Anda di halaman 1dari 35

PT.

METAFORMA CONSULTANT

BAB

2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

1. GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN

Kota Medan secara geografis terletak di antara 2 27'-2 47' Lintang Utara dan 98

35'-98 44' Bujur Timur. Posisi Kota Medan ada di bagian Utara Propinsi Sumatera

Utara dengan topografi miring ke arah Utara dan berada pada ketinggian tempat

2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2

secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Sarana dan

prasarana perhubungan di Kota Medan terdiri dari prasarana perhubungan darat,

laut, udara. Transportasi lainnya adalah kereta api. Disamping itu juga telah

tersedia prasarana listrik, gas, telekomunikasi, air bersih dan Kawasan Industri

Medan (KIM) I. Sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat

Malaka, Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara memiliki posisi

strategis.

Kota ini menjadi pintu bagi arus penumpang dan juga perdagangan barang dan

jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri. Bagi Kota Medan, kegiatan

perdagangan bersama aktivitas hotel dan restoran menjadi motor penggerak roda

perekonomian kota. Pelabuhan laut berperan penting dalam mendorong

pertumbuhan perekonomian di suatu wilayah. Pelabuhan laut yang menjadi

andalan Kota Medan adalah Pelabuhan Belawan yang berjarak 26 km dari pusat

kota. Pelabuhan ini tidak hanya berperan penting bagi perekonomian Kota Medan,
PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I-1
PT.METAFORMA CONSULTANT

namun juga bagi Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ekspor dan impor

Kabupaten/Kota lain dilakukan di pelabuhan ini yang dapat dilihat dari aktivitas

bongkar.muat barang setiap harinya.

Sampai saat ini Pelabuhan Belawan telah memiliki fasilitas pelabuhan penumpang

dan barang termasuk terminal peti kemas. Kecenderungan berkembangnya jasa

transportasi lewat laut ini memerlukan suatu fasilitas tambahan yang lebih

memadai. Terbatasnya daya tampung barang di pelabuhan menuntut suatu

pembangunan fasilitas dengan lokasi yang dekat dengan pelabuhan tetapi

memadai. Sesuai dengan arahan perkembangan Kota Medan pada masa

mendatang perlu dilakukan investasi pada bidang usaha peti kemas dan

pergudangan tersebut. Bandara Polonia yang terletak di ibukota Provinsi Sumatera

Utara yang satu-satunya merupakan Bandara Internasional di Pulau Sumatera

yang dilengkapi dengan fasilitas operasional yang cukup baik sehingga pesawat

berbadan lebar seperti Boeing 747 dapat mendarat.

Bandara Polonia selain menunjang transportasi Internasional juga mempunyai

peran yang sangat tinggi melayani transportasi nasional dan regional sehingga

keberadaan Bandara Polonia dapat menunjang kegiatan perekonomian di wilayah

Bagian Barat Indonesia maupun ke luar negeri khususnya dalam rangka

menunjang kerjasama ekonomi sub Regional IMT-GT. Terdapat sepuluh produk

yang dijadikan andalan Kota Medan bila dilihat dari segi pasarnya. Komoditi

unggulan ini termasuk produk konsumsi sederhana, inisialnya perabot rumah

tangga dari kayu, anyaman rotan, alas kaki dan barang hasil konveksi. Adapun

komoditi unggulan dar iindustri kecil makanan inisialnya kopi olahan, sirup

markisa, bika ambon dan kerupuk ubi. Salah satu produk makanan ini, bika ambon

telah menjadi buah tangan yang khas untuk dibawa bagi yang berkunjung ke Kota

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I-2


PT.METAFORMA CONSULTANT

Medan. Kota Medan merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia, maka seperti

kota besar pada umumnya, Medan memiliki kawasan industri. Untuk

mengantisipasi perkembangan industri dan kebutuhan lokasi berusaha yang lebih

besar, pemerintah kota menyediakan Kawasan Industri Baru (KIB), yang terletak

di Kecamatan Medan Labuhan dengan lahan yang disediakan 650 Ha, dan masih

bisa dikembangkan menjadi 1000 Ha. Untuk kegiatan industri kecilpun tersedia

Perkampungan Industri Kecil (PIK) yang terletak di Kecamatan Medan Denai. Ada

satu kawasan industri di Medan yaitu Kawasan Industri Medan (KIM) dekat

Pelabuhan Belawan. KIM memiliki luas lahan 514 Ha dan disediakan fasilitas listrik

120 MW. Saat ini terdapat 86 perusahaan swasta nasional yang menempati lokasi

tersebut berdampingan dengan 17 perusahaan asing. Dan Kota Medan dinilai

sebagai kota yang aman untuk berinvestasi di Indonesia. Di luar potensi bisnisnya,

Kota Medan sangatlah layak menjadi tujuan wisata. Selain untuk mengunjungi

lokasi seperti Danau Toba atau Berastagi yang sejuk, Kota Medan sendiri sarat

dengan objek wisata. Tujuan wisata di Kota Medan diantarnya adalah Taman

Buaya di kawasan Sunggal, berisikan 3000 ekor buaya aneka jenis. Namun wisata

yang paling menarik di Kota Medan adalah bangunan tuanya yang dibangun dari

pertengahan abad XX di Medan. Dan sebagian besar bangunan tua itu masih ada

sampai kini, indah dan memberi gambaran utuh pada Kota Medan masa lalu.

2. GAMBARAN UMUM PELABUHAN BELAWAN

1. SEJARAH PELABUHAN BELAWAN

1. Pelabuhan Belawan mengawali keberadaannya sekitar abad ke XVIII pada

masa pemerintahan kolonialisme Hindia-Belanda. Pada masa pemerintahan ini,

ketika Kerajaan Sultan Deli berkedudukan di Labuhan Deli, pelabuhan kapal-


PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I-3
PT.METAFORMA CONSULTANT

kapal niaga berada di Labuhan Deli. Akan tetapi pelabuhan tersebut tidak

bertahan lama, karena mengalami pendangkalan. Seiring dengan

berkembangnya usaha dari pemerintah Belanda dibidang perkebunan

tembakau dan perkebunan karet, maka dibangunlah Pelabuhan Belawan yang

jaraknya kira-kira 6 km dari Labuhan Deli. Pada zaman Hindia-Belanda dahulu,

perusahaan pelabuhan belawan ini bernama “ HEAVEN BEDRIJF” dan nama ini

dipakai terus sampai tahun 1950. Dan pada tahun 1951 nama Heaven Bedrijf

dirubah menjadi Jawatan Pelabuhan, sebagai pimpinan Jawatan Pelabuhan

adalah Direktur Pelabuhan. Pada periode 1956-1961 yang semula bernama

Jawatan Pelabuhan diganti lagi dengan nama Perusahaan Pelabuhan Negara

dengan jabatan pimpinan disebut Direktur Perusahaan Pelabuhan Negara dan

pada tahun 1961 terakhir dipegang oleh Ir.Soejono. (Kantor ADPEL Belawan,

2008)

2. Pada tahun 1961 berdasarkan peraturan pemerintah No. 15 Tahun 1961

Lembaga Negara No. 128 Tahun 1961, nama perusahaan pelabuhan negara

diganti lagi menjadi Perusahaan Negara Pelabuhan Daerah I atau lebih dikenal

dengan singkatan P.N. Pelabuhan Daerah I, jabatan pimpinannya disebut

Direktur P.N. Pelabuhan. Kemudian dengan peraturan pemerintah No. 18

tahun 1964, sistem organisasi kepelabuhan berubah dan penguasa tunggal

dipelabuhan adalah Komandan Penguasa Pelabuhan yang ada didalamnya

tergabung Syahbandar sebagai staf operasi dan P.N. Pelabuhan sebagai staf

service atau staf jasa. Selanjutnya P.N. Pelabuhan ditetapkan kembali

statusnya, Hanreg Laima S.H (selaku pejabat sementara) seperti semula dan

organisasi penguasa pelabuhan lebih diarahkan kepada segi ekonomi dan

perdagangan. Penguasa pelabuhan dirubah menjadi Administrator Pelabuhan

selaku penanggung jawab tunggal pelabuhan, didalam organisasi Badan

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I-4


PT.METAFORMA CONSULTANT

Pengusahaan Pelabuhan (BPP) Belawan dengan dibantu semacam penasehat

yakni Badan Musyawarah pelabuhan (BMP) yang mana Administrator

Pelabuhan telah berada dibawah pengawasan Kepala Daerah Pelayaran.

