Oleh :
Kelompok III
PENDAHULUAN
2.1 Keramik
2.1.1 Pengertian dan Sejarah Keramik
Ada tiga jenis lempung atau tanah liat utama yang dibedakan oleh
warna, ukuran partikel, sifat keliatan dan komposisi kimianya yaitu
Tanah liat kaolin berwarna putih, berukuran partikel sederhana,
kurang keliatannya/sifat plastis. Dan mengandungi komposisi besi
yang kurang dari 1%.
Tanah liat bola (ball clay) berwarna hitam atau kelabu, berukuran
partikel halus, keliatan yang tinggi, dan kandungan besi oksida
diantara 0 2 %.
Tanah liat api (fire clay) berwarna kemerahan, berukuran partikel
antara sederhana dan besar dan komposisi besi oksida yang tinggi.
a. Body Preparation
Body Preparation adalah proses paling awal dari proses
pembuatan keramik. Dalam proses ini terjadi beberapa proses lagi yang
mengolah bahan baku mentah menjadi powder yang merupakan bahan
baku dari keramik. Bahan baku mentah disini berupa beberapa material
yang kemudian diolah menjadi adonan seperti bubur yang disebut
sebagai slip.
Pada tahap ini setiap material bahan baku akan diproses untuk
mendapatkan material campuran yang siap dicetak. Proses utamanya
adalah mengolah bahan baku (raw material) menjadi powder. Pada unit
Body preparation terdapat dua inti proses yaitu size reduction dan
powder preparation. Proses reduksi ukuran/ kominusi berlangsung
dalam unit grinding dan unit milling, sementara pembentukan powder
berlangsung dalam spray drier.
1. Turbo Blunger
Turbo Blunger adalah suatu mesin untuk mencampurkan
material plastis (Clay) dengan bahan baku pembantunya adalah
Water Glass dan air. Water Glass berfungsi untuk mengencerkan
clay. Pada mesin ini material diaduk dan dicampur rata selama 2
jam. Water Glass yang digunakan hanya sekitar 2,23% dari total
volume 14-20 gram/liter. Hasil dari campuran ini adalah berupa
suatu adonan yang disebut clay slip dengan kandungan air + 35%.
Clay slip ini disaring terlebih dahulu, dengan saringan MESH 16,
sebelum ditampung di Clay Slip Tank yang ada dibawah tanah
(kapasitas 18.000 liter). Setelah ditampung di Clay Slip Tank, Clay
Slip ini dialirkan melalui pipa dibantu oleh pompa wellden menuju
Miling Time Continous, untuk diolah lagi dan menjadi homogen
bersama dengan hard material yang sudah dihaluskan.
3. Spray Drier
Spray Drier adalah alat yang digunakan untuk mengubah
body slip menjadi powder dengan menggunakan proses pengeringan
dan pemanasan. Body slip yang telah masuk di spray drier
disemprotkan oleh nozzle yang ada di dalam spray drier dengan
tekanan 20 30 Bar. Body slip tadi kemudian dikeringkan dengan
suhu 400 600oC dan dengan panas yang merata. Udara panas yang
dihasilkan spray drier adalah 120oC dan dibuang ke atas melalui
sebuah cerobong. Setelah keluar dari spray drier maka body slip
tersebut akan berupa powder. Powder yang dihasilkan ada dua
macam yaitu powder satuan besar dan powder satuan kecil. Sebelum
sampai ke konveyor belt, keduanya telah tercampur. Powder tersebut
akan disaring sebanyak tiga kali melalui konveyor belt lalu
ditampung di silo dan siap untuk proses selanjutnya yaitu proses
Pressing. Silo yang ada di Body Preparation ini untuk silo
powdernya ada 10 buah. Stok maksimum dalam 1 silo adalah
190.000 m2.
Berikut adalah diagram alir proses yang terjadi di body
preparation area :
Body Base
1. Penimbangan
2. Proses unloading
3. Proses milling
4. Pemeriksaan rheology
5. Proses unloading ke Homogenous Tank
Penambahan warna
Proses Penyaringan 1. Pencampuran
2. Homogenisasi
1. Besi
3. Penyaringan 100 mesh
2. 100 mesh
Proses Transfer
1. Penyaringan
2. Transfer ke Tansfer Tank
Pengeringan
1. Pemeriksaan kadar air
2. Granulasi
Transfer Ke Silo
1. Silo colour
2. Silo base
Selesai
Jika disederhanakan, digram alir prosesnya adalah sebagai berikut:
Penimbangan
(Weighting / Batcing Plan)
Penggilingan
(Milling)
Penyaringan
(Filtration)
Pengeringan
(Drying)
b. Penimbangan.
Pada proses ini dilakukan penimbangan seluruh material
pembentuk badan (body/base) granite tile dalam alat yang disebut
Batching Plan. Material yang ditimbang memiliki perbandingan
komposisi tertentu sesuai dengan jenis base yang akan dibuat.
Perbedaan komposisi pada bahan-bahan / material tersebut akan
mempengaruhi karakteristik setiap base. Material ditimbang sebagai
material basah dengan kadar air tertentu. Berat basah diperoleh melaui
perhitungan menggunakan rumus :
100 %
Berat basah (BB) = (100)% ()
Keterangan :
Berat kering (BK) = Berat meterial solid kering yang dibutuhkan
Berat basah (BB) = Berat aktual penimbangan material solid
Moisture Content (MC) = Kadar air dalam material solid basah
d. Homogenasi
Dalam Homogenuos Tank terjadi proses homogenasi antara slip
base dan slip colour selama 5-8 jam. Lamanya waktu pengadukan
dalam tangki bergantung pada jenis warna yang akan dibentuk. Untuk
warna-warna base gelap diperlukan waktu pengadukan yang lebih lama
dibandingkan dengan base dengan warna yang lebih terang.
e. Penyaringan
Setelah slip tercampur dengan baik kemudian slip dialirkan menuju
saringan magnet dan saringan dengan ukuran 100 mesh. Saringan
magnet (magnet filter) digunakan untuk menangkap kandungan besi
yang terdapat dalam slip. Besi ini harus dihilangkan atau dikurangi
hingga kadarnya sesedikit mungkin dalam slip, tidak ada ukuran baku
jumlah besi yang harus dikurangi. Besi yang terkandung dalam slip
akan menurunkan kualitas granite tile yang dihasilkan. Besi memiliki
titik leleh (1538 oC) sehingga akan meleleh pada suhu pembakaran
1200oC dalam Kiln. Lelehan besi ini akan berwarna hitam dan merusak
motif serta dapat menimbulkan lubang pada granite tile yang keluar
dari Kiln. Penyaringan besi hanya dilakukan pada slip base yang
berwarna gelap (black slip), sedangkan untuk slip base warna terang
seperti putih dan abu-abu biasanya tidak dilakukan penyaringan besi.
Penyaringan yang selalu dilakukan adalah penyaringan dengan
menggunakan penyaring ukuran 100 mesh, berfungsi untuk menahan
sampah dan kerikil yang terbawa dalam aliran slip.
Slip hasil penyaringan ditampung dalam Tranfer Tank. Suhu slip
yang masuk ke dalam Tranfer Tank berkisar antara 60-80oC. Kemudian
slip dipompakan ke dalam Spray Dryer menggunakan pompa hidrolik.
Sebelum masuk ke dalam pompa, suhu slip diturunkan dengan air pada
sistem Single Tube Heat Exchanger hingga mencapai suhu 40-60oC.
Suhu slip yang terlalu tinggi akan mudah merusak komponen pada
pompa terutama shield pompa.
f. Pengeringan
Pengeringan bertujuan mengurangi kandungan air pada material
solid. Proses pengeringan dilakukan dengan menggunakan Spray Drier.
