Disusun oleh:
Kelompok 5
Ripa Mardiana NIM 181411087
Ririn Rismawati NIM 181411088
Rivaldhy Haposan S NIM 181411089
Salsabila Aurelia W NIM 181411090
1. 2 Tujuan Praktikum
1. Dapat mengerti bahwa pipa gelas dapat dipotong
2. Dapat mengerti bahwa pipa gelas dapat dibengkokkan
3. Dapat mengerti cara meniup, menyambung, menarik, dan bahwa lubang dapat
ditutup
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi dengan
barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan permukaan yang
sangat halus dan kedap air. Gelas banyak digunakan di bidang kehidupan karena
memiliki sifat yang sangat ideal, memiliki kepadatan tinggi. Menurut Adams dan
Williamson, kaca adalah material amorf yang pada suhu biasa mempunyai bentuk yang
keras, tetapi apabila dipanaskan, lama kelamaan akan menjadi lunak, sesuai dengan
suhu yang meningkat dan akhirnya menjadi kental hingga mencapai keadaan cair.
Selama proses pendinginan terjadi proses yang berkebalikan dengan proses peleburan
kaca. Namun, kaca atau gelas merupakan bahan pecah belah sehingga gelas dapat pecah
menjadi pecahan yang tajam. Sifat kaca atau gelas ini bisa dimodifikasi dan bahkan bisa
diubah seluruhnya dengan proses kimia atau dengan pemanasan.
• Kaca kuarsa
Jenis kaca ini merupakan gelas dengan kandungan silika murni (SiO2 lebih dari
sama dengan 99,9%) yang sangat tinggi, misalnya dengan kuarsit dari kristal batuan.
Bahan ini tahan terhadap air dan asam kuat (tidak termasuk asam flourida) dan
resistansi rendah terhadap alkali dibandingkan dengan jenis kaca lainnya. Kaca kuarsa
memiliki titik leleh yang tinggi dan koefisien muai panas yang rendah yang
membuatnya tahan terhadap perubahan suhu yang tiba-tiba. Berdasarkan proses
teknologinya, kaca kuarsa dibedakan menjadi :
➢ Kuarsa alami – cocok untuk operasi pada suhu tinggi (>1000ºC) dan untuk
aplikasi yang memerlukan transmisi optik dari ultraviolet ke inframerah
➢ Kuarsa sintetis – dengan menggunakan pirolisis dalam lelehan kaca diperoleh
homogen dengan transmisi yang baik untuk radiasi ultraviolet ( mulai 170nm)
• Pipet tetes
Pipet tetes ini digunakan untuk meneteskan atau menambahkan suatu larutan,
mengambil larutan apabila terdapat volume larutan yang berlebihan dalam suatu
wadah. Secara umum, pipet tetes berfungsi sebagai media penampung atau
pendistribusi cairan dalam skala yang paling kecil karena hanya satu tetes cairan saja
yang berhasil dilepaskan. Saat melakukan praktikum di laboratorium, pipet tetes ini
sangat dibutuhkan saat melakukan pengenceran larutan atau penelitian tertentu. Pipet
tetes juga berfungsi dengan baik untuk menjaga kualitas dan sterilisasi cairan
sehingga tidak akan terkontaminasi oleh suhu ruangan. Karena lubang yang ada pada
pipet tetes bisa tertutup secara otomatis dan hanya bisa terbuka saat karet pipet
ditekan.
• Tabung reaksi
Tabung reaksi merupakan suatu kaca bening yang berbentuk tabung dan
membentuk setengah lingkaran pada bagian bawahnya dan ujung bagian atasnya
terbuka. Pada umumnya tabung reaksi memiliki ukuran panjang dan diameter yang
beragam. Tabung reaksi berfungsi untuk mereaksikan bahan kimia, untuk pemanasan
sampel, untuk uji kualitatif, dan menghomogenkan sampel.
Tabung reaksi terbuat dari bahan kaca agar tidak mudah rusak saat dilakukan
pemanasan. Kaca juga merupakan bahan yang tidak reaktif sehingga jika digunakan
bahan kimia tertentu tidak akan bereaksi terhadap kaca. Bahan kaca yang bening
dapat memungkinkan kita untuk melihat objek dengan jelas.
• Pipa bengkok dan pipa U
Pipa bengkok terbuat dari bahan gelas dan berfungsi untuk mengalirkan gas ke
dalam suatu tempat tertutup atau ke dalam suatu larutan. Pipa U berfungsi sebagai
penghubung tabung reaksi dan juga sebagai media pemindah pada suatu proses
reaksi. Dalam penggunaannya, pipa U ini juga sering difungsikan sebagai wadah
untuk mencampur atau memanaskan zat dalam jumlah kecil. Untuk penggunaan
tersebut harus dilengkapi dengan penjepit sebagai pegangan. Biasanya juga
digunakan dalam percobaan mengetahui tekanan hidrostatis.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Pemotongan Pipa Kaca
• Alat dan Bahan :
1. Pipa kaca/gelas
2. Pemotong pipa kaca
• Prosedur Kerja
3. Lakukan dengan perlahan dan teratur agar hasil hasil goresan tidak miring
4. Setelah itu, memegang pipa dalam keadaan horizontal dengan kondisi goresan
berada di bawah, posisi kedua ibu jari di atas kiri/kanan goresan, keempat jari yang
lain menggenggam bagian ujung pipa gelas
5. Menekan ibu jari dan serentak jari yang lain menarik ke atas
3.2 Pembuatan Pipa Bengkok dan U
• Alat dan Bahan :
1. Pipa gelas
2. Burner (pembakar)
• Prosedur Kerja
2. Memanaskan pipa gelas yang sudah dipotong pada bagian yang akan dibengkokan.
Tunggu hingga pipa gelas panas dan lunak kemudian bengkokan pipa gelas secara
perlahan hingga membentuk lengkukan membentuk U dan L
3. Melengkungkan pipa sesuai yang dikehendaki sambil ditiup salah satu ujungnya.
Peniupan ini dimaksudkan agar diameter lengkungan relatif sama
2. Memanaskan salah satu ujung pipa gelas sambil diputar secara perlahan
4. Meniup bagian ujung tabung gelas yang terbuka hingga ujung pipa yang tertutup
(sisi yang satu) membentuk lengkungan simetris atau 1/2 bola
2. Memanaskan bagian tengah pipa sambil diputar hingga bagian tengah lunak
4. Menarik kedua ujung pipa gelas sehingga diameter bagian tengah pipa gelas
mengecil dan memanjang
5. Memotong bagian tengah pipa gelas yang mengecil menjadi dua pipet tetes.
Pemotongan dilakukan dengan pemotong kaca, lalu merapikan ujung-ujung pipa gelas
agar tidak tajam
1. Menyiapkan dua buah pipa gelas. Pipa gelas pertama diameter ± 8 mm (bagian atas dan
bawah memiliki mulut lubang) dan pipa kedua berdiameter ± 12 mm (salah satu bagian
tertutup membentuk 1/2 lingkaran)
2. Panaskan bagian tertutup pipa kedua dengan burner untuk membentuk lubang. Gunakan
pinset dalam membantu pembentukan lubang, lalu tiup salah satu bagian yang tidak
mengalami pemanasan guna terbentuknya lubang.
3. Jika sudah terbentuk lubang pada pipa kedua, panaskan kembali agar ujung lubang agar
tidak tajam
4. Sambungkan salah satu ujung bagian dari pipa pertama dengan selang tiup
6. Panaskan ujung bagian pipa pertama (tanpa selang tiup) dan ujung bagian pipa kedua
(tanpa seal). Tunggu hingga mulai lunak untuk selanjutnya dilakukan proses penggabungan
7. Jika sudah lunak sambungkan kedua ujung bagian pipa pertama dan kedua. Tiup selang,
agar membuat sambungan yang sesuai
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kesempatan kali ini kami melakukan praktikum gelas secara daring. Praktikum ini
dilakukan dengan tujuan agar dapat mengerti bahwa pipa gelas dapat dipotong, dapat
dibengkokkan, dan dapat mengerti cara meniup, menyambung, menarik, dan mengetahui
bahwa lubang dapat ditutup. Untuk menunjang praktikum daring ini, kami disediakan sebuah
video oleh pembimbing agar kami paham tentang proses yang akan dilaksanakan untuk
membuat peralatan gelas yang biasa digunakan di laboratorium. Video yang diberikan
diantaranya mengenai proses pemotongan pipa gelas atau kaca, proses pembuatan pipa
bengkok dan pipa U, proses pembuatan tabung reaksi, dan proses pembuatan pipet tetes.
Tahapan yang dilakukan untuk proses pemotongan pipa kaca adalah menyiapkan pipa
kaca yang akan dipotong. Sesuaikan ukurannya untuk keperluan seperti pembuatan tabung
reaksi ataupun pembuatan alat lainnya. Pipa yang akan dipotong dibuat goresan terlebih dahulu
dengan menggunakan alat pemotong pipa sepanjang 1/3 sampai ½ keliling pipa. Proses ini
dilakukan dengan cara memutar pipa dan lakukan secara perlahan agar goresan yang terbentuk
tidak miring. Setelah itu, patahkan pipa tersebut dengan menekannya menggunakan ibu jari,
arahkan ke bawah supaya jika terdapat serpihan kaca yang terlempar tidak akan mengenai mata
atau bagian tubuh lainnya. Saat ingin melakukan proses pemotongan kaca diharuskan
menggunakan alat pelindung diri seperti memakai googles atau kacamata, menggunakan
sarung tangan, dan memakai safety shoes agar terhindar dari kemungkinan adanya serpihan
kaca yang terlempar dan risiko terinjak.
Pada proses pembuatan pipa bengkok dan pipa U digunakan burner untuk proses
pemanasannya. Pipa yang sudah dilakukan pemotongan sesuai dengan ukuran yang diinginkan
kemudian dipanaskan. Proses pemanasan dilakukan menggunakan kerucut api bagian dalam
yang berwarna biru atau disebut blue inner, prosesnya bisa dilakukan pada ujung atasnya agar
hasilnya bisa halus dan merata. Pipa yang akan dibengkokan tersebut kemudian diputar.
Apabila sudah melunak, letakan didalam cetakan berupa dasar statif agar membentuk lekukan
90º atau bisa menggunakan gaya gravitasi. Jika masih terdapat gelembung, maka dipanaskan
kembali menggunakan api yang tidak terlalu besar seperti sebelumnya. Saat proses
pelengkungan pipa harus sambil meniup salah satu ujungnya agar diameter lengkungan yang
terbentuk relatif sama dan simetris. Perlu diperhatikan bahwa saat melakukan proses tersebut
harus menggunakan alat pelindung diri seperti kacamata dan sarung tangan tahan panas.
Pada proses pembuatan pipet tetes juga menggunakan burner sebagai pemanasnya.
Perlu diperhatikan pada saat menyalakan burner, jangan membuka keran bahan bakar sebelum
siap menyalakan api agar gas tidak kemana-mana yang dapat berpotensi menimbulkan bahaya
pada saat menyalakan api. Pipa dipanaskan dibagian tengah sambil diputar kemudian setelah
melunak pipa tersebut ditarik. Pada saat proses penarikan pipa, pipa tersebut dijauhkan dari
burner agar membentuk ujung pipa dengan bagian yang lebih kecil dan memanjang. Setelah
itu, potong bagian tengah pipa yang mengecil menjadi dua pipet tetes. Proses pemotongan
dilakukan dengan pemotong kaca lalu merapikan ujung-ujung pipa gelas agar tidak tajam.
1. Pemotongan Gelas
Gambar 1a. Memotong pipa gelas dengan Gambar 1b. Memotong pipa gelas dengan
alat bantu jenis pertama alat bantu jenis kedua
Gambar 1c. Hasil goresan yang terbentuk Gambar 1d. Posisi tangan saat mematahkan
Gambar 1e. Kain sebagai alat bantu Gambar 1f. Merapihkan ujung pipa hasil
patahan dengan bantuan api
Proses pemotongan pipa gelas diawali dengan menyiapkan pipa gelas. Sesuaikan
ukurannya dengan keperluan/tujuan pemotongan. Selanjutnya pembuatan goresan pada
pipa gelas, bisa dilakukan dengan 2 jenis alat. Ada alat yang seperti Gambar 1a dan Gambar
1b. Penggunaan alat pada Gambar 1a seperti akan memegang stapler dan tangan yang lain
meletakkan pipa gelas yang akan dipotong ditengah-tengah alat tersebut. Lalu buat goresan
secara perlahan dan teratur agar hasilnya tidak miring dengan memberi tekanan pada alat
dan memutarnya sampai terjadi goresan sepanjang 1/3-1/2 keliling pipa. Sedangkan
penggunaan alat pada Gambar 1b hanya dengan menggoreskan bagian tajam dari alat
tersebut ke bagian atas dari permukaan pipa gelas dengan cepat. Goresan ini fungsinya
untuk membuka jalan arah pemotongan pada pipa gelas agar hasil yang didapatkan rapih
dan bagus. Jika tidak dibuat goresan maka alur pematahannya tidak ada sehingga
berpeluang pada hasil yang tidak rapi. Hasil goresan dari kedua alat ini bisa dilihat dari
Gambar 1c. Selanjutnya, pegang pipa dalam keadaan horizontal (agar memudahkan dalam
proses pematahan) dengan kondisi goresan berada di atas, posisi kedua ibu jari di atas
kiri/kanan goresan dan keempat jari yang lain menggenggam bagian ujung pipa gelas agar
tekanan yang akan diberikan sama besar antara bagian kanan dan kiri pipa yang akan
dipotong (Gambar 1d). Lalu tekan ibu jari dan tarik ke bawah jari yang lain dengan serentak
agar ujung potongannya rapi. Tekanan yang diberikan sedikit karena sampel pipa gelas
yang dipotong/dipatahkan terbilang kecil. Jika hasil potongan ini tidak akan diolah lagi
maka sebaiknya kontakkan dengan api blue inner cone seperti Gambar 1f agar permukaan
ujung pipanya halus dan meminimalisir kecelakaan kerja seperti luka pada tangan atau
bagian tubuh lainnya. Perbedaan hasil sesudah dan sebelum dipanaskan bisa dilihat dari
Gambar 1g.
Pada saat proses pematahan, sebaiknya praktikan menggunakan kain dan Google
seperti yang ditunjukkan Gambar 1e agar terhindar dari pecahan-pecahan gelas yang
terlempar dan tentu bahaya jika masuk kedalam mata. Selain itu jangan lupa memakai Alat
Pelindung Lengkap.
Pada praktikum daring kali ini, dilakukan praktikum pembuatan alat-alat laboratorium
yang berasal dari gelas. Warnanya yang transparan, tidak bereaksi secara kimia maupun biologi
ketika digunakan, mudah dibentuk melalui proses pembakaran, membuat gelas banyak
diaplikasikan pada berbagai alat laboratorium. Adapun pada praktikum daring ini, praktikan
diberikan beberapa video dan penjelasan oleh pembimbing yang bersangkutan mengenai
berbagai prosedur kerja dalam praktikum gelas, dengan adanya video prosedur kerja
diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami berbagai prosedur kerja yang dapat
dilakukan, mulai dari prosedur kerja pembuatan pipa gelas yang dipotong, membengkokkan
pipa gelas menjadi bentuk U atau L, membuat tabung reaksi, membuat pipet tetes, dan
menggabungkan dua pipa gelas. Adapun pembahasan kali ini akan membahas tentang sebagian
dari prosedur kerja diatas, diantaranya : pemotongan pipa gelas, pembuatan pipa bengkok,
pembuatan tabung reaksi, serta penjelasan prosedur keselamatan kerja dalam praktikum.
Praktikum pemotongan pipa gelas, pertama-tama disiapkan terlebih dahulu pipa atau
gelas yang akan dipotong dan alat pemotong pipa kaca. Pipa yang sudah disiapkan diletakan
diatas permukaan meja untuk membuat goresan dengan alat pemotong pipa sepanjang 1/3-1/2
keliling pipa, lakukan pembuatan goresan secara perlahan dan tidak miring agar diperoleh hasil
yang sesuai. Jika sudah terbentuk goresannya, angkat pipa menggunakan tangan, lalu posisikan
kedua ibu jari tangan berada berdekatan di atas kiri/kanan goresan, sementara keempat jari
tangan (bagian kiri/kanan) lainnya berada dibawah sebagai penyangga. Lalu ibu jari akan
memberikan penekanan terhadap goresan dan serentak jari yang lain menarik ke atas hingga
akhirnya terbentuk potongan pipa gelas. Bagian pipa yang sudah dipotong kemudian panaskan
kembali untuk menghilangkan bagian yang tajam pada pipa. Hingga akhirnya terbentuk pipa
potong yang sesuai.
Tahapan pembuatan pipa bengkok berbentuk U atau L, siapkan pipa gelas sesuai
dengan ukuran yang diinginkan, burner (pembakar) dan bagian bawah statif (cetakan dalam
pembengkokan L). Pertama-tama dilakukan pembakaran pada bagian pipa yang akan
dibengkokan, lakukan pembakaran menggunakan bagian api blue inner, amati secara perlahan
hingga pipa mulai melunak. Jika sudah mulai melunak dapat dilakukan pembengkokan. Untuk
pipa L dapat dibengkokan dengan menggunakan bagian bawah statif sebagai cetakan 90o,
sedangkan untuk pipa U dapat dilakukan penarikan dengan kedua tangan hingga membentuk
pipa U sesuai dengan lengkungan yang diinginkan. Selama proses pengbengkokan ini juga
dilakukan peniupan pada pipa, hal ini dilakukan untuk memperoleh diameter pipa bengkok
yang relatif sama.
Dalam proses pembuatan tabung reaksi, siapkan pipa gelas berdiameter ± 20 mm,
pinset, alat pengukur panjang dan burner (pembakar). Pertama-tama dilakukan pembakaran
menggunakan api blue inner pada bagian tengah pipa. Amati perubahan yang terjadi, jika sudah
dirasa lunak tarik kedua ujung pipa, hingga dihasilkan dua bagian pipa yang runcing. Kemudian
dilakukan pengukuran panjang, untuk mengecek apakah panjangnya sudah sesuai dengan
keinginan atau belum. Kemudian bagian pipa yang runcing dilakukan proses pembakaran
kembali untuk menghilangkan bagian runcing dengan bantuan pinset. Setelah itu dilakukan
peniupan terhadap pipa hingga menjadi bentukan lengkungan yang simetris atau ½ bola.
Pada saat pelaksanaan praktikum beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya,
dalam pelaksanaan praktikum gunakan kacamata pelindung dan sarung tangan, lalu pada saat
memotong pipa arahkan pipa gelas ke bawah, hati-hati dalam menggunakan burner karena
berpotensi mengakibatkan ledakan, jangan bermain-main ketika sedang melakukan
pembakaran pada bagian pipa karena pipa masih memiliki suhu yang sangat tinggi, dan
bersihkan ruangan atau tempat praktikum untuk menghindari pecahan-pecahan dari praktikum
berserakan. Adapun semua hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan pada
saat kegiatan praktikum.
Pada proses pemotongan gelas/kaca, tahapan awal yang dilakukan yaitu menyiapkan
bahan berupa pipa kaca yang akan dipotong. Tujuan dari pemotongan ini yaitu agar dapat
mempermudah dalam proses pembuatan produk dan memperoleh ukuran gelas yang
diinginkan. Kemudian, membuat goresan pada pipa yang akan dipotong dengan menggunakan
alat pemotong pipa kaca sepanjang 1/3 hingga ½ keliling pipa. Dalam melakukan penggoresan,
pipa perlu dilakukan dengan cara memutar secara perlahan dan teratur agar hasil yang didapat
tidak miring. Langkah selanjutnya, yaitu memegang pipa dalam keadaan horizontal dengan
posisi kedua ibu jari berada diatas kanan/kiri goresan serta keempat jari lainnya mengenggam
bagian ujung pipa kaca. Lalu patahkan pipa kaca tersebut dengan menekan ibu jari kearah
bawah dan secara serentak jari lainnya akan ketarik keatas. Tujuan di arahkan kebawah agar
serpihan-serpihan kaca tidak terlempar keatas dan mengenai bagian tubuh seperti mata.
Namun, dalam mematahkan pipa kaca dapat dilapisi atau dibalut dengan kain.
Untuk proses pembuatan pipa bengkok dan pipa U digunakan bahan pipa gelas dan juga
burner. Pertama-tama dilakukan pemotongan pipa kaca/gelas sesuai dengan ukuran yang
diinginkan. Proses pemanasan pipa dapat dilakukan dengan mendekatkan ujung pipa gelas
pembakaran dengan menggunakan kerucut api pada bagian dalam api yang berwarna biru (blue
inner) dengan kemiringan 45oC dan memutarnya di sepanjang tepi kerucut bagian dalam
hingga mendapatkan permukaan pipa yang meleleh dan melingkari bagian ujung supaya hasil
pipa yang didapat rata dan halus. Kemudian, pipa yang ingin dibengkokan tersebut dipanaskan
dan diputar hingga pipa menjadi panas dan melunak. Saat pipa sudah melunak, pipa gelas
dibengkokan secara perlahan hingga berbentuk lekukan atau bisa juga diletakkan didalam
cetakan seperti dasar statif dengan sudut 90oC. Apabila pipa masih terdapat gelembung
didalamnya maka perlu dipanaskan kembali, namun api yang digunakan tidak sebesar
sebelumnya. Dilakukan pemutaran dengan tujuan agar panas menyebar pada permukaan
gelas/kaca yang dipanaskan. Selain itu juga, pada saat proses pembentukan atau pembengkokan
pipa harus sambil ditiup pada salah satu ujungnya. Hal ini bertujuan agar diameter lengkungan
pipa yang terbentuk relatif sama.
Tahapan pada saat pembuatan pipet tetes dengan memanaskan pipa gelas pada bagian
tengah sambil diputar hingga bagian tengah pipa lunak. Pemanasan pipa untuk pembuatan pipet
tetes menggunakan burner dengan kerucut api pada bagian dalam yang berwarna biru. Setelah
lunak kemudian pipa gelas dijauhkan dari burner dan menarik kedua ujung pipa sehingga
diamternya menjadi mengecil dan memanjang. Potong bagian pipa tengah dengan
menggunakan pemotong kaca, kemudian pada bagian ujung pipa dirapikan dengan cara
dipanaskan tujuannya agar ujung pipa gelas tersebut tidak tajam.
Pada saat melakukan praktik gelas perlu diperhatikan juga keselamatan kerjanya yaitu
dengan berhati-hati pada saat menyalakan burner (jangan buka keran gas bahan bakar sebelum
siap menyalakan api agar gas tidak kemana-mana yang dapat berbahaya pada saat menyalakan
api), kemudian tidak bermain-main dengan gelas beberapa saat setelah pembakaran karena
masih memiliki suhu yang cukup tinggi, mengarahkan pipa gelas ke bawah pada saat
mematahkan pipa gelas, dan membersihkan ruang kerja setelah praktikum karena
kemungkinan terdapat pecahan gelas yang dapat menimbulkan kecelakaan. Selain itu juga,
diperlukan alat pelindung (APD) seperti kacamata pelindung dikarenakan takut terjadi
terlemparnya serpihan kaca dan terkena mata, kemudian sarung tangan yang tahan panas, jas
lab atau wearpack, safety shoes.
BAB V
SIMPULAN
1. Pipa gelas dapat dipotong dengan cara membuat goresan berukuran 1/3 sampai ½
keliling pipa menggunakan alat pemotong kaca.
2. Pipa gelas dapat dibengkokkan dengan cara memanaskan pipa tersebut pada burner dan
memutar pipanya. Kemudian setelah melunak pipa tersebut dapat dibengkokkan.
3. Pada pembuatan tabung reaksi dilakukan pemanasan dengan menggunakan burner
pada ujung pipa gelas dan memutarnya dengan perlahan agar berbentuk lengkungan.
Kemudian meniup bagian ujung tabung yang terbuka hingga ujung tabung tertutup.
4. Pada proses pembuatan pipet tetes dilakukan pemanasan dengan menggunakan burner
kemudian menarik ujung pipa gelas bagian tengah hingga mengecil dan memanjang.
Kemudian memanaskan ujung pipa agar tidak tajam.
5. Alat pelindung diri (APD) yang wajib digunakan selama praktikum adalah kacamata
pelindung, safety shoes, dan sarung tangan. Hal ini wajib dikenakan untuk
meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2019). Apa itu Borosilicate Glass?
https://glasswareindonesia.wordpress.com/2019/06/21/apa-itu-borosilicate-glass/.
Diakses pada 24 Januari 2021.
Anonim. (2019). What is Borosilicate Glass and Why it is better?
https://www.ecobud.com.au/our-story/news-blog/healthy-living/what-is-borosilicate-
glass. Diakses pada 24 Januari 2021.
Anonim. TT. Gelas (wadah). https://id.wikipedia.org/wiki/Gelas_(Wadah)/. Diakses pada
tanggal 25 Januari 2021.
Britannica, T. (2008). Soda Lime Glass. https://www.britannica.com/technology/soda-
limeglass. Diakses pada 23 Januari 2021.
Husodo, Jati. Kaca Anti Panas. https://academia.edu/72141645/kaca_anti_panas Diakses
pada 25 Januari 2021
Kasmir Sy. (2012). Pengenalan Alat Laboratorium.
https://kazmyrkimia09.blogspot.com/2012/06/pengenalam-alat-laboratorium.html.
Diakses pada 23 Januari 2021.