Perlu
usaha/kerja
Berjalan spontan
Hk. I Termo
Irreversibel
Hangat dingin
Berjalan sebagai
Perlu usaha suatu siklus
Irreversibel reversible efisien
Sup dihangatkan dengan memasukkan mangkuk ke dalam panci berisi air
panas. Perpindahan panas semata-mata terjadi krn perbedaan suhu di
mangkuk dan di panci. Tidak diberikan sumber panas (dari kompor)
“Tidak ada kalor yang dapat berubah menjadi usaha secara utuh, sekalipun dalam sistem terisolasi”
Arah Proses Termodinamika
Proses termodinamik yang berlangsung secara alami seluruhnya
disebut proses ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut
berlangsung secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah
sebaliknya.
Hangat Dingin
adiabatik)
Siklus carnot terdiri dari dua proses isotermal
reversibel dan dua proses adiabatik reversibel
“Kalor tidak akan mengalir spontan dari benda dingin ke benda panas”
[Rudolf Clausius (1822 – 1888)]
Tidak ada mesin ireversibel yang beroperasi antara dua reservoir pada suhu
konstan dapat mempunyai efisiensi yang lebih besar dari sebuah mesin reversibel
yang beroperasi antara temperatur yang sama. Selanjutnya, semua mesin reversibel
yang beroperasi antara temperatur yang sama memiliki efisiensi yang sama.
Prinsip Carnot dan Mesin Carnot …
Tidak ada mesin nyata yang l Suatu sifat penting dari mesin
beroperasi secara reversibel. Akan Carnot adalah bahwa semua kalor
tetapi, ide mesin reversibel input QH berasal dari suatu hot
memberikan standar yang berguna reservoir pada satu temperatur tunggal
untuk menilai performansi mesin TH dan semua kalor yang dibuang
nyata. Gambar ini menunjukkan QC pergi menuju suatu cold
sebuah mesin yang disebut, Mesin reservoir pada satu temperatur tunggal
Carnot, yang secara khusus berguna TC.
sebagai model ideal.
Ciri-ciri siklus carnot
U Q W 0 Q W
Q W
W QH QC
semua kerja
input panas
W QH QC QH QC Q
1 C
QH QH QH QH QH
Mesin Kalor ….
Untuk menghasilkan efisiensi yang tinggi, sebuah mesin kalor harus menghasilkan
jumlah kerja yang besar dan kalor input yang kecil. Karenanya, efisiensi, e, dari suatu
mesin kalor didefinisikan sebagai perbandingan antara kerja yang dilakukan oleh
mesin W dengan kalor input QH:
(1) W
Kerja yg dilakukan
e
Input panas QH
Jika kalor input semuanya dikonversikan menjadi kerja, maka mesin akan
mempunyai efisiensi 1, karena W = QH; dikatakan mesin ini memiliki efisiensi 100%,
idealnya demikian.
Tetapi hal tersebut tidak mungkin QC tidak sama dengan nol
Mesin Kalor
Sebuah mesin, harus mengikuti prinsip konservasi
energi. Sebagian dari kalor input QH diubah
menjadi kerja W, dan sisanya QC dibuang ke cold
reservoir. Jika tidak ada lagi kehilangan energi
dalam mesin, maka prinsip konservasi energi:
QH = W + QC
W QH QC
W
e
QH
QH QC Q
e 1 C
QH QH
Contoh 1: An Automobile Engine
Solusi W 1
QC QH W W 2510 J 1 8900 J
e 0.22
REFRIGERATOR
Pendingin (refrigerator): sebuah mesin kalor yang
TH
beroperasi secara terbalik. Refrigerator menarik panas
QH dari tempat dingin (di dalam pendingin) dan melepaskan
panas ke tempat yang lebih hangat
W QH QC W 0
QC
QH QC W
TC
QH QC W
QH QC QH QC W
REFRIGERATOR
Persamaan di atas merupakan hubungan nilai-mutlak yang
berlaku untuk mesin kalor dan pendingin TH
QH
Siklus pendingin terbaik adalah yang memindahkan Kalor QC
terbanyak dari dalam pendingin dengan Kerja mekanik W
sedikit mungkin W
QC
Semakin besar rasio ini maka semakin baik pendinginnya.
Rasio ini disebut koefisien kinerja (coefficient of performance) TC
QC QC QC
COP
W W QH QC
Aplikasi Siklus Pendingin Carnot
Pendinginan rumah Pemanasan Rumah
dengan AC (air- dengan Heat Pump
conditioner)
Heating
Environment at 20 oC
40 oC
QH QH
50 oC 30
Condenser 80 oC oC Condenser 80 oC
Expansion Expansion
Valve Valve Wi
Wi
n n
Compresso Compresso
r 0 r
Evaporator 15 oC Evaporato oC
10 oC -20 oC r
QL
QL -10 oC
Out dooe space
Air Conditioned,
25oC
Mengapa Mesin Pemanas/ Pendingin Carnot
harus merupakan suatu siklus??
