Anda di halaman 1dari 6

JESS 1 (2) (2012)

Journal of Educational Social Studies


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess

INTERAKSI SOSIAL ANTAR UMAT BERAGAMA (STUDI KASUS PADA


MASYARAKAT KARANGMALANG KEDUNGBANTENG KABUPATEN
TEGAL)

Imam Sujarwanto

Prodi Pendidikan IPS,Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Studi interaksi sosial antar umat beragama ini mengungkap: Proses sosial dalam
Diterima Juni 2012 interaksi sosial umat Hindu dan umat Islam. Faktor-faktor yang mendorong dan
Disetujui Juli 2012 menghambat terjadinya interaksi sosial. Faktor-faktor yang menentukan pola inter-
Dipublikasikan November
aksi sosial antara umat Hindu dan Islam. Saluran-saluran sosial budaya yang strat-
2012 egis untuk membangun interaksi sosial antara umat Hindu dan umat Islam. Hasil
penelitian menunjukan bahwa: Proses sosial interaksi yang umum ditemukan ada-
Keywords:
Social Interaction lah gotong royong dan tolong menolong, akomodasi melalui toleransi, dan asimi-
Inter-Religious lasi. Faktor-faktor yang mendorong terjalinnya interaksi sosial budaya kejawen,
Case Studies kerabat dan faktor ekonomi, sedangkan faktor penghambat interaksi sosial adalah:
komunikasi, masalah mayoritas dan minoritas. Faktor yang mempengaruhi pola in-
teraksi adalah faktor budaya dan faktor ekonomi. Saluran efektif yang membangun
interaksi sosial adalah upacara keagamaan, upacara inisiasi, kegiatan sosial budaya.
Saran dalam penelitian ini adalah Pola-pola Interaksi sosial yang sudah berjalan
dengan baik terus dipertahanka, bentuk stigma minoritas perlu dihilangkan, dan
saluran-saluran kominikasi yang menghambat perlu dibuka, dengan secara terus
menerus melakukan berbagai kominkasi dalam menghadapi persoalan.

Abstract
The study of social interaction among religious believers is revealed: Social processes in social
interaction of Hindus and Muslims. Factors that encourage and inhibit the occurrence of
social interaction. Factors that determine the patterns of social interaction between Hindus
and Islam. Socio-cultural channels strategically to build social interaction between Hindus
and Muslims. The results of study showed that: The process of social interaction commonly
found is mutual cooperation and mutual help, accommodation through tolerance and assi-
milation. Factors that encourages social interaction Javanese culture, Family and economic
factors, while the factors inhibiting social interaction are: comunication, the majority and
minority issues. Factors that affect patterns of interaction are cultural dan economic factors.
Effective channels that build social interaction are a religious ceremony, initiation ceremony,
socio-cultural activities.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252 - 6390
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang 50223
E-mail: jurnalpps@unnes.ac.id
Imam Sujarwanto / Journal of Educational Social Studies 1 (2) (2012)

