Anda di halaman 1dari 14

ANALISA HIDROLIS PADA KOMPONEN SISTEM DISTRIBUSI AIR

BERSIH DENGAN WATERNET DAN WATERCAD VERSI 8


(STUDI KASUS KAMPUNG DIGIOUWA, KAMPUNG MAWA DAN
KAMPUNG IKEBO, DISTRIK KAMU, KABUPATEN DOGIYAI)
Mochammad Ibrahim 1) Aniek Masrevaniah 2) Very Dermawan 2)
1
Program Magister Teknik Pengairan, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
2
Jurusan Pengairan, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat akan air bersih yang layak merupakan
masalah yang berkembang di Kabupaten Dogiyai. Pendistribusian air bersih tidak merata,
sehingga banyak kampung dan perumahan belum mendapatkan air bersih. Untuk
mengatasi hal tersebut dibutuhkan jaringan distribusi air bersih yang baik dan mampu
melayani kebutuhan air bersih bagi penduduk di daerah tersebut. Perencanaan sebuah
jaringan distribusi air bersih dihitung dengan teliti dilihat dari berbagai macam segi, yaitu :
kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Perencanaan tersebut dibuat secara utuh dan
membentuk suatu sistem jaringan distribusi air bersih yang terpadu.
Hasil perhitungan dan analisa kebutuhan air bersih di jaringan pipa air bersih
kampung Ikebo, Mauwa dan Digiouwa, Kabupaten Dogiyai pada jam puncak sebesar 17,
95 lt/dt (analisa watercad) dan 18,11 lt/dt (analisa waternet) pada jam rendah berkisar
antara 3,19 lt/dt (analisa watercad) dan 2,9 lt/dt (analisa waternet). Kondisi aliran pada
sistem jaringan pipa disribusi air di kampung Ikebo, Mauwa dan Digiouwa, Kabupaten
Dogiyai dapat mengalir dengan selama 24 jam, baik pada saat penggunaan pipa
Galvanized iron maupun pipa PE.
Dari hasil analisa juga diketahui bahwa pipa jenis PE memiliki tingkat efisiensi
yang lebih bagus daripada pipa jenis Galvanized Iron dalam hal kehilangan energi. Pipa PE
memiliki permukaan yang lebih halus sehingga kehilangan energi yang diakibatkan oleh
gesekan dengan dinding pipa menjadi kecil. Perbedaan nilai kehilangan energi tidak begitu
terlihat pada jam rendah dikarenakan debit yang melalui pipa sangat kecil barulah pada
jam puncak terlihat perbedaan yang besar.

Kata Kunci : Distribusi Air Bersih, Jenis Pipa dan Kehilangan Energi

1. PENDAHULUAN baku menjadi air bersih agar layak


dikonsumsi masyarakat.
Seiring dengan pertambahan jumlah Dengan demikian dibutuhkan suatu
penduduk mengakibatkan juga pertambahan jaringan distribusi air bersih yang baik dan
permintaan kebutuhan air. Kekurangan efisien. Jumlah atau debit air yang
dalam hal kuantitas, kualitas dan disediakan tergantung pada jumlah
kontinuitas air bersih akan mengakibatkan penduduk dan industri yang dilayani, serta
kehidupan menjadi tidak nyaman. Beberapa perlu diperhitungkan pertumbuhannya
masalah yang timbul dalam pemenuhan dimasa yang akan datang. Dalam
kebutuhan air bersih adalah sistem perencanaan jaringan pipa air bersih di
pendistribusian air bersih ke daerah tempat tentukan oleh kebutuhan air dan tekanan
tinggal penduduk, jumlah atau ketersediaan aliran yang diperlukan. Dalam pelayanan
sumber air bersih dan cara pengolahan air penyediaan air bersih lebih banyak
digunakan pipa karena lebih sedikit
kemungkinan tercemar dan biayanya lebih
murah daripada saluran terbuka.
Untuk mengatasi hal tersebut
dibutuhkan jaringan distribusi air bersih
yang baik dan mampu untuk melayani
kebutuhan air bersih bagi penduduk yang di
daerah tersebut.
Model numerik untuk mensimulasi
kuantitas, kualitas dan kontinuitas air pada
jaringan distribusi banyak tersedia, bahkan Gambar 1. Diagram Energi dan Garis Tekan
dalam bentuk software siap pakai. Sumber : Haestad. 2001 : 268
Diantaranya EPANET, WaterCad v4, Hukum kekekalan Bernoulli pada
WaterCad v8, WaterNet, dan masih banyak gambar di atas dapat ditulis sebagi berikut
lagi. Metode yang digunakan oleh berbagai (Haestad, 2002 : 267) :
software beragam dan masing-masing 2 2
p v p v
dengan keunggulan sendiri. Dalam Z1 + 1 + 1 = Z 2 + 2 + 2
penelitian ini, membandingkan 2 software w 2g w 2g
untuk mensimulasi pendistribusian air dengan :
bersih, yaitu : WaterCad v8 dan WaterNet. p1 p 2
, = tinggi tekan di titik 1 dan 2
w w
2. TEORI (m)
2 2
2.1 ANALISA HIDROLIKA DALAM v1 v 2
, = tinggi energi di titik 1 dan 2
SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 2g 2g
AIR BERSIH (m)
a. Hukum Bernoulli P1, P2 = tekanan di titik 1 dan 2 (kg/m2)
Aliran dalam pipa memiliki tiga w = berat jenis air (kg/m3), v1, v2 =
macam energi yang bekerja di dalamnya, kecepatan aliran di titik 1 dan 2 (m/det), g =
yaitu : percepatan gravitasi (m/det2); Z1, Z2 =
1. Energi ketinggian tinggi elevasi di titik 1 dan 2 dari garis
2. Energi tekanan yang ditinjau (m); hL = kehilangan tinggi
3. Energi kecepatan tekan dalam pipa (m)
Hal tersebut dikenal dengan prinsip
Bernoulli bahwa tinggi energi total pada b. Hukum Kontinuitas
sebuah penampang pipa adalah jumlah Hukum kontinuitas yang dituliskan :
energi kecepatan, energi tekanan dan energi Q1 = Q2
ketinggian yang dapat ditulis sebagai A1.V1 = A2.V2
berikut : dengan : Q1 = debit pada potongan 1
ETot = Energi ketinggian + Energi (m3/det)
kecepatan + Energi tekanan Q2 = debit pada potongan 2 (m3/det)
A1 = luas penampang pada potongan 1 (m2)
P v2 A2 = luas penampang pada potongan 2 (m2)
= z+ +
w 2g V1 = kecepatan pada potongan 1 (m/det)
Menurut teori kekekalan energi dari V2 = kecepatan pada potongan 2 (m/det)
hukum Bernoulli yakni apabila tidak ada Pada aliran percabangan pipa juga berlaku
energi yang lolos atau diterima antara dua hukum kontinuitas dimana debit yang
titik dalam satu sistem tertutup, maka masuk pada suatu pipa sama dengan debit
energi totalnya tetap konstan. Hal tersebut yang keluar pipa. Hal tersebut diilustrasikan
dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini : sebagai berikut:
Q1 = Q2 + Q3
A1.V1 = (A2.V2) + (A3.V3) 4. Kehilangan Tinggi Minor karena
Dengan : Q1, Q2, Q3 = Debit yang mengalir Belokan pada Pipa
pada penampang 1, 2 dan 3 (m3/det) dan 5. Kehilangan Tinggi Minor karena
V1, V2, V3 = Kecepatan pada penampang 1, Sambungan dan Katup pada Pipa
2 dan 3 (m/det)
2.2 PERENCANAAN TEKNIS UNIT
c. Kehilangan Tekanan ( Head Loss)
Secara umum didalam suatu instalasi DISTRIBUSI
jaringan pipa dikenal dua macam a. Perpipaan Transmisi Air Bersih
kehilangan energi : dan Distribusi
- Kehilangan Tinggi Tekan Mayor - Penentuan dimensi perpipaan
(Major Losses) transmisi air minum dan distribusi
Ada beberapa teori dan formula untuk dapat menggunakan formula:
menghitung besarnya kehilangan tinggi Q=VxA A = 0,785 D2
tekan mayor ini yaitu dari Hazen-Williams, Dengan pengertian:
Darcy-Weisbach, Manning, Chezy, Q : debit (m3/detik), V : kecepatan
Colebrook-White dan Swamme-Jain. pengaliran (m/detik), A : luas
Dalam kajian ini digunakan persamaan penampang pipa (m2), D : diameter
Hazen-Williams (Haestad, 2001 : 278) pipa (m)
yaitu : - Kualitas pipa berdasarkan tekanan
hf = k.Q1.85 yang direncanakan; untuk pipa
Dimana : bertekanan tinggi dapat
Q = 0.85 . Chw . A . R0.63 . S0.54 menggunakan pipa Galvanis (GI)
Medium atau pipa PVC kelas AW, 8
10.7 L s/d 10 kg/cm2 atau pipa berdasarkan
k= 1.85
C hw D 4.87 SNI, Seri (1012,5), atau jenis pipa
lain yang telah memiliki SNI atau
dengan : standar internasional setara.
Q = debit aliran pada pipa (m3/det), - Jaringan pipa didesain pada jalur
0.85 = konstanta, Chw = koefisien kekasaran yang ditentukan dan digambar
Hazen-Williams, A = Luas penampang sesuai dengan zona pelayan yang di
aliran (m2), tentukan dari jumlah konsumen
A 1 4 D 2 yang akan dilayani, penggambaran
R = Jari-jari hidrolis (m) = = dilakukan skala maksimal 1:5.000.
P D
hf b. Reservoir
S = kemiringan garis energi (m/m) =
L - Lokasi dan Tinggi Reservoir
hf = kehilangan tinggi tekan mayor (m), D - Volume Reservoir
= Diameter pipa (m), k = koefisien
karakteristik pipa, L = panjang pipa (m) c. Pipa Distribusi
1. Denah (Lay-out) Jaringan Pipa
- Kehilangan Tinggi Tekan Minor Distribusi
(Minor Losses) 2. Komponen Jaringan Distribusi
Ada berbagai macam kehilangan 3. Bahan Pipa
tinggi tekan minor sebagai berikut: 4. Diameter Pipa Distribusi
1. Kehilangan Tinggi Minor karena
Pelebaran Pipa Analisis jaringan pipa distribusi antara
2. Kehilangan Tinggi Minor karena lain memenuhi ketentuan sebagai
Penyempitan Mendadak pada Pipa berikut:
3. Kehilangan Tinggi Minor karena Mulut 1. Jika jaringan pipa tidak lebih dari
Pipa empat loop, perhitungan dengan
metoda hardy-cross masih diijinkan b. Mengolah data penduduk dan jumlah
secara manual. Jika lebih dari empat layanan.
loop harus dianalisis dengan bantuan c. Menghitung kebutuhan air bersih.
program komputer. d. Melakukan perencanaan sistem
2. Perhitungan kehilangan tekanan jaringan distribusi air bersih dengan
dalam pipa dapat dihitung dengan memakai dasar sambungan rumah.
rumus Hazen Williams: e. Batas kondisi hidrolis yang akan diuji
Hf = 10,66-1,85 D-4,87 L adalah kehilangan air (headloss),
Kecepatan aliran dengan rumus: tekanan, dan kecepatan aliran.
V = 0,38464 C.D 0,63 I 0,54 f. Melakukan simulasi sistem jaringan
Debit aliran dihitung dengan rumus: distribusi air bersih dengan
Q = 0,27853 C.D 2,63 I 0,54 menggunakan program WaterCAD ver
Dimana: 8 XM Edition dan Waternet.
Q = debit air dalam pipa (m/detik), Untuk simulasi sistem jaringan
C= koefisien kekasaran pipa, distribusi air bersih pada WaterCAD ver
D=diameter pipa (m), 8 XM Edition diperlukan tahapan-tahapan
S=slope/kemiringan hidrolis, h = sebagai berikut:
kehilangan tekanan (m), L=panjang a. Membuka dan memberi nama file
pipa (m), V=kecepatan aliran dalam baru sistem jaringan distribusi air
pipa (m/detik), A=luas penampang bersih dalam format WaterCAD
pipa (m2) (xxx.wtg).
b. Mengisi tahap pembuatan file baru
2.3 ANALISIS SISTEM JARINGAN dengan cara:
DISTRIBUSI AIR BERSIH - Memilih Satuan yang digunakan
DENGAN SOFTWARE dalam sistem operasi program.
KOMPUTER Satuan yang disediakan oleh
Beberapa program komputer di WaterCAD ver 8 XM Edition
bidang rekayasa dan perencanaan sistem yaitu Satuan US dan Satuan
jaringan distribusi air bersih diantaranya Internasional (SI).
adalah program Loops, Wadiso, Epanet 1.1, - Memilih rumus kehilangan
Epanet 2.0, WaterCAD, dan WaterNet. tinggi tekan. Program
Dalam studi ini digunakan program WaterCAD ver 8 XM Edition
WaterCAD versi 8 XM Edition dan menyediakan beberapa pilihan
Waternet dikarena kedua program ini rumus kehilangan tinggi tekan
tergolong baru dan belum banyak diketahui diantaranya: Darcy-Weisbach,
dalam fungsinya untuk menganalisis sistem Hazen-Williams dan Manning.
jaringan distribusi air bersih. - Penggambaran pipa dapat secara
Schematic (skema) dan Schalatic
3. METODOLOGI PENELITIAN (sebenarnya sesuai dengan
skala).
Untuk mencapai tujuan yang c. Menggambar sistem jaringan
diharapkan maka diperlukan suatu distribusi air bersih dengan
langkah pengerjaan secara sistematis. memodelkan atau memberi notasikan
Adapun langkah-langkah pengerjaan komponen seperti reservoir, titik
studi sebagai berikut: simpul, pipa dan katup.
a. Melakukan pengumpulan data-data d. Melakukan simulasi sistem jaringan
sekunder yang berupa data teknis dan distribusi air bersih serta
data pendukung lainnya yang menganalisa hasil yang diperoleh
digunakan dalam analisa sistem (report) dan apabila hasil yang
jaringan distribusi air bersih. didapat tidak sesuai maka dapat
dilakukan perbaikan pada komponen komponen seperti reservoir, titik
sistem jaringan distriusi air bersih simpul, pipa dan katup
hingga didapatkan hasil yang sesuai. c. Melakukan simulasi sistem jaringan
Parameter yang diperlukan pada distribusi air bersih serta
simulasi kondisi tidak permanen pada menganalisa hasil yang diperoleh
program WaterCAD ver 8 XM Edition (report) dan apabila hasil yang
adalah: didapat tidak sesuai maka dapat
a. Start Time, waktu yang digunakan dilakukan perbaikan pada komponen
untuk memulai melakukan simulasi. sistem jaringan distriusi air bersih
b. Duration, sistem akan disimulasikan hingga didapatkan hasil yang sesuai.
selama 24 jam. Parameter yang diisi adalah sebagai
c. Hydraulic Time Step, tahapan waktu berikut :
untuk simulasi adalah 24 jam dengan - Pipe, data pipa, nomer titik, titik
interval 1 jam. simpul awal dan akhir, panjang,
Komponen-komponen jaringan diameter, koefisien kekasaran
distribusi air bersih mempunyai serta bahan pipa.
beberapa kata kunci dalam - Junction, titik simpul, nomer
pemrogramannya, yaitu: titik, elevasi debit kebutuhan.
a. Presure Pipe, data pipa, nomer titik, - Tank, data tandon, nomer
titik simpul awal dan akhir, panjang, identitas, elevasi dasar, dimensi
diameter, koefisien kekasaran serta tandon, elevasi HWL dan LWL.
bahan pipa. - Reservoir, data sumber, elevasi,
b. Pressure Junction, titik simpul, diasumsikan konstan.
nomer titik, elevasidebit kebutuhan. - Valve, Penggunaan valve untuk
c. Tank, data tandon, nomer identitas, mengatur nilai tekanan yang
elevasi dasar, dimensi tandon, elevasi terlalu tinggi sehingga dapat di
HWL dan LWL. sesuaikan dengan kebutuha.
d. Reservoir, data sumber, elevasi, - Pump, untuk menambah head
diasumsikan konstan. apabila daerah yang dialiri
e. Pump, data pompa, elevasi, tinggi memiliki eleveasi yang lebih
tekan, kapasitas pompa, nomer titik tinggi daripada reservoir atau
simpul awal dan akhir. tangki.
f. Valve, data katup, diameter, jenis, -
koefisien kekasaran, nomer titik 4. PEMBAHASAN
simpul awal dan akhir.
g. Compute, melakukan proses simulasi. 4.1 PERENCANAAN SISTEM
h. Report, hasil dari simulasi, titik JARINGAN DISTRIBUSI AIR
simpul, pipa. BERSIH DAN KEBUTUHAN AIR
Penggunan software waternet juga BERSIH PADA TIAP TITIK
memerlukan input yang sama dengan SIMPUL (JUNCTION)
WaterCAD ver 8 XM Edition. tahapan- Pada studi ini terdapat 2 alternatif
tahapan proses analisa pada waternet perencanaan sistem jaringan distribusi air
sebagai berikut: yaitu dengan menggunakan jenis pipa yang
a. Membuka dan memberi nama file berbeda serta di analisa dua program yang
baru sistem jaringan distribusi air sejenis. Berikut alternatif yang di analisa
bersih dalam format Waternet pada perencanaan sistem jaringan distribusi
(xxx.wtn). air bersih.
b. Menggambar sistem jaringan a. Alternatif 1 : Menggunakan pipa
distribusi air bersih dengan Galvanized dengan analisa program
memodelkan atau memberi notasikan WaterCAD ver 8 XM Edition.
b. Alternatif 2 : Menggunakan pipa kebutuhan dan spesifikasi pipa.
Galvanized dengan analisa program Kebutuhan yang tinggi pada jam
Waternet. puncak menyebabkan kehilangan
c. Alternatif 3 : Menggunakan pipa PE energi menjadi besar yaitu berkisar
dengan analisa program WaterCAD 0,09 m sampai 24,57 m. Kehilangan
ver 8 XM Edition. energi paling rendah terdapat pada
d. Alternatif 4 : Menggunakan pipa PE pipa nomer 14 yaitu sebesar 0,09 m
dengan analisa program Waternet. sedangkan untuk kehilangan energi
paling tinggi terjadi pada pipa nomer
4.2 EVALUASI SISTEM JARINGAN 9 yaitu sebesar 24,57 m. Pada jam
DISTRIBUSI AIR BERSIH rendah dimana kebutuhan menjadi
a. Alternatif 1 : kecil maka kehilangan energi pun
Adanya fluktuasi kebutuhan menjadi kecil yaitu berkisar antara
disebabkan karena perbedaan permintaan 0,01 1,01 m.
tiap jamnya. Berdasarkan hasil simulasi Kecepatan yang terjadi di seluruh
dengan menggunakan bantuan program jaringan pipa pada jam puncak
WaterCAD ver 8 XM Edition diperoleh berkisar antara 0,11 1,44 m/detik.
hasil debit yang diperlukan reservoir Kecepatan paling tinggi terdapat pada
untuk melayani air bersih pada pipa nomer 8 yaitu sebesar 1,44 m/s.
kebutuhan jam puncak sebesar 17,95 Sedangkan kecepatan paling rendah
lt/dt. Hal ini sedikit berbeda dari terdapat pada pipa nomer 14 yaitu
perkiraan perhitungan sebelumnya yaitu sebesar 0,11. Pada jam rendah dimana
sebesar 18,00 lt/dt yang dikarenakan kebutuhan menjadi kecil maka
proses literasi pada program WaterCAD kecepatan aliran pun menjadi kecil
ver 8 XM Edition. Perbedaan hanya berkisar yaitu berkisar antara 0,02 0,27
0,278% sehingga dapat diabaikan. Pada m/detik. Kecepatan air yang sangat
gambar 9 dan 10 merupakan grafik kecil pada pipa nomer 11 dikarenakan
fluktuasi outflow yang dibutuhkan untuk kebutuhan air yang kecil tidak
memenuhi jaringan distribusi air bersih sebanding dengan besar diameter
serta peta jaringan di Kampung Ikebo, pipa. Pada perencanaan ini pipa
Kampung Mauwa dan Kampung nomer 11 memiliki diameter besar
Dikiyouwa Distrik Kamu Kabupaten dikarenakan pipa tersebut nantinya
Dogiyai. akan dibuat pipa induk transmisi yang
akan menyalurkan air bersih untuk
kabupaten lainnya.
Kemiringan garis gradien hidrolis
merupakan hasil bagi dari kehilangan
energi. Besar headloss gradient pada
jam puncak berkisar antara 0 sampai
0,069 m/m, sedangkan pada jam
Gambar 2. Grafik Fluktuasi Outflow Reservoir R-1 rendah berkisar antara 0 sampai
Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD ver 8 XM Edition 0,0030. Nilai 0 didapat karena
kebutuhan pada pipa tersebut adalah
- Evaluasi Kondisi Aliran Pada Pipa 0.
Hasil running watercad menunjukkan Berikut disajikan contoh perhitungan
tanda berwarna hijau yang berarti jaringan yang merupakan hasil simulasi pada pipa di
distribusi air bersih dapat berjalan lancar jaringan distribusi air bersih dengan
tanpa ada masalah. bantuan program WaterCAD ver 8 XM
Kehilangan tinggi tekan mayor pada Edition :
pipa sangat dipengeruhi oleh debit
10.7 L
Hf(kehilangan energi) P1 = 1.85
. Q1,85
C hw D 4.87
10,7.904,86
= . 0.018 1,85 =7,59 m
1201.85 0,0064.87
V pada P1
= 0.85 . Chw . R0.63 . S0.54
= 0.85 . 120. 0.003.63. 0.00840.54
= 0,98 m/dt Gambar 6. Grafik Fluktuasi Headloss Pada Semua
Headloss Gradient Pipa
Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD ver 8 XM Edition
= Hf / L
= 7,59 / 904,86 =0,008 m/m - Evaluasi Tekanan Pada Titik
Untuk hasil yang lebih lengkap pada Simpul
semua pipa selama 24 jam dari simulasi
Hasil running menunjukkan tanda
alternatif pertama dapat dilihat pada gambar
berwarna hijau yang berarti jaringan
3 sampai 5.
distribusi air bersih dapat berjalan lancar
tanpa ada masalah.
Dari hasil analisa didapat bahwa
semua tekanan sisa pada tiap titik
simpul pada jam puncak dalam
keadaan ideal yaitu berkisar 19,90
mH2O 53,80 mH2O. Sedangkan
pada jam rendah dimana kebutuhan
air berkurang maka tekanan menjadi
Gambar 3. Grafik Fluktuasi Debit di Semua Pipa besar yaitu berkisar antara 30,40
Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD ver 8 XM Edition
mH2O 61,00 mH2O. Dengan
kondisi tersebut maka kebutuhan air
bersih di tiap titik simpul dapat
terpenuhi walupun ada sisa tekanan
yang tinggi di titik simpul no 2 hal
ini tidak menjadi masalah karena
bila sisa tekanan disesuaikan dengan
kondisi batas maksimal maka
dikhawatirkan pada jam puncak sisa
Gambar 4. Grafik Fluktuasi Kecepatan Pada Semua tekanan akan menurun melewati
Pipa
Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD ver 8 XM Edition batas minimal sehingga kebutuhan
tidak dapat terpenuhi.
Di karenakan kontur daerah studi
yang berbukit dan curam maka
penggunaan PRV (pressure
reducing valve) sangat membantu
dalam memperoleh tekanan sesuai
dengan yang diinginkan. Dengan
tekanan yang dapat dikontrol maka
pipa akan aman dari kebocoran yang
di akibatkan oleh meningkatnya
Gambar 5. Grafik Fluktuasi Headloss Gradient tekanan pada titik simpul.
Pada Semua Pipa
Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD ver 8 XM Edition Berikut disajikan contoh perhitungan
pada semua titik simpul di jaringan
distribusi air bersih dengan bantuan berarti jaringan distribusi air bersih dapat
program WaterCAD ver 8 XM Edition: berjalan lancar tanpa ada masalah.
Tekanan J-1 Kehilangan tinggi tekan mayor pada pipa
= Elv Reservoir Elv. Junction Headloss sangat dipengeruhi oleh debit kebutuhan
= 1.850,08 m 1788,62 m 7,58 m dan spesifikasi pipa. Kebutuhan yang
= 53,80 mH2O (pada jam puncak) tinggi pada jam puncak menyebabkan
Sedangkan fluktuasi debit dan kehilangan energi menjadi besar yaitu
tekanan sisa di semua titik simpul akibat berkisar 0,1 m sampai 25 m. Kehilangan
perbedaan permintaan yang berbeda beda energi paling rendah terdapat pada pipa
pada tiap jamnya dapat dilihat pada gambar nomer 11 yaitu sebesar 0,1 m, sedangkan
7 dan 8. untuk kehilangan energi paling tinggi
terjadi pada pipa nomer 9 yaitu sebesar
24,91 m. Pada jam rendah dimana
kebutuhan menjadi kecil maka
kehilangan energi pun menjadi kecil
yaitu berkisar antara 0,01 0,46 m.
Kecepatan yang terjadi di seluruh
jaringan pipa pada jam puncak berkisar
Gambar 7. Grafik Fluktuasi Tekanan antara 1,451 0,117 m/detik. Kecepatan
Sisa Di Semua Junction paling tinggi terdapat pada pipa nomer 8
Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD ver 8 yaitu sebesar 1,55 m/s. Sedangkan
XM Edition
kecepatan paling rendah terdapat pada
pipa nomer 11 yaitu sebesar 0,117. Pada
jam rendah dimana kebutuhan menjadi
kecil maka kecepatan aliran pun menjadi
kecil yaitu berkisar antara 0,019 0,248
m/detik. Kecepatan air yang sangat kecil
pada pipa nomer 11 dikarenakan
kebutuhan air yang kecil tidak sebanding
Gambar 8. Grafik Fluktuasi Debit Pada Semua dengan besar diameter pipa. Pada
Pipa perencanaan ini pipa nomer 11 memiliki
Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD ver 8
XM Edition diameter besar dikarenakan pipa tersebut
nantinya akan dibuat pipa induk
b. Alternatif 2 transmisi yang akan menyalurkan air
Hasil runing program waternet v 2.2 bersih untuk kabupaten lainnya.
menunjukkan bahwa debit yang keluar pada Kemiringan garis gradien hidrolis
jam puncak mencapai 18,12 lt/dt. Terdapat merupakan hasil bagi dari kehilangan
perbedaan sebesar 0,667% dari perhitungan energi permeternya. Besar headloss
sebelumnya yaitu sebesar 18 lt/dt. gradient pada jam puncak berkisar
Perbedaan terjadi dikarenakan proses antara 0 sampai 0,067 m/m, sedangkan
literasi yang dilakukan program waternet v pada jam rendah berkisar antara 0
2.2 namun hal ini dapat di abaikan karena sampai 0,067. Nilai 0 didapat karena
perbedaanya hampir 1 % dan kuantitas kebutuhan pada pipa tersebut adalah 0.
debit sumber yang masih dapat memenuhi Perbedaan perhitungan kecepatan,
kebutuhan jaringan. tekanan dan kondisi hoidrolis yang terjadi
dikarenakan program watercad maupun
- Evaluasi Kondisi Aliran Pada Pipa waternet mempunyai tingkat ketelitian yang
Hasil running pada waternet berbeda beda dalam proses literasi
menunjukkan tanda berwarna hijau yang pembagian debit. Hasil selama 24 jam dari
simulasi alternatif kedua dapat dilihat pada kebutuhan air bersih di tiap titik simpul
gambar 9 sampai 11. dapat terpenuhi walupun ada tekanan
yang tinggi di titik simpul no 2 hal ini
tidak menjadi masalah karena bila
tekanan disesuaikan dengan kondisi
batas maksimal maka dikhawatirkan
pada jam puncak tekanan akan menjadi
turun melewati batas minimal sehingga
kebutuhan tidak dapat terpenuhi.
Gambar 9. Grafik Fluktuasi Kecepatan Di Fluktuasi demand dan tekanan pada semua
Semua Pipa Pada Alternatif 2 titik simpul disajikan dalam grafik pada
Sumber: Hasil Analisa Program Waternet ver 2.2 gambar 12 dan 13.

Gambar 12. Grafik Fluktuasi Debit Kebutuhan Di


Gambar 10. Grafik Fluktuasi Kehilangan Energi Semua Junction Alternatif 2
per 100 m Di Semua Pipa Pada Alternatif 2 Sumber: Hasil Analisa Program Waternet ver 2.2
Sumber: Hasil Analisa Program Waternet ver 2.2

Gambar 13. Grafik Fluktuasi Tekanan Sisa Di


Gambar 11 Grafik Fluktuasi Debit Di Semua Pipa Semua Pipa Pada Alternatif 2
Pada Alternatif 2 Sumber: Hasil Analisa Program Waternet ver 2.2
Sumber: Hasil Analisa Program Waternet ver 2.2 c. Alternatif 3
Debit outflow yang diperlukan pada
- Evaluasi Tekanan Sisa Pada Titik reservoir untuk memenuhi kebutuhan air
Simpul bersih di tiga desa selama 24 jam besarnya
Hasil running pada waternet sama dengan pada alternatif pertama.
menunjukkan tanda berwarna hijau yang Penggunaan pipa PE memang dapat
berarti jaringan distribusi air bersih dapat mengurangi kehilangan energi, namun pada
berjalan lancar tanpa ada masalah. jaringan ini perbedaan sangat kecil
Dari hasil analisa didapat bahwa semua sehingga tidak menimbulkan perbedaan
tekanan pada tiap titik simpul pada jam debit kebutuhan. Fluktuasi debit outflow
puncak telah memenuhi keadaan ideal yang di butuhkan untuk memenuhi
dalam perencanaan jaringan distribusi air kebutuhan air bersih pada jaringan
bersih yaitu berkisar 27 mH2O 60 distribusi di Kampung Ikebo, Kampung
mH2O. Sedangkan pada jam rendah Mauwa dan Kampung Dikiyouwa dapat
dimana kebutuhan air berkurang maka dilihat pada gambar grafik 14.
tekanan menjadi besar yaitu berkisar
antara 30,43 mH2O 61,91 mH2O.
Dengan kondisi tersebut maka
alternatif ketiga dapat dilihat pada gambar
16 sampai gambar 18.

Gambar 14. Grafik Fluktuasi Outflow Reservoir


Alternatif 3
Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD ver 8 XM Edition

- Evaluasi Kondisi Aliran Pada Pipa Gambar 15. Grafik Fluktuasi Headloss Gradient
Hasil running pada waternet Di semua Pipa Alternatif 3
Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD ver 8 XM Edition
menunjukkan tanda berwarna hijau yang
berarti jaringan distribusi air bersih dapat
berjalan lancar tanpa ada masalah.
Kemiringan garis gradien hidrolis,
misalnya pada pipa 8 mengalami
peningkatan yang cukup besar pada
pukul 04.00 - 18.00 yaitu dari 0,019 m/m
menjadi 0,0520 m/m dan peningkatan
tidak terlalu mencolok pada pukul 15.00
17.00 dari 0,030 m/m menjadi 0,040 Gambar 16. Grafik Fluktuasi Headloss Di semua
Pipa Alternatif 3
m/m dapat dilihat pada Grafik 15. Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD ver 8 XM Edition
Penurunan terjadi pukul 18.00 24.00
dari headloss gradient 0,038 m/m
menjadi 0,006 m/m. Headloss gradient
terbesar terjadi pada pukul 07.00 sebesar
0,0520 m/m, hal ini terjadi seiring
dengan menurunnya tekanan sisa pada
titik simpul tersebut yang disebabkan
karena jumlah permintaan air bersih
yang meningkat dibandingkan pada jam- Gambar 17. Grafik Fluktuasi Kecepatan Pada
Seluruh Pipa Alternatif 3
jam sebelumnya. Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD ver 8 XM
Dari simulasi yang dilakukan juga dapat Edition
dilihat kecepatan dalam pipa. Kecepatan
yang terjadi pada jam puncak berkisar
antara 0,11 1,44 m/detik. Kecepatan
tertinggi terjadi pada saat pukul 07.00
sebesar 1,54 m/detik dan kecepatan
terendah terjadi pada pukul 24.00
sebesar 0,01 m/detik dapat dilihat pada
grafik 4.19, dimana kebutuhan akan air
bersih paling rendah. Untuk jam rendah Gambar 18. Grafik Fluktuasi Debit Pada Seluruh
kecepatan berkisar antara 0,02 m/detik Pipa Alternatif 3
sampai 0,27 m/detik. Dengan luas Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD ver 8 XM Edition

penampang yang tetap dan debit yang


berubah tiap jamnya maka kecepatan - Evaluasi Tekanan Sisa Pada Titik
aliran yang terjadi juga akan berubah. Simpul
Untuk hasil yang lebih lengkap pada Dari hasil simulasi alternatif 3 dapat
semua pipa selama 24 jam dari simulasi dianalisa sebagai berikut :
Hasil running menunjukkan tanda
berwarna hijau yang berarti jaringan
distribusi air bersih dapat berjalan
lancar tanpa ada masalah.
Pada simulasi Alternatif 3 diperoleh
tekanan sisa pada semua titik simpul
untuk kondisi jam puncak berkisar
antara 29,4 mH2O 55,60 mH2O
sedangkan pada jam rendah berkisar
antara 30,40 mH2O sampai 63,90
Gambar 20. Grafik Fluktuasi Debit Pada Semua
mH2O. Walaupun pada jam rendah sisa
Pipa Alternatif 3
tekanan mencapai 63,90 mH2O hal ini Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD ver 8 XM Edition
dapat dimaklumi dikarenakan bila sisa d. Alternatif 4
tekanan disesuaikan dengan kondisi - Evaluasi Kondisi Aliran Pada Pipa
batas maksimal maka dikhawatirkan Hasil running Waternet menunjukkan
pada jam puncak, sisa tekanan akan tanda berwarna hijau yang berarti jaringan
menurun melewati batas minimal distribusi air bersih dapat berjalan lancar
sehingga kebutuhan tidak dapat tanpa ada masalah.
terpenuhi. Kehilangan tinggi tekan mayor pada pipa
Pada titik simpul J-7 terdapat fluktuasi sangat dipengeruhi oleh debit kebutuhan
yang sisa tekanan yang sangat besar dan spesifikasi pipa. Kebutuhan yang
dibanding yang lain hal ini di tinggi pada jam puncak menyebabkan
karenakan J-7 memiliki debit kehilangan energi menjadi besar yaitu
kebutuhan yang paling besar. Namun berkisar 0,07 m sampai 19 m.
trend grafik masih seragam dengan Kehilangan energi paling rendah
kondisi titik simpul yang lain yaitu terdapat pada pipa nomer 11 yaitu
mengalami penurunan sisa tekanan sebesar 0,07 m sedangkan untuk
yang cukup signifikan pada jam 07.00 kehilangan energi paling tinggi terjadi
(jam puncak). Penurunan sisa tekanan pada pipa nomer 9 yaitu sebesar 18,72
terjadi akibat peningkatan penggunaan m. Pada jam rendah dimana kebutuhan
air pada titik simpul. Sedangkan menjadi kecil maka kehilangan energi
kenaikan tekanan terjadi pada pukul pun menjadi kecil yaitu berkisar antara 0
20.00 24.00 yaitu sebesar 53,00 0,63 m.
57,20 mH2O dapat dilihat pada grafik Kecepatan yang terjadi di seluruh
19. jaringan pipa pada jam puncak berkisar
Sedangkan fluktuasi debit dan antara 0,117 1,55 m/detik. Kecepatan
tekanan sisa di semua titik simpul akibat paling tinggi terdapat pada pipa nomer 8
perbedaan permintaan tiap jamnya dapat yaitu sebesar 1,55 m/s. Sedangkan
dilihat pada gambar 20 dan 21. kecepatan paling rendah terdapat pada
pipa nomer 11 yaitu sebesar 0,117. Pada
jam rendah dimana kebutuhan menjadi
kecil maka kecepatan aliran pun menjadi
kecil yaitu berkisar antara 0,019 0,248
m/detik. Kecepatan air yang sangat kecil
pada pipa nomer 11 dikarenakan
kebutuhan air yang kecil tidak sebanding
dengan besar diameter pipa. Pada
perencanaan ini pipa nomer 11 memiliki
Gambar 19. Grafik Fluktuasi Tekanan Pada diameter besar dikarenakan pipa tersebut
Semua Pipa Alternatif 3
Sumber: Hasil Analisa Program WaterCAD ver 8 XM Edition nantinya akan dibuat pipa induk
transmisi yang akan menyalurkan air berarti jaringan distribusi air bersih dapat
bersih untuk kabupaten lainnya. berjalan lancar tanpa ada masalah.
Pada perhitungan kecepatan, tekanan Dari hasil analisa didapat bahwa semua
dan kondisi hidrolis lainnya menggunakan tekanan pada tiap titik simpul pada jam
rumus dan cara yang sama dengan watercad puncak telah memenuhi standart
yaitu Hazen-William. Namun perbedaan perencanaan jaringan distribusi air bersih
yang terjadi dikarenakan program watercad yaitu berkisar 27 mH2O 60 mH2O.
maupun waternet mempunyai tingkat Sedangkan pada jam rendah dimana
ketelitian yang berbeda beda dalam proses kebutuhan air berkurang maka tekanan
literasi pembagian debit. Untuk hasil yang menjadi besar yaitu berkisar antara 30,43
lebih lengkap pada semua pipa selama 24 mH2O 61,26 mH2O. Dengan kondisi
jam dari simulasi alternatif keempat dapat tersebut maka kebutuhan air bersih di
dilihat pada gambar 21 dan 22. tiap titik simpul dapat terpenuhi walupun
ada tekanan yang tinggi di titik simpul
no 2 hal ini tidak menjadi masalah
karena bila tekanan disesuaikan dengan
kondisi batas maksimal maka
dikhawatirkan pada jam puncak tekanan
akan menjadi turun melewati batas
Gambar 21. Grafik Fluktuasi Kecepatan di Semua minimal sehingga kebutuhan tidak dapat
Pipa Alternatif 4 terpenuhi.
Sumber: Hasil Analisa Program Waternet ver 2.2 Fluktuasi demand dan tekanan pada
semua titik simpul disajikan dalam gambar
33 dan 34.

