TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
2.2.1 Definisi Tumbuh Kembang
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang
sifatnya
berbeda,
tetapi
saling
berkaitan
yaitu
pertumbuhan
dan
dan berat.2
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, sehingga bersifat kualitatif, yang
pengukurannya
jauh
lebih
sulit
dibanding
dengan
pengukuran
potensi
bawaan.
Lingkungan
yang
cukup
baik
akan
lahir rendah) atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan.
Disamping itu pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin,
anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi,
abortus dan sebagainya.anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan
hidup di lingkungan miskin maka akan mengalami kurang gizi juga dan
mudah terkena infeksi selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa
yang berat dan tinggi badannya kurang pula.1
b. Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang menyebabkan kelaianan
bawaan pada bayi yang dilahirkan.1
b. Infeksi
Infeksi yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH
(Toxoplasmosis,
Rubella,
Cytomegalovirus,
Herpes
simplex).
Misalnya
obat-obatan
seperti
thalidomide,
phenitoin,
methadion, obat-obat anti kanker dan lainnya. Demikian pula pada ibu
hamil perokok berat/peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi
BBLR, lahir mati, cacat atau retardasi mental.1
d. Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan dalam pertumbuhan
janin adalah somatotropin, hormone plasenta, hormone tiroid, insulin
dan peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin (Insulin like
growth factors/IGFs).1
e. Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus,
hidrops fetalis, kern ikterus atau lahir mati.1
f. Stress
Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh
kembang janin antara lain cacat bawaan,kelainan kejiwaan.1
g. Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur 18 minggu dapat menyebabkan
kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.1
h. Anoksia embrio
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi
menjadi 3 kebutuhan dasar yaitu:1
1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)
a. pangan/gizi
b. perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan
yang teratur, pengobatan
c. pemukiman yang layak- kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan
d. pakaian
e. rekreasi, kesegaran jasmani dll
2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan
kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik,
mental atau psikososial.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan, kemandirian,
kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya
2.2.3
mengalami tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang
dimilikinya. Setiap anak akan melalui setiap tahapan tumbuh kembang yang
mempunyai ciri tersendiri, yaitu:
1. Masa prenatal
a) Masa mudigah/embrio: dari konsepsi sampai 8 minggu di dalam
kandungan.
b) Masa janin: mulai dari 9 minggu di dalam kandungan sampai lahir.
2. Masa bayi: usia 0 - 1 tahun
a) Masa neonatal dini: usia 0-7 hari
b) Masa nenonatal lanjut: usia 8-28 hari
c) Masa pasca neonatal: usia 29 hari sampai 1 tahun
3. Masa pra-sekolah: usia 1 6 tahun
4. Masa sekolah: usia 6 18/20 tahun
a) Masa pra-remaja: usia 6-10 tahun
4
b) Masa remaja dini: wanita usia 8-13 tahun, pria usia 10-15 tahun
c) Masa remaja lanjut: wanita usia 13-18 tahun, pria 15-20 tahun
2.2.4 Pertumbuhan Fisik
2.2.4.1 Pertumbuhan janin dalam kandungan
Pertumbuhan pada masa janin merupakan pertumbuhan yang paling pesat
yang dialami seseorang dalam hidupnya. Janin tumbuh dari berat 0,0000175 gram
menjadi 3700 gram, dan panjang badan dari 0,01 menjadi 50 cm.1
2.2.4.2 Pertumbuhan setelah lahir
Indikator pertumbuhan:1
a. Berat badan
Berat badan lahir rata-rata 3,4 kg (2,7-4,1 kg)
Bayi yang dilahirkan cukup bulan akan kehilangan berat badannya selama 3-4
hari pertama dan akan kembali sama dengan berat badan lahir pada hari ke 10.
