Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PERAWATAN

PIGGING PIPELINE

Dosen Pembimbing: Robby Sudarman, S.Si., M.T.

Disusun oleh:

Kelompok 4

Nindhytia Anandy Berliany 181424018

Nurunnisa Alfi Hidayat 181424019

Obaja Boan Goaro Putra M 181424020

Putri Fakhirah Ramadhani 181424021

Rachmalia Eka Fitriani 181424022

Kelas: 3A TKPB

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.TUJUAN
1. Memahami pembersihan pipa dengan menggunakan metode pigging pipeline
2. Memahami cara kerja pigging pipeline
3. Dapat menggambar instalasi pigging pipeline
4. Memahami perawatan dan perbaikan ringan pigging pipeline
5. Mengetahui kondisi/kinerja dari pipa
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pig dan Pigging


Pigging didefinisikan sebagai tindakan meluncurkan benda yang disebut pig ke
dalam jalur pipa. Sedangkan pig adalah suatu bentuk alat yang dapat diluncurkan
ke dalam pipa dengan mengikuti aliran fluida dalam pipa.
Menurut Cordel dan Panzant (1990) serta Tiratsoo (1992), pada saat ini
ada berbagai macam pig untuk berbagai macam keperluan. Kegunaan pig yang
utama adalah:
1. Memisahkan produk berbeda yang harus mengalir dalam pipa yang sama
2. Membersihkan endapan dan lumpur yang menempel di dinding pipa
3. Mengkalibrasi alat ukur kecepatan fluida
4. Memoleskan inhibitor korosi ke sepanjang sisi dalam jalur pipa
5. Menghilangkan jebakan cairan dalam aliran gas, atau menghilangkan jebakan
gas dalam aliran cairan
6. Inspeksi bagian dalam pipa

2.2 Jenis-jenis pig


Pembagian jenis pig dapat dilakukan dari berbagai dasar tinjauan. Jika ditinjau dari
kondisinya pig dapat dibagi menjadi dua (Godevil, 2008), jenis berupa pig fisik
(physical pig) yang disebut juga sebagai pig konvensional dan pig elektronik
(electronical pig). Pig fisik merupakan pig yang bekerja karena bentuk fisiknya,
sedangkan pig elektronik pada prinsipnya berupa detektor yang dimasukkan ke
dalam jalur pipa untuk mendeteksi korosi serta kerusakan bagian dalam pipa.
Cara pembagian kedua adalah menurut kegunaannya dan hanya berlaku untuk pig
fisik. Seperti diuraikan oleh Cordel dan Panzant (1990) serta Tiratsoo (1992), ada
berbagai jenis pig, namun jika dirangkum sesuai dengan fungsinya jenis pig dapat
dibagi menjadi :
1. Pig pengering (drying pig)
2. Pig pembersih (cleaning pig)
3. Pig penyekat (isolating pig atau batching pig)
Cara pembagian ketiga adalah menurut bentuknya. Sebenarnya cukup sulit
untuk membagi jenis pig dengan cara ini, karena saat ini bentuk pig begitu bervariasi.
Berbagai literatur menyebutkan banyak macam pig, namun demikian berbagai pig
tersebut selalu dapat dibedakan menjadi 4 bentuk dasar, yaitu:
1. Foam pig atau polly pig
2. Bi-directional pig, disingkat menjadi bi-di pig
3. Brush pig
4. Sphere pig, yang biasa hanya disebut sebagai sphere.

Pig untuk pengering terbuat dari bahan yang dapat menyerap cairan. Cairan
yang diserap belum tentu air, tetapi dapat berupa berbagai jenis minyak. Oleh
karena busa yang menjadi bahan pig untuk keperluan pengeringan ini, maka jenis
pig seperti ini disebut foam pig.
Foam pig yang diaplikasikan dalam pipa jarak panjang, harus mempunyai
kemampuan meluncur dengan baik. Untuk itulah pada bentuk foam pig yang
moderen, disekitar busa diberi pembalut yang berupa anyaman poliuretan (poly
urethane) yang bersifat licin dan kekar. Adanya pembalut ini menyebabkan
badan pig tidak cepat rusak. Ujung pig dibuat runcing, agar dapat berbelok dengan
mudah. Contoh foam pig dipresentasikan oleh Pipeline Pigging Products (2004)
seperti yang terlihat pada gambar 2.1(a).
Pig untuk membersihkan bagian dalam pipa dari kotoran yang menempel
berupa sikat yang terbuat dari bahan plastik lentur. Untuk mengarahkan pig agar
mengikuti belokan jalur pipa, maka di kedua ujungnya dipasang mangkuk
terbuat dari bahan polimer yang kuat (Gambar 2.1(b)) Ujung mangkk bagian depan
juga dibuat meruncing, agar pig dapat berjalan mengikuti lekukan pipa. Brosur
yang diterbitkan oleh Pipeline oil and Gas Equipment, Inc. (2010) memberikan
gambaran yang jelas tentang bentuk berbagai jenis pig tersebut.

Gambar 2.1 Bentuk dasar pig


Sumber : Pipeline oil and Gas Equipment, Inc. (2010)
Kotoran yang menempel di bagian dalam pipa sering berupa kerak yang keras. Untuk
menggosok kotoran ini diperlukan bi directional pig atau sering disebut bi-di pig (gambar
2.1(c)). Seringkali juga dalam pipa dijalankan dua atau lebih fluida yang berbeda tetapi
maisng-masing tidak diperbolehkan untuk saling bercampur sehingga harus disekat
dengan baik. Penyekatan dapat dilakukan dengan bi-di pigatau jenis pig lain yang disebut
sphere pig(gambar 2.1(d)).

