Anda di halaman 1dari 19

ABSTRACT i

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA I

PRAKTIKUM
LIQUID – LIQUID MIXING

Kelas :D
Kelompok :1
Praktikan : 1. Kautsarina Rachmayanti (02211940000161)
2. Jonathan Ade Setiawan (5008201006)
3. Nadiyah Salsabil Zahidah (5008201013)
4. Daffaray Aksana Firdaus (5008201016)
Asisten : Rosyida Nofiana Arofah
Tanggal Praktikum : 24 November 2022

Departemen Teknik Kimia


Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2022
INTISARI ii

LIQUID – LIQUID MIXING


INTISARI
Pada percobaan praktikum LLM (Liquid-Liquid Mixing) ini bertujuan untuk mengamati pola
alir fluida pada berbagai impeller dan baffle dan mengamati pengaruh ukuran dan tipe pengaduk
terhadap efisiensi dan power pengadukan. Proses pengadukan (agitation) menunjukan usaha
yang menghasilkan gerakan materi menurut cara tertentu (dengan arah atau pola tertentu) pada
suatu bahan di dalam bejana. Dilakukan dua kali percobaan untuk masing-masing impeller,
yaitu dengan baffle dan tanpa baflle. Baffle adalah strip vertikal datar yang dipasang secara
radial di sepanjang dinding tangki. Baffle menghindari pembentukan pusaran. Dayung
(Paddles) untuk masalah yang lebih sederhana, agitator yang efektif terdiri dari dayung datar
menyalakan poros vertikal. Dari paddles atau impeller tersebut dapat membentuk pola aliran
tersendiri, dimana dalam percobaan kami menggunakan impeller Blade With Disc
menghasilkan pola aliran tangensial untuk tangki tanpa baffle dan radial untuk tangki baffle,
begitupun sama dengan 45 degree Pitched Flat Blade dan Flat Blade. Variabel Rpm yang
dipakai (210, 230, 250, 270) untuk tiga jenis impeller dengan baffle dan tanpa baflle. Bedanya
ketika dengan baffle aliran tidak memiliki vortex sedangkan tanpa baffle terdapat pusaran air
(vortex) yang beragam. Setelah mendapatkan hasil percobaan, dicari nilai Nre, power dan nilai
powernya dari data yang sudah dihasilkan, terakhir dibuat grafik masing-masing vs torsi.

Kata Kunci : Agitation, Baffle, Impeller, Vortex, Pola Aliran.


DAFTAR ISI iii

DAFTAR ISI

INTISARI .................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... I-1
I.1 Tujuan ....................................................................................................................... I-1
I.2 Dasar Teori ............................................................................................................... I-1
BAB II METODOLOGI PRAKTIKUM ........................................................................... II-1
II.1 Variabel Praktikum .................................................................................................. II-1
II.2 Alat dan Bahan Praktikum ....................................................................................... II-1
II.3 Gambar Skema Alat ................................................................................................. II-1
II.4 Metodologi Percobaan ............................................................................................. II-2
II.5 Hasil Praktikum ....................................................................................................... II-2
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN ............................................. III-1
III.1 Hasil Perhitungan ....................................................................................................III-1
III.2 Pembahasan ............................................................................................................III-2
BAB 4 KESIMPULAN ....................................................................................................... IV-1
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. vi
APPENDIX ............................................................................................................................. vii
LAMPIRAN ...........................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL iv

