KATA PENGANTAR
Laporan Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan administrasi dan
teknis kontrak pelelangan pengadaan jasa konsultan pekerjaan Perencanaan Teknis
Longsoran Ruas Nabire-Bedudipa-Moanemani Provinsi Papua (Jayapura) di
Provinsi Papua dengan Sumber Dana APBN Tahun Anggaran 2022 yang
diselenggarakan oleh Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
(P2JN) Provinsi Papua (Jayapura).
Laporan Akhir ini memuat Pendahuluan, Data dan Informasi Proyek, Analisis dan
Desain Penanganan, Perkiraan Biaya Konstruksi, dan Kesimpulan.
Demikian Laporan Akhir ini disusun, semoga bermanfaat dalam rangka untuk
menunjang kelancaran proses administrasi dan teknik pekerjaan yang dimaksud,
disamping sebagai bahan pertimbangan guna perbaikan ataupun peningkatan
kemajuan dan mutu pekerjaan tersebut.
Kepada semua pihak yang telah membantu hingga tersusunnya laporan ini, kami
ucapkan terima kasih.
Hormat Kami,
PT. Hegar Daya
KSO
CV. Simetris Darsua Design
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Jenis Tanah/Batuan dan Tipe Gerakan Yang mungkin Terjadi ....... II-14
Tabel 2. 2 Hubungan Tipe Keruntuhan Lereng dengan Kecepatan Kerutuhan lereng,
derajat kerusakan dan dampak terhadap jalan ................................................... II-14
Tabel 2. 3 Macam Pengujian Laboratorium dan Lapangan Serta Aplikasinya. II-22
Tabel 3. 1 Curah Hujan Harian Maksimum Stasiun Nabire (mm/hari) ............. III-3
Tabel 3. 2 Curah Hujan Harian Maksimum Stasiun Enarotali (mm/hari) ......... III-3
Tabel 3. 3 Bor Log BH-01 Longsoran Km 010+000 ......................................... III-9
Tabel 3. 4 Bor Log BH-02 Longsoran Km 010+000 ....................................... III-10
Tabel 3. 5 Deskripsi Profil Tanah km 10+000 ................................................. III-11
Tabel 3. 6 Parameter Tanah KM 10+000 Data Labolatorium ......................... III-11
Tabel 3. 7 Parameter masukan di KM 10+000 ................................................ III-13
Tabel 3. 8 Bor Log BH-01 Longsoran km 041+000 ........................................ III-20
Tabel 3. 9 Bor Log BH-02 Longsoran km 041+000 ........................................ III-20
Tabel 3. 10 Deskripsi Profil Tanah Km 41+000 .............................................. III-21
Tabel 3. 11 Bor Log BH-01 Longsoran km 060+000 ...................................... III-29
Tabel 3. 12 Bor Log BH-02 Longsoran km 060+000 ...................................... III-29
Tabel 3. 13 Deskripsi Profil Tanah Km 60+000 .............................................. III-30
Tabel 3. 14 Parameter Tanah KM 60+000 Data Labolatorium ....................... III-30
Tabel 3. 15 Bor Log BH-01 km 073+000 ........................................................ III-40
Tabel 3. 16 Bor Log BH-02 km 073+000 ........................................................ III-41
Tabel 3. 17 Deskripsi Profil Tanah Km 73+000 .............................................. III-41
Tabel 3. 18 Bor Log BH-01 Ruas Bedudipa - Moanemani Km 126+000 ....... III-52
Tabel 3. 19 Bor Log BH-02 Ruas Bedudipa - Moanemani Km 126+000 ....... III-52
Tabel 3. 20 Deskripsi Profil Tanah Km 126+000 ............................................ III-53
Tabel 3. 21 Parameter masukan di KM 126+000 ............................................ III-56
Tabel 5 1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Km 10+000 …………… V-2
Tabel 5 2 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya km 041+000 ......................... V-2
Tabel 5 3 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya km 060+000 ......................... V-3
Tabel 5 4 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya km 073+000 ......................... V-3
Tabel 5 5 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya km 126+000 ......................... V-4
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahap Laporan Akhir ini diharapkan akan membahas mengenai gambaran
umum lokasi pekerjaan, metodologi pelaksanaan survei yang dilakukan dalam
pelaksanaan pekerjaan dan hasil analisis serta survei lapangan serta tipe
penanganan dan tipe perencanaan yang disusun secara sistematis dan lengkap
dengan harapan laporan ini akan menjadi pegangan untuk tahapan pekerjaan
selanjutnya.
Laporan ini akan digunakan sebagai pedoman bagi pelaksanaan pekerjaan ini
sampai dengan selesai. Untuk itu diperlukan tanggapan, saran dan masukan dari
Tim Teknis (Core Team), sehingga dapat diperoleh pedoman bersama yang lengkap
dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
1.2.2 Tujuan
Untuk mendapatkan suatu pedoman tahapan pelaksanaan yang sistematis dan
lengkap sehingga mudah dilakukan evaluasi dan pengontrolan pada masing-masing
tahapan tersebut dan juga untuk mendapatkan suatu produk desain yang berkualitas.
BAB II
METODOLOGI
2.1 UMUM
Pelaksanaan perencanaan Teknis Longsor Provinsi Papua (DED) direnccanakan
dengan 3 tahap pelaksanaan yaitu diantaranya tahap pendahuluan, tahap antara dan
tahap akhir, untuk lebih detail mengenai uraian tahap pelaksanaan dapat dilihat
pada gambar diagram alir sebagai berikut.
1. Gelincir (Slide)
Gelincir terjadi akibat massa tanah bergerak pada suatu bidang yang disebut
bidang gelincir. Jenis-jenis gelincir berupa translasi, rotasi atau kombinasi
keduanya (majemuk).
a. Gelincir Translasi
Keruntuhan terjadi sepanjang zona lemah baik pada tanah ataupun
batuan.
Massa tanah dapat bergerak jauh sebelum mencapai titik diamnya.
Umum terjadi pada tanah beras butir kasar, sedangkan pada batuan
biasanya terjadi bila posisi bidang lemahnya searah dan memotong
kemiringan lereng.
Keruntuhan translasi ada yang berbentuk gelincir baji (wedge slides), jenis
ini terjadi ketika massa tanah atau batuan terpecah belah sepanjang kekar-
kekar (joints), sisipan (seams), rekahan (fissuress) atau zone lemah sebagai
akibat, misalnya, pembekuan air. Massa yang terpecah bergerak sebagai
blok dan bergerak turun dalam bentuk baji.
c. Gelincir Kombinasi
Gelincir kombinasi merupakan bentuk gabungan gelincir translasi dan
rotasi. Tipe gelincir ini terjadi pada tanah maupun batuan lapuk.
2. Jatuhan (Fall)
Termasuk ke dalam kategori jatuhan adalah jatuh bebas (free fall) dan
rolling serta jungkiran.
a. Jatuh Bebas dan Rolling
Jatuh bebas dan rolling adalah material jatuh bebas yang kehilangan
kontak dengan permukaan batuan. Pergerakan massa bergerak dari
ketinggian tertentu melalui udara;
b. Jungkiran (Topless)
Jungkiran (topless) terjadi akibat momen guling yang bekerja pada suatu
titik putar di bawah titik massa. Jungkiran terjadi pada batuan yang
mempunyai banyak kekar.