Setelah perubahan struktur organisasi di pelabuhan berdasarkan PP. No. 1

Tahun 1969 dan PP No. 18 Tahun 1969 nama penguasa pelabuhan (port

authority) dirubah menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP). (Kantor

ADPEL Belawan, 2008)

3. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1983 pelabuhan sebagai salah

satu unsur penunjang kelancaran angkutan laut telah ditata kembali, baik

status pembinaannya maupun pengolahaannya. Seluruh pelabuhan yang

diusahakan di wilayah nusantara, dibagi dalam empat kelompok yang

pengusahaannya diselenggarakan secara profesional dan menetapkan prinsip

–prinsip manajemen serta prinsip –prinsip ekonomi perusahaan dalam bentuk

Badan Usaha Milik Negara dengan status Perusahaan Umum (Perum) di

lingkungan Departemen Perhubungan Belawan termasuk kedalam Perum

Pelabuhan I bersama 18 pelabuhan lainnya yang berada di Sumatera Utara,

Aceh dan Riau. Pejabat pimpinan dari Perum ini terdiri dari beberapa orang

direksi, sedangkan pelabuhan cabangnya dipimpin oleh Kepala Cabang

Pelabuhan Belawan. Dan sebagai Cabang Pelabuhan Belawan yang pertama

setelah berjalannya Perum Pelabuhan ini adalah Soetrisno Muali yang telah

dilantik pada tangal 26 Juli 1984. (Kantor ADPEL Belawan, 2008) Dalam

perkembangan selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Rebuplik

Indonesia Nomor 56 Tahun 1991 tanggal 19 Oktober 1991 tentang perubahan

status Perusahaan Umum Pelabuhan I menjadi PT. (Persero) Pelabuhan

Indonesia I. Seiring dengan kemajuan yang dicapai pada tahun 1993 yang

telah dibentuk suatu kerja sama ekonomi sub regional antara tiga negara yaitu

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I-5


PT.METAFORMA CONSULTANT

Indonesia, Malaysia, Thailand. Pembentukan kerjasama sub regional ini

dilatarbelakangi oleh adanya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di

ketiga wilayah ini dan secara geografis berdekatan satu sama lainnya,

sehingga dengan berintegrasi diharapkan dapat meraih keuntungan dari skala

ekonomi yang cukup tinggi, seperti sumber daya alam, sumber daya manusia

dan industri. Dengan terbentuknya kerjasama ini, diharapkan kegiatan ekspor-

impor dan pariwisata serta kegiatan yang bertujuan bisnis lainnya akan

semakin meningkat. Kondisi seperti ini akan mempengaruhi pengguna sarana

angkutan barang dan penumpang sebab secara otomatis kebutuhan akan

sarana angkutan laut tersebut meningkat ketiga wilayah ini. Sebagai pimpinan

pada cabang Pelabuhan Belawan tanggal 7 November 2001 s/d sekarang

adalah Ir. PUDJI HARTOYO, MBA (GM). (Kantor ADPEL Belawan, 2008)

4. Jadi secara umum Pelabuhan Belawan bergerak dibidang jasa pelabuhan dan

untuk terciptanya manajemen yang efektif dalam melaksanakan usaha jasa

pelabuhan dan lainnya, manajemen menyadari perlu merancang suatu struktur

organisasi yang sesuai dengan kegiatan perusahaan. Sebagaimana telah

ditetapkan melalui Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1985 dan KEPPRES No. 44

Tahun 1985 tentang ADPEL Penanggung Jawab Tunggal Pelayanan Di Daerah

Lingkungan Kerja Pelabuhan Utama. Administrator Pelabuhan Utama Belawan

(ADPEL) mempunyai tanggung jawab besar dan sangat penting bagi

kelancaran daripada pelaksanaan kegiatan di pelabuhan. Administrator

Pelabuhan adalah unit kerja organik di bidang kepelabuhanan pada pelabuhan

yang telah diusahakan di lingkungan Departemen Perhubungan. Dimana

Administrator Pelabuhan Belawan akan membenahi atau memperbaiki segala

fasilitas-fasilitas yang masih kurang demi berlangsungnya segala kegiatan di

pelabuhan sebagaimana telah dilaksanakan oleh Regulator Administrator

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I-6


PT.METAFORMA CONSULTANT

Pelabuhan Belawan sesuai dengan ketentuan pada tanggal 15 April 2008.

(Kantor ADPEL Belawan, 2008)

5. Dengan keberadaan pelabuhan belawan yang merupakan kawasan industri,

maka akan membutuhkan banyak pekerja. Dan sesuai dengan pendidikan

yang mereka peroleh, maka pekerjaan yang mereka lakukan juga berbeda-

beda. Seperti para buruh pelabuhan yang bekerja di pelabuhan belawan,

mereka bersedia dan memilih bekerja disana. Pelabuhan belawan membuka

lapangan pekerjaan yang memberikan kesempatan bagi orang-orang yang

sangat membutuhkan pekerjaan. Dan para buruh pelabuhan memilih

pekerjaan tersebut walaupun memperoleh penghasilan yang pas-pasan untuk

bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini, para buruh yang bekerja di

pelabuhan belawan dapat memperlancar jalannya kegiatan-kegiatan industri

yang berpusat di pelabuhan belawan dan khususnya mengenai buruh bagasi.

Dahulu sebelum terbentuknya buruh bagasi atau adanya pekerja buruh bagasi,

mereka sudah lama bekerja sebagai buruh bongkar muat barang seperti

pupuk, besi, semen, minyak sawit, lem, bahan kimia, karet, bungkil, plywood

dan sebagainya. Dalam pelaksanaan kegiatan di pelabuhan belawan

khususnya dalam kegiatan turun-naik penumpang, dibentuk suatu organisasi

buruh bagasi atas pertanggungan-jawaban Adminisirator Pelabuhan atau

masih berada dibawah naungan ADPEL pada saat sekarang ini. Dimana

pekerjaan para buruh bagasi tersebut bertugas pada bagian kapal penumpang

dan mereka bekerja, khusus pada saat turun-naiknya kapal (saat kapal

penumpang tiba di pelabuhan maupun berangkat dari pelabuhan belawan),

baik itu kapal dalam negeri maupun kapal luar negeri. Sebelum terbentuk

buruh bagasi (pengangkat barang penumpang), beberapa orang dari mereka

telah bekerja dibidang lain yaitu sebagai TKBM (Tukang Bongkar Muat Barang

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I-7


PT.METAFORMA CONSULTANT

Pelabuhan). Dulu nama buruh lain, ada buruh yang diatur oleh Angkatan

darat, ada buruh yang diasuh oleh usaha karya, dan ditahun 70- an disatukan

dan dikelola oleh PELNI habis itu diserahkan kepada Administrator Pelabuhan

sebagai pengelola. Lalu dibawah naungan ADPEL tersebut dibentuk buruh

bagasi (pengangkat barang penumpang) dan menyerahkannya kepada

Koperasi Baruna Barat yang sampai sekarang ini khusus menangani buruh

bagasi yang mengangkat barang-barang penumpang. (Kantor Baruna Barat,

Belawan 2008)

6. Pada awalnya jumlah buruh bagasi yang sudah berada dibawah naungan

Administrator Pelabuhan yaitu berjumlah 200 orang dan jumlah anggotanya

sudah ditetapkan dan tidak boleh bertambah lagi, dengan aturan yang telah

ditentukan oleh Adpel dan diberi tanggung-jawab penuh terhadap para buruh

bagasi untuk menjalankan tugas mereka dengan baik dengan syarat tidak

boleh melakukan hal-hal yang melanggar hukum. Pada waktu itu, bagian kapal

penumpang yaitu Kapal Tampomas mulai 80- an, dimana yang sekarang ini

diganti menjadi Kapal K.M Kelud beserta dengan Kapal Ferry mulai tahun 98-

an. Dan sampai sekarang jumlah buruh bagasi berkurang menjadi 160 orang

dengan peraturan jumlah anggota tidak boleh bertambah. Dan sampai

sekarang bagian Koperasi Baruna Barat yang masih berada dibawah naungan

Administrator Pelabuhan memberikan tanggung-jawab penuh kepada mandor

sebagai pimpinan daripada buruh bagasi, dan Koordinator sebagai salah satu

pimpinan yang masih memiliki kedudukan lebih tinggi daripada mandor, juga

ikut menangani menangani kegiatan yang menyangkut buruh bagasi, akan

tetapi Koordinator hanya bertugas dibagian kantor saja seperti menangani

keperluan baju kerja beserta kartu pass mereka (buruh bagasi). Dan

selanjutnya mandor yang akan berhubungan langsung pada koordinator untuk

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I-8


PT.METAFORMA CONSULTANT

meminta dan memberitahukan informasi-informasi apa saja kepada

anggotanya, selain itu mandor juga bertugas mengawasi jalannya kegiatan

para anggotanya. (Mandor Buruh Bagasi, 2008).

