Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM TEKNIK PERAWATAN


SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2020/2021

MODUL PRAKTIKUM : Pembuatan Pipa Gelas

DOSEN PEMBIMBING : Roby Sudarman, S.Si., M.T.

TANGGAL PRAKTIKUM : 20 Januari 2021

TANGGAL PENGUMPULAN : 27 Januari 2021

Oleh : Kelompok 1

Bilqish Erawan (171411071)

Afifah Fauziah N. (181411065)

Aida Fitri Aini (181411066)

Aliati Risma Yanti (181411067)

Alya Rahmawati Dewi (181411068)

Kelas : 3C

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Gelas / kaca adalah suatu bahan anorganik hasil peleburan beberapa bahan dasar yang
kemudian didinginkan sampai fasa padat. Pasir silika merupakan salah satu dari bahan
utamanya. Kaca adalah material padat yang bening dan transparan (tembus pandang),
biasanya rapuh. Penggunaan kaca dapat diaplikasikan di berbagai elemen bangunan, sektor
indutri dan yang paling sederhana dalam bidang rumah tangga. Kaca memiliki berbagai
spesifikasi yang bervariasi sehingga memudahkan pengguna untuk berbagai keperluan.

Dalam penerapan laboratorium, kaca digunakan sebagai bahan pembuatan alat-alat


kimia yang menunjang praktikum dan penelitian. Berbagai bentuk dan fungsi alat kimia
ditentukan berdasarkan tujuan pemakaiannya, maka pemotongan, pembengkokan, dan
penyambungan seringkali diperlukan untuk memaksimalkan fungsi alat.

1.2. Tujuan Praktikum

 Dapat mengerti bahwa pipa gelas dapat dipotong.

 Dapat mengerti bahwa pipa gelas dapat dibengkokkan.

 Dapat mengerti cara meniup , menyambung, menarik, dan menutup lubang gelas.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Gelas

Gelas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer gelas adalah tempat air
minum berbentuk tabung terbuat dari kaca dan menjadi bagian dari kehidupan manusia untuk
menunjang aktivitasnya sehari-hari. Gelas mempunyai sifat yang transparan, dan tahan
terhadap bahan kimia, tetapi memiliki tingkat kerapuhan yang tinggi. Menurut Ensiklopedia
Indonesia disebutkan bahwa gelas secara umum adalah nama segala jenis bahan yang tembus
cahaya terbentuk dari zat padat, tetapi tidak menghasilkan struktur kristal setelah suhu
mendingin. Secara khusus, gelas adalah senyawa silika dengan sifat bahan yang mempunyai
kandungan soda, batu kapur, potas, pasir, boraks, magnesium, barium sulfat, dan timah hitam.

Gelas secara kimia adalah gabungan dari oksida-oksidaanorganik yg tidak volatil,


hasil dekomposisialkali dan alkali tanah pasir dan konstituen lain menghasilkan struktur yg
acak atau random. Sedangkan secara fisika gelas merupakan bahan yang kaku dan
mempunyai titik leleh yang tidak tentu. gelas pada fasa cair viskositasnya sangat tinggi.
Penggunaan bahan gelas banyak digunakan untuk pembuatan alat laboratorium seperti pipet
tetes, tabung reaksi, gelas kimia, labu Erlenmeyer, dan sebagainyas.

2.2 Sifat – sifat Gelas

Baham gelas / kaca banyak digunakan dalam pembuatan alat kimia. Sifat-sifat yang
dimiliki oleh gelas / kaca tentunya menjadi salah satu pertimbangan dalam pembuatan alat-
alat kimia. Adapun sifat – sifat gelas / kaca secara umum adalah sebagai berikut
- Tembus cahaya atau tembus pandang (opaque)
- Kaku (rigid) dan bentuknya tetap.
- Tahan dengan bebrbagai kondisi.
- Memiliki titik didih tinggi sehingga tidak mudah meleleh.
- Mudah dilas / diperbaiki jika retak atau pecah.
- Tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia.
- Dapat didaur ulang.

Adapun sifat kaca yang penting untuk dipahami adalah sifat pada saat kaca berbentuk
fasa cair dan fasa padatnya. Sifat fasa cair dari kaca digunakan dalam proses pengambangan
(floating) dan pembentukan kaca, sedangkan untuk sifat fasa padat dari kaca digunakan di
dalam pemakaiannya (kegunaannya). Beberapa sifat fisik dan kimia yang penting dari kaca
antara lain :

1. Sifat mekanik

Daya tarik (tension strength) adalah sifat mekanik utama dari kaca yang merupakan
tegangan maksimum yang dialami oleh kaca sebelum terpisahnya kaca akibat adanya
tarikan (fracture). Sumber tarikan ini dapat muncul jika kaca mempunyai cacat di
permukaan, sehingga tegangan akan terkonsentrasi pada cacat tersebut. Kekuatan dari
kaca akan bertambah jika cacat di permukaan dapat dihilangkan.

2. Densitas dan Viskositas

Densitas adalah perbandingan antara massa suatu bahan dibagi dengan volumenya.
Nilai densitas dari kaca adalah sekitar 2,49 g/cm3. Densitas dari kaca akan menurun seiring
dengan kenaikan temperatur. Sedangkan, viskositas merupakansifat kekentalan dari suatu
cairan yang diukur pada rentang temperatur tertentu. Viskositas dari kaca sekitar 4,5 x 107
poise. Harga viskositas dari kaca merupakan fungsi dari suhu dengan kurva eksponensial.

3. Sifat termal

Konduktivitas panas dan panas ekspansi merupakan sifat thermal yang penting dari
kaca. Kedua sifat ini digunakan untuk menghitung besarnya perpindahan panas yang
diterima oleh cairan kaca tersebut. Nilai dari tahanan kaca sekitar 1020 – 1 Ω cm13.

4. Optical properties

• Refractive properties

Kaca mempunyai sifat memantulkan cahaya yang jatuh pada permukaan kaca tersebut.
Sebagian sinar dari kaca yang jatuh itu akan diserap dan sisanya akan diteruskan. Apabila
cahaya dari udara melewati medium padat seperti kaca, maka kecepatan cahaya saat
melewati kaca menurun. Perbandingan antara kecepatan cahaya di udara dengan kecepatan
cahaya yang lewat gelas ini disebut dengan indeks bias. Nilai indeks bias kaca adalah ± 1,52.

• Absorptive properties
Intensitas cahaya yang masuk ke dalam akan berkurang karena
adanya penyerapan sepanjang tebal kaca tersebut. Jika kaca semakin tebal, maka energi
cahaya yang diserap akan semakin banyak sedangkan intensitas cahaya yang masuk melalui
kaca akan semakin rendah.

5. Stabilitas kimia

Stabilitas kimia adalah ketahanan suatu bahan terhadap pengaruh zat kimia. Stabilitas kimia
banyak dipengaruhi oleh bahan – bahan pembentuk kaca.

2.3 Keunggulan Gelas

Peralatan kaca yang sering digunakan di laboratorium memiliki kelebihan dan sifat-
sifat sebagai berikut:

1) Inert / netral, sehingga tidak terpengaruh dan tidak bereaksi dengan zak kimia.

2) Transparan, sehingga mudah diamati terutama untuk reaksi yang memerlukan parameter
warna atau perubahan warna.

3) Tahan panas, sehingga bisa digunakan untuk pemanasan dalam berbagai suhu.

4) Mudah dibersihkan.

Alat-alat kimia menggunakan beberapa jenis bahan gelas dalam pembuatannya


berdasarkan kebutuhan dan penggunaan alat kimia yang dibuat. Kaca borosilikat, dahulu
dinamakan Pyrex, sering digunakan karena sifatnya yang tahan dengan tegangan termal.
Untuk beberapa aplikasi, kuarsa digunakan oleh karena ia tahan panas dalam temperatur yang
tinggi dan memiliki sifat terawang di beberapa spektrum elektromagnetis. Di beberapa
aplikasi, terutama pada botol penyimpanan, gelas berwarna coklat tua biasanya digunakan
untuk menghindarkan zat yang disimpan dari cahaya luar. Peralatan yang terbuat dari
material lainnya juga digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya asam hidroflorida yang
disimpan dalam polietilena karena asam ini dapat melarutkan kaca.
2.4 Jenis – jenis Gelas

2.4.1 G Silika / Fused silika / Quartz

Dibuat dengan proses pirolisa silikon tetraklorida pada suhu tinggi.


Contoh : Kuvet pada UV-Vis.

Sifatnya :

◘ Tahan suhu tinggi

◘ Tahan bahan kimia …

◘ Karakteristik (daya muai kecil, tranparan, bening)

◘ Mahal harganya

2.4.2 G Alkali Silikat / Fused silika / Quartz


Gelas dalam bentuk larutan di gunakan dalam bentuk larutan, dibuat dari :
Pasir + soda abu ↦ Na2O xSiO2 (dilebur x antara 1 sd 4)
◘ Dikenal sebagai water glass yg merupakan bahan dasar kertas
◘ Bila kadar alkali cukup tinggi bisa dipakai sebagai bahan dasar detergen
2.4.3 Soda Lime glass

Digunakan sebagai kaca jendela dan kontainer. Umumnya berbentuk


lembaran dan harganya murah, sifatnya ulet. Komposisi bahan dasar:
 SiO2 70 – 74 %
 CaO 10 – 13 %
 Na2O 13 – 16 %

2.4.4 G Timbal / Lead glass

Digunakan pada alat optik dan dekorasi. Komponen utama :


◘ PbO (timbal oksida)
◘ Silika
◘ Alkali
• Refraksi indek tinggi 2,2 dg rho 8,0
• Kandungan Pb bervariasi bisa mencapai 90 %
2.4.5 G Borosilikat

Dibuat dari boron oksida dan silica. Gelas ini digunakan pada peralatan
ilmiah Tahan bahan kimia, low coefisien expansi. Komponen :
 B2O3 13 -28 %
 Silika 80 -87 %

2.4.6 G Alumino Silikat

Dipakai pada peralatan yang digunakan pada suhu tinggi. Bahan


Aluminosilikat.

2.4.7 Fiber Glass

Digunakan pada industri tekstil, sebagai bahan penguat. Digunakan juga


pada isolator, air filter, pipa,lem plastik.
2.4.8 G Keramik

Digunakan pada alat memasak dan alat alat pembekuan

2.4.9 G Spesial

Ada beberapa macam ;


a. gelas berwarna
b. safety glass / g keselamatan
c. gelas yg sensitif terhadap sinar

2.5 Alat yang digunakan

1. Pengertian Pipet

Pipet adalah salah satu alat laboratorium yang pada umumnya digunakan untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil. Dengan alat ini, meskipun cairan yang diambil
sangat sedikit, ukuran yang didapat sangat akurat. Bentuk dari pipet ini pada umumnya
tabung kecil dan panjang seperti pensil, dengan ujung bawahnya meruncing dan ujung
atasnya tertutupi karet. Karet ini berfungsi untuk menyedot cairan yang akan diambil hingga
masuk ke dalam pipet. Untuk bahannya, ada dua bahan yang biasa digunakan untuk
pembuatan pipet, yaitu kaca dan plastik.

2. Jenis-Jenis Pipet dan Fungsinya

Jika dilihat dari fungsinya, pipet dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut ini
beberapa jenis pipet tersebut:

a. Pipet Tetes

Pipet tetes adalah pipet yang berfungsi untuk mengambil atau memindahkan cairan
dalam ukuran sangat kecil, tetesan demi tetesan. Biasanya, pipet ini terbuat dari kaca atau
plastik dengan ujung bawah runcing dan ujung atas karet menggelembung. Adapun cara
menggunakannya, cukup dengan memencet bagian karetnya sambil memasukkan ujung
runcing pada cairan yang akan diambil. Setelah ada dalam larutan, lepaskan pencetan pada
karet hingga cairan masuk ke dalam pipet. Angkat pipet, kemudian masukkan ujung runcing
pipet ke wadah lain dan pencet karet kembali secara perlahan hingga cairan dalam pipet
keluar sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

b. Pipet Ukur

Pipet ukur mempunyai fungsi yang sama, yaitu memindahkan atau mengambil cairan dari
satu wadah ke wadah lainnya. Hanya saja, biasanya cairan yang diambil berupa zat kimia.
Dalam pengambilan cairan ini, biasanya digunakan alat bantu lain berupa pipet filter. Pada
pipet jenis ini juga terdapat skala untuk mengetahui berapa banyak cairan yang akan diambil.
Menurut ukurannya ini, pipet ini dibedakan menjadi beberapa jenis dengan kode warnanya,
yaitu pipet ukuran 1 ml dengan skala minimal 0.01 ml mempunyai kode warna kuning, pipet
ukuran 2 ml dengan skala minimal 0.02 ml mempunyai kode warna hitam, pipet ukuran 5 ml
dengan skala minimal 0.05 ml mempunyai kode warna merah, kemudian ukuran 10 ml
dengan skala minimal 0.1 ml mempunyai kode warna orange, dan untuk ukuran 25 ml dengan
skala minimal 0.1 ml mempunyai kode warna putih.

c. Pipet Volum
Dilihat dari bentuknya, pipet jenis ini sangat berbeda dengan pipet jenis lainnya.
Sebab, pada bagian tengahnya terdapat gelembung. Keakuratan volumenya pun lebih tinggi
pipet jenis ini. Biasanya, pipet volum digunakan untuk pengambilan cairan bersifat kuantitatif.

d. Pipet Buret

Pipet buret ini pada dasarnya sama saja dengan pipet lainnya, baik bentuk, fungsi, maupun
cara menggunakannya. Hanya saja, pipet ini lebih dikhususkan untuk mengambil cairan hasil
titrasi dengan ukuran tertentu.

e. Mikropipet

Keistimewaan dari mikropipet ini adalah keakurasiannya meskipun digunakan untuk


memindahkan cairan dalam jumlah sangat sedikit, bahkan hingga di bawah 1 ml sekalipun.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

 Alat yang digunakan

1. Pemotong pipa kaca

2. Pemanas pipa kaca (Burner)

 Bahan yang digunakan

1. Pipa Gelas diameter ± 3 mm

3.2 Tahapan Percobaan

 Tahapan Pemotongan Pipa Kaca


Menyiapkan pipa kaca / gelas yang akan dipotong.

Membuat goresan pada pipa gelas menggunakan pemotong


pipa kaca / gelas sepanjang 1/3 – ½ keliling pipa. Dilakukan
dengan menekan alat pemotong dan memutar gelas.

Lakukan perlahan dan teratur agar goresan tidak miring.

Memegang pipa secara horizontal, dengan goresan di bawah,


ibu jari di kiri dan kanan goresan, emapat jari lain memegang
ujung pipa.

Menekan ibu jari ke bawah, dan jari lain menekan ke atas.


 Tahapan Pembuatan Pipet Tetes

Menyiapkan Pipa Gelas dengan diameter ± 3 mm

Memanaskan bagian tengah pipa sambil diputar hingga


bagian tengah lunak

Menjauhkan pipa gelas dari burner

Menarik kedua ujung pipa gelas hingga diameter bagian


tengah mengecil dan memanjang

Memotong bagian tengah pipa gelas yang telah mengecil


menjadi dua pipet tetea, lalu rapikan ujungnya agar rapi dan
tidak tajam.

3.3 Keselamatan Kerja

1. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) terutama kaca mata pelindung dan sarung tangan
tahan panas.

2. Mengarahkan pipa gelas ke bawah pada saat memotong / mematahkan.

3. Hati – hati saat menyalakan burner, jangan membukan keran gas bahan bakar
sebelum siap menyalakan api agar gas tidak bocor yang bisa berbahaya saat
menyalakan api.

4. Jangan bermain – main dengan gelas terutama beberapa setelah pemanasan /


pembakaran karena masih bersuhu tinggi.

5. Membersihkan ruang kerja setelah praktikum karena kemungkina ada pecahan gelas
yang dapat menyebabkan luka dan kecelakaan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Bilqish Erawan (NIM 171411071)

Pada praktitkum kali ini, kami mempelajari bagaimana cara untuk memeotong gelas
dan membentuk gelas menjadi peralatan laboratorium, salah satunya pipet. Hal pertama yang
harus diperhatikan pada praktikum gelas ini adalah kelengkapan APD yang digunakan oleh
praktikan, yaitu baju kerja, safety shoes, helm, dan kacamata las.

Sesuai dengan sifatnya, gelas dapat dibentuk sesuai keinginan dengan memanfaatkan
temperatur tinggi akibat proses pemanasan yang dihasilkan dari burner. Alat yang akan
dibuat pada praktikum kali ini adalah pipet tetes. Sebelum dilakukan pembentukan, terlebih
dahulu bahan berupa gelas dengan bentuk pipa tabung dipotong dengan panjang tertentu.
Proses pemotongan ini dilakukan dengan terlebih dahulu membuat goresan sepanjang ¼ inch
pada gelas yang akan dipotong dengan menggunakan pisau tungsten karbida. Goresan yang
dibuat diusahakan tidak terlalu panjang, karena akan membuat gelas yang dihasilkan terdapat
banyak goresan (tidak mulus). Setelah digores, gelas yang akan dibentuk tersebut kemudian
dipatahkan dengan ditekan menggunakan kedua ibu jari. Proses pematahan yang benar sesuai
prosedur adalah dengan menempatkan gelas yang akan dipatahkan secara horizontal dengan
kedua ibu jari saling berhadapan tetapi pada sisi-sisi yang berlawanan dari potongan. Gelas
kemudian ditekan dengan ibu jari secara serentak. Pemotongan yang miring akan
mengakibatkan potongan yang tidak teratur, sedang pemotongan yang tegak akan
memberikan potongan yang lurus. Berikut gambaran proses pemotongannya :
Setelah itu, pembuatan pipet tetes. Pertama-tama Kedua ujung pipa atau gelas yang
telah dipotong dipegang dengan kedua tangan sambil diputar-putar dan gelas dipanaskan
dengan api bagian dalam (yang berwarna biru) pada burner sampai merah. Setelah beberapa
saat, bagian tengah dari gelas sudah terasa lunak dan siap untuk dibentuk. Pada saat itu, tarik
gelas secara horizontal sehingga bagian tengah dari gelas akan mengecil. Lalu tunggu
beberapa waktu hingga gelas yang sudah dibentuk dingin. Setelah dingin, maka potong
bagian tengah yang mengecil tersebut dengan pisau tungsten karbida sehingga terbentuk
sebuah pipet tetes. Dari satu pipa tersebut, maka akan terbentuk 2 pipet tetes. Berikut
gambaran prosesnya :

Untuk dapat membentuk gelas sesuai dengan fungsinya, maka gelas yang telah
dipotong akan dibentuk dengan memanfaatkan salah satu sifat dari gelas itu sendiri, yaitu
mudah dibentuk. Proses pembentukan/pembengkokan gelas harus dilakukan dengan cekatan
ketelitian dan berhati hati karena jika tidak maka hasil gelas yang akan dihasilkan akan
berkualitas buruk.
Afifah Fauziah N. (NIM 181411065)

Guna menghindari terkena pecahan kaca, maka APD yang digunakan :

- Baju tertutup
- Sepatu tertutup
- Google
- Sarung tangan
PROSEDUR KERJA

1. Pemotongan Gelas

Alat yang digunakan : Glass Tubing Cutter, pipa kaca/gelas yang akan dipotong

Menyiapkan pipa kaca/gelas


yang akan dipotong dan alat
pemotong glass tubing
cutter.

Mulai membuat goresan


pada pipa gelas dengan
sedikit menekan alat dan
memutar pipa. Lakukan
dengan perlahan agar hasil
yang dihasilkan rapi.
Memegang pipa dengan
posisi horizontal dan
goreasan berada di antara
kedua posisi tangan. Ibu jari
berada di atas, dan keempat
jari lainnya menggenggam
ujung pipa gelas.

Menekan ibu jari dan jari


lainnya menarik ke atas.

Pipa berhasil dipotong.


2. Pembuatan Pipet Gelas

Alat : burner, pipa gelas, pemotong gelas

Menyiapkan pipa gelas dan


mulai menyalakan api di
burner.

Memegang pipa gelas


diantara bagian tengah yang
akan dipanaskan.

Api diatur hingga sedikit


runcing diujungnya untuk
memudahkan saat
pemanasan.
Selanjutnya memanaskan
bagian tengah pipa gelas
menggunakan burner
sambil diputar sampai
bagian tengah yang
dipanaskan melunak.

Saat pipa mulai melunak,


kemudian menarik kedua
ujung pipa gelas sampai
diameter mengecil dan
mengerucut.

Memotong dan merapihkan


bagian ujung pipet gelas
menjadi lebih pendek.
Aida Fitri Aini (NIM 181411066)

Penggunaan alat di industri ataupun laboratorium yang terbuat dari gelas sering
digunakan dalam berbagai keperluan. Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat,
tidak bereaksi dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi, bisa dibentuk dengan
permukaan yang sangat halus dan kedap air. Sesuai dengan sifatnya, gelas dapat dibentuk
sesuai keinginan dengan memanfaatkan temperatur tinggi akibat proses pemanasan yang
dihasilkan dari burner.

Adapun pada praktikum kali ini dilakukan pemotongan pipa gelas dan pembuatan pipet
tetes. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan praktikum adalah menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD) terutamaa kaca mata pelindung dan sarung tangan tahan panas.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan praktikum adalah mengarahkan
pipa gelas ke bawah pada saat memotong / mematahkan, hati – hati saat menyalakan burner,
tidak bermain – main dengan bahan gelas, dan membersihkan ruang kerja setelah praktikum.
Berikut merupakan tahapan untuk pemotongan pipa gelas dan pipet tetes:

 Pemotongan Pipa Kaca

1. Menyiapkan pipa kaca / gelas yang akan dipotong.


Pipa kaca / gelas yang akan dipotong dipersiapkan dahulu serta diberi tanda pada
bagian yang akan dipotong. Alat pemotong juga diperiksa dengan memastikan pegas
berfungsi dan roda pemotong berfungsi atau berputar dengan benar.

2. Membuat goresan pada pipa gelas


Menggunakan alat pemotong pipa yang telash didiapkan sebelumnya, gores pipa
sepanjang 1/3 – ½ keliling pipa. Dilakukan dengan menekan alat pemotong dan
memutar gelas secara perlahan dan teratur agar goresan tidak miring. Penekanan
jangan terlalu keras karena dapat menyebabkan pipa yang akan dipotong pecah.

3. Memegang pipa secara horizontal


Posisi ibu jari tangan yang memegang pipa adalah di bagian kiri dan kanan
goresan menghadap bawah sedangkan posisi empat jari lain memegang pipa di
bagian samping ibu jari menghadap ke atas. Posisi horizontal dimaksudkan agar
tangan bisa memberi dorongan maksimal saat akah mematahkan pipa gelas.

4. Patahkan Pipa Gelas


Mematahkan pipa gelas yang telah diberi goresan menggunakan pemotong pipa
dilakukan dengan cara menekan ibu jari ke bawah, dan jari lain menekan ke atas
hingga pipa gelas terpotong dengan sempurna. Arahkan pipa gelas ke bawah saat
melakukan pemotongan, hal ini dimaksudkan untuk mencegah adanya sepihan kaca
yang terlempar ke bagian wajah sehingga memungkinkan adanya luka atau
kecelakaan.

5. Rapikan Ujung Pipa Gelas


Setelah pipa terpotong rapikan bagian bekas pemotongan pipa gelas. Pastikan
bagian ujung pipa tidak memiliki bagian tajam atau retakan yang dapat melukai atau
membahayakan. Petiksa dan bersihkan pula area bekas pemotongan.

 Pembuatan Pipet Tetes


1. Menyiapkan Pipa Gelas

Ukuran diameter pipa gelas yang digunakan disesuaikan dengan ukuran pipet tetes
yang diinginkan. Pada praktikum ini yang digunakan untuk membuat pipet tetes adalah pipa
gelas dengan diameter ± 3 mm. Pastikan burner sudah tersambung pada gas LPG sebagai
bahan bakar untuk melakukan pembakaran / pemanasan.
2. Memanaskan bagian tengah pipa
Pemanasan pipa dilakukan pada bagian tengah sambil diputar hingga bagian tengah
lunak. Adapun bagian api burner yang digunakan adalah api yang ada pada lapisan dalam
(blue inert), karena suhu yang lebih tinggi sehingga pelunakan gelas bisa terjadi optimal.

3. Menjauhkan pipa gelas dari burner

Bagian gelas yang sudah lunak segera jauhkan dari api pembakaran agar gelas yang
dipanaskan tidak mencair karena terlalu lama pemanasan.

4. Menarik kedua ujung pipa gelas


Setelah diajuhkan dari burner segera lakukan penarikan kedua ujung pipa hingga
diameter bagian tengah mengecil dan memanjang sebelum gelas mengalami pengerasan.
5. Lakukan pemanasan kembali

Setelah bagin tengan membentuk ukuran diameter yang lebih kecil lakukan
pemanasan kembali pada api burber bagian luar dengan tujuan utuk merapikan dan
menguatkan bentuk pipet tetes yang dibuat.

6. Biarkan mengeras kembali

Diamkan selama beberapa saat hingga bagian yang telah dipanaskan sebelumnya
mengeras kembali sehingga bentuknya kokoh.

7. Memotong bagian tengah pipa gelas


Bagian tengah pipa gelas yang telah mengecil dipotong dengan cara memberi goresan
terlebih dahulu menggunakan alat pada bagian yang akan dipotong kemudian, ditekan ke
bawah menggunakan kedua ibu jari tangan hingga pipa terpotong menjadi 2 buah pipet
tetes.