3. Aliran (Flow)
Aliran adalah suatu material lepas (batuan lapuk atau tanah) yang setelah
mengalami proses penjenuhan akan mengalir seperti sifatnya fluida. Jenis
aliran adalah sebagai berikut:
Runtuhan ini sering terjadi pada tanah colluvial atau residual yang
terletak di atas permukaan batuan dasar yang miring. Mula-mula terjadi
rekahan (tersier crack) yang kemudian bertambah lebar dan akhirnya 1
blok atau lebih tanah/batuan akan meluncur kebawah. Runtuhan akan
terus terjadi hingga mencapai “upper slope” (lereng atas). Proses
terjadinya runtuhan debris pada batuan dapat dilihat pada Gambar 2.15
3. Pergerakan Cepat
Pergerakan cepat terjadi selama > 0.3 m/menit serta terdiri dari:
Debris Avalanche
Debris avalanche adalah tipe perpindahan tanah/ batuan yang sangat
cepat yang diawali dengan hancuran di sepanjang permukaan runtuhan.
Penyebab utamanya adalah rembesan air tanah yang besar, curah hujan
tinggi, gempa bumi atau rayapan yang berkembang sedikit demi sedikit
dari suatu perlapisan batuan. Umumnya keruntuhan terjadi tanpa
didahului oleh tanda-tanda serta tidak terduga terjadinya dan dampak
kerusakan yang ditimbulkannya pada daerah permukiman sangat parah.
Umumnya debris avalanche terjadi pada tanah residual di daerah
pegunungan yang berlereng curam.
Sumber : Pd T-09-2005-B
Sumber : Pd T-09-2005-B
Gempa bumi
Letusan gunung berapi
Kembang susut batuan lempeng marin
Tekanan artesis
4. Ulah manusia (man-made)
Penggalian di kaki lereng
Penambahan beban di bagian atas lereng
Penggundulan hutan
Adanya irigasi di bagian atas lereng
Adanya kegiatan penambangan
Air yang bocor dari utilitas (PDAM).
Sumber : Pd T-09-2005-B
Dari hasil penyelidikan terinci dapat dievaluasi penanggulanganya yang tepat. Bila
data penyelidikan terinci belum memadai, maka perlu dilakukan penyelidikan
tambahan. Setelah menentukkan tipe penanggulangan, maka dibuat desain
penanggulangan yang meliputi dimensi dan kemantapan. Dalam pelaksanaan
penanggulangan harus memperhatikan desain yang telah ditetapkan, teknik
pelaksanaan yang tepat dan factor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
keberhasilan penanggulangan.
BAB III
PENYELIDIKAN TANAH DAN ANALISIS GEOTEKNIK
3.1 KONDISI UMUM
3.1.1 Geologi Regional
Secara umum Ruas Bts. Kota Nabire-Bedudipa dan Ruas Bedudipa-Moanemani
3.1.2 Hidrologi
Provinsi Papua memiliki 64 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan total panjang
sungai 35.924,737 km dan total luas daerah tangkapan 572.753, 823 km². Ruas Bts.
Kota Nabire – Bedudipa – Moanemani melewati 2 DAS, yaitu: DAS Nabire dan
DAS Siriwo. Ruas Bts. Kota Nabire – Bedudipa – Moanemani melewati sungai
Papaya yang merupakan anak sungai Bumi, Sungai Bumi juga dilewati oleh ruas
jalan ini. Sungan Papaya dan Sungai Bumi termasuk dalam DAS Nabire yang
bermuara di barat kota Nabire. Sungai Utawa yang merupakan anak sungai Siriwo
termasuk dalam DAS Siriwo yang bermuara di timurlaut Kota Nabire berada di
samping ruas Bts. Kota Nabire – Bedudipa – Moanemani.
Rata-rata curah hujan tahunan di Provinsi Papua sebesar 1.900 mm/tahun. curah
hujan rata-rata bulanan sebesar 502 mm. Sedangkan rata-rata curah hujan harian
maksimum Provinsi Papua sebesar 31,12 mm/hari. Curah hujan yang digunakan
dalam analisis hidrologi pada ruas Bts. Kota Nabire – Bedudipa – Moanemani ini
merupakan curah hujan dalam kurun waktu 15 tahun yang didapat dari 2 stasiun
terdekat lokasi pekerjaan yakni Stasiun Meteorologi Nabire yang berlokasi di
Lintang -3.3667 dan Bujur 135.5000 dan Enarotali yang berlokasi di Lintang -
3.92688 dan Bujur 136.3800, data curah hujan ditunjukkan pada Tabel 2.1 dan
Tabel 2.2. Pada Kabupaten Nabire dan Dogiyai memiliki pola hujan Equatorial
berdasarkan Indonesia Climatology of Regional Rainfall. Pola hujan equatorial,
yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan bimodial dengan dua puncak
musim hujan maksimum dan hampir sepanjang tahun masuk dalam kreteria musim
hujan. Pola ekuatorial dicirikan oleh tipe curah hujan dengan bentuk bimodial (dua
puncak hujan) yang biasanya terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober atau pada saat
terjadi ekinoks.
1 2007 99.9 46.0 54.0 68.0 99.9 62.0 97.9 101.9 66.0 83.3 114.5 106.7 114.5 83.35
2 2008 26.0 40.0 40.0 117.1 57.3 93.7 67.7 67.7 114.5 124.9 127.5 145.8 145.8 85.18
3 2009 52.0 93.7 70.0 40.0 34.0 28.0 28.0 64.0 54.0 58.0 80.0 92.0 93.7 57.78