2. LETAK DAN KONDISI GEOGRAFIS PELABUHAN BELAWAN

Pelabuhan Belawan berada pada wilayah administratif Kota Medan Propinsi


Sumatera Utara (Sumut), tepatnya pada posisi 03 47’ 00” LU dan 98 42’ 00” BT.
Dan Jarak Pelabuhan Utama Belawan dari Medan : ± 27 km dari pusat kota, di
mana juga terletak di Muara Sungai Belawan dan Sungai Deli. Sepanjang
pantainya labil dan berlumpur.

Pengendapan atau sedimentasi rata-rata 3 Cm/hari dipengaruhi oleh Sungai


Belawan dan Sungai Deli. Dimana debit air kedua Sungai tersebut rata-rata
331.924 M3 perbulan atau 11.064 M3 per harinya. Kecepatan arus juga
dipengaruhi oleh kedua sungai tersebut ditambah dengan keberadaan Selat
Malaka. Faktor musim juga mempengaruhi arah arus demikian juga kecepatannya.
Di mana kecepatan arus pada saat tertinggi yaitu mencapai 3 Knot dan terendah
0,2 Knot. Untuk pasang surut dengan air tertinggi: 3,30 M LWS, air tinggi: 2,40 M
LWS, air terendah: 0,50 M LWS

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I-9


PT.METAFORMA CONSULTANT

Gambar 1. 1 Peta Lokasi Pelabuhan Belawan

a. Letak/Posisi

Pelabuhan Belawan mempunyai area seluas: 12.692,270 Ha (126.922.700 M2)


dengan :

1. Luas Daratan : 289,36 Ha (2.893.600,00 M2)

a. Dermaga

 Nama :Serbaguna / Multipurpose berth

Panjang :1.669,74 M

Kedalaman :8,5 MLWS

Kapasitas :7.000 Ton

 Nama :Curah cair / Liquid Bulk

Panjang :775 M

Kedalaman :8,5 MLWS

Kapasitas :4.000 Ton

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 10


PT.METAFORMA CONSULTANT

 Nama : Pelayanan BBM / Fuel Jelly

Panjang : 94,37 M

Kedalaman : 8,5 MLWS

Kapasitas : 7.000 Ton

 Nama : Terminal Ferry

Panjang : 115 M

Kedalaman : 8,5 MLWS

Kapasitas : 7.000 Ton

b. Gudang

Luas : 75.858,95 M

c. Lapangan Penumpukan

Luas : 136.317 M

d. Terminal Penumpang

Luas : 3.577 M2

Kapasitas : 3.100 orang

2. Luas Perairan ( DLKR / DLKP ) : 12. 402,910 Ha (124.029.100 M2)

a. Alur Pelayaran

Panjang : 12 Mil

Lebar : 100 M

b. Kolam Pelabuhan

Kedalaman : 10,5 MLWS

Luas : 4.075.000 M2

Kedalaman : 6 10 MLWS

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 11


PT.METAFORMA CONSULTANT

Gambar 1. 2 Peta Lokasi Pelabuhan Belawan

b. Hidrografi

Pelabuhan Belawan berada di Muara Sungai Belawan dan Sungai Deli, sepanjang
pantai tanahnya labil dan berlumpur yang menyebabkan pengendapan rata-rata
mencapai 3 cm / hari. Dan pelabuhan belawan tersebut memiliki alur pelayaran
dengan lebar 100 M dan panjang 14.000 M. Kolam Pelabuhan seluas : ±
5.317.500 M2 ( termasuk alur pelayaran ), dengan kedalaman 6 -10 LBS. Dimana
kolam pelabuhan belawan yang termasuk alur pelayaran ini cukup memadai untuk
menampung kapal- kapal berbobot besar maupun kecil, Namun dilihat dari kondisi
alam, Pelabuhan Belawan mempunyai hambatan-hambatan yang sangat
berpengaruh terhadap kelanjutan pelabuhan tersebut, karena Pelabuhan Belawan
terletak diantara aliran sungai dan yang menjadi muara sungai itu adalah sungai
Belawan dan sungai Deli. Sungai Belawan dan sungai Deli sangat berpengaruh
besar terhadap kelangsungan pelabuhan Belawan karena aliran sungai tersebut
berdampak terhadap alur pelayaran dan kolam pelabuhan, lumpur-lumpur dan
sampah yang dibawa oleh aliran sungai tersebut akan bermuara di pelabuhan.
Untuk mengatasi kedangkalan alur pelayaran dan kolam pelabuhan, pihak
pengelola pelabuhan dan PT. (Persero) Pengerukan Indonesia Cabang Belawan
bekerjasama dalam hal menjaga kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan,
dimana setiap satu tahun sekali diadakan pengerukan alur pelayaran dan kolam
pelabuhan sehingga diharapkankedalaman itu tetap terjaga agar kapal- kapal
dapat masuk ke pelabuhan dengan aman dan tertib.

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 12


PT.METAFORMA CONSULTANT

c. Pasang Surut

Tunggang air rata-rata pada pasang purnama adalah 195 cm dan pada saat
pasang mati 56 cm. Mengenai gejala alam yaitu pasang surut air laut, yang mana
pada satu hari mengalami air pasang surut dua kali dalam sehari, dimana air
pasang surut tidak dapat ditentukan jamnya, sehingga akan berpengaruh
terhadap lalu lintas keluar atau masuk kapal, jadwal yang ditetapkan sering kali
mengalami perubahan.

d. Angin

Pada daerah kawasan pelabuhan belawan dan sekitarnya memiliki kecepatan


angin maksimum mencapai 4,3 M / detik. Dan daerah kawasan pelabuhan
belawan berada di loaksi perairan.

e. Gelombang

Mencapai setinggi 0,6 M dan umumnya terjadi pada sore hari.

f. Arus

Arus kearah darat sangat dipengaruhi oleh sungai belawan dan sungai deli,
sedangkan arus kearah laut dipengaruhi oleh selat malaka. Pada bulan purnama
kecepatan alur masuk dapat mencapai 3 knot dengan terkecil lebih kurang 0,2
knot.

Pelabuhan Belawan ini berada diwilayah perairan / laut, dimana terminal


pelabuhan berpusat disana beserta dengan adanya bangunan – bangunan
khususnya yang paling dekat kearah terminal yaitu Kantor Administrator
Pelabuhan. Dan Kantor ADPEL tersebut menghadap keperairan, dengan pola
memanjang dan sebagai jalur buat kapal penumpang atau tempat naik – turun
penumpang. Terminal pelabuhan belawan berada dipinggiran perairan pelabuhan/
pantai beserta dengan adanya kawasan industri lainnya dan dilewati oleh berbagai
kendaraan atau angkutan – angkutan lainnya. Disamping itu juga, letak dari
terminal pelabuhan belawan tersebut tidak jauh dari pinggiran kota dan masih
terdapat berbagai polusi udara serta polusi suara yang sangat tinggi dan karena
letaknya berada di pinggiran pantai dan merupakan kawasan industri sehingga
pada siang hari atau malam hari, cuaca sangat panas dan gersang sehingga
membuat kulit penduduk disana menjadi hitam, terutama yang bermukim di pusat
kota. ( Kantor ADPEL Belawan )

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 13


PT.METAFORMA CONSULTANT

3. PRASARANA DAN SARANA FISIK

Pelabuhan Belawan di bawah pengawasan Menteri Perhubungan yang


mendelegasikan wewenang kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk
memberikan petunjuk operasional secara lebih terperinci kepada pimpinan
perusahaan untuk menjalankan pelabuhan secara baik. Dan PT.(Persero)
Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan yang diusahakan oleh pemerintah, oleh
sebab itu sarana pelabuhan merupakan alat kerja yang harus disediakan
pengusaha pelabuhan. Dan sebagai Administrator Pelabuhan Belawan yang
memiliki tanggung jawab penuh terhadap kegiatan pelabuhan, maka bagian
Adiministrator Pelabuhan Belawan melaksanakan langkah-langkah (Program 2008)
dalam membenahi dan memperlengkapi fasilitas jasa kepelabuhanan belawan
sebagai berikut: Menerbitkan Security Pass bagi : supir dan kernet, pengguna
jasa, instansi terkait. Pendaftaran kendaraan (truck dan tanki) juga telah
dilaksanakan, Perbaikan-perbaikan fasilitas pagar daerah restricted area yang
terbuka, dan sebagian sudah ditutup. Menyarankan tempat-tempat perparkiran
diberi tanda, termasuk didaerah barrier area dari sisi perairan. Mengintensifkan
kapal patroli, dari 5 kapal yang ada, 4 kapal dibandar, 1 kapal di drop anchorage
area dan ada Ruang MARSEC telah beroperasi full. Pemasangan CCTV di UTPK
dan dipelabuhan umum (debarkasi / embarkasi kapal-kapal penumpang).
Melakukan pelatihan terhadap petugas PFSO, PSO dan termasuk unsur securitynya
telah dilaksanakan, dan telah disertifikasi. Menyediakan Apron dermaga atau pier
yang digunakan kapal untuk merapat dan melakukan kegiatan bongkar muat
barang, penumpang atau hewan. Gudang atau tempat penimbunan serta bongkar
muat dan peralatan lainnya. Kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas
pelayaran dan tambat kapal. Adanya Moda angkutan jalan raya, jalan baja
maupun tongkang yang digunakan untuk memindahkan barang dari pelabuhan ke
penerima barang.

Hingga saat ini Kantor Administrator Pelabuhan Belawan masih menggunakan


fasilitas terminal penumpang di daerah lingkungan kerja pelabuhan, karena belum
memiliki gedung kantor tersendiri, sehingga belum dapat melaksanakan pelayanan
secara terpadu, karena fasilitas yang ada hanya dapat menampung dua bidang
sedangkan bidang kelaiklautan kapal dan bidang KPLP masih menggunakan

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 14


PT.METAFORMA CONSULTANT

gedung lama yang tempatnya terpisah dan anggaran pembangunan gedung


kantor untuk tahun anggaran 2008 (18 Milyard Rupiah) dan Gedung Kantor Polres
KPPP (700M2) masih berada di lingkungan kerja pelabuhan I.

Dan Fasilitas penunjang lainnya yang berada di daerah lingkungan kerja


pelabuhan tersebut seperti :

1. Prasarana Peribadatan

Berjalannya kegiatan atau aktivitas para pekerja di terminal pelabuhan belawan,


tidak menjadikan mereka lelah dalam bekerja dan pelabuhan belawan ini
merupakan pusat daripada kegiatan-kegiatan industri yang memiliki ribuan
pekerja, baik yang bekerja di sektor formal maupun informal. Walaupun mereka
memiliki profesi yang berbeda-beda, akan tetapi para pekerja yang ada
dipelabuhan belawan tetap menjalankan pekerjaannya dengan baik untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini juga didukung dengan adanya berbagai
fasilitas yang ada disana, karena bagaimanapun fasilitas tersebut sangat
diperlukan untuk kelancaran aktivitas yang mereka lakukan.

Dari beberapa fasilitas yang ada, salah satunya yaitu prasarana peribadatan yang
memiliki satu unit yaitu sebuah mushola. Adapun tempat peribadatan mushola
tersebut cukup besar dan kondisi bangunannya masih kokoh dan terawat dengan
baik beserta dengan perlengkapan –perlengkapan lainnya yang ada didalam
mushola tersebut. Prasarana peribadatan mushola yang berada disekitar terminal
pelabuhan belawan ini, sangat bermanfaat dan penting bagi pekerja-pekerja yang
masih taat menjalankan ibadahnya, khususnya bagi para pekerja yang beragama
muslim. Para pekerja yang ada di pelabuhan belawan, lebih mengutamakan
pekerjaannya agar bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik dan oleh karena
itu, mereka harus memanfaatkan waktu atau jam kerja sesuai dengan pekerjaan
yang mereka miliki. Walaupun mereka sepenuhnya bekerja dengan menghabiskan
waktu mereka dalam satu hari juga, akan tetapi para pekerja di pelabuhan
belawan tersebut masih ada yang menyempatkan dirinya untuk beribadah.

2. Prasarana Komunikasi

Selain daripada prasarana peribadatan yang ada diterminal pelabuhan belawan,


ada salah-satu prasarana penunjang lainnya yaitu satu unit telepon umum (wartel)
yang telah disediakan disana. Prasarana komunikasi ini sangat bermanfaat dan
penting bagi yang membutuhkan atau pada saat pekerja-pekerja maupun para
PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 15
PT.METAFORMA CONSULTANT

penumpang kapal yang ada di terminal pelabuhan belawan ini mengalami


kesulitan atau keadaan yang mendesak. Diperkirakan jarak dari beberapa fasilitas
yang ada disana saling berdekatan dan berada pada lokasi terminal pelabuhan
belawan. Seperti halnya jarak antara mushola dengan wartel yang saling
berdekatan dan adapun kondisi bangunan daripada prasarana komunikasi tersebut
terawat dengan baik. Sampai saat ini, alat komunikasi melalui telepon umum
masih dibutuhkan dan dipergunakan oleh banyak orang. Disamping itu dapat
mempermudah untuk memperoleh informasi yang mereka perlukan sehingga
memperlancar berbagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para pekerja dan
para penumpang kapal atau pengunjung lainnya yang berada di pelabuhan
belawan.

3. Prasarana Bak Kamar Mandi ( MCK )

Prasarana Bak Kamar Mandi merupakan salah satu bagian yang penting bagi
kebutuhan manusia yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Di Terminal Pelabuhan
belawan disediakan satu unit prasarana air/ bak kamar mandi (mck). Adapun
Posisi atau letak dari kamar mandi tersebut berada dibelakang balai peristirahatan
para buruh pelabuhan belawan dan kondisi bangunan tersebut cukup terawat
dengan baik. Terutama buat para pekerja atau buruh pelabuhan di belawan
dimana mereka harus bekerja dan mereka juga otomatis mempergunakan
fasilitas-fasilitas yang ada disana. Untuk pemakaian kamar mandi dikenakan uang
masuk dengan membayar berapa saja. Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan
yang diusahakan oleh pemerintah, oleh sebab itu sarana pelabuhan merupakan
alat kerja yang harus disediakan pengusaha pelabuhan. Salah satunya sarana
penyediaan air bersih, dan sarana penyediaan air bersih untuk konsumen
bersumber dari air bawah tanah melalui sumur bor (artesis) sebanyak 10 buah
dengan lokasi diareal terpisah pelabuhan yaitu: Daerah Pangkalan Belawan Lama,
Pangkalan Ujung Baru dan Pangkalan Citra dengan kedalaman yang bervariasi
yang sudah tua.

4. Prasarana Penerangan dan Finansial

Suplai listrik dan air merupakan hal yang sangat vital di pelabuhan terutama untuk
kepentingan aktivitas bongkar muat yang berkorelasi dengan ekonomi. Di
Pelabuhan Belawan ini, beberapa jenis besaran daya listrik yang disediakan adalah
sebesar 3.465, 1.040, dan 1.110 Kva yang disuplai oleh PLN. Sedang untuk daya
listrik dari instalasi sendiri adalah 750, 150, sam 126 Kva. Untuk kebutuhan air,
PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 16
PT.METAFORMA CONSULTANT

pelabuhan ini disuplai oleh PDAM yang terdiri dari 5 saluran air dengan kekuatan
60 ton/jam, 4 unit saluran sebesar 40 ton/jam, 1 unit sebesar 35 ton/jam, serta 1
unit lagi sebesar 30 ton/jam. Di samping suplai dari PDAM ini, Pelabuhan Belawan
juga memiliki beberapa instalasi saluran air sendiri dengan kisaran kekuatan yang
bervariasi.

5. Sarana Transportasi Darat

Ada beberapa sarana transportasi menuju pelabuhan belawan seperti ojek, taksi,
angkutan umum biasa. Dan sarana transportasi tersebut khusus untuk membawa
para pengunjung yang ingin pergi kepelabuhan belawan dan oleh karena adanya
sarana angkutan yang memadai sehingga mempermudah kegiatan/aktivitas para
pekerja pelabuhan ataupun para pengunjung untuk pulang dari/atau pergi/ke
pelabuhan belawan. Jalur transportasi menuju terminal pelabuhan belawan bisa
dilewati oleh berbagai angkutan seperti ojek, taksi, angkutan mini (umum), truk
besar, kendaraan maupun mobil pribadi. Dan kondisi jalan daripada jalur
transportasi darat tersebut, sudah cukup baik dan memadai. Khusus buat
angkutan mini dikenakan dengan tarif ongkos Rp 2000,00. Dan pada saat
memasuki pintu pelabuhan belawan, para tamu atau pengunjung akan membayar
Rp1500,- kepada security yang bertugas untuk menjaga keamanan dan mengatur
keluar masuknya berbagai angkutan, baik itu angkutan kecil maupun angkutan
besar. Selain security yang bertugas untuk menjaga di pintu masuk pelabuhan
belawan, ada juga polisi yang ikut membantu mengawasi dan menjaga keamanan
disana dan khusus untuk tempat parkiran sepeda motor, mobil pribadi maupun
angkutan mini berada di terminal pelabuhan belawan. Sehingga pusat terminal
pelabuhan yang telah dijadikan sebagai tempat pemarkiran, pedagang kaki lima
dan juga tempat bekerjanya para buruh pelabuhan terutama para buruh bagasi,
tidak terlepas dari keramaian atau berbagai polusi suara dan udara.

6. Terminal Penumpang

Guna mendukung kelancaran arus penumpang melalui Pelabuhan Belawan,


pelabuhan telah menyediakan dermaga khusus untuk kapal ferry dan kapal
penumpang serta terminal penumpang yang cukup memadai di pangkalan ujung
baru. Untuk menghubungkan Belawan ke Lumut dan Port Klang Malaysia dilayani
oleh pelayaran ferry internasional dan pelayanan kapal tidak terjadwal dari Port
Klang ke Belawan. Fasilitas mengenai alat transportasi laut khususnya untuk
mengangkut penumpang seperti kapal ferry dan kapal lainnya (kapal kelud).
PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 17
PT.METAFORMA CONSULTANT

Mengenai kapal ferry, diperlengkapi dengan berbagai fasilitas yaitu adanya


Dermaga Ferry dengan panjang 115 M , kedalaman 7 M dan maksimum bobot
kapal 200 DWT. Dan mempunyai ruang tunggu luar negeri maupun ruang tunggu
dalam negeri yang lengkap dan memadai. Selain fasilitas-fasilitas tersebut,
tersedia kamar mandi, perkantoran, ruang perkantoran, ruang sholat, air bersih,
agen perjalanan dan telephon internasional.

4. STRUKTUR ORGANISASI PELABUHAN BELAWAN

Adapun struktur organisasi perusahaan beserta dengan fungsinya. Fungsi


Organisasi Pelabuhan Belawan.

“Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama sekelompok orang melalui ketentuan-


ketentuan formal yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu” Pelabuhan
Belawan telah menetapkan struktur organisasi dalam usahanya mencapai dan
menjalankan perencanaan strategi terpadu perusahaan.

1. Cabang Utama, terdiri dari :


a. Divisi Komersial ;
b. Divisi Pelayanan Kapal dan Barang ;
c. Divisi Teknik ;
d. Divisi Keuangan ;
e. Urusan Umum ;
f. Urusan Data dan Informasi (Datin) ;
g. Urusan Bongkar Muat ;
2. Divisi dan Usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipimpin oleh
manager.
3. Divisi dan Usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat ini terdiri dari dinas yang
masing-masing dipimpin oleh asisten manager.
4. Urusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipimpin oleh kepala.
5. Urusan sebagaimana dimaksud dalam ayat ini dari sub urusan yang masing-
masing dipimpin oleh kepala.
6. Bagan organisasi cabang utama sebagaimana terdapat pada lampiran II
keputusan.

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 18


PT.METAFORMA CONSULTANT

1. DIVISI KOMERSIAL

Divisi komersil mempunyai tugas pokok menyiapkan perencanaan


melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pengkajian pasar dan promosi,
pusat pelayanan administrasi jasa/usaha serta aneka usaha. Divisi Komersial
mempunyai fungsi :

1. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan promosi.


2. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian administrasi jasa/usaha
kepelabuhan.
3. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan aneka usaha.

Divisi Komersial terdiri dari :

1. Dinas Pengkajian dan Promosi mempunyai tugas pokok melaksanakan dan


mengendalikan penyelenggaraan pengkajian pasar dan promosi.
2. Dinas Pusat Pelayanan Administrasi Jasa/Usaha mempunyai tugas pokok
melaksanakan dan mengendalikan pelayanan administrasi jasa
kepelabuhan, verifikasi produksi dan pendapatan, penotaan jasa
kepelabuhan serta pendataan, evaluasi produksi dan pendapatan.
3. Dinas Aneka Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan dan
mengendalikan pengusahaan tanah perairan, bangunan, air, listrik, serta
usaha lainnya.

2. DIVISI PELAYANAN KAPAL DAN BARANG

Divisi Pelayanan Kapal dan Barang mempunyai tugas pokok menyiapkan


perencanaan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pelayanan,
pemanduan, penyiapan armada kepanduan, pelayanan terminal konvensional.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Divisi Pelayanan Kapal dan
Barang mempunyai fungsi :

1) Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pelayanan pemanduan dan


kinerja operasional.
2) Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian penyiapan armada
kepanduan.
PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 19
PT.METAFORMA CONSULTANT

3) Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pelayanan terminal


konvensinal dan kinerja operasional.
4) Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pelayanan PMK dan Rupa-
Rupa.

Divisi Pelayanan Kapal dan Barang terdiri dari:

1) Dinas Pelayanan Pemanduan mempunyai tugas pokok melaksanakan


pelayanan telekomunikasi kapal, merencanakan dan mengendalikan
pelayanan pemanduan serta melaksanakan administrasi pemanduan dan
pendapatan kinerja masing-masing pelayanan.
2) Dinas Penyiapan Armada Kepanduan mempunyai tugas pokok
merencanakan dan mengendalikan perawatan dan perbaikan,
melaksanakan penilikan evaluasinya serta melaksanakan penyiapan
pengawakan dan perbekalan armada.
3) Dinas Pelayanan Terminal Konvensional mempunyai tugas pokok
merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan pelayanan labuh
tambat, dermaga dan penumpukan, serta penilikan kapal, bongkar muat
dan pendataan kinerja masing-masing pelayanan.
4) Dinas Pelayanan PMK dan Rupa-Rupa mempunyai tugas pokok
melaksanakan dan mengendalikan pelayanan PMK, pelayanan terminal
penumpang serta pelayanan peralatan pelabuhan.

3. DIVISI TEKNIK

Divisi Teknik mempunyai tugas pokok menyiapkan perencanaan,


melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pekerjaan sipil, peralatan dan
instalas, perencanaan dan administrasi teknik. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud Divisi Teknik mempunyai fungsi :

1. Melaksanakan dan mengendalikan pekerjaan sipil.


2. Merencanakan, pelaksanaan dan pengendalian pekerjaan peralatan dan
instalasi.
3. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian penyusunan rencana
pembangunan dan perawatan serta perbekalan dan administrasi teknik.

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 20


PT.METAFORMA CONSULTANT

Divisi Teknik terdiri dari :

1. Dinas Pekerjaan Sipil.


2. Dina Peralatan dan Instalasi.
3. Dina Perencanaan dan Administrasi Teknik.

4. DIVISI KEUANGAN

Divisi Keuangan mempunyai tugas pokok menyiapkan perencanaan,


melaksanakan dan mengendalikan kegiatan akuntansi biaya, akuntansi umum
dan perbendaharaan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Divisi
Keuangan mempunyai fungsi :

1. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian akuntansi biaya.


2. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian akuntansi umum.
3. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian perbendaharaan.

Divisi Keuangan terdiri dari :

1. Dinas Akuntansi Biaya. mempunyai tugas pokok melaksanakan dan


mengendalikan administrasi iaya dan pendapatan, analisa dan evaluasi
biaya dan pendapatan serta membantu pelaksanaan pembinaan
pengusaha golongan ekonomi lemah dan koperasi.
2. Dinas Akuntansi Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan
dan mengendalikan administrasi hutang-piutang, uang muka, uang titipan,
upper, penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran kas bank serta barang
persediaan.

5. URUSAN UMUM

Urusan Umum mempunyai tugas pokok menyiapkan perencanaan,


melaksanakan dan mengendalikan kegiatan tata usaha dan rumah-tangga,
personalia hukum dan hubungan masyarakat serta keamanan lingkungan kerja

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 21


PT.METAFORMA CONSULTANT

perusahaan. Untuk melaksanakan tugas dimaksud Urusan Umum mempunyai


fungsi :

1. Penyiapan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata usaha dan


rumah-tangga.
2. Penyiapan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian personalia.
3. Penyiapan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan hukum
dan hubungan masyarakat.
4. Penyiapan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
keamanan lingkungan kerja perusahaan.

Urusan Umum terdiri dari :

1. Sub Urusan Tata Usaha dan Rumah-Tangga.


2. Sub Urusan Personalia.
3. Sub Urusan Hukum dan Humas.
4. Sub Urusan Keamanan.

6. URUSAN DATA DAN INFORMASI (DATIN)

Urusan data informasi mempunyai tugas pokok menyiapkan perencanaan,


melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pengolahan data dan laporan serta
sistem informasi. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Urusan
Data dan Informasi mempunyai fungsi :

1. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pengumpulan,


pengolahan data, penyajian data dan laporan cabang.
2. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan perencanaan sistem
informasi secara tepadu, pengolahan data elektronik serta pengolahan
perangkat komputer.

Urusan Data dan Informasi terdiri dari :

1. Sub Urusan Data dan Laporan mempunyai tugas pokok melaksanakan dan
mengendalikan kegiatan pengumpulan pengolahan data serta penyajian
laporan.
2. Sub Urusan Sistem Informasi dan Perangkat Elektronik Komputer
mempunyai tugas merencanakand dan mengendalikan penyusunan sistem
informasi pelayanan peangkat komputer.
PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 22
PT.METAFORMA CONSULTANT

7. URUSAN BONGKAR MUAT

Urusan Bongkar Muat mempunyai tugas pokok menyiapkan perencanaan,


melaksanakan dan mengendalikan kegiatan bongkar muat dan penumpukan,
menyiapkan peralatan dan perawatan serta tata usaha dan keuangan. Untuk
melaksanakan tugas dan sebagaimana dimaksud Urusan Bongkar Muat
mempunyai fungsi :

1. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan bongkar muat dan


penumpukan.
2. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan, penyiapan
peralatan serta perawatan, perbaikan, dan perbekalan.
3. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan tata usaha serta
keuangan urusan bongkar muat.

Urusan Bongkar Muat terdiri dari :

1. Dinas Operasi. mempunyai tugas pokok merencanakan dan mengendalikan


perawatan, mengendalikan bongkar muat dan penumpukan serta
melakukan administrasi operasi dan pendapatan kinerja bongkar muat.
2. Dinas Penyiapan Peralatan mempunyai tugas pokok merencanakan dan
mengendalikan perawatan, menyiapkan dan administrasi pengoperasian
peralatan.
3. Dinas Tata Usaha dan Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan
kepegawaian, tata usaha perkantoran dan rumah-tangga, pengumpulan
data dan informasi, administrasi produksi dan pendapatan, pembuatan pra
nota serta administrasi keuangan.

5. KONDISI PELABUHAN BELAWAN

Kualifikasi sebagai salah satu kota terpenting di Indonesia bagian Barat


menjadikan keberadaan pelabuhan di Kota Medan sebagai sebuah fasilitas mutlak.
Hiruk-pikuk transportasi manusia maupun logistik serta aktivitas perdagangan
baik dalam maupun luar negeri perlu diakomodasi guna menyokong kehidupan

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 23


PT.METAFORMA CONSULTANT

kota Medan. Aktivitas inilah yang menjadi sumber utama keramaian Pelabuhan
Belawan Kota Medan, Sumatra Utara.

Pelabuhan ini dinamai sama dengan muara sungai yang menjadi termpatnya
berdiri, yakni Sungai Belawan. Terletak sekitar 27 km arah utara dari kota Medan
Pelabuhan Belawan merupakan salah satu dari empat pelabuhan di Indonesia
yang beroperasi selama 24 jam penuh. Sehingga, jika pun ada kapal yang hendak
singgah jam dua pagi, pelabuhan ini siap untuk menjadi tempat bersandar.

Pelabuhan Belawan memiliki area kerja sekitar 12.072,33 hektar yang terdiri dari
Pangkalan Belawan Lama, Pangkalan Ujung Baru, Pangkalan Citra, Terminal Peti
Kemas Konvensional Gabion, dan Terminal Penumpang.

Dalam melaksanakan aktivitasnya, Pelabuhan Belawan ditopang oleh sekitar 600


orang karyawan dengan sistem satu atap atau yang biasa disebut dengan PPSA
(Pusat Pelayanan Satu Atap). Pelabuhan ini memiliki empat demaga. Dua
diantaranya mampu menyandarkan kapal dengan bobot maksimal masing-masing
sebesar 7000 ton. Dengan statistik tersebut, tak heran, Pelabuhan ini menjadi
pelabuhan terpenting di Pulau Sumatra.

Aktivitas ekonomi terbesar di pelabuhan ini berupa bongkar muat komoditas CPO
(/Crude Palm Oil/) yang merupakan salah satu komoditas alam terbesar yang
dihasilkan Pulau Sumatra. Di Pelabuhan Belawan, rerata kuantitas komoditas
ekspor andalan Indonesia ini mencapai 51 juta ton/tahun. Di samping CPO, ada
pula komoditas berupa bungkil (semacam ampas dari minyak kelapa sawit) yang
nilai ekspornya mencapai 985 ribu ton/tahun.Sedangkan untuk kepentingan
mobilisasi angkutan penumpang, terminal penumpang Pelabuhan Belawan bisa
menampung sekitar 3100 orang penumpang baik dari maupun keluar daerah.

Di samping waktu operasionalnya yang seharian penuh, fasilitas bongkar muat


pelabuhan ini sangat menguntungkan secara ekonomi. Fasilitas gudang yang
disediakan pelabuhan ini mencapai 76 m2. Sedang luas lapangan penumpukan
yang disediakan sekitar 136 m2. Dari kalkukasi ini, para eksportir maupun importir
yang beraktivitas di Kota Medan maupun Pulau Sumatra, tidak perlu merisaukan
persoalan penyimpanan barang. Imbas positif dari aktivitas ini, juga bisa dinikmati
pengunjung yang mungkin bermaksud untuk sekadar melancongi pelabuhan ini.
Perpindahan barang yang dilakukan oleh tenaga mesin maupun manusia adalah
pemandangan yang bisa dinikmati. Lalu-lalang buruh angkut bisa menjadi target

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 24


PT.METAFORMA CONSULTANT

bidikan kamera. Selain itu, saat-saat yang juga istimewa di pelabuhan ini adalah
saat menjelang lebaran. Kepadatan Arus mudik maupun balik dari dan menuju
Kota Medan memang rutin ditemui di pelabuhan ini. Momen khas ini juga bisa di
Pelabuhan Belawan. Alhasil, pengembangan pelabuhan ini juga diarahkan menjadi
pelabuhan dengan sistem yang tidak semrawut, dan sistem pelayanan satu atap
bisa dijadikan contohnya.

Untuk menuju Pelabuhan Belawan, pengunjung dapat menggunakan semua moda


transportasi angkutan umum yang tersedia di Kota Medan. Jika pun berminat,
pengunjung dapat pula mencoba moda becak bermotor khas kota Medan yang
tersedia merata di Kota Medan.

1. EKSPOR DAN IMPOR

Volume ekspor tahun 2007 untuk ikan segar dan beku mencapai 11.382 ton.
Ekspor tahun sebelumnya sebanyak 7.829 ton, sehingga ada peningkatan
3.553 ton (45,38 persen). Ikan mencukupi untuk dipasok antarpulau dan pasar
lokal. Sedangkan yang ditolak pasar diolah menjadi tepung untuk pakan
ternak.

Ikan yang memenuhi syarat diekspor ke Malaysia , Singapura, Jepang ,


Vietnam , Korsel, dan Tiongkok. Pada Juni-Agustus 2007, sempat masuk ikan
dari Malaysia sebanyak 1.612 ton, antara lain kembung dan selayang, dengan
harga lebih murah. Akibatnya, terjadi persaingan harga yang kurang sehat.
Pengelola PPS akhirnya melarang ikan impor itu.

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 25


PT.METAFORMA CONSULTANT

Tabel 3.1. Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan Belawan Tahun 2007

Di bidang PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak), pada 2006 senilai Rp


227.061.723, kemudian meningkat pada 2007 sebesar Rp 253.216.446. Tahun
2008 (data November) baru meraup Rp 236.901.654. PNBP diharapkan terus
meningkat, apalagi jika pembenahan berjalan lancar.

Produksi ikan, selain bersumber dari hasil tangkapan kapal-kapal ikan milik
pengusaha yang ada dalam kawasan ini, juga berasal dari hasil pembelian dari
nelayan mitra pengusaha. Jumlah ikan yang didaratkan selama 2007 tercatat
39.134 ton. Jika dibandingkan 2006 sebanyak 42.592 ton, berarti terjadi
penurunan 3.458 ton atau 8,12 persen.

Jumlah perputaran uang mencapai Rp 3,87 miliar per hari atau Rp 116 miliar
per bulan atau sekitar Rp 1,4 triliun pada tahun 2007 saja. Perputaran uang ini
bersumber dari kegiatan operasional kapal ikan, penyaluran perbekalan melaut
(BBM, es balok, air bersih, dan ransum ABK), serta upah tenaga kerja, buruh,
dan nelayan yang berjumlah 10.613 orang.

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 26


PT.METAFORMA CONSULTANT

Tabel 3.1. Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan Belawan Tahun 2008

Terjadinya penurunan produksi ikan disebabkan faktor oceanografis, seperti


musim angin, arus dan gelombang yang relatif besar pada bulan-bulan
tertentu. Sehingga nelayan takut untuk melaut dan hal ini berdampak pada
penurunan jumlah hasil tangkapan.

2. PERBEDAAN BOBOT KAPAL

Masalah ukuran bobot kapal penangkap ikan agaknya sudah menjadi rahasia
umum. Hampir semua pemilik kapal memanipulasikannya. Kapal-kapal sengaja
menurunkan ukuran di bawah 30 GT, agar dokumen perizinan dapat
dikeluarkan di daerah, yakni dinas provinsi, kota atau kabupaten. Sedangkan,
penerbitkan izin kapal di atas 30 GT merupakan wewenang pemerintah pusat,
yakni Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP).

Administrasi perizinan harus ditertibkan. Memanipulasi bobot kapal adalah


pelanggaran hukum. Tim penertiban perizinan dari pusat (DKP dan

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 27


PT.METAFORMA CONSULTANT

Departemen Perhubungan) harus melakukan inspeksi pengukuran ulang


terhadap kapal perikanan yang tidak sesuai ukuran, antara dokumen dan
fisiknya, serta aplikasi sistem perizinan secara mobile di daerah.

Selain itu, alat tangkap yang digunakan kapal penangkap ikan yang biasa
berlabuh di PPS Belawan, kebanyakan memakai jaring pukat ikan (seperti
trawl). Padahal, alat tangkap ini kurang ramah lingkungan, diantaranya
merusak terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan berkembangbiaknya
ikan.

Jenis alat tangkap yang digunakan, antara lain pukat ikan (fish net) 117 unit,
pukat cincin (purse seine) 237 unit, lampara dasar (damersial danis seine) 97
unit, jaring insang (gill net) 48 unit, dan pancing 7 unit.

Jumlah armada kapal penangkap ikan di PPS Belawan selama 2007 sebanyak
506 unit, atau bertambah 34 unit (7,2 persen) bila dibandingkab tahun 2006
sebanyak 472 unit. Ukuran kapal lebih kecil atau berbobot 10 GT sebanyak
117 unit, 10-20 GT 18 unit, 20-30 GT 195 unit, 30-50 GT 48 unit, 50-100 GT
49 unit, dan 100-200 GT sebanyak 79 unit.

Pada 2007, tercatat frekuensi kapal yang berkunjung sebanyak 61.959


trip/kali, sedangkan kapal yang berangkat ke laut untuk menangkap ikan
sebanyak 14.927 trip/kali. Pada 2006, frekuensi kapal yang berkunjung
mencapai 65.232 trip, atau terjadi penurunan 3.265 trip (5 persen). Kapal
yang berkunjung ke PPS adalah kapal ikan yang melakukan aktivitas bongkar
ikan, mengisi perbekalan untuk melaut, memperbaiki kapal, dan beristirahat
menunggu musim penangkapan.

3. MELAYANI BERBAGAI KEBUTUHAN

Kebutuhan solar pada 2007 mencapai 34.891 ton, dan minyak tanah 3.348
ton. Terjadi peningkatan permintaan, karena pada 2006 hanya dibutuhkan
28.515 ton solar (naik 22,36 persen). Sedangkan permintaan minyak tanah
naik 52,53 persen. Peningkatan terjadi karena wilayah penangkapan (fishing
ground) menjadi lebih jauh dan waktu penangkapan ikan menjadi lebih lama.

Selain solar, kebutuhan utama logistik kapal untuk melaut adalah es balok,
garam, minyak tanah, oli, dan bahan makanan. Kebutuhan disesuaikan dengan
PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 28
PT.METAFORMA CONSULTANT

lamanya melaut. Untuk kapal pukat ikan yang memiliki hari operasi 10-15 hari
membutuhkan lebih banyak. BBM solar dan minyak tanah untuk kebutuhan
industri dan kapal ikan ditangani tujuh agen penyalur minyak solar (APMS) dan
satu solar packed dealer nelayan (SPDN).

Es dipasok empat perusahaan swasta dan pabrik es milik Perum Prasarana


Perikanan Samudera Cabang Belawan dengan total kapasitas terpasang 396
ton per hari. Namun, mulai Juli 2007, satu pabrik es milik swasta tidak
operasional lagi. Ini disebabkan peralatan tua dan tidak ada dana untuk
memperbaiki. Harga jual es Rp 13.000 sampai Rp 15.000 per balok (60 kg).

Total penyaluran es selama tahun 2007 sebanyak 62.818 ton, sedangkan pada
2006 sebesar 60.974 ton, atau meningkat 1.844 ton (3,02 persen).
Peningkatan ini terjadi karena para pedagang ikan dan pengusaha perikanan
mulai menyadari pentingnya es guna mempertahankan mutu ikan.

Dari buku laporan tahunan PPS Belawan 2007 disebutkan, jumlah usaha yang
memanfaatkan lahan kawasan industri tercatat 91 perusahaan. Mereka dari
pelbagai jenis usaha, seperti penangkapan dan pengolahan ikan, cold storage,
SPDN, pabrik es, bengkel kapal, dan suku cadang mesin kapal.

Saat ini, masalah yang dihadapi para pengusaha dan pengelola PPS, antara
lain areal pelabuhan yang rendah mengakibatkan banjir ketika hujan dibarengi
air laut pasang, dan belum ada unit pengolah limbah berstandar. Selain itu,
masih ada dualisme penerbitan Surat Izin Berlayar (SIB) dari syahbandar
perikanan dan syahbandar perhubungan laut.

4. PUSAT PERTUMBUHAN

Pelabuhan perikanan ini akan merealisasikan visinya sebagai pusat


pertumbuhan dan pengembangan perikanan secara terpadu. Dalam areal 50
hektar dan panjang pelabuhan sekitar dua kilometer, PPS ini akan dibangun
sesuai perencanaan, yakni membenahi maupun merelokasi semua tangkahan
yang tidak sesuai lagi. Dermaga akan dipanjangkan, begitu juga luas hanggar
maupun selasar akan disiapkan sesuai kebutuhan.

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 29


PT.METAFORMA CONSULTANT

5. KONDISI TKBM (TENAGA KERJA BONGKAR MUAT) SAAT INI DI

PELABUHAN BELAWAN

1. Jumlah TKBM dan Pola Pemerataan Gilir Kerja.

Jumlah TKBM di pelabuhan Belawan saat ini sebanyak 3.458 orang yang
terdiri dari 286 regu kerja dengan pengelolaan semi pooling dimana
kelompok regu kerja ditempatkan pada 4 (empat) sektor atau terminal
yaitu Terminal Belawan Lama, Terminal Ujung Baru, Terminal Citra dan
Terminal Gabion/BICT. Penempatan jumlah regu kerja pada setiap terminal
didasarkan pada perbandingan volume kegiatan pada setiap terminal.
Pemerataan kesempatan kerja diatur tidak hanya berdasarkan gilir tapi
juga berdasarkan evaluasi tonase barang yang dikerjakan oleh setiap regu
kerja, dengan demikian setiap regu kerja akan mendapatkan kesempatan
kerja dan pendapatan yang merata.

2. Sistem pengupahan.

Di pelabuhan Belawan menerapkan sistem upah borongan berdasarkan


tonase barang, prinsip upah borongan adalah lebih cepat lebih baik, bila
pekerjaan bongkar muat dapat diselesaikan lebih cepat maka TKBM akan
mendapatkan upah yang lebih tinggi dari standar upah rata-rata.

Penerapan sistem upah borongan dapat memotivasi TKBM untuk bekerja


lebih giat, kondisi riil kinerja bongkar muat TKBM pelabuhan Belawan saat
ini telah memenuhi bahkan melampaui standar kinerja yang disepakati
terkecuali untuk jenis barang tertentu yang bersifat kasuistis.

3. Kesejahteraan.

Seluruh TKBM terdaftar setiap tahunnya mendapatkan perlengkapan K3


berupa pakaian kerja, sepatu, helmet, sarung tangan, masker, tunjangan
hari Raya (THR) dan perumahan serta diikut sertakan dalam program
Jamsostek yang mencakup 4 (empat) komponen yaitu Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK), Jaminan Perawatan Kesehatan (JPK), Jaminan Hari Tua (JHT)
dan Jaminan Kematian (JK), walaupun saat ini nilai santunan jaminan hari
tua dan jaminan kematian masih relatif kecil, hal tersebut dikarenakan

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 30


PT.METAFORMA CONSULTANT

tidak seimbangnya antara jumlah TKBM dengan kemampuan membayar


premi berdasarkan standar upah minimum.