2.3 Alat Peluncur dan Penerima Pig

Alat peluncur pig dirancang untuk memasukkan pig dengan mudah, maka badan
launcher yang dinasuki pig diperbesar antara 10-15% dari diameter pipa. Badan pig
trap sendiri terdiri dari:

1. Closure, berupa tutup yang menyerupai pintu berbentuk bulat


2. Barrel, adalah bagian pig trap yang membesar untuk menginisiasi peluncuran pig di
pig receiver dan akhir perjalanan pig di pig launcher. Bagian ini dibuat membesar
untuk memudahkan penanganan keluar-masuknya pig. Secara kasar perbesaran
barrel adalah sebagai berikut :
a. Jalur pipa berdiameter kurang dari atau sama dengan 10 inci perbesarannya 2 inci
b. Jalur pipa berdiameter 12 sampai dengan 26 inci perbesarannya 4 inci
c. Jalur pipa berdiameter lebih dari atau sama dengan 28 inci perbesarannya 6 inci
3. Reducer, berupa corong yang menghubungkan bagian dengan diameter sebesar pig
trap dengan bagian yang berdiameter sama dengan pipa utama. Bentuk reducer ada
dua macam, yang pertama berupa concentric reducer, yang kedua berupa acentric
reducer. Pada masa kini bentuk acentric reducer lebih disukai, karena jalannya pig
melalui reducer jenis ini lebih mulus (smooth) dan tidak menemui hambatan berupa
“grenjulan”.
4. Nominal bore section, merupakan bagian setelah reducer dan sebelum pigging valve
yang diameternya sama dengan diameter sistem perpipaan utama.
5. Pigging line, merupakan bagian setelah pigging valve sampai sambungan T-joint.
Ilustrasi bentuk pig trap seperti terlihat dalam Gambar 2.4 yang diambil dari
PPSA (2009) berikut ini.

Gambar 2.2 Pig Launcher (Sumber:PPSA 2009)

Pig launcher dilengkapi dengan berbagai aksesori. Katub yang digunakan untuk
mengatur arah aliran ada 3 buah, yaitu :
1. Pigging valve, terletak antara pig trap dengan jalur pipa utama. Valve ini
dilewati pig saat meluncur, biasa disebut juga sebagai isolation valve
2. Mainline valve, atau biasa juga disebut sebagai bypass atau throttle valve
berfungsi untuk mengalirkan fluida tanpa melalui pig trap. Valve ini pada
hakekatnya merupakan valve yang mengalirkan fluida pada kondisi normal jika tidak
sedang dilakukan proses pigging.
3. Kicker valve, mengalirkan fluida ke arah “belakang” pig pada saat pig berada di pig
launcher serta di bagian “depan” pig pada saat berada di pig receiver.
BAB III

PEMBAHASAN

Oleh: Nindhytia Anandy Berliany(181424018)

a. Sketsa pigging pipeline

1. Closure, berupa tutup yang menyerupai pintu berbentuk bulat


2. Barrel, adalah bagian pig trap yang membesar untuk menginisiasi peluncuran pig
di pig receiver dan akhir perjalanan pig di pig launcher. Bagian ini dibuat
membesar untuk memudahkan penanganan keluar-masuknya pig. Secara kasar
perbesaran barrel adalah sebagai berikut :
a) Jalur pipa berdiameter kurang dari atau sama dengan 10 inci
perbesarannya 2 inci
b) Jalur pipa berdiameter 12 sampai dengan 26 inci perbesarannya 4 inci
c) Jalur pipa berdiameter lebih dari atau sama dengan 28 inci perbesarannya
6 inci
3. Reducer, berupa corong yang menghubungkan bagian dengan diameter sebesar
pig trap dengan bagian yang berdiameter sama dengan pipa utama. Bentuk
reducer ada dua macam, yang pertama berupa concentric reducer, yang kedua
berupa acentric reducer. Pada masa kini bentuk acentric reducer lebih disukai,
karena jalannya pig melalui reducer jenis ini lebih mulus (smooth) dan tidak
menemui hambatan berupa “grenjulan”.
4. Nominal bore section, merupakan bagian setelah reducer dan sebelum pigging
valve yang diameternya sama dengan diameter sistem perpipaan utama.
5. Pigging line, merupakan bagian setelah pigging valve sampai sambungan T-joint.
6. Pigging valve. Terletak antara pig trap dengan jalur pipa utama. Valve ini
dilewati pig saat meluncur, biasa disebut juga sebagai isolation valve.
7. Main valve. Main valve atau biasa disebut dengan pigging valve berfungsi untuk
menutup aliran utama fluida supaya tidak berbalik masuk ke pig launcher Kicker
valve. Mengalirkan fluida ke arah “belakang” pig pada saat pig berada di pig
launcher serta di bagian “depan” pig pada saat berada di pig receiver.
8. Throttle valve.Tugas utamanya adalah membuat bypass agar aliran tidak melalui
pig launcher dengan cara mengatur laju aliran fluida yang akan masuk ke sistem
perpipaan.
9. Drain valve. Drain valve berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang
terkandung dalam pig launcher.
10. PSV (Pressure Safety Valve) dan Venting Valve . PSV berfungsi untuk
melepaskan tekanan berlebih yang ada di pig launcher. Sedangkan venting valve
berfungsi untuk melepas tekanan dalam pig launcher yang dilakukan secara
manual.
b. Cara kerja

Mekanisme kerja pig, menurut Davidson (2002) pig dapat berjalan karena adanya
perbedaan tekanan antara bagian yang telah dijalani dan bagian yang belum dijalani oleh pig.
Jika gaya di belakang pig lebih besar daripada gaya gesek yang arahnya berlawanan, pig akan
bergerak searah dengan gaya yang diaplikasikan. Gaya yang diaplikasikan pada prinsipnya
berupa tekanan oleh propelling medium atau fluida yang menggerakkan pig. Ilustrasi tentang
gaya yang berperan dalam gerakan pig seperti yang dibuat oleh Davidson ditampilkan dalam
dalam di bawah ini.

Gambar 1. Gaya yang Berperan dalam Gerakan Pig


Langkah-langkah pigging adalah sebagai berikut:

1. Tutup pigging/isolation valve, injeksikan inert gas (N2) ke pig launcher

2. Masukkan pig ke dalam launcher

3. Buka kicker line untuk mendorong pig

4. Pig sampai di receiver.


5. Venting dan draining. Remove residual gas dengan inert gas.

6. PIG diambil dari receiver

7. Isolasi receiver dengan inert gas


c. Prosedur perawatan pipa dengan pigging pipeline
Pembersihan pipa dengan menggunakan metode pipeline pigging

Persiapan dan Pengoperasian

Rangkai sistem perpipaan beserta sistem pigging (pigging launcher dan


receiver). Pastikan tidak ada kebocoran pada sistem perpipaan.