4 2010 56.0 83.0 86.0 99.0 88.0 59.0 111.0 73.0 109.0 80.0 108.0 104.0 111.0 88.00
5 2011 153.0 46.0 68.0 97.0 84.0 105.0 209.0 20.0 68.0 41.0 80.0 83.0 209.0 87.83
6 2012 200.0 59.0 106.0 83.0 69.0 73.0 92.0 52.0 95.0 25.0 101.0 73.0 200.0 85.67
7 2013 38.0 55.0 91.0 148.0 97.0 94.0 162.0 82.0 94.0 84.0 110.0 171.0 171.0 102.17
8 2014 38.0 82.0 72.0 87.0 32.0 70.0 41.0 105.0 129.0 23.0 70.0 166.0 166.0 76.25
9 2015 50.0 150.0 47.0 80.0 65.0 122.0 48.0 61.0 49.0 52.0 65.0 134.0 150.0 76.92
10 2016 81.0 91.0 191.0 85.0 95.0 187.0 90.0 35.0 96.0 72.0 109.0 77.0 191.0 100.75
11 2017 52.0 86.0 83.0 94.0 75.0 99.0 85.0 70.0 66.0 80.0 97.0 34.0 99.0 76.75
12 2018 45.0 97.0 58.0 69.0 68.0 83.0 73.0 60.0 29.0 72.0 80.0 92.0 97.0 68.83
13 2019 98.0 124.0 98.0 148.0 54.0 110.0 73.0 26.0 139.0 135.0 72.0 110.0 148.0 98.92
14 2020 63.3 28.9 93.9 64.3 39.3 80.2 21.6 65.5 15.7 90.8 50.3 57.5 93.9 55.95
15 2021 122.7 50.5 105.0 34.8 42.6 26.2 69.2 36.1 107.8 48.0 63.5 65.5 122.7 64.32
Sumber: Stasiun Meteorologi Nabire
Berikut merupakan peta situasi Ruas Bts. Kota Nabire – Bedudipa 010+000 yang
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Berikut merupakan potongan melintang Ruas Bts. Kota Nabire - Bedudipa 010+000
yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Untuk hasil pengeboran berupa borlog Longsoran Ruas Bts. Kota Nabire –
Bedudipa km 054+950 pada Tabel 4.11 s/d Tabel 4.16 sebagai berikut:
Tabel 3. 3 Bor Log BH-01 Longsoran Km 010+000
KEDALAM
GRAPHIC
100
10
20
30
40
50
60
70
80
10 20 30 40 50 60 90
N1 N2 N3 N=
Lempung Lanauan Berwarna Coklat Keabu- Abuan, Plastisitas Sedang,
1 Kepadatan Relatif ; Urai, Kandungan Air ; Kering, Konsistensi Sangat Teguh
8
SPT.4 ( 8.00 - 8.45 ) 60
9 60 N = >60
24
10
SPT.5 ( 10.00 - 10.45 ) 60 63
11 60 N = >60
20
12
SPT.6 ( 12.00 - 12.45 ) 60 40
13 60 N = >60 ,
27
14
SPT.7 ( 14.00 - 14.45 ) 60 83
15 60 N = >60
42
16 Batu Lanau Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Tingkat Pelapukan ; Lapuk Sedang, 60 15
SPT.8 ( 16.00 - 16.45 ) Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Kandungan Air ; Kering, Konsistensi Sangat
17 60 N = >60 Keras 0
18 60 59
SPT.9 ( 18.00 - 18.45 )
19 60 N = >60 14
20 60 18
SPT.10 ( 20.00 - 20.45 )
21 60 N = >60 0
22 60 17
SPT.11 ( 22.00 - 22.45 )
23 60 N = >60
28
24
60 21
SPT.12 ( 24.00 - 24.45 )
25 60 N = >60 20
KEDALAMAN (M)
GRAPHIC LOG
GRAFIK SPT RQD (%)
SAMPLE OR FIELD TEST
MAT DESKRIPSI MATERIAL DOKUMENTASI SAMPEL
100
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3
10 20 30 40 50 60
N N N N=
2
8
SPT.1 ( 2.00 - 2.45 )
Lempung Lanauan Berwarna Coklat Abu - Abu Kehijauan, Plastisitas Sedang,
3 2 3 5 N= 8
Kepadatan Relatif ; Urai - Agak Padat, Kandungan Air ; Kering, Konsistensi
4 UDS 1 3.50 - 4.00 Teguh - Sangat Teguh
SPT.2 ( 4.00 - 4.45 ) 11
5 3 5 6 N = 11
6 DS 1 5.50 - 6.00
SPT.3 ( 6.00 - 6.45 ) 12
7 3 5 7 N = 12
73
8
SPT.4 ( 8.00 - 8.45 ) 60 40
9 17 22 38 N = 60
99
10
SPT.5 ( 10.00 - 10.45 ) 60 35
11 19 24 36 N = 60
36
12
SPT.6 ( 12.00 - 12.45 ) 60 58
13 60 N = >60 ,
92
14
SPT.7 ( 14.00 - 14.45 ) 60 55
15 60 N = >60
Batu Lanau Berwarna Abu - Abu, Tingkat Pelapukan ; Lapuk Rendah, Kepadatan 0
16 Relatif ; Sangat Padat, Kandungan Air ; Kering, Konsistensi Sangat Keras
SPT.8 ( 16.00 - 16.45 ) 60 0
17 60 N = >60
24
18
SPT.9 ( 18.00 - 18.45 ) 60 51
19 60 N = >60
98
20
SPT.10 ( 20.00 - 20.45 ) 60 58
21 60 N = >60
79
22
SPT.11 ( 22.00 - 22.45 ) 60 71
23 60 N = >60
26
24
60 88
SPT.12 ( 24.00 - 24.45 )
25 60 N = >60 86
Hasil penyelidikan tanah dengan geolistrik dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Dari hasil pengeboran diketahui bahwa deskripsi tanah adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 5 Deskripsi Profil Tanah km 10+000
Sampel Location Km.10+000
GRADING PASS NO. 10 (2.00 mm) (%) 100 98,37 98,68 99,44
GRADING PASS NO. 40 (0.425 mm) (%) 100 82,25 82,67 97,69
GRADING PASS NO. 200 (0.075 mm) (%) 96,17 65,87 58,87 72,78
ATTERBERG LIMITS
Classification USCS ML ML ML CL
Cc CC 0,291 - 0,329 -
Hasil analisis balik didapat faktor keamanan 1.184, kondisi ini menggambarkan
keadaan dilapangan. Hasil analisis balik ini dicek lagi terhadap data-data yang ada
seperti pengamatan visual lapangan, pengujian berupa profil bor, nilai konsistensi
N-SPT dan data geolistrik. Berdasarkan data labolatorium dan analisa sensitifitas
dengan metode trial and error maka didapatkan dugaan parameter desain tanah
seperti diperlihatkan pada Tabel 3. 7.