DAFTAR TABEL
Tabel II.5. 1 Hasil Praktikum pada Impeller Blade With Disc ............................................... II-2
Tabel II.5. 2 Hasil Praktikum pada Impeller Flat Blade ........................................................ II-2
Tabel III.1. 1 Hasil Perhitungan pada Impeller Blade With Disc (No Baffle) .......................III-1
Tabel III.1. 2 Hasil Perhitungan pada Impeller Blade With Disc (With Baffle) ....................III-1
Tabel III.1. 3 Hasil Perhitungan pada Impeller Flat Blade (No Baffle) ................................III-1
Tabel III.1. 4 Hasil Perhitungan pada Impeller Flat Blade (With Baffle) .............................III-1
Tabel III.1. 5 Hasil Perhitungan pada 45 Degree Flat Blade (No Baffle) .............................III-2
Tabel III.1. 6 Hasil Perhitungan pada 45 Degree Flat Blade (With Baffle) ..........................III-2
DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR GAMBAR
Gambar I.2.1 Baffle Tank and Turbine .................................................................................... I-2
Gambar I.2.2 Tipe - Tipe Agitator Impeller ............................................................................ I-2
Gambar I.2.3 Contoh Axial Flow Pattern................................................................................ I-3
Gambar II.3.1 Skema Alat Liquid – Liquid Mixing................................................................ II-1
Gambar III.2.1 Grafik N vs Torsi pada berbagai jenis impeller dengan dan tanpa baffle ....III-3
Gambar III.2.2 Grafik Torsi vs Nre pada berbagai jenis impeller dengan dan tanpa baffle IIII-3
Gambar III.2.3 Grafik Power vs Torsi pada berbagai jenis impeller dengan dan tanpa baffle
...............................................................................................................................................III-4
Gambar III.2.4 Grafik Power number vs Torsi pada berbagai jenis impeller dengan dan tanpa
baffle ......................................................................................................................................III-4
BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum Liquid-Liquid Mixing antara lain :
1. Mengamati pola alir fluida pada berbagai impeller dan baffle.
2. Mengamati pengaruh ukuran dan tipe pengaduk terhadap efisiensi dan power
pengadukan.
I.2 Dasar Teori
Proses pengadukan (agitation) menunjukan usaha yang menghasilkan gerakan
materi menurut cara tertentu (dengan arah atau pola tertentu) pada suatu bahan di dalam
bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi. Sedangkan proses
pencampuran (mixing) merupakan peristiwa menyebarnya bahan – bahan secara acak, dimana
bahan yang satumenyebar ke bahan yang lain dan sebaliknya, sedang bahan – bahan itu
sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih (Geankoplis, 1983).
Tujuan pengadukan. Cairan diaduk untuk beberapa tujuan, tergantung pada tujuan
langkah pemrosesan. Tujuan tersebut antara lain:
1. Menangguhkan partikel padat
2. Mencampur cairan yang dapat larut, misalnya metil-alkohol dan air
3. Mendispersikan gas melalui cairan dalam bentuk gelembung-gelembung kecil
4. Mendispersikan cairan kedua yang tidak bercampur dengan cairan pertama untuk
membentuk emulsi atau suspensi tetes halus
5. Mempromosikan perpindahan panas antara cairan dan koil atau jaket. Seringkali satu
agitator melayani beberapa tujuan pada waktu yang sama, seperti pada katalitik
hidrogenasi suatu cairan (M.C Cabe, 1993).
Dalam bejana hidrogenasi, gas hidrogen terdispersi melalui cairan di mana partikel
padat katalis tersuspensi, dengan panas reaksi secara bersamaan dihilangkan oleh koil dan jaket
pendingin (M.C Cabe, 1993).
Baffle adalah strip vertikal datar yang dipasang secara radial di sepanjang dinding
tangki. Baffle menghindari pembentukan pusaran. Dalam tangki baffle, distribusi konsentrasi
yang lebih baik di seluruh tangki dan oleh karena itu peningkatan efisiensi pencampuran
tercapai. Semakin besar lebar baffle, semakin baik pencampurannya sampai batas tertentu.
Dalam bejana yang tidak disekat dengan impeller berputar di tengah, gaya sentrifugal yang
BAB I PENDAHULUAN I-2

bekerja pada fluida menaikkan level fluida di dinding dan menurunkan level di poros (M.C
Cabe 1993).