Pastikan pada launcher pigging valve, dan kicker valve tertutup sementara
throttle valve terbuka. Sementara pada receiver, pigging valve dan throttle
valve terbuka.

Nyalakan kompressor, atur bukaan valve dari kompressor.

Membuka lubang angin (vent) dan drain valve untuk mengosongkan


launcher dari cairan dan udara tekan yang masih terjebak (tekanan harus
sama dengan tekanan atmosfer).

Apabila tekanan launcher telah sama dengan tekanan atmosfer, buka closure
dan masukkan pig ke dalam launcher tube (tepatnya pada reducer).

Tutup dan kunci kembali closure.

Pada launcher, buka pigging valve, kemudian buka kicker valve, lalu tutup
throttle valve secara bertahap. Catat tempat pig tersendat dengan bukaan
valve dari kompressor.

Jika pig telah meluncur dan sampai pada receiver, pada launcher buka
throttle valve, kemudian tutup kicker valve, lalu tutup pigging valve secara
bertahap.

Buka closure pada receiver untuk mengambil kembali pig, kemudian ulangi
dari langkah ke-2 untuk variasi laju alir.

Apabila telah selesai, matikan bukaan valve dari kompressor dan kembalikan
bukaan valve-valve pada sistem pigging seperti semula.
Mengukur Kecepatan Pig Saat Meluncur

Ukur panjang salah satu segmen pipa lurus dalam sistem perpipaan.

Ulangi kembali langkah-langkah pelaksanaan pigging dengan variasi bukaan


valve dari kompressor lebih tinggi dari sebelumnya. Catat waktu pig meluncur
dari ujung awal hingga ujung akhir pipa lurus yang telah diukur.

Hitung laju alir terhadap bukaan pipa dari kecepatan pig meluncur pada pipa
lurus tersebut.

d. Contoh permasalahan

Dalam industri perminyakan, sistem perpipaan digunakan untuk mengalirkan suatu fluida
dari suatu tempat ke tempat yang lain. Oleh karena itu, untuk memastikan tidak ada kendala
dalam mengalirkan fluida, maka hambatan yang menyebabkan kemacetan tersebut harus
dihindari. Hambatan tersebut dapat berupa slug, wax maupun karat yang terdapat di dalam
pipa. Alat yang digunakan untuk membersihkan bagian dalam pipa biasa disebut sebagai
pipeline inspection gauge (PIG).

Gas bumi atau minyak crude turunan komposisi relatif banyak maka sebagian dari
komposisi tersebut cenderung akan menempel pada dinding pipa bagian dalam seperti pasir,
paraffin, atau cairan akan tercecer dalam gas line sehingga menimbulkan problem dalam pipa
transportasi.

Dalam semua hal yang timbul, kontaminasi yang muncul meningkatkan hambatan
terhadap aliran dan akan menurunkan efisiensi pipa saluran yang efek dari hal tersebut akan
meningkatkan pemeliharaan transmisi line. Tes aliran atau efisiensi dapat dilakukan dari
pompa dan dapat digunakan untuk menentukan apakah line perlu mendapat pigging untuk
membersihkan / mengikis kotoran yang menempel pada dinding pipa bagian dalam.

Pertimbangan operasi terletak pada daerah efisiensi yang optimum dan dapat
diilustrasikan sebagai berikut: Misalnya kenaikan 1% dalam efisiensi natural gas dalam pipa
yang mentransport 100 juta standar ft3 perhari akan dapat meningkatkan laju aliran 1 juta
standar ft3 gas perhari. Untuk kenaikan 3% dari efisiensi pipa saluran minyak yang
mentransport 50.000 barel perhari akan dapat meningkatkan laju aliran 1500 barrel minyak
per hari. Berdasar pada data ini maka sangat

Kegunaan pigging pada saat proses berjalan adalah :

a. Pemisahan produk (dalam satu line terdapat lebih dari satu fluida)
b. Menaikan efisiensi aliran (pembersihan dari kotoran atau endapan yang terdapat
dalam pipeline, misalnya : pasir, wax, slug dll)
c. Memberikan zat anti korosi sepanjang pipe line yang dilalui oleh PIG d. Kalibrasi alat
ukur flow meter.
Pembahasan Oleh: Nurunnisa Alfi Hidayat (181424019)

a. Membuat dan menjelaskan gambar/sketsa instalasi piging pipeline

Melakukan pemasangan pipa alir

Valve2
Tempat
masuknya Valve1
udara tekan
(diatur laju
alirnya) Valve 3

Tempat Meletakkan Pig

Pig Launcer Adalah tempat peluncuran pig, berupa pig barrel. Dilengkapi dengan :

1. Pig signal, yang mendeteksi apakah pig sudah lewat dari barrel
2. Ventilasi yang mengablas tekanan dalam barrel sampai ke harga nol (sebelum pig
masuk kedalam barrel).
3. Blow down (drain line), untuk membuang cairan dari barrel.
4. Manometer (pressure gauge).
5. Clossure, pintu keluar pig dari barrel.
6. By pass line, berfungsi sebagai pemindah aliran dari line utama kedalam barrel.
7. Katup-katup (A, B, C, D, E). (Lihat Gambar di atas)

b. Cara kerja pigging pipeline


Cara kerja alat pipeline pigging adalah dengan menempatkan pig di dalam pipa
launcher kemudian menggunakan kompresor untuk mengalirkan udara bertekanan
sehingga pig dapat bergerak dan membersihkan pipa bagian dalam yang menuju ke
receiver. Jika gaya tekan pada bagian belakang pig lebih besar dari pada tekanan pada
bagian depan pig dan gesekan antara pinggang dan permukaan bagian dalam pipa, maka
pig akan bergerak. Pada pipa lurus, tekanan udara yang relatif kecil akan menyebabkan
pig bergerak, namun akan terhalang saat pipa/elbow. Oleh karena itu, dibutuhkan tekanan
yang relatif besar agar pig dapat bergerak dalam segala kondisi.

Berikut ini 4 jenis pig dan fungsinya, yaitu:


1. Foam pig/polly pig: untuk membersikan bagian dalam pipa yang dialiri fluida cair
seperti minyak.
2. Bi-directional pig: untuk membersihkan bagian dalam pipa dengan kerak yang banyak.
3. Brush pig: untuk membersihkan bagian dalam pipa dengan kerak yang sedikit.
4. Sphere pig: untuk membersihkan bagian dalam pipa yang dialiri fluida gas.

Dasar pertimbangan melaksanakan pigging:


1. Ketebalan pipa
2. Maximum allowable working pressure pipa
3. Diameter pipa
4. Panjang pipa
5. Elbow, yang terpasang pada pipa alir
6. Valve-valve yang terpasang pada pipa alir
c. Prosedur perawatan pipa dengan pigging pipeline
 Alat dan Bahan
1. Pipa 3. Kompressor
2. Pigging 4. Udara tekan

 Persiapan

Melakukan pemeriksaan pada pipa keluaran.

Membuka vane untuk mengatur tekanan dalam pipa

Membuka drain untuk memeriksa bagian pembuangan

Mengatur bukaan valve pada pipa masukan dan keluaran untuk proses isolasi

  Perawatan
Perawatandengan
denganPigging
Pigging
Membuka kran untuk mengatur masukan udara tekan pada pipa

Memasukan pigging ke dalam pipa masukan

Mengubah valve pada proses isolasi dengan menutup valve pada proses isolasi

Pigging melakukan pembersihan di dalam pipa

Mengubah bukaan valve kembali pada proses isolasi

Menutup kran pada udara tekan serta membuka bagian vane dan drain

Membuka bagian valve keluaran pada pipa keluaran untuk mengambil pig
d. Contoh kasus di industri
Kasus:
Suatu pipeline yang panjangnya 1.6 km dengan kriteria ada 25 titik yang
menggunakan elbow 90 LR. Apakah untuk cleaning after assembly kita harus
menggunakan pigging? karena jika mengacu pada piping process ASME B31.3 tidak
disebutkan cleaning menggunakan pigging, tapi diASME 31.4 dan ASME 31.8
disebutkan cleaning menggunakan pigging. Mungkinkah pigging dengan menggunakan
foam pig dengan media air(compressor) akan berlangsung mulus, padahal di line tersebut
ada 25 titik yang menggunakan elbow 90 LR?

Solusi:
 Foam pig biasa dipakai untuk elbow 1.5 D dan untuk multidiameter pipe mengingat
foam bisa mengempis. Agar pembersihannya maksimal disarankan bagian depan pig
diisi air terlebih dahulu dulu (agar benda-benda ringan bisa keluar lebih dahulu) dan
dibelakang pig juga diisi air (agar tendangan dari kompressor bisa efektif).
 Selain dengan pigging, bisa juga dengan cara flushing. Semakin efektif jika flowrate
semakin besar.
Pembahasan Oleh: Obaja Boan Goarro P. M. S. (181424020)

a) Instalasi dan Skema Pigging Pipeline

Gambar 1. P&ID Pigging Pipeline


Peralatan atau instrumen pada pigging pipeline, antara lain :
 Major Barrel
Umumnya ukurannya lebih besar setidaknya satu tingkat diatas pipeline.
 Launcher Barrel
Berukuran sama dengan diameter pipeline.
 Balancing Line
Menghubungkan launcher barrel dan major barrel. Line nya cenderung kecil,
umumnya 1” – 3”. Fungsi utamanya untuk mengatur tekanan fluida agar terjadi
keseimbangan saat barrel terisi dengan pig.
 Kicker Line
Berfungsi sebagai pendorong pig selama proses pigging berlangsung. Pendorong
dapat menggunakan fluidanya sendiri atau fluida lain, misalnya nitrogen ataupun
compressed air.
 Main Isolation Valve
Berfungsi sebagai penutup dan pembuka utama sekaligus untuk mengisolasi aliran
dari pig launcher ke pipeline apabila tidak digunakan. Ukuran dari internal diameter
valve harus sama atau sedikit lebih besar dibandingkan dengan internal diameter
pipa. Oleh karena itu, sangat disarankan memakai valve dengan full bore agar pig
tidak tersangkut di isolation valve saat dijalankan.
 Quick Opening Clossure / Door
Sebagai pintu utama dari pig launcher. Untuk launcher yang digunakan dalam fase
konstruksi, tidak semua dilengkapi dengan QOC, lebih sering memakai blind flange
yang dikencangkan dengan studbolts.
 Pressure Gauge
Disarankan dipasang pada barrel dan pipeline agar diketahui perbedaan tekanan baik
saat proses pigging maupun saat persiapan proses pigging berlangsung.
 Vent dan Drain
Saluran venting dan drain wajib disediakan setidaknya dua buah pada major barrel
dan launcher barrel. Hal ini difungsikan untuk memdahkan pembuangan fluida,
kotoran dan perawatan lainnya.
 PSV
Pig launcher dan receiver termasuk dalam kategori pressure vessel, untuk itu
diwajibkan untuk memasang peralatan safety. PSV dipasang sebagai sarana apabila
terjadi over pressure di barrel dapat dengan cepat dibuang.

Gambar 2. Pig Launcher


b) Cara Kerja Pigging Pipeline
Cara kerja pigging pipeline adalah dengan meletakkan pig xebesar diameter pipa
dalam pipa launcher kemudian diberikan udara tekan dengan menggunakan kompressor
sehingga pigging dapat bergerak dan membersihkan pipa bagian dalam menuju receiver.
Kecepatan udara yang tepat akan membuat jalannya pig dapat bergerak dengan lancar
saat melalui pipa urus dan juga elbow.
c) Perawatan dan Perbaikan Ringan Pigging Pipeline
Perawatan yang dilakukan pada peralatan pig, antara lain :
 Perawatan katup pada launcher dan receiver agar tidak terjadi kebocoran
 Pig yang digunakan tidak rusak
 Pengukuran pada pressure gauge akurat atau sesuai dengan kenyataan
Prosedur Perawatan Pipa dengan Metode Pigging

Valve 2
Valve 1
Untuk mengatur Valve 3
laju alir masuknya
udara tekan

Tempat
meletakkan pig

Gambar 3. Pigging Pipeline

Menutup katup V1 dan V3, serta membuk katup V2

Meletakkan pig pada pig launcher

Memasukkan udara tekan

Membuka katup V1 dan V3, serta menutup katup V2 secara bersamaan


d) Contoh Kasus Pigging Pipeline di Industri
Salah satu masalah yang sering terjadi pada jalur pipa adalah korosi. Korosi dapat
menyebabkan kebocoran fluida dan ledakan akibat kebocoran tersebut.
Lokasi : PERTAMINA GAS di Sumatera Selatan pada jalur pipa berukuran 20”
Perancangan untuk meluncurkan pig didasarkan kepada ASME B31.8. Alat peluncur
pig dirancang untuk memasukkan pig dengan mudah, maka badan launcher yang
dimasuki pig diperbesar antara 10-15% dari diameter pipa. Badan pig trap terdiri dari
closure, berupa tutup yang menyerupai pintu berbentuk bulat, dan barrel berupa bagian
pig trap yang membesar. Bagian ini dibuat membesar untuk memudahkan penanganan
keluar-masuknya pig. Secara kasar, perbesaran barrel adalah sebagai berikut :
1. Jalur pipa berdiameter kurang dari atau sama dengan 10” perbesarannya 2”
2. Jalur pipa berdiameter 12”-26” perbesarannya 4”
3. Jalur pipa berdiameter lebih dari satu sama dengan 28” perbesarannya 6”

Reducer berupa corong yang menghubungkan bagian dengan diameter sebesar pig
trap dengan bagian yang berdiameter sama dengan pipa utama. Bentuk reducer ada dua
macam, yaitu berupa concentric reducer dan acentric reducer. Pada masa kini, acentric
reducer lebih dipilih atau disukasi karena jalannya pig melalui reducer jenis ini lebih
mulus dan tidak menemui hambatan.

Nominal bore section merupakan bagian setelah reducer dan sebelum pigging valve
yang diameternya sama dengan diameter sistem perpipaan utama. Pigging line
merupakan bagian setelah pigging valve sampai sambungan T-joint.

Gambar 4. Pig Launcher Facility


Gambar 5. Pig Receiver Facility

Pemeriksaan 20” jalur pipa adalah bagian dari maintenance yang terdiri dari progresif
cleaning pig dan diikuti oleh smart pigging (MFL pig). Pipa dapat dioperasikan di MAOP
715 psi.
Pembahasan Oleh: Putri Fakhirah Ramadhani (181424021)

 Instalasi Pigging Pipeline

Ilustrasi Bentuk Pig Launcher (PPSA, 2009)

Piging Pipeline di Pilot Plant

Pig launcher dilengkapi dengan berbagai aksesori. Katub yang digunakan untuk
mengatur arah aliran ada 3 buah, yaitu
1. Pigging valve, terletak antara pig trap dengan jalur pipa utama. Valve
ini dilewatipig saat meluncur, biasa disebut juga sebagai isolation valve
2. Mainline valve, atau biasa juga disebut sebagai bypass atau throttle
valve berfungsi untuk mengalirkan fluida tanpa melalui pig trap. Valve
ini pada hakekatnyamerupakan valve yang mengalirkan fluida pada
kondisi normal jika tidak sedangdilakukan proses pigging.
3. Kicker valve, mengalirkan fluida ke arah “belakang” pig pada saat pig berada
di piglauncher serta di bagian “depan” pig pada saat berada di pig
receiver

Fungsi aliran melalui valve ini adalah untuk menendang pig agar mulai berjalan di
piglauncher, serta membuat aliran sementara antara jalur pipa utama dengan jalur
pipa berikutnyadalam pig receiver. Dalam pig receiver, valve yang menempati
posisi ini biasa disebut juga sebagai bypass valve.

 Cara Kerja Pigging Pipeline


Mekanisme kerja pig, menurut Davidson (2002) pig dapat berjalan karena
adanya perbedaan tekanan antara bagian yang telah dijalani dan bagian yang belum
dijalani oleh PIG. Jika gaya di belakang pig lebih besar daripada gaya gesek yang
arahnya berlawanan, pig akan bergerak searah dengan gaya yang diaplikasikan. Gaya
yang diaplikasikan pada prinsipnya berupa tekanan oleh propelling medium atau
fluida yang menggerakkan PIG. Ilustrasi tentang gaya yang berperan dalam gerakan
pig seperti yang dibuat oleh Davidson ditampilkan dalam dalam di bawah ini.

Mekanisme kerja pig launcher adalah dengan meluncurkan suatu benda dalam
pipa untuk membersihkan dan mengeringkan bagian dalam pipa dengan bentuk dan
kecepatan tertentu dari benda tersebut Pigging didefinisikan sebagai tindakan
meluncurkan benda yang disebut pig ke dalam jalur pipa. Sedangkan pig adalah suatu
bentuk alat yang dapat diluncurkan ke dalam pipa dengan mengikuti aliran fluida
dalam pipa. Selain dengan mendorong kotoran dalam pipa, benda yang digunakan
dalam pigging dapat menyerap kotoran tertentu dalam pipa.

