Anda di halaman 1dari 16

MAKALH ILMU BAHAN LISTRIK

“ Kaca dan Porselin”

Dibuat oleh:

FADLAN (32119060)

Aditya Dacosta (32119052)

PROGRAM STUDI D III TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga makalah ilmu bahan


listrikdengan judul” Kaca dan Porselin” ini da[at diselesaikan meskipun dalam bentuk
da nisi yang sangat sederhana.

Proses penyusunan makalah ini tidak terlepas dari berbagai macam hambatan
dan kesulitan , tapi atas bimbingan dan kerjasama berbagai pihak kususnya dosen dan
asisten dosen dan rekan-rekan teknik elektro yang sangat berman faat sehingga
hambatan dan kesulitan tersebut dapat diatasi.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dari makalah ini, baik
dari materi maupun teknik pengajianya , mengingat kekurangan pengetahuan dan
pengalaman menulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.

Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan amalan yang setimpal atas
segala bantuan dan amal baiknya dan penulis harap kiranya makalah ini dapat
memberikan manfaat bagikita semua khususnya penulis.

Makassar, 25 maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HAL
Cover ........................................................................................................... i

Kata Pengantar ........................................................................................... ii

Daftar Isi ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 01

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 01

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... …..…01

1.3. Tujuan ................................................................................................... 01

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... . 02

2.1 Bahan Kaca ............................................................................................. 02


.
2.1.1 Pabrikasi dan Peningkatan Kualitas .................................................... 03

2.1.2 Kaca Sebagai Pengisolasi .................................................................... 03

2.2 Bahan Sitol .............................................................................................. 06

2.3 Bahan Porselin ........................................................................................ 07

2.4 Bahan Polimer ........................................................................................ 09

BAB III PENUTUP .................................................................................... 12

3.1. Simpulan ................................................................................................ 12

3.2. Saran dan Harapan ................................................................................. 12

Daftar Pustaka ............................................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini penggunaan kaca dan porselin semakin meningkat, ini dapat dibuktikan
dengan banyaknya produk-produk industri baik dalam maupun dalam negeri, baik itu
industri besar maupun industri kecil (home industri) yang memproduksi barang-
barang yang terbuat dari bahan kaca dan porselin, termasuk industri-industri
kelistrikan atau keteknikan membuat peralatan listrik dari bahan kaca dan porselin.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis mencoba untuk membahas tentang
bahan listrik dari bahan kaca, sitol, porselin dan polimer.
1.2. Rumusan Masalah
Karena begitu banyaknya pokok bahasan tentang bahan listrik, maka pada makalah
ini penulis hanya membahas tentang bahan listrik dari bahan kaca, sitol, porselin dan
polimer.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah tentang Bahan Listrik ini adalah untuk mengetahui
tentang bahan-bahan listrik dari bahan kaca, sitol, porselin dan polimer.

1
BAB II
PEMBAHASAN
Muhaimin (1993;37) menyatakan bahwa kaca dan porselin adalah tergolong
bahan mineral, tetapi penggunaannya tidak pada bentuk atau keadaan alaminya
melainkan harus diproses terlebih dahulu dengan pemanasan (pembakaran),
pengerasan dan pelumeran.
2.1. Bahan Kaca
Muhaimin (1993;37) menyatakan bahwa kaca adalah substansi yang dibuat
dengan pendinginan bahan-bahan yang dilelehkan, tidak berbentuk kristal tetapi tetap
pada kondisi berongga. Pada umumnya kaca terdiri dari campuran Silikat dan
beberapa senyawa seperti Borat dan Pospat. Kaca dibuat dengan cara melelehkan
beberapa senyawa seperti Silikat (pasir), Alkali (Na dan K) dengan bahan lain seperti
kapur, oksida timah hitam. Karena itu sifat dari kaca tergantung dari komposisi
bahan-bahan pembentuknya. Massa jenis kaca berkisar antara 2 – 8.1 g/cm3,
kekuatan tekanannya 6.000 – 21.000 Kg/cm2, dan kekuatan tariknya 100 – 300
Kg/cm2. Karena kekuatan tariknya kecil maka kaca adalah bahan yang regas.
Walaupun kaca merupakan substansi berongga, tetapi tidak mempunyai titik leleh
yang tegas, karena pelelehannya adalah perlahan-lahan ketika suhu dinaikkan. Titik
pelembekan kaca berkisar antara 500 – 1.700°C. Makin sedikit kandungan SiO2 nya
makin rendah titik pelembekan kaca tersebut. Demikian pula dengan muai panjang
(α) nya, makin banyak kadar SiO2 yang dikandungnya akan makin kecil α nya. Muai
panjang untuk panjang berkisar antara 5.5 . 10-7 – 150 . 10-7 per derajat Celcius.
Nilai dari angka muai panjang adalah sangat penting bagi suatu kaca dalam
hubungannya dengan kemampuan kaca menahan perubahan suhu. Kaca silika
mempunyai sifat kelistrikan yang paling baik. Pada suhu kamar besarnya resistivitas
adalah 107Ω cm, εr 3,8 dan tan ð pada 1 MHz adalah 0,0003. Jika kaca silika
ditambahkan natrium atau kalium, maka resistivitasnya akan turun, tan ð nya akan
naik sedikit. Sering sekali oksida logam alkali ditambahkan pada pembuatan kaca
dengan maksud agar sifat-sifatnya menjadi lebih baik

2
Kaca yang mengandung Oksida-oksida dua logam aktif yang berbeda
dimungkinkan mempunyai sifat isolasi yang lebih tinggi dibandigkan jika
kuantitas oksidanya hanya mengandung satu bagian dari kuantitas oksida dua
logam (efek netralisasi atau polialkalin). Kemampuan isolasi kaca juga dapat lebih
baik jika padanya di tambah PbO atau BaO.
2.1.1. Pabrikasi dan Peningkatan Kualitas
Muhaimin (1993;39) menyatakan bahwa kaca dibuat dengan cara
mendinginkan secara cepat beberapa bahan yang dilelehkan atau kristalisasi.Proses
tersebut dinamakan devritrikasi. Pendinginan yang cepat tersebut diikuti dengan
naiknya kekentalan atau pembentukan keadaan kristal. Pabrikasi kaca diawali dengan
pemotongan, pengalusan dan mencampur bahan-bahan mentah seperti : pasir silika
(SiO2), soda (Na2CO3), Kalsium minium (Pb3O4), tanah kaolin dan feldspar. Semua
bahan tersebut kemudian difusikan. Kaca dapat dilelehkan dalam suatu wadah yang
kapasitasnya dapat mencapai 2 ton bahan mentah. Kaca yang masih dalam keadaan
meleleh atau lunak disebut dengan metal. Metal ini selanjutnya dihaluskan kembali di
dalam sebuah tangki khusus yang selanjutnya diambil untuk dibentuk. Karena kaca
kental adalah kenyal, maka sangat mudah dibentuk yaitu dengan : peniupan (misalnya
untuk bola lampu, piranti gelas reaksi), penarikan (misalnya : tatakan gelas, pipa dan
tabung) atau dengan penekanan dan pencetakan. Kaca yang masih panas dapat
disolder dengan baik satu sama lainnya seperti halnya logam. Pada umumnya kaca
diproduksi dengan bentuk datar antara lain : kaca jendela dan bentuk kemasan antara
lain botol dan bola lampu.
2.1.2. Kaca Sebagai Pengisolasi
Muhaimin (1993;39) menyatakan bahwa kaca silika mempunyai sifat isolasi
yang tinggi, ketahanan panas yang tinggi dan kuat terhadap pengaruh hidrolitik.
Pabrikasi piranti kaca silika menggunakan dapur tinggi khusus. Pada umumnya
terdapat dua macam kaca silika, dintaranya : kaca silika bening dan silika tidak
bening tetapi tembus cahaya (translucent). Kaca silika bening mempunyai sifat yang

3
lebih baik dari pada kaca silika yang tidak bening. Pada kaca silika yang tidak bening
terdapat gelembung-gelembung udara didalamnya. Hal ini dapat dimaklumi, karena
proses pembuatan kaca silika bening lebih sulit dari pada kaca silika tidak bening.
Kebanyakan kaca silika yang digunakan di dalam keteknikan mempunyai berbagai
substansi yang ditambahkan ke SiO2, sehingga membuatnya lebih mudah direkayasa,
tetapi titik fusinya menjadi lebih rendah. Muhaimin (1993;39) menyatakan bahwa
kaca silika di dalam keteknikan diklasifikasikan mejadi tiga kelompok yaitu :

1. Kaca alkali tanpa oksida berat


Kaca ini mempunyai titik lebur yang agak rendah. Pemakaiannya antara lain untuk
botol dan kaca jendela.
2. Kaca alkali yang mengandung oksida berat
Kaca ini mempunyai sifat kelistrikan yang tinggi dibandingkan dengan kaca alkali
diatas. Kaca Flint ditambah dengan PbO atau kaca cown ditambah dengan BaO
digunakan sebagai kaca optik. Kaca khusus untukbahan dielektrik kapasitor adalah
kaca flint yang disebut Minos. Diantara kaca-kaca crown terdapat jenis yang
disebut Pireks. Pireks mempunyai koefisien termal 33 . 10-7 per derajat C dan
mampu menahan perbedaan suhu yang mendadak.
3. Kaca non alkali Pengguna kaca ini adalah sebagai kaca optik dan bahan isolasi
listrik.
Beberapa kaca jenis ini mempunyai titik pelunakan yang sangat tinggi.

Adapun beberapa contoh pemakaian kaca dalam keteknikan, antara lain :

a. Pembuatan lampu, tabung elektronik, penyangga filament Titik pelunakan kaca ini
tidak terlalu tinggi, muai panjangnya hendaknya dibuat mendekati muai panjang
logam maupun paduannya yang disangga. Logam yang dimaksud adalah wolfram
dan molidenum.
b. Untuk bahan dielektrik pada kapasitor

4
Minos adalah salah satu jenis kaca yang mempunyai permeabilitas relative tinggi
yaitu 7,5, sudut kerugian dielektrik (tan ð) kecil frekuensi 1 MHz, suhu 20° C, tan
ð 0,0009 pada frekuensi 1 MHz, suhu 200 °C, tan 0,0012. Kaca minos mempunyai
α = 82 . 107 per derajat C, massa jenis 3,6 g/cm3.

c. Untuk membuat berbagai isolator


Misalnya : isolator penyangga, isolator antena, isolator len dan isolator bushing.
Untuk penggunaan ini, selain sifat kelistrikan yang baik juga dituntut mempunyai
kekuatan mekanis, tahan terhadap perubahan suhu yang mendadak, tahan terhadap
pengaruh kimia. Jenis kaca yang digunakan untuk keperluan ini antara lain : kaca
silika, pireks kalium –natrium.
d. Pelapisan logam
Salah satu jenis kaca adalah enamel. Dimana enamel ini dapat digunakan untuk
pelapisan logam atau benda lain sejenisnya, misalnya : dudukan lampu, reflektor,
barang-barang dekoratif, yang tujuannya adalah melindungi barang-barang
tersebut dari korosi dan sekaligus untuk mendapatkan permukaan yang lebih
bagus. Enamel juga dapat digunakan
sebagai isolasi listrik yaitu untuk melapisi resistor tabung (kawat yang dililitkan
pada tabung tersebut adalah resistor antara lain : nikrom dan konstantan). Dalam
hal ini enamel dileburkan dan kemudian tabung keramik yang sudah dililiti kawat
tersebut dicelupkan sehingga sela-sela antara lilitan tersisi enamel. Tujuannya di
samping untuk mengisolasi lilitan, juga melinduni lilitan terhadap uap, debu dan
oksidasi udara pada
suhu kerja yang tinggi. Resistor tabung yang dilapisi enamel seperti ditunjukkan
pada gambar dibawah ini :