Gambar I.2. 1 Baffle Tank and Turbine


(M.C Cabe, 1993)
Agitator impeller dibagi menjadi dua kelas, yaitu yang menghasilkan arus sejajar
dengan sumbu poros impeler dan yang menghasilkan arus dengan arah tangensial atau radial.
Yang pertama disebut impeler aliran aksial, yaitu impeler aliran radial kedua. Tiga jenis utama
impeler adalah baling-baling, dayung, dan turbin. Setiap type mencakup banyak variasi dan
subtipe. Impeller khusus lainnya juga berguna dalam situasi tertentu, tetapi tiga utama jenis
memecahkan mungkin 95 persen dari semua masalah agitasi cair (M.C Cabe, 1993).
Dayung (Paddles) untuk masalah yang lebih sederhana, agitator yang efektif terdiri dari
dayung datar menyalakan poros vertikal. Dayung berbilah dua dan berbilah empat adalah hal
yang umum. Terkadang bilahnya miring; lebih sering mereka vertikal. (M.C Cabe, 1993).

Gambar I.2. 2 Tipe - Tipe Agitator Impeller


(Geankoplis, 1983)
Tipe aliran fluida meliputi tiga jenis, yaitu,
1. Axial Flow
BAB I PENDAHULUAN I-3

Axial flow adalah jenis aliran yang arah alirannya ke bawah lalu ke atas begitu seterusnya,
vertikal sejajar dengan shaft.
2. Radial Flow
Radial flow adalah pola aliran yang arahnya ke samping setelah melewati impeller dan
kemudian berganti arah setelah menabrak dinding tangki.
3. Tangential Flow
Tangential flow merupakan arah aliran yang berbentuk melingkar mengelilingi impeller dan
shaft. Aliran jenis ini dapat menyebabkan adanya swirling atau vortex pada liquida. Arah aliran
tangential menyebabkan pencampuran menjadi sedikit karena gradien kecepatannya sangat
kecil (James, 2013).

Gambar I.2. 3 Contoh Axial Flow Pattern


(Geankoplis, 1983)
Konsumsi daya oleh agitator dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan nilai power
number, Np, atau dengan torsi agitatornya. perhitungan daya dengan Np perlu menghitung NRe
terlebih dahulu dengan menggunakan rumus,
𝜌𝑁𝐷2
𝑁𝑅𝑒 = (1)
µ
Dengan N adalah kecepatan rotasi agitator/impeller (rev/s), dan D adalah diameter
impeller. setelah didapatkan nilai NRe, dicari nilai Np dari grafik Np vs NRe seperti pada buku
“Perry’s Chemical Engineers’ Handbook”. setelah mendapat Np, dapat dihitung besar daya (P)
dengan rumus,
𝑃 = 𝜌𝑁 3 𝐷5 𝑁𝑝 (2)
Dimana P adalah daya (Watt), dan Np adalah power number.
Perhitungan daya dengan nilai torsi dapat menggunakan rumus sebagai berikut,
𝑃 = 2𝜋𝑁𝑇𝑞 (3)
Dengan Tq adalah besar torsi (Nm) (Green & Southard, 2019).
BAB II METODOLOGI PRAKTIKUM II-1

BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM

II.1 Variabel Praktikum


Dalam praktikum Liquid – Liquid Mixing, variabel bebas yang digunakan adalah besar
kecepatan impeller (Rpm), jenis impeller yang digunakan, dan adanya baffle. Sedangkan
untuk variabel terikatnya adalah besar torsi, jenis aliran yang terjadi, serta ketinggian vortex
yang terbentuk. Variabel kontrol dalam praktikum ini yakni jenis fluida, tinggi impeller, tinggi
baffle, serta diameter tanki dan juga impeller.
II.2 Alat dan Bahan Praktikum
Praktikum Liquid – Liquid Mixing membutuhkan beberapa alat dan bahan yang
menunjang selama praktikum berlangsung. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Agitator
2. Statif
3. Tanki 1000 mL
4. Tiga jenis impeller (Impeller Blade with Disc, Impeller Flat Blade, dan 45
Degree Pitched Flat Blade)
5. Penggaris
6. Baffle
Adapun bahan yang digunakan adalah 1L air pada suhu ruang di dalam tangki.
II.3 Gambar Skema Alat

