Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

BAB III
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

3.1. UMUM
Dalam Pekerjaan ini Konsultan memakai dua pendekatan dimana satu dengan
lainnya saling berkaitan dan relevan untuk dielaborasi berkaitan dengan
pelaksanaan.
Pendekatan Operasional:
Untuk pelaksanaan pekerjaan Detail Engineering Design Jaringan Irigasi D.I.
Padawaras ini PT. Barunadri Engineering Consultant melibatkan tenaga ahli dari
berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan proyek perencanaan ini, dengan
didukung oleh fasilitas penunjang berupa peralatan yang memadai dan sistem kerja
paling efisien.
Pendekatan Teknis:
Metodologi yang dipakai ini juga tercatat dalam Rencana Mutu Kontrak (RMK),
sesuai dengan pendekatan dan penyelesaian masalah yang dapat diuraikan dan
berorientasi sebagai berikut:

1) Melaksanakan perencanaan detail desain terhadap rencana trase dan


saluran irigasi, serta distribusi ke petak-petak sawah.

2) Melaksanakan survey topografi detail yang mencakup pengukuran sumber


air, trase saluran pembawa serta bangunan penampung, kegiatan yang
dilaksanakan dalam kegiatan ini mencakup pengukuran situasi, cross
section dan long section serta pengukuran situasi saluran.

3) Melaksanakan survey geologi teknik / soil investigasi pada lokasi-lokasi


yang memerlukan data tanah yang akan dipakai sebagai acuan dalam
penentuan stabilitas bangunan, lereng dan daya dukung tanah.

4) Melaksanakan analisa hidrolika dan hidrologi.

5) Melaksanakan perencanaan rinci terhadap bangunan terpilih, serta


penyusunan dokumen tender, Spesifikasi teknis, metode pelaksanaan
dan rencana jangka waktu pelaksanaan.

III - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

6) Melaksanakan rincian nota desain.

7) Melaksanakan rincian BOQ dan RAB.

3.2. TAHAP PERSIAPAN


3.2.1. Persiapan
Uraian di dalam Kerangka Acuan Kerja merupakan salah satu dasar untuk
menyusun rencana kerja yang akan dilaksanakan. Kerangka acuan ini sangat
bermanfaat untuk menentukan tahap-tahap rencana kerja yang dilaksanakan,
sehingga hasil pekerjaan konsultan akan tetap berpedoman pada ketentuan-
ketentuan yang berlaku. Dengan demikian, hasil pekerjaan tersebut akan sesuai
dengan rencana kerja pekerjaan dan akan memberikan hasil yang memuaskan bagi
Pengguna Jasa.

Dengan adanya uraian kerangka acuan dan rapat-rapat penjelasan, maka akan
memudahkan kami dalam membuat usulan rencana kerja yang baik dan benar,
sehingga keseluruhan proses pengusulan akan berjalan seperti yang diinginkan.
Dengan suatu proses kerja yang teratur dan terperinci maka akan didapat suatu
hasil kerja yang memuaskan semua pihak terkait dalam pelaksanaan Pekerjaan ”
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi D.I. Padawaras”

Persiapan yang dilakukan antara lain kantor, peralatan pendukung dan mobilisasi
personil dan persiapan persiapan lainnya. Kegiatan awal dimulai PCM dan
menyiapkan RMK yang dipresentasikian kepada pengguna jasa. Setelah disetujui
sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan.

Untuk melaksanakan pekerjaan ini konsultan telah menyusun tahapan kegiatan


seperti terlihat pada Gambar 3.1. (Bagan Alir).

III - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

MULAI ANALISIS DAN KAJIAN PENYUSUNAN SISTEM


Topografi, Geoteknik PERENCANAAN
Hidrologi, Hidrolika, Skema, Lay Out
Pertanian Gambar Standar

PERSIAPAN
Persiapan Kantor, Peralatan dan
Fasilitas, Mobilitas Personil,
SURVEY DAN PENGUKURAN
Koordinasi denganInstansi
Topografi PENYUSUNAN LAPORAN
(Bantuan Data dan Ijin Survey)
Geoteknik INTERIM
Ya Walkthrough

PENYUSUNAN RMK
Diskusi dan Ya
Menyusun Rencana Mutu Kontrak
Asistensi RMK Tidak
revisi?

Presentasi
Presentasi Laporan Laporan Interim
SURVEY PENDAHULUAN Pendahuluan
Tidak revisi?
Dinamika Area Irigasi revisi?
Permasalahan Kebutuhan Air
Ya
Tidak
PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
Data-Data Teknis PENYUSUNAN LAPORAN PERTEMUAN KONSULTASI
Data-Data Non Teknis PENDAHULUAN DENGAN MASYARAKAT
Menjaring pendapat
masyarakat setempat
Ya

Ya

PENYUSUNAN DETAIL DESIGN


Tidak
Skema Bangunan dan Saluran, Detail Lokasi, Spesifikasi
Ada revisi? Ada revisi?
Teknis, Metode Pelaksanaan, RAB, Analisis Kelayakan,
Pedoman OP, Dokumen Tender

Tidak

PENYUSUNAN DRAFT
PRESENTASI DRAFT Tidak
FINALISASI LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR SELESAI
LAPORAN AKHIR DAN LAPORAN PENDUKUNG
revisi?

Ya

Gambar 3.1. Bagan Alir Pekerjaan Detail Engineering Design Jaringan Irigasi D.I.
Padawaras.

Tahap Persiapan meliputi:


a. Persiapan personil (tenaga ahli, tenaga teknis, dan tenaga pendukung)
b. Persiapan peralatan dan fasilitas
c. Persiapan administrasi
d. Koordinasi dengan Instansi terkait
e. Penyusunan RMK .

III - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

3.3. PENGUMPULAN DATA SEKUNDER


Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan melakukan pengumpulan data data
serta mempelajari data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya, antara lain: peta
topografi, data hidrologi (curah hujan, debit sungai), dan sebagainya. Hal ini sebagai
referensi adalah studi yang telah dilakukan yaitu Survey Investigasi Peningkatan
Jaringan Irigasi DI. Padawaras Di Kab. Tasikmalaya - Tahun 2016.

Adapun uraian kegiatan lebih lanjut tentang pengumpulan data sekunder, meliputi:

3.3.1. Data Topografi


Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada,
dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran
suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi tata guna
lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh
terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan
SNI 03-1724-1989.
Peta topografi dapat diperoleh pada instansi yang berwenang, berdasarkan peta
yang ada serta skala dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait
tidak didapat maka pihak Pengguna Jasa dapat memperoleh di BADAN
INFORMASI GEOSPASIAL dengan skala minimum 1:250.000 atau yang lebih
detail.
3.3.2. Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit minimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989.
Berbagai data dan informasi diantaranya berupa :
- Peta stasiun curah hujan;
- Data curah hujan harian (terbaru);
- Data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada instansi
BMG;
- Data debit terbaru dengan bias periode harian maupun bulanan minimum
selama 10 tahun;
3.3.3 Data Geologi Teknik

III - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

Untuk menentukan propertiies tanah setempat, maka data Geologi Teknik


diperlukan sebagai penunjang perencanaan desain bangunan
3.3.4 Data Harga Satuan Upah dan Bahan Setempat
Data Harga satuan dan Upah setempat diperlukan untuk menghitung Rencana
Anggaran Belanja (RAB)
3.3.5 Data Aspek Multisektor
Disamping data sekunder berupa file, konsultan juga melakukan wawancara dengan
narasumber dari instansi-instansi yang berkaitan dengan proyek.

