BAB III
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
3.1. UMUM
Dalam Pekerjaan ini Konsultan memakai dua pendekatan dimana satu dengan
lainnya saling berkaitan dan relevan untuk dielaborasi berkaitan dengan
pelaksanaan.
Pendekatan Operasional:
Untuk pelaksanaan pekerjaan Detail Engineering Design Jaringan Irigasi D.I.
Padawaras ini PT. Barunadri Engineering Consultant melibatkan tenaga ahli dari
berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan proyek perencanaan ini, dengan
didukung oleh fasilitas penunjang berupa peralatan yang memadai dan sistem kerja
paling efisien.
Pendekatan Teknis:
Metodologi yang dipakai ini juga tercatat dalam Rencana Mutu Kontrak (RMK),
sesuai dengan pendekatan dan penyelesaian masalah yang dapat diuraikan dan
berorientasi sebagai berikut:
III - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
Dengan adanya uraian kerangka acuan dan rapat-rapat penjelasan, maka akan
memudahkan kami dalam membuat usulan rencana kerja yang baik dan benar,
sehingga keseluruhan proses pengusulan akan berjalan seperti yang diinginkan.
Dengan suatu proses kerja yang teratur dan terperinci maka akan didapat suatu
hasil kerja yang memuaskan semua pihak terkait dalam pelaksanaan Pekerjaan ”
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi D.I. Padawaras”
Persiapan yang dilakukan antara lain kantor, peralatan pendukung dan mobilisasi
personil dan persiapan persiapan lainnya. Kegiatan awal dimulai PCM dan
menyiapkan RMK yang dipresentasikian kepada pengguna jasa. Setelah disetujui
sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan.
III - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
PERSIAPAN
Persiapan Kantor, Peralatan dan
Fasilitas, Mobilitas Personil,
SURVEY DAN PENGUKURAN
Koordinasi denganInstansi
Topografi PENYUSUNAN LAPORAN
(Bantuan Data dan Ijin Survey)
Geoteknik INTERIM
Ya Walkthrough
PENYUSUNAN RMK
Diskusi dan Ya
Menyusun Rencana Mutu Kontrak
Asistensi RMK Tidak
revisi?
Presentasi
Presentasi Laporan Laporan Interim
SURVEY PENDAHULUAN Pendahuluan
Tidak revisi?
Dinamika Area Irigasi revisi?
Permasalahan Kebutuhan Air
Ya
Tidak
PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
Data-Data Teknis PENYUSUNAN LAPORAN PERTEMUAN KONSULTASI
Data-Data Non Teknis PENDAHULUAN DENGAN MASYARAKAT
Menjaring pendapat
masyarakat setempat
Ya
Ya
Tidak
PENYUSUNAN DRAFT
PRESENTASI DRAFT Tidak
FINALISASI LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR SELESAI
LAPORAN AKHIR DAN LAPORAN PENDUKUNG
revisi?
Ya
Gambar 3.1. Bagan Alir Pekerjaan Detail Engineering Design Jaringan Irigasi D.I.
Padawaras.
III - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
Adapun uraian kegiatan lebih lanjut tentang pengumpulan data sekunder, meliputi:
III - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
Semua pengukuran diikatkan terhadap titik referensi yang ditunjuk atau disetujui
pengawas pekerjaan
B. Pengukuran Sungai
III - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
Stroke pengukuran meliputi badan sungai, bantaran sungai dan tanggul banjir.
C. Kerangka Poligon
Alat ukur yang dipakai untuk mengukur sudut horisontal adalah alat ukur total
station yang dilengkapi dengan beberapa alat bantu seperti statif, rambu dan unting-
unting. Pengukuran sudut horisontal dilakukan dengan metode repetisi. Dalam teori,
sudut diukur secara berulang-ulang, misalnya direncanakan n kali sudut diukur,
maka sudut teratakan adalah 1/n dari jumlah pengukuran sejumlah n.
E. Pengukuran Jarak
Pengukuran jarak dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
pelaksanaan di lapangan, jarak diukur secara tidak langsung yaitu dengan metode
optis. Pengukuran jarak secara optis adalah pengukuran jarak dengan
menggunakan alat ukur sudut dan rambu ukur.
Dh = A (ba - bb ) Sin2 z
Dengan,
Dh = jarak horisontal
A = konstanta pengali
ba = bacaan benang atas
bb = bacaan benang bawah
h = sudut miring ukuran
z = sudut zenit ukuran
III - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
ba
bt
bb
z
Dh
B
A
Asimuth adalah sudut yang dibentuk oleh meredian melalui pengamat dan garis
yang menghubungkan pengamat dengan target, diukur searah jarum jam dari arah
utara meredian. Asimuth untuk mendefinisikan jurusan awal dari suatu kerangka
geodetis dan dapat dipakai sebagai kontrol asimuth atau kontrol sudut pada suatu
kerangka horisontal peta.
Metode penentuan asimuth dengan pengamatan astronomis ada dua macam, yaitu
penentuan asimuth dengan pengamatan matahari dan bintang. Dalam pelaksanaan
di lapangan, metode yang digunakan adalah dengan pengamatan matahari. Prinsip
penentuan asimuth dengan matahari adalah pengukuran tinggi matahari (h) dan
sudut horisontal (j) yaitu sudut dari tempat berdiri alat-target-matahari.
III - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
Pengukuran Sipat Datar Profil, untuk mengetahui profil atau tampang tubuh tanah
dari suatu trace, trace saluran, jalan raya, pipa air minum dan lain-lain. Sipat datar
profil dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
Sipat datar profil memanjang adalah pekerjaan sipat datar sepanjang sumbu
yang ditentukan untuk memperoleh gambaran tinggi titik-titik pada sumbu
tersebut, dan
Sipat datar profil melintang adalah pengukuran sipat datar profil yang tegak lurus
pada sipat datar profil memanjang.
H. Pengukuran Detil
Jadi setiap perbedaan topografi medan pada jarak yang memungkinkan diadakan
pengamatan. Pengukuran Detil Planimetris, dilakukan dengan beberapa cara untuk
melakukan pengukuran detil planimetri antara lain :
III - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
Meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub kritis; tidak terkena
pengaruh arus balik dan aliran lahar.
- Durasi dan periode pelaksanaan :
Lama pengukuran debit tergantung dari keadaan aliran pada saat pengukuran
jika aliran rendah pengukuran debit dilaksanakan dua kali dalam sekali periode
waktu pengukuran dan jika kondisi banjir pengukuran debit dilaksanakan
sekali dalam periode waktu pengukuran sedangkan periode pelaksanaan
pengukuran tergantung dari musim, jika musim kemarau pengukuran debit
dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim penghujan
pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3 kali setiap
bulannya
- Keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang
harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain
dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan di rawat dengan baik
- Kemampuan tim pengukuran
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan
alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan
dengan merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan
menggunakan kereta gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter
baling-baling sesuai dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena
berbagai hal, misalnya keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut
jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat maka
dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai dengan SNI
03-2820- 1992.
3.3.3. Penyelidikan Geoteknik
Kegiatan penyelidikan geoteknik lapangan diperlukan untuk mengetahui data
karakteristik mekanika tanah lokasi rencana bangunan. Penyelidikan geoteknik
lapangan mencakup kegiatan pengeboran dengan bor tangan dan pengambilan
sampel.
3.3.4. Uji Laboratorium
Uji laboratorium terdiri dari : Penyelidikan geoteknik laboratorium dengan hasil uji
yang diperlukan:
III - 9
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
- Index properties, mencakup : berat isi, berat jenis, kadar air, gradasi butiran dan
batas-batas atterberg.
- Engineering properties, mencakup : uji triaxial (CU) dan uji permeabilitas.
III - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
b. Perencanaan Detail
III - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
III - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
Setiap bangunan sadap diberi nomor patok STA. Titik nol diambil pada titik
pengambilan saluran. Angka nomor patok dicantumkan pada tabel
perencanaan.
Untuk memperoleh muka air yang diperlukan (RWL) pada bangunan bagi pada
jaringan irigasi Padawaras tersebut, muka air yang diperlukan (P) untuk setiap
bangunan sadap harus ditentukan lebih dahulu seperti berikut:
P = A + a + b + mc + d + nc + f + g + h + L
Dimana:
P = muka air yang dibutuhkan di saluran sekunder
A = elevasi sawah dengan elevasi yang menentukan
a = lapisan air di sawah (= 10 cm)
b = kehilangan tinggi energi pada saluran kuarter sampai sawah(= 5 cm)
c = kehilangan tinggi energi di boks kuarter (= 5 cm)
d = kehilangan air di saluran irigasi = I x L
e = kehilangan tinggi energi di boks tersier (= 5 cm)
f = kehilangan tinggi energi di gorong-gorong (= 5 cm)
g = kehilangan tinggi energi di bangunan sadap tersier =1/3 H
h = variasi muka air = 0,18 h100 (sekitar 0,05 - 0,30 cm)
L = kehilangan tinggi energi di bangunan petak tersier lainnya
m = jumlah boks kuarter di trase tersebut
n = jumlah boks tersier di trase saluran
7. Kapasitas Rencana
III - 13
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
III - 14
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
Kemiringan yang ada (Io) sekarang dapat dihitung untuk masing-masing ruas :
RWLu−RWLd−Δ Ho
lo=
L
Dimana:
RWLu = muka air yang dibutuhkan di bangunan sadap hulu
RWLd = muka air yang dibutuhkan di bangunan sadap hilir
Ho = jumlah perkiraan kehilangan tinggi energi di bangunan di ruas
saluran yang bersangkutan.
Kadang-kadang muka air yang diperlukan di bangunan sadap hulu lebih rendah
dari pada di bangunan sadap hilir, Io-nya minimum.
Pada kemiringan yang lebih curam, Io mungkin terlalu tinggi, sehingga terjadi
erosi. Kemudian kemiringan harus dijaga agar tetap di bawah garis kecepatan
dasar rencana.
III - 15
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
karena muka air tersebut dapat juga ditentukan dengan kebutuhan muka air
ruas-ruas di saluran hilir.
III - 16
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
Saluran Keterangan K
Tanah Q > 10 45
5 < Q < 10 42,5
1<Q<5 40
1 > Q dan saluran 35
tersier
III - 17
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
Harga n yang tinggi untuk debit-debit yang lebih besar adalah perlu, sebab
jika tidak, kecepatan rencana akan melebihi batas maksimum yang diijinkan.
Lebih-lebih lagi, saluran yang lebih lebar mempunyai variasi muka air sedikit
saja dengan debit yang berubah-ubah, dan ini mempermudah pembagian
air. Pada saluran yang lebar, efek erosi atau pengikisan talud saluran tidah
terlalu berakibat serius terhadap kapasitas debit. Karena ketinggian air yang
terbatas, kestabilan talud dapat diperoleh tanpa memerlukan bahu (berm)
tambahan.
1.50 - 1.5
10.00
10.00 - 2.0
40.00
Talud yang lebih landai dari yang telah disebutkan dalam tabel di atas harus
dipakai apabila diperkirakan akan terjadi rembesan kedalaman saluran.
Untuk tanggul yang tingginya lebih dari 3 meter lebar bahu (berm) tanggul
harus dibuat sekurang-kurangnya 1 meter (setiap 3 m).
III - 18
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
c. Kecepatan Rencana
Kecepatan aliran rencana dalam perencanaan saluran irigasi D.I Padawaras
disesuaikan dengan jenis tanah dimana saluran dibangun. Kecepatan aliran
rencana sangat erat hubungannya dengan kemiringan, kemiringan yang
semakin besar maka kecepatannya juga makin besar.
Biasanya kecepatan rencana diambil kecepatan rencana yang lebih besar
sebab akan diperoleh penampang saluran yang lebih kecil, tetapi harus
dilihat apakah dengan kecepatan yang makin besar tuntutan elevasi air
rencana masih dapat dipenuhi dan apakah tidak terjadi gerusan begitu juga
apabila elevasi air rencana tidak terpenuhi apakah dengan memperkecil
kecepatan rencana tidak mengakibatkan sedimentasi di saluran. Kecepatan
yang diijinkan untuk saluran irigasi adalah sebagai berikut:
Tanah 1,00
Pasangan batu 2,00
Beton 3,00
d. Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan berguna untuk menaikkan muka air di atas tinggi muka air
maksimum dan mencegah kerusakan tanggul saluran. Meningginya muka air
sampai di atas tinggi yang telah direncanakan bisa disebabkan oleh
penutupan pintu secara tiba-tiba di sebelah hilir, variasi ini akan bertambah
dengan membesarnya debit. Meningginya muka air dapat pula diakibatkan
pengaliran air buangan ke dalam saluran. Kriteria tinggi jagaan saluran
adalah sebagai berikut :
III - 19
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
0,50
0,5 - 1,5 0,60 0,20
1,5 - 5,0 0,75 0,25
0,5 - 10,0 0,85 0,30
10,0 - 15,0 1,00 0,40
> 15,0 0,50
e. Lengkung Saluran
Lengkung yang diijinkan untuk saluran tanah bergantung kepada ukuran dan
kapasitas saluran, jenis tanah dan kecepatan aliran.
Jari-jari minimum lengkung seperti yang diukur pada as harus diambil
sekurang-kurangnya 8 kali lebar atas pada lebar permukaan air rencana.
Jika lengkung saluran diberi pasangan, maka jari-jari minimumnya dapat
dikurangi. Pasangan semacam ini sebaiknya dipertimbangkan apabila jari-
jari lengkung saluran tanpa pasangan terlalu besar untuk keadaan topografi
setempat.
Panjang pasangan harus dibuat paling sedikit 4 kali ke dalam air pada
tikungan saluran. Jari-jari minimum untuk lengkung saluran yang diberi
pasangan harus seperti berikut : 3 kali lebar permukaan air untuk saluran-
saluran kecil (< 0,6 m3), dan sampai dengan 7 kali lebar permukaan air untuk
saluran-saluran yang besar, (> 10 m3/dt).
f. Lebar Tanggul
III - 20
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
b. Penentuan as saluran
Untuk perencanaan pendahuluan as saluran pada perencanaan jaringan
irigasi Padawaras, lokasi bangunan dan panjang ruas saluran hanya diambil
dari peta saja, jadi tidak tepat.
III - 21
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
III - 22
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
III - 23
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
b. Perencanaan Detail
Perencanaan detail saluran pembuang jaringan drainasi D.I Padawaras
meliputi:
a) Pengukuran trase
b) Ada sedikit penyesuaian as saluran
c) Perencanaan muka air dan debit akhir (definitif)
d) Dimensi akhir
e) Potongan melintang dan memanjang akhir
2. Trase
Trase saluran pembuang pada jaringan drainase D.I pada umumnya terletak di
daerah cekungan, jika mungkin mengikuti saluran pembuang yang ada. Untuk
saluran pembuang ekstern, saluran yang sudah ada akan lebih banyak
dikembangkan daripada saluran pembuang intern. Oleh karena itu trase baru
untuk jaringan pembuang intern harus ditentukan berdasarkan peta dengan
skala 1 : 5.000 di sepanjang daerah cekungan dan daerah-daerah rendah.
3. Debit Rencana
Pembuang Intern
Kapasitas rencana jaringan pembuang intern untuk sawah dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
Qd = 1,62 A 0,90 DM
DM = D (3) / (3 x 8,64)
D(3) = R5 + 3 (IR - Et - P) - S
Dimana:
III - 24
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
III - 25
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
b. Kemiringan Rencana
Dari peta topografi skala 1 : 5.000 elevasi sawah dapat diplot pada grafik
memanjang. Muka air selama terjadi debit rencana harus dijaga agar tetap di
bawah elevasi sawah. Muka air hilir ditentukan oleh muka air pada titik
cabang atau muara (saluran pembuang yang tingkatnya lebih tinggi, atau
sungai), sehingga ini harus ditentukan lebih dahulu. Muka air di sungai
adalah muka air yang terjadi bertepatan dengan banjir yang terjadi 5 kali
setahun (Q1/5), Jika banjir lebih tinggi, maka terjadinya aliran balik harus
dicegah dengan memberi pintu bagian pengeluaran (outlet).
Dari elevasi air ini, garis dapat ditarik pada profil memanjang, sedemikian
sehingga elevasi tersebut tidak melebihi elevasi sawah. Garis ini menjadi
muka air rencana. Dari garis ini kemiringan saluran dapat dihitung.
c. Dimensi Saluran
Perbandingan lebar - kedalaman untuk saluran pembuang intern dengan
potongan melintang trapesium dapat diambil n = b/h = 3. Sedangkan
dimensinya dapat dihitung dengan persamaan Strikler dengan k = 30.
III - 26
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
3.4.3. Penggambaran
Penggambaran mengikuti Standar Perencanaan dan petunjuk KAK dengan hasil
kegiatan meliputi:
- Gambar hasil pengukuran dan pemetaan,
- Peta lay out bangunan utama dan bangunan pelengkapnya,
- Potongan memanjang dan melintang, detail bangunan utama dan bangunan
penunjang.
- Penggambaran mengacu pada KP-07, DJ Pengairan No. 185/KPTSA/1986
tentang Kriteria Perencanaan Bagian Standar Penggambaran.
III - 27
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
III - 28
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
Setiap laporan harus disusun dalam Bahasa Indonesia dalam format kertas A4,
dijilid rapi, yang terdiri dari:
1. Rencana Mutu Kontrak (RMK)
RMK merupakan dokumen pengendalian mutu yang digunakan oleh
penyedia jasa dan pengguna jasa secara bersama–sama. RMK mencakup
Latar Belakang, Informasi Kegiatan, Sasaran Mutu, Persyaratan Teknis dan
Adminitrasi, Struktur Organisasi, Tugas Dan Tanggung Jawab dan
Wewenang, Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan, Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan, Jadwal Penggunaan Alat, Jadwal Penggunaan Bahan, Jadwal
Penugasan Personil, Rencana & Metode Verifikasi, Validasi, Monitoring,
Evaluasi, Inspeksi Dan Pengujian & Kriteria Penerimaan, Jadwal
Penyerahan Laporan, Daftar Kriteria Penerimaan, Daftar Induk Dokumen
dan Daftar Induk Rekaman / Bukti Kerja.
2. Laporan Bulanan
Laporan bulanan disusun untuk menyajikan kemajuan pelaksanaan
pekerjaan yang telah dilaksanakan dan rencana kerja konsultan pada
periode berikutnya. Pada laporan ini juga disajikan permasalahan dan
hambatan baik teknis dan non teknis yang terjadi selama masa pelaksanaan
pekerjaan serta metode penyelesaiaannya.
3. Laporan Pendahuluan
Penyusunan laporan pendahuluan dilakukan oleh team leader bersama
tenaga ahli. Laporan Pendahuluan berisi antara lain :
a. Hasil kajian awal dan temuan permasalahan yang ada
b. Rencana kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh
c. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
d. Jadwal kegiatan konsultan.
e. Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan
tentang metodologi, pelaksanaan pekerjaan, hasil pengumpulan
data, hasil kunjungan lapangan dan rencana kerja berikutnya.
f. Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya 30 hari sejak penandatanganan
SPMK.
4. Laporan Antara/ Laporan Interim
III - 29
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
III - 30
LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Engineering Design Jaringan Irigasi DI Padawaras Di Kab. Tasikmalaya
Produk gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai
berikut:
a. Peta Situasi Bangunan dengan skala 1 : 200;
b. Gambar Potongan Memanjang dan Melintang Bangunan Prasarana
Penyediaan Air Baku dengan skala 1 : 100 – 1 : 200;
c. Gambar Detail Bangunan dengan skala 1 : 50 – 1 : 200;
d. Peta Detail Kepemilikan Lahan dengan skala 1 : 200.
9. Laporan Penunjang
Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi:
a. Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan Pemetaan;
b. Laporan Penyelidikan Geoteknik;
c. Dokumen BoQ dan RAB (meliputi analisis AHSP berdasarkan Permen
PU No. 11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum);
d. Dokumen Pelelangan;
e. Dokumen Pedoman O&P;
10. Data Digital
Data digital merupakan pengolahan dari data fisik menjadi bentuk digital
disampaikan dalam bentuk scan dan format asli dalam flash disk kapasitas
32 GB, meliputi tetapi tidak terbatas pada:
a. Dokumen Penawaran
b. Dokumen Kontrak
c. Dokumen Rencana Mutu Kontrak
d. Data Sekunder
e. Laporan Pendahuluan
f. Laporan Bulanan
g. Laporan Interim
h. Laporan Akhir Sementara
i. Laporan Akhir
***
III - 31