net/publication/357969848
CITATIONS READS
0 1,444
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Analisis Konsentrasi TSS dan Pengaruhnya pada Kinerja Pelabuhan Menggunakan Data Remote Sensing Optik di Teluk Kendari View project
All content following this page was uploaded by Miswar Tumpu on 27 March 2022.
Penulis
Siti Nurjanah Ahmad, Isnaeny Maulidiyah Hanafie, Meny Sriwati,
Charles Kamba., Franky Edwin Lapian, Lasty Dinulfy R. K.S.,
Mansyur, Wayan Mustika, Miswar Tumpu, Irianto, Didik
Suryamiharja S Mabui, Ari Kusuma, Yafet, Ida Gubaiha Wasolo,
Alfauzsia Syam.
EDITOR
PENERBIT
TOHAR MEDIA
i
Pemanfaatan Material Alternatif (Sebagai Bahan
Penyusun Konstruksi)
Penulis :
Siti Nurjanah Ahmad, Isnaeny Maulidiyah Hanafie, Meny Sriwati, Charles Kamba., Franky
Edwin Lapian, Lasty Dinulfy R. K.S., Mansyur, Wayan Mustika, Miswar Tumpu, Irianto,
Didik Suryamiharja S Mabui, Ari Kusuma, Yafet, Ida Gubaiha Wasolo, Alfauzsia Syam.
ISBN : 978-623-5603-06-3
Editor :
Sri Gusty, Adri Raidyarto, Masdiana
Desain Sampul dan Tata Letak
Ai Siti Khairunisa
Penerbit
Redaksi :
JL. Hamzah dg. Tompo. Perumahan Nayla Regency Blok D No.25 Gowa
Telp. 0852-9999-3635/0852-4353-7215
Email : toharmedia@yahoo.com
Website : https://toharmedia.co.id
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi
buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik termasuk
memfotocopy, merekam atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin
tertulis dari penerbit.
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak
suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 7 (Tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (Lima
Miliar Rupiah)
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau
hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dipidana paling lama 5 (lima tahun)
dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima Ratus Juta Rupiah
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
melimpahkan Rahmat serta Hidayah‐Nya sehingga Tim penulis
bisa menyusun dan menyelesaikan buku “Pemanfaatan Material
Alternatif (Sebagai Bahan Penyusun Konstruksi) tepat pada
waktunya. Buku ini diharapkan sebagai tambahan referensi bagi
akademisi dan mahasiswa khususnya bidang Teknik Sipil serta
masyarakat pada umumnya.
Buku “Pemanfaatan Material Alternatif (Sebagai Bahan
Penyusun Konstruksi) merupakan buku yang dapat digunakan
oleh para mahasiswa (khususnya) agar memahami prinsip yang
mendasar, serta dasar-dasar interpretasi hasil karakterisasi.
Untuk memberikan gambaran penerapan berbagai teknik yang
dikemukakan, pada setiap jenis metode karakterisasi, selain
dikemukakan prinsip dan teknik untuk melakukan karakterisasi,
tim penulis juga mengutip sejumlah hasil penelitian yang
menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Dengan demikian para
mahasiswa akan memiliki pengetahuan tentang aplikasi dari
teknik yang dikemukakan untuk menyelesaikan berbagai
masalah dalam penelitiannya terkait penggunaan material
alternatif
Penulis sadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, maka
kritik dan saran yang bertujuan memperbaiki isi buku ini akan
diterima dengan senang hati. Kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya sehingga buku ini dapat diterbitkan,
tim penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih.
