
permukaan tanah dengan Iebih jelas, baik lokasi tersebut untuk pondasi bangunan maupun
untuk jenis bahan timbunan pada daerah borrow area serta quarry site. Dengan demikian
dapat lebih jelas dalam menguraikan jenis lapisan dan ketebalannya. Pada saat pelaksanaan
tersebut juga perlu dicatat uraian-uraian jenis dan warna disertai foto dan samping
lapisannya, juga harus dicatat elevasi-elevasi ketinggian dan lokasi tersebut. Dimensi sumur
uji dibuat dengan ukuran 1—1.5 m2 dengan kedalaman sampai dengan 3 m atau
disesuaikan dengan keadaan lapisan tanahnya. Pembuatan sumur uji ini dihentikan bilamana
:
Telah dijumpai lapisan keras, dan diperkirakan benar-benar keras pada lokasi tersebut.
Bila dijumpai rembesan air tanah yang cukup besar sehingga sulit untuk diatasi.
Bila dinding galian mudah runtuh, sehingga pembuatan galian mengalami kesulitan,
pengambilan vertical.
Contoh-contoh tanah ini akan dilakukan uji laboratorium secara proctor.
Untuk pengukuran kadar air aslinya dapat diambil contoh dengan menggunakan tabung
PVC yang selanjutnya ditutup dengan parafin. Dan masing-masing karung dan tabung
PVC dicatat dengan symbol dan kedalaman dimana contoh tanah tersebut diambil.
Untuk dapat menyusun suatu desain rinci pengendalian banjir, salah satu faktor yang
sangat penting adalah penentuan debit banjir rencana. Besarnya debit banjir rencana
3-40
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
yang digunakan untuk desain hidraulik ini akan digunakan debit banjir dengan kala
kebutuhan analisa. Jika hanya membutuhkan puncak banjir dapat dilakukan dengan
analisa frekuensi, tetapi jika membutuhkan penelusuran banjir, maka harus dilakukan
analisa hidrograf. Metoda analisis debit banjir rencana dapat dilakukan berdasarkan
ketersediaan data :
a. Jika data debit banjir maksimum tahunan sesaat yang tersedia >20 tahun dan
keacakan), maka perhitungan besarnya debit banjir rencana dapat dilakukan dengan
distribusi frekuensi Gumbel, Log Pearson Tipe III atau Log Normal 2 maupun Pearson
b. Jika data debit banjir maksimum sesaat yang tersedia <20 tahun, maka perhitungan
debit banjir rencana dapat menggunakan Metode Analisis Regional yang merupakan
hasil analisa menggunakan gabungan data dan berbagai DPS.
c. Jika besamya debit banjir rencana diperkirakan dari data hujan dan data karaktenistik
DAS, maka besamya debit banjir rencana dapat dilakukan dengan metode empiris,
sama dengan hirdrograf banjir, maka dapat digunakan Metoda hubungan hujan
3-41
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Kegiatan analisa curah hujan rencana digambarkan dalam bagan alir seperti pada
Gambar 31. Berdasarkan bagan alir tersebut diatas maka tahapan analisa curah hujan
a) Pengumpulan Data
yang diketahui dari ketidak konsistenan datanya. Metode yang digunakan adalah
“Double Mass Curve”. Dimana ploting komulatif data curah hujan dan stasiun
penakar hujan dengan komulatif data stasiun curah hujan lainnnya, sehingga
c) Hujan Titik
Hujan titik merupakan data-data yang yang sudah diperbaiki termasuk data yang
hilang untuk analisa selanjutnya. Pengisian data hilang dilakukan karena adanya
data yang tidak lengkap yang disebabkan karena tidak tercatatnya data hujan
oleh petugas, alat penakar rusak dan sebab lain. Hal tersebut biasa ditandai
Dimana :
3-42
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
d) Hujan Rerata
Hujan rerata merupakan wilayah yang dihitung dari hujan titik dan beberapa
stasiun penakar hujan yang berpengaruh terhadap daerah aliran sungai. Salah
metode Thiesen. Poligon Thiesen diperoleh dengan cara membuat poligon yang
memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis hubung dua pos penakar
hujan, persamaannya adalah sebagai berikut
𝑛
𝐴𝑖
𝑅𝐴𝑉𝐺 = ∑ 𝑅
𝐴 𝑖
1
Dimana :
RAVG = Curah hujan rata-rata (mm)
terlebih dahulu ditentukan besamya nilai sebaran Cs dan Ck. Untuk lebih jelasnya
3-43
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Dimana :
S = Standar Deviasi
n = Banyaknya data
Xi = Data
𝑋 = Hujan rata-rata
Cs = Koefisien Skew
Ck = Koefisien Kurtosis
f) Hujan Rancangan
Meskipun telah diuji Cs dan Ck, namun metode yang digunakan tergantung dan
hasil diskusi dengan Direksi menghendaki analisa dengan berbagai macam
𝑋𝑇 = 𝑋 + 𝑆 × 𝐾
Dimana :
S = Standard deviasi
K = Faktor frekwensi
3-44
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
START
Uji Konsistensi
Hujan Rancangan
Tidak
Uji Kesesuaian
Distribusi Frekuensi
Ya
LAPORAN HIDROLOGI
& HIDROMETRI
SELESAI
3-45
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
START
Cs > 0
DISTRIBUSI PEARSON Pilih Kertas Probabilitas
1.5 Cs^2 + 3 =
III yang Sesuai
Ck
Cs(ln X) > 0
DISTRIBUSI LOG Plot Distribusi Teoritik &
1.5 Cs(ln X)^2 + 3
PEARSON III Empirik
= Ck(lnX)
3-46
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
𝑋 = 𝑋 + 𝑘 𝜎𝑥
Dimana :
c) Metode Normal
𝑋 = 𝑋 + 𝑡𝑝 𝜎
Dimana :
𝑋𝑇 = 𝑋 + 𝐾𝑚 × 𝑆𝑛
Dimana :
Sn = Standard deviasi
Km = Faktor frekuensi
3-47
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
distribusi curah hujan yang digunakan. Metode yang diusulkan adalah Smirnov
pada kertas probabilitas dan garis durasi yang sesuai, yang Iangkahnya adalah
sebagai berikut :
Data curah hujan maksimum harian rerata tiap tahun disusun dari kecil ke
besar.
P = Probabilitas (%)
m = Nomor urut data seri yang telah disusun
n = Banyaknya data
3-48
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Disamping metode tersebut distribusi curah hujan juga dapat ditentukan dari
pola distribusi yang ada pada stasiun terdekat dengan lokasi analisa yang
Metode yang digunakan untuk analisa debit banjir rencana tergantung dari
jumlah data debit dan data hujan (lihat bagan alir).
Untuk pekerjaan Survey Investigasi dan Desain Situ di kabupaten Ciamis dengan
berdasarkan bagan tersebut, maka metode yang kami usulkan untuk dipakai
adalah metode empiris, metode regresi dan metode matematis, kecuali data
debit debit lengkap (lebih dari 10 tahun). Penjelasan singkat metode tersebut
d) Metode Empiris
Metode empiris yang biasa digunakan adalah metode Unit Hidrograph Nakayasu,
yaitu sebagai berikut :
𝐶 × 𝐴 × 𝑅0
𝑄𝑃 =
3.6 × (0.3 × 𝑇𝑃 + 𝑇0.3 )
Dimana :
C = Koefisien pengaliran
T0.3 = Waktu yang diperlukan untuk penurunan debit, dan debit puncak
3-49
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
Aliran dasar yang digunakan untuk metode empiris dan regresi menggunakan
parameter luas daerah aliran sungai dan kerapatan sungai. Persamaan yang
digunakan adalah sebagai berikut :
𝑄𝐵 = 0.4751 × 𝐴0.6444 × 𝐷0.943
Dimana :
3-50
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
3-51
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
3. Faktor lebar (WF) adalah perbandingan antara lebar DAS yang diukur
dititik sungai yang berjarak 0.75 L dengan lebar DAS yang diukur dititik
4. Luas DAS sebelah hulu (RUA) adalah perbandingan antara luas DAS yang
diukur dihulu garis yang ditarik tegak lurus garis hubung antara lokasi.
5. Pengukuran dengan titik yang dekat dengan titik berat DAS, melewati titik
tersebut.
berikut :
𝑄𝑝 = 0.1836 × 𝐴0.5886 × 𝐽𝑁 0.2381 × 𝑇𝑅−0.4008
3
𝐿
𝑇𝑅 = 0.43 × ( ) × 1.0665 𝑆𝐼𝑀 + 1.2775
100 𝑆𝐹
𝑇𝐵 = 27.4132 × 𝑇𝑅0.1457 × 𝑆 −0.0956 × 𝑆𝑁 0.7344 × 𝑅𝑈𝐴0.2574
𝐾 = 0.5617 × 𝐴0.1798 × 𝑆 −0.1446 × 𝑆𝐹 −1.0897 × 𝐷0.0452
−6 2 −13
𝐴 4
𝜙 = 10.4903 − 3.859 × 10 × 𝐴 + 1.6985 × 10 ( )
𝑆𝑁
𝐵 = 1.5518 × 𝐴−0.1491 × 𝑁 −0.2725 × 𝑆𝐼𝑀 −0.0259 × 𝑆 −0.0733
Dimana :
3-52
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
TB = Waktudasar(jam)
K = Koefisin tampungan
= Hujan efektif( mm/jam)
B = Koefisien reduksi
pengamatan sampai dengan titik pada sungai utama yang berjarak paling
dekat dengan titik berat DAS. Hidrograf Satuan Sintetis metode Snyder
sungai dan simpanan air (Wilson, 1993). Adapun persamaan yang dibuat oleh
Menentukan log-time
tp = 1.1 - 1.4(L.Lg)0.3 dalam jam
3-53
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
dimana :
Rise to peak
Tp = tp +tr
3-54
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
y = 10 a
1 x 2
x
Dimana :
Q t
Y= ……(1a), Y= ……(1b), a = f(x) …..(1c)
Qp tp
Sedanqkan :
W = QP x TP , W = 1000h.A
dimana :
banjir akibat hujan rencana yang dihitung dengan Metoda Gumbel atau
Metoda Log-Person III, Untuk perencanaan, maka hujan rencana yang dihitung
Kala ulang yang lebih tinggi bisa saja dipilih tergantung pada lokasi setempat.
Kala ulang yang Iebih tinggi ini akan dipilih kalau secara ekonomis
membuktikan lebih menguntungkan. Pada Tabel.1, terlihat ada dua set kala
ulang yang disarankan untuk program pengendalian banjir bertahap dan
Tabel.2, kala ulang yang disarankan untuk bangunan persungaian. Untuk
3-55
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
g) Metoda Haspers
Rumus umum : Qn = a*b*qn.F
1 0.012 * F 0.7
Qn=
1 0.075 * F 0.7
Waktu Konsentrasi ( t )
t = 0.1xLo.8xl-0.3
t * Rn
r = (untuk t < 2 jam)
t 1 0.0008 x(260 Rn ) x(2 t ) 2
t * Rn
r = (untuk 2 jam < t < 19 jam)
t 1
r
Qn =
3 .6 * t
Dimana :
Qn = Debit banjir dengan periode ulang n
3-56
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
h) Metoda Melchior
Dalam Metoda Melchior koefisien runoff (a) telah dianjurkan untuk memakai
0,52. Koefisien reduksi (b) : 1,5518 N -0,2721 x A -0,1491 x SIM -0,0259 X s-0,0733
Dimana :
b = koefisien reduksi
S = landai rata-rata
Dalam Metoda ini, koefisien reduksi dihitung dengan menggunakan rumus :
1970
2240
0.12
dimana :
Waktu konsentrasi t
Waktu konsentrasi dihitung dengan menggunakan rumus:
t = v = 1.31 x ( x x q xfxi2)1/5
H
i=
0.9 xL
dimana :
3-57
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
melampaui
Hujan maksimum
Hujan maksimum dihitung dengan menggunakan rumus:
Debit Banjir
Debit banjir dihitung dengan menggunakan rumus:
RT
Q = q.f. (m3/det)
200
lain macam pekerjaan yang ada, baik sektor pertanian maupun non pertanian,
prediksi perkembangannya.
c. Indikator ekonomi, pertanian, demografi dan kondisi sosial.
3-58
Laporan Pertengahan (Interim)
SID Revitalisasi Situ di Kabupaten Ciamis
penanggulangannya.
3-59