Berat badan meningkat:
2x
lahir
5
1. Lahir
2. 3-12 bulan
3. 1-6 tahun
4. 6-12 tahun
3,25 kg
berat
Umur(bulan)+9
badan
3x
pada umur
Umur(tahun)x2+8
bulan,
Umur (tahun)x7-5
berat
badan
lahir
pada umur
1 tahun,
4 x berat badan lahir pada umur 2 tahun
Penambahan berat badan:
700-1000 gram/bulan pada triwulan I
500-600 gram/bulan pada triwulan II
350-450 gram/bulan pada triwulan III
250-350 gram/bulan pada triwulan IV
b. Tinggi Badan
Rata-rata tinggi (panjang) badan lahir + 50 cm
Panjang badan meningkat 1,5 x panjang badan pada umur 1 tahun
Penambahan panjang badan:
4 tahun 2x TB lahir
6 tahun 1,5x TB setahun
13 tahun 3x TB lahir
Dewasa 3,5x TB lahir (2 x TB 2 tahun)
1. Lahir
2. Umur 1 tahun
3. 2-12 tahun
50 cm
75 cm
Umur (tahun) x 6 +77
Sedangkan rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik
berdasarkan data tinggi badan orangtua dengan asumsi bahwa semuanya
tumbuh optimal sesuai dengan potensinya, adalah sebagai beikut: 1
TB anak perempuan :
( TB ayah 13 cm ) + TB ibu
8,5 cm
TB anak laki-laki :
8,5 cm
2
( 13 adalah rata-rata selisih tinggi badan antara orang dewasa laki-laki dan
perempuan di Inggris dan 8,5 cm adalah nilai absolut tentang tinggi badan )
c. Lingkar Kepala
Rata-rata lingkar kepala lahir 34 cm, lingkar kepala ini lebih besar dari
lingkar dada. Pada anak umur 6 bulan lingkar kepala rata-ratanya adalah 44 cm,
umur 1 tahun 47 cm, umur 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. Jadi pertambahan
lingkar kepala pada 6 bulan pertama adalah 10 cm atau sekitar 50% dari
pertambahan lingkar kepala dari lahir sampai dewasa terjadi pada 6 bulan
pertama kehidupan.
d. Erupsi gigi
Gigi pertama tumbuh pada umur 5 9 bulan, pada umur 1 tahun
sebagian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu. Pada umur 2,5 tahun sudah
terdapat 20 gigi susu. Erupsi gigi tetap sebagai berikut:
-
Molar pertama
Incisor
Premolar
Kanisius
Molar kedua
Molar ketiga
: 6-7 tahun
: 7-9 tahun
: 9-11 tahun
: 10-12 tahun
: 12-16 tahun
: 17-25 tahun
perkembangan
adalah
bertambahnya
fungsi
organ
tubuh.
Pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Artinya
untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu
bersamaan dengan kematangan fungsi. Sebuah organ yang tumbuh atau menjadi
besar karena sel-sel jaringan yang mengalami proliferasi atau hiperplasia dan
hipertrofi. Pada awalnya organ ini masih sederhana dan fungsinya pun belum
sempurna. Dengan bertambahnya umur atau waktu, organ tersebut berikut
fungsinya akan tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan seorang anak
memberikan gambaran tentang perkembangan keadaan keseimbangan antara
asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak untuk berbagai proses biologis
termasuk untuk tumbuh.
Periode pertumbuhan dan perkembangan anak mulai di dalam
kandungan ibu sampai umur 2 tahun disebut masa kritis tumbuh-kembang. Bila
anak gagal melalui periode kritis ini maka anak tersebut sudah terjebak dalam
kondisi point of no return, artinya walaupun anak dapat dipertahankan hidup
tetapi kapasitas tumbuh-kembangnya tidak bisa dikembalikan ke kondisi
potensialnya.6
Pada dasarnya pertumbuhan dibagi dua, yaitu; pertumbuhan yang
bersifat linier dan pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang
antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda.
Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat
lampau, dan pertumbuhan massa jaringan menggambarkan status gizi yang
dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran.7
1. Perubahan ukuran
Gambar 1. Menunjukan proporsi tubuh dari janin sampai dewasa (dikutip dari
Behrman 1992, gambar dikutip dari Markum AH 1991)
3. Hilangnya ciri-ciri lama
Menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, dan menghilangnya
refleks-refleks primitif.
4. Timbulnya ciri-ciri baru
Tumbuhnya cirri-ciri baru ini adalah akibat pematangan fungsi-fungsi
organ seperti munculnya gigi tetap, munculnya tanda-tanda seks
sekunder.
Disini
laku
(bersosialisasi
lingkungannya).