Gambar II.3. 1 Skema Alat Liquid – Liquid Mixing


BAB II METODOLOGI PRAKTIKUM II-2

II.4 Metodologi Percobaan


Prosedur pelaksanaan praktikum Liquid – Liquid Mixing antara lain :
1. Isi tangki dengan air keran hingga kedalaman 0,30 m.
2. Pasang impeller pada agitator.
3. Pasang agitator yang telah terpasang oleh impeller pada statif dan posisikan
agitator pada tengah-tengah tangki.
4. Letakkan baffle di dalam kedua sisi tangki.
5. Tingkatkan kecepatan impeller sedikit demi sedikit.
6. Amati perilaku air. (apakah ada formasi pusaran atau tidak)
7. Catat kecepatan dan tinggi pusaran pada setiap variable kecepatan impeller.
8. Ulangi percobaan untuk jenis impeller yang lain dan tanpa baffle.
II.5 Hasil Praktikum
Tabel II.5. 1 Hasil Praktikum pada Impeller Blade With Disc
No Baffle With Baffle
Rpm Torsi (Ncm) Vortex Aliran Torsi Vortex (cm) Aliran
(cm) Flow (Ncm) Flow
210 1,6 7,3 6,5 0
230 4,1 9,6 8,2 0
Tangensial Radial
250 4,7 11,5 9,1 0
270 5,5 13,5 9,6 0

Tabel II.5. 2 Hasil Praktikum pada Impeller Flat Blade


No Baffle With Baffle
Rpm Torsi (Ncm) Vortex Aliran Torsi Vortex (cm) Aliran
(cm) Flow (Ncm) Flow
210 3,3 7,3 5,8 0
230 3,7 8,5 7,3 0
Tangensial Radial
250 4,4 10,5 9,1 0
270 6 13,1 9,6 0

Tabel II.5. 3 Hasil Praktikum pada 45 Degree Pitched Flat Blade


No Baffle With Baffle
Rpm Torsi (Ncm) Vortex Aliran Torsi Vortex (cm) Aliran
(cm) Flow (Ncm) Flow
210 1,3 5 2,1 0
230 1,9 6 3 0
Tangensial Radial
250 2,1 8,1 3,5 0
270 3,3 10,4 4,4 0
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-1

BAB III
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil Perhitungan


Dari data hasil praktikum yang didapatkan, maka dapat dilakukan perhitungan dan
didapatkan data berikut.
Tabel III.1. 1 Hasil Perhitungan pada Impeller Blade With Disc (No Baffle)
N N (Rps) 𝜔 (rad/s) Torsi Nre Power (watt) Power Number
(Nm)
210 3,500 21,991 0,016 453634,001 0,351 0,824
230 3,833 24,085 0,041 496837,240 0,987 1,761
250 4,166 26,179 0,047 540040,478 1,230 1,709
270 4,500 28,274 0,055 583243,716 1,555 1,714

Tabel III.1. 2 Hasil Perhitungan pada Impeller Blade With Disc (With Baffle)
N N (Rps) 𝜔 (rad/s) Torsi Nre Power (watt) Power Number
(Nm)
210 3,500 21,991 0,065 453634,001 1,429 3,349
230 3,833 24,085 0,082 496837,240 1,975 3,522
250 4,166 26,179 0,091 540040,478 2,382 3,309
270 4,500 28,274 0,096 583243,716 2,714 2,992