Karena material yang dihasilkan dari proses ini berupa butiran maka
proses pengeringan ini dapat disebut juga dengan proses granulasi.
Slip dengan suhu 40-60oC disemprotkan dengan menggunakan 12
buah nozzle yang terbagi ke dalam 4 lances dengan masing-masing
lences terdiri dari 3 nozzle pada tekanan 20-25 bar. Kadar air slip
optimal saat memasuki spray drier adalah 52%. Jika slip terlalu encer,
maka dibutuhkan energi lebih banyak untuk menguapakan kandungan
airnya. Sedangkan jika kandungan airnya terlalu rendah maka akan
menghambat kerja pompa dan menyebabkan penyumbatan. Terdapat
dua jenis spray drier berdasarkan bahan bakar yang digunakan untuk
menghasilkan udara panas, yaitu :
AS 9001 dan AS 9003. Menggunakan gas metan untuk
menghasilkan udara panas. Suhu udara panas / flue gas masuk
kedalam spray drier adalah sebesar 390oC, sedangkan suhu
pembakaran pada furnace juga diset pada suhu 390 oC. Suhu flue
gas tidak akan turun terlalu signifikan dalam perjalanan dari
furnace menuju inlet Spray Dryer. Hal ini disebabkan karena
pembakaran menggunakan metan cenderung lebih stabil.
AS 7000. Menggunakan batu bara untuk menghasilkan udara
panas. Batu bara mengalami proses pembakaran didalam furnace.
Flue gas yang dihasilkan dari proses pembakaran ini dimanfaatkan
untuk mengeringkan slip. Berikut adalah data suhu pemanasan
menggunakan batu bara :
Kristal yaitu zat padat yang terdiri dari atom-atom yang teratur dalam pola
periodik pada ruang tiga dimensi. Seluruh pembagian antara kristal dapat
dikategorikan ke dalam tujuh sistem Kristal yaitu ; triclinic, monoklinik,
ortorombic, tetragonal, kubic, trigonal (rombohedral) dan heksagonal.
1
=
(1 + 2)
2 1
= 100%
2 3
() =
a. Solid-state sintering
Proses ini dilakukan pada suhu dibawah temperatur cair, sehingga
transport atom dalam keadaan padat akan mengubah mechanical bonds menjadi
metallurgical bonds.
b. Liquid-state sintering
Proses ini dilakukan pada suhu diatas temperatur cair. Liquid yang
terbentuk akan mengalir ke partikel.
Refractory ingredient
Alumina - dolomit
Olivine - chromite
Zircona - magnesite
Titania - dll
BAB IV
PENUTUP
I. Kesimpulan
a) Bahan baku utama dari pembuatan keramik ini adalah clay (lempung),
pasir kuarsa dan feldsper serta bahan tambahan.
b) Analisis material keramik ini adalah dengan menggunakan metode XRD,
ukuran porositasnya, densitas, dan struktur kristalnya.
c) Proses pembuatan keramik meliputi, penyiapan bahan baku, proses
pembentukan keramik dengan beberapa metode, proses pembakaran, dan
proses penyempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmayadi, Wirman, et al. 2007. Analisis termal dan Studi Transformasi Fase
Sistem Badan Keramik Lempung Batu Kumbung Lombok, Feldsper. Jurusan
Kimia ITS. Surabaya.
Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 7
Ramlan dan Akmal Johan. 2009. Identifikasi Keramik Na- -Al2O3 dengan
Penambahan Variasi Komposisi (0%, 3%, dan 6%) Berat MgO. Jurnal
Penelitian Sains. Volume 12, Nomer 1(B), 12103
Suhanda, et al. 1997. Pemurnian dan Pengaktifan Gipsum Bekas dari Industri
Keramik Dengan Cara Kimia Dan Fisika. Jurnal Keramik & Gelas Indonesia.
http://www.ceramicindustry.com
hotmidam321@gmail.com