Pendahuluan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut


(Soekanto, 2010). Komunikasi yang dilakukan
Salah satu bentuk kemajemukan masya- oleh mereka yang berbeda latar belakang kebu-
rakat Indonesia adalah kemajemukan dibidang dayaan (bahasa, tradisi, kebiasaan, adat, nilai,
agama. Kemajemukan dibidang agama dapat di- moral, etika, gagasan, religi, kesenian, keperca-
jumpai pada level masyarakat desa seperti yang yaan, sistem kekerabatan dan harapan hidup)
terdapat dalam masyarakat Desa Karangmalang akan mempengaruhi cara setiap orang melaku-
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal. kan interaksi. Komunikasi semacam ini disebut
Masyarakat Karangmalang memeluk agama Is- dengan komunikasi antar budaya. Efektivitas ko-
lam dan Hindu. Keduanya saling berinteraksi munikasi antar budaya sangat dipengaruhi oleh
sosial. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai pemahaman, pengertian atau pengetahuan yang
hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hu- tersimpan di dalam otak atau memori (frame of
bungan sosial yang dimaksud dapat berupa hu- reference) dan pengalaman yang tersimpan dalam
bungan antara individu yang satu dengan yang memori manusia (field of refe-rence) tentang buda-
lain, antara kelompok yang satu dengan kelom- ya lain (Anugrah dan Kresnowiati, 2008).
pok yang lainya, maupun antara kelompok den- De Vito (1997) mengusulkan sepuluh prin-
gan individu. Suatu interaksi sosial akan terjadi sip interaksi pribadi yang dapat digunakan untuk
apabila memenuhi dua syarat, yaitu kontak sosial membangun komunikasi antarbudaya. Adapun
dan komunikasi (Soekanto, 2010). kesepuluh prinsip tersebut adalah: keterbukaan,
Ada asumsi umum berkenaan dengan inte- empati, sikap mendukung, sikap positif, keseta-
raksi sosial dalam sebuah komunitas bahwa sema- raan, percaya diri, kedekatan (immediacy), meneje-
kin homogen elemen-elemen yang membangun men interaksi, daya kreasi, dan berorientasi pada
komunitas tersebut, maka akan semakin mudah nilai. Beberapa syarat yang diperlukan dalam me-
proses interaksi berlangsung. Semakin heterogen lakukan komunikasi antara lain: (1) adanya sikap
elemen-elemen pendukung sebuah komunitas saling menghormati anggota budaya sebagai ma-
hampir dapat diprediksikan dapat menjadi faktor nusia, (2) adanya sikap menghormati budaya lain
penghambat terjadinya interaksi. Pemikiran ini sebagaimana adanya, bukan sebagaimana kita
didasarkan pada asumsi bahwa perbedaan kerap- kehendaki, (3) adanya sikap menghormati hak
kali melahirkan ‘kesalahpahaman interpersonal’ anggota budaya yang lain untuk bertindak ber-
yang menghambat proses komunikasi sebagai sy- beda dari cara kita bertindak, (4) komunikator
arat mutlak interaksi sosial (Ting Toomey dalam lintas budaya yang kompeten harus belajar me-
Agus Salim, 2007 : 101). nyenangi hidup bersama orang dari budaya lain
Berdasarkan uraian di atas maka muncul (Anugrah dan Kresnowiati, 2008).
pertanyaan-pertanyaan: (1) Bagaimanakah ben- Proses interaksi sosial akan akan meng-
tuk interaksi sosial antara umat Hindu dan umat hasilkan dua bentuk, yaitu proses asiosiatif dan
Islam?, (2) Faktor-faktor apakah yang mendo- disosiatif. Bentuk interaksi sosial asosiatif me-
rong dan menghambat terjadinya interaksi sosial rupakan bentuk interaksi yang mengarah pada
serta faktor-faktor apakah yang menentukan pola keharmonisan, keintiman hubungan sedangan
interaksi sosial antara umat Hindu dan Islam?, bentuk proses disosiatif mengarah pada ketidak
(3) Saluran-saluran sosial budaya apakah yang harmonisan bahkan sampai pada perpecahan.
strategis untuk membangun interaksi sosial anta- Bentuk interaksi sosial yang berupa proses asos-
ra umat Hindu dan umat Islam?. Kegiatan studi iatif meliputi : Kerja sama (Cooperation), akomo-
ini dimaksudkan untuk: (1) Menganalisis bentuk dasi dan Asimilasi. Kerjasama merupakan ben-
interaksi sosial yang terjadi antara umat Hindu tuk interaksi sosial yang pokok.
dan Islam; (2) Mengidentifikasi faktor-faktor Menurut Charles H.Cooley dalam Abdul-
yang mendorong dan menghambat terjadinya syani (2002), kerja sama timbul apabila orang
interaksi sosial serta faktor-faktor yang menentu- menyadari bahwa mereka mempunyai kepentin-
kan pola interaksi sosial antara umat Hindu dan gan-kepentingan yang sama dan pada saat yang
Islam; (3) mengetahui saluran-saluran sosial bu- bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan
daya dan kegiatan agama yang membangun inte- pengendalian terhadap diri sendiri untuk meme-
raksi antara umat Hindu dan Islam. nuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesada-
Komunikasi sebagai salah satu syarat ter- ran akan adanya kepentingan-kepentingan yang
jadinya interaksi sosial dapat diartikan bahwa sama dan adanya organisasi merupakan fakta-
seseorang memberikan tafsiran pada perilaku fakta yang penting dalam kerja lama yang bergu-
orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak- na. Kerja sama mempunyai lima bentuk yaitu: (1)
gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan

61
Imam Sujarwanto / Journal of Educational Social Studies 1 (2) (2012)

tolong menolong; (2) Bargaining; (3) Ko-optasi lompok dan adanya perubahan-perubahan sosial
(Co-optation); (4) Koalisi (Coalition); dan (5) Joint- yang cepat.
ventrue. Interaksi sosial dapat pula didorong oleh
Akomodasi (Accomodation) berarti adanya faktor-faktor yang bersifat psikologis yang berasal
suatu keseimbangan (equilibrium) norma-norma dari intern pihak-pihak yang menjalin hubungan.
sosial dan nilai-nilai yang berlaku di dalam ma- Adapun faktor-faktor tersebut antara lain: imi-
syarakat. Keseimbangan terwujud karena proses tasi, sugesti, identifikasi dan simpati (Soekanto,
penyesuaian dan kesepakatan untuk tidak saling 2010). Faktor-faktor tersebut dapat bekerja secara
bertentangan dengan tujuan untuk mengurangi sendiri-sendiri terpisah atau dalam keadaan ter-
pertentangan antara orang-perorang atau anta- gabung. Faktor imitasi mempunyai peranan yang
ra kelompok dengan kelompok sebagai akibat sangat penting dalam proses interaksi sosial. Sisi
perbedaan paham, mencegah meledaknya suatu positif yaitu jika imitasi mampu mendorong se-
pertentangan untuk sementara waktu atau secara seorang untuk memenuhi kaidah-kaidah atau
temporer, untuk memungkinkan terjadinya kerja norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
sama, mengusakan peleburan antara kelompok- Sedangkan sisi negatifnya adalah apabila yang
kelompok sosial yang terpisah. ditiru adalah tindakan-tindakan yang menyim-
Asimilasi (Assimilation) merupakan suatu pang. Sugesti berlangsung apabila pihak pembe-
proses yang ditandai dengan adanya usaha-usaha ri sugesti (orang yang berwibawa atau otoriter)
mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat memberi sesuatu pandangan atau sesuatu sikap
antara orang-perorang atau kelompok-kelompok yang berasal dari dirinya yang kemudian dite-
manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk rima oleh pihak lain. Identifikasi merupakan
mempertinggi kesatuan tindakan, sikap dan keinginan-keinginan untuk menjadi sama den-
proses-proses mental dengan memperhatikan gan orang lain. Proses identifikasi dapat berlang-
kepentingan-kepentingan dan tujuan bersama. sung dengan sengaja atau tidak sengaja karena
Asimilasi akan mudah terbentuk jika ada faktor- seringkali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal
faktor toleransi, kesempatan-kesempatan yang tertentu di dalam proses hidupnya. Simpati da-
seimbang dibidang ekonomi, sikap menghargai pat diartikan sebagai perasaan seseorang untuk
orang asing dan kebudayaannya, sikap terbuka tertarik pada orang lain. Dorongan utama pada
dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat, proses simpati adalah keinginan untuk memaha-
persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan, per- mi pihak lain dan untuk bekerja sama. Simpati
kawinan campuran (amalgamation) dan adanya akan berkembang jika keadaan saling mengerti di
musuh bersama dari luar (Soekanto, 2010). antara kedua pihak terjamin.
Sedangkan bentuk interaksi sosial yang be- Terjadinya interaksi sosial dalam sehari-
rupa proses disosiatif meliputi persaingan, kont- hari dapat ditemukan dalam setiap pertemuan
raversi dan konflik atau pertentangan. Persaingan atau perjumpaan. Tempat atau wadah berbagai
diartikan sebagai proses sosial, dimana individu aktivitas sosial individu terhadap individu lain,
atau kelompok-kelompok manusia bersaing men- individu terhadap kelompok atau kelompok ter-
cari keuntungan melalui bidang-bidang kehidu- hadap kelompok dalam masyarakat baik aktivitas
pan yang ada pada suatu masa tertentu menjadi spontan maupun direncanakan dapat berfungsi
pusat perhatian umum dengan cara menarik per- sebagai saluran interaksi sosial.
hatian publik atau dengan mempertajam prasang- Upacara keagamaan merupakan saluran
ka yang telah ada, tanpa mempergunakan anca- interaksi sosial yang efektif untuk menciptakan
man atau kekerasan. Kontraversi berarti bentuk integritas, kohesi dan solidaritas sosial suatu ma-
proses sosial yang berada di antara persaingan syarakat. Melalui upacara keagamaan, suatu ke-
dan pertentangan atau konflik. Kontraversi lompok keagamaan dapat menjalin interaksi den-
ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpasti- gan kelompok keagamaan lain. Aktivitas budaya
an mengenai diri sendiri atau suatu rencana dan dan sosial seperti selametan atau kenduren, go-
perasaan tidak suka yang disembunyikan, keben- tong royong dan tolong menolong, aktivitas-ak-
cian atau keragu-raguan terhadap kepribadian se- tivitas dalam dasa wisma, kelompok tani, PKK,
seorang. Konflik atau pertentangan terjadi ketika sekolah, BPD dan lembaga pemerintahan seperti
individu-individu berusaha memenuhi tujuannya RT/RW, Kelurahan juga dapat berfungsi sebagai
dengan jalan menentang pihak lawan dengan an- saluran interaksi sosial.
caman dan kekerasan. Konflik dapat disebabkan
oleh adanya perbedaan pendirian atau perasaan Metode
antar individu, adanya perbedaan kepribadian,
adanya perbedaan kepentingan individu atau ke- Penelitian dilaksanakan di Desa Karang-

62
Imam Sujarwanto / Journal of Educational Social Studies 1 (2) (2012)

malang Kecamatan Kedung-banteng Kabupaten ar bagi mereka dalam berinteraksi. Perwujudan


Tegal dengan pendekatan kualitatif, yaitu pen- dari nilai keserasian hidup tersebut dapat dilihat
dekatan yang digunakan sebagai prosedur pene- dalam kerja sama kerukunan gotong royong (ke-
litian yang menghasilkan data deskriptif berupa rigan) dan tolong menolong (rewangan). Contoh
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan kerigan adalah kerigan kliwonan, perbaikan jalan
perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2006:3). menuju makam, dan pengamanan saat perayaan
Dengan fokus kajian dalam penelitian ini antara hari besar keagamaan dan contoh kegiatan re-
lain: bentuk interaksi sosial antara umat Hindu wangan atau sambatan biasanya dijumpai dalam
dan Islam, Faktor-faktor yang mendorong dan kegiatan hajatan.
menghambat terjadinya interaksi sosial serta Akomodasi diartikan sebagai adanya suatu
faktor-faktor yang menentukan pola interaksi so- keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi sosial
sial, Saluran-saluran sosial budaya yang strategis dalam kaitan norma-norma dan nilai-nilai sosial
untuk membangun interaksi antara umat Hindu yang berlaku dalam masyarakat. Upaya masyara-
dan Islam. kat Karangmalang menjaga keseimbangan yaitu
Data dalam penelitian ini digali melalui dengan menjunjung tinggi nilai dan norma yang
beberapa informan, diantaranya adalah pemu- telah disepakati bersama yang bersumber pada
ka agama Hindu dan Budha, tokoh masyarakat, usaha untuk menjaga citra damai masyarakat se-
aparatur pemerintahan dan masyarakat setempat hingga setiap kali terjadi konflik atau ketegangan
Desa Karangmalang Kecamatan Kedungbanteng maka sistem akomodasi akan bekerja. Akomoda-
Kabupaten Tegal. Sedangkan data dalam pene- si memerlukan otoritas pemimpin seperti lurah
litian ini digali melalui teknik wawancara men- dalam sistem pengendalian konflik.
dalam. Dalam wawancara mendalam, peneliti Proses asimilasi yang terdapat dalam ma-
melakukan wawancara pada informan. Suasana syarakat Karangmalang adalah dalam bentuk
wawanca diciptakan sesantai mungkin, sehing- usaha untuk mengembangkan sikap toleransi di
ga informan memberi jawaban yang sejujurnya. antara umat Islam dan Hindu. Dengan berbe-
Disamping wawancara mendalam, peneliti juga kal ingin mewujudkan kehidupan bersama yang
melakukan observasi, dan penggalian data me- penuh dengan cinta damai golongan tua mewa-
lalui dokumen. Observasi dan penggalian do- riskan nilai-nilai toleransi secara terus menerus
kumen, disamping untuk melengkapi data, juga sehingga melahirkan cara hidup (way of life).
untuk mencocokan dengan data yang diperoleh Golongan tua memberi contoh interaksi sosial
melalui wawancara. dengan sesama warga desa. Sedangkan golongan
Setelah semua data terkumpul, langkah be- muda memandang kebersamaan sebagai trend
rikutnya melakukan analisis data. Langkah per- dan tuntutan jaman, golongan muda merupakan
tama yang dilakukan dalam analaisis data adalah komunitas yang memproduksi makna dengan re-
mengelompokan data yang terkumpul. Kemudi- vitalisasi makna lama maupun penciptaan mak-
an langkah kedua adalah melakukan identifikasi na baru untuk kehidupan lebih baik.
data. Setelah kegiatan identifikasi data selesai, Proses interaksi sosial dapat melahirkan
sesuai dengan penelitian kualitatif dilakukan ketidakserasian hubungan antara dua pihak yang
reduksi data. Langkah ketiga sebagai langkah te- berinteraksi. Gesekan, konflik atau pertikaian da-
rakhir adalah mengambil kesimpulan. lam masyarakat Karangmalang bekerja melalui
desas-desus dan silang pendapat akan tetapi tidak
Hasil dan Pembahasan muncul ke permukaan. Upaya mempertahankan
citra damai masyarakat desa Karangmalang dan
Bentuk Interaksi Sosial Antara Umat Hin- menjunjung tinggi nilai dan sikap masyarakat
du dan Islam di Desa Karangmalang Kecamatan Karangmalang yang beragama dan berbudaya,
Kedungbanteng Kabupaten Tegal santun dan mengutamakan persaudaraan mam-
Masyarakat Karangmalang berlatar bela- pu menekan munculnya desas-desus.
kang Islam dan Hindu. Kedua masyarakat ter- Faktor Pendorong Interaksi Sosial. Nilai-
sebut beinteraksi dengan dilandasi sikap saling nilai budaya dasar masyarakat Karangmalang
menghormati perbedaan agama dan budaya. Ini yang menghendaki adanya keserasian hidup ber-
artinya sikap menghormati agama dan budaya sama sebagai manusia yang beradab yang ber-
pada dasarnya sebagaimana adanya, bukan seba- sumber dari budaya Jawa (Kejawen) menjadi fak-
gaimana kita kehendaki. Nilai-nilai dasar buda- tor pendorong interakasi sosial. Ini ditunjukkan
ya yang mengutamakan keserasian kolektif yang dalam kehidupan yang serasi ditengah-tengah ke-
terangkai dalam ungkapan sepi ing pamrih rame beragaman muncul dalam bentuk sikap toleransi.
ing gawe, memayu hayuning buwana, menjadi das- Toleransi merupakan sikap saling menghormati,

63
Imam Sujarwanto / Journal of Educational Social Studies 1 (2) (2012)

saling menghargai dan saling menerima di ten- saluran yang dapat membangun interaksi sosial.
gah keberagaman budaya, sukubangsa, agama Menurut Mulyadi (1989), kondisi masyarakat
dan kebebasan berekspresi. yang sudah maju seperti sekarang ini ternyata ti-
Faktor pendorong lain adalah kuatnya dak mampu melepaskan diri dari bantuan orang
ikatan kekeluargaan dalam masyarakat Karang- lain. Kebutuhan akan organisasi atau lembaga-
malang tampak dalam istilah Jakwir. Isilah jakwir lembaga sosial budaya semakin dirasakan. Lem-
berarti sebutan bagi teman yang memilliki hu- baga-lembaga sosial seperti PKK, Karangtaruna,
bungan sangat kental. Penggunaan kata jakwir Gabungan Kelompok Tani, LKMD, BPD, Partai
dalam bahasa lisan biasanya dirangkai dengan Politik, Upacara inisiasi, Upacara keagamaan,
akhiran an sehingga menjadi kata jakwiran yang kegiatan budaya atau tradisi dalam masyarakat
bermakna pertemanan atau persahabatan. Ini Karangmalang merupakan jawaban akan kebu-
bisa ditunjukkan dengan hidup saling membantu tuhan dalam kegiatan bersama.
diantara mereka, dimana orang-orang Hindu be-
kerja pada orang-orang Islam sebagai buruh tani Simpulan
dan begitu juga sebaliknya. Dengan kata lain da-
lam pemenuhan faktor kebendaan atau ekonomi, Bentuk interaksi sosial antara Umat Hindu
mereka saling bahu membahu membantu meme- dan Islam dalam masyarakat Karangmalang ada-
nuhi kebutuhannya. lah kerjasama kerukunan yang termasuk dida-
Faktor Penghambat Interaksi Sosial An- lamnya adalah gotong royong (kerigan) dan tolong
tara Umat Hindu dan Islam. Hambatan komu- menolong (sambatan). Akomodasi yang pada titik
nikasi walaupun tidak sampai menimbulkan tertentu memerlukan kehadiran pemimpin seper-
permasalahan terjadi akibat adanya kurangnya ti kyai, pandhita maupun kepala desa. Sedangkan
pemahaman tentang budaya atau agama lain. asimilasi yang bekerja adalah toleransi di antara
Contoh hambatan dari faktor komunikasi yang pemeluk Hindu dan Islam. Sikap toleransi dilan-
dapat peneliti temukan pada saat penelitian ada- dasi oleh nilai-nilai budaya dasar yang memen-
lah ketika pemakaman. Akibat kurangnya komu- tingkan keserasian hidup bersama.
nikasinya penataan makam masih semerawut. Interaksi sosial antara umat Islam dan Hin-
Kelompok umat Islam merasa superior du terjadi dalam komunkasi antar budaya karena
atau supreme lebih berkuasa dan bisa memaksa- adanya kesamaan budaya dasar yang bersumber
kan kehendaknya kepada kelompok minoritas dari nilai-nilai Islam Jawi (Kejawen), nilai-nilai
yaitu umat Hindu. Hal ini dibuktikan dengan universal agama yang dijunjung tinggi dengan
banyaknya anggota kelompok mayoritas (umat mengembangkan sikap toleransi, hubungan keke-
Islam) yang mangkir dari undangan yang dibe- rabatan yang kental dengan konsep jakwiran. Ko-
rikan kelompok minoritas (umat Hindu). Untuk munikasi antar budaya ini sekaligus merupakan
menutupi kemangkirannya mereka membuat se- faktor pendorong pola interaksi sosial di samping
ribu alasan untuk tidak hadir. faktor kebendaan. Sedangkan faktor penghambat
Faktor yang Menentukan Pola Interaksi interaksi sosialnya adalah masalah mayoritas dan
Sosial Antara Umat Islam dan Hindu di Desa minoritas dan kurangnya berfungsinya saluran-
Karangmalang. Hubungan yang terus menerus saluran komunikasi. Bentuk-bentuk Interaksi so-
dengan sesamanya akan menghasilkan pola per- sial antar umat beragama di Karangmalang terja-
gaulan. Pola pergaulan inilah yang oleh Soekanto lin melalui saluran-saluran sebagai berikut PKK,
(2010:71) sebagai pola interaksi. Interaksi identik Karangtaruna, Kelompok Tani, BPD, Partai Po-
dengan komunikasi. Komunikasi karena perbe- litik. Sedangkan saluran budaya terjalin melalui
daan agama adalah komunikasi antar budaya. keagamaan, upacara inisiasi dan kerigan kliwonan.
Pola interaksi antara umat Hindu dan Islam ber- Beberapa saran yang perlu dipertimbang-
pola interaksi budaya kejawen yang menyatukan kan berdasarkan hasil penelitian ini, dengan
ide, praktik atau wujud aktivitas sosial dan keben- harapan Interaksi sosial masyarakat Karangma-
daannya seringkali dapat digunakan dan dilaksa- lang yang berlatar belakang Islam dan Hindu,
nakan secara bersama-sama sehingga aktivitas terus berlangsung dengan baik adalah sebagai
sosial yang diramu dengan berbagai perbedaan berikut: Pertama; Pola-pola Interaksi sosial yang
mampu ditoleransi. sudah berjalan dengan baik terus dipertahankan.
Saluran-saluran Yang Strategis dalam Kedua, faktor penghambat interaksi sosial da-
Membangun Interaksi Sosial Pemeluk Hindu lam bentuk stigma minoritas perlu dihilangkan,
dan Islam. Setiap tempat perjumpaan individu dengan secara terus menerus menghilangkan
dengan individu atau individu dengan kelompok perbedaan dan menyatukan persamaan. Ketiga,
atau kelompok dengan kelompok merupakan saluran-saluran kominikasi yang menghambat

64
Imam Sujarwanto / Journal of Educational Social Studies 1 (2) (2012)

perlu dibuka, dengan secara terus menerus me- partment of Sociology Washington State Uni-
lakukan berbagai kominkasi dalam menghadapi versity Pullman, WA 99164. Appears in pp. 1-24
persoalan. in B. Markovsky, et al. (eds.) Advances in Group Pro-
cesses, 11. Greenwich, Conn.: JAI Press. Diunduh
dari http://wat2146.ucr.edu/Papers/94b.pdf
Daftar Pustaka
tanggal 27 Februari 2012
Hanifah, Abu. 2010. “Toleransi dalam Masyarakat
Abdulsyani. 2002. Sosiologi Sistematika, Teori, Dan Tera-
Plural Memperkuat Ketahanan Nasional”. Ar-
pan. Jakarta : PT Bumi Aksara
tikel Puslitbang Kemensos. Diunduh dari www.
Anugrah, Dadan dan Kresnowiati, Winny. 2008. Ko-
depsos.go.id tanggal 28 Februari 2012
munikasi Antarbudaya: Konsep dan Aplikasi. Ja-
Kaergard, Niels.2010.”Social Cohesion and Transfor-
karta: Jala Permata
mation From Ethnic to Multicultural Society:
Christopher, Daniel L. Smith (editor). 2005. Lebih
The Case Study of Denmark”. Ethnicities Jour-
Tajam Dari Pedang-Refleksi Agama-Agama
nal. 10(4): 470-487. Diunduh dari www.sage-
Tentang Paradoks Kekerasan. Yogyakarta :
publication.com tanggal 29 Februari 2012
Kanisius
Liliweri, Alo. 2007. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbu-
Denzin, Norman K. & Lincoln, Yvonna S. 2009. Hand-
daya. Yogyakarta Pustaka Pelajar Offset
book of Qualitative Research. Edisi Bahasa Indo-
Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif.
nesia. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Freese, Lee dan Burke, Peter J. Tanpa Tahun. “Per-
sons, Indentities, and Social Interaction”. De-

65

Anda mungkin juga menyukai