Tabel III.1. 3 Hasil Perhitungan pada Impeller Flat Blade (No Baffle)
N N (Rps) 𝜔 (rad/s) Torsi Nre Power (watt) Power Number
(Nm)
210 3,500 21,991 0,033 453634,001 0,725 1,700
230 3,833 24,085 0,037 496837,240 0,891 1,589
250 4,166 26,179 0,044 540040,478 1,151 1,599
270 4,500 28,274 0,06 583243,716 1,696 1,870

Tabel III.1. 4 Hasil Perhitungan pada Impeller Flat Blade (With Baffle)
N N (Rps) 𝜔 (rad/s) Torsi Nre Power (watt) Power Number
(Nm)
210 3,500 21,991 0,058 453634,001 1,275 2,989
230 3,833 24,085 0,073 496837,240 1,758 3,136
250 4,166 26,179 0,091 540040,478 2,382 3,309
270 4,500 28,274 0,096 583243,716 2,714 2,992
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-2

Tabel III.1. 5 Hasil Perhitungan pada 45 Degree Flat Blade (No Baffle)
N N (Rps) 𝜔 (rad/s) Torsi Nre Power (watt) Power Number
(Nm)
210 3,500 21,991 0,013 453634,001 0,285 0,669
230 3,833 24,085 0,019 496837,240 0,457 0,816
250 4,166 26,179 0,021 540040,478 0,549 0,763
270 4,500 28,274 0,033 583243,716 0,933 1,028

Tabel III.1. 6 Hasil Perhitungan pada 45 Degree Flat Blade (With Baffle)
N N (Rps) 𝜔 (rad/s) Torsi Nre Power (watt) Power Number
(Nm)
210 3,500 21,991 0,021 453634,001 0,461 1,082
230 3,833 24,085 0,03 496837,240 0,722 1,288
250 4,166 26,179 0,035 540040,478 0,916 1,272
270 4,500 28,274 0,044 583243,716 1,244 1,371

III.2 Pembahasan
Percobaan liquid liquid mixing merupakan percobaan yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengamati pola aliran fluida pada tiga jenis impeller dengan baffle maupun tanpa baffle
dan menentukan pengaruh ukuran dan tipe pengaduk terhadap power pengadukan. Percobaan
ini dilakukan menggunakan air dengan suhu 32 derajat Celsius yang memiliki densitas dan
viskositas masing masing 995.273 kg/m3 dan 0,00007679 kg/m.s. Alat yang digunakan pada
percobaan ini antara lain adalah agitator, digunakan tiga jenis impeller bertipe (Blade with disk,
Flat Blade, dan Pitched Flat Blade), termometer, wadah/bejana, penggaris. Langkah awal
percobaan yang dilakukan adalah mengisi bejana dengan air dengan ketinggian 0.3 m dari dasar
bejana. Agitator dipasangkan ke pengaduk dan dilakukan penyesuaian supaya pengaduk tepat
berada di tengah bejana. Langkah selanjutnya adalah mengatur kecepatan putar agitator sesuai
dengan variabel yang ditentukan yaitu 210 rpm, 230 rpm, 250 rpm, dan 270 rpm. Saat proses
pengadukan berlangsung, tinggi vortex, jenis aliran fluida yang terjadi, dan nilai torsi
maksimum (dalam Ncm) harus diamati oleh praktikan. Kemudian, hasil tersebut dicatat untuk
perhitungan pada percobaan. Langkah yang sama diulangi dengan menggunakan jenis agitator
yang berbeda.
Dari data perhitungan yang telah didapakan, dapat dibuat suatu grafik hubungan antara
kecepatan putar agitator N dengan torsi yang dihasilkan, torsi terhadap Nre, power terhadap
torsi, dan power number terhadap torsi. Grafik tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah :
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-3

Gambar III.2. 1 Grafik N vs Torsi pada berbagai jenis impeller dengan dan tanpa
baffle

