Oleh : Kelompok 1
Kelas : 3C
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gelas / kaca adalah suatu bahan anorganik hasil peleburan beberapa bahan dasar yang
kemudian didinginkan sampai fasa padat. Pasir silika merupakan salah satu dari bahan
utamanya. Kaca adalah material padat yang bening dan transparan (tembus pandang),
biasanya rapuh. Penggunaan kaca dapat diaplikasikan di berbagai elemen bangunan, sektor
indutri dan yang paling sederhana dalam bidang rumah tangga. Kaca memiliki berbagai
spesifikasi yang bervariasi sehingga memudahkan pengguna untuk berbagai keperluan.
Dapat mengerti cara meniup , menyambung, menarik, dan menutup lubang gelas.
BAB II
DASAR TEORI
Gelas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer gelas adalah tempat air
minum berbentuk tabung terbuat dari kaca dan menjadi bagian dari kehidupan manusia untuk
menunjang aktivitasnya sehari-hari. Gelas mempunyai sifat yang transparan, dan tahan
terhadap bahan kimia, tetapi memiliki tingkat kerapuhan yang tinggi. Menurut Ensiklopedia
Indonesia disebutkan bahwa gelas secara umum adalah nama segala jenis bahan yang tembus
cahaya terbentuk dari zat padat, tetapi tidak menghasilkan struktur kristal setelah suhu
mendingin. Secara khusus, gelas adalah senyawa silika dengan sifat bahan yang mempunyai
kandungan soda, batu kapur, potas, pasir, boraks, magnesium, barium sulfat, dan timah hitam.
Baham gelas / kaca banyak digunakan dalam pembuatan alat kimia. Sifat-sifat yang
dimiliki oleh gelas / kaca tentunya menjadi salah satu pertimbangan dalam pembuatan alat-
alat kimia. Adapun sifat – sifat gelas / kaca secara umum adalah sebagai berikut
- Tembus cahaya atau tembus pandang (opaque)
- Kaku (rigid) dan bentuknya tetap.
- Tahan dengan bebrbagai kondisi.
- Memiliki titik didih tinggi sehingga tidak mudah meleleh.
- Mudah dilas / diperbaiki jika retak atau pecah.
- Tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia.
- Dapat didaur ulang.
Adapun sifat kaca yang penting untuk dipahami adalah sifat pada saat kaca berbentuk
fasa cair dan fasa padatnya. Sifat fasa cair dari kaca digunakan dalam proses pengambangan
(floating) dan pembentukan kaca, sedangkan untuk sifat fasa padat dari kaca digunakan di
dalam pemakaiannya (kegunaannya). Beberapa sifat fisik dan kimia yang penting dari kaca
antara lain :
1. Sifat mekanik
Daya tarik (tension strength) adalah sifat mekanik utama dari kaca yang merupakan
tegangan maksimum yang dialami oleh kaca sebelum terpisahnya kaca akibat adanya
tarikan (fracture). Sumber tarikan ini dapat muncul jika kaca mempunyai cacat di
permukaan, sehingga tegangan akan terkonsentrasi pada cacat tersebut. Kekuatan dari
kaca akan bertambah jika cacat di permukaan dapat dihilangkan.
Densitas adalah perbandingan antara massa suatu bahan dibagi dengan volumenya.
Nilai densitas dari kaca adalah sekitar 2,49 g/cm3. Densitas dari kaca akan menurun seiring
dengan kenaikan temperatur. Sedangkan, viskositas merupakansifat kekentalan dari suatu
cairan yang diukur pada rentang temperatur tertentu. Viskositas dari kaca sekitar 4,5 x 107
poise. Harga viskositas dari kaca merupakan fungsi dari suhu dengan kurva eksponensial.
3. Sifat termal
Konduktivitas panas dan panas ekspansi merupakan sifat thermal yang penting dari
kaca. Kedua sifat ini digunakan untuk menghitung besarnya perpindahan panas yang
diterima oleh cairan kaca tersebut. Nilai dari tahanan kaca sekitar 1020 – 1 Ω cm13.
4. Optical properties
• Refractive properties
Kaca mempunyai sifat memantulkan cahaya yang jatuh pada permukaan kaca tersebut.
Sebagian sinar dari kaca yang jatuh itu akan diserap dan sisanya akan diteruskan. Apabila
cahaya dari udara melewati medium padat seperti kaca, maka kecepatan cahaya saat
melewati kaca menurun. Perbandingan antara kecepatan cahaya di udara dengan kecepatan
cahaya yang lewat gelas ini disebut dengan indeks bias. Nilai indeks bias kaca adalah ± 1,52.
• Absorptive properties
Intensitas cahaya yang masuk ke dalam akan berkurang karena
adanya penyerapan sepanjang tebal kaca tersebut. Jika kaca semakin tebal, maka energi
cahaya yang diserap akan semakin banyak sedangkan intensitas cahaya yang masuk melalui
kaca akan semakin rendah.
5. Stabilitas kimia
Stabilitas kimia adalah ketahanan suatu bahan terhadap pengaruh zat kimia. Stabilitas kimia
banyak dipengaruhi oleh bahan – bahan pembentuk kaca.
Peralatan kaca yang sering digunakan di laboratorium memiliki kelebihan dan sifat-
sifat sebagai berikut:
1) Inert / netral, sehingga tidak terpengaruh dan tidak bereaksi dengan zak kimia.
2) Transparan, sehingga mudah diamati terutama untuk reaksi yang memerlukan parameter
warna atau perubahan warna.
3) Tahan panas, sehingga bisa digunakan untuk pemanasan dalam berbagai suhu.
4) Mudah dibersihkan.
Sifatnya :
◘ Mahal harganya
Dibuat dari boron oksida dan silica. Gelas ini digunakan pada peralatan
ilmiah Tahan bahan kimia, low coefisien expansi. Komponen :
B2O3 13 -28 %
Silika 80 -87 %
2.4.9 G Spesial
1. Pengertian Pipet
Pipet adalah salah satu alat laboratorium yang pada umumnya digunakan untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil. Dengan alat ini, meskipun cairan yang diambil
sangat sedikit, ukuran yang didapat sangat akurat. Bentuk dari pipet ini pada umumnya
tabung kecil dan panjang seperti pensil, dengan ujung bawahnya meruncing dan ujung
atasnya tertutupi karet. Karet ini berfungsi untuk menyedot cairan yang akan diambil hingga
masuk ke dalam pipet. Untuk bahannya, ada dua bahan yang biasa digunakan untuk
pembuatan pipet, yaitu kaca dan plastik.
Jika dilihat dari fungsinya, pipet dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut ini
beberapa jenis pipet tersebut:
a. Pipet Tetes
Pipet tetes adalah pipet yang berfungsi untuk mengambil atau memindahkan cairan
dalam ukuran sangat kecil, tetesan demi tetesan. Biasanya, pipet ini terbuat dari kaca atau
plastik dengan ujung bawah runcing dan ujung atas karet menggelembung. Adapun cara
menggunakannya, cukup dengan memencet bagian karetnya sambil memasukkan ujung
runcing pada cairan yang akan diambil. Setelah ada dalam larutan, lepaskan pencetan pada
karet hingga cairan masuk ke dalam pipet. Angkat pipet, kemudian masukkan ujung runcing
pipet ke wadah lain dan pencet karet kembali secara perlahan hingga cairan dalam pipet
keluar sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
b. Pipet Ukur
Pipet ukur mempunyai fungsi yang sama, yaitu memindahkan atau mengambil cairan dari
satu wadah ke wadah lainnya. Hanya saja, biasanya cairan yang diambil berupa zat kimia.
Dalam pengambilan cairan ini, biasanya digunakan alat bantu lain berupa pipet filter. Pada
pipet jenis ini juga terdapat skala untuk mengetahui berapa banyak cairan yang akan diambil.
Menurut ukurannya ini, pipet ini dibedakan menjadi beberapa jenis dengan kode warnanya,
yaitu pipet ukuran 1 ml dengan skala minimal 0.01 ml mempunyai kode warna kuning, pipet
ukuran 2 ml dengan skala minimal 0.02 ml mempunyai kode warna hitam, pipet ukuran 5 ml
dengan skala minimal 0.05 ml mempunyai kode warna merah, kemudian ukuran 10 ml
dengan skala minimal 0.1 ml mempunyai kode warna orange, dan untuk ukuran 25 ml dengan
skala minimal 0.1 ml mempunyai kode warna putih.
c. Pipet Volum
Dilihat dari bentuknya, pipet jenis ini sangat berbeda dengan pipet jenis lainnya.
Sebab, pada bagian tengahnya terdapat gelembung. Keakuratan volumenya pun lebih tinggi
pipet jenis ini. Biasanya, pipet volum digunakan untuk pengambilan cairan bersifat kuantitatif.
d. Pipet Buret
Pipet buret ini pada dasarnya sama saja dengan pipet lainnya, baik bentuk, fungsi, maupun
cara menggunakannya. Hanya saja, pipet ini lebih dikhususkan untuk mengambil cairan hasil
titrasi dengan ukuran tertentu.
e. Mikropipet
1. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) terutama kaca mata pelindung dan sarung tangan
tahan panas.
3. Hati – hati saat menyalakan burner, jangan membukan keran gas bahan bakar
sebelum siap menyalakan api agar gas tidak bocor yang bisa berbahaya saat
menyalakan api.
5. Membersihkan ruang kerja setelah praktikum karena kemungkina ada pecahan gelas
yang dapat menyebabkan luka dan kecelakaan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Bilqish Erawan (NIM 171411071)
Pada praktitkum kali ini, kami mempelajari bagaimana cara untuk memeotong gelas
dan membentuk gelas menjadi peralatan laboratorium, salah satunya pipet. Hal pertama yang
harus diperhatikan pada praktikum gelas ini adalah kelengkapan APD yang digunakan oleh
praktikan, yaitu baju kerja, safety shoes, helm, dan kacamata las.
Sesuai dengan sifatnya, gelas dapat dibentuk sesuai keinginan dengan memanfaatkan
temperatur tinggi akibat proses pemanasan yang dihasilkan dari burner. Alat yang akan
dibuat pada praktikum kali ini adalah pipet tetes. Sebelum dilakukan pembentukan, terlebih
dahulu bahan berupa gelas dengan bentuk pipa tabung dipotong dengan panjang tertentu.
Proses pemotongan ini dilakukan dengan terlebih dahulu membuat goresan sepanjang ¼ inch
pada gelas yang akan dipotong dengan menggunakan pisau tungsten karbida. Goresan yang
dibuat diusahakan tidak terlalu panjang, karena akan membuat gelas yang dihasilkan terdapat
banyak goresan (tidak mulus). Setelah digores, gelas yang akan dibentuk tersebut kemudian
dipatahkan dengan ditekan menggunakan kedua ibu jari. Proses pematahan yang benar sesuai
prosedur adalah dengan menempatkan gelas yang akan dipatahkan secara horizontal dengan
kedua ibu jari saling berhadapan tetapi pada sisi-sisi yang berlawanan dari potongan. Gelas
kemudian ditekan dengan ibu jari secara serentak. Pemotongan yang miring akan
mengakibatkan potongan yang tidak teratur, sedang pemotongan yang tegak akan
memberikan potongan yang lurus. Berikut gambaran proses pemotongannya :
Setelah itu, pembuatan pipet tetes. Pertama-tama Kedua ujung pipa atau gelas yang
telah dipotong dipegang dengan kedua tangan sambil diputar-putar dan gelas dipanaskan
dengan api bagian dalam (yang berwarna biru) pada burner sampai merah. Setelah beberapa
saat, bagian tengah dari gelas sudah terasa lunak dan siap untuk dibentuk. Pada saat itu, tarik
gelas secara horizontal sehingga bagian tengah dari gelas akan mengecil. Lalu tunggu
beberapa waktu hingga gelas yang sudah dibentuk dingin. Setelah dingin, maka potong
bagian tengah yang mengecil tersebut dengan pisau tungsten karbida sehingga terbentuk
sebuah pipet tetes. Dari satu pipa tersebut, maka akan terbentuk 2 pipet tetes. Berikut
gambaran prosesnya :
Untuk dapat membentuk gelas sesuai dengan fungsinya, maka gelas yang telah
dipotong akan dibentuk dengan memanfaatkan salah satu sifat dari gelas itu sendiri, yaitu
mudah dibentuk. Proses pembentukan/pembengkokan gelas harus dilakukan dengan cekatan
ketelitian dan berhati hati karena jika tidak maka hasil gelas yang akan dihasilkan akan
berkualitas buruk.
Afifah Fauziah N. (NIM 181411065)
- Baju tertutup
- Sepatu tertutup
- Google
- Sarung tangan
PROSEDUR KERJA
1. Pemotongan Gelas
Alat yang digunakan : Glass Tubing Cutter, pipa kaca/gelas yang akan dipotong
Penggunaan alat di industri ataupun laboratorium yang terbuat dari gelas sering
digunakan dalam berbagai keperluan. Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat,
tidak bereaksi dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi, bisa dibentuk dengan
permukaan yang sangat halus dan kedap air. Sesuai dengan sifatnya, gelas dapat dibentuk
sesuai keinginan dengan memanfaatkan temperatur tinggi akibat proses pemanasan yang
dihasilkan dari burner.
Adapun pada praktikum kali ini dilakukan pemotongan pipa gelas dan pembuatan pipet
tetes. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan praktikum adalah menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD) terutamaa kaca mata pelindung dan sarung tangan tahan panas.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan praktikum adalah mengarahkan
pipa gelas ke bawah pada saat memotong / mematahkan, hati – hati saat menyalakan burner,
tidak bermain – main dengan bahan gelas, dan membersihkan ruang kerja setelah praktikum.
Berikut merupakan tahapan untuk pemotongan pipa gelas dan pipet tetes:
Ukuran diameter pipa gelas yang digunakan disesuaikan dengan ukuran pipet tetes
yang diinginkan. Pada praktikum ini yang digunakan untuk membuat pipet tetes adalah pipa
gelas dengan diameter ± 3 mm. Pastikan burner sudah tersambung pada gas LPG sebagai
bahan bakar untuk melakukan pembakaran / pemanasan.
2. Memanaskan bagian tengah pipa
Pemanasan pipa dilakukan pada bagian tengah sambil diputar hingga bagian tengah
lunak. Adapun bagian api burner yang digunakan adalah api yang ada pada lapisan dalam
(blue inert), karena suhu yang lebih tinggi sehingga pelunakan gelas bisa terjadi optimal.
Bagian gelas yang sudah lunak segera jauhkan dari api pembakaran agar gelas yang
dipanaskan tidak mencair karena terlalu lama pemanasan.
Setelah bagin tengan membentuk ukuran diameter yang lebih kecil lakukan
pemanasan kembali pada api burber bagian luar dengan tujuan utuk merapikan dan
menguatkan bentuk pipet tetes yang dibuat.
Diamkan selama beberapa saat hingga bagian yang telah dipanaskan sebelumnya
mengeras kembali sehingga bentuknya kokoh.
Praktikum kali ini dilakukan secara online, yang mana kami melakukan
pengamatan berdasarkan penjelasan online dari dosen pembimbing. Gelas
merupakan benda yang sering digunakan pada kehidupan sehari-hari yang
mempunyai komponen penyusun utama berupa SiO2, fledspar, borax, dll. Gelas
akan melebur pada suhu 2000oC sehingga gelas dapat dibentuk ke dalam bentuk
yang diinginkan. Kali ini kami melakukan pengamatan mengenai cara memotong
pipa gelas, membuat pipa bengkok, dan cara meniup, menyambung, menarik, dan
menutup lubang berdasarkan video yang telah diberikan oleh pembimbing.
Pada saat melakukan percobaan, hal utama yang harus diperhatikan yaitu
penggunaan alat pelindung seperti kaca mata pelindung dan sarung tangan untuk
melindungi mata dan kulit dari percikan api atau pecahan gelas sehingga dapat
terhindar dari hal – hal yang tidak diinginkan..
Prosedur Pemotongan Pipa Gelas
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=oE_26YP0IRM
Pada praktikum kali ini dilakukan pemotongan kaca dan pembuatan pipa tetes secara
virtual. Dalam praktikum ini terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan
keselamatan kerja untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Hal-hal yang prelu
diperhatikan diantaranya ialah penggunaan alat pelindung diri terutama kaca mata pelindung
dan sarung tangan tahan panas, mengarahkan pipa gelas ke bawah pada saat mematahkan
pipa gelas, saat menyalakan burner tidak boleh membuka keran gas bahan bakar sebelum siap
menyalakan api, tidak boleh bermain dengan gelas bermain dengan gelas beberapa saat
setelah pembakaran karena suhunya cukup tinggi, dan membersihkan ruang kerja setelah
praktikum karena memungkinkan adanya pecahan gelas yang dapat menimbulkan kecelakaan.
Selanjutnya ialah pembuatan pipet tetes. Tahapan pertama yang harus dilakukan ialah
menyiapkan pipa gelas dengan diameter kurang lebih 3mm. Kemudian panaskan bagian
tengah pipa sambil diputar bagian tengah. Setelah itu jauhkan pipa dari burner. Kemudian
tarik kedua ujung pipa gelas sehingga diameter bagian tengah pipa mengecil dan memanjang.
Langkah terakhir ialah memotong bagian tengah pipa gelas yang mengecil menjadi dua pipa.
Pemotongan dilakukan dengan pemotong kaca, ujung gelas dirapikan agar tidak tajam.
BAB V
KESIMPULAN
Pembuatan pipet tetes dilakukan dengan memanaskan pipa gelas pada burner setelah
gelas melunak ujung pipa ditarik hingga terbentuk diameter yang lebih kecil di bagian
tengah pipa, kemudian dipanaskan kembali untuk mengokohkan bentuknya, lalu
didinginkan hingga mengeras dan selanjutnya dilakukan pemotongan bagian tengah
hingga terbentuk hasil akhir dua buah pipet tetes.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. “Glassware: The Protagonist of The Laboratory” 2021 21.19 melalui
www.sciencemuseum.org.uk/objects-and-stories/chemistry/glassware-protagonist-
laboratory [diakses pada 26 Januari 2021]
Appleton, Keith. 2017. How to Cut Glass Tumbang for Model Steam Boiler Water Gauges.
https://youtu.be/JTvohC0xyL0 [diakses pada 27 Januari 2021, pukul 13.23]
Sari, Luvita. 2016. Karakterisasi Sifat Fisik, Sifat Optik dan Sifat Listrik Kaca TZBPN. UNS-
F. MIPA Jur. Sains-M.0212019-2016. Surakarta
Supershow.com, ‘’INDUSTRI GELAS’’, < PPT – INDUSTRI GELAS PowerPoint
presentation | free to download - id: 653715-OWQyM (powershow.com)> [diakses
pada 27 Januari 2021]