Gambar 24. Grafik Fluktuasi Sisa Tekanan di


Semua Pipa Alternatif 4
Gambar 22. Grafik Fluktuasi Headloss Gradient Sumber: Hasil Analisa Program Waternet ver 2.2
per 100 m di Semua Pipa Alternatif 4
Sumber: Hasil Analisa Program Waternet ver 2.2

Gambar 25. Grafik Fluktuasi Debit di Semua Pipa


Alternatif 4
Gambar 23. Grafik Fluktuasi kebutuhan di Semua Sumber: Hasil Analisa Program Waternet ver 2.2
Pipa Alternatif 4
Sumber: Hasil Analisa Program Waternet ver 2.2 5. PENUTUP
- Evaluasi Tekanan Sisa Pada Titik 5.1 Kesimpulan
Simpul Berdasarkan hasil analisa yang telah
Hasil running pada waternet dilakukan pada bab sebelumnya, maka
menunjukkan tanda berwarna hijau yang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil simulasi di atas dengan kondisi 1. Ketersediaan data yang ada sangat
jaringan sampai tahun 2030 dengan membantu dalam perencanaan sistem
tingkat pelayanan 90% dan tingkat distribusi jaringan pipa.
kehilangan air mencapai 20%. Adanya 2. Keakuratan data kebutuhan air juga akan
perbedaan pada hasil simulasi yang membantu perhitungan sehingga tidak
dilakukan oleh WaterCad v 8 dan terjadi eksploitasi sumber air yang ada.
WaterNet v 2.2 dikarenakan proses 3. Adanya kerjasama antara pihak yang
literasi yang mempunyai tingkat bertanggung jawab serta penduduk
ketelitian yang berbeda beda. Perbedaan sekitar unuk menjaga kelestarian sumber
yang terjadi hanya berkisar kurang dari air dan fasilitas yang ada untuk menjaga
10 % yang diakibatkan oleh proses kontinuitas dan kualitas mata air
literasi masing masing software yang tersebut.
memiliki ketelitian yang berbeda. 4. Pemenuhan fasilitas jaringan listrik
Dengan output debit maksimal yang sangat dibutuhkan untuk membantu
hanya 18,11 lt/dt dari kemampuan dalam memaksimalkan pelayanan
sumber yang mencapai 320 lt/dt maka kebutuhan air bersih di kampung Ikebo,
dimungkinkan penambahan jaringan Mauwa dan Digiouwa, Kabupaten
distribusi ke desa desa lainnya. Dogiyai
2. Dari hasil analisa dengan mengunakan
dua jenis pipa yang berbeda namun DAFTAR PUSTAKA
mempunyai dimensi yang sama dapat Anonim. Departemen Pemukiman dan
diketahui bahwa pipa PE memiliki Prasarana Wilayah.2002. Pedoman /
tingkat efisiensi yang lebih baik daripada Petunjuk Teknik dan Manual.
pipa jenis Galvanized Iron dalam hal Jakarta : Balitbang Departemen
kehilangan energi. Pipa PE memiliki Kimpraswil.
permukaan yang lebih halus sehingga Anonim. DPU Ditjen Cipta Karya. 1987.
kehilangan energi yang diakibatkan oleh Buku Utama Sistem Jaringan Pipa.
gesekan dengan dinding pipa menjadi Diktat Kursus Perpipaan
kecil. Perbedaan nilai kehilangan energi Departemen Pekerjaan Umum
tidak begitu terlihat pada jam rendah Direktoral Jenderal Cipta Karya
dikarenakan debit yang melalui pipa Direktorat Air Bersih. Jakarta :
sangat kecil barulah pada jam puncak Departemen Pekerjaan Umum,
terlihat perbedaan yang besar. Direktoral Jenderal Cipta Karya,
3. Secara hidrolis kondisi jaringan pipa Direktorat Air Bersih.
dengan menggunakan jenis pipa Anonim. Peraturan Menteri Pekerjaan
Galvanized dan PE di kampung Ikebo, Umum Nomor : 18/PRT/M/2007.
Mauwa dan Digiouwa, Kabupaten Pedoman Penyusunan Perencanaan
Dogiyai telah memenuhi syarat. Teknis Pengembangan Sistem
Walaupun terjadi aliran laminer pada Penyediaan Air Minum. Jakarta :
jam rendah dikarenakan kebutuhan yang Departemen Pekerjaan Umum,
sangat sedikit sehingga masih dapat Direktoral Jenderal Cipta Karya.
dimaklumi. Haestad Methods. 2001. User Guide
WaterCAD v 4.5 for Windows.
5.2 Saran Waterbury CT, USA : Haestad
Untuk mendapatkan hasil yang baik Press. Jumarwan.-. Modul Pelatihan
dalam suatu perencanaan sistem jaringan Sistem Penyediaan Air Minum.
pipa, maka perlu diperhatikan hal-hal Malang : PDAM Kabupaten
sebagai berikut : Malang.
Linsley, Ray K. & Joseph B. Franzini .
1996. Teknik Sumber Daya Air Jilid
I dan II, Edisi Ketiga, Terjemahan
Ir. Djoko Sasongko, M.Sc., Jakarta :
Erlangga.
Maryono, Agus, Dr. Ing. Ir. W. Muth, Prof.
Dipl. Ing. & N. Eisenhauer, Prof.
Dr. Ing. 2003. Hidrolika Terapan,
Jakarta : Pradnya Paramita.
Priyantoro, Dwi. 1991. Catatan
Perkuliahan Hidrolika, Malang :
Jurusan Pengairan Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya. (Tidak
dipublikasikan).
Triatmadja Radianta. 2007. Manual dan
Dasar Teori WaterNet Versi 2.1.
Software untuk perancangan dan
Pengelolaan Jaringan Air Minum.
Yogyakarta : Fakultas Teknik.
Univeritas Gajah Mada.
Triatmadja Radianta. 2009. Hidraulika
Sistem Jaringan Perpipaan Air
Minum. Yogyakarta : Fakultas
Teknik. Univeritas Gajah Mada.
Triatmodjo, Bambang. 1993. Hidraulika I.
Yogyakarta : Beta Offset.

Anda mungkin juga menyukai