3.3. PEKERJAAN SURVEY DAN INVESTIGASI


Kegiatan Survey dan Investigasi diperlukan sebagai penunjang perencanaan Detail
Disain. Pekerjaan tersebut meliputi:
3.3.1. Pengukuran Topografi, Geometri Sungai dan Pemetaan Batas Luar Area
Irigasi
Kegiatan ini akan dilakukan oleh Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah
pekerjaan banyak mengalami perubahan alur sungai baik yang diakibatkan oleh
bencana atau proses alamiah lainnya sehingga validitas data yang sudah ada
diragukan lagi. Sesuai dengan KP-02, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986,
tentang Kriteria Perencanaan Bangunan Utama, pekerjaan pengukuran topografi
dan pemetaan untuk keperluan kegiatan preliminari desain jaringan irigasi meliputi
Pengukuran jaringan pemanfaatan Irigasi (Saluran Primer, Saluran Sekunder,
Saluran Suplesi, dan Saluran Drainase)

A. Pengukuran Situasi Detail

Ketentuan dalam pengukuran adalah :

 Pengukuran situasi detail skala 1 : 1.000

 Pengukuran situasi berupa pengukuran kerangka polygon dan waterpass

 Semua pengukuran diikatkan terhadap titik referensi yang ditunjuk atau disetujui
pengawas pekerjaan

B. Pengukuran Sungai

 Ketentuan dalam pengukuran adalah

III - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

 Pengukuran penampang memanjang dan melintang sungai dengan jarak profil


rata-rata 50 m. pada bagian lurus, sedangkan untuk bagian tikungan atau
bagian sungai yang kritis jarak profil diambil sesuai kebutuhan.

 Stroke pengukuran meliputi badan sungai, bantaran sungai dan tanggul banjir.

C. Kerangka Poligon

Dalam pengukuran dan pemetaan suatu areal digunakan kerangka dasar


pengukuran yang disebut poligon. Poligon merupakan rangkaian segi banyak yang
digunakan untuk menentukan posisi horisontal dengan melakukan pengukuran
sudut, azimuth dan jarak (sisi) yang dilakukan dari titik awal sampai titik akhir pada
rangkaian yang dikehendaki.

D. Pengukuran Sudut Horisontal

Alat ukur yang dipakai untuk mengukur sudut horisontal adalah alat ukur total
station yang dilengkapi dengan beberapa alat bantu seperti statif, rambu dan unting-
unting. Pengukuran sudut horisontal dilakukan dengan metode repetisi. Dalam teori,
sudut diukur secara berulang-ulang, misalnya direncanakan n kali sudut diukur,
maka sudut teratakan adalah 1/n dari jumlah pengukuran sejumlah n.

E. Pengukuran Jarak

Pengukuran jarak dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
pelaksanaan di lapangan, jarak diukur secara tidak langsung yaitu dengan metode
optis. Pengukuran jarak secara optis adalah pengukuran jarak dengan
menggunakan alat ukur sudut dan rambu ukur.

Jarak diperoleh dengan menghitung data ukuran dengan menggunakan rumus :

Dh = A (ba - bb ) Cos2 h atau

Dh = A (ba - bb ) Sin2 z

Dengan,

Dh = jarak horisontal
A = konstanta pengali
ba = bacaan benang atas
bb = bacaan benang bawah
h = sudut miring ukuran
z = sudut zenit ukuran

III - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

ba

bt
bb
z

Dh
B
A

Gambar 3.5. Pengukuran Jarak Secara Optis

F. Pengukuran Sudut Asimuth

Asimuth adalah sudut yang dibentuk oleh meredian melalui pengamat dan garis
yang menghubungkan pengamat dengan target, diukur searah jarum jam dari arah
utara meredian. Asimuth untuk mendefinisikan jurusan awal dari suatu kerangka
geodetis dan dapat dipakai sebagai kontrol asimuth atau kontrol sudut pada suatu
kerangka horisontal peta.

Metode penentuan asimuth dengan pengamatan astronomis ada dua macam, yaitu
penentuan asimuth dengan pengamatan matahari dan bintang. Dalam pelaksanaan
di lapangan, metode yang digunakan adalah dengan pengamatan matahari. Prinsip
penentuan asimuth dengan matahari adalah pengukuran tinggi matahari (h) dan
sudut horisontal (j) yaitu sudut dari tempat berdiri alat-target-matahari.

Besarnya koreksi, misalnya koreksi refraksi ditentukan oleh parameter waktu.


Sedangkan parameter yang lain, misalnya deklinasi matahari (d) diperoleh dari tabel
dan lintang tempat pengamatan didapat dari interpolasi peta topografi.

G. Pengukuran Sipat Datar

Pengukuran Sipat Datar Memanjang, untuk mengetahui ketinggian titik-titik dari


permukaan tanah yang dilewati dan biasanya diperlukan sebagai kerangka vertikal
bagi suatu daerah pemetaan. Hasil akhir dari pekerjaan ini adalah data ketinggian
dari pilar-pilar sepanjang jalur pengukuran.

III - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

Pengukuran Sipat Datar Profil, untuk mengetahui profil atau tampang tubuh tanah
dari suatu trace, trace saluran, jalan raya, pipa air minum dan lain-lain. Sipat datar
profil dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

 Sipat datar profil memanjang adalah pekerjaan sipat datar sepanjang sumbu
yang ditentukan untuk memperoleh gambaran tinggi titik-titik pada sumbu
tersebut, dan

 Sipat datar profil melintang adalah pengukuran sipat datar profil yang tegak lurus
pada sipat datar profil memanjang.

H. Pengukuran Detil

Pengukuran detail di lapangan berguna untuk pengambilan data planimetri dan


ketinggian. Berdasarkan jenis data tersebut, maka pengukuran detil dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: pengukuran detil tinggi dan pengukuran detil
planimetris.

Pengukuran Detil Tinggi, dilakukan dengan menggunakan metode tachimetri. Pada


metode ini letak titik-titik detil diukur berdasarkan pada naik turunnya medan.

Jadi setiap perbedaan topografi medan pada jarak yang memungkinkan diadakan
pengamatan. Pengukuran Detil Planimetris, dilakukan dengan beberapa cara untuk
melakukan pengukuran detil planimetri antara lain :

 Pengukuran detil dengan cara interpolasi,

 Pengukuran detil dengan cara ekstrapolasi, dan

 Pengukuran detil dengan cara pemotongan.

3.3.2.. Survey Hidrometri


Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu diperhatikan
ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
- Lokasi pengukuran debit ;
Perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan perencanaan ; mudah pencapaian
dalam segala situasi dan kondisi; mampu melewatkan banjir; geometri dan
badan sungai harus stabil; adanya kontrol penampang; bagian alur sungai atau
saluran yang terbuka lurus.
- Pertimbangan hidraulik:

III - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

Meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub kritis; tidak terkena
pengaruh arus balik dan aliran lahar.
- Durasi dan periode pelaksanaan :
Lama pengukuran debit tergantung dari keadaan aliran pada saat pengukuran
jika aliran rendah pengukuran debit dilaksanakan dua kali dalam sekali periode
waktu pengukuran dan jika kondisi banjir pengukuran debit dilaksanakan
sekali dalam periode waktu pengukuran sedangkan periode pelaksanaan
pengukuran tergantung dari musim, jika musim kemarau pengukuran debit
dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim penghujan
pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3 kali setiap
bulannya
- Keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang
harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain
dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan di rawat dengan baik
- Kemampuan tim pengukuran
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan
alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan
dengan merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan
menggunakan kereta gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter
baling-baling sesuai dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena
berbagai hal, misalnya keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut
jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat maka
dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai dengan SNI
03-2820- 1992.
3.3.3. Penyelidikan Geoteknik
Kegiatan penyelidikan geoteknik lapangan diperlukan untuk mengetahui data
karakteristik mekanika tanah lokasi rencana bangunan. Penyelidikan geoteknik
lapangan mencakup kegiatan pengeboran dengan bor tangan dan pengambilan
sampel.
3.3.4. Uji Laboratorium
Uji laboratorium terdiri dari : Penyelidikan geoteknik laboratorium dengan hasil uji
yang diperlukan:

III - 9
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

- Index properties, mencakup : berat isi, berat jenis, kadar air, gradasi butiran dan
batas-batas atterberg.
- Engineering properties, mencakup : uji triaxial (CU) dan uji permeabilitas.

3.4. ANALISIS DAN PERENCANAAN


Analisis dan Perencanaan Detail Disain terdiri dari:
3.4.1. Analisis Hidrologi.
Termasuk didalamnya:
- Analisis Banjir Rancangan
- Analisis Debit Andalan
- Analisis Ketersediaan Air
- Analisis Tutupan Lahan
- Analisis Hidrolika
3.4.2. Perencanaan Detail Disain Jaringan Irigasi.
Perencanaan Detail Desain Jaringan Irigasi memuat tentang bentuk dan dimensi
Bangunan Pengambilan. Perencanaan diprioritaskan pada rehabilitasi Saluran
dengan memuat tentang bentuk dan dimensi Bangunan Utama Penangkap Air dan
Jaringan Irigasi (Primer, Sekunder, Suplesi, Drainase) dengan analisis stabilitas
bangunan dan stabilitas tanah dasar pondasi sesuai dengan SNI 1724:2015 dan
dilengkapi penyusunanPenyusunan Nota Disain. Konsultan akan menyusun
perencanaan rinci secara lengkap dengan dimensinya berdasarkan kajian
hidrolika maupun perhitungan struktur bangunan, baik pada bangunan utama
maupun bangunan penunjang.
Konsep Perencanaan Saluran Irigasi
1. Umum
Perencanaan jaringan irigasi dan drainasi Padawaras harus memberikan
penyelesaian biaya pelaksanaan dan pemeliharaan yang paling rendah. Erosi
dan sedimentasi di setiap potongan melintang harus minimal dan berimbang
sepanjang tahun. Ruas-ruas saluran harus mantap. Dalam perencanaan ini
dipakai kecepatan aliran yang diijinkan.
Untuk pengaliran air, pada saluran-saluran di jaringan irigasi Padawaras
direncanakan tipe saluran berbentuk trapesium baik itu berupa saluran tanah
maupun saluran dengan pasangan.

III - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

Data-data yang diperlukan dalam perencanaan saluran dan bangunan jaringan


irigasi D.I. Padawaras yaitu:
a) Peta topografi skala 1: 5.000.
b) Peta jaringan irigasi atau layout jaringan irigasi dan pembuang pada peta
topografi skala 1 : 5.000.
c) Situasi trase (skala 1 : 2.000) dan potongan memanjang (skala 1 : 2.000 H ;
1 : 100 V) saluran yang direncanakan
d) Kebutuhan air tanaman yang dihitung pada analisis hidrologi.
e) Modulus pembuang yang dihitung hasil analisis hidrologi.

2. Langkah-langkah Perencanaan Saluran Irigasi


a. Perencanaan Pendahuluan
Perencanaan pendahuluan jaringan irigasi DI Padawaras dilakukan dengan
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a) Pengeplotan trase saluran yang ada dan rencana pada peta skala 1 :
5.000
b) Penentuan batas petak tersier pada peta skala 1 : 5.000
c) Pemplotan trase saluran dengan lokasi bangunan sadap pada peta
skala 1 : 5.000
d) Penentuan tinggi elevasi muka air yang dibutuhkan pada masing-
masing bangunan sadap pada peta skala 1 : 5.000
e) Perhitungan debit rencana (Q = A x q)
f) Penentuan lokasi bangunan pembawa yang ada dan rencana dan
penentuan kehilangan tinggi energi di bangunan tersebut.
g) Penentuan kemiringan rencana pada ruas-ruas saluran berikutnya
h) Penentuan dimensi saluran rencana dan kapasitas saluran yang ada
i) Penentuan muka air saluran rencana dan yang ada
j) Pembuatan profil memanjang
k) Penelusuran trase di lapangan dengan melakukan pengukuran
topografi di sepanjang saluran
l) Penyesuaian trase saluran dan profil memanjang pendahuluan
termasuk lokasi bangunan, khususnya untuk saluran rencana.
m) Pembuatan program kerja untuk pengukuran topografi

b. Perencanaan Detail

III - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

Perencanaan detail saluran irigasi jaringan irigasi D.I Padawaras dilakukan


dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Pengukuran trase yang ada dan rencana
b) Penyesuaian as saluran rencana, jika diperlukan
c) Mencek elevasi muka air dan muka air rencana
d) Menentukan muka air rencana akhir
e) Penentuan dimensi akhir
f) Potongan melintang dan potongan memanjang akhir
3. Layout Jaringan
Layout jaringan irigasi dan pembuang untuk jaringan irigasi D.I. Padawaras
dibuat berdasarkan peta D.I. skala 1:5.000 hasil pengukuran topografi yang
menggambarkan posisi saluran dan bangunan-bangunan yang diperlukan serta
batas-batas petak tersier dan sistem pembagiannya.
4. Trase Saluran Irigasi
Perencanaan trase saluran dalam jaringan irigasi Padawaras secara planimetris
didasarkan kepada:
a) Garis-garis lurus sepanjang mungkin yang dihubungkan dengan lengkung
bulat.
b) Diusahakan agar muka air mendekati elevasi medan atau sedikit diatas
muka elevasi sawah sebelahnya yang akan diairi
c) Muka air tanah mendekati muka air rencana atau sedikit dibawahnya
d) Perencanaan harus mengahasilkan bagian yang seimbang sehingga
jumlah galian sama dengan atau lebih dari jumlah timbunan

Pada jaringan irigasi Padawaras trase saluran primer diusahakan sejajar


dengan garis tinggi (saluran garis tinggi) dan saluran sekunder yang mengambil
air dari saluran prime tersebut terletak di sepanjang punggung medan.

