Anda di halaman 1dari 2

PLTA Batang Agam merupakan salah satu dari PLTA yang “cukup” besar di Sumatera Barat disamping

PLTA Maninjau. PLTA ini terletak di daerah payakumbuh (klo ga slh). PLTA ini memanfaatkan air dari
sungai batang agam. Ke “penampung” raksasa berupa danau buatan. Output dayanya boleh dibilang
lumayan, karena danaunya terlihat cukup luas. Apalagi mendengar informasi bahwa output dari
PLTA ini digunakan untuk menyuplai listrik di propinsi Riau. Kalau mendengar bahwa Riau adalah
salah satu daerah penghasil minyak terbesar di Indonesia, sekarang kita boleh bertanya darimana
asal daerah yang berperan menerangi Riau yang tentunya butuh energy listrik yang besar (karena
industri dan jml populasinya) tersebut?? Jawabannya sesuai dengan judul diatas, PLTA Batang Agam
ini adalah salah satu sumber pemasoknya (*agak sotoy :D). Tentu tidak seluruhnya, walau sebagian,
pastinya PLTA Batang Agam ini adalah salah satu pemasok tenaga listrik yg besar di Riau karena
konsentrasinya memang utk kesana (kata petugasnya lhoo…), karena kota Bukittinggi dan Padang di
supplay bukan dari PLTA ini, tetapi dari PLTA Maninjau (sotoy lagi..hha..).

Seperti yang telah dibahas diatas, PLTA Batang Agam menggunakan sungai batang agam sebagai
sumber pembangkit tenaga. sungai ini tidak langsung menuju danau, melainkan digunakan suatu
teknik yang berupa pengalihan air sungai yang cukup deras tersebut. Hal ini tentunya tidaklah
mudah dan pasti menggunakan engineer-engineer yang ahli dalam bidang mekanika fluida.
Mengapa?? Jawabannya cukup banyak, tetapi diantaranya adalah,

1. karena aliran sungai yang dialihkan harus diatur debitnya agar tidak lebih atau kurang sesuai
dengan kebutuhan PLTA dan kapasitas danau

2. penyesuaian ketinggian sungai dengan lokasi danau penampungan (dengan menerjunkan air yang
terlihat di gambar)

3. filterisasi/penyaringan jika ada barang-barang ataupun sampah yang tidak diinginkan masuk ke
danau atau bahkan lebih ekstrimnya jika malahan ada binatang buas yang masuk,,, hal ini dapat
mengurangi kenyamanan keselamatan pengunjung

4. adanya control/pengaturan jika akan ada penyusutan ataupun luapan pada danau penampung
(jadi di setiap saat kapasitas air di danau harus stabil) hal ini mungkin dapat dengan perhitungan
bahwa di setiap saat, debit yang masuk danau harus sama dengan debit yang keluar, dan masih
banyak hal lain yang harus diperhitungkan seperti perhitungan potensi energi yg dapat dibangkitkan

gambar pengalokasian air dan penyaringannya dapat terlihat dibawah ini

filter:

Selanjutnya bagai mana mengalirkan air dari danau penampung untuk memutar kincir,
menggerakkan turbin hingga menghasilkan daya listrik? Dapat terlihat pada gambar berikutnya
bahwa terdapat bangunan lorong air yang digunakan untuk mengalirkan air ke kincir raksasa melalui
terowongan besar bawah tanah. Selanjutnya dimanakah kincir tersebut berada? Saya belum sempat
kesana, tapi kata petugas setempat kincir terletak di balik bukit sekitar 2 km lagi yang terlihat pada
gambar. Memang untuk hal yang satu itu keselamatanlah yang diutamakan, dengan berada pada
jarak 2 km dari lokasi danau dan terletak di kaki bukit yang tentunya jauh dari jangkauan orang,
keamanan akan terjaga dan memang kincir-kincir itu bukanlah objek wisata. Gambar lorong air
bawah tanah dan bukit tempat letaknya kincir dapat terlihat berikut,Dapat terlihat pada gambar
diatas bahwa PLTA Batang Aga mini tidak hanya menghasilkan energy listrik yang berguna saja,
tetapi juga menampilkan pemandangan indah berupa danau, taman yang luas, dan perbukitan di
daerah sekitar asri. Dikawasan Danau ini juga tersedia lahan mini untuk bermain golf untuk
pengunjung yang hobi dengan olahraga tersebut, karena taman di pinggiran danau ini sangat luas,
pemandangan indah, udara sejuk, dan memang terawat pula.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PLTA

Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat dirangkum secara
garis besar sebagai berikut :

1. Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban. Sehingga
pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai pembangkit listrik tipe peak untuk
kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan.
2. Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan pembangkit energi
terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai dengan baik oleh Indonesia.
3. PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.
4. Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk kegiatan lain,
seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.
5. Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi lingkungan.

Selain keunggulan yang telah disebutkan diatas, ada juga dampak negatif dari pembangunan PLTA
pada lingkungan, yaitu mengganggu keseimbangan ekosistem sungai/danau akibat dibangunnya
bendungan, pembangunan bendungannya juga memakan biaya dan waktu yang lama. Disamping
itu, terkadang kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan resiko kecelakaan dan kerugian
yang sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai