METAFORMA CONSULTANT
BAB
Kota Medan secara geografis terletak di antara 2 27'-2 47' Lintang Utara dan 98
35'-98 44' Bujur Timur. Posisi Kota Medan ada di bagian Utara Propinsi Sumatera
Utara dengan topografi miring ke arah Utara dan berada pada ketinggian tempat
2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2
secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Sarana dan
laut, udara. Transportasi lainnya adalah kereta api. Disamping itu juga telah
tersedia prasarana listrik, gas, telekomunikasi, air bersih dan Kawasan Industri
Medan (KIM) I. Sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat
Malaka, Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara memiliki posisi
strategis.
Kota ini menjadi pintu bagi arus penumpang dan juga perdagangan barang dan
jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri. Bagi Kota Medan, kegiatan
perdagangan bersama aktivitas hotel dan restoran menjadi motor penggerak roda
andalan Kota Medan adalah Pelabuhan Belawan yang berjarak 26 km dari pusat
kota. Pelabuhan ini tidak hanya berperan penting bagi perekonomian Kota Medan,
PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I-1
PT.METAFORMA CONSULTANT
namun juga bagi Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ekspor dan impor
Kabupaten/Kota lain dilakukan di pelabuhan ini yang dapat dilihat dari aktivitas
Sampai saat ini Pelabuhan Belawan telah memiliki fasilitas pelabuhan penumpang
transportasi lewat laut ini memerlukan suatu fasilitas tambahan yang lebih
mendatang perlu dilakukan investasi pada bidang usaha peti kemas dan
yang dilengkapi dengan fasilitas operasional yang cukup baik sehingga pesawat
peran yang sangat tinggi melayani transportasi nasional dan regional sehingga
yang dijadikan andalan Kota Medan bila dilihat dari segi pasarnya. Komoditi
tangga dari kayu, anyaman rotan, alas kaki dan barang hasil konveksi. Adapun
komoditi unggulan dar iindustri kecil makanan inisialnya kopi olahan, sirup
markisa, bika ambon dan kerupuk ubi. Salah satu produk makanan ini, bika ambon
telah menjadi buah tangan yang khas untuk dibawa bagi yang berkunjung ke Kota
Medan. Kota Medan merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia, maka seperti
besar, pemerintah kota menyediakan Kawasan Industri Baru (KIB), yang terletak
di Kecamatan Medan Labuhan dengan lahan yang disediakan 650 Ha, dan masih
bisa dikembangkan menjadi 1000 Ha. Untuk kegiatan industri kecilpun tersedia
Perkampungan Industri Kecil (PIK) yang terletak di Kecamatan Medan Denai. Ada
satu kawasan industri di Medan yaitu Kawasan Industri Medan (KIM) dekat
Pelabuhan Belawan. KIM memiliki luas lahan 514 Ha dan disediakan fasilitas listrik
120 MW. Saat ini terdapat 86 perusahaan swasta nasional yang menempati lokasi
sebagai kota yang aman untuk berinvestasi di Indonesia. Di luar potensi bisnisnya,
Kota Medan sangatlah layak menjadi tujuan wisata. Selain untuk mengunjungi
lokasi seperti Danau Toba atau Berastagi yang sejuk, Kota Medan sendiri sarat
dengan objek wisata. Tujuan wisata di Kota Medan diantarnya adalah Taman
Buaya di kawasan Sunggal, berisikan 3000 ekor buaya aneka jenis. Namun wisata
yang paling menarik di Kota Medan adalah bangunan tuanya yang dibangun dari
pertengahan abad XX di Medan. Dan sebagian besar bangunan tua itu masih ada
sampai kini, indah dan memberi gambaran utuh pada Kota Medan masa lalu.
kapal niaga berada di Labuhan Deli. Akan tetapi pelabuhan tersebut tidak
perusahaan pelabuhan belawan ini bernama “ HEAVEN BEDRIJF” dan nama ini
dipakai terus sampai tahun 1950. Dan pada tahun 1951 nama Heaven Bedrijf
pada tahun 1961 terakhir dipegang oleh Ir.Soejono. (Kantor ADPEL Belawan,
2008)
Lembaga Negara No. 128 Tahun 1961, nama perusahaan pelabuhan negara
diganti lagi menjadi Perusahaan Negara Pelabuhan Daerah I atau lebih dikenal
tergabung Syahbandar sebagai staf operasi dan P.N. Pelabuhan sebagai staf
statusnya, Hanreg Laima S.H (selaku pejabat sementara) seperti semula dan
Tahun 1969 dan PP No. 18 Tahun 1969 nama penguasa pelabuhan (port
satu unsur penunjang kelancaran angkutan laut telah ditata kembali, baik
Aceh dan Riau. Pejabat pimpinan dari Perum ini terdiri dari beberapa orang
setelah berjalannya Perum Pelabuhan ini adalah Soetrisno Muali yang telah
dilantik pada tangal 26 Juli 1984. (Kantor ADPEL Belawan, 2008) Dalam
Indonesia I. Seiring dengan kemajuan yang dicapai pada tahun 1993 yang
telah dibentuk suatu kerja sama ekonomi sub regional antara tiga negara yaitu
ketiga wilayah ini dan secara geografis berdekatan satu sama lainnya,
ekonomi yang cukup tinggi, seperti sumber daya alam, sumber daya manusia
impor dan pariwisata serta kegiatan yang bertujuan bisnis lainnya akan
sarana angkutan laut tersebut meningkat ketiga wilayah ini. Sebagai pimpinan
adalah Ir. PUDJI HARTOYO, MBA (GM). (Kantor ADPEL Belawan, 2008)
4. Jadi secara umum Pelabuhan Belawan bergerak dibidang jasa pelabuhan dan
ditetapkan melalui Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1985 dan KEPPRES No. 44
yang mereka peroleh, maka pekerjaan yang mereka lakukan juga berbeda-
bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini, para buruh yang bekerja di
Dahulu sebelum terbentuknya buruh bagasi atau adanya pekerja buruh bagasi,
mereka sudah lama bekerja sebagai buruh bongkar muat barang seperti
pupuk, besi, semen, minyak sawit, lem, bahan kimia, karet, bungkil, plywood
masih berada dibawah naungan ADPEL pada saat sekarang ini. Dimana
pekerjaan para buruh bagasi tersebut bertugas pada bagian kapal penumpang
dan mereka bekerja, khusus pada saat turun-naiknya kapal (saat kapal
baik itu kapal dalam negeri maupun kapal luar negeri. Sebelum terbentuk
telah bekerja dibidang lain yaitu sebagai TKBM (Tukang Bongkar Muat Barang
Pelabuhan). Dulu nama buruh lain, ada buruh yang diatur oleh Angkatan
darat, ada buruh yang diasuh oleh usaha karya, dan ditahun 70- an disatukan
dan dikelola oleh PELNI habis itu diserahkan kepada Administrator Pelabuhan
Koperasi Baruna Barat yang sampai sekarang ini khusus menangani buruh
Belawan 2008)
6. Pada awalnya jumlah buruh bagasi yang sudah berada dibawah naungan
sudah ditetapkan dan tidak boleh bertambah lagi, dengan aturan yang telah
ditentukan oleh Adpel dan diberi tanggung-jawab penuh terhadap para buruh
bagasi untuk menjalankan tugas mereka dengan baik dengan syarat tidak
boleh melakukan hal-hal yang melanggar hukum. Pada waktu itu, bagian kapal
penumpang yaitu Kapal Tampomas mulai 80- an, dimana yang sekarang ini
diganti menjadi Kapal K.M Kelud beserta dengan Kapal Ferry mulai tahun 98-
an. Dan sampai sekarang jumlah buruh bagasi berkurang menjadi 160 orang
sekarang bagian Koperasi Baruna Barat yang masih berada dibawah naungan
sebagai pimpinan daripada buruh bagasi, dan Koordinator sebagai salah satu
pimpinan yang masih memiliki kedudukan lebih tinggi daripada mandor, juga
keperluan baju kerja beserta kartu pass mereka (buruh bagasi). Dan
a. Letak/Posisi
a. Dermaga
Panjang :1.669,74 M
Panjang :775 M
Panjang : 94,37 M
Panjang : 115 M
b. Gudang
Luas : 75.858,95 M
c. Lapangan Penumpukan
Luas : 136.317 M
d. Terminal Penumpang
Luas : 3.577 M2
a. Alur Pelayaran
Panjang : 12 Mil
Lebar : 100 M
b. Kolam Pelabuhan
Luas : 4.075.000 M2
Kedalaman : 6 10 MLWS
b. Hidrografi
Pelabuhan Belawan berada di Muara Sungai Belawan dan Sungai Deli, sepanjang
pantai tanahnya labil dan berlumpur yang menyebabkan pengendapan rata-rata
mencapai 3 cm / hari. Dan pelabuhan belawan tersebut memiliki alur pelayaran
dengan lebar 100 M dan panjang 14.000 M. Kolam Pelabuhan seluas : ±
5.317.500 M2 ( termasuk alur pelayaran ), dengan kedalaman 6 -10 LBS. Dimana
kolam pelabuhan belawan yang termasuk alur pelayaran ini cukup memadai untuk
menampung kapal- kapal berbobot besar maupun kecil, Namun dilihat dari kondisi
alam, Pelabuhan Belawan mempunyai hambatan-hambatan yang sangat
berpengaruh terhadap kelanjutan pelabuhan tersebut, karena Pelabuhan Belawan
terletak diantara aliran sungai dan yang menjadi muara sungai itu adalah sungai
Belawan dan sungai Deli. Sungai Belawan dan sungai Deli sangat berpengaruh
besar terhadap kelangsungan pelabuhan Belawan karena aliran sungai tersebut
berdampak terhadap alur pelayaran dan kolam pelabuhan, lumpur-lumpur dan
sampah yang dibawa oleh aliran sungai tersebut akan bermuara di pelabuhan.
Untuk mengatasi kedangkalan alur pelayaran dan kolam pelabuhan, pihak
pengelola pelabuhan dan PT. (Persero) Pengerukan Indonesia Cabang Belawan
bekerjasama dalam hal menjaga kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan,
dimana setiap satu tahun sekali diadakan pengerukan alur pelayaran dan kolam
pelabuhan sehingga diharapkankedalaman itu tetap terjaga agar kapal- kapal
dapat masuk ke pelabuhan dengan aman dan tertib.
c. Pasang Surut
Tunggang air rata-rata pada pasang purnama adalah 195 cm dan pada saat
pasang mati 56 cm. Mengenai gejala alam yaitu pasang surut air laut, yang mana
pada satu hari mengalami air pasang surut dua kali dalam sehari, dimana air
pasang surut tidak dapat ditentukan jamnya, sehingga akan berpengaruh
terhadap lalu lintas keluar atau masuk kapal, jadwal yang ditetapkan sering kali
mengalami perubahan.
d. Angin
e. Gelombang
f. Arus
Arus kearah darat sangat dipengaruhi oleh sungai belawan dan sungai deli,
sedangkan arus kearah laut dipengaruhi oleh selat malaka. Pada bulan purnama
kecepatan alur masuk dapat mencapai 3 knot dengan terkecil lebih kurang 0,2
knot.
1. Prasarana Peribadatan
Dari beberapa fasilitas yang ada, salah satunya yaitu prasarana peribadatan yang
memiliki satu unit yaitu sebuah mushola. Adapun tempat peribadatan mushola
tersebut cukup besar dan kondisi bangunannya masih kokoh dan terawat dengan
baik beserta dengan perlengkapan –perlengkapan lainnya yang ada didalam
mushola tersebut. Prasarana peribadatan mushola yang berada disekitar terminal
pelabuhan belawan ini, sangat bermanfaat dan penting bagi pekerja-pekerja yang
masih taat menjalankan ibadahnya, khususnya bagi para pekerja yang beragama
muslim. Para pekerja yang ada di pelabuhan belawan, lebih mengutamakan
pekerjaannya agar bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik dan oleh karena
itu, mereka harus memanfaatkan waktu atau jam kerja sesuai dengan pekerjaan
yang mereka miliki. Walaupun mereka sepenuhnya bekerja dengan menghabiskan
waktu mereka dalam satu hari juga, akan tetapi para pekerja di pelabuhan
belawan tersebut masih ada yang menyempatkan dirinya untuk beribadah.
2. Prasarana Komunikasi
Prasarana Bak Kamar Mandi merupakan salah satu bagian yang penting bagi
kebutuhan manusia yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Di Terminal Pelabuhan
belawan disediakan satu unit prasarana air/ bak kamar mandi (mck). Adapun
Posisi atau letak dari kamar mandi tersebut berada dibelakang balai peristirahatan
para buruh pelabuhan belawan dan kondisi bangunan tersebut cukup terawat
dengan baik. Terutama buat para pekerja atau buruh pelabuhan di belawan
dimana mereka harus bekerja dan mereka juga otomatis mempergunakan
fasilitas-fasilitas yang ada disana. Untuk pemakaian kamar mandi dikenakan uang
masuk dengan membayar berapa saja. Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan
yang diusahakan oleh pemerintah, oleh sebab itu sarana pelabuhan merupakan
alat kerja yang harus disediakan pengusaha pelabuhan. Salah satunya sarana
penyediaan air bersih, dan sarana penyediaan air bersih untuk konsumen
bersumber dari air bawah tanah melalui sumur bor (artesis) sebanyak 10 buah
dengan lokasi diareal terpisah pelabuhan yaitu: Daerah Pangkalan Belawan Lama,
Pangkalan Ujung Baru dan Pangkalan Citra dengan kedalaman yang bervariasi
yang sudah tua.
Suplai listrik dan air merupakan hal yang sangat vital di pelabuhan terutama untuk
kepentingan aktivitas bongkar muat yang berkorelasi dengan ekonomi. Di
Pelabuhan Belawan ini, beberapa jenis besaran daya listrik yang disediakan adalah
sebesar 3.465, 1.040, dan 1.110 Kva yang disuplai oleh PLN. Sedang untuk daya
listrik dari instalasi sendiri adalah 750, 150, sam 126 Kva. Untuk kebutuhan air,
PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 16
PT.METAFORMA CONSULTANT
pelabuhan ini disuplai oleh PDAM yang terdiri dari 5 saluran air dengan kekuatan
60 ton/jam, 4 unit saluran sebesar 40 ton/jam, 1 unit sebesar 35 ton/jam, serta 1
unit lagi sebesar 30 ton/jam. Di samping suplai dari PDAM ini, Pelabuhan Belawan
juga memiliki beberapa instalasi saluran air sendiri dengan kisaran kekuatan yang
bervariasi.
Ada beberapa sarana transportasi menuju pelabuhan belawan seperti ojek, taksi,
angkutan umum biasa. Dan sarana transportasi tersebut khusus untuk membawa
para pengunjung yang ingin pergi kepelabuhan belawan dan oleh karena adanya
sarana angkutan yang memadai sehingga mempermudah kegiatan/aktivitas para
pekerja pelabuhan ataupun para pengunjung untuk pulang dari/atau pergi/ke
pelabuhan belawan. Jalur transportasi menuju terminal pelabuhan belawan bisa
dilewati oleh berbagai angkutan seperti ojek, taksi, angkutan mini (umum), truk
besar, kendaraan maupun mobil pribadi. Dan kondisi jalan daripada jalur
transportasi darat tersebut, sudah cukup baik dan memadai. Khusus buat
angkutan mini dikenakan dengan tarif ongkos Rp 2000,00. Dan pada saat
memasuki pintu pelabuhan belawan, para tamu atau pengunjung akan membayar
Rp1500,- kepada security yang bertugas untuk menjaga keamanan dan mengatur
keluar masuknya berbagai angkutan, baik itu angkutan kecil maupun angkutan
besar. Selain security yang bertugas untuk menjaga di pintu masuk pelabuhan
belawan, ada juga polisi yang ikut membantu mengawasi dan menjaga keamanan
disana dan khusus untuk tempat parkiran sepeda motor, mobil pribadi maupun
angkutan mini berada di terminal pelabuhan belawan. Sehingga pusat terminal
pelabuhan yang telah dijadikan sebagai tempat pemarkiran, pedagang kaki lima
dan juga tempat bekerjanya para buruh pelabuhan terutama para buruh bagasi,
tidak terlepas dari keramaian atau berbagai polusi suara dan udara.
6. Terminal Penumpang
1. DIVISI KOMERSIAL
3. DIVISI TEKNIK
4. DIVISI KEUANGAN
5. URUSAN UMUM
1. Sub Urusan Data dan Laporan mempunyai tugas pokok melaksanakan dan
mengendalikan kegiatan pengumpulan pengolahan data serta penyajian
laporan.
2. Sub Urusan Sistem Informasi dan Perangkat Elektronik Komputer
mempunyai tugas merencanakand dan mengendalikan penyusunan sistem
informasi pelayanan peangkat komputer.
PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 22
PT.METAFORMA CONSULTANT
kota Medan. Aktivitas inilah yang menjadi sumber utama keramaian Pelabuhan
Belawan Kota Medan, Sumatra Utara.
Pelabuhan ini dinamai sama dengan muara sungai yang menjadi termpatnya
berdiri, yakni Sungai Belawan. Terletak sekitar 27 km arah utara dari kota Medan
Pelabuhan Belawan merupakan salah satu dari empat pelabuhan di Indonesia
yang beroperasi selama 24 jam penuh. Sehingga, jika pun ada kapal yang hendak
singgah jam dua pagi, pelabuhan ini siap untuk menjadi tempat bersandar.
Pelabuhan Belawan memiliki area kerja sekitar 12.072,33 hektar yang terdiri dari
Pangkalan Belawan Lama, Pangkalan Ujung Baru, Pangkalan Citra, Terminal Peti
Kemas Konvensional Gabion, dan Terminal Penumpang.
Aktivitas ekonomi terbesar di pelabuhan ini berupa bongkar muat komoditas CPO
(/Crude Palm Oil/) yang merupakan salah satu komoditas alam terbesar yang
dihasilkan Pulau Sumatra. Di Pelabuhan Belawan, rerata kuantitas komoditas
ekspor andalan Indonesia ini mencapai 51 juta ton/tahun. Di samping CPO, ada
pula komoditas berupa bungkil (semacam ampas dari minyak kelapa sawit) yang
nilai ekspornya mencapai 985 ribu ton/tahun.Sedangkan untuk kepentingan
mobilisasi angkutan penumpang, terminal penumpang Pelabuhan Belawan bisa
menampung sekitar 3100 orang penumpang baik dari maupun keluar daerah.
bidikan kamera. Selain itu, saat-saat yang juga istimewa di pelabuhan ini adalah
saat menjelang lebaran. Kepadatan Arus mudik maupun balik dari dan menuju
Kota Medan memang rutin ditemui di pelabuhan ini. Momen khas ini juga bisa di
Pelabuhan Belawan. Alhasil, pengembangan pelabuhan ini juga diarahkan menjadi
pelabuhan dengan sistem yang tidak semrawut, dan sistem pelayanan satu atap
bisa dijadikan contohnya.
Volume ekspor tahun 2007 untuk ikan segar dan beku mencapai 11.382 ton.
Ekspor tahun sebelumnya sebanyak 7.829 ton, sehingga ada peningkatan
3.553 ton (45,38 persen). Ikan mencukupi untuk dipasok antarpulau dan pasar
lokal. Sedangkan yang ditolak pasar diolah menjadi tepung untuk pakan
ternak.
Produksi ikan, selain bersumber dari hasil tangkapan kapal-kapal ikan milik
pengusaha yang ada dalam kawasan ini, juga berasal dari hasil pembelian dari
nelayan mitra pengusaha. Jumlah ikan yang didaratkan selama 2007 tercatat
39.134 ton. Jika dibandingkan 2006 sebanyak 42.592 ton, berarti terjadi
penurunan 3.458 ton atau 8,12 persen.
Jumlah perputaran uang mencapai Rp 3,87 miliar per hari atau Rp 116 miliar
per bulan atau sekitar Rp 1,4 triliun pada tahun 2007 saja. Perputaran uang ini
bersumber dari kegiatan operasional kapal ikan, penyaluran perbekalan melaut
(BBM, es balok, air bersih, dan ransum ABK), serta upah tenaga kerja, buruh,
dan nelayan yang berjumlah 10.613 orang.
Masalah ukuran bobot kapal penangkap ikan agaknya sudah menjadi rahasia
umum. Hampir semua pemilik kapal memanipulasikannya. Kapal-kapal sengaja
menurunkan ukuran di bawah 30 GT, agar dokumen perizinan dapat
dikeluarkan di daerah, yakni dinas provinsi, kota atau kabupaten. Sedangkan,
penerbitkan izin kapal di atas 30 GT merupakan wewenang pemerintah pusat,
yakni Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP).
Selain itu, alat tangkap yang digunakan kapal penangkap ikan yang biasa
berlabuh di PPS Belawan, kebanyakan memakai jaring pukat ikan (seperti
trawl). Padahal, alat tangkap ini kurang ramah lingkungan, diantaranya
merusak terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan berkembangbiaknya
ikan.
Jenis alat tangkap yang digunakan, antara lain pukat ikan (fish net) 117 unit,
pukat cincin (purse seine) 237 unit, lampara dasar (damersial danis seine) 97
unit, jaring insang (gill net) 48 unit, dan pancing 7 unit.
Jumlah armada kapal penangkap ikan di PPS Belawan selama 2007 sebanyak
506 unit, atau bertambah 34 unit (7,2 persen) bila dibandingkab tahun 2006
sebanyak 472 unit. Ukuran kapal lebih kecil atau berbobot 10 GT sebanyak
117 unit, 10-20 GT 18 unit, 20-30 GT 195 unit, 30-50 GT 48 unit, 50-100 GT
49 unit, dan 100-200 GT sebanyak 79 unit.
Kebutuhan solar pada 2007 mencapai 34.891 ton, dan minyak tanah 3.348
ton. Terjadi peningkatan permintaan, karena pada 2006 hanya dibutuhkan
28.515 ton solar (naik 22,36 persen). Sedangkan permintaan minyak tanah
naik 52,53 persen. Peningkatan terjadi karena wilayah penangkapan (fishing
ground) menjadi lebih jauh dan waktu penangkapan ikan menjadi lebih lama.
Selain solar, kebutuhan utama logistik kapal untuk melaut adalah es balok,
garam, minyak tanah, oli, dan bahan makanan. Kebutuhan disesuaikan dengan
PENYUSUNAN DED DERMAGA DI BELAWAN I - 28
PT.METAFORMA CONSULTANT
lamanya melaut. Untuk kapal pukat ikan yang memiliki hari operasi 10-15 hari
membutuhkan lebih banyak. BBM solar dan minyak tanah untuk kebutuhan
industri dan kapal ikan ditangani tujuh agen penyalur minyak solar (APMS) dan
satu solar packed dealer nelayan (SPDN).
Total penyaluran es selama tahun 2007 sebanyak 62.818 ton, sedangkan pada
2006 sebesar 60.974 ton, atau meningkat 1.844 ton (3,02 persen).
Peningkatan ini terjadi karena para pedagang ikan dan pengusaha perikanan
mulai menyadari pentingnya es guna mempertahankan mutu ikan.
Dari buku laporan tahunan PPS Belawan 2007 disebutkan, jumlah usaha yang
memanfaatkan lahan kawasan industri tercatat 91 perusahaan. Mereka dari
pelbagai jenis usaha, seperti penangkapan dan pengolahan ikan, cold storage,
SPDN, pabrik es, bengkel kapal, dan suku cadang mesin kapal.
Saat ini, masalah yang dihadapi para pengusaha dan pengelola PPS, antara
lain areal pelabuhan yang rendah mengakibatkan banjir ketika hujan dibarengi
air laut pasang, dan belum ada unit pengolah limbah berstandar. Selain itu,
masih ada dualisme penerbitan Surat Izin Berlayar (SIB) dari syahbandar
perikanan dan syahbandar perhubungan laut.
4. PUSAT PERTUMBUHAN
PELABUHAN BELAWAN
Jumlah TKBM di pelabuhan Belawan saat ini sebanyak 3.458 orang yang
terdiri dari 286 regu kerja dengan pengelolaan semi pooling dimana
kelompok regu kerja ditempatkan pada 4 (empat) sektor atau terminal
yaitu Terminal Belawan Lama, Terminal Ujung Baru, Terminal Citra dan
Terminal Gabion/BICT. Penempatan jumlah regu kerja pada setiap terminal
didasarkan pada perbandingan volume kegiatan pada setiap terminal.
Pemerataan kesempatan kerja diatur tidak hanya berdasarkan gilir tapi
juga berdasarkan evaluasi tonase barang yang dikerjakan oleh setiap regu
kerja, dengan demikian setiap regu kerja akan mendapatkan kesempatan
kerja dan pendapatan yang merata.
2. Sistem pengupahan.
3. Kesejahteraan.
b. Kondisi Kapal
d. Alat
Jumlah TKBM berusia diatas 55 tahun saat ini berkisar + 1.000 orang,
diperlukan kebijakan untuk memberikan solusi dalam penanganan
TKBM lanjut usia baik dengan melepas keanggotaan maupun alokasi
kegiatan lainnya. Perlu disusun tahapan program dengan melibatkan
seluruh pihak terkait dalam penanganan TKBM lanjut usia yaitu
Pengurus Koperasi TKBM, Badan Usaha Pelabuhan (PT. Pelindo) dan
JAMSOSTEK dan SPSI, TKBM yang meninggal dunia tidak akan
diterbitkan pengganti sampai dengan jumlah ideal sesuai kebutuhan.
Dengan adanya pengurangan jumlah TKBM dipastikan akan
meningkatkan kesejahteraan TKBM baik dari sisi pendapatan
dikarenakan man days nya lebih tinggi maupun kesejahteraan lainnya.
Saat ini berbagai Diklat Teknis dilaksanakan oleh Induk koperasi TKBM
di Jakarta, seyogyanya pada setiap koperasi TKBM ada unit usaha yang
khusus menangani Diklat dan penyelenggaraan Diklat maupun diklat
manajemen dapat dilaksanakan oleh setiap Koperasi TKBM di daerah
dengan jenis Diklat sesuai kebutuhan. Sertifikasi Diklat manajemen
seyogyanya menjadi kriteria dan persyaratan bagi pencalonan
pengurus koperasi TKBM, dengan demikian diharapkan ada
peningkatan kualitas TKBM baik dari sisi teknis maupun manajemen.
pelayanan dan kinerja TKBM akan menjadi lebih baik. Namun dengan