4. Kelompok usia dan Alokasi.


a. Jumlah TKBM pelabuhan Belawan yang terdaftar saat ini sebanyak
3.458 orang, dari jumlah tersebut yang berusia dibawah 55 tahun
sebanyak 2.458 orang dan usia diatas 55 tahun diperkirakan sebanyak
1.000 orang. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama antara Dirjen
Hubla, Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Deputi
Bidang Kelembagaan Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah tanggal
29 Desember 2011 usia TKBM dibatasi s/d 55 tahun. Untuk tidak
menimbulkan gejolak lapangan diperlukan kebijakan dan langkah
persuasif termasuk dukungan dana untuk melepaskan TKBM yang
berusia diatas 55 tahun.
b. Alokasi.

Sektor I Terminal Belawan Lama 42 regu kerja

Sektor II Terminal ujung Baru 116 regu kerja

Sektor III Terminal Citra 84 regu kerja

Sektor IV Terminal Gabion/BICT 44 regu kerja

5. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Kinerja.


a. Cuaca

Perubahan cuaca yang ekstrim akhir-akhir ini sering terjadi, dimana


cuaca dapat berubah secara tiba-tiba, namun hal tersebut merupakan
fenomena alam yang tak dapat dicegah dan diatasi oleh kemampuan
manusia. Jelas bahwa dampak cuaca ekstrim tersebut akan
berpengaruh kepada kinerja bongkar muat barang-barang non
petikemas

b. Kondisi Kapal

Kapal ex asia (China, Vietnam, dll) yang masuk pelabuhan Indonesia


rata-rata berusia tua dan kondisi peratannya cukup memprihatinkan,
pada umumnya kapasitas crane relatif kecil dan pergerakannya lambat
bahkan sering rusak, hal tersebut jelas berpengaruh pada kinerja
PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 31
PT.METAFORMA CONSULTANT

bongkar muat, namun sebagian kalangan tidak memberikan penilaian


obyektif dan selalu menyatakan kinerja pelabuhan rendah tanpa
mengurai penyebabnya.

c. Kesiapan Gudang Penerima di Luar Pelabuhan.

Perbedaan pola kerja dan jam kerja di pelabuhan dengan gudang


penerima di luar pelabuhan menjadi alasan klasik dari tahun ke tahun
yang hingga saat ini belum teratasi dengan baik. Pada kegiatan truck
lossing hal tersebut sangat dirasakan dan sangat mengganggu capaian
kinerja di pelabuhan. Mekanisasi alat di pelabuhan tidak diimbangi
dengan mekanisasi di gudang penerima mengakibatkan turn round
time truck menjadi besar dan dampaknya kapal gantung sling.
Keamanan juga sering menjadi alasan yang dikemukakan oleh operator
gudang untuk menutup gudang pada malam hari bahkan pada sore
hari, akibatnya kegiatan bongkar di pelabuhan terhenti. Seandainya di
pelabuhan tersedia gudang dengan kapasitas memadai dan ada
kebijakan untuk menggunakan gudang pelabuhan sebagai gudang
alternatif, dapat dipastikan kinerja bongkar muat di pelabuhan akan
lebih meningkat.

d. Alat

Crane kapal yang digunakan sering mengalami kerusakan sehingga


harus mendatangkan shore crane/crane darat, pengadaan crane darat
sering menyita waktu yang cukup lama karena Agen pelayaran
umumnya meminta persetujuan owner/pemilik kapal. Kegiatan bongkar
dengan menggunakan shore crane tidak dapat maksimal karena
keterbatasan operator melihat sisi laut.

6. Peningkatan Kualitas TKBM

Perkembangan teknologi pelabuhan harus diimbangi dengan peningkatan


kualitas Sumber Daya manusia (SDM) secara menyeluruh termasuk Tenaga
Kerja Bongkar Muat (TKBM). Pembinaan TKBM selain untuk meningkatkan
kualitas juga harus mengarah pada peningkatan kesejahteraan, oleh
karenanya disusun beberapa program peningkatan kualitas TKBM antara
lain :

a. Pengurangan TKBM secara alamiah.


PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 32
PT.METAFORMA CONSULTANT

Jumlah TKBM berusia diatas 55 tahun saat ini berkisar + 1.000 orang,
diperlukan kebijakan untuk memberikan solusi dalam penanganan
TKBM lanjut usia baik dengan melepas keanggotaan maupun alokasi
kegiatan lainnya. Perlu disusun tahapan program dengan melibatkan
seluruh pihak terkait dalam penanganan TKBM lanjut usia yaitu
Pengurus Koperasi TKBM, Badan Usaha Pelabuhan (PT. Pelindo) dan
JAMSOSTEK dan SPSI, TKBM yang meninggal dunia tidak akan
diterbitkan pengganti sampai dengan jumlah ideal sesuai kebutuhan.
Dengan adanya pengurangan jumlah TKBM dipastikan akan
meningkatkan kesejahteraan TKBM baik dari sisi pendapatan
dikarenakan man days nya lebih tinggi maupun kesejahteraan lainnya.

b. Pendidikan dan Pelatihan Teknis (DIKLAT Teknis).

Saat ini berbagai Diklat Teknis dilaksanakan oleh Induk koperasi TKBM
di Jakarta, seyogyanya pada setiap koperasi TKBM ada unit usaha yang
khusus menangani Diklat dan penyelenggaraan Diklat maupun diklat
manajemen dapat dilaksanakan oleh setiap Koperasi TKBM di daerah
dengan jenis Diklat sesuai kebutuhan. Sertifikasi Diklat manajemen
seyogyanya menjadi kriteria dan persyaratan bagi pencalonan
pengurus koperasi TKBM, dengan demikian diharapkan ada
peningkatan kualitas TKBM baik dari sisi teknis maupun manajemen.

c. Banyak kalangan menyoroti keberadaan TKBM yang terkesan

memonopoli kegiatan bongkar muat di pelabuhan sehingga muncul

keinginan adanya Badan/Lembaga/Koperasi lain yang juga diijinkan

mengelola TKBM di pelabuhan agar terjadi kompetisi, dengan harapan

pelayanan dan kinerja TKBM akan menjadi lebih baik. Namun dengan

adanya beberapa badan yang mengelola TKBM dapat pula

menimbulkan ekses negatif mulai dari perang tarip bahkan mungkin

terjadi gesekan antar badan pengelola yang dampaknya justru lebih

besar terhadap kelancaran pelabuhan. Perlu disadari bahwa banyak

faktor yang mempengaruhi kinerja bongkar muat sebagaimana telah

diuraikan diatas, oleh karenanya perlu pemahaman bersama bahwa


PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 33
PT.METAFORMA CONSULTANT

pembenahan pengelolaan TKBM dan peningkatan kualitas TKBM harus

menjadi fokus utama untuk perbaikan kinerja

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 34


PT.METAFORMA CONSULTANT

2.1 GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN ...........................................................................1

2.2 GAMBARAN UMUM PELABUHAN BELAWAN ............................................................3


2.2.1 SEJARAH PELABUHAN BELAWAN ..................................................................................3
2.2.2 LETAK DAN KONDISI GEOGRAFIS PELABUHAN BELAWAN ............................................9
2.2.3 prasarana dan sarana fisik ..........................................................................................14
2.2.4 STRUKTUR ORGANISASI PELABUHAN BELAWAN ........................................................18
2.2.4.1 divisi komersial .......................................................................................................19
2.2.4.2 divisi pelayanan kapal dan barang ..........................................................................19
2.2.4.3 divisi teknik .............................................................................................................20
2.2.4.4 divisi keuangan .......................................................................................................21
2.2.4.5 urusan umum ..........................................................................................................21
2.2.4.6 urusan data dan informasi (datin) ...........................................................................22
2.2.4.7 urusan bongkar muat ..............................................................................................23
2.2.5 kondisi pelabuhan belawan ........................................................................................23
2.2.5.1 ekspor dan impor ....................................................................................................25
2.2.5.2 perbedaan bobot kapal ...........................................................................................27
2.2.5.3 melayani berbagai kebutuhan ................................................................................28
2.2.5.4 pusat pertumbuhan ................................................................................................29
2.2.5.5 KONDISI TKBM (TENAGA KERJA BONGKAR MUAT) SAAT INI DI PELABUHAN
BELAWAN ................................................................................................................30

PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 35

Anda mungkin juga menyukai