2.2.6.1 Jenis jenis Perkembangan
1) Perkembangan Fisik
11
dan
berinteraksi
dengan
Motorik Halus
12
Merangkak
berdiri dan berjalan beberapa
langkah
berjalan cepat
cepat-cepat duduk agar tidak
jatuh
merangkak di tangga
berdiri di kursi tanpa pegangan
menarik dan mendorong bendabenda berat
melempar bola
bersamaan
menyusun menara dari balok
memindahkan air dari gelas ke
gelas lain
belajar memakai kaus kaki sendiri
menyalakan TV dan bermain
remote
belajar mengupas pisang
Motorik Halus
mencoret-coret dengan 1 tangan
menggambar
garis
tak
tangga terakhir
berdiri dengan 1 kaki
beraturan
memegang pensil
belajar menggunting
mengancingkan baju
memakai baju sendiri
Motorik Kasar
melompat dengan 1 kaki
berjalan menyusuri papan
menangkap bola besar
mengendarai sepeda
berdiri dengan 1 kaki
Motorik Halus
menggambar manusia
mencuci tangan sendiri
membentuk benda dari plastisin
membuat garis lurus dan lingkaran
cukup rapi
Motorik Kasar
menuruni tangga dengan cepat
seimbang saat berjalan mundur
melompati rintangan
melempar dan menangkap bola
melambungkan bola
13
Motorik Halus
menggunting dengan cukup baik
melipat amplop
membawa gelas tanpa
menumpahkan isinya
memasikkan benang ke lubang
besar
d) Fungsi Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan.
Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi
perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai
berikut:8
1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang
dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar
dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi
tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke
kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat
ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya.
Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
3. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau
usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih
menulis, menggambar, melukis, dan barisberbaris.
4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan
anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya,
sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat
bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan
atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).
5. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi
perkembangan selfconcept atau kepribadian anak.
14
Revised
Development
Test,
berfungsi
menaksir
negeri.
Secara
15
alamiah
setiap
anak
dalam
perkembangannya
memiliki
variasi
kemampuan
gerak
pada
pertengahan
tahun
2003; telah
melakukan
karena menurut
milestone
kronologis
kemampuan motorik
umur anak,
sehingga
penelitiannya
menghasilkan
sutau kurva
anak.
Kurva perkembangan
anak
yang
Milestone
Perkembangan
Motorik
16
yang
17
gizi
seseorang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
proses
yang
digunakan
untuk
mengevaluasi
status
gizi,
18
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu :
antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.
1. Pengukuran Anthropometri
Pengertian istilah nutritional anthropometry mula-mula muncul
dalam Body measurements and Human Nutrition yang ditulis oleh
Brozek pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe (1966)
sebagai, pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran
tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda.2
a.
Jenis parameter
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan
dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal
dari tubuh manusia, antara lain : umur, berat badan dan tinggi badan.
1) Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi,
kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang
salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang
akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan
umur yang tepat. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh,
artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan.10
2) Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan
gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat
peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit
infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini
dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur)
atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan
pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya
memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak
digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja
19
3) Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan
yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi
badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama
yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang
gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk
Indeks TB/U (Tinggi Badan menurut Umur), atau juga indeks
BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan
karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya
dilakukan setahun sekali.10
b.
20
c.
Indeks Antropometri
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status
gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri.
Di Indonesia ukuran baku hasil pengukuran dalam negeri belum ada,
maka untuk berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) digunakan baku
HARVARD.
Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat
badan dan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U),
dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
1) Berat Badan menurut Umur
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan
gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap
perubahan-perubahan yang mendadak. Berat badan adalah parameter
antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, berat badan
berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam
keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan yaitu dapat berkembang
cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan
karakteristik berat badan maka indeks berat badan/umur digunakan
sebagai salah satu cara mengukur status gizi. Mengingat karakteristik
berat badan yang labil maka berat badan/umur lebih menggambarkan
status gizi seseorang. BB/U dapat dipakai pada setiap kesempatan
memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. BB sensitif
terhadap perubahan-perubahan kecil, dapat digunakan timbangan apa
saja yang relatif murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu
dan tenaga.7
21
22
Gambar 4. Kurva Pertumbuhan Intrauterin menurut panjang, lingkar kepala, dan berat
lahir bayi tunggal
Sumber: Lubchenco L, Hansman C, Boyd E
Cara Klasifikasi :1
1. Berat badan terhadap umur BB/U:
a. Menurut Gomez :
- Baku Boston
- Cara % dari median
- Klasifikasi :
>90%
: normal
90-75%
: malnutrisi ringan (grade 1)
75-61%
: malnutrisi sedang (grade 2)
61%
: malnutrisi berat (grade 3)
b. Menurut Jelliefe :
- Baku Boston
- Cara % dari median
- Klasifikasi :
110-90% : normal
90-81%
: malnutrisi ringan (grade 1)
80-61%
: malnutrisi sedang (grade 2 dan 3)
61%