Gambar III.2. 2 Grafik Torsi vs Nre pada berbagai jenis impeller dengan dan
tanpa baffle
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-4

Gambar III.2. 3 Grafik Power vs Torsi pada berbagai jenis impeller dengan dan
tanpa baffle

Gambar III.2. 4 Grafik Power number vs Torsi pada berbagai jenis impeller
dengan dan tanpa baffle
Hasil percobaan variasi 210 rpm, 230 rpm, 250 rpm, dan 270 rpm dengan tipe impeller
Blade with disk, Flat Blade, dan Pitched Flat Blade menunjukan grafik yang selalu naik dari
nilai kecepatan putar agitator, torsi, Reynold number, power, dan power number. Perbedaan
antara penggunaan baffle terletak pada nilai power. Bejana dengan baffle memerlukan nilai
power yang lebih besar dibandingkan dengan bejana tanpa baffle. Torsi untuk bejana tanpa
baffle lebih kecil dibandingkan dengan torsi bejana dengan baffle. Semua data percobaan yang
sudah diolah, untuk variabel bejana dengan baffle menunjukan nilai yang selalu meningkat,
bejana dengan baffle memiliki kecepatan angular, torsi, Reynold number, power, dan power
number yang lebih besar dibandingkan dengan bejana tanpa baffle. Aliran yang terbentuk ketika
BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-5

tipe impeller blade with disk dipasang dalam bejana tanpa baffle adalah tangensial, sedangkan
tipe aliran pada bejana dengan baffle adalah radial.
Gambar III.2.3 menunjukan bahwa pada power number impeller blade with disc dan flat
blade menunjukan nilai power number terakhir mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi
karena pada alat yang digunakan terdapat pembatasan nilai torsi. Pembacaan torsi pada alat
hanya dapat mencapai 9.5 Ncm.
BAB IV KESIMPULAN IV-1

BAB 4
KESIMPULAN
Pada praktikum Liquid-Liquid Mixing ini, setelah melakukan praktikum dan melakukan
kalkulasi didapatkan kesimpulan:
1. Ketiga jenis impeller Blade with disk, Flat Blade, dan Pitched Flat Blade dengan bejana
tanpa baffle memiliki pola aliran sama yaitu aliran tangensial dan disertai dengan vortex
sedangkan bejana dengan baffle memiliki pola aliran sama untuk ketiga jenis impeller
yaitu aliran radial, dan tanpa disertai vortex. Hal ini sesuai dengan teori dimana baffle
digunakan untuk meminimalisir vortex.
2. Tipe pengaduk memengaruhi power pengadukan, sesuai dengan data pada Gambar
III.2.3 bahwa power pengadukan terbesar yaitu saat menggunakan impeller berjenis
blade with disc.
DAFTAR PUSTAKA vi

DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, C., 1983, Transport Process and Unit Operations, 3Rd edition PTR Prentice Hall,
Inc, New Jersey.
Green & Southard. 2019. Perry's Chemical Engineers' Handbook. 9th Edition.
Kamla, Y., Bouzit, M., Ameur, H. et al. 2017. Effect of the Inclination of Baffles
on the Power Consumption and Fluid Flows in a Vessel Stirred by a
Rushton Turbine. Chin. J. Mech. Eng. 30.
McCabe, Warren L, Julian C. Smith dan Peter Harriott. 1993. Unit Operations Of Chemical
Engineering Fifth Edition. New York : McGrawHill, Inc.
APPENDIX vii

APPENDIX
Data yang digunakan untuk perhitungan di appendix adalah data variable jenis impeller 45
degree pitched flate blade no baffle dengan N = 210 rpm
1. Konversi N (rpm) ke N (rps)

2. Konversi N (rpm) ke (rad/s)

3. Konversi torsi (Ncm) ke (Nm)

4. Mencari Nre

5. Mencari Power

6. Mencari Power Number


LAMPIRAN viii

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai