Anda di halaman 1dari 35

Nilai

Tanggal Revisi

Tanggal Terima

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

VISKOSITAS FLUIDA

Disusun Oleh:

Nama Praktikan : Riza Ariyanto


NIM : 3331200048
Jurusan : Teknik Mesin
Grup : C7
Rekan : Iksan Maulana, Arya Prihandhoko, Rafi Azrilla M
Tgl. Percobaan : Kamis, 15 Oktober 2020
Asisten : Nadin Alifia

LABORATORIUM FISIKA TERAPAN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON – BANTEN
2020

Jl. Jenderal Sudirman Km. 03 Cilegon 42435 Telp. (0254) 385502, 376712
Fax. (0254) 395540 Website: http://fisdas.untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id
ABSTRAK

Viskositas fluida adalah kekentalan pada suatu fluida. Viskositas merupakan gaya gesek antar molekul yang menyusun
suatu zat. Fluida adalah sebuah zat yang dapat mengalir, contohnya air dan gas. Pada air, viskositas terjadi karena ada
gaya tarik-menarik antar molekul sejenis atau disebut gaya kohesi. Sedangkan pada gas viskositas terjadi karena
tumbukan antara molekul. Semakin tinggi nilai viskositas berarti zat tersebut semakin kental. Tujuan percobaan kali ini
adalah untuk mengukur kekentalan atau viskositas zat cair. Zat cair yang digunakan yaitu gliserin. Contoh
pengaplikasian viskositas atau kekentalan adalah pelumas mesin atau biasa disebut oli. Oli yang dibutuhkan pada setiap
mesin kendaraan berbeda-beda karena setiap mesin kendaraan membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Kekentalan
ini penting untuk diperhatikan karena berkaitan dengan ketebalan oli atau berapa besar resistensinya untuk mengalir,
maka kita perlu memilih oli yang kekentalannya sesuai dengan tipe mesin yang digunakan. Prosedur praktikum
viskositas adalah memasukan bola pada tabung viskositas yang berisi zat gliserin. Tentukan titik a, b, dan c pada tabung
viskositas. Ukur diameter bola lalu masukan bola kedalam tabung viskositas. Hitung waktu bola tenggelam di tabung
viskositas menggunakan stopwatch. Lakukan pengulangan 10 kali lalu ganti dengan bola yang lebih besar. Hasil
pengukuran viskositas pada suhu 25 adalah ….. Ns/m2

Kata Kunci: Viskositas, Fluida, Kekentalan

ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK..............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ 3
DAFTAR TABEL........................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 6
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................6
1.2 Tujuan Percobaan.................................................................................................6
1.3 Batasan Masalah..................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 7
BAB III METODDE PERCOBAAN........................................................................14
3.1 Diagram Alir Percobaan....................................................................................14
3.2 Prosedur Percobaan............................................................................................15
3.3 Alat-Alat yang Digunakan.................................................................................16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 17
4.1 Hasil Percobaan.................................................................................................17
4.2 Pembahasan........................................................................................................21
BAB V KESIMPULAN............................................................................................. 24
5.1 Kesimpulan........................................................................................................24
5.2 Saran..................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................25
LAMPIRAN A............................................................................................................26
LEMBAR PERHITUNGAN.....................................................................................26
LAMPIRAN B......................................................................................................................29
LAMPIRAN C............................................................................................................30
BLANKO PERCOBAAN..........................................................................................32
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 koefisien Viskositas..................................................................................... 12


Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Viskositas Bola Besar.....................................................17
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Viskositas Bola Kecil.....................................................17
Tabel 4.3 Hasil Ralat Langsung Pada r Bola Besar.....................................................18
Tabel 4.4 Hasil Ralat Langsung Pada r Bola Kecil..................................................... 18
Tabel 4.5 Hasil Ralat Langsung Pada t Bola Besar Pada Ketinggian 0,2....................18
Tabel 4.6 Hasil Ralat Langsung Pada t Bola Besar Pada Ketinggian 0,4....................19
Tabel 4.7 Hasil Ralat Langsung Pada t Bola Kecil Pada Ketinggian 0,2.................... 20
Tabel 4.8 Hasil Ralat Langsung Pada t Bola Kecil Pada Ketinggian 0,4.................... 21

4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Aliran viskos..............................................................................................9
Gambar 2.1 Gaya yang bekerja pada saat bola dijatuhkan dengan kecepatan tetap[4]
......................................................................................................................................10
Gambar 3.1 Diagram Alir............................................................................................ 15
Gambar B.1 Jangka Sorong Gambar B.2 Stopwatch.............32