Tabel 3. 7 Parameter masukan di KM 10+000
Model Tanah Mohr – Coloumb menggunakan MEH (Plaxis)
ɣunsat ɣsat
No Soil Layer Soil Layer E (kN/m2) cu (kN/m2) v
(kN/m3) (kN/m3)
1 Layer 1 Clay 14 18 14000 5 0.4 30
2 Layer 2 Silt Stone 19 20 19000000 5 0.11 40
a: 300 mm d: 500 mm
b: 385 mm h1 : 500 mm
c: 1800 mm h2 : 3000 mm
b2: 815 mm
DATA TANAH
S1 Ø : Angle Friction Tanah
Ch : Kohesi Tanah
BJ : Berat Jenis Tanah
S1
Ø: 35 deg Ka : 0.2710
S2
Ch : 0.5 tn/m2 Kp : 3.6902
Bj : 1.6 tn/m3
S2
Ø: 35 deg Ka : 0.2710
3 3 2
Bj DPT : 2.4 tn/m ...... Berat Jenis (tn/m ) Ch : 0.5 tn/m Kp : 3.6902
Bj : 1.6 tn/m3
F.guling = 3.281
∑M w = 9.1952 tn.m
AMAN TERHADAP GULING
Xe = 0.768
e= 0.132 m
B/6 = 0.300 m Tegangan Tanah Pondasi Trapesium
Berikut merupakan peta situasi Ruas Bts. Kota Nabire – Bedudipa 041+000 yang
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Berikut merupakan potongan melintang Ruas Bts. Kota Nabire - Bedudipa 041+000
yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Untuk hasil pengeboran berupa borlog Longsoran Ruas Ruas Bts. Kota Nabire -
Bedudipa km 041+000 pada Tabel 4.17 sampai Tabel 4.19 sebagai berikut :
LOG
100
10
20
30
40
50
60
70
80
90
10 20 30 40 50 60
N1 N2 N3 N=
2
Lanau Lempungan Berwarna Coklat, Plastisitas Sedang, Kepadatan Relatif ; Urai - Sangat Padat, Kandungan Air ; Kering - Lembab, Konsistensi Teguh 5
SPT.1 ( 2.00 - 2.45 )
3 2 2 3 N= 5
10
SPT.5 ( 10.00 - 10.45 ) 60 98
Batulanau Sisipan Napal Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Tingkat Sementasi ; Kuat, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras
11 60 N = >60
Batulanau Sisipan Napal Berwarna Hitam Kecoklatan, Tingkat Sementasi ; Kuat, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras Berselingan batu lempung 84
12 Berwarna Coklat Muda, Plastisitas Rendah, kandungan Air ; kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras
SPT.6 ( 12.00 - 12.45 ) 60 50
13 60 N = >60 ,
Batulanau Sisipan Napal Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Tingkat Sementasi ; Kuat, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras 92
14
60 58
SPT.7 ( 14.00 - 14.45 )
15 60 N = >60
35
16 Batulanau Sisipan Napal Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Tingkat Sementasi ; Kuat, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras Berselingan Batu
60 63
SPT.8 ( 16.00 - 16.45 ) Lempung Berwarna Abu - Abu Muda kecoklatan, Kandungan Air Kering, , Tingkat Pelapukan ; Rendah, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi ; Sangat Keras
17 60 N = >60 65
18 60 75
SPT.9 ( 18.00 - 18.45 )
19 60 N = >60 68
Batulanau Sisipan Napal Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Tingkat Sementasi ; Kuat, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras Berselingan
20 60 25
SPT.10 ( 20.00 - 20.45 )
21 60 N = >60 84
Batu Pasir Sisipan Napal Berwarna Abu - Abu Keunguan Bintik Putih, Bentuk Butiran ; Bundar, Tingkat Sementasi ; Kuat, kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi
22 Sangat Keras
60 83
SPT.11 ( 22.00 - 22.45 )
23 60 N = >60
95
24 Batulanau Sisipan Napal Berwarna Abu - Abu Keunguan, Tingkat Sementasi ; Kuat, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Padat - Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras Berselingan Batu
49 89
SPT.12 ( 24.00 - 24.45 ) Lempung Berwarna Abu - Abu Kehijauan, Kandungan Air Kering, Kepadatan Relatif ; Padat - Sangat Padat, Konsistensi ; Sangat Keras
25 16 21 28 N = 49 95
GRAPHIC LOG
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3
10 20 30 40 50 60
N N N N=
2
4
SPT.1 ( 2.00 - 2.45 )
3 2 2 2 N= 4
Lanau Lempungan Berwarna Coklat, Plastisitas Sedang, Kepadatan Relatif ; Urai, Kandungan Air ; Kering - Lembab, Konsistensi Lunak - Teguh
4 UDS 1 3.50 - 4.00
SPT.2 ( 4.00 - 4.45 ) 5
5 2 2 3 N= 5
GRADING PASS NO. 10 (2.00 mm) (%) 100 100 100 100
GRADING PASS NO. 40 (0.425 mm) (%) 100 99,58 100 100
GRADING PASS NO. 200 (0.075 mm) (%) 55,51 83,73 97,51 89,89
ATTERBERG LIMITS
Classification USCS CL ML CL CL
Cc CC 0,298 - 0,294 -
Berikut merupakan peta situasi Ruas Bts. Kota Nabire – Bedudipa 060+000 yang
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Berikut merupakan potongan melintang Ruas Bts. Kota Nabire - Bedudipa 060+000
yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Ada beberapa faktor yang menyebabakan lereng tersebut longsor, yaitu tidak
adanya dinding penahan pada lereng bawah dan tidak adanya saluran air / drainase
baik di sisi kanan maupun kiri jalan. Sehingga, ketika ada jalan yang retak maka
akan menjadi saluran bagi air yang terdapat di atas jalan untuk masuk ke dalam
tanah. Hal tersebut menyebabkan kondisi tanah yang basah menjadi tidak stabil
ketika diberi beban. Selain itu, faktor perkerasan jalan yang kurang maksimal
dimungkinkan terjadinya longsor pada lokasi ini. Batuan pada lokasi ini termasuk
pada Satuan Amfibolit (Ktpa) dengan komposisi Amfibolit, sedikit sekis kuarsa-
serisit karbonan, sekis klorit, Sekit biotit karbonan dibagian timur.
Untuk hasil pengeboran berupa borlog Longsoran Ruas Bts. Kota Nabire -
Bedudipa km 060+000 sebagai berikut:
GRAPHIC LOG
100
10
20
30
40
50
60
70
80
90
10 20 30 40 50 60
N1 N2 N3 N=
Lempung Lanauan Berwarna Coklat, Plastisitas Sedang, Kepadatan Relatif ; Agak padat, Kandungan Air ; Lembab, Konsistensi Teguh
1
Pasir Lempungan Berwarna Coklat, Bentuk Butiran Bundar, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Agak Padat, Konsistensi Sangat Teguh
2
14
SPT.1 ( 2.00 - 2.45 )
Lempung Pasiran Berwarna Coklat, Plastisitas Sedang, Kepadatan Relatif ; Agak Padat, Kandungan Air ; Kering, Konsistensi Sangat Teguh
3 5 7 7 N = 14
Lempung Berwarna Coklat, Plastisitas Sedang, Kepadatan Relatif ; Agak padat, Kandungan Air ; Lembab, Konsistensi Sangat Teguh Berselingan Pasir Berwarna Coklat, Bentuk Butiran