5
Gambar 2.2, Resistor tabung yang dilapisi enamel

Enamel pabrikasi dengan meleburkan komponen-komponnennya yang halus


kemudian dituangkan sedikit demi sedikit dalam keadaan meleleh ke dalam air yang
dingin hingga membentuk seperti bola, selanjutnya dihaaluskan menjadi bubuk.
Pemakaian enamel untuk pelapisan dapat dilakukan dengan cara kering dan dapat
pula dengan cara basah. Pada pelapisan kering, perangkat yang akan dilapisi dipanasi
hingga suhu tertentu kemudian dimasukkan de dalam bubuk enamel. Dengan
demikian maka bubuk di sekelilingnya akan meleleh dan melapsi perangkat tersebut.
Proses ini diulang-ulang hingga diperoleh ketebalan pelapisan yang diinginkan.

2.2. Bahan Sitol


Muhaimin (1993;42) menyatakan bahwa sitol mempunyai bahan dasar kaca
yang merupakan pengembangan baru. Pemakaian sitol adalah sangat luas, struktur
dan sifat-sifatnya adalah di antara kaca dan keramik. Sitol juga disebut keramik kaca
atau kaca kristal. Yang banyak dijumpai di pasaran antara lain : pyroceram,
vitoceram. Sitol mempunyai struktur kristal yang halus (hal ini yang membedakan
dengan kaca biasa) tetapi berongga. Tidak seperti halnya keramik biasa, sitol tidak
dibuat dengan pembakaran tetapi cenderung dengan fusi dari bahan-bahan mentahnya
dengan menjadikannya meleleh kemudian kristalisasi. Agar bahan ini mempunyai
ketahanan terhadap suhu dan kelistrikan lebih baik maka perlu bahan tambahan yaitu
: Fe, S, Ti, O2, Alkali flourida, alkali fospat dan logam-logam alkali tanah. Sitol

6
mempunyai sifat mekanis yang tinggi, α yang rendah sehingga tahan terhadap
perubahan suhu mendadak. Permitivitas relatif (εr) berkisar antara 5 – 6, tan ð pada
frekuensi 1 MHz sekitar 0,01 dan pada 10.000 MHz sekitar 0,001.
2.3. Bahan Porselin

Muhaimin (1993;42) menyatakan bahwa porselin adalah kelompok keramik yang


sangat penting dan luas penggunaanya. Istilah bahan keramik ini digunakan untuk
semua bahan anorganik yang dibakar dengan pembakaran pada suhu tinggi dan bahan
asal berubah substansinya. Bahan dasar dari porselin adalah tanah liat. Ini berati
bahan dasar tersebut budah dibentuk pada waktu basah, tetapi menjadi kedap air dan
kekuatan mekaniknya naik seteah dibakar. Erijauhari dalam web
http://erijauhari.multiply.com/journal diakses pada 08 Maret 2008 menyatakan
bahwa porselin terbuat dari tanah liat China (china clay) yang terdapat di alam dalam
bentuk alumunium silikat. Bahan tersebut dicampur kaolin, felspar dan quarts.
Kemudian campuran ini dipanaskan dalam tungku yang suhunya dapat diatur. Bahan
porselin dibakar sampai keras, halus mengkilat dan bebas dari lubang-lubang. Untuk
mendapatkan sifat-sifat listrik dan sifat mekanis yang baik, harus dipilih suhu
pemrosesan bahan isolasi yang sesuai, karena jika bahan isolasi diproses pada suhu
yang agak rendah, sifat mekanisnya baik, tetapi bahan tetap berlubang-lubang.
Sedangkan jika diproses pada suhu yang tinggi, lubang-lubangnya berkurang tetapi
bahan menjadi rapuh. Isolator porselin yang baik secara mekanis mempunyai kuat
dielektrik kira-kira 60 kV/cm, kuat tekan dan kuat tariknya masing-masing 70.000
kg/cm2 dan 500 kg/cm2.Adapun beberapa kelebihan dari isolator porselin atau
keramik, antara lain:
1. Stabil, adanya ikatan ionik yang kuat antara atom yang menyusunkeramik, seperti
silikon dan oksigen dalam silica dan silicates,membuatnya strukturnya sangat
stabil dan biasanya tidak mengalamidegradasi karena pengaruh lingkungan. Ini
berarti bahwa isolator keramiktidak akan rusak oleh pengaruh UV, kelembaban,
aktivitas elektrik, dsb.

7
2. Mempunyai kekuatan mekanik yang baik, merupakan ciri alami bahwa bahan
keramik mempunyai sifat mekanik yang kuat, sehingga pada pemakaian isolator
porselin sebagai terminal kabel, bushing, dan arrester surja tidak memerlukan
material lain untuk meyokongnya.
3. Harganya relatif murah, penyusun porselin seperti clay, feldspar dan quartz
harganya relatif murah dan persediaannya berlimpah.
4. Tahan lama, proses pembuatan porselin yang terdiri dari beberapa proses seperti
pencetakan dan pembakaran dalam mengurangi kadar air menyebabkan porselin
mempunyai sifat awet. Di samping kelebihan-kelebihan di atas, isolator porselin
mempunyai beberapa kekurangan, antara lain:
1. Mudah pecah, dimana isolator porselin rentan pecah pada saat dibawa maupun saat
instalasi. Vandalisme merupakan faktor utama yang yang menyebabkan isolator
pecah.
2. Berat, dimana salah satu sifat dari keramik adalah mempunyai massa yang berat.
Oleh karenanya, pada isolator porselin berukuran besar dan berat biasanya mahal
karena biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman dan instalasi.
3. Berlubang akibat pembuatan kurang sempurna, berdasarkan pengalaman
isolatorporselin yang berlubang dapat meyebabkan terjadinya tembus internal
(internal dielectric breakdown).
4. Bentuk geometri kompleks, porselin mempunyai relatif mempunyai karakteristik
jarak rayap yang kecil, oleh karenanya untuk memperpanjang jarak rayap tidak
dilakukan dengan memperbesar diameter atau memperpanjang isolator melainkan
mendesain isolator dengan membuat shed-shed. Hal ini membuat bentuknya
menjadi kompleks.
5. Mudah terpolusi, permukaan porselin bersifat hidrophilik, yang berarti bahwa
permukaan porselin mudah untuk menangkap air, sehingga pada kondisi
lingkungan yang berpolusi mudah untuk terbentuk lapisan konduktif di
permukaannya. Hal ini yang dapat menyebabkan kegagalan isolasi yaitu flashover

8
Gambar 2.3, Isolator porselin

2.4. Bahan Polimer (Composite)


Erijauhari dalam http://erijauhari.multiply.com/journal diakses pada 08 Maret 2008
menyatakan bahwa bahan polimer telah dipakai selama kurang lebih 50 tahun dan
mengalami perkembangan pesat dibanding bahan lainnya. Menurut R. Hacham, pada
tahun 1940 telah dipakai bisphenol epoxy resin untuk isolator dalam, cycloaliphatic
epoxy untuk isolator luar (1950). Selanjutnya terjadi perkembangan pesar dalam
pemakaian polimer untuk bahan isolator dan dibuat untuk skala komersial. Ethylene
Propylene Rubber (EPR) dibuat oleh Ceraver, Francis (1975), Ohio Brass, USA
(1976), Sedivar, USA (1977), dan Lapp, USA (1980). Silicone Rubber (SIR) dibuat
oleh Rosenthal, Jerman (1976) dan Reliable, USA (1983), serta penggunaan
cycloaliphatic epoxy pada jaringan transmisi diUnited Kingdom (1977). Isolator
komposit (composite insulator) telah digunakan di beberapa negara lebih dari tiga
dekade sebagai alternatif pengganti isolator porselin dan gelas. Isolator komposit
menunjukkan performansi yang bagus pada beberapa kondisi, terutama untuk daerah
berpolusi.
Adapun beberapa kelebihan yang dimiliki oleh bahan isolator polimer,
antara lain:

9
1. Ringan, kepadatan material polimaer lebih rendah dibandingkan keranik maupun
gelas, hal ini menyebabkan isolator polimer ringan, sehingga mudah dalam
penanganan maupun instalasi.
2. Bentuk geometri sederhana, karena mempunyai karakteristik jarak rayap yang
relatif besar menyebabkan desain isolator polimer sederhana.
3. Tahan terhadap polusi, karena bahan polimer mempunyai sifat hidrophobik
(menolak air) yang baik. Sehingga air atau kotoran lainnya akan sukar menempel
pada permukaannya meskipun dioperasikan pada kondisi lingkungan yang
berpolusi maka isolator polimer mempunyai ketahanan tegangan lewat-denyar
yang baik.
4. Waktu pembuatan lebih singkat dibandingkan dengan isolator porselin, namun
tidak mengurangi performansinya.
5. Tidak terdapat lubang karena pembuatan, karena sifat polimer yang berbeda
dengan porselin dalam hal pembuatannya. Sehingga memungkinkan tidak
terjadinya tembus internal.
Di samping kelebihan-kelebihan di atas, isolator polimer memiliki beberapa
kekurangan antara lain:
1. Penuaan/degradasi pada permukaannya (surface ageing), stress yang disebabkan
antara lain karena korona, radiasi UV atau zat kimia dapatmenyebabkan reaksi
kimia pada permukaan polimer. Sehingga dapat hidrofobiknya,
2. Mahal, bahan penyusun polimer lebih mahal dibandingkan dengan porselin
maupun gelas.
3. Kekuatan mekaniknya kecil, isolasi polimer biasanya tidak mampu untuk
menyokong dirinya sendiri. Oleh karenanya dalam instalasi dibutuhkan peralatan
lain seperti jacket (oversheath) sebagai penyokongnya.
4. Kompabilitas material, produk polimer menpunyai interface lebih dari satu sumbu
bergantung pada fungsi dan desainnya. Apabila terdapat banyak interface
menyebabkan pengaruh penting pada perekatnya. Oleh karenya harus diketahui

10
dengan jelas sebelum menggunakan isolator polimer, sebab dapat menimbulkan
korosi atau retakan apabila formulasinya tidak sesuai.

11
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan

Adapun beberapa simpulan dari makalah yang penulis buat inidiantaranya :

- Kaca dan porselin adalah tergolong bahan mineral yang penggunaannya tidak pada
bentuk atau keadaan alaminya tetapi harusn diproses terlebih dahulu dengan
pemanasan (pembakaran), pengerasan dan pelumeran.
- Bahan Polimer mempunyai karakteristik jarak rayap yang relatif besar yang
menyebabkan desain isolator polimer sederhana, namun bahan penyusun dari
polimer lebih mahal dibandingkan dengan porselin maupun gelas.

3.2. Saran dan Harapan

Adapun saran yang penyusun dapat berikan bagi seluruh pembaca makalah ini
yaitu agar kita semua selalu mencari informasi-informasi terkini yang berkaitan
dengan kelistrikan karena listrik merupakan jantung dari kecerdasan umat manusia.
Karena dengan listrik kita dapat membuat, mencari apa saja.

Harapan terbesar penyusun agar makalah ini dapat berguna bagi kita semuanya.
Akhir kata penyusun “Tak ada gading yang tak retak” . Kritik dan saran yang sifatnya
membangun akan penyusun tampung demi sempurnanya
makalah ini.

12
Daftar Pustaka

- Erijauhari dalam web http://erijauhari.multiply.com/journal diakses pada


08 Maret 2008
- Muhaimin, 1993, Bahan – Bahan Listrik Untuk Politeknik, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
- Tanjung, 2004, Materi Kuliah Jaringan Distribusi Undiksha.

13

Anda mungkin juga menyukai