 Prosedur Perawatan Pipa dengan Pigging Pipeline


Proses pigging dilakukan dengan cara menutup pipa dengan PIG kemudian
memberikan tekanan biasanya menggunakan air. Jika gaya di belakang PIG lebih
besar daripada gaya gesek yang arahnya berlawanan, PIG akan bergerak searah
dengan gaya yang diaplikasikan maka PIG yang ditekan akan bergerak dari launcher
(posisi awal pipa) hingga mencapai daerah receiver (ujung pipa). Kecepatan tekanan
harus diatur hingga sedemikian rupa agar tidak terjadi kerusakan pada PIG. Setelah
PIG dialirkan dari laucher ke receiver maka fungsi-fungsinya akan langsung terlihat,
mulai dari pembersihan hingga inspeksi pipa.
Langkah-langkah kerja launchin pig adalah
1. Semua Pig dimasukkan kedalam Pig Cassette

2. Pig Cassette dimasukkan kedalam Launcher


3. Fluida diisi sampai memenuhi Launcher. Fluida ini akan menyebabkan
tekanan didalam Launcher meningkat

4. Valve dari Cassette yang berada didalam Launcher dibuka, lalu Pig pertama
akan meluncur keluar

5. Fluida dikurangi untuk mengurangi tekanan didalam Launcher

6. Pig kedua aktif dan siap meluncur setelah sensornya terangsang oleh
kurangnya tekanan didalam Launcher
7. Sementara itu, Pig pertama meluncur menyusuri pipa sampai ke Pig Receiver

8. Pig pertama sampai di Pig Receiver kemudian dikeluarkan

9. Langkah nomor 3 sampai 8 diulang sampai semua Pig dikeluarkan dari Pig
Receiver

Berikut visualisasi proses pigging :


 Kasus Permasalahan di Industri
Analisis Proses Pigging Hidraulik pada Sistem Perpipaan oleh Muhammad Ridwan,
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Gunadarma
a. Pengendapan
Hal-hal yang dapat menyebabkan Pengendapan adalah
 Komposisi kimia pada minyak mentah
 Hydrodinamik di dalam pipa, seperti turbulensi dan kecepatan aliran
 Kondisi Thermodinamik di dalam pipa karena tekanan dan temperatur
dalam pipa
 Kondisi fisik dinding pipa, bahan, atau kekesatan
b. Konsekuensi
Dampak terjadinya pengendapan adalah
 Berkurangnya diameter bagian dalam pipa
 Menambah karat pada pipa dan penyumbatan aliran
 Penurunan nilai efisiensi laju fluida
 Kenaikan biaya operasional
c. Solusi dan Pencegahan dengan PIGGING
Aktivitas pembersihan internal bagian dalam pipa dari kotoran yang dianggap
bisa menghambat laju aliran fluida dan merusak bagian dalam pipa dan untuk
mendeteksi ketebalan dan kebocoran pipa

Hal-hal dasar sebelum proses pigging


 Jenis fluida
 Tekanan fluida
 Jenis kotoran
 Suhu fluida
 Kondisi konstruksi
d. Kendala Pigging Konvensional
 Proses pigging tidak dapat dilakukan satu kali peluncuran
 Sering kali terjadi macet pada saat pengoperasian
 Proses pengoperasian memakan waktu yang lama
 Biaya operasional tinggi
e. HAPP (Hidraucally Activated Power Pipeline)
HAPP (Pigging yang digerakkan oleh tenaga hidraulik) pada umumnya cara
kerjanya sama dengan pigging konvensional, tetapi prinsip kerjanya berbeda,
di mana HAPP menyemburkan cairan dari Head Cleaning.
Komponen HAPP adalah
 Cleaning Head

Menyemburkan cairan dengan tenaga hidraulik


 Seal

Pengatur aliran fluida dalam pipa


 Brake

Mengatur kecepatan laju HAPP

Proses Kerja HAPP


Kotoran terbawa Kotoran terbawa Kotoran terbawa Kotoran terbawa Kotoran terbawa
keluar oleh fluida keluar oleh fluida keluar oleh fluida keluar oleh fluida keluar oleh fluida
akibat tekanan akibat tekanan akibat tekanan akibat tekanan akibat tekanan
hidraulik hidraulik hidraulik hidraulik hidraulik
Pembahasan Oleh: Rachmalia Eka Fitriani (181424022)

 Sketsa pigging pipeline

Pig launcher dengan fasilitas launching pig untuk cleaning, maintenance, dan
inspeksi pipa, kemudian pig diterima di receiver.

Gambaran pig receiver yaitu suatu komponen yang dibutuhkan untuk menerima
dan mengeluarkan pig yang sudah dimasukan kedalam pipa.

 Cara kerja pigging pipeline


Pigging adalah aktifitas pembersihan internal - bagian dalam pipa dari semua
kotoran benda padat atau cair yang dianggap bisa menghambat laju fluida atau
merusak bagian dalam pipa) dengan cara scrap atau swab dengan menggunakan PIG
(Pipeline Inspection Gauges). Pigging dilakukan dengan cara memasukkan pig ke
dalam pipeline dan meluncur bebas melalui bantuan pressure dan arah aliran fluida.
Tujuan utama dari pipeline pigging itu sendiri adalah untuk cleaning dan inspection.
Untuk tahap commissioning, pigging diperlukan untuk:
1. Membuktikan bahwa pipeline tersebut berlubang sesuai dengan spesifikasi design dan
tujuan pembangunan pipeline tersebut.
2. Membersihkan pipeline dari material-material yang tidak diinginkan yang merupakan
sisa fase konstruksi
Untuk tahap operasi, pigging diperlukan untuk:
4. Mereduksi/menghilangkan endapan/akumulasi yang mungkin mempengaruhi proses
produksi
5. Mengecek korosi pada pipa
6. Sebagai salah satu metoda inspeksi untuk mengetahui kualitas pipa tersebut.
Mekanisme kerja pig menurut Davidson (2002) adalah pig dapat berjalan
karena adanya perbedaan tekanan antara bagian yang telah dijalani dan bagian yang
belum dijalani oleh pig. Pipa yang akan dibersihkan harus "piggable" artinya pig
diluncurkan harus ada fasilitas "launcher"(pengirim), pipe lines, fasilitas "receiver"
(penerima), dan safety devices lainnya seperti vent valve, trap kicker valve, pig signal,
reducer dll. Diharapkan pig dapat tanpa hambatan dari launcher menuju receiver.