4 DS 1 3.50 - 4.00 Bundar, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Agak Padat, Konsistensi Sangat Teguh
SPT.2 ( 4.00 - 4.45 ) 14
5 5 6 8 N = 14
Pasir Berwarna Coklat, Bentuk Butiran Bundar, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Agak Padat, Konsistensi Keras
6 DS 2 5.50 - 6.00
SPT.3 ( 6.00 - 6.45 ) 19
7 7 9 10 N = 19
8
Lempung Pasiran Berwarna Coklat, Plastisitas Sedang, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Kandungan Air ; Kering, Konsistensi Sangat Keras 51
SPT.4 ( 8.00 - 8.45 )
9 14 20 31 N = 51
10
SPT.5 ( 10.00 - 10.45 ) 60
11 60 N = >60
90
12 Batu Pasir Sisipan Napal Berwarna Abu - Abu Keunguan Bintik Putih, Bentuk Butiran ; Bundar, Tingkat Sementasi ; Kuat, kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat,
SPT.6 ( 12.00 - 12.45 ) Konsistensi Sangat Keras, Sisipan Pasir Berwarna Coklat, Bentuk Butiran ; Bundar, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras 60 98
13 60 N = >60 ,
50
14
SPT.7 ( 14.00 - 14.45 ) 60 20
15 60 N = >60
45
16
SPT.8 ( 16.00 - 16.45 ) 60 40
17 60 N = >60
95
18
SPT.9 ( 18.00 - 18.45 ) Batu Pasir Sisipan Napal Berwarna Abu - Abu Keunguan Bintik Putih, Bentuk Butiran ; Bundar, Tingkat Sementasi ; Kuat, kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, 60 92
19 60 N = >60 Konsistensi Sangat Keras,
85
20
SPT.10 ( 20.00 - 20.45 ) 60 83
21 60 N = >60
78
22
SPT.11 ( 22.00 - 22.45 ) 60 88
23 60 N = >60
96
Batu Pasir Sisipan Napal Berwarna Abu - Abu Keunguan Bintik Putih, Bentuk Butiran ; Bundar, Tingkat Sementasi ; Kuat, kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat,
24
SPT.12 ( 24.00 - 24.45 )
Konsistensi Sangat Keras, Berselingan Batulanau Sisipan Napal Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Tingkat Sementasi ; Kuat, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, 60 65
25 60 N = >60
Konsistensi Sangat Keras 97
GRAPHIC
30
40
50
60
70
80
90
10 20 30 40 50 60
N1 N2 N3 N=
Lempung Lanauan Berwarna Coklat, Plastisitas Sedang, Kepadatan Relatif ; Agak padat, Kandungan Air ; Lembab, Konsistensi Teguh
1
Batu Boulder Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Realtif ; Agak Padat, Konsistensi Sangat teguh Berselingan Lempung Lanauan Berwarna Coklat,
2 Plastisitas Sedang, Kepadatan Relatif ; Agak padat, Kandungan Air ; Kering, Konsistensi Sangat Teguh
11
SPT.1 ( 2.00 - 2.45 )
Lempung Pasiran Berwarna Coklat Tua, Plastisitas Sedang, Kepadatan Relatif ; Agak padat, Kandungan Air ; Kering, Konsistensi Sangat Teguh
3 5 5 6 N = 11
Lempung Berwarna Coklat, Plastisitas Sedang, Kepadatan Relatif ; Agak padat, Kandungan Air ; Kering, Konsistensi Sangat Teguh
4 UDS 1 3.50 - 4.00
SPT.2 ( 4.00 - 4.45 ) 14
5 5 7 7 N = 14
6 DS 1 5.50 - 6.00
SPT.3 ( 6.00 - 6.45 ) 16
7 7 8 8 N = 16
8
SPT.4 ( 8.00 - 8.45 ) 20
9 7 9 11 N = 20
Lempung Pasiran Berwarna Coklat, Plastisitas Sedang, Kepadatan Relatif ; Agak Padat - Padat, Kandungan Air ; Kering, Konsistensi Keras - Sangat Keras
10
SPT.5 ( 10.00 - 10.45 ) 26
11 9 12 14 N = 26
12
SPT.6 ( 12.00 - 12.45 ) 31
13 13 15 16 N = 31 ,
14
SPT.7 ( 14.00 - 14.45 ) 43
Lempung Pasiran Berwarna Coklat, Plastisitas Sedang, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Kandungan Air ; Kering, Konsistensi Sangat Keras Berselingan Dengan Batu Pasir Sisipan
15 15 19 24 N = 43
Napal Berwarna Abu - Abu Keunguan Bintik Putih, Bentuk Butiran ; Bundar, Tingkat Sementasi ; Kuat, kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat
Keras
16
60 40
SPT.8 ( 16.00 - 16.45 )
17 60 N = >60 Batu Pasir Sisipan Napal Berwarna Abu - Abu Keunguan Bintik Putih, Bentuk Butiran ; Bundar, Tingkat Sementasi ; Kuat, kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, 95
Konsistensi Sangat Keras
18 60 45
SPT.9 ( 18.00 - 18.45 )
19 60 N = >60 85
20 60 87
SPT.10 ( 20.00 - 20.45 )
21 60 N = >60 93
Batu Pasir Sisipan Napal Berwarna Abu - Abu Keunguan Bintik Putih, Bentuk Butiran ; Bundar, Tingkat Sementasi ; Kuat, kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat,
Konsistensi Sangat Keras Berselingan Batulanau Sisipan Napal Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Tingkat Sementasi ; Kuat, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat,
22 60 89
SPT.11 ( 22.00 - 22.45 ) Konsistensi Sangat Keras
23 60 N = >60
60
24
60 94
SPT.12 ( 24.00 - 24.45 )
25 60 N = >60 80
GRADING PASS NO. 10 (2.00 mm) (%) 100 100 100 100
GRADING PASS NO. 40 (0.425 mm) (%) 100 100 100 100
GRADING PASS NO. 200 (0.075 mm) (%) 89,2 72,4 91,12 82,97
ATTERBERG LIMITS
Classification USCS ML ML ML ML
Cohession kg/cm2 - - - -
Triaxial UU
Friction Angle degree - - - -
Cc CC - - - -
Pc' kg/cm2 - - - -
Cv m2/tahun - - - -
k cm/det - - - -
Tanah 1
Tanah 2
Batu Kali
1 5
Ka
3 6
Koefisien Tekanan Pasif
sin
Ka 0.405877
sin
Kp 2.463803
Stabilitas Guling
∑𝑀𝑤
Fgl = ∑𝑀 > 1.5
Stabilitas Geser
∑Rh= Cd . B + W tan ɣ
= 88.06156 kN/m
∑𝑀𝑤 ∑𝑀
Xe
∑
= 1.454634 m
e 𝑋
𝑐 𝑁𝑐 𝑓 ɣ Nq + 1/2 ɣ B Nɣ
= 1015.375 kN/m2
1
𝑙𝑙 qu
𝑆𝐹
= 543.2718 kN/m2
∑𝑃ℎ 6𝑒
qmax ( )
𝐵 𝐵
Berikut merupakan potongan melintang Ruas Bts. Kota Nabire - Bedudipa 073+000
yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
material lereng. Terdapat juga jalan yang rusak sepanjang 90 meter pada lokasi
terdapatnya gorong-gorong. Batuan pada lokasi Km 73+000 termasuk Satuan
Batuan Gunung Api Tobo (Tlt) yang tersusun oleh aglomerat, tufa, lava
terpropilitisi, basa sampai menengah dan batuan gunungapi tela berlapis.
Dari hasil pengamatan lapangan, penyebab longsoran di lokasi ini yaitu tidak
adanya penahan untuk di aliran air di bawah kaki lereng, terlihat juga di inlet
gorong-gorongnya terlihat adanya sedimen yang menumpuk hampir menutup 1 pipa
baja bergelombang sisi kiri, yang mengindikasi kurang besar dimensi gorong-
gorong.
Untuk hasil pengeboran berupa borlog Longsoran Ruas Bts. Kota Nabire -
Bedudipa km 073+000 sebagai berikut:
Tabel 3. 15 Bor Log BH-01 km 073+000
KEDALAM
GRAPHIC
100
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 10 20 30 40 50 60
N N N N=
Kerakal / Kerikil Berwarna Coklat Keputihan, Bentuk Butiran ; Bundar, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Urai, Konsistensi Teguh Berselingan Lempung
1 Berwarna Abu - Abu, Plastisitas Sedang, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Urai, Konsistensi Teguh
Kerakal / Kerikil BerwarnaAbu - Abu, Bentuk Butiran ; Bundar, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Urai, Konsistensi Teguh Berselingan Lempung Berwarna
2 Abu - Abu, Plastisitas Sedang, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Urai, Konsistensi Teguh
6
SPT.1 ( 2.00 - 2.45 )
3 2 3 3 N= 6
8
SPT.4 ( 8.00 - 8.45 ) Lempung Berwarna Coklat Keabu - Abuan, Plastisitas Sedang, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Agak Padat - Sangat Padat, Konsistensi Keras - Sangat 27
9 9 13 14 N = 27 Keras
10
SPT.5 ( 10.00 - 10.45 ) 60
11 22 30 30 N = 60
Batu Lempung Sisipan Napal Berwarna Hitam Bintik - Bintik Putih, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras Berselingan
12 Lempung Berwaran Coklat Keabu - Abuan, Plastisitas Sedang, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras
SPT.6 ( 12.00 - 12.45 ) 60 75
13 60 N = >60 ,
Batu Pasir Sisipan Napal Berwarna Abu - Abu Bintik Putih, Bentuk Butiran ; Bundar, Tingkat Sementasi ; Kuat, kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat
14 Padat, Konsistensi Sangat Keras, BerselinganLempung Berwaran Coklat Keabu - Abuan, Plastisitas Sedang, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat
SPT.7 ( 14.00 - 14.45 ) 60 98
15 24 30 30 N = 60
16
60
SPT.8 ( 16.00 - 16.45 )
17 24 30 30 N = 60
18 60
SPT.9 ( 18.00 - 18.45 )
19 18 27 33 N = 60
Lempung Berwarna Coklat Keabu - Abuan, Plastisitas Sedang, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras
20 60
SPT.10 ( 20.00 - 20.45 )
21 20 29 31 N = 60
22 47
SPT.11 ( 22.00 - 22.45 )
23 17 22 25 N = 47
24
51
SPT.12 ( 24.00 - 24.45 )
25 17 24 27 N = 51
KEDALAMAN (M)
GRAPHIC LOG
GRAFIK SPT RQD (%)
SAMPLE OR FIELD TEST
MAT
DESKRIPSI MATERIAL DOKUMENTASI SAMPEL
100
10
20
30
40
50
60
70
80
90
10 20 30 40 50 60
N1 N2 N3 N=
Lempung Sisipan Kerakal,Kerikil, Kayu, Berwarna Coklat, Plastisitas Sedang, Bentuk Butiran ; Menyudut, Kandungan Air ; Lembab, Kepadatan Relatif ; Urai, Konsistensi Teguh
1
Lempung Berwarna Coklat, Plastisitas Sedang, Kandungan Air ; Lembab, Kepadatan Relatif ; Urai, Konsistensi Teguh Sisipan Batu Pasir Sisipan Napal Berwarna Abu - Abu Keunguan
2 Bintik Putih, Bentuk Butiran ; Bundar, Tingkat Sementasi ; Kuat, kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Urai, Konsistensi Teguh
8
SPT.1 ( 2.00 - 2.45 )
3 2 4 4 N= 8
100
4 UDS 1 3.50 - 4.00 Lempung Berwarna Coklat, Plastisitas Sedang, Kandungan Air ; Lembab, Kepadatan Relatif ; Urai, Konsistensi Teguh Sisipan Batu Pasir Sisipan Napal Berwarna Abu - Abu
SPT.2 ( 4.00 - 4.45 ) Kehitaman Bintik Putih, Bentuk Butiran ; Bundar, Tingkat Sementasi ; Kuat, kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Agak Padat - Padat, Konsistensi Keras - Sangat Keras 29 100
5 11 14 15 N = 29
100
6 DS 1 5.50 - 6.00
SPT.3 ( 6.00 - 6.45 ) Lempung Berwarna Coklat, Plastisitas Sedang, Kandungan Air ; Lembab, Kepadatan Relatif ; Padat, Konsistensi Sangat Keras, Berselingan Batu Lempung Sisipan Napal Berwarna Abu 33 75
7 13 16 17 N = 33 - Abu Kehitaman Dan Abu - Abu Keunguan, Tingkat Sementasi ; Kuat, kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Padat, Konsistensi Sangat Keras
8
SPT.4 ( 8.00 - 8.45 ) 35
9 10 14 21 N = 35
10
SPT.5 ( 10.00 - 10.45 ) 39
11 14 17 22 N = 39
Lempung Berwarna Coklat Keabu - Abuan, Plastisitas Sedang, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Padat - Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras
12
SPT.6 ( 12.00 - 12.45 ) 43
13 15 19 24 N = 43 ,
14
SPT.7 ( 14.00 - 14.45 ) 53
15 18 24 29 N = 53
16
SPT.8 ( 16.00 - 16.45 ) 57
17 21 27 30 N = 57
18
SPT.9 ( 18.00 - 18.45 ) 59
19 20 29 30 N = 59
20
Lempung Berwarna Abu - Abu, Plastisitas Sedang, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Padat - Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras 60
SPT.10 ( 20.00 - 20.45 )
21 19 30 30 N = 60
22
SPT.11 ( 22.00 - 22.45 ) 60
23 20 30 30 N = 60
24
60
SPT.12 ( 24.00 - 24.45 )
25 20 30 30 N = 60
GRADING PASS NO. 10 (2.00 mm) (%) 100 100 100 100
GRADING PASS NO. 40 (0.425 mm) (%) 100 100 100 100
GRADING PASS NO. 200 (0.075 mm) (%) 88,20 95,01 95,44 97,09
ATTERBERG LIMITS
Classification USCS ML ML ML ML
Cc CC 0,274 - 0,409 -
Tanah 1
Tanah 2
1 Batu Kali
5
2
Koefisien Tekanan Aktif
6 3 Ka
Pa1
Gambar 3. 61 DPT Batu Kali KM 73+000 Pa2
sin
Ka sin
0.5
Kp 2
Stabilitas Geser
∑Rh = Cd . B + W tan ɣ
= 306.7354 kN/m
∑𝑀𝑤 ∑𝑀
Xe
∑
= 1.242887 m
e 𝑋
𝑐 𝑁𝑐 𝑓 ɣ Nq + 1/2 ɣ B Nɣ
= 5023.35 kN/m2
1
𝑙𝑙 qu
𝑆𝐹
= 2828.463 kN/m2
∑𝑃ℎ 6𝑒
qmax ( )
𝐵 𝐵
Berikut merupakan peta situasi Ruas Bedudipa - Moanemani 126+000 yang dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Dari hasil pengamatan lapangan, penyebab longsornya pada sisi kanan jalan karena
adanya sungai yang menggerus permukaan lereng. Material lereng merupakan tanah
yang mudah terkikis.