8. Lalu rapikan ujungnya


Setelah dilakukan pemotongan panaskan kembali bagian ujung bekas pemotongan
yang berukuran lebih kecil agar rapi dan tidak tajam agar tidak melukai. pemanasan
dimaksudkan untuk melunakan bagian tajam yang mungkin ada pada bagian bekas
pemotongan.
9. Pembuat pipet tetes selesai
Setelah ujung dirapikan dan dipastikan aman, maka pembuatan pipet tetes telah
selesai dan tinggal menambahkan karet penyedot pada bagian ujung diameter besar.
Aliati Risma Yanti (NIM 181411067)

Praktikum kali ini dilakukan secara online, yang mana kami melakukan
pengamatan berdasarkan penjelasan online dari dosen pembimbing. Gelas
merupakan benda yang sering digunakan pada kehidupan sehari-hari yang
mempunyai komponen penyusun utama berupa SiO2, fledspar, borax, dll. Gelas
akan melebur pada suhu 2000oC sehingga gelas dapat dibentuk ke dalam bentuk
yang diinginkan. Kali ini kami melakukan pengamatan mengenai cara memotong
pipa gelas, membuat pipa bengkok, dan cara meniup, menyambung, menarik, dan
menutup lubang berdasarkan video yang telah diberikan oleh pembimbing.
Pada saat melakukan percobaan, hal utama yang harus diperhatikan yaitu
penggunaan alat pelindung seperti kaca mata pelindung dan sarung tangan untuk
melindungi mata dan kulit dari percikan api atau pecahan gelas sehingga dapat
terhindar dari hal – hal yang tidak diinginkan..
Prosedur Pemotongan Pipa Gelas

Siapkan pipa gelas yang akan


dipotong

Aplikasikan file segitiga tersebut


untuk membuat tanda goresan pada
pipa gelas yang akan dipotong

Berikan tekanan langsung pada pipa


gelas, sehingga akan menghasilkan
goresan sebagai tanda bagian yang
akan dipotong

Tahan pada bagian goresan yang telah


dibuat sebelumnya, letakkan ibu jari
di bagian belakangnya.

Berikan tekanan ringan seperti sedang


mematahkan pensil

Hasil dari pemotongan memiliki


ujung pipa gelas yang sangat tajam

Lakukan pemanasan diatas api untuk


mendapatkan ujung pipa gelas yang
lebih bulat
Letakkan bagian ujung pipa gelas
dengan sudut kemiringan 45° di
bagian terpanas dari nyala api (ujung
kerucut api yang berwarna biru)

Putar - putar bagian pipa sampai


diperoleh ujung pipa gelas yang bulat
dan lembut

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=oE_26YP0IRM

Prosedur Pembengkokan Pipa Gelas 90o

Siapkan pipa gelas yang akan


dibengkokan

Panaskan bagian yang akan


dibengkokan diatas nyala api (di
ujung nyala biru ± 1 in)

Diperlukan waktu beberapa saat


untuk dapat melunakkan pipa gelas
tersebut

Setelah mulai lunak bawa pipa gelas


tersebut ke cetakan agar diperoleh
pembengkokan 90o yang sempurna

Hasil yang diperoleh

Simpan pipa gelas yang telah


dibengkokan diatas kertas/ tissue,
biarkan beberapa menit sampai
dingin.
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=_AkCHj7SHs4

Prosedur Pembuatan Pipet Tetes

Siapkan pipa kaca yang akan dibuat


pipet tetes

Pegang kedua ujung pipa kaca

Letakkan diatas nyala api beberapa


saat dengan gerakan memutar sampai
pipa gelas melunak

Setelah melunak, tarik secara perlahan


dengan arah yang berlawanan
Tarik sampai ketebalan bagian tengah
pipa kaca ± 2mm

Biarkan selama beberapa saat sampai


pipa kaca dingin

Buat goresan di bagian tengah pipa


kaca

Berikan tekanan ringan untuk


mematahkan pipa kaca
Panaskan bagian ujung pipet agar lebih
bulat dan lembut

Hasil akhir dari pembuatan pipet tetes


Alya Rahmawati Dewi (NIM 181411068)

Pada praktikum kali ini dilakukan pemotongan kaca dan pembuatan pipa tetes secara
virtual. Dalam praktikum ini terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan
keselamatan kerja untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Hal-hal yang prelu
diperhatikan diantaranya ialah penggunaan alat pelindung diri terutama kaca mata pelindung
dan sarung tangan tahan panas, mengarahkan pipa gelas ke bawah pada saat mematahkan
pipa gelas, saat menyalakan burner tidak boleh membuka keran gas bahan bakar sebelum siap
menyalakan api, tidak boleh bermain dengan gelas bermain dengan gelas beberapa saat
setelah pembakaran karena suhunya cukup tinggi, dan membersihkan ruang kerja setelah
praktikum karena memungkinkan adanya pecahan gelas yang dapat menimbulkan kecelakaan.