5. Lokasi Bangunan Sadap

Perencanaan lokasi bangunan-bangunan sadap jaringan irigasi Padawaras


yang didasarkan pada peta dengan skala 1 : 5.000, dapat ditentukan batas-
batas petak tersier. Luas petak tersebut berkisar antara 50 sampai 100 ha.

Batas-batas petak tersebut ditentukan oleh keadaan topografi. Jika


memungkinkan, batas-batas tersebut disesuaikan dengan batas-batas

III - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

administratif (misalnya desa). Batas-batas petak diplot pada peta topografi


dengan skala 1 : 5.000 dan lokasi bangunan-bangunan sadap tersebut diberi
nomor kode dan dicantumkan dalam tabel perencanaan dari bangunan yang
terletak paling hilir ke arah hulu.

Setiap bangunan sadap diberi nomor patok STA. Titik nol diambil pada titik
pengambilan saluran. Angka nomor patok dicantumkan pada tabel
perencanaan.

6. Perencanaan Tinggi Muka Air

Untuk memperoleh muka air yang diperlukan (RWL) pada bangunan bagi pada
jaringan irigasi Padawaras tersebut, muka air yang diperlukan (P) untuk setiap
bangunan sadap harus ditentukan lebih dahulu seperti berikut:

P = A + a + b + mc + d + nc + f + g + h + L

Dimana:
P = muka air yang dibutuhkan di saluran sekunder
A = elevasi sawah dengan elevasi yang menentukan
a = lapisan air di sawah (= 10 cm)
b = kehilangan tinggi energi pada saluran kuarter sampai sawah(= 5 cm)
c = kehilangan tinggi energi di boks kuarter (= 5 cm)
d = kehilangan air di saluran irigasi = I x L
e = kehilangan tinggi energi di boks tersier (= 5 cm)
f = kehilangan tinggi energi di gorong-gorong (= 5 cm)
g = kehilangan tinggi energi di bangunan sadap tersier =1/3 H
h = variasi muka air = 0,18 h100 (sekitar 0,05 - 0,30 cm)
L = kehilangan tinggi energi di bangunan petak tersier lainnya
m = jumlah boks kuarter di trase tersebut
n = jumlah boks tersier di trase saluran

7. Kapasitas Rencana

III - 13
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

Kapasitas rencana saluran pada jaringan irigasi Padawaras ditentukan oleh


besarnya debit rencana yang dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
cxNFRxA
Qren= =Axa
e
Dimana:
Qren = Debit rencana (l/dt)
NFR = Kebutuhan bersih air di sawah (l/dt/ha)
A = Luas irigasi (ha)
c = Koefisien rotasi (karena tidak ada sistem golongan maka c = 1)
e = Efisiensi
a = Kebutuhan air rencana (l/dt/ha)

Satuan kebutuhan air irigasi rencana ditentukan berdasarkan hasil perhitungan


satuan kebutuhan air irigasi maksimum di sawah yaitu sebesar 1,15
liter/detik/ha, sehingga kebutuhan irigasi di saluran tersier, sekunder adalah
sebagai berikut:

saluran efisiensi kebutuhan air

tersier 0,80 1,06

sekunder 0,72 1,17

induk 0,65 1,30

8. Penentuan Kemiringan Medan

Untuk menekan biaya pelaksanaan, saluran harus sebanyak mungkin mengikuti


arah kemiringan medan. Untuk perencanaan pendahuluan, elevasi permukaan
tanah diperoleh pada peta skala 1 : 5.000 dimana trase saluran pendahuluan
diplot. Cara yang terbaik adalah memplot harga-harga elevasi pada titik potong
garis-garis kontur dan trase, serta membuat perkiraan-perkiraan dengan
melakukan interpolasi antara titik-titik rincik ketinggian. Harga-harga elevasi
medan yang diperoleh diplot pada profil memanjang, bersama-sama dengan
muka air yang diperlukan.

III - 14
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

9. Kemiringan Yang Ada (Io)

Kemiringan yang ada (Io) sekarang dapat dihitung untuk masing-masing ruas :

RWLu−RWLd−Δ Ho
lo=
L

Dimana:
RWLu = muka air yang dibutuhkan di bangunan sadap hulu
RWLd = muka air yang dibutuhkan di bangunan sadap hilir
Ho = jumlah perkiraan kehilangan tinggi energi di bangunan di ruas
saluran yang bersangkutan.

Kadang-kadang muka air yang diperlukan di bangunan sadap hulu lebih rendah
dari pada di bangunan sadap hilir, Io-nya minimum.
Pada kemiringan yang lebih curam, Io mungkin terlalu tinggi, sehingga terjadi
erosi. Kemudian kemiringan harus dijaga agar tetap di bawah garis kecepatan
dasar rencana.

10. Kemiringan Rencana


Untuk memperkecil sedimentasi, kemiringan rencana saluran pada saluran
irigasi jaringan irigasi D.I Padawaras harus dibuat sedemikian rupa sehingga
faktor IR sama atau makin besar ke arah hilir. Untuk mencapai kondisi
tersebut, maka perhitungannya dilakukan dengan cara coba-coba dimensi
saluran untuk keseluruhan ruas yang akan direncanakan. Selama melakukan
coba-coba, harus tetap dilihat batasan-batasan kecepatan ijin yang sesuai
dengan jenis tanah. Dan selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel perhitungan.

11. Muka Air Rencana


Muka air rencana di saluran pada 70 % dari debit rencana (Q70%) harus sama
atau lebih tinggi dari muka air yang diperlukan. Muka air rencana adalah muka
air pada Q70% ditambah dengan variannya (0,18 h100%) atau lebih tinggi,

III - 15
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

karena muka air tersebut dapat juga ditentukan dengan kebutuhan muka air
ruas-ruas di saluran hilir.

Prosedur perhitungan muka air rencana pada jaringan irigasi DI Padawaras


mengikuti urutan sebagai berikut :
a) Ambil muka air tertinggi (P) pada bangunan sadap yang paling hilir. Ini
adalah muka air hilir selama terjadi Q70% di ruas saluran tersebut.
b) Hitung dimensi saluran untuk memperoleh kedalaman air pada debit
rencana
c) Hitung varian : V = 0,18 h100%
d) Muka air hilir di bangunan bagi yang terletak paling hilir selama terjadi
debit rencana (MAR) sekarang menjadi : MAR = P + V
e) Hitung muka air di ujung hilir ruas saluran tersebut : MA ud = MAR + Ia x
L + Ha
f) Ambil muka air tertinggi yang diperlukan pada bangunan sadap
berikutnya
g) Bandingkan muka air tertinggi yang diperlukan untuk bangunan sadap
berikutnya pada Q100% muka air hulu di ruas hilir ditambah dengan
kehilangan tinggi di bangunan sadap.
h) Untuk ruas-ruas lainnya diikuti langkah: e,f dan g.
i) Plot muka air yang diperoleh pada potongan memanjang pendahuluan
bersama-sama dengan elevasi sawah.

12. Dimensi Saluran

Dimensi saluran dalam perencanaan jaringan irigasi Padawaras dihitung


dengan persamaan berikut:
Persamaan Strikler:
V = k . R2/3 . I1/2
Q =V.A
A = bh + mh2
P = b + 2 h (1 + m2)
R = A/P
n = b/h

III - 16
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

Perhitungan nilai h dan b digunakan cara coba-coba dengan batasan


kecepatan yang diijinkan, kemiringan rencana yang sesuai dengan kondisi
medan, serta batasan-batasan sesuai dengan kriteria strandar.
a. Koefisien Kekasaran
Koefisien kakasaran Strickler bergantung kepada faktor-faktor berikut:
a) Kekasaran permukaan saluran.
b) Ketidakteraturan permukaan saluran.
c)Trase.
d) Vegetasi (tetumbuhan).
e) Sedimen.
Harga koefisien kekasaran Strickler ditunjukkan pada tabel berikut.

Saluran Keterangan K

Tanah Q > 10 45
5 < Q < 10 42,5
1<Q<5 40
1 > Q dan saluran 35
tersier

Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi, KP.03

Pasangan batu kali pasangan pada satu sisi 45


pasangan pada dua sisi 50
pasangan pada semua 60
sisi
Beton 70
seluruh permukaan 60
pada dua sisi 50
pada satu sisi
Pasangan batu 50
kosong seluruh permukaan 45
pada dua sisi 40
pada satu sisi

III - 17
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

Sumber : Hidrolika Saluran Terbuka, V.T. Chow.


b. Kemiringan Talud
Usaha untuk mendapatkan bentuk yang ideal dari segi hidrologis dengan
saluran tanah berbentuk trapesium, akan cenderung menghasilkan potongan
melintang yang terlalu dalam atau sempit. Hanya pada saluran dengan debit
rencana sampai 0,5 m3/dt saja yang potongan melintangnya dapat
mendekati bentuknya setengah lingkaran. Saluran dengan debit rencana
yang tinggi pada umumnya lebar dan dangkal dengan perbandingan b/h (n)
sampai 10 atau lebih.

Harga n yang tinggi untuk debit-debit yang lebih besar adalah perlu, sebab
jika tidak, kecepatan rencana akan melebihi batas maksimum yang diijinkan.

Lebih-lebih lagi, saluran yang lebih lebar mempunyai variasi muka air sedikit
saja dengan debit yang berubah-ubah, dan ini mempermudah pembagian
air. Pada saluran yang lebar, efek erosi atau pengikisan talud saluran tidah
terlalu berakibat serius terhadap kapasitas debit. Karena ketinggian air yang
terbatas, kestabilan talud dapat diperoleh tanpa memerlukan bahu (berm)
tambahan.

Q (m3/dt) Kemiringan talud (m)

0.15 - 1.50 1.0

1.50 - 1.5
10.00

10.00 - 2.0
40.00

Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi, KP-03.

Talud yang lebih landai dari yang telah disebutkan dalam tabel di atas harus
dipakai apabila diperkirakan akan terjadi rembesan kedalaman saluran.
Untuk tanggul yang tingginya lebih dari 3 meter lebar bahu (berm) tanggul
harus dibuat sekurang-kurangnya 1 meter (setiap 3 m).

III - 18
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

c. Kecepatan Rencana
Kecepatan aliran rencana dalam perencanaan saluran irigasi D.I Padawaras
disesuaikan dengan jenis tanah dimana saluran dibangun. Kecepatan aliran
rencana sangat erat hubungannya dengan kemiringan, kemiringan yang
semakin besar maka kecepatannya juga makin besar.
Biasanya kecepatan rencana diambil kecepatan rencana yang lebih besar
sebab akan diperoleh penampang saluran yang lebih kecil, tetapi harus
dilihat apakah dengan kecepatan yang makin besar tuntutan elevasi air
rencana masih dapat dipenuhi dan apakah tidak terjadi gerusan begitu juga
apabila elevasi air rencana tidak terpenuhi apakah dengan memperkecil
kecepatan rencana tidak mengakibatkan sedimentasi di saluran. Kecepatan
yang diijinkan untuk saluran irigasi adalah sebagai berikut:

Bahan Vmaks (m/dt)


konstruksi

Tanah 1,00
Pasangan batu 2,00
Beton 3,00

Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi, KP-03.

d. Tinggi Jagaan

Tinggi jagaan berguna untuk menaikkan muka air di atas tinggi muka air
maksimum dan mencegah kerusakan tanggul saluran. Meningginya muka air
sampai di atas tinggi yang telah direncanakan bisa disebabkan oleh
penutupan pintu secara tiba-tiba di sebelah hilir, variasi ini akan bertambah
dengan membesarnya debit. Meningginya muka air dapat pula diakibatkan
pengaliran air buangan ke dalam saluran. Kriteria tinggi jagaan saluran
adalah sebagai berikut :

Debit m3/dt Tanggul (F) m Pasangan (F1) m

< 0,5 0,40 0,20

III - 19
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

0,50
0,5 - 1,5 0,60 0,20
1,5 - 5,0 0,75 0,25
0,5 - 10,0 0,85 0,30
10,0 - 15,0 1,00 0,40
> 15,0 0,50

Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi, KP-03

e. Lengkung Saluran
Lengkung yang diijinkan untuk saluran tanah bergantung kepada ukuran dan
kapasitas saluran, jenis tanah dan kecepatan aliran.
Jari-jari minimum lengkung seperti yang diukur pada as harus diambil
sekurang-kurangnya 8 kali lebar atas pada lebar permukaan air rencana.
Jika lengkung saluran diberi pasangan, maka jari-jari minimumnya dapat
dikurangi. Pasangan semacam ini sebaiknya dipertimbangkan apabila jari-
jari lengkung saluran tanpa pasangan terlalu besar untuk keadaan topografi
setempat.
Panjang pasangan harus dibuat paling sedikit 4 kali ke dalam air pada
tikungan saluran. Jari-jari minimum untuk lengkung saluran yang diberi
pasangan harus seperti berikut : 3 kali lebar permukaan air untuk saluran-
saluran kecil (< 0,6 m3), dan sampai dengan 7 kali lebar permukaan air untuk
saluran-saluran yang besar, (> 10 m3/dt).

Komponen-komponen yang disajikan dalam gambar untuk setiap titip


lengkung.

f. Lebar Tanggul

Untuk tujuan-tujuan eksploitasi, pemeliharaan dan inspeksi akan diperlukan


tanggul sepanjang saluran. Peletakan jalan inspeksi diusahakan di sisi yang
diairi agar bangunan sadap dapat dicapai secara langsung dan usaha
penyadapan liar makin sulit. Lebar jalan inspeksi dengan perkerasan adalah
> 5,0 m dengan lebar perkerasan > 3,0 m. Kriteria lebar minimum tanggul
adalah sebagai berikut:

III - 20
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

Debit rencana Tanpa Jalan Dengan Jalan


m3/dt Inspeksi (m) Inspeksi (m)

< 1 1,0 3,0


1 - 5 1,5 5,0
5 - 10 2,0 5,0
10 - 15 3,5 5,0
> 15 3,5 5,0

Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi, KP-03

13. Perencanaan Detail Saluran Irigasi


a. Pengukuran trase
Dalam perencanaan jaringan irigasi D.I Padawaras, trase pendahuluan diplot
pada peta dengan skala 1 : 5.000. Pengukuran trase dibuat berdasarkan
peta tersebut. Peta berskala 1: 5.000 tersebut harus mencakup informasi
berikut:
 trase saluran
 titik-titik potong dengan koordinat
 benchmark dengan koordinat
 batas-batas trase yang akan diukur

b. Penentuan as saluran
Untuk perencanaan pendahuluan as saluran pada perencanaan jaringan
irigasi Padawaras, lokasi bangunan dan panjang ruas saluran hanya diambil
dari peta saja, jadi tidak tepat.

Berdasarkan pengukuran trase, as saluran dan lokasi bangunan dapat


ditentukan. Ini menghasilkan:
 angka yang tepat untuk jarak bangunan
 panjang ruas saluran yang tepat
 koordinat yang tepat untuk titik-titik potong yang menentukan as
saluran pada ruas-ruas lurus
 data kurve lengkung yang tepat (yang menentukan as saluran pada

III - 21
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

potongan saluran yang melengkung)

c. Potongan memanjang dan melintang


Dalam perencanaan potongan memanjang jaringan irigasi D.I Padawaras
penyelesaian potongan memanjang membutuhkan:
 muka air yang tepat yang dibutuhkan pada bangunan sadap
 panjang ruas saluran yang tepat
 kehilangan tinggi energi yang tepat pada bangunan
 kemiringan saluran yang tepat untuk setiap ruas saluran
 potongan melintang yang tepat
 lokasi ruas-ruas saluran yang harus diberi pasangan

Selama pembuatan perencanaan pendahuluan, dibuat asumsi-asumsi untuk


kehilangan tinggi energi di bangunan. Ini berarti bahwa karakteristik hidrolis
bangunan harus dihitung kembali berdasarkan hasil-hasil penyelidikan.
Sebelum potongan melintang saluran dapat ditentukan, karakteristik tanah
atau batuan dimana saluran akan dibuat harus diselidiki guna mengetahui:
- stabilitas talud (timbunan dan galian)
- penurunan tanggul timbunan
- kehilangan air akibat perkolasi
- erosi

Sifat-sifat tanah menentukan apakah standar yang diberikan untuk dimensi


saluran seperti diberikan masih dapat dipakai atau mungkin memerlukan
perubahan-perubahan jika :
 kemiringan talud disesuaikan demi stabilitas talud tersebut (m lebih
besar) atau bila saluran terletak pada formasi batuan (m lebih kecil)
 jika terdapat kehilangan air akibat perkolasi atau erosi maka diperlukan
pasangan (k lebih besar)
 aspek ekonomi atau tanah yang tersedia memerlukan penyesuaian
perbandingan antara lebar dasar dan kedalaman air (misalnya jika
saluran melewati daerah pedesaan).

III - 22
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

Dengan kehilangan tinggi energi yang tepat di bangunan, panjang ruas


saluran dan potongan melintang yang ada, mungkin diperlukan penyesuaian
kemiringan saluran.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam perencanaan detail saluran jaringan


irigasi DI Padawaras adalah:
a) menentukan kemiringan talut masing-masing ruas saluran (m)
b) menentukan ruas saluran yang akan diberi pasangan (k)
c) menentukan perbandingan b/h (n)
d) menghitung dimensi saluran dengan menggunakan kemiringan dari
perencanaan pendahuluan (Ia) dengan persamaan Strikler
e) mencek naiknya nilai banding IR ke arah hilir. Jika perbandingan itu
tidak bertambah, sesuaikan kemiringan saluran.
f) menentukan kehilangan tinggi energi yang tepat di bangunan
g) menghitung profil memanjang dengan menggunakan tabel perhitungan
(tetapi tanpa Io dan Ho dan dengan Ia dan Ha)
h) menyiapkan penggambaran potongan memanjang dan melintang
sesuai dengan KP-07 Standar Penggambaran.

Perencanaan Saluran Pembuang


1. Langkah-langkah Perencanaan Saluran Pembuang
a. Perencanaan pendahuluan
Perencanaan pendahuluan saluran pembuang jaringan pembuang D.I
dilakukan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a) Pemplotan trase saluran pada peta dengan skala 1 : 2.000
b) Penentuan luas daerah yang akan dibuang airnya dari peta dengan
skala 1 : 2.000
c) Penentuan muka air maksimum
d) Penetapan kehilangan tinggi energi untuk bangunan
e) Pembuatan profil memanjang sementara
f) Penyelusuran trase di lapangan dengan melakukan pengukuran
topografi sepanjang as saluran

III - 23
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

g) Penyesuaian trase saluran


h) Perhitungan debit rencana
i) Penentuan kemiringan rencana
j) Penentuan dimensi saluran
k) Pembuatan profil memanjang

b. Perencanaan Detail
Perencanaan detail saluran pembuang jaringan drainasi D.I Padawaras
meliputi:
a) Pengukuran trase
b) Ada sedikit penyesuaian as saluran
c) Perencanaan muka air dan debit akhir (definitif)
d) Dimensi akhir
e) Potongan melintang dan memanjang akhir

2. Trase

Trase saluran pembuang pada jaringan drainase D.I pada umumnya terletak di
daerah cekungan, jika mungkin mengikuti saluran pembuang yang ada. Untuk
saluran pembuang ekstern, saluran yang sudah ada akan lebih banyak
dikembangkan daripada saluran pembuang intern. Oleh karena itu trase baru
untuk jaringan pembuang intern harus ditentukan berdasarkan peta dengan
skala 1 : 5.000 di sepanjang daerah cekungan dan daerah-daerah rendah.

3. Debit Rencana
Pembuang Intern
Kapasitas rencana jaringan pembuang intern untuk sawah dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:

Qd = 1,62 A 0,90 DM
DM = D (3) / (3 x 8,64)
D(3) = R5 + 3 (IR - Et - P) - S

Dimana:

III - 24
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

Qd = Kebutuhan air drainasi (m3/dt)


DM = Drainasi modul (l/dt/ha)
A = Areal drainasi (ha)
D(3) = Runoff drainasi selama 3 hari (mm)
R5 = Curah hujan rencana 3 harian dengan periode ulang 5
= tahun(mm)
IR = Pemberian air irigasi (= 0 mm/hari pada kondisi banjir)
Et = Evapotranspirasi (mm/hari), dari hasil perhitungan Et
metode Penman (rata-rata) = 6 mm (kondisi
P = maksimum)
S = Perkolasi (= 0 mm/hari)
Penggenangan air (= 50 mm)

4. Perencanaan Saluran Pembuang yang Stabil


a. Umum
Perencanaan saluran pembuang pada jaringan drainasi DI Padawaras
dilaksanakan dengan prinsip memberikan hasil murah dalam biaya
pelaksanaan dan pemeliharaan. Untuk itu ruas saluran harus stabil, dengan
erosi dan sedimentasi yang minimal. Kecepatan rencana maksimal diambil
0.90 m/dt (indeks plastisitas PI = 17,70; Jenis tanah lempung pasiran; nilai
banding rongga 0,75; kedalaman air rencana rata-rata 0,90 m). Apabila
kemiringan dasar terlalu curam dan kecepatan maksimum yang diijinkan
akan terlampaui, maka dibuat bangunan pengatur (terjun) sederhana.

Pada perencanaan saluran pembuang yang memanfaatkan alur


pembuang/sungai alam, maka trasenya tidak dirubah, demikian juga dasar
dan taludnya, karena saluran alamiah ini sudah menyesuaikan potongan
melintang dan kemiringannya dengan alirannya sendiri. Dasar dan taludnya
mempunyai daya tahan yang lebih tinggi terhadap kikisan jika dibandingkan
dengan saluran pembuang yang baru dibangun dengan kemiringan talud
yang sama. Pemantapan saluran air dan sungai alamiah untuk menambah
kapasitas pembuang sering terbatas pada konstruksi tanggul banjir dan
sodetan dari lengkung meander.

III - 25
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

b. Kemiringan Rencana
Dari peta topografi skala 1 : 5.000 elevasi sawah dapat diplot pada grafik
memanjang. Muka air selama terjadi debit rencana harus dijaga agar tetap di
bawah elevasi sawah. Muka air hilir ditentukan oleh muka air pada titik
cabang atau muara (saluran pembuang yang tingkatnya lebih tinggi, atau
sungai), sehingga ini harus ditentukan lebih dahulu. Muka air di sungai
adalah muka air yang terjadi bertepatan dengan banjir yang terjadi 5 kali
setahun (Q1/5), Jika banjir lebih tinggi, maka terjadinya aliran balik harus
dicegah dengan memberi pintu bagian pengeluaran (outlet).

Dari elevasi air ini, garis dapat ditarik pada profil memanjang, sedemikian
sehingga elevasi tersebut tidak melebihi elevasi sawah. Garis ini menjadi
muka air rencana. Dari garis ini kemiringan saluran dapat dihitung.

c. Dimensi Saluran
Perbandingan lebar - kedalaman untuk saluran pembuang intern dengan
potongan melintang trapesium dapat diambil n = b/h = 3. Sedangkan
dimensinya dapat dihitung dengan persamaan Strikler dengan k = 30.

d. Kemiringan Dasar Saluran Pembuang Alamiah


Pada saluran pembuang alamiah yang digunakan untuk membawa
kelebihan air dari luar daerah, biasanya kemiringan dasar makin mengecil ke
arah hilir. Saluran itu harus dibagi-bagi menjadi bagian-bagian tertentu guna
menentukan kemiringan rencana. Berdasarkan kemiringan ini direncana
dasar air rendah. Elevasi dasar sungai diperoleh dari pengukuran pertama di
sepanjang sungai tersebut.
Dimensi dasar air rendah ditentukan oleh :
 muka air di bawah elevasi sawah
 elevasi dasar sungai
 kemiringan elevasi dasar sungai
Perhitungan untuk masing-masing bagian dibuat sebagai berikut :
a) Menentukan beda elevasi terkecil antara elevasi sawah dan elevasi
dasar sungai
b) Menentukan kecepatan aliran dengan persamaan Strikler dengan jari-

III - 26
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

jari hidrolis sama dengan R1 dan kemiringan dasar sungai I b, k


sebaiknya diambil 30 m1/3/dt
c)V = k R12/3 Ib1/2
d) Menentukan lebar dasar dengan persamaan :
e) A = B1h1 + mh12 = Q/V
f) B = (Q/V.h1) - mh1
g) Membandingkan lebar dasar yang sudah ada Be dengan lebar dasar
hasil perhitungan B. Bila Be lebih besar dari B maka hitung kembali
kedalaman air dengan persamaan Strikler.

e. Perencanaan Elevasi Tanggul


Selisih antara debit rencana dan debit puncak harus dibawa oleh luas dasar
di atas dasar air rendah. B1 adalah lebar terbesar B dan Be. Untuk
menentukan muka air puncak, aliran dianggap seragam.

3.4.3. Penggambaran
Penggambaran mengikuti Standar Perencanaan dan petunjuk KAK dengan hasil
kegiatan meliputi:
- Gambar hasil pengukuran dan pemetaan,
- Peta lay out bangunan utama dan bangunan pelengkapnya,
- Potongan memanjang dan melintang, detail bangunan utama dan bangunan
penunjang.
- Penggambaran mengacu pada KP-07, DJ Pengairan No. 185/KPTSA/1986
tentang Kriteria Perencanaan Bagian Standar Penggambaran.

3.4.4. Perhitungan BOQ


Berdasarkan gambar-gambar rencana rinci yang telah dipersiapkan, dibuat
perhitungan volume pekerjaan konstruksi.
3.4.5. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
Penyusunan perhitungan Rencana Anggaran Biayamengacu pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/PRT/M/2016 tentang
Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum, yang meliputi
namun tidak terbatas pada:
- Kuantitas dan harga satuan pekerjaan

III - 27
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

- Harga satuan pekerjaan dihitung berdasarkan hasil dari perhitungan suatu


analisis biaya
- Untuk menetukan harga satuan upah dan bahan yang tidak terdapat pada
standar harga satuan di daerah lokasi dilakukan survey harga di lapangan
dengan mengambil sampel sekurang-kurangnya 3 lokasi. Khusus untuk harga
satuan bahan duperhitungkan harga beli di tempat penjualan atau diantar ke
lokasi pekerjaan.
- Menghitung biaya-biaya tambahan di luar biaya dari perhitungan volume yaitu
biaya persiapan, mobilisasi dan demobilisasi personil dan alat, biaya-biaya
dokumentasi, dewatering dan lain-lain.
3.4.6. Penyusunan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan.
Adalah menyusun dokumen yang memuat prosedur dan tata cara operasi dan
pemeliharaan
3.4.7. Penyusunan Dokumen Pelelangan
Penyusunan dokumen lelang digunakan bagi keperluan pelelangan pekerjaan atau
pengadaan barang maupun jasa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
Penyusunan Dokumen Lelang harus meliputi ketentuan-ketentuan, komponen
bahan dan spesifikasi konstruksi, cara pengerjaan serta syarat pengendalian mutu.

3.5. KEGIATAN SOSIALISASI


Pertemuan Konsultasi Dengan Masyarakat (PKM) merupakan bentuk sosialisasi
yang dilaksanakan di lokasi yang dapat dijangkau oleh semua pihak yang
berhubungan dengan kegiatan pekerjaan, meliputi kegiatan sosialisasi dan
penggalian aspirasi masyarakat.
Konsultan juga menyiapkan Foto Dokumentasi denganspesifikasi foto-foto berwarna
dengan ukuran post card (9 cm x 12 cm) kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap
kemajuan progress fisik di lapangan. Pengambilan gambar/foto dapat dilakukan
pada awal, selama dalam dan akhir pelaksanaan setiap jenis kegiatan. Foto ini
harus ditempelkan pada laporan bulanan yang diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan. Setiap hasil cetakan foto harus diberi tanggal pengambilan dan
lokasinya. ada akhir pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyerahkan dua cetakan
foto berwarna disusun album beserta file nya.

3.6. LAPORAN – LAPORAN

III - 28
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

Setiap laporan harus disusun dalam Bahasa Indonesia dalam format kertas A4,
dijilid rapi, yang terdiri dari:
1. Rencana Mutu Kontrak (RMK)
RMK merupakan dokumen pengendalian mutu yang digunakan oleh
penyedia jasa dan pengguna jasa secara bersama–sama. RMK mencakup
Latar Belakang, Informasi Kegiatan, Sasaran Mutu, Persyaratan Teknis dan
Adminitrasi, Struktur Organisasi, Tugas Dan Tanggung Jawab dan
Wewenang, Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan, Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan, Jadwal Penggunaan Alat, Jadwal Penggunaan Bahan, Jadwal
Penugasan Personil, Rencana & Metode Verifikasi, Validasi, Monitoring,
Evaluasi, Inspeksi Dan Pengujian & Kriteria Penerimaan, Jadwal
Penyerahan Laporan, Daftar Kriteria Penerimaan, Daftar Induk Dokumen
dan Daftar Induk Rekaman / Bukti Kerja.
2. Laporan Bulanan
Laporan bulanan disusun untuk menyajikan kemajuan pelaksanaan
pekerjaan yang telah dilaksanakan dan rencana kerja konsultan pada
periode berikutnya. Pada laporan ini juga disajikan permasalahan dan
hambatan baik teknis dan non teknis yang terjadi selama masa pelaksanaan
pekerjaan serta metode penyelesaiaannya.

3. Laporan Pendahuluan
Penyusunan laporan pendahuluan dilakukan oleh team leader bersama
tenaga ahli. Laporan Pendahuluan berisi antara lain :
a. Hasil kajian awal dan temuan permasalahan yang ada
b. Rencana kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh
c. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
d. Jadwal kegiatan konsultan.
e. Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan
tentang metodologi, pelaksanaan pekerjaan, hasil pengumpulan
data, hasil kunjungan lapangan dan rencana kerja berikutnya.
f. Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya 30 hari sejak penandatanganan
SPMK.
4. Laporan Antara/ Laporan Interim

III - 29
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

Laporan Antara Laporan atau Laporan Interim disusun dan dipresentasikan


dimana didalamnya memberikan informasi tentang analisis debit, banjir
rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan
sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik
dan hasil laboratorium, serta desain awal bangunan pengendali daya
rusak dan ancangan perencanaan detail disain.
5. Laporan Akhir Sementara
Laporan Akhir Sementara atau Draft Laporan Akhir disusun dan
dipresentasikan dengan memberikan informasi tentang kegiatan hasil detail
desain yang mencakup antara lain: hasil investigasi lanjutan topografi,
geoteknik, hidrologi, hidrolika, perhitungan analisis desain, dan draft
gambar konstruksi bangunan beserta bangunan fasilitasnya. Draft dokumen
K3 (analisa resiko kegiatan kosntruksi), Skema Petak, Skema Bangunan,
Skema pembiayaan dan strategi pelaksanaan konstruksi, disamping
dokumen persetujuan dari warga sekitar lokasi untuk kesepakatan
persetujuan pelaksanaan proyek.
6. Laporan Akhir
Laporan akhir merupakan penyempurnaan draft laporan akhir, disusun
berdasarkan hasil diskusi laporan akhir sementara. Laporan ini berisi seluruh
hasil perencanaan teknis termasuk metode pekerjaan desain, perhitungan
desain, metode dan jadwal konstruksi, jadwal pelaksanaan, estimasi biaya,
paket konstruksi dan diskusi tentang dokumen Spesifikasi Teknik dan
Dokumen Tender. Laporan akhir ini dibuat setelah didiskusikan dan disetujui
pada diskusi Draft Laporan akhir.
7. Dokumen Tender
Dokumen Tender yang harus dipersiapkan terdiri atas:
a. Rencana anggaran biaya (RAB)
b. Gambar desain A1
c. Gambar desain A3
d. Dokumen tender, meliputi:
1. Tender drawing/Gambar-gambar untuk Tender
2. Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknis
3. Rencana Pelaksanaan Fisik dan Metode pelaksanaan Konstruksi
4. Daftar Kuantitas dan Harga Satuan
8. Gambar

III - 30
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya

Produk gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai
berikut:
a. Peta Situasi Bangunan dengan skala 1 : 200;
b. Gambar Potongan Memanjang dan Melintang Bangunan Prasarana
Penyediaan Air Baku dengan skala 1 : 100 – 1 : 200;
c. Gambar Detail Bangunan dengan skala 1 : 50 – 1 : 200;
d. Peta Detail Kepemilikan Lahan dengan skala 1 : 200.
9. Laporan Penunjang
Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi:
a. Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan Pemetaan;
b. Laporan Penyelidikan Geoteknik;
c. Dokumen BoQ dan RAB (meliputi analisis AHSP berdasarkan Permen
PU No. 11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum);
d. Dokumen Pelelangan;
e. Dokumen Pedoman O&P;
10. Data Digital
Data digital merupakan pengolahan dari data fisik menjadi bentuk digital
disampaikan dalam bentuk scan dan format asli dalam flash disk kapasitas
32 GB, meliputi tetapi tidak terbatas pada:
a. Dokumen Penawaran
b. Dokumen Kontrak
c. Dokumen Rencana Mutu Kontrak
d. Data Sekunder
e. Laporan Pendahuluan
f. Laporan Bulanan
g. Laporan Interim
h. Laporan Akhir Sementara
i. Laporan Akhir

***

III - 31

Anda mungkin juga menyukai