GRAPHIC
GRAFIK SPT RQD (%)
AN (M)
MAT
LOG
DESKRIPSI MATERIAL DOKUMENTASI SAMPEL
100
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 10 20 30 40 50 60
N N N N=
1 Lempung Sisipan Pasir,Kerakal/Kerikil Berwarna Abu - Abu Plastisitas Rendah, Bentuk Butiran ; Bundar - Menyudut, Kandungan Air ; Kering,
Kepadatan Relatif ; Padat, Konsistensi Sangat Keras
2
43
SPT.1 ( 2.00 - 2.45 ) Lempung Sisipan Pasir,Kerakal/Kerikil, Batu Boulder Berwarna Abu - Abu Plastisitas Rendah, Bentuk Butiran ; Bundar - Menyudut, Kandungan
3 6 14 29 N = 43 Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras
4 DS 1 3.50 - 4.00
SPT.2 ( 4.00 - 4.45 ) 57
5 8 22 35 N = 57
6 DS 2 5.50 - 6.00
Pasir Sisipan Kerakal/Kerikil Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Bentuk Butiran ; Bundar - Menyudut, Kandungan Air ; Kering, Kepdatan Relatif ; 60
SPT.3 ( 6.00 - 6.45 )
Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras, Sisipan Lempung Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Plastisitas Sedang,Kandungan Air ; Kering,
7 60 N = >60
Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras
8
SPT.4 ( 8.00 - 8.45 ) 60
9 60 N = >60
10
SPT.5 ( 10.00 - 10.45 ) 60
11 60 N = >60
12
SPT.6 ( 12.00 - 12.45 ) 60
13 60 N = >60 ,
14
SPT.7 ( 14.00 - 14.45 ) 60
15 60 N = >60
16
60
SPT.8 ( 16.00 - 16.45 )
17 60 N = >60
Lempung Pasiran Sisipan, Kerakal/Kerikil, Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Plastisitas Rendah, Bentuk Butiran ; Bundar - Menyudut, Kandungan
Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras
18 60
SPT.9 ( 18.00 - 18.45 )
19 60 N = >60
20 60
SPT.10 ( 20.00 - 20.45 )
21 60 N = >60
22 60
SPT.11 ( 22.00 - 22.45 )
23 60 N = >60
24
60
SPT.12 ( 24.00 - 24.45 )
25 60 N = >60
GRAPHIC LOG
100
10
20
30
40
50
60
70
80
90
10 20 30 40 50 60
N1 N2 N3 N=
Pasir,Kerakal/Kerikil, Batu Boulder, Berwarna Abu - Abu, Bentuk Butiran ; Bundar - Menyudut, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ;
1 Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras
2
60
SPT.1 ( 2.00 - 2.45 )
3 60 N = >60
Pasir Lempungan Sisipan Kerakal/Kerikil Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Plastisitas Rendah, Bentuk Butiran ; Bundar - Menyudut, Kandungan
4 DS 1 3.50 - 4.00 Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras
SPT.2 ( 4.00 - 4.45 ) 60
5 60 N = >60
6 DS 2 5.50 - 6.00
SPT.3 ( 6.00 - 6.45 ) Pasir (Kasar) Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Bentuk Butiran ; Bundar, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi 60
7 60 N = >60 Sangat Keras
Pasir Sisipan Kerakal/Kerikil Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Plastisitas Rendah, Bentuk Butiran ; Bundar - Menyudut, Kandungan Air ; Kering,
8 Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras
SPT.4 ( 8.00 - 8.45 ) Pasir (Kasar) Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Bentuk Butiran ; Bundar, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi 60
9 60 N = >60 Sangat Keras
Pasir (Kasar) Sisipan Kerakal/Kerikill Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Bentuk Butiran ; Bundar, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ;
10 Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras
SPT.5 ( 10.00 - 10.45 ) 60
11 60 N = >60 Lempung Pasiran Sisipan Kerakal/Kerikil Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Plastisitas Rendah, Kandungan Air ; Kering, Kepadatan Relatif ;
Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras
12
SPT.6 ( 12.00 - 12.45 ) 60
13 60 N = >60 ,
14
SPT.7 ( 14.00 - 14.45 ) 60
15 60 N = >60
16
SPT.8 ( 16.00 - 16.45 ) 60
17 60 N = >60
18
SPT.9 ( 18.00 - 18.45 ) Pasir Lempungan Sisipan Kerakal/Kerikil Berwarna Abu - Abu Kehitaman, Plastisitas Rendah, Bentuk Butriran ; Bundar - Menyudut, Kandungan 60
19 60 N = >60 Air ; Kering, Kepadatan Relatif ; Sangat Padat, Konsistensi Sangat Keras
20
SPT.10 ( 20.00 - 20.45 ) 60
21 60 N = >60
22
SPT.11 ( 22.00 - 22.45 ) 60
23 60 N = >60
24
60
SPT.12 ( 24.00 - 24.45 )
25 60 N = >60
Hasil penyelidikan tanah dengan geolistrik dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Cc CC - - - -
Pc' kg/cm2 - - - -
Cv m2/tahun - - - -
k cm/det - - - -
Hasil analisa sensitifitas dengan metode trial and error pada parameter interface
menunjukkan pada penurunan factor keamanan hingga kondisi kritis (FK) 1
akibat pengurangan nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam ().
Hasil analisis balik didapat faktor keamanan pada lereng atas sebesar 1,016 dan
faktor keamanan pada lereng bawah sebesar 0.9176 kondisi ini menggambarkan
keadaan dilapangan. Hasil analisis balik ini dicek lagi terhadap data-data yang ada
seperti pengamatan visual lapangan, pengujian berupa profil bor, nilai konsistensi
N-SPT dan data geolistrik. Berdasarkan data labolatorium dan analisa sensitifitas
dengan metode trial and error maka didapatkan dugaan parameter desain tanah
seperti diperlihatkan pada Tabel 3.21.
Tabel 3. 21 Parameter masukan di KM 126+000
Model Tanah Mohr – Coloumb menggunakan MEH (Plaxis)
ɣsat
No Soil Layer Soil Layer ɣunsat (kN/m3) E (kN/m2) cu (kN/m2) v
(kN/m3)
1 Layer 1 Clayey Sand 16 18 25000 5 0.3 25
2 Layer 2 Clayey Sand 17 19 45000 10 0.2 60
dan pemasangan bored pile di sisi kanan arah Moanemani guna meningkatkan
stabilitas lereng.
Material model untuk DPT batu kali menggunakan parameter input linear elastic
berupa material dengan propertis E = 20000 kN/m2, v = 0.15 dan γdry = 24 kN/m3
dan bored pile menggunakan f’c 30 dengan diameter 0.6 m dan panjang bored pile
10 m. Analisa dilakukan adalah kestabilan global untuk mengetahui keamanan
struktur penanganan terhadap keseluruhan lereng termasuk pengaruh muka air
tanah dan beban lalu lintas sebesar 15 kN/m2 .
Tanah 1
Tanah 2
Batu Kali
5
1
Ka
3 6
Koefisien Tekanan Pasif
sin
Ka 0.333333
sin
Kp 3
Stabilitas Guling
∑𝑀𝑤
Fgl = ∑𝑀 > 1.5
Stabilitas Geser
∑Rh = Cd . B + W tan ɣ
= 56.49646 kN/m
∑𝑅ℎ
Fgs = > 1.5
∑𝑃ℎ
∑𝑀𝑤 ∑𝑀
Xe
∑
= 0.619769 m
e 𝑋
𝑐 𝑁𝑐 𝑓 ɣ Nq + 1/2 ɣ B Nɣ
= 1920.45 kN/m2
1
𝑙𝑙 qu
𝑆𝐹
= 981.3235 kN/m2
∑𝑃ℎ 6𝑒
qmax ( )
𝐵 𝐵
BAB IV
DESAIN PENANGANAN
Perencanaan teknis longsoran Ruas Nabire – Bedudipa – Moanemani berdasarkan
dengan hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan beserta analisis geoteknik
dengan angka faktor keamanan sesuai SNI. Tergambar pada stripmap dibawah
sebagai gambaran umum jenis penanganan yang didesain.
Produk dari desain meliputi peta situasi rencana desain penanganan longsoran,
detail bangunan rekayasa, dan detail drainase samping dan detail gorong-gorong.
yang dipakai adalah timbunan biasa. Selain untuk perkuatan lereng perbaikan
drainase samping juga di desain.
BAB V
PERKIRAAN BIAYA KONSTRUKSI
5.1 UMUM
Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perhitungan atau estimasi jumlah nominal
anggaran biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan bangunan
konstruksi. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya ini bertujuan untuk mengetahui
jumlah biaya yang dibutuhkan, mengontrol pengeluaran per item pekerjaan,
mencegah adanya keterlambatan atau pemberhentian pekerjaan, dan meminimalisir
pemborosan biaya yang mungkin terjadi pada saat dilaksanakannya pekerjaan.
Untuk volume pekerjaan bangunan dihitung luas bagian bangunan yang ukurannya
sudah tertentu dengan mengkalikan panjang atau tebal bagian struktur yang
dihitung, sedangkan untuk bagian struktur yang mempunyai ukuran yang tidak
sama dalam suatu bagian struktur maka dipakai luas ratarata dari kedua bagian yang
berbeda dikalikan dengan panjang atau tebal bagian struktur yang dihitung.
1 Umum 910,157,000
2 Drainase 230,802,319
3 Pekerjaan Tanah Dan Geosintetik 2,049,876,119
4 Pekerjaan Preventif 0
5 Pekerasan Berbutir Dan Perkerasan Beton Semen 438,339,695
6 Perkerasan Aspal 83,847,655
7 Struktur 2,704,270,156
8 Rehabilitasi Jembatan 0
9 Pekerjaan Harian Dan Pekerjaan Lain-Lain 112,685,930
10 Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja 0
(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) 6,529,978,874
(B) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 11% x (A) 718,297,676
(C) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) 7,248,276,550
(D) PEMBULATAN 7,248,276,000
1 Umum 673,796,500
2 Drainase 0
3 Pekerjaan Tanah Dan Geosintetik 1,774,712,201
4 Pekerjaan Preventif 0
5 Pekerasan Berbutir Dan Perkerasan Beton Semen 103,348,916
6 Perkerasan Aspal 0
7 Struktur 32,929,469
8 Rehabilitasi Jembatan 0
9 Pekerjaan Harian Dan Pekerjaan Lain-Lain 92,165,414
10 Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja 0
(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) 2,676,952,500
(B) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 11% x (A) 294,464,775
(C) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) 2,971,417,275
(D) PEMBULATAN 2,971,417,000
LAPORAN AKHIR
1 Umum 673,796,500
2 Drainase 195,141,556
3 Pekerjaan Tanah Dan Geosintetik 1,535,907,648
4 Pekerjaan Preventif 0
5 Pekerasan Berbutir Dan Perkerasan Beton Semen 909,169,140
6 Perkerasan Aspal 250,603,241
7 Struktur 1,486,848,342
8 Rehabilitasi Jembatan 0
9 Pekerjaan Harian Dan Pekerjaan Lain-Lain 419,756,497
10 Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja 0
(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) 5,471,222,924
(B) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 11% x (A) 601,834,522
(C) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) 6,073,057,446
(D) PEMBULATAN 6,073,057,000
1 Umum 673,796,500
2 Drainase 233,712,553
3 Pekerjaan Tanah Dan Geosintetik 169,466,917
4 Pekerjaan Preventif 0
5 Pekerasan Berbutir Dan Perkerasan Beton Semen 98,497,890
6 Perkerasan Aspal 0
7 Struktur 2,037,361,815
8 Rehabilitasi Jembatan 0
9 Pekerjaan Harian Dan Pekerjaan Lain-Lain 288,769,058
10 Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja 0
(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) 3,501,604,734
(B) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 11% x (A) 385,176,521
(C) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) 3,886,781,255
(D) PEMBULATAN 3,886,781,000
LAPORAN AKHIR
1 Umum 893,491,000
2 Drainase 0
3 Pekerjaan Tanah Dan Geosintetik 1,920,166,974
4 Pekerjaan Preventif 0
5 Pekerasan Berbutir Dan Perkerasan Beton Semen 2,107,867,453
6 Perkerasan Aspal 538,295,545
7 Struktur 15,256,099,876
8 Rehabilitasi Jembatan 0
9 Pekerjaan Harian Dan Pekerjaan Lain-Lain 544,126,889
10 Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja 0
(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) 21,260,047,736
(B) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 11% x (A) 2,338,605,251
(C) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) 23,598,652,987
(D) PEMBULATAN 23,598,652,000
LAPORAN AKHIR
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Dalam kegiatan Paket Perencanaan Longsor Provinsi Papua (Jayapura) di Provinsi
Papua tahun 2022, telah dilakukan pengumpulan data primer berupa; data topografi
dengan pengukuran menggunakan alat ukur total station dan pengambilan foto
udara dengan drone; data geoteknik dengan pengeboran mesin di 10 titik lokasi
longsoran.
Data-data yang telah diperoleh telah melalui proses penyuntingan dan pengolahan
menjadi peta topografi, peta stratigafi, untuk kemudian menjadi acuan dalam
penentuan jenis penanganan.
Pemilihan penanganan untuk Analisa detail ini tentu saja telah melalui berbagai
pertimbangan teknis seperti kemudahan pelaksanaan, ketersediaan material, dan
teknologi yang tesedia di Indonesia saat ini, sehingga penanganan yang dipilih
diharapkan dapat diterapkan secara optimal dan dapat bekerja sesuai umur yang
direncanakan.
Penanganan pada lokasi pertama terletak pada Ruas Bts. Kota Nabire – Bedudipa
Km 10+000 berupa DPT beton dengan pondasi borpile, dan penguat timbunanan
dengan geotekstil woven dan pemasangan subdrain. Berdasarkan volume yang
dihitung dengan jenis penanganan diatas, maka rencana anggaran biaya kontruksi
Rp. 7,248,276.00.
Penanganan pada lokasi kedua terletak pada Ruas Bts. Kota Nabire – Bedudipa km
41+000 berupa penguat timbunanan dengan geotekstil woven dan pemasangan
subdrain. Berdasarkan volume yang dihitung dengan jenis penanganan diatas, maka
rencana anggaran biaya kontruksi Rp 2,971,417.
Penanganan pada lokasi kedua terletak pada Ruas Bts. Kota Nabire – Bedudipa km
60+000 berupa DPT pasangan batu, perbaikan trace jalan, penggalian lereng batu,
dan penggantian gorong-gorong. Berdasarkan volume yang dihitung dengan jenis
penanganan diatas, maka rencana anggaran biaya kontruksi Rp 6,073,057,000.
Penanganan pada lokasi kedua terletak pada Ruas Bts. Kota Nabire – Bedudipa km
73+000 berupa DPT pasangan batu, pemasangan bronjong pada dinding dan dasar
LAPORAN AKHIR
6.2 SARAN
Untuk pelaksanaan pembangunan penanganan longsor perlu diperhatikan terhadap
perubahan kondisi eksisting karena akan berpengaruh pada perlu atau tidaknya
peninjauan kembali desain penanganan terhadap kondisi eksisting pada saat akan
dilakukan pelaksanaan, apabila desain penanganan longsor dan jembatan tidak
dapat dilaksanakan karena perubahan kondisi eksisting yang signifikan diperlukan
redesain menyesuaikan dengan kondisi eksisting terbaru.
Khusus untuk lokasi yang berpotensi diadakan penambangan, disarankan adanya
sosialisasi pada warga sekitar untuk menjaga untuk tidak ada kegiatan
penambangan di badan jalan.
LAMPIRAN