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Depan _i
Halaman Penerbit _ii
Kata Pengantar _iii
Daftar Isi _iv
Bab 1. Komponen Material Konstruksi Perkerasan Jalan _1
1.1. Pendahulu _1
1.2. Jenis Konstruksi Perkerasan _1
1.3. Material Konstruksi erkerasan Jalan _4
1.4. Penutup _10
Bab 2. Komponen Material Konstruksi Bangunan _13
2.1. Pendahuluan _13
2.2. Struktur Bangunan _14
2.3. Komponen Material _16
2.4. Penutup _22
Bab 3. Material Alternatif Ramah Lingkungan _23
3.1. Pendahuluan _23
3.2. Contoh Material Alternatif Ramah Lingkungan _25
3.3. Penutup _33
Bab 4. Agregat Dari Material Lokal _33
4.1. Pendahuluan _33
4.2. Agregat Untuk Konstruksi Jalan _36
4.3. Agregat Untuk Konstruksi Jalan _43
4.4. Penutup _43
iv
Bab 5. Material Buatan _43
5.1. Pendahuluan _47
5.2. Isu Pembangunan Pada Tanah Lunak _48
5.3. Karakteristik Tanah Lunak dan Kapasitas
Dukung _49
5.4. Input Teknologi Perbaikan dan Perkuatan Tanah
Lunak _52
5.5. Material Konstruksi Lokal _53
5.6. Penelitian Terkait _54
5.7. Penutup _56
Bab 6. Pemanfaatan Limbah _59
6.1. Pendahuluan _59
6.2. Pendahuluan _61
6.3. Reduse, Reuse, Recycle _63
6.4. Sustainable Construction _66
6.5. Penutup _67
Bab 7. Material Pengganti Kayu _69
7.1. Pendahuluan _69
7.2. Reduced Beam Section (RBS) _72
7.3. Penutup _77
Bab 8. Material Pengganti Agregat _79
8.1. Pendahuluan _72
8.2. Material Pengganti Agregat _80
8.3. Penutup _90
v
Bab 9. Material Pengganti Dinding _91
9.1. Pndahuluan _91
9.2. Penelitian yang Berkaitan dengan Pengujian
Dinding _93
9.3. Rumah Tinggal _94
9.4. Pengaruh Gempa Terhadap Non
Engineering Building _95
9.5. Dinding Beton Busa _96
9.6. Penutup _100
Bab 10. Material Pengganti Semen _101
10.1. Pendahuluan _101
10.2. MaterialzPengganti Semen _103
10.3. Penutup _107
Bab 11. Matrial Pengganti Aspal _109
11.1. Pendahuluan _109
11.2. Nilai Strategis Aspal Alam Buton _111
11.3. Aspal Buton _112
11.4. Penutup _119
Bab 12. Material Subtitusi Filler _120
12.1. Pendahuluan _120
12.2. Karakteristik Material Filler serta lokasinya _129
12.3. Penutup _130
vi
Bab 13. Limbah Styrofoam Sebagai Campuran Aspal _131
13.1. Pendahuluan _131
13.2. Pekerjaan Jalan _131
13.3. Campuran Aspal Panas _132
13.4. Styrofoam _133
13.5. Limbah Styrofoam pada Campuran Aspal _134
13.6. Penutup _135
Bab 14. Limbah Sabut Kelapa Pada Campuran Aspal _137
14.1. Pendahuluan _137
14.2. Perkerasan Lentur _138
14.3. Limbah Sabut Kelapa _140
14.4. Karakteristik ampas kelapa _141
14.5. Penutup _142
Bab 15. Aspal Buton Sebagai Bahan Tambah Campuran
Beraspal _143
15.1. Pendahuluan _143
15.2. Struktur Perkerasan Jalan _144
15.3. Aspal Buton _145
15.4. Karakteristik Asbuton pada Campuran
Beraspal _146
15.5. Penutup _149
Daftar Pustaka _149
vii
PEMANFAATAN MATERIAL ALTERNATIF
(SEBAGAI BAHAN PENYUSUN
KONSTRUKSI)
viii
Bab 1
KOMPONEN MATERIAL KONSTRUKSI
PERKERASAN JALAN
1.1 Pendahuluan
Jalan merupakan infrastruktur darat yang meliputi elemen jalan,
beserta konstruksi perlengkapannya dan digunakan untuk
kepentingan berlalu lintas. Jalan berada pada permukaan tanah,
di atas tanah, juga yang ada di atas air serta di bawah permukaan
tanah atau air, terkecuali untuk rel kereta api, lintasa lori dan
jalur kabel. Jalan memiliki susunan lapisan yang merupakan
bagian jalan diperkeras dengan suatu lapis konstruksi tertentu,
dan memiliki tebal, kekuatan, kaku dan stabilitas tertentu untuk
dapat menyalurkan beban kendaraan yang lewat di atasnya
dengan aman sampai ke tanah dasar.
Perkerasan jalan terdiri lapis-lapis konstruksi yang ada di antara
lapisan bawah dan roda kendaraan, yang fungsinya untuk
memberikan pelayanan terhadap fasilitas angkutan dan selama
masa pelayanan jalan. Lapis keras tersebut disusun merupakan
perpaduan antara agregat aspal, dan bahan pengisi (filler) dan
untuk bahan pengikat yang dipakai berupa aspal, campuran
beton atau tanah liat dengan mutu dan karakteristik yang baik.
1.2. Jenis konstruksi Perkerasan
Sukirman (1992) menjelaskan bahwa lapis keras dapat dibedakan
berdasarkan material pengikatnya. Ruas Jalan mempunyai
lapisan perkerasan bagian jalan yang diperkeras menggunakan
Tegangan
Tegangan Leleh Regangan
Putus
Jenis Baja Minimum Min.
Minimum
Fy (MPa) (%)
Fu (MPa)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
Sumber Penyebab
Gambar 8.4. Limbah slag baja (steel slag) (Gunawan and Oetojo,
2011)
c. Foam Agent
Foaming agent adalah salah satu bahan yang digunakan
untuk membuat busa, biasanya berasal dari bahan berbasis
protein terhidrolisis atau resin sabun. Senyawa busa yang
digunakan dalam campuran beton ringan biasanya
diperoleh dari larutan hidrogen peroksida (H2O2). Larutan
H2O2 bereaksi dengan CaO yang terkandung dalam semen
untuk menghasilkan gas. Saat menggunakan hidrogen
peroksida (H2O2), gasnya adalah oksigen (O2). Reaksi kimia
yang terjadi :
CaO + H2O2 Ca(OH)2 + H2 +
O2………………………….(1)
Konsentrat busa adalah larutan surfaktan pekat yang harus
dilarutkan dalam air sebelum dapat digunakan. Surfaktan
adalah zat yang cenderung berkonsentrasi pada antarmuka
Deposit
No. Lokasi Luas (m²) Tebal (m) Kadar Aspal (%)
(Juta Ton)
1. Lawele - I2 75 48 4.0
5. Kabungka 22 63 5.1
Hasil Pengujian
Jenis Pengujian
Asbuton padat Asbuton Padat
dari Kabungka dari Lawele
kandungan Asphaltene,
% 39.45 46.92
Tipe
Sifat-sifat Metode
Asbuton Pengujian
5/20 15/20 15/25 20/25
Kadar
SNI 03-3640-
bitumen 18-22 18-22 23-27 23-27
1990
Asbuton, %
Ukuran
Butir
1. Lolos
SNI 03-1968-
Ayakan No. 100 100 100 100
1990
4 (4.75)
2. Lolos
SNI 03-1968- Min.
Ayakan No. 100 100 100
1990 95
8 (2.36)
3. Lolos
SNI 03-1968- Min. Min. Min. Min.
Ayakan No.
1990 95 95 95 75
16 (1.18)
Penetrasi
aspal SNI 06-2456-
≤10 10-18 10-18 19-22
Asbuton 1991
pada 25°C
Keterangan :
a. Asbuton butir Tipe 5/20 : Kelas penetrasi 5 (0,1 mm) dan
kelas kadar bitumen 20 %.
b. Asbuton butir Tipe 15/20 : Kelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan
kelas kadar bitumen 20 %.
c. Asbuton butir Tipe 15/25 : Kelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan
kelas kadar bitumen 25 %.
d. Asbuton butir Tipe 20/25 : Kelas penetrasi 20 (0,1 mm) dan
kelas kadar bitumen 25 %.
11.4 Penutup
Perlu hati-hati dalam perencanaan campuran beraspal baik
beraspal panas maupun beraspal dingin menggunakan Asbuton
sebagai bahan subtitusi dari bitumen aspal minyak yaitu
memperhitungkan kadar mineral yang terkandung oleh Asbuton
dan akan berpisah dengan bitumen pada suhu pemanasan
tertentu sehingga penggunan BGA pada campuran aspal porus
menjadikan campuran aspal memiliki kekakuan yang lebih
tinggi dibanding dengan campuran aspal kontrol. Kekakuan
yang tinggi mengindikasikan bahwa campuran aspal porus
menggunakan BGA memiliki kekuatan yang lebih tinggi dan
cocok untuk jalan dengan lalu lintas tinggi. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tayfur “Nilai MQ
yang tinggi mengindikasikan bahwa campuran aspal memiliki
14.5 Penutup
Di Indonesia, dengan iklim tropis dan curah hujan yang tinggi,
seringkali banyak terdapat genangan air di jalan, yang dapat
merusak lapisan aspal jalan dan melemahkan aspal. Melemahnya
daya rekat pada aspal menyebabkan komponen-komponen
penyusun lapisan aspal beton terpisah sehingga menyebabkan
kerusakan pada lapisan aspal beton. Selama ini beton, kapur, abu
batu, fly ash digunakan sebagai agregat yang sering digunakan
dalam campuran aspal. Namun, persediaan bahan pengisi ini
terbatas dan juga relatif mahal. Atas dasar ini hal, perlu dicari
alternatif yang mudah dijangkau untuk dipergunakan sebagai
pengganti bahan pengisi semen, kapur, fly ash, dan abu batu
yang selama ini banyak digunakan sebagai campuran aspal.
Salah satu alternatifnya adalah dengan memanfaatkan potensi
sumber daya alam lokal. Kegunaan tersebut antara lain
penggunaan bahan pengisi abu kelapa.
37,5
25 100 90-100
9,5 Maks 90
4,75
1,18
0,60
Daerah Larangan
15.5 Penutup
Kebutuhan aspal di Indonesia semakin lama semakin meningkat
untuk pembangunan jalan baru dan perbaikan jalan. Kerusakan
perkerasan beraspal yang disebabkan oleh suhu tinggi dengan
beban berat berupa deformasi permanen, ketahan terhadap
pelapukan dan retak lelah. Untuk mengatasinya adalah dengan
menambahkan asbuton ke dalam campuran beraspal. Asbuton
selama ini terdapat di Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara
dan diproduksi dengan butir lebih kecil dan hasus dikemas
dalam kemasan yang kedap air untuk campuran beraspal panas
atau dingin, produksi aspal sampai sekarang masih melakukan
impor dari berbagai negara demi memenuhi kebutuhan dalam
suatu pembangunan dan pemeliharaan tahunan.