Jika gaya di belakang pig lebih besar daripada gaya gesek yang arahnya
berlawanan, pig akan bergerak searah dengan gaya yang diaplikasikan. Gaya yang
diaplikasikan pada prinsipnya berupa tekanan oleh propelling medium atau fluida
yang menggerakkan pig. Ilustrasi tentang gaya yang berperan dalam gerakan pig
seperti yang dibuat oleh Davidson ditampilkan dalam dalam di bawah ini.
 Proses perawatan dan pembersihan pipa
Proses pigging dilakukan dengan cara menutup pipa dengan PIG lalu
memberikan tekanan biasanya menggunakan air, PIG yang ditekan akan bergerak dari
launcher (posisi awal pipa) hingga mencapai daerah receiver (ujung pipa). Kecepatan
tekanan harus diatur hingga sedemikian rupa agar tidak terjadi kerusakan pada PIG.
Setelah PIG dialirkan dari laucher ke receiver, maka fungsi-fungsinya akan langsung
terlihat, mulai dari pembersihan hingga inspeksi pipa.
Langkah-langkah pigging adalah sebagai berikut :

Tutup pigging/isolation valve, injeksikan inert gas


(N2) ke pig launcher

Masukkan pig ke dalam launcher

Buka kicker line untuk mendorong pig

Pig sampai di receiver

Venting dan draining. Hilangkan residual gas


dengan inert gas

Pig diambil dari receiver

Isolasi receiver dengan inert gas


 Contoh masalah pigging pipeline di industri
Perawatan Pipa di Anjungan Offshore
Untuk maintenance pipa di Anjungan Offshore ada bermacam-macam cara
untuk eksternal maupun internal dari pipa tersebut. Di dalam instalasi offshore pig ini
sangat penting karena fluida minyak yang disalurkan melalui pipa akan cenderung
mengendap dan menempel pada pipa karena perubahan suhu dan ketinggian. Hal ini
lama kelamaan akan membuat pipa tersebut akan buntu dan tidak dapat dipergunakan
kembali.
Pig yang sering digunakan di lapangan offshore adalah yang digunakan di
gambar berikut. Pig ini diluncurkan setiap minggu, karena minyak yang digunakan
adalah jenis HPPO dan beresiko mengendap di pipa jika terlalu lama di bersihkan.

Pig launcher ini meluncurkan tabung yang bertugas untuk membersihkan


bagian dalam pipa. Umumnya pipa-pipa tersebut akan memiliki debris yang
dihasilkan dari fluida yang di-drilling dari site. Untuk meluncurkan pig dari pig
launcher perlu dilakukan mekanisme kerja mulai dari peluncuran hingga pig
dikeluarkan kembali setelah selesai membersihkan.
Pipa bawah laut umumnya mengalirkan fluida dengan tekanan tinggi yang
mudah merusak pipa. Maka dari itu pig dikembangan agar mampu untuk mendeteksi
cacat/defect pada pipa. Pig dilengkapi dengan berbagai sensor untuk melakukan
inspeksi NDT yang diinginkan,seperti Magnetic Flux Leakage (MFL) dan Ultrasonic
Technique (UT). MFL merupakan teknik pengecekan metal loss pada pipa dengan
menggunakan prinsip medan magnet. Bila terekam adanya gangguan pada medan
magnet, berarti ada metal loss di titik tersebut pada pipa.
Pig yang sering dipakai untuk perawatan adalah pig biasa dengan rubber. Hal
ini bertujuan membersihkan dan mendorong fluida yang yang tertinggal didalam pipa,
apalagi minyak yang dialirkan adalah minyak HPPO (High Pour Point Oil) yang
dengan mudah membeku di temperature rendah. Sehingga pipa akan mengalami
kebuntuan yang membutuhkan efford dan biaya lebih untuk mengembalikan fungsi
pipa seperti semula.
Pig diluncurkan dari Launcher yang berada di hulu dari pengiriman minyak,
setelah pig dimasukan kedalam pipa dilanjutkan didorong oleh minyak yang
bertekanan dari output pompa, dan disini diharapkan pig yang meluncur didalam pipa
dapat membersihkan dan mendorong minyak - minyak yang menempel pada pipa.
Setelah pig sampai hillir, dengan memperhatikan parameter - parameter pressure yang
terjadi pig sudah masuk ke pig receiver atau pig penerima, dan biasanya tidak hanya
minyak saja yang didorong tetapi kadang juga banyak material yang di dorong. Dan
hal ini membuat pig rusak dan kadang macet didalam pipa.
BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan Oleh: Nindhytia Anandy Berliany(181424018)

1. Perawatan bagian dalam pipa menggunakan metode pipeline pigging dilakukan


untuk membersihkan bagian dalam pipa dengan cara meluncurkan pigging
menggunakan udara tekan yang dapat berupa foam pig, brush pig, sphere pig, bi-d
pig ke dalam bagian dalam pipa.
2. Pigging merupakan meluncurkan pig ke jalur pipa sesuai dengan arah aliran fluida
dalam pipa.
3. Tujuan utama dari pipeline pigging itu sendiri adalah untuk cleaning dan inspection.
4. Semakin besar udara tekan yang diberikan, maka kecepatan meluncur pig akan
semakin besar pula.

Kesimpulan Oleh: Nurunnisa Alfi Hidayat (181424019)

1. Perawatan pada pipa harus dilakukan pada bagian luar maupun bagian dalam agar
pipa dapat berjalan dengan baik.
2. Pigging yaitu meluncurkan benda yang disebut pig ke dalam jalur pipa.
3. Pig adalah suatu bentuk alat yang dapat diluncurkan ke dalam pipa dengan
mengikuti aliran fluida dalam pipa.
4. Perawatan bagian dalam pipa menggunakan metode pipeline pigging dilakukan untuk
membersihkan pengotor yang terdapat pada bagian dalam pipa dengan cara
memberikan udara tekan agar pig dapat bergerak di dalam pipa.
Kesimpulan Oleh: Obaja Boan Gorro P. M. S. (181424020)

1. Perawatan atau pembersihan pipa dengan menggunakan metode pigging pipeline


dilakukan untuk membersihkan pengotor yang terdapat pada bagian dalam pipa dengan
cara memberikan udara tekan pada pigging agar pigging dapat bergerak di dalam pipa.
2. Cara kerja pigging pipeline yaitu meletakkan pig sebesar diameter pipa yang diberikan
udara tekan sehingga pig akan meluncur dan membersihkan kotoran di sepanjang pipa.
3. Peralatan atau instrumen pada pigging pipeline antara lain, Major Barrel, Launcher
Barrel, Balancing Line, Kicker Line, Main Isolation Valve, Quick Opening Clossure /
Door, Pressure Gauge, Vent dan Drain, PSV.
4. Perawatan dan perbaikan ringan pigging pipeline antara lain :
 Perawatan katup pada launcher dan receiver agar tidak terjadi kebocoran
 Pig yang digunakan tidak rusak
 Pengukuran pada pressure gauge akurat atau sesuai dengan kenyataan
5. Kondisi pada pipa dapat diketahui pada bagian sambungan pipa apabila terjadi
kebocoran.

Kesimpulan Oleh: Putri Fakhirah Ramadhani (181424021)

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

 Pigging merupakan istilah tindakan yang digunakan ketika seseorang menggunakan


PIG (pipeline inspection gauges) untuk melakukan berbagai proses perawatan pada
pipa sedangkan PIG (pipeline inspection gauges) adalah suatu bentuk alat yang dapat
diluncurkan ke dalam pipa dengan mengikuti aliran fluida dalam pipa.
 Tujuan utama dari pipeline pigging adalah untuk cleaning dan inspection.
 Pada tahap operasi, pigging diperlukan untuk mereduksi/menghilangkan
endapan/akumulasi yang mungkin mempengaruhi proses produksi (press drop,
roughness, liquid slug, dsb), mengecek korosi pada pipa, dan sebagai salah satu
metoda inspeksi untuk mengetahui kualitas pipa tersebut.
 Proses pigging dilakukan dengan cara menutup pipa dengan PIG kemudian
memberikan tekanan biasanya menggunakan air. Jika gaya di belakang PIG lebih
besar daripada gaya gesek yang arahnya berlawanan, PIG akan bergerak searah
dengan gaya yang diaplikasikan maka PIG yang ditekan akan bergerak dari launcher
(posisi awal pipa) hingga mencapai daerah receiver (ujung pipa).

Kesimpulan Oleh: Rachmalia Eka Fitriani (181424022)

Kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini adalah

1. Pigging adalah aktifitas pembersihan internal - bagian dalam pipa dari semua kotoran
benda padat atau cair yang dianggap bisa menghambat laju fluida atau merusak
bagian dalam pipa) dengan cara scrap atau swab dengan menggunakan PIG (Pipeline
Inspection Gauges).
2. Pigging dilakukan dengan cara memasukkan pig ke dalam pipeline dan meluncur
bebas melalui bantuan pressure dan arah aliran fluida.
3. Pigging diperlukan untuk membersihkan pipeline dari material-material yang tidak
diinginkan, mengeceak korosi pada pipa dan, sebagai salah satu metoda inspeksi
untuk mengetahui kualitas pipa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Aditya. 2010. Pengenalan Dan Jenis Pigging. https://migasnet04_aditya8039/pengenalan dan


jenis pigging . [diakses 4 Februari 2021].
Anonim. 2011. Tesis Final. http://eprints.undip.ac.id/36544/1/Tesis-final-25_maret-pdf.
[diakses 4 Februari 2021].
Anonim. 2018. Introduction to Pigging in Pipeline.
https://www.theprocesspiping.com/introduction-to-pigging-in-pipeline/. [diakses 7
Februari 2020].
Asmalah, nur. 2015. Pig Launcher. https://pdfslide.net/documents/ laporan-pig-
launcherdocx.html. [diakses 4 Februari 2021].
ASME (2001). Pipeline Transportation Systems for Liquid Hydrocarbons and Other Liquids.
The American Society of Mechanical Engineers, New York.
Cordell, Jim &Vanzant, Hershel (1990). All About Pigging. Steam System LT., NewYork
Dehapipeline. 2016. Mekanisme Kerja Pig Launcher. https://dehapipeline.wordpress.com
/2016/02/07/mekanisme-kerja-pig-launcher/. [diakses oleh Putri Fakhirah pada 7
Februari 2021].
Dwie (2020). Pigging dan Kegunaannya dalam Perawatan Pipa. Sharing Knowledge
Geankoplis, Christie J. (1993). Transport Processes and Unit Operations. Universit of
Minnesota, New Jersey, 3rd edition.
Irlansyah (2015). Pipeline pigging. Uncategorized.
Nursahid. 2020. Apa Itu Pigging, Blowing dan Flushing Pada Saat Commissioning.
https://www.cnzahid.com/2020/09/apa-itu-pigging-blowing-dan-flushing.html.
[diakses 7 Februari 2020].
Pigging. http:// http://migas-indonesia.com/2003/08/29/pigging/ [diakses 4 Februari 2021]
Pigging. http://www.migas.web.id/ [diakses 4 Februari 2021].
Pigging Pipeline. 2012. Pipeline Pigging. https://pipe026.wordpress.com/2012/02/12/hello-
world/. [diakses oleh Putri Fakhirah pada 7 Februari 2021].
Pipeline Pigging. http://www.pipepigs.com/ [diakses 4 Februari 2021].
Pratama, Ahmad Hanif, dkk. 2014. Teknik Perawatan (Pipeline Pigging).
https://dokumen.tips/documents/ laporan-pipeline-pigging.html.
[diakses 4 Februari 2021].
Putri, Andini. 2016. Mekanisme Kerja Pigging. https://andiniputridl.wordpress.com
/2016/02/04/mekanisme-kerja-pigging/. [diakses oleh Putri Fakhirah pada 7 Februari
2021].
Putri Dwi Lestari, Andini (2015). Mekanisme Kerja Pigging. Ocean Engineering Program,
Institut Teknologi Bandung.
Ridwan, Muhammad. Analisis Proses Pigging Hidraulik pada Sistem Perpipaan. Universitas
Gunadarma: Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri. [diakses oleh Putri
Fakhirah Ramadhani pada 7 Februari 2021].

Anda mungkin juga menyukai