• Efisiensi
Belanda
• Konsekuensinya : adanya proses Orang
Belanda
(Bangsa Suriname)
*Dustch
perantara *Dutch
*Javanese
Indonesia
Orang Jawa
(Suku Banjar)
*Javanese
*Indonesia
*Indonesia
*Banjar
C B C
D
D A
Clossed
System
Proses D-A : Penyerapan kalor isotermal Proses A-B: Kompresi adiabatik
Garis D-A menunjukkan kinerja evaporator, pada Gas ditekan dalam kompresor sehingga menghasilkan
tekanan konstan P1 untuk mengubah refrigeran cair gas refrigeran dengan tekanan dan suhu yang lebih
menjadi uap diikuti dengan berubahnya entalpi H1 tinggi. Tekanan naik hingga P2 akibat dari proses
menjadi H2. Titik A merupakan kondisi uap refrigeran kompresi isentropik (∆S konstan). Selama kompresi
pada tekenan P1 dan entalpi H2. entalpi naik dari H2 ke H3.
C B C
D
D A
Clossed
Proses B-C : Pelepasan kalor isotermal System
Proses C-D : Ekspansi adiabatik
Gas refrigeran bertekanan dan bersuhu tinggi Tekanan cairan refrigeran diturunkan dengan
dikondensasi dan menghasilkan refrigeran cair menggunakan katup ekspansi (expansion valve). Pada
jenuh. Proses yang terjadi adalah pelepasan panas kondisi isentalpis (∆H konstan) ini terjadi penurunan
(latent kondensasi) ke lingkungan. Refrigeran cair jenuh tekanan P1, juga terjadi penurunan suhu.
masuk ke expansion valve pada titik C.
Analisis Mesin Refrigerasi
Hukum I termodinamika : ???
cyclic process
Q - W = U
B
C Q-W =0
QH - QL = Win
D A
C
C B
D A
Open
System
Hukum I termodinamika : ???
0 Kompresi Adiabatik
Q = 0 , sehingga: h 3 h2
Q Win = m
h 3 h2
U = Q – W
U = - W Win = m
Analisis Mesin Refrigerasi
Open
System
C
C B
D
D A
Open
System
C
C B
D
D A
Ekspansi Adiabatik
Q = 0 , sehingga: 0 0
U = Q – W
Q W = 0
U = - W
Analisis Mesin Refrigerasi
C
C B
D
D A
Open
System
T1 = T2 maka U = 0 sehingga: Q L W = m h 2 h1
U = Q – W
0=Q–W h 2 h1
Q L = m
Setiap sistem terisolasi akan makin acak
Sistem teratur
Ada pola yang teratur dan dapat
diramalkan perkembangannya
Sistem tak teratur
Kebanyakan atom-atomnya bergerak acak
Entropi
Ukuran bagi taraf keacakan
Entropi sistem terisolasi hanya dapat
tetap, atau meningkat
Entropi dan Ketidakteraturan
Redistribusi partikel gas dalam wadah terjadi tanpa perubahan energi dalam total sistem, semua susunan ekivalen
Jumlah cara komponen sistem dapat disusun tanpa merubah energi sistem terkait erat dengan kuantitas entropi
(S)
Entropi adalah ukuran ketidakteraturan sistem
Sistem dengan cara tersusun ekivalen komponennya sedikit seperti kristal padat memiliki ketidakteraturan yang
kecil atau entropi rendah
Sistem dengan cara tersusun ekivalen komponennya banyak Seperti halnya energi dalam atau entalpi, entropi
juga fungsi keadaan yaitu hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir tidak pada bagaimana proses terjadinya
Ssis = Sfinal – Sinitial
Jika entropi meningkat maka Ssis akan positif, sebaliknya jika entropi turun, maka Ssis akan negatif
seperti gas memiliki ketidakteraturan besar atau entropi tinggi
Entropi dan Hukum Kedua Termodinamika
S = S1 + S2
T1
S1 = CP ln
T2
H
S2 =
T
ENTROPI REAKSI KIMIA
Jika diketahui suatu reaksi
aA + bB cC + dD (25oC)
S0t = S0produk - S0reaktan
= (cS0C + d S0D) – (aS0A + b S0B)
S 0 = entalpi standar pada kondisi STP
Bagaimana bila reaksi berlangsung pada 100oC ?
S3 = CP ln (T2/T1)
= (CP C + CP D) ln (298/373)
T P S P
= - S =
V S V V T T V
T V S V
= - =
P S S P P T T P