METAFORMA CONSULTANT
3 PEDEKATAN PEKERJAAN
3.1.1. UMUM
Uraian pada butir ini menjelaskan tentang tahapan pekerjaan, pendekatan teknis
yang akan dilakukan dan metodologi pelaksanaan serta analisa teknis pengerahan
1. Standar teknis yang digunakan dalam perencanaan adalah sesuai dengan SKSNI
yang terdapat dalam “Daftar Standar Bidang Konstruksi dan Bangunan” yang
Umum.
Peraturan-peraturan turunannya.
3. Perencanaan didasarkan kepada hasil studi yang ada, Hasil Survey Bathimetri
dan survey lokasi Potensi serta mengacu kepada aspek lingkungan dan
effect).
Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah disebutkan bahwa, lingkup kegiatan
secara garis besar meliputi beberapa butir kegiatan pokok pembahasan. Dari butir
tanggapan terhadap KAK, maka item tersebut akan di sederhanakan tanpa merubah
2. Pekerjaan Lapangan
4. Detail Desain
5. Pelaporan
Secara garis besar kegiatan ini dapat digambarkan dalam tahapan-tahapan seperti
Mulai
Kegiatan Persiapan :
Persiapan Administrasi dan Teknis
Mobilisasi Personil dan Peralatan Kantor
Pengupulan Data :
Data Belawan (adm, fisik, sosek, sarana-prasarana)
Data Topografi
Data Hidrologi
Studi-Studi Terdahulu
Data-Data Lain yang Diperlukan
Peninjauan Lapangan
Diskusi
Revisi
Pekerjaan Lapangan
Analisis Data
Revisi
Tidak
Asistensi
Ya
Laporan Antara
Revisi
Diskusi
Detail Desain
Rencana Pengembangan (Pengaturan Zonasi, Layout Pelabuhan, Block Plan)
Rencana Teknis (Alur Pelayaran, Dermaga, Reklamasi Area, TPI, Instalasi Air Bersih dan sanitasi Lingkungan
Penggambaran
Revisi
Tidak
Diskusi
Ya
Laporan Akhir
Selesai
pengadaan peralatan data, dan lain sebagainya, Review data sebelumnya (desk
3. Memanfaatkan data pokok wilayah studi yang sudah ada untuk penyusunan
laporan awal.
maupun bentuk akhir yang akan dicapai dari masing-masing kegiatan yang
dilakukan.
adalah merupakan tahapan yang sangat penting sebagai penyedia informasi yang
akurat dan realibel. Apabila data yang diperoleh kurang akurat dan realibel maka
laporan yang kurang representative dengan kondisi lapangan serta detail desain
yang dihasilkan kurang dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu maka
Data-data di lapangan tersebut dapat bersifat primer maupun sekunder. Untuk data
struktur maupun besaran prasarana yang dibutuhkan sesuai dengan perkiraan arus
lalu lintas barang atau volume kegiatan yang akan dilayani oleh pelabuhan.
Sedangkan data yang bersifat primer dilakukan dengan melakukan kajian langsung
tanah dll.
Sebagaimana telah disamapikan dalam Kerangka Acuan Kerja maka ruang lingkup
pekerjaan ini diantaranya adalah survey untuk mengetahui sosia ekonomi dan
kegiatan perikanan pada sekitar lokasi. Survei sosial ekonomi perikanan pada
ekonominya. Survey untuk sosial ekonomi tersebut untuk memperoleh dua jenis
data yaitu:
diusulkan
Topografi
Geologi
Hidrologi
Iklim
Ketenagakerjaan
Perekonomian
Adapun data sosial ekonomi nelayan yang dikumpulkan meliputi segala aspek yang
Pendapatan/sisa hasil usaha, biaya eksploitasi, jumlah hari operasi per trip,
jumlah hari operasi per tahun, harga jual ikan, biaya retribusi lelang, biaya
Pelabuhan Perikanan.
Adapun survey kegiatan perikanan ini adalah untuk memperoleh data tentang
perikanannya. Data ini meliputi semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan-
dapat dieksploitasi.
lain.
Produksi meliputi jenis ikan, jumlah, harga rata-rata, mutu dan nilainya.
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bahwa selain survey sosial ekonomi dan
perikanan maka pengumpulan data dilapangan ini adalah survey kondisi fisik lokasi.
Data yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini pun terdiri dari dua jenis yaitu data
sekunder dan data primer. Data primer adalah data yang didapatkan dari lapangan
sedang data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh tanpa harus
mendatangi wilayah kajian. Data sekunder umumnya diperoleh dari dari instansi-
instansi terkait.
Ruang lingkup pekerjaan survey kondisi fisik lokasi yang bersifat data sekunder
Data Angin
(BMG) Pusat (di Jakarta) atau stasiun pengamatan terdekat dengan lokasi
5 tahun).
Pasang surut (pasut) diakibatkan oleh gaya tarik-menarik antara air laut
AL). Jika data pasut di wilayah perencanaan belum termasuk dalam tabel
yang disediakan oleh Dishidros TNI AL, maka data pasut di tempat tersebut
Untuk itu harus dicari persamaan bidang terbaik (misalnya dengan metoda
least square) yang melalui titik-titik yang data pasutnya diketahui. Kemudian
perencanaan.
pengamatan pasang surut yang akan dilakukan pada saat survei. Dari hasil
Peta Topografi
perencanaan.
