DIMENSI TANGKI
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah dengan Judul :
“SISTEM AGITASI & STANDAR DIMENSI TANGKI” dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas mata kuliah
Bioteknologi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan secara ilmuan, sehingga penulis terbuka dan lapang hati sekiranya terdapat
substansi didalam makalah ini yang dikoreksi demi kesempurnaan makalah ini.
Dalam kesempatan ini, tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Teman satu kelompok yang telah bekerjasama dalam penyusunan makalah ini.
2. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak
diatas yang telah membantu banyak hal kepada penulis demi kelancaran studi, dan
penyusunan makalah ini.
Akhir kata, semoga sepercik pemikiran dalam makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang...........................................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah......................................................................................................4
I.3 Tujuan........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Definisi Operasional dan Sejarah Agitasi................................................................6
II.2 Jenis-Jenis Pengaduk...............................................................................................6
II.3 Gambar Alat dan Prinsip Kerja Peralatan Agitasi....................................................9
II.4 Mekanisme dan Cara Kerja Peralatan Agitasi........................................................13
II.5 Menentukan Daya Pengadukan pada Agitator.......................................................15
II.6 Fungsi Agitasi dalam Industri Kimia......................................................................16
II.7 Variabel Perancangan.............................................................................................16
II.8 Contoh Soal Penerapan Agitasi dalam Industri Kimia..........................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi operasional dan sejarah agitasi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pengaduk.
3. Mahasiswa dapat mengetahui gambar alat dan prinsip kerja peralatan agitasi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme dan cara kerja peralatan agitasi.
5. Mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan daya pengadukan pada agitator.
6. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi agitasi dalam industri kimia.
7. Mahasiswa dapat variabel perancangan agitasi.
8. Mahasiswa dapat mengetahui mengetahui contoh soal penerapan agitasi dalam industri
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
a. Macam pengaduk berdasarkan jenis aliran
Ada dua macam jenis daun pengaduk (impeler) berdasarkan jenis aliran yaitu
impeler aliran aksial dan impeler aliran radial. Impeler aliran aksial yaitu
membangkitkan arus yang sejajar dengan sumbu impeler. Sedangkan, impeler aliran
radial yaitu membangkitan arus yang arahnya radial atau tangensial (Ikhsan, 2002).
Dayung (paddle)
Daun pengaduk jenis dayung adalah model yang paling sederhana, biasanya
terdiri dari satu dayung datar yang berputar pada poror vertikal dengan kecepatan
rendah sampai sedang. Perputaran dayung mendorong zat cair secara radial dan
tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertikal (aksial) kecuali bila dayungnya
dipasang agak miring.
Propeler
Propeler merupakan impeler aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair
dengan viskositas rendah. Jenis propeler yang paling banyak dipakai adalah
propeler kapal (marine propeler) berdaun tiga dan berjarak-bagi bujur sangkar,
sedang propeler berdaun empat, bergigi atau dengan rancangan lain biasanya
digunakan untuk tujuan khusus.
Turbin
Kebanyakan turbin menyerupai agitator dayung berdaun banyak dengan daunnya
6
yang agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi. Daun-daunnya ada yang
lurus, melengkung, dipasang secara vertikal atau bersudut, biasanya berdiameter
lebih kecil dibanding dayung, berkisar antara 30-50% dari diameter bejana. Turbin
biasanya efektif untuk jangkauan viskositas yang cukup luas. Arus utama bersifat
radial dan tangensial yang akan menimbulkan efek vorteks dan arus putar, yang
bisa dicegah dengan memasang sekat atau difuser.
7
karena pengadukan tangki tanpa baffle meletakkan pengaduk tidak tepat ditengah/tidak
senter dengan tangki. (Geankoplis, 1997)
8
yang kuat dan menyebabkan bias berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Hal ini
bias dianggap menguntungka karena pada saat elekron negative menuju ke positif akan
muncul torsi yang menyebabkan putaran motor bisa berlawanan atau memiliki 2 arah
putaran.
Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan, yaitu
pengaduk dayung (paddle), pengaduk baling–baling (propeller), pengaduk turbin
(turbine).
9
Colloid Mill, Homogenizer, dan Mixing Jet
Prinsip Kerja :
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750
rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah
3. Pengaduk Turbin
a. Rotating impellers
10
Impeller memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.Impeler ini berputar
pada porosnya dan dimasukkan ke dalam tangki.Bentuk dari nergy o ini ada yang
silindris, kerucut, hemispherical, atau rectangular.Impeller ner dipasang pada poros
yang berputar kemudian masuk ke tangki, ada pula yang dipasang dalam tangki yaitu
di bagian bawah.Terkadang, ada dua impeller yang arah perputarannya berlawanan
dan ada juga yang menyentuh dinding tangki. Dalam perancangan tangki, sering
ditambahkan baffle, draft tube, cincin nergy or, atau pendingin dan pemanas yang
berfungsi untuk mengarahkan fluida keluar dari impeller. Impeller biasanya terbuat
dari baja (Brown, 1978).
11
Pada colloid mill, fluida diumpankan ke bagian antara rotor dan casingnya
dimana jaraknya kurang lebih 0,001 inchi.Homogenizer digunakan untuk
mengompresi fluida sehingga bertekanan tinggi dan dapat keluar dari pipa dengan
kecepatan tinggi.Sedangkan, mixing jets berguna pada pencampuran kontinyu dari
dua stream dan mengoperasikan keluaran dari dua nozzle sehingga bercampur di
pusat pipa, yang akhirnya menghasilkan produk (Brown, 1978).
12
pengaduk, jenis pengaduk, jumlah penyekat/buffle, letak impeller beserta dimensinya
bergantung dari kapasitas dan jenis dari bahan yang dicampurkan. Berikut ini adalah
bagian-bagian pada alat pencampur.
1. Tangki/vessel merupakan wadah untuk pencampuran berbentuk silinder dengan
bagian bawah melengkung atau datar
2. Penyekat atau baffles, berbentuk batang yang diletakkan dipinggir tangki berguna
untuk menghindari vortex dan digunakkan untuk mempolakan aliran menjadi
turbulen.
3. Pengaduk/impeller, digunakan untuk mengaduk campuran, jenis dari impeller
beragam disesuaikan pada sifat dari zat yang akan dicampurkan. (Geankoplis,
1997)
1. Paddle
Paddle yang digunakan di Industri biasanya berputar dengan kecepatan antara
20-50 rpm. Panjang total impeller paddle biasanya antara 50-80% dari diameter
dalam bejana. Lebar daunnya 1/4 - 1/10 panjangnya. Pengaduk jenis ini sering
memegang peranan penting pada proses pencampuran dalam industri. Bentuk
pengaduk ini memiliki minimum 2 sudut, horizontal atau vertical, dengan nilai D/T
yang tinggi. Paddle digunakan pada aliran fluida laminar, transisi atau turbulen tanpa
baffle.
13
Pengaduk padel menimbulkan aliran arah radial dan tangensial dan hampir
tanpa gerak vertikal sama sekali. Arus yang bergerak ke arah horizontal setelah
mencapai dinding akan dibelokkan ke atas atau ke bawah. Bila digunakan pada
kecepatan tinggi akan terjadi pusaran saja tanpa terjadi agitasi. (Iksan, 2002)
2. Propeller
Propeller merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk cairan
berviskositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan penuh, yaitu
1150/1750 rpm, sedangkan propeller besar berputar pada 400-800 rpm. Pengaduk ini
dapat digunakan untuk cairan yang memiliki viskositas rendah dan tidak bergantung
pada ukuran serta bentuk tangki. Kapasitas sirkulasi yang dihasilkan besar dan
sensitif terhadap beban head. Dalam perancangan propeller, luas sudut biasa
dinyatakan dalam perbandingan luas area yang terbentuk dengan luas daerah disk.
Pengaduk propeler menimbulkan aliran arah aksial, arus aliran meninggalkan
pengaduk secara kontinu melewati fluida ke satu arah tertentu sampai dibelokkan
oleh dinding atau dasar tangki. Kolom zat cair yang berputar dengan sangat
turbulennya itu meninggalkan impeller dengan membawa ikut zat cair.
Agitator propeller sangat efektif dalam bejana besar.
3. Turbine
Turbine menyerupai agitator dayung berdaun banyak dengan daun-daunnya
yang agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi pada suatu poros yang
dipasang di pusat bejana. Daun-daunnya boleh lurus dan boleh pula lengkung, boleh
bersudut dan boleh pula vertikal. Impellernnya biasanya lebih kecil dari diameter
dayung yaitu berkisar antara 30-50 % dari impeller bejana. Pengaduk jenis ini
digunakan pada viskositas fluida rendah seperti halnya pengaduk jenis propeller.
Pada cair viscositas rendah, Turbin itu menimbulkan arus yang sangat deras yang
berlangsung di keseluruhan bejana, mencapai kantong-kantong yang stagnan dan
merusaknya.
Pengaduk turbin menimbulkan aliran arah radial dan tengensial. Di sekitar
turbin terjadi daerah turbulensi yang kuat, arus dan geseran yang kuat antar fluida.
Salah satu jenis pengaduk turbine adalah pitched blade. Pengaduk jenis ini memiliki
sudut-sudut konstan. Aliran terjadi pada arah aksial, meski demikian terdapat pule
aliran pada arah radial. Aliran ini akan mendominasi jika sudu berada dekat dengan
14
dasar tangki.
Para perancang bejana aduk biasanya mempunyai pilihan yang luas mengenai
jenis impeller yang akan dipakai dan oenemoatannya. Demikian pula mengenai
perbandingan ukuran-ukuran bejana, jumlah dan perbandingan sekat, dan sebagainya.
Setiap keputusan mengenai pilihan itu berpengaruh langsung pada laju sirkulasi zat cair,
pola kecepatan, dan daya yang digunakan. Sebagai titik tolak bagi racangan dalam soal-
soal pengadukan, dapat digunakan agitator turbin seperti dilihat pada gambar dibawah:
Sekat biasanya ada 4 buah, jumlah daun impeller berkisar 4 sampai 16. Tetapi
biasanya 6 atau 8. Tetapi, dalam situasi tertentu mungkin diperlukan proporsi yang lain
dari yang disebutkan diatas; umpannya, bila diperlukan menggunakan
Agitator agal tinggi atau agak rendah didalam tangki, atau bila diperlukan
menggunakan tangki yang agak dalam untuk mendapatkan hasil proses yang diinginkan.
Namun demikian, ukuran ukuran “standart” yang didaftarkan banyak digunakan dan
dijadikan dasar untuk memperbandingkan unjuk kerja agitator dalam berbagai publikasi
Agar bjana proses bekerja efektif setiap masalah pengadukan yang dihadapi,
,volume fluida yang disirkulasikan oleh impeller harus ukup besar gar dapar menyapu
keseluruhan bejana dalam waktu yang singkat. Demikian pula, kecepatan arus yang
meninggalkan impeller itu harus cukup tinggi agar dapat mencapai semua sudut tangki.
Dalam operasi pencampuran dan penyebaran (disperse), laju sirkulasi bukanlah
15
merupakan satu-satunya factor, dan bukan pula merupakan factor yang terpenting.
Keturbulenan adalah akibat dari arus yang terarah baik serta gradient kecepatan yang
cukup besar didalam zat cair. Sirkulasi dan pemangkitan keturbulenan, keduanya
memerlukan energy.
(Geankoplis, 1997)
II. 6 Menentukan Daya Pengadukan pada Agitator
Sesuai dengan (Geankoplis, 1997) pengaduk kebanyakan didesain sebagai
berikut:
Da : Dt = 1:3
W : Da = 1:8
C : Dt = 1 : 3
4 baffles : Dt/J = 10
Dimana, Da = diameter pengaduk
Dt = Diameter mixer
W = lebar daun pengaduk
C = Jarak pengaduk dari dasar mixer
Untuk menentukan aliran dari bahan yang diaduk maka dihitung dengan bilangan
reynold :
(Geankoplis, 1997)
Dimana :
Da = Diameter agitator (m)
N = Kecepatan rotasi (Rev/s)
ρ = densitas fluida (kg/m3)
μ = Viskositas fluida (Kg/m.s)
16
Mendispersikan zat cair yang tidak dapat bercampur dalam satu fase
(immisicible) sehingga membentuk emulsi dalam butiran halus.
Mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan media pendingin atau
pemanas.
Mendorong terjadinya reaksi kimia dengan memperbanyak tumbukan.
17
viskositas pada 0oC melalui persamaan empiris:
η0
η=
1+ αT + β T 2
dengan α,β = konstanta Thrope dan Roger
η = viskositas cairan pada temperature T
η0 = viskositas air pada temperature 0oC
(Tim Laboratorium, 2012)
c. Jenis pengaduk
Pengaduk dalam tangki memiliki fungsi sebagai pompa yang menghasilkan
laju volumetric tertentu pada tiap kecepatan putaran dan input daya. Input daya
dipengaruhi oleh geometri peralatan dan fluida yang digunakan. Profil aliran dan
derajat turbulensi merupakan aspek penting yang mempengaruhi kualitas
pencampuran. Rancangan pengaduk sangat dipengaruhi oleh jenis aliran, laminar
atau turbulen. Aliran laminar biasanya membutuhkan pengaduk yang ukurannya
hamper sebesar tangki itu sendiri. Hal ini disebabkan karena aliran laminar tidak
memindahkan momentum sebaik aliran turbulen.
Pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi
dari pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida tersebut dan
dapat menimbulkan arus eddy yang bergerak keseluruhan system fluida tersebut.
Oleh sebab itu, pengaduk merupakan bagian yang paling penting dalam suatu
operasi pencampuran fasa cair dengan tangki pengaduk.
Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatikan bentuk dan dimensi
pengaduk yang digunakan karena akan mempengaruhi keefektifan proses
pencampuran, serta daya yang diperlukan.
(Tim Laboratorium, 2012)
d. Kecepatan pengaduk
Kecepatan pengaduk yang umumnya digunakan pada operasi industri kimia
adalah sebagaiberikut.
Kecepatan tinggi, berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk denga kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan
viskositas rendah misalnya air.
Kecepatan sedang, berkisar pada kecepatan 1150 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental
dan minyak pernis.
18
Kecepatan rendah, berkisar pada kecepatan 400 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini, umumnya digunakan untuk minyak kental,
lumpur dimana terdapat serat atau pada cairan dapat menimbulkan busa.
Untuk menjamin keamanan proses, pengaduk dengan kecepatan lebih tinggi
dari 400 rpm sebaiknya tidak digunakan untuk cairan dengan viskositas lebih besar
dari200 cP, atau volume cairan lebih besar dari 2000 L. Pengaduk dengan kecepatan
lebih besar dari 1150 rpm sebaiknya tidak digunakan untuk cairan dengan viskositas
lebih besar dari 50 cP atau volume cairan lebih besar dari 500 L. Kecepatan
pengaduk ditentukan oleh viskositas fluida dan ukuran geometri system
pengadukan.
(Tim Laboratorium, 2012)
e. Jumlah pengaduk
Jumlah pengaduk yang digunakan ditentukan oleh viskositas fluida, diameter
pengaduk dan kedalaman fluida yang akan diaduk. Jumlah pengaduk yang
umumnya digunakan adalah 1 atau 2 buah pengaduk. Panduan dalam menentukan
jumlah pengaduk yang akan digunakan diperlihatkan pada tabel berikut.
Tabel 1. Kriteria penentuan jumlah pengaduk
Satu Pengaduk Dua Pengaduk
Fluida dengan viskositas rendah Fluida dengan viskositas sedang dan
tinggi
Dapat menyapu dasar tangki Untuk tangki yang dalam
Kecepatan balik aliran tinggi Gaya gesek aliran lebih besar
Ketinggian permukaan cairan Dapat meminimalkan ukuran
bervariasi mounting nozzle
(Tim Laboratorium Teknik Kimia ITB, 2012)
f. Laju dan waktu pencampuran (Rate & Time For Mixing)
Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga
diperoleh keadaan yang serba sama untuk menghasilkan campuran atau produk
dengan kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of mixing)
adalah laju dimana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai kondisi
akhir. Pada operasi pencampuran dengan tangki pengaduk, waktu pencampuran ini
dipengaruhi oleh beberapa hal:
1. Yang berkaitan dengan alat, seperti:
ada tidaknya baffle atau cruci form baffle
19
bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propeler, paddle)
ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
laju putaran pengaduk
kedudukan pengaduk pada tangki, seperti:
jarak terhadap dasar tangki
pola pemasangannya:
- center, vertikal
- offcenter, vertikal
- miring (inciclined) dari atas
- horisontal
jumlah daun pengaduk
jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk:
perbandingan kerapatan/densitas cairan yang diaduk
perbandingan viskositas cairan yang diaduk
jumlah kedua cairan yang diaduk
jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)
20
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan gravitasi
Jika faktor dimensi geometri dan bilangan Froude (DN 2/g) diabaikan, maka
persamaan menjadi :
ρN D2
θm =f ( )
μ
θm =f (ℜ)
(Tim Laboratorium, 2012)
g. Kebutuhan daya
Untuk melakukan perhitungan dalam spesifikasi tangki pengaduk telah
dikembangkan berbagai teori dan hubungan empiris. Para peneliti telah
mengembangkan beberapa hubungan empiris yang dapat memperkirakan ukuran
alat dalam pemakaian nyata atas dasar percobaan yang dilakukan pada skala
laboratorium.
Perkiraan kebutuhan daya yang diperlukan untuk mengaduk cairan dalam
tangki pengaduk dapat dihitung atas dasar percobaan pada skala laboratorium.
Persyaratan penggunaan hubungan empiris tersebut adalah adanya:
1. Kesamaan geometris yang menentukan kondisi batas peralatan
Kesamaan geometris yang menentukan kondisi batas peralatan artinya
bentuk kedua alat harus sama dan perbandingan ukuran-ukuran geometris berikut
ini sama untuk keduanya:
DT C J S W H
, , , , ,
D D D D D D
Dimana DT = diameter tangki
C = tinggi pengaduk dari dasar tangki
D = diameter pengaduk
H = tinggi cairan dalam tangki
J = lebar baffle
N = jumlah putaran pengaduk permenit
P = daya (power)
S = pitch dari pengaduk
W = lebar blade pengaduk
2. Kesamaan dinamik dan kesamaan kinematik
Kesamaan dinamik dan kesamaan kinematik yaitu terdapat kesamaan
harga perbandingan antara gaya yang bekerja di suatu kedudukan (gaya viskos
terhadap gaya gravitasi, gaya inersia terhadap gaya viskos, dan sebagainya).
Dua system yang sama secara geometri dapat dikatakan sama secara
21
dinamik jika perbandingan gaya-gaya yang bekerja pada system sama. Sedangkan
kesamaan kinematik terjadi jika kecepatan pada titik bersesuaian memiliki
perbandingan yang sama.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan daya (power) P untuk pengadukan
adalah diameter pengaduk D, kekentalan cairan, kerapatan cairan, medan
gravitasi g, dan laju putar pengaduk N. Maka secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut :
P=f ( D , μ , ρ , g , N )
Bila dianggap hubungan besaran-besaran tersebut seperti persamaan berikut:
Da , μ b , ρ f , g e , N g )
P=K ¿
Dimana K adalah konstanta, dengan analisa dimensi yang menggunakan dimensi
M untuk massa, L untuk panjang, dan T untuk waktu, maka :
M L2 a M b L e M f 1 g
L .( ¿ ) .( T 2 ) .( L3 ) .( T )
=
T3
Dengan menyelesaikan persamaan tersebut, diperoleh :
P D 2 N −b D N 2 −e
=K .( ) .( )
D5 ρ N 3 μ g
Dimana dari persamaan-persamaan tersebut dikenal bilangan tak berdimensi.
(Tim Laboratorium, 2012)
22
1. Volume tangki
kg jam
15.227 x 30 hari x 24
Vtotal = jam h ari
3
=7.073 m3
1550 kg /m
2. Ukuran tangki
Direncanakan tangki sebagai berikut
Tinggi silinder : diameter (Hs : D) = 3:2
Sehingga
π 2 π 3 3π 3
Vs =
4
D . Hs= D2 D =
4 2 8
D ( )
D=
√
3 8 Vs
3π
=
√
3 3 x 7.703
3π
=1.34 m
Jadi,
Diameter pengaduk (Da) = 1/3 x 1.34 m = 0.44 m
Lebar daun pengaduk (W) = 1/8 x Da = 1/8 x 0.44 m = 0.0558 m
Tinggi pengaduk dari dasar © = 1/3 x Dt = 1/3 x 1.34 = 0.44 m
Lebar baffle (J) = 1/10 x Dt = 1/10 x 1.34 m = 0.134 m
2 3
Da 2 Nρ ( 0.44 m ) x 1rps x 1550 kg /m
Bilangan reynold (Nre) = = =6384.68
μ 0.047 Pa . s
Dari gambar 3.4-4 (Geankoplis, 1997) untuk pengaduk jenis three blades
propeller, diperoleh Np = 0.8
23
Maka,
P = Np x ρ x N 3 x Da 5
= 0.8 X 1550 kg/m3 X (1 rps)3 X (0.64 m)5
HP
= 325.058 J/s X 0.0013407
J /s
= 0.4358 HP
Daya motor (Pm) = P/0.8
= 0.4358 HP/0.8 = 0.54478 HP
b. Contoh Soal 2
Tentukan power dan luas paddle yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai G =
50/dt dalam sebuah tangki bervolume 2500 m3. elative re 15○C, koefisien
drug 1,8 dan kecepatan paddle 0,6 m/dt, sedangkan kecepatan elative 0,75 kali
kecepatan paddle!
Penyelesaian :
G=
√
2 P
μV
P = G2.�.V (� = 1,1447 x 10-3 pada 15○C)
P = (50/s)2.(1,1447 x 10-3 N.s/m2).(2500 m3)
P = 7154,375 N.m/s
P = 0,5.ρ.Cd.A.v3
24
2. P
A= (ρ = 0,9991 g/ml)
ρ. C d . A . v 3
2.7154,375
A=
(0,9991).(1,8).(0,75 x 0,6)3
A = 87,314 m2
(Abuzar, 2012)
c. Contoh soal 3
Sebuah flokulator direncanakan untuk mengolah air dengan debit 20 MGD
(30,95 ft3/s). Panjang flokulator tersebut 100 ft, lebar 40 ft dan dalamnya 15 ft.
Flokulator menggunakan paddle yang berjumlah 4 unit. Paddletersebut
berukuran 40 ft. Dengan lebar 1 ft dan jari-jari 6 ft dari shaft yang terletak
ditengah-tengah kedalaman tangki. Setiap paddle memiliki 2 blade yang
diputar dengan kecepatan 2,5 rpm. Jika kecepatan air yang timbul adalah ¼
dari kecepatan paddle dan koefisien drugnya 1,8, elative re air 50 ○F,
Viskositas elative air 2,74 x10-5lb force/ft2. Tentukan:
25
a. Kecepatan elative
b. Power yang dibutuhkan
c. Waktu detensi
d. Gradien kecepatan
e. Flokulator loading
Penyelesaian :
a. v = vi – va = vi – 0,25vi
v = 0,75 . (2.π.6ft.2,5/menit)
v = 70,65 ft/menit = 1,18 ft/s
b. P = 0,5. Ρ.Cd.A.v3
P = 0,5. ( 62,4
32,2
lb/ ft )
3
.(1,8).(40x1x4x2) ft2.(1,18ft/s)3
√
916,996 lb. ft 3 /s3
d. G =
√
2 P
μV
= 2
2,74 x 10−5 lbf
ft 2
.60000 ft 3
G = 23,617/s
30,95 ft 3 /s
e. Floading = Q/V =
60000 ft 3
Floading = 5,15x10-4/s
(Abuzar, 2012)
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Agitasi adalah proses penggoyangan ataupun pemutaran yang bertujuan supaya cairan di
dalam tangki tercampur atau teraduk sampai homogen setelah beberapa lama didiamkan
untuk dapat bereaksi dengan emulsi film.
2. Jenis-jenis peralatan agitasi adalah rotating impellers, circulation pump systems,
reciprocating paddles, revolving tanks, air lift dan air agitators, colloid mill, homogenizer,
dan mixing jet.
3. Prinsip kerja agitasi yaitu pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi karena adanya
gerak rotasi dari pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida tersebut dan
dapat menimbulkan arus yang bergerak keseluruhan sistem fluida tersebut. Proses
pengadukan biasanya dilakukan dengan bantuan motor listrik yang memberikan daya
terhadap tuas pengaduk untuk bergerak.
4. Mekanisme dan cara kerja peralatan agitasi didasarkan pada jenis peralatannya sehingga
ada beberapa perbedaan dalam cara kerja sesuai dengan desain peralatannya.
5. Untuk menentukan aliran dari bahan yang diaduk maka dihitung dengan bilangan reynold.
6. Fungsi agitasi dalam industri kimia adalah untuk homogenisasi, terutama komposisi
maupun kalor.
7. Dalam perancangan agitator terdapat beberapa variabel yang perlu diperhatikan, yaitu sifat
pengadukan (n, D), sifat cairan (ρ, µ), percepatan gravitasi dan tetapan dimensional (g, gc),
dan faktor bentuk (shape faktor).
8. Terdapat beberapa contoh soal penerapan agitasi dalam industri kimia yang dapat
membantu pemahaman tentang agitasi.
III.2 Saran
Sebelum merancang agitator yang dibutuhkan dalam suatu proses, butuh
pemahaman mendasar mengenai agitasi dan beberapa hal yang mempengaruhi
perancangannya, sehingga dalam perancangan tidak ditemui kesalahan yang
signifikan. Di dalam kerja alat agitasi biasanya timbul masalah seperti vorteks yang
bisa diatasi dengan pemasangan buffle, sehingga pentingnya memperhatikan variabel-
variabel dalam perancangan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.marxists.org/indonesia/archive/hallas/agitasi.htm
https://www.caesarvery.com/2013/10/macam-macam-pengaduk-agitator.html