Gambar B.3 Bola Alumunium Gambar B.4 Gelas Ukur


................................................................................................................................................ 32
Gambar B.5 Pinset Gambar B.6 Tabung viskositas........32
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam keseharian kita pasti bertemu dengan suatu zat kental. Kekentalan sendiri
bisa dalam bentuk cair dan gas. Kekentalan sendiri memiliki definisi yaitu suatu sifat
zat cair (fluida) yang disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair
dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Pada hal ini gesekan tersebut membentuk
suatu zat yang berbentuk fluida. Dilakukannya percobaan viskositas fluida untuk
menentukan viskositas ataupun kekentalan suatu zat cair.
1.2 Tujuan Percobaan
Pada percobaan kali ini terdapat tujuan yaitu menentukan viskositas atau
kekentalan suatu zat cair.
1.3 Batasan Masalah
Pada praktikum Viskositas fluida kali ini terdapat dua variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dari percobaan ini adalah Jenis bola, dan
tinggi. Variabel terikat dari percobaan kali ini adalah Viskositas dan kecepatan bola
jatuh sampai ke dasar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo, 1986)[2]. Suatu


bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu
menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai
gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida (Sears & Zemansky, 1982)[1].
Viskositas terdapat pada zat cair maupun gas, dan pada intinya merupakan gaya
gesekan antara lapisan-lapisan yang berisian pada fluida saat lapisan-lapisan tersebut
bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama disebabkan
oleh gaya kohesi antara molekul. Sedangkan pada gas viskositas muncul dari
tumbukan antara molekul fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang
berbeda, dan zat cair pada umunya jauh lebih kental dari gas. [3]
Apabila terdapat sebuah benda yang berbentuk bola dihatuhkan kedalam fluida
kental, misalnya bola alumunium dijatuhkan ke dalam sebuah gelas yang berisi susu,
Nampak mula-mula bola alumunium bergerak dengan dipercepat. Akan tetapi
beberapa saat kemudian setelah menempuh jarak nampak bola alumunium bergerak
dengan kecepatan yang konstan. Bola alumunium yang jatuh ini berarti bahwa di
samping gaya berat dan gaya apung zat cair masih ada gaya yang mempengaruhi laju
dari kelereng tersebut. Gaya yang mempengaruhi laju dari jatuhnya bola ini
disebabkan oleh kekentalan fluida.
Teruntuk benda yang berbentuk bola, terdapat persamaan untuk gaya gesekan
fluida. Secara empiris dirumuskan sebagai berikut.
Fs = 6πηrv...........................................................................................................2.1
Dengan η sebagai menyatakan koefisien kekentalan, r sebagai jari-jari dari objek
(dalam praktikum ini bola alumunium), v sebagai kecepatan relatif bola terhadap
fluida. Persamaan 2.1 pertama kali dijabarkan oleh Sir Goerge Stokes pada tahun
1845, untuk itu disebut dengan Hukum Stokes.
Persamaan pada viskositas dapat ditulis sebagai berikut :

....................................................................2.2

Keterangan

V = Kecepatan

g = gravitasi

r = Jari-jari benda

η = Koefisiean kekentalan

ρb = Massa jenis benda

ρf = Massa jenis fluida

Pada fluida terdapat berbagai jenis aliran dalam mekanika fluida dibedakan oleh
sifat-sifat fluida yang membuat situasi karakter fisik. Terdapat pula faktor-faktor
pengontrol yang dinyatakan dalam bentuk besaran tertentu. Besaran tersebut seperti:
kecepatan benda dalam fluida, density fluida, viskositas fluida, dan lainnya.
Macam-macam fluida secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Fluida Ideal
Cabang dari fluida dinamis ini sering disebut sebagai classical
hydrodynamics[4]. Fluida ini dianggap tidak berviskositas (nilai
viskositasnya nol) dan densitynya konstan, sehingga gaya tengensial
antara

8
lapisan yang berdekatan tidak ada[4]. Teori matematik yang luas telah
dikembangkan untuk ideal fluida.

b) Viscous Incompressible Fluids


Teori Viscous Incompressible Fluids yang mana density fluida dianggap
konstan, mempunyai kegunaan yang luas seperti pada aliran suatu cairan
(khususnya air) dan aliran udara bertekanan rendah[4]. Kejadian tersebut
menjelaskan fenomena dari gaya viskositas, pemisahan aliran, dan aliran
pusaran[4].

Gambar 2.1 Aliran viskos

Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut
c) Macam jenis fluida lainnya seperti gas dan yang lainnya[4].

Pada saat bola dijatuhkan, nilai kecepatan jatuh bole dipengaruhi oleh kedekatan
bola dengan dinding tabung silinder. Untuk itu hasil pengukuran yang lebih baik, bola
harus dijatuhkan di tengah tabung. Adapun hasil koreksi nilai Vo menggunakan
persamaan koreksi Ladenburg yaitu:

.......................................................................................2.3
Sebuah bola padat dijatuhkan dengan memiliki rapat massa ρb dan berjari-jari r
tanpa memiliki kecepatan awal ke dalam fluida kental yang memiliki rapat massa ρf
dan dimana ρb > ρf[4]. Telah diketahui bahwa bola mendapatkan percepatan
gravitasi, akan tetapi beberapa saat setelah bergerak cukup jauh bola bergerak dengan
kecepatan yang konstan. Kecepatan yang tetap ini disebut denagn Vt atau kecepatan
saat gaya berat bola sama dengan gaya apung ditambah dengan gaya gesekan fluida.
Gambar 2.1 menunjukan system gaya yang bekerja pada bola alumunium yakni Fa =
gaya Archimedes, Fs= gaya Stokes, dan W=mg= Gaya berat bola alumunium[4].

Gambar 2.1 Gaya yang bekerja pada saat bola dijatuhkan dengan
kecepatan tetap[4]
Pada saat kecepatan bola sudah tercapai pada terminal seperti pada gambar 1
berlaku prinsip Hukum Newton tentang GLB (gerak lurus beraturan), yaitu
persamaan 2.4[4]
FA+FS = W.........................................................................................................2.4
Apabila ρb menyatakan massa dari bola, ρf menyatakan massa jenis dari Fluida,
dan Vb menyatakan volume bola, serta g adalah gravitasi bumi, maka berlaku
persamaan 2.5 dan 2.6[4]
W = ρb.Vb.g........................................................................................................2.5
FA = ρf .Vb.g......................................................................................................2.6

Massa jenis bola dan massa jenis fluida dapat diukur dengan menggunakan
persamaan 2.7 dan 2.8

..............................................................................................2.7

...................................................................................2.8

Dengan menyatakan mgu massa gelas ukur, mf adalah massa fluida, Vf adalah
volume fluida.
Dengan mensubstitusikan persamaan 2.5 kedalam persamaan 2.6 maka diperoleh
persamaan 2.9[4]
FS = Vbg (ρb - ρf)...............................................................................................2.9

Dengan cara mensubstitusikan persamaan 2.1 kedalam persamaan 2.9 maka


diperoleh persamaan 2.10[4]

.................................................................. 2.10

Jarak d yang ditempuh bola setelah bergerak dengan kecepatan akhir dalam waktu
tempuhnya t maka persamaan 2.10 menjadi persamaan 2.11
Atau t = k.d................................................................................................2.11
9𝜂
Dengan nilai 𝑘 = ................................................................... 2.12
2𝑟2𝑔(𝜌𝑏−𝜌𝑓)

Pada viskositas besarannya dipengaruhi oleh suhu dan ada pula ketetapan nilai
koefisien viskositas seperti pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 koefisien Viskositas

Pada viskositas suhu berpengaruh terhadap nilai koefisien yang dihasilkan. Sifat
yang disebut dengan viskositas fluid aini merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida
terhadap deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas suatu gas bertambah dengan
naiknya temperatur, karena semakin besarnya aktivitas molekuler Ketika temperature
meningkat. Sedangkan pada zat cair, jarak antar molekul jauh lebih kecil disbanding
pada gas, sehingga kohesi molekuler dan ini diwujudkan dengan berupa kurangnya
viskositas fluida[3].
Viscometer adalah alat untuk mengukur viskositas suatu fluida. Model yang
umum untuk digunakan adalah viscometer bola jatuh( menggunakan hukum stokes),
tabung yang mengukur viskositas berdasarkan tekanan aliran pipa, dan system
rotasi[3].
BAB III
METODDE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Percobaan


Pada percobaan kali ini terdapat diagram alir dapat dilihat pada gambar 3.1

Mulai

Mempersiapkan alat dan bahan

Merangkai peralatan uji viskositas sesuai Modul

Melakukan perccobaan

Data Pengamatan
Literatur
Data Pengamatan

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir

3.2 Prosedur Percobaan


Pada praktikum kali ini terdapat prosedur yang harus dilakukan yaitu:

1. Letakkan tabung viskositas pada permukaan bidang datar seperti di atas meja
yang kokoh.
2. Pasang dua buah penanda di antara jarak yang akan dilalui oleh bola. Gunakan
penanda berupa karet gelang atau tali, kemudian pasangkan di dua lokasi yang
berbeda seperti pada gambar.
3. Ukur jarak h diantara dua penanda seakurat mungkin.

4. Pastikan bahwa bola aluminium bersih dan mengkilap, bebas dari kotoran, dan
siap digunakan.
5. Gunakan mikrometer atau jangka sorong untuk mengukur diameter bola.
Ulangi pengukuran beberapa kali dan hitung rata-rata diameter untuk
memperoleh jari- jari bola.
6. Tentukan sisi penanda yang akan dijadikan acuan pengukuran waktu.

7. Isi tabung dengan cairan kental (gliserin) yang akan diukur viskositasnya. Isi
hingga mencapai 10 cm dari atas tabung.
8. Siapkan stopwatch, kemudian sambil melihat kearah tabung viskositas,
jatuhkan bola tepat di tengah permukaan zat cair dan ikuti gerakan bola.
Nyalakan stopwatch saat bola melewati batas acuan pertama (penanda atas) dan
hentikan stopwatch tepat saat bola melewati batas acuan kedua (batas bawah).
9. Catat nilai waktu t yang dibutuhkan bola untuk bergerak sepanjang jarak h yang

tercatat oleh stopwatch hitung kecepatannya 𝑣𝑜 =
𝑡
10. Untuk hasil yang lebih baik, ulangi langkah 8 dan 9 menggunakan bola yang
sama sebanyak 10 kali sehingga diperoleh sejumlah nilai t, kemudian rata-
ratakan nilai tersebut. Gunakan t rata-rata untuk menghitung nilai η.
11. Untuk hasil yang lebih baik lagi, lakukan koreksi nilai η menggunakan
persamaan koreksi Ladenburgh (persamaan 2).
12. Agar dapat menggunakan persamaan tersebut, ukur jari-jari dalam tabung
menggunakan jangka sorong.
13. Lakukan replikasi sebanyak 10 kali untuk masing-masing percobaan dengan
benda yang memiliki jari-jari yang berbeda.
3.3 Alat-Alat yang Digunakan
Pada percobaan kali ini terdapat alat-alat yang digunakan yaitu

1. Stopwatch
2. Mikrometer skrup
3. Gelas kimia 100 ml
4. Tiang penahan batang
5. Viskometer
6. Bola Alumunium
7. Pinset
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Viskositas Bola Besar
Rata-rata
Ketinggian Kecepatan
Waktu Viskositas,
No Fluida, h Jatuh Benda
Replikasi, η(Pa.s)
(m) v (m/s)
t(s)
1. 0,2 3,357 0,059577 0,644813
2. 0,4 6,807 0,058763 0,653745

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Viskositas Bola Kecil


Rata-rata
Ketinggian Kecepatan
Waktu Viskositas,
No Fluida, h Jatuh Benda
Replikasi, η(Pa.s)
(m) v (m/s)
t(s)
1. 0,2 15,035 0,0133023 0,530435
2. 0,4 30,535 0,0130997 0,530129

4.1.1 Ralat Langsung

Tabel 4.3 Hasil Ralat Langsung Pada r Bola Besar


n rn r´a |ðR| |ðr|2 α Sr SR ra ± SP
1 0,0035 0 0
2 0,0035 0,0035 0 0 0 0 0% 0,0035 ±
0
3 0,0035 0 0
∑ 0,0105 0 0
Tabel 4.4 Hasil Ralat Langsung Pada r Bola Kecil
n rn r´a |ðr| |ðr|2 α Sr SR ra ± SP
1 0,0015 0 0
2 0,0015 0,0015 0 0 0 0 0% 0,0015 ±
3 0,0015 0 0 0
∑ 0,0045 0 0

Tabel 4.5 Hasil Ralat Langsung Pada t Bola Besar Pada Ketinggian 0,2
n tn ¯ta |ðt| |ðt|2 Α Sr St ta ± SP
1 3.39 0.03 0.00108
3 9
2 3.27 0.08 0.00756
7 9
3 3.27 0.08 0.00756
7 9
4 3.46 3,35 0.10 0.01060 0.0043 0.0694 2% 3.357 ±
7 3 9 41 502 0.0694502
5 3.37 0.01 0.00016
3 9
6 3.33 0.02 0.00072
7 9
7 3.39 0.03 0.00108
3 9
8 3.46 0.10 0.01060
3 9
9 3.33 0.02 0.00072
7 9
10 3.3 0.05 0.00324
7 9
∑ 33.5 1.01 0.04341
7
Tabel 4.6 Hasil Ralat Langsung Pada t Bola Besar Pada Ketinggian 0,4

n tn ¯ta |ðt| |ðt|2 α SP St ta ± SP


1 6.94 0.01849
0.136
6
2 6.50 0.304 0.09241
6
3 6.78 0.00057
0.024
6
4 6.91 0.01123
0.106
6 0.0147 0.1279 2%
6.804±0.12
5 6.88 0.00577 44 93
7993
0.076
6
6 6.84 0.036 0.001296
6.804
7 6.91 0.01123
0.106
6
8 6.75 0.00291
0.054
6
9 6.75 0.00291
0.054
6
10 6.78 0.00057
0.024
6
∑ 68.0 0.14744
0.92
4
Tabel 4.7 Hasil Ralat Langsung Pada t Bola Kecil Pada Ketinggian 0,2

n tn ¯ta |ðt| |ðt|2 α SP St ta ± SP


0.48302
1 14.33 0.695
5
0.34222
2 15.61 0.585
5
0.00062
3 15.05 0.025
5
0.19802
4 14.58 0.445
5 0.1917 0,4615 3%
15.025±0,461
0.18922 65 97
597
5 14.59 0.435
5
15.025
6 15.84 0.815 0.664225
0.01562
7 15.15 0.125
5
0.01562
8 15.15 0.125
5
0.00002
9 15.02 0.005
5
10 14.93 0.00902
0.095 5
∑ 150.25 3.35 1.91765
Tabel 4.8 Hasil Ralat Langsung Pada t Bola Kecil Pada Ketinggian 0,4

n tn ¯ta |ðt| |ðt|2 α SP St ta ± SP


1 31.4
0 0.965 0.931225
2 30.9
7 0.535 0.286225
3 30.0
6 0.375 0.140625
4 29.5
9 30.435 0.845 0.714025 0.3450 0,6191 2%
30.435±0,6
5 29.6 65 98
19198
3 0.805 0.648025
31.0
6
4 0.605 0.366025
7 30.8
5 0.415 0.172225
8 30.5
0 0.065 0.004225
9 30.2
8 0.155 0.024025
10 30.0
3 0.405 0.164025
∑ 304. 5.17 3.45065
35

2.1.2 Ralat Tidak Lamgsung


A. Ralat tidak langsung nilai (Ƞ) pada Bola Besar
 Pada ketinggian 0,2 m
∂ Ƞ 4 ( ρb )( g ) ( r ) ( t )−4 ( ρf ) ( g )( r )(t)
=
∂r 9h

∂ Ƞ 4 ( 2700 )( 9.8 )( 0.0035 ) ( 3.357 )−4 ( 1260 ) ( 9.8 ) ( 0.0035 ) (3.357)


=
∂r 9(0,2)

= 368.46432 Pa.s
2 2
∂ Ƞ 2 ( ρb )( g ) ( r )−2(ρf )(g)(r )
=
∂t 9( h)
2 2
∂ Ƞ 2 ( 2700 )( 9.8 ) ( 0.0035 ) −2(1260)(9.8)(0.0035 )
= =0.19208 Pa . s
∂t 9(0.2)
2 2
∂μ ∂μ
SȠ =
√( ∂r
× Sr + )(
∂t
× St )
SȠ = √ ( 368.46432× 0 )2+ ( 0.19208× 0 . 0694502 )2=0.0133041 Pa . s
Ƞ ± SȠ = 0,644813 ± 0.0133041 Pa.s

 Pada ketinggian 0,4 m


∂ Ƞ 4 ( ρb )( g ) ( r ) ( t )−4 ( ρf ) ( g )( r )(t)
=
∂r 9h

∂ Ƞ 4 ( 2700 )( 9.8 )( 0.0035 ) ( 6 . 8 04 ) −4 ( 1260 ) ( 9.8 ) ( 0.0035 ) (6 . 8 04)


=
∂r 9(0,4)
= 373.40352 Pa.s
2 2
∂ Ƞ 2 ( ρb )( g ) ( r )−2(ρf )(g)(r )
=
∂t 9( h)
2 2
∂Ƞ 2 (2700 )( 9.8 ) ( 0.0035 ) -2(1260)(9.8)( 0.0035 )
= = 0.09604 Pa.s
∂t 9(0.4)
2 2
∂μ ∂μ
SȠ =
√( ∂r
× Sr + )(
∂t
× St )
SȠ = √ ( 373.40352×0 )2 + ( 0.09604 ×0 .127993 )2 = 0.0122 Pa.s
Ƞ ± SȠ = 0.0122 ± 0.653745 Pa.s

B. Ralat tidak langsung nilai (Ƞ) pada Bola Kecil


 Pada ketinggian 0.2 m

∂ Ƞ 4 ( ρb )( g ) ( r ) ( t )−4 ( ρf ) ( g )( r )(t)
=
∂r 9h

∂ Ƞ 4 ( 2700 )( 9.8 )( 0.0015 ) ( 15.025 )−4 ( 1260 ) ( 9.8 ) ( 0.0015 ) (15.025)


=
∂r 9(0.2)
= 706.776 Pa.s
2 2
∂ Ƞ 2 ( ρb )( g ) ( r )−2(ρf )(g)(r )
=
∂t 9( h)
2 2
∂Ƞ 2 (2700 )( 9.8 ) ( 0.0015 ) -2(1260)(9.8)( 0.0015 )
= = 0.03528 Pa.s
∂t 9(0.2)
2 2
∂μ ∂μ
SȠ =
√( ∂r
× Sr + )(
∂t
× St )
SȠ = √ ( 706.776×0 )2 + ( 0.03528 ×0, 461597 )2 =0.016 Pa.s
Ƞ ± SȠ = 0.530435 ± 0.016 Pa.s

 Pada ketinggian 0.4


∂ Ƞ 4 ( ρb )( g ) ( r ) ( t )−4 ( ρf ) ( g )( r )(t)
=
∂r 9h

∂ Ƞ 4 ( 2700 )( 9.8 )( 0.0015 ) ( 30.435 )−4 ( 1260 ) ( 9.8 ) ( 0.0015 ) (30.435)


=
∂r 9 (0.4)
= 715.8312 Pa.s
2 2
∂ Ƞ 2 ( ρb )( g ) ( r )−2(ρf )(g)(r )
=
∂t 9( h)
2 2
∂Ƞ 2 (2700 )( 9.8 ) ( 0.0015 ) -2(1260)(9.8)( 0.0015 )
= = 0.01764 Pa.s
∂t 9(0.4)
2 2
∂μ ∂μ
SȠ =
√( ∂r
× Sr + )(
∂t
× St )
SȠ = √ ( 715.8312×0 )2 + ( 0.01764 ×0, 619198 )2 =0.010922 Pa.s
Ƞ ± SȠ = 0,530129± 0.010922 Pa.s
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini menggunakan gliserin sebagai fluida. Terdapat 2
benda yang dijadikan percobaan. Yaitu 2 buah bola alumunium dengan diameter
berbeda. Percobaan dilakukan dengan menjatuhkan bola alumunium kedalam
tabung viscometer berisi gliserin.

Kecepatan bola alumunium saat dijatuhkan (v) dapat dihitung dengan


menggunakan perbandingan jarak dengan waktu. Percobaan menggunakan 2 bola
alumunium dengan jari-jari masing-masing bola berbeda dan dijatuhkan dengan
ketinggian berbeda. Jari-jari bola alumunium yaitu bola besar 0.0035 m dan bola
kecil berdiameter 0.0015. yang pertama adalah menggunakan bola besar. pada
saat ketinggian fluida 0.2 m, rata-rata waktu replikasinya adalah 3.357 s maka kita
bisa menghitung kecepatan jatuh bendanya yang hasilnya adalah 0.059577 m/s.
pada ketinggian 0.4 m, rata-rata waktu replikasinya adalah 6.807 s. maka
kecepatan jatuh benda saat ketinggian 0.4 m adalah 0.058763 m/s.

Yang kedua adalah menggunakan bola kecil yang setelah dilakukan


pengukuran sebanyak 3 kali didapat jari-jari rata-ratanya adalah 0.0015 m.
percobaan sama yaitu dengan menggunakan ketinggian 0.2 m dan 0.4 m. pada
saat percobaan dengan ketinggian 0.2 m dan waktu replikasi rata-ratanya adalah
15.035 s maka kita bisa menghitung kecepatan jatuh bendanya sebesar 0.0133023
m/s. berikutnya pada ketinggian 0.4 m dan dengan waktu replikasinya adalah
30.535 s maka didapat nilai kecepatan jatuh bendanya adalah 0.0130997 m/s.

Viskositas fluida pada percobaan kali ini dapat dihitung dengan


menggunakan data yang diperoleh setelah percobaan. Setelah percobaan ini kita
menemukan nilai jari-jari alumunium, kemudian kecepatan jatuh benda yang
diperoleh dari perbandingan tinggi dan waktu. Pada percobaan dengan
menggunakan bola dengan jari-jari 0.0035 m dan dijatuhkan dengan ketinggian
0.2 m maka koefisien viskositas fluidanya adalah 0.644813 Pa.s. masih
menggunakan benda yang sama namun dijatuhkan dengan ketinggian berbeda
yaitu 0.4 m, maka koefisien viskositas fluidanya ditemukan sebesar 0.653745
Pa.s.

Pada bola alumunium kecil yang memiliki jari-jari sebesar 0.0015 m


dilakukan percobaan dengan ketinggian berbeda pula. Yaitu bola alumunium
dijatuhkan pada ketinggian 0.2 m dan 0.4 m. pada percobaan dengan ketinggian
0.2 m didapatkan koefisien viskositas fluidanya sebesar 0.530435 P.as. sedangkan
selanjutnya pada ketinggian 0.4 bola dijatuhkan dan didapat koefisien viskositas
fluida sebesar 0.530129 P.as.

Pada percobaan ini kita bisa mengamati hubungan koefisien viskositas


dengan perbedaan ketinggian benda saat dijatuhkan. Kita amati pada bola besar.
Pada bola alumunium dengan jari-jari 0.0035 m yang dijatuhkan pada 0.2
menghasilkan koefisien viskositas fluida sebesar 0.644813 P.as. coba kita
bandingkan dengan percobaan dengan menggunakan ketinggian 0.4 m. maka
dapat diperhatikan nilai koefisien viskositas fluidanya turun menjadi 0.653745
P.as.

Pada bola alumunium kecil kita dapat perhatikan kejadian serupa yaitu
nilai viskositasnya lebih kecil saat benda dijatuhkan dari ketinggian 0.4 m
disbanding saat benda dijatuhkan dari ketinggian 0.2 m. maka dapat disimpulkan
hubungan antara ketinggian dan koefisien viskositas fluida yaitu semakin tinggi
posisi benda dijatuhkan maka nilai koefisien viskositas fluidanya semakin kecil.

Pada percobaan kali ini pula kita bisa mengamati hubungan koefisien
viskositas fluida dengan waktu. Perhatikan pada percobaan dengan bola
alumunium yang memiliki jari-jari 0.0035 m dan ketinggian 0.2 m, maka
koefisien viskositas fluida yang didapat adalah 0.644813 Pa.s. selanjutnya kita
perhatikan pada ketinggian 0.4 m maka koefisien viskositas fluidanya adalah
0.653745 Pa.s. bola alumunium dengan jari-jari 0.0015
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Pada percobaan uji viskositas yang dilakukan oleh praktikum dapat menghasilkan
kesimpulan yaitu
1. Bahwa terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari uji
viskositas
2. Beberapa kesalahan/kekeliruan dalam melakukan praktikum dapat
mempengaruhi hasil viskositas
3. Tinggi benda yang dijatuhkan mempengaruhi viskositas
4. Ukuran dan massa benda mempengaruhi hasil viskositas

5.2 Saran
Pada percobaan uji viskositas kali ini praktikan memiliki beberapa saran untuk
melakukan praktikum uji viskositas kedepannya
1. Selalu perhatikan setiap detail dari praktikum
2. Fokus saat melakukan praktikum
3. Perbanyak refrensi
DAFTAR PUSTAKA

[1] Zemansky, M. dan Sears, W. Fisika Untuk Universitas 1; Mekanika Bunyi.


BPFE-YOGYAKARTA; BPFE-YOGYAKARTA. 1989
[2] SOEDOJO, P., Asas-asas Ilmu Fisika. Gadjah Mada University Press ; Gadjah
Mada University Press. 1986
[3] Rizky Hardiyatul Maulida, Erika Rani. ANALISIS KARAKTERISTIK
PENGARUH SUHU DAN KONTAMINAN TERHADAP VISKOSITAS
OLI MENGGUNAKAN ROTATY VISCOMETER. Jurnal Neutrimo Vol.3
No.1.
Halaman.20
[4] Budianto, Anwar. METODE PENENTUAN KOEFISIEN KEKENTALAN
ZAT CAIR DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LINEAR HUKUM
STOKES. Seminar Nasional IV. ISSN 1978-0176. Halaman 158.
29

LAMPIRAN A

LEMBAR PERHITUNGAN

Lampiran A. Perhitungan
A1. Bola Alumunium jari-jari 0.0035 m

 Benda dijatuhkan dari ketinggian 0,2 m

h 0,2
V= = =0,059577 m/s
t 3,357

2r 2 × g( ρb−ρf ) 2(0,0035)2 ×9,8(2700−1260)


Ƞ= = = 0,644813 Pa.s
9v 9(0,059577)

 Benda dijatuhkan dari ketinggian 0,4m

h 0,4
V= = =0,058763 m/s
t 6,807
2r 2 × g( ρb−ρf ) 2(0,0035)2 ×9,8(2700−1260)
Ƞ= = = 0,53745 Pa.s
9v 9(0,058763)
A2. Bola Alumunium Jari-Jari 0,0015

 Benda dijatuhkan dari ketinggian 0,2 m

h 0,2
V= = =0,0133023 m/s
t 15,035

2r 2 × g( ρb−ρf ) 2(0,0015)2 ×9,8(2700−1260)


Ƞ= = = 0,530435 Pa.s
9v 9(0,0133023)

 Benda dijatuhkan dari ketinggian 0,4m

h 0,4
V= = =0,0130997 m/s
t 30,535

2r 2 × g( ρb−ρf ) 2(0,0015)2 ×9,8(2700−1260)


Ƞ= = = 0,530129 Pa.s
9v 9(0,0130997)
LAMPIRAN B

GAMBAR ALAT DAN BAHAN


33

Lampiran B. Gambar Alat dan Bahan

Gambar B.1 Jangka Sorong Gambar B.2 Stopwatch

Gambar B.3 Bola Alumunium Gambar B.4 Gelas Ukur

Gambar B.5 Pinset Gambar B.6 Tabung viskositas


LAMPIRAN C

BLANKO PERCOBAAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LABORATORIUM FISIKA TERAPAN
Jalan Jenderal Sudirman Km. 3 Cilegon 42435 Telp. (0254) 395502
Website: http://fisdas.ft-untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id

BLANGKO PERCOBAAN
VISKOSITAS FLUIDA
DATA PRAKTIKAN
NAMA Riza Ariyanto
NIM / GRUP 3331200048/C7
JURUSAN Teknik Mesin
REKAN Iksan Maulana, Arya Prihandhoko, Rafi Azrilla M
TGL. PERCOBAAN 15 Oktober 2020

Tabel 1 Pengukuran Jari-Jari Bola Alumunium


No Ukuran Bola 𝑟1 (m) 𝑟2(m) 𝑟3(m) 𝑟𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Alumunium (m)
1. Bola Besar 0,0035 0,0035 0,0035 0,0035

2. Bola Kecil 0,0015 0,0015 0,0015 0,0015

Tabel 2 Hasil Pengamatan Percobaan Viskositas Bola Besar


Rata- Kecep
Waktu Replikasi, 𝒕 (s) rata atan
Wakt Jatuh Viskosi
Keting u Benda tas,
gian Repli , 𝜼
No
Fluida kasi, 𝒗 (Pa.s)
.
, 𝒉 (m) 𝒕 (s) (m/s)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 0,0595 0,6448
3,39
3,27
3,27
3,46
3,37
3,33
3,39
3,46
3,33
3,33

0,2 3,357
. 77 13

2 0,0587 0,6537
6,94
6,50
6,78
6,91
6,88
6,84
6,91
6,75
6,75
6,78

0,4
. 6,807 63 45
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
TIRTAYASA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LABORATORIUM FISIKA
LABORATORIUM TERAPAN
FISIKA TERAPAN
JalanJalan
Jenderal Sudirman Km. Km.
3 Cilegon 42435 Telp.Telp.
(0254) 395502
Jenderal Sudirman 3 Cilegon 42435 (0254) 395502
Website: http://fisdas.ft-untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id
Website: http://fisdas.ft-untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id

Tabel 3 Hasil Pengamatan Percobaan Viskositas Bola Kecil


Rata- Kecep
Ketin Waktu Replikasi, 𝒕 (s) rata atan Viskos
N ggian Wakt Jatuh itas,
o. Fluida u Benda 𝜼
,𝒉 Repli , (Pa.s)
(m) kasi, 𝒗
𝒕 (s) (m/s)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 0,2 15,03 0,013 0,5304


14,33
15,61
15,05
14,58
14,59
15,84
15,15
15,15
15,02
14,93
. 5 3023 35
29,5

30,2

2 0,4 30,53 0,013 0,5301


9

8
31,40
30,97
30,06

29,63

30,85
30,50

30,03
1,
3

. 5 0997 29

Suhu ruang awal = 22 ℃


Suhu ruang akhir = 22 ℃
Sikap barometer awal = 755 mmHg
Sikap barometer akhir = 755 mmHg

Anda mungkin juga menyukai