Tahapan-tahapan dalam pemotongan kaca sebagai breikut :

Tahap pertama yang


dilakukan ialah persiapan
alat dan bahan berupa pipa
gelas serta alat pemotong.

Langkah selanjutnya ialah


membuat goresan pada pipa
gelas dengan sedikit
menekan alat dan memutar
pipa. Lakukan dengan
perlahan agar hasil yang
dihasilkan rapi.

Kemudian pegang pipa


dengan secara horizontal,
goreasan berada di antara
kedua posisi tangan, ibu jari
berada di atas, dan keempat
jari lainnya menggenggam
ujung pipa gelas.
Tekan ibu jari dan jari
lainnya menarik ke atas.

Pada akhirnya pipa gelas


terpotong menjadi 2 bagian.

Selanjutnya ialah pembuatan pipet tetes. Tahapan pertama yang harus dilakukan ialah
menyiapkan pipa gelas dengan diameter kurang lebih 3mm. Kemudian panaskan bagian
tengah pipa sambil diputar bagian tengah. Setelah itu jauhkan pipa dari burner. Kemudian
tarik kedua ujung pipa gelas sehingga diameter bagian tengah pipa mengecil dan memanjang.
Langkah terakhir ialah memotong bagian tengah pipa gelas yang mengecil menjadi dua pipa.
Pemotongan dilakukan dengan pemotong kaca, ujung gelas dirapikan agar tidak tajam.
BAB V

KESIMPULAN

 Pemotongan pipa gelas dilakukan dengan membuat goresan terlebih dahulu


menggunakan alat pemotong pipa sepanjang 1/3 – ½ keliling pipa, kemudian pegang
pipa secara horizontal dengan posisi ibu jari tangan yang memegang pipa adalah di
bagian kiri dan kanan goresan menghadap bawah sedangkan posisi empat jari lain
memegang pipa di bagian samping ibu jari menghadap ke atas, kemudian pipa gelas
dipatahkan dengan cara menekan ibu jari ke bawah, dan jari lain menekan ke atas hingga
pipa gelas terpotong dengan sempurna.

 Pembuatan pipet tetes dilakukan dengan memanaskan pipa gelas pada burner setelah
gelas melunak ujung pipa ditarik hingga terbentuk diameter yang lebih kecil di bagian
tengah pipa, kemudian dipanaskan kembali untuk mengokohkan bentuknya, lalu
didinginkan hingga mengeras dan selanjutnya dilakukan pemotongan bagian tengah
hingga terbentuk hasil akhir dua buah pipet tetes.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. How to Make Glass Pippete. https://youtu.be/XJ7c8FRKVPI [diakses pada 27


Januari 2021, pukul 15.11]

Anonim. 2019. “Glassware: The Protagonist of The Laboratory” 2021 21.19 melalui
www.sciencemuseum.org.uk/objects-and-stories/chemistry/glassware-protagonist-
laboratory [diakses pada 26 Januari 2021]

Appleton, Keith. 2017. How to Cut Glass Tumbang for Model Steam Boiler Water Gauges.
https://youtu.be/JTvohC0xyL0 [diakses pada 27 Januari 2021, pukul 13.23]

Budiman, Dedi. 2016. Memotong Pipa Gelas. https://youtu.be/Dymnq-tgKv0 [diakses pada


27 Januari 2021, pukul 13.12]

Refi, Irul. 2019. Cara Membuat Pipet Tetes Kaca.


https://www.youtube.com/watch?v=zPUPNQTBlbs [diakses pada 27 Januari 2021,
pukul 14.04]

Sari, Luvita. 2016. Karakterisasi Sifat Fisik, Sifat Optik dan Sifat Listrik Kaca TZBPN. UNS-
F. MIPA Jur. Sains-M.0212019-2016. Surakarta
Supershow.com, ‘’INDUSTRI GELAS’’, < PPT – INDUSTRI GELAS PowerPoint
presentation | free to download - id: 653715-OWQyM (powershow.com)> [diakses
pada 27 Januari 2021]

University, Amrita. 2017. Basic Laboratory Techniques https://youtu.be/22ZB0ZwvOsQ


[diakses pada 27 Januari 2021, pukul 13.57]

Wardiyah. 2016. Praktikum Kimia Dasar. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan

Wikipedia. 2008. Peralatan Kaca Laboratorium.


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Peralatan_kaca_laboratorium [Diakses pada 26
Januari 2021 pukul 20.13

Anda mungkin juga menyukai