Data Klimatologi
Yang dimaksud dengan data dari sumber lain adalah data-data yang belum
sekitarnya, antara lain data sosial ekonomi dan kependudukan dari Biro
Sedangkan ruang lingkup pekerjaan survey kondisi fisik lokasi yang bersifat
Studi awal dan studi untuk identifikasi didasarkan pada peta-peta yang ada.
direksi pekerjaan.
Tujuan :
posisi kenampakan yang ada baik untuk area darat. Hasil dari Survey ini
kemudian digambar setelah dicetak (hard copy) dijilid rapi kemudin diberi
sampul dan soft copy deserahkan dalam bentuk CD. Adapun hasil pekerjaan
Foto-foto CP & BM
2. Pengukuran polygon
3. Pengukuran waterpass
b. Perhitungan.
1. Perhitungan polygon
2. Perhitungan waterpass
3. Perhitungan situasi
a) Pengukuran
1. Rintisan dan pemasangan patok-patok dan pilar-pilar.
memudahkan pengukuran.
beton. Pilar-pilar tersebut dipasang pada tempat yang aman, stabil serta
mudah ditemukan, ukuran cp. dan bm. dapat dilihat pada lampiran.
bambu.
Patok-patok dibuat dari kayu dolken dengan diameter 5-8 Cm, atau
pangkal bambu yang keras, pada bagian atas patok dicat dengan warna
(konsultasi bila perlu), maka kemudian dilakukan pemasangan Bench Mark (BM)
Pemasangan Bench Mark (BM) di lapangan sebagai titik-titik tetap yang diketahui
kordinatnya dalam sistim koordinat peta yang telah dibuat, dimaksudkan sebagai
data yang dipasang di lapangan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
sebagai berikut :
5 km. Patok tersebut harus ditanam sedemikian rupa sehingga bagian patok
yang diatas tanah adalah lebih kurang 20 cm, di bagian atas patok BM
Patok beton paralon (CP/Control Point) dengan ukuran 3" - 60 cm, dipasang
diantara patok beton BM. Patok CP juga dibuat diseberang patok BM untuk
Baik patok beton BM, Paralon maupun patok kayu harus diberi tanda (BM
Beugel 6 - 15 PU.
BG.
1.0 0.4 01
Beton 1 : 2 : 3
Tulangan 4 8
0.1
Tanah Keras
0.2
Pasir dipadatkan
0.50
PVC 3 "
Spesi beton cor 1 : 2 : 3
Pen Kuningan Level
T empat Label CP
Paku Seng
8 cm
60 cm
gambar berikut
Konsep dasar penentuan posisi dengan GPS adalah reseksi jarak, yaitu dengan
pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah
diketahui. Secara vektor, prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS diperlihatkan
Pada pengamatan dengan GPS, yang dapat diukur adalah jarak antara pengamat
dengan satelit (bukan vektornya), agar posisi pengamat dapat ditentukan maka
Secara garis besar metode penentuan posisi dengan GPS dapat dikelompokkan atas
metode yaitu absolute dan defferensial. Penentuan posisi secara absolut umumnya
disebut point positioning adalah metode penentuan posisi secara instan dengan
menggunakan satu receiver dan tipe navigasi, metode mi tidak dimaksudkan untuk
untuk pelayanan navigasi. Penentuan posisi secara defferensial, posisi suatu titik
dua receiver dan tipe pemetaan ataupun tipe geodetik. Ilustrasi pengukuran posisi
berikut :
Posisi yang diberikan adalah posisi 3-D, yaitu (X,Y,Z) atau (L,B,H)
Datum dan posisi yang diperoleh adalah WGS (World Geodetic Systems)
Posisi titik dapat ditentukan terhadap pusat massa bumi ataupun terhadap
Spektrum ketelitian posisi yang diberikan berkisar dan sangat teliti (orde :
2. Pengukuran Poligon.
Sudut diukur dengan satu seri (biasa dan luar biasa) dengan ketelitian ± 15
Jarak diukur dengan pita ukur baja dilakukan dua kali (pergi-pulang) dengan
Jalur poligon dibuat dalam kring tertutup dan bagian sungai berada didalam
kring tersebut.
Pengukuran poligon diikatkan pada titik tetap geodetis (dalam hal ini titik
triangulasi) dan titik tersebut harus masih dalam keadaan baik serta
azimut suatu sisi dengan pengamatan matahari pada setiap jarak ± 5 Km.
Azimuth matahari digunakan untuk menentukan azimuth awal hitungan poligon dan
Pada sisi yang dibentuk oleh dua titik yang telah diketahui koordinatnya,
B (XB,YB)
AB
A(XA,YB)
( X B−X A )
α AB= Arcus tangen ( Y B−Y A )
dimana : (XA, YA) koordinat A
(XB, YB) koordinat B
α AB= azimuth dari titik A ke titik B
Apabila kondisi pengarah BM yang ada (pasangan BM) tidak didapatkan,
azimuthnya.
AB
M
M
B
α AB = M + S
Dimana :
3. Pengukuran Waterpass.
ada didekat daerah pengukuran atau titik referensi lain yang ditetapkan oleh
- Pembacaan rambu dengan tiga benang (benang atas, tengah dan bawah).
4. Pengukuran situasi/penampangan.
dimana :
D optis = Jarak optis
H = Beda tinggi
α = sudut miring.
Alat yang digunakan adalah Theodolite T-0
Posisi tiitik ditentukan oleh arah dan jarak atau sudut dan jarak
Semua kenampakan yang ada baik alami maupun buatan manusia harus
m kekiri dihitung dan tepi sungai, ditambah lebar sungai, kecuali untuk
aliran sungai
- Detail yang diukur pada setiap penampang melintang minimal 11 titik terdiri
dan 3 titik pada bagian tepi kiri sungai, 5 titik pada bagian sungainya, 3 titik
yang lurus, pada bagian sungai yang berbelok-belok dibuat lebih rapat.
menyolok seperti batas sawah, kampung, lembah bukit, jembatan dan lain-
lain.
- Pada lokasi Sungai yang cukup dalam dan lebar yang tidak mungkin
Sungai.
3
2
1
P3
Theodolite Pengamat
1 2 3 f
b c
d e
l l l
d1
d2
Keterangan :
Titik 1,2 dan 3 elevasinya = titik 1 = elevasi d (muka air) - (bacaan echosounder d1
+ l transducer)
b) Perhitungan.
b.1. Perhitungan terdiri dan perhitungan sementara dan perhitungan
defenitif
b.2. Perhitungan sementara dilakukan di lapangan yang berguna
untuk pengecekan hasil pengukuran.
b.3. Perhitungan definitif dilakukan di kantor, dan hasil
perhitungan ini data lapangan siap dituangkan dalam
bentuk gambar.
c) Penggambaran.
Gambar hasil pengukuran dibuat dalam bentuk Autocad dan print out
Persiapan
- Personil
- Peralatan Ukur
Pemasangan
- BM & CP
- Patok Kayu
Pengukuran
Pengukuran Kerangka
Situasi Bangunan
Pengukuran Pengukuran
Kerangka Horisontal Kerangka Vertikal
Pengukuran Pengukuran
Kerangka Vertikal Situasi Detail
Pengukuran
Situasi / Cross
Penggambaran
- Peta Situasi
- Potongan Memanjang
- Potongan Melintang
Penggambaran
- Peta Situasi
- Potongan Memanjang
- Potongan Melintang
Laporan
Pengukuran
Topografi
Persiapan
- Jalur Poligon
- Titik Acuan
- Letak BM / CP
Pengukuran
- Sudut Horisontal
- Sudut Vertikal
- Jarak Miring
MemenuhiS
yarat
Ya
Hitung Perataan
( Koreksi )
Persiapan
- Jalur Waterpass
- Elevasi Acuan
- Letak BM / CP
Pengukuran
- Per Jalur
- Per Seksi
- Per Kring
Hitungan
Tidak
Beda Tinggi Jalur
Hitungan Syarat
Beda Tinggi Seksi Ketelitian
Ya Titik Referensi
Hitungan Elevasi ( Z )
Beda Tinggi Seksi
Peralatan Dan Koreksi
Elevasi
- BM & CP
- Patok Kayu
Perhitungan Elevasi
- Detail Situasi
- Potongan Memanjang
- Potongan Melintang
Persiapan
Jalur Patok
Alat
Pengukuran
Situasi
Jarak Miring
DM = c ( BA - BB )
Elevasi Patok
Hasil Pengukuran
Sipat Datar
Penggambaran
Detail
Persiapan
Jalur Patok
Alat
Pengukuran Profil
Melintang ( Tachimetri )
Jarak Miring
DM = c ( BA - BB )
Elevasi
Titik Acuan
Penggambaran
Potongan Melintang
2) Survey Bathimetri
dengan skala 1:2.000, dengan interval kontur 0,5 m; profil, dengan skala
Penggambaran.
sebagai berikut:
dari titik awal sampai ke titik akhir dari kawasan survei. Jarak antar jalur
Titik awal dan akhir untuk tiap jalur sounding dicatat dan kemudian di-
3.8.
JALUR SOUNDING
LAUT
LOKASI PPI
Peralatan Survei
fasilitas ini, kontrol posisi dalam kerangka horisontal dari suatu titik
tetap di darat tidak lagi diperlukan. Selain fasilitas GPS, alat ini
alat ini dan perlengkapannya pada perahu dapat dilihat pada Gambar
E.10.
data yang di-download dari alat GPSMap setiap 300 kali pencatatan
data.
antara lain:
data dari alat ke komputer, dan lebih baik tertutup dan bebas
rendah.
sounding.
air di laut.
Gambar 3.9 Reader alat GPSMap yang digunakan dalam survei batimetri.
SATELIT
READER
ANTE NA ANTENA
DAS AR LAUT
3) Survei Hidro-Oceanografi
kondisi perairan setempat yaitu kondisi pasang surut, arus, dan sedimen.
berikut :
Pasang Surut
A. Peralatan
1. Rambu ukur
3. Perlengkapan pencatatan
B. Metoda Pelaksanaan
dimana;
T.P = Tinggi titik patok terdekat dengan peilschaal.
BT.1 = Bacaan benang tengah di patok.
BT.2 = Bacaan benang tengah di peilschaal.
Penyelidikan Lapangan
menjadi 2 titik.
Maksud
type drilling machine) yang dilengkapi dengan tabung penginti (core barrel)
Prosedur Pelaksanaan
memperoleh contoh dan inti. Pusaran air Lumpur tidak boleh terjradi
dan ukuran mata bor, tabung penginti dan alat pengambil contoh, air
tanah, elevasi dimana dijumpai air dengan tekanan sangat besar, tebal
- Pada waktu memeri formasi batuan, harus dipakai reaming shell guna
harus dlpakai pipa pelindung baja guna mencegah agar dinding lubang
tidak runtuh.
- Hanya bahan yang diambil dari tabung penginti saja yang boleh
tidak boieh dianggap sebagai contoh. Untuk mengatasi hal ini harus
- Setiap kali pemboran selesai, lubang bor harus ditandai dan tanda ini
harus diplot pada gambar. Lokasi dan elevasi lubang bor yang telah
pekerjaan.
kemajuan pemboran.
i. Nama proyek
iv. Inisial dan kedalaman akhir dimana inti dan contoh diambil
belum selesai.
dan lain-lain.
Untuk mengetahui jenis lapisan tanah supaya lebih jelas, maka diperlukan
pemboran inti. Bor inti dilakukan di 3 (tiga) lokasi. Lokasi pengambilan titik
bor ditentukan oleh tenaga ahli dan mendapat persetujuan dan pihak Direksi
dan setiap titik pengeboran di photo. Penyelidikan bor inti dilakukan guna
Pekerjaan bor inti ini dilaksanakan dengan menggunakan mesin bor inti NX
dengan menggunakan Core Barrel tipe double dan tripple serta shelby tube.
Test, SPT)
Umum
pouns (63,65 kg) yang dijatuhkan dari ketinggian 30 inch (76,20 cm).
dihitung dan ini merupakan nilai SPT (nilai N) dinyatakan dengan blows/foot
palu atau penumbuk seberat 63,65 kg atau 140 Pounds yang dijatuhkan dari
ketinggian 30 inch (76.20 cm), setang bor dengan diameter 40,5 mm, alat
pengambil contoh (split spoon sampler) dengan diameter luar 2" dan
diameter dalam 1 3/8" serta panjangnya 50 cm, dan kantung plastik untuk
Prosedur Pelaksanaan
03-4153-1996
Alat pengambil contoh (split spoon sampler) akan dipasang pada setang
bor.
dan topi lindung, pipa pemandu dipasang pada bagian atas setang bor.
(seating drive). Tinggi jatuh palu akan dibuat 76,20 cm/30 inch.
Setelah itu pancangan uji (testing drive) dimulai. Jumlah pukulan (tinggi
jatuh 76,20 cm dan berat palu 63,65 kg) dan kedalaman penetrasi untuk
Pada pancangan posisi awal, jika jumlah pukulan yang dijatuhkan lebih
lubang dan dibuka, dan contoh akan segera dibungkus plastik dengan
tanah ini sangat penting untuk mengetahui sifat dan jenis tanahnya,
Kadar air asli masih dapat dianggap sesuai dengan keadaan lapangan.
dalam diberi pelumas (oli) agar gangguan terhadap contoh tanah dapat
cukup panas.
Contoh tanah akan disimpan di dalam peti kayu serta disusun sesuai
dengan urutan kemajuan pemboran. Bentuk dan ukuran Core Box dapat
Maksud
Test pit atau sumur uji akan dibuat pada lokasi sumber bahan timbunan
menghitung volume bahan yang tersedia. Sumuran uji atau test pit
adalah untuk mengetahui jenis dan tebal lapisan di bawah lapisan tanah
atas dengan jelas, baik untuk pondasi bangunan maupun untuk bahan
demikian akan dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai jenis
lapisan tebalnya, juga volume bahan galian yang tersedia dapat dihitung.
seperti cangkul, sekop, ganco dan linggis; pita ukur dan peralatan geologi
contoh tanah.
Prosedur Pelaksanaan
sampai 5 meter.
benar keras di sekeliling lokasi tersebut, atau bila dijumpai rembesan air
tanah yang cukup besar yang sulit diatasi dengan peralatan pompa
sederhana di lapangan.
2. Bila dijumpai rembesan air tanah yang cukup besar sehingga sulit untuk
diatasi
dilanjutkan pada tahap pengolahan dan analisa. Tahap ini merupakan fase untuk
memperoleh bahan laporan baik laporan kemajuan pekerjaan, laporan draft akhir
maupun laporan akhir yang didasarkan pada data-data survey yang ada.
terhadap seluruh input data yang diperoleh hingga perumusan hasil akhir studi
untuk menilai aspek estimasi biaya yang dibutuhkan serta analisa terhadap
ekonomis, social dan finansial. Hasil analisa tersebut sebagai dasar dalam
tidak dermaga yang merupakan objek study dan detail desain di wilayah
tersebut.
Analisa ini didasarkan pada hasil survey ekonomi dan kegiatan perikanan yang
telah dilakukan dan juga terhadap data yang berkaitan dengan kebijaka
Draft Akhir.
BT 1 BT 2
B M T BM
MSL
Z0
KP 0.0 LLWL
0 Palem
T. BM = (BT.1 – BT.2) – KP
di mana :
T.BM = Tinggi Titik BM terhadap bidang referensi (0.0 LLWL)
U U
U U
U 34
1 12 3 4B B
U
PA 23 4 d4B
A1 d34
A d12 2 d23
dA1 3
P dPA 1
4
2
A
Hitungan koordinat
XP = XA + dAP Sin AP
YP = YA + dAP CosAP
Dalam hal ini:
XA, YA = koordinat titik yang akan ditentukan
dAP Sin AP = selisih absis (XAP) definitif (telah diberi koreksi)
dAP CosAP =selisih ordinat (YAP) definitif (telah diberi koreksi)
dengan,
dAP = jarak datar AP definitif
geometri tidak terpenuhi maka akan timbul kesalahan penutup sudut yang
ini.
Hitungan Koordinat
sebagai berikut:
m
∑ ΔX i
(XAkhir – XAwal) - i=1 =0
di mana:
di = jarak vektor antara dua titik yang berurutan
di = jumlah jarak
X = absis
X = elemen vektor pada sumbu absis
m = banyak titik ukur
Koreksi Ordinat
di
KΔY =− fΔY
∑ di
di mana:
di = jarak vektor antara dua titik yang berurutan
di = jumlah jarak
Y = ordinat
Y = elemen vektor pada sumbu ordinat
m = banyak titik ukur
Untuk mengetahui ketelitian jarak linier (SL) ditentukan berdasarkan
pengukuran beda tinggi antara dua titik terhadap bidang referensi (LLWL)
Slag 2
Slag 1 b2 m21
b1 m1
Bidang Referensi
D
D
Syarat geometris
Hakhir - Hawal = H FH
T =( 8 √ D ) mm
Hitungan beda tinggi
1-2 = Btb - Btm
Hitungan tinggi titik
H2 = H1 + 12 + KH
di mana:
H = tinggi titik
= beda tinggi
Btb = benang tengah belakang
Btm = benang tengah muka
FH = salah penutup beda tinggi
KH = koreksi beda tinggi
d
FH
= ∑d
T = toleransi kesalahan penutup sudut
T = ( 8 √ D ) mm
D = jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal dalam satuan kilometer.
mengukur besar sudut dari poligon (titik pengamatan situasi) ke arah titik
rinci yang diperlukan terhadap arah titik poligon terdekat lainnya dan
Tachymetri ini didapatkan hasil ukuran jarak dan beda tinggi antara
stasiun alat dan target yang diamati. Dengan cara ini diperoleh data-data
sebagai berikut:
Azimuth magnetis
ray, di mana setiap ray terikat pada titik-titik poligon sehingga membentuk
diperoleh jarak datar dan beda tinggi antara dua titik yang telah diketahui
koordinatnya (X,Y,Z)
TB = TA + H
untuk menghitung jarak datar (Dd)
1
ΔH=
[ 2 ]
100 ( Ba−Bb ) Sin 2m +T A −Bt
Dd = DO Cos2 m
Dd= 100 (Ba – Bb) Cos2 m
di mana:
TA= titik tinggi A yang telah diketahui
TB= titik tinggi B yang akan ditentukan
H= beda tinggi antara titik A dan titik B
Ba = bacaan benang diafragma atas
Bb = bacaan benang diafragma bawah
Bt = bacaan benang diafragma tengah
TA = tinggi alat
DO = jarak optis
M = sudut miring
Mengingat akan banyak titik-titik rinci yang diukur, serta terbatasnya
C= g - m
di mana:
g = azimuth geografis
m= azimuth magnetis
Pada pelaksanaannya kerapatan titik detail akan sangat bergantung pada
skala peta yang akan dibuat, selain itu keadaan tanah yang mempunyai
LLWL yang diperoleh dari analisa pasang surut. Peta yang akan dihasilkan
adalah peta situasi dengan interval kontur 0,5 meter. Kedalaman atau
ketinggian muka air yang dicatat disesuaikan terhadap Chart Datum (CD).
Dalam hal ini, CD adalah ketinggian muka air terendah (LLWL) diambil
Data yang tercatat pada alat GPSMap adalah jarak antara transducer alat
kapal, di bawah permukaan air yang terpengaruh oleh pasang surut. Oleh
Hasil dari koreksi pertama (koreksi terhadap jarak transducer ke muka air
nol papan duga. Elevasi ini kemudian diikatkan kepada elevasi LLWL yang
Pengikatan terhadap LLWL dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut ini:
EDLWS = ED - ELWS
di mana:
EDLWS = Elevasi dasar perairan relatif terhadap LLWL.
ED = Elevasi dasar perairan relatif terhadap nol papan duga.
ELWS = Elevasi LWS relatif terhadap nol papan duga.
Dengan demikian LLWL berada pada elevasi + 0.00m.
Dari hasil pengamatan pasut yang akan dilakukan selama 15 hari dapat
Square. Bagan alir perhitungan dan peramalan perilaku pasang surut laut
Data Pasut
Least Square
Elevasi
Perbandingan Hasil Penaksiran dengan Pengukuran Acuan Pasang
Lapangan Surut Kejadian tiap Elevasi Acuan Pasang Surut
Probabilitas
pasang surut yang dikembangkan pada awal abad ke 20. Metoda ini
Peramalan pasang surut akan dilakukan untuk kurun waktu yang cukup
diyakini semua variasi harmonik yang ada telah tercakup seluruhnya. Hasil
MHWS : mean high water spring, rata-rata muka air tinggi saat
purnama.
MHWL: mean high water level, rata-rata seluruh muka air tinggi.
MSL : mean sea level, rata-rata seluruh muka air yang terjadi.
MLWL: mean low water level, rata-rata seluruh muka air rendah.
MLWS : mean low water spring, rata-rata muka air rendah saat
purnama.
Secara khusus angka elevasi rata-rata muka air saat purnama (spring),
dan surut terendah setiap periode waktu purnama (pada umumnya terjadi
sedimen sehingga dapat ditentukan pola perubahan garis pantai dan dasar
Proses Pantai
pantai yang terjadi maupun yang akan terjadi pada kurun waktu tertentu,
rate serta perubahan garis pantai akibat angkutan sedimen untuk kondigsi
pecah.
diabaikan.
1. Data posisi awal garis pantai berupa koordinat (x,y). Fixed boundaries
dari garis pantai yang akan ditinjau adalah posisi di mana perubahan
pantai pada kedua titik batas tersebut di atas besarnya dianggap nol.
2. Time series data gelombang lepas pantai atau gelombang laut dalam,
pantai dengan kontur batimetri yang sejajar pantai maka dari data
pantai, lazim mempunyai satuan meter kubik per tahun (dalam SI). Karena
Pergerakan dari kanan ke kiri diberi notasi Qlt, dan pergerakan dari kiri ke
= Qlt + Qrt , dan tingkat angkutan ‘bersih’ (net) Qn = Qlt - Qrt .
alur perairan yang terbuka, Qn untuk desain alur yang dilindungi dan
perkiraan erosi pantai, dan Qlt serta Qrt untuk desain penumpukan
sedimen.
struktur jetty atau breakwater pada pantai untuk jangka waktu tertentu.
Gelombang
masukan berupa data angin dan peta batimetri. Interaksi antara angin dan
angin atau wind induced wave). Peta perairan lokasi dan sekitarnya
yang diasumsikan memiliki kecepatan dan arah angin yang relatif konstan.
Adanya kenyataan bahwa angin bertiup dalam arah yang bervariasi atau
interval 50.
Lf i=
∑ Lf i .cos αi
∑ cosα i
di mana:
Lfi = panjang fetch ke-i
i = sudut pengukuran fetch ke-i
i = jumlah pengukuran fetch
Jumlah pengukuran “i” untuk tiap arah mata angin tersebut meliputi
peramalan tersebut berlaku baik untuk kondisi fetch terbatas (fetch limited
sebagai berikut:
gH m 1
gF
UA 2
0
=0 . 0016
( )
UA 2
2
gT p gF 1
U 2
=0 . 2857
A
U 2 ( ) A
3
gt d gF 2
UA
=68 .8
U 2 ( )A
3
U A =0 .71 U
Dalam persamaan tersebut, 101. 23 adalah faktor tekanan
empiris berikut:
gH m
0
=0 . 243
U
A2
gT p
=8. 13
UA
gt d
=7 .15×104
UA
di mana:
Hmo = tinggi gelombang signifikan menurut energi spektral
Tp = perioda puncak gelombang
Gelombang pada kawasan pantai (coastal area) berasal dari laut lepas
lebih cepat pada perairan yang dalam dari pada perairan yang dangkal.
No
(Duration Limite d)
Yes 32 2
(Fetc h Limited) gt UA
Fmin
68.8 U A g
F Fmin
12
UA
2
gF UA
2
H m 0 0.0016 H m 0 0.2433
g U 2 g
A
T p 8.134
II-
UA 60
g U 2 g
A
Finis h Fin is h
PT.METAFORMA CONSULTANT
Gambar E.16 Diagram alir proses peramalan gelombang berdasarkan data angin.
Cg
K s=
√ Cg
bo
o
K s=
√ b
Cg : kecepatan ‘grup’ gelombang
(subscript “o” menyatakan ‘laut dalam’)
Sementara, tinggi gelombang yang terjadi pada perairan dangkal (H) dapat dihitung
sebagai berikut:
H = Ho.Ks.Kr
lateral tadi. Fenomena difraksi tidak terbatas pada perairan dangkal saja
perambatan gelombang.
REF/DIF yang disusun oleh Center for Applied Coastal Research, University
of Delaware, USA.
1. Batimetri Perairan
2. Tinggi Gelombang
numerik ini adalah tinggi gelombang yang diperoleh dari hasil pasca-
ini adalah arah-arah yang menghadap ke laut bebas atau relatif bebas.
4. Perioda Gelombang
seluruh elevasi pasang surut serta untuk debit aliran yang dapat terjadi di
sungai tersebut. Analisa tahap ini menggunakan data aliran sungai hasil
analisa pada hidrologi DPS sebagai kondisi batas satu, serta untuk kondisi
batas lainnya menggunakan hasil simulasi pasang surut yang akan dibahas
kecepatan arus yang terjadi pada badan sungai yang kemudian akan
Modelling System Ver 7.0 (SMS 7.0) dari Boss International Co. Berikut ini
Tujuan simulasi ini adalah untuk mendapatkan kecepatan dan arah arus
adalah sebuah modul dari SMS berupa model numerik elemen hingga
pengalirannya.
angin.
Galerkin.
tertentu. Model numerik yang akan digunakan oleh Konsultan adalah SED2D
yang merupakan salah satu modul dalam paket program SMS seperti yang
saluran terbuka, seperti muara sungai, dan perairan teluk. SED2D dapat
maupun lempung pada kondisi aliran langgeng dan tak langgeng, asalkan
kedalaman.
pengendapan.
gaya aliran masih lebih kecil dari tegangan geser kritis saat butir
Perubahan elevasi dasar perairan hanya akan terjadi jika ada selisih
Sumber/asal sedimen.
Pengambilan contoh sedimen suspensi dilakukan pada saat dan posisi yang
dilakukan pada saat spring tide dan neap tide pada kondisi ekstrim.
perencanaan itu sendiri. Dalam bab ini disajikan garis besar kegiatan perencanaan
detail desain dermaga yang akan dilaksanakan oleh Konsultan, yang meliputi
perencanaan tata letak fasilitas yang akan dibangun dan perencanaan rinci
Pada Tahap Detai Desain dermaga secara umum terdiri dari 3 hal, yaitu:
konstruksi dan material yang digunakan untuk sarana dernaga di Belawan antara
lain:
mutu bangunan.
a. Rencana Pengembangan
Berdasarkan analisa seluruh data yang telah didapat, Konsultan harus membuat
dermaga dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Dari hasil studi ini
fasilitas darat dan laut sesuai dengan aliran aktifitas seluruh elemen pengguna
(user). Hal ini berarti Konsultan harus membuat pengaturan zonasi (zoning), site
Lay out meliputi seluruh prasarana yang akan dibangun baik masa sekarang
maupun masa yang akan datang. Selain itu Konsultan diminta untuk membuat peta
didalamnya pengaturan pembuangan sampah padat dan cair melalui waste water
dan disposal treatment. Di samping itu, konsultan juga harus menginventarisir dan
mengrove/bakau dan terumbu karang) untuk itu diperlukan foto yang menunjukan
kondisi saat ini. Selain itu, konsultan diminta untuk menghitung perkiraan
Dalam rencana pengembangan dermaga ini, maka hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah:
Pada prinsipnya perencanaan tata letak dermaga ditentukan oleh pola atau
tersebut. Selain itu perencanaan tata letak tersebut harus mengikuti azas-
direncanakan dapat dibagi dalam dua bagian yaitu bangunan laut dan
Kondisi Alam
4. Tinggi gelombang.
5. Kondisi tanah.
6. Kondisi iklim.
Data Kapal
Data kapal yang akan dilayani oleh suatu pelabuhan merupakan data
fasilitas yang ada pada pelabuhan tersebut. Berdasarkan data kapal dapat
Kondisi Operasi
Meninjau kondisi yang ada saat ini maka berdasarkan kebijakan yang
b. Perencanaan Teknis
Dalam rencana pengembangan dermaga pengawasan ini, maka hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
direncanakan meliputi:
1. Alur Pelayaran
2. Dermaga
3. Reklamasi area
sampai saat ini masih sangat minim, akan direncanakan secara detail
Data Perencanaan
2. Data pasang surut dari hasil pengukuran muka air setiap jam di lokasi
mendapatkan harga-harga penting dari elevasi muka air laut yang ada
didapatkan infomasi mengenai arus laut meliputi arah dan besar arus
laut dominan pada kawasan kajian. Dalam prakteknya arus laut yang
lebih kecil dari 0.10 m per detik tidak diperhitungkan sebab tidak
5. Data Hidrologi didapat dari rekaman data iklim yang didapat dari
Kriteria Desain
1. Dermaga
2. Bangunan
yang ditetapkan. Bangunan dibuat dengan dinding batu bata dan kolom-
kolom beton bertulang. Pondasi dibuat dari jenis pondasi jalur untuk
dari kayu dengan penutup atap dari bahan yang mudah didapatkan.
Bentuk bangunan dan atap disesuaikan dengan ciri khas daerah dan
secara tipikal bangunan yang direncanakan memiliki bentuk ciri khas yang
sama.
3. Drainase
berikut:
Air hujan yang jatuh pada dermaga dibuang secara langsung ke kolam
pelabuhan.
perawatan.
pengaliran air.
keamanan.
air buangan yang ada. Untuk air buangan kamar mandi dan WC dialirkan
ke laut.
sebagai berikut :
Perhitungan Struktur
sebagai berikut :
Pembebanan
Jalan Raya”
Material
1982”.
Perencanaan
Gedung”.
British Standard.
1991 Edition.
Gambar Pelaksanaan
berikut:
Berdasarkan Review Detail Desain yang telah dibuat, Konsultan harus membuat
Gambar Konstruksi.
RKS yang dipersiapkan oleh Konsultan harus dibuat berdasarkan ketentuan dan
gambar-gambar rencana yang dibuat oleh Konsultan, dan dirinci ke dalam uraian-uraian
pekerjaan yang standar. Jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan
konstruksi harus dimasukkan pula ke dalam Bill of Quantity. Perhitungan estimasi biaya
harus dibuat berdasarkan analisa harga satuan pekerjaan dan bahan yang terinci
PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN II- 80
PT.METAFORMA CONSULTANT
dengan menggunakan harga satuan upah dan bahan yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Proses perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) secara umum dapat dilihat pada
Gambar 3-18.
Estimasi anggaran biaya didasarkan pada lima komponen biaya yaitu : biaya bahan-
bahan, buruh, peralatan, overhead, dan keuntungan yang dilakukan pada tiap-tiap jenis
pekerjaan. Dalam perhitungan anggaran biaya tersebut, biaya asuransi dan pajak
tenaga buruh sudah termasuk dalam harga buruh, biaya asuransi alat berat dan
asuransi operator sudah termasuk dalam sewa alat berat, biaya tenaga buruh dan alat
Daftar Volume
Pekerjaan
RAB TOTAL
3.1.6. Pelaporan
Laporan-laporan harus disusun dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar serta
A. Laporan Pendahuluan
dilakukan dan rencana kerja selanjutnya yang meliputi penyusunan dan detail
B. Laporan Antara
Laporan Antara memuat : hasil kegiatan identifikasi yang telah dilakukan, hasil
pengamatan dan rencana kerja selanjutnya yang meliputi penyusunan dan detail
kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 6 (enam) buku laporan dan akan dibahas
Laporan Draft Akhir memuat : hasil pelaksanaan seluruh rangkaian pekerjaan yang
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 6 (enam) buku laporan dan akan dibahas serta
D. Laporan Akhir
Laporan Akhir merupakan perbaikan dari Laporan Draft Akhir berdasarkan hasil
Dokumentasi).
DED.
kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 6 (enam) buku laporan disertai dengan
dikerjakan.
Diskusi
sekaligus dengan metoda-metode yang akan digunakan sebagai tindak lanjut dari
pekerjaan ini. Selain itu juga untuk menjaring masukan dan koreksi dari stakeholder
Diskusi Laporan Antara ini membahas laporan antara yang disusun oleh Penyedia
Melaksanakan Diskusi Laporan Draft Akhir untuk mengevaluasi hasil pekerjaan ini
yang telah disusun oleh Penyedia Jasa guna mendapatkan masukan, koreksi dan
3. Melakukan pengolahan data dan membuat analisa atas hasil survai lapangan.
4. Melakukan Perencanaan
5. Membuat laporan
Agar kegiatan pekerjaan dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan
dalam Kerangka Acuan Kerja (Term Of Reference), maka perlu perhatian terhadap
pekerjaan di lapangan.
Secara umum pelaksanaan pekerjaan ini akan dilaksanakan dalam 5 (lima) tahapan
kegiatan, yaitu :
2. Pekerjaan Lapangan
3. Analisa Data
4. Detail Desain
5. Pelaporan
b. Orientasi Lapangan
2. Pekerjaan Lapangan
f. Survey Hidro-Oceanografi
g. Survey Geoteknik
Kajian dan Analisis data yang dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :
Dermaga.
Analisis tata-letak pelabuhan, baik untuk sisi darat maupun sisi laut.
pengawasan.
dermaga.
4. Pembuatan Masterplan
dermaga pengawasan.
darat dan laut sesuai dengan aliran aktifitas seluruh elemen pengguna
existing dan perlu dibangun baik masa sekarang maupun masa yang
akan datang.
Konsultan harus membuat perencanaan Detail Desain fasilitas laut dan darat.
konsep fasilitasi kegiatan laut dan darat dengan mengacu pada .siklus
budaya setempat.
material di lokasi.
ikan.
perencanaan sejenis. Selain itu, para tenaga ahli tersebut akan bertanggung jawab
Tugas layanan keahlian terdiri dari satu tim yang mempekerjakan beberapa tenaga
DED Dermaga di Belawan yang terdiri atas beberapa disiplin keahlian bidang
Selain itu, dalam bekerja para Tenaga Ahli akan dibantu oleh tenaga pendukung
yang terdiri :
1. Assisten Struktur : 3 OB
2. Estimator : 2 OB
3. Surveyor (2 org x 2 bln) : 4 OB
4. Operator Autocad/Drafter (2 org x 2,5 bln) : 5 OB
5. Operator Komputer : 4 OB
6. Administrasi : 4 OB
PENUNJANG
A. Tenaga Ahli
pihak proyek.
Ahli Struktur
lainnya.
lingkungan
Membuat laporan
AhIi Geodesi
melaksanakan pengukuran.
yang ada.
lapangan.
pekerjaan pengukuran.
B. Tenaga Pendukung
Estimator
Surveyor
Operator Autocad/Drafter
Operator Komputer
Operator Administrasi
Seperti diketahui, bahwa keberadaan dan ketepatan penempatan tenaga ahli adalah
sangat menentukan keberhasilan proyek, ini berarti penentuan jadual para Tenaga
Ahli mulai bekerja merupakan hal yang sangat penting, karena ketidaktepatan
waktu bagi para Tenaga Ahli adalah merupakan pemborosan dana dan beresiko
Dalam hal keperluan jumlah tenaga personil yang dibutuhkan, khususnya untuk
Tenaga Ahli, secara cermat dan jelas sudah memberikan kebutuhan yang
tergantung dari hasil analisa teknis yang dilakukan sendiri oleh Konsultan, dan
organisasi pelaksana pekerjaan yang tepat sesuai dengan lingkup dan keluaran
pekerjaan, sebaran lokasi serta jangka waktu pelaksanaan studi. Struktur organisasi
membentuk mekanisme kerja yang solid dan terpadu antar disiplin ilmu setiap
tenaga ahli. Dengan demikian, wewenang dan tanggung jawab setiap personil yang
terlibat akan lebih jelas dan tidak tumpang tindih. Kondisi ini diharapkan akan
Bandung. Sedangkan Base Camp yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan
2. PERALATAN KANTOR
Penyediaan peralatan kantor dengan sarana sewa atau milik sendiri meliputi
sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan yang direncanakan dan telah disetujui
oleh pihak pemberi kerja. Peralatan kantor merupakan syarat mutlak sebagai
pendukung dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah Milik Sendiri. Namun juga ada
beberapa peralatan yang dipakai dengan status sewa. Selain itu, juga akan dipenuhi
3. PERALATAN TRANSPORTASI
sedang kendaraan roda dua dipakai pada kegiatan Survey Lapangan, Inventarisasi
dan Sosialisasi.
Gambar 3.19
Struktur Organisasi Pelaksana
DIREKSI
PT. Metaforma Consultans
TEAM LEADER
AHLI Sipil/Struktur
T E N A G A P E N D U K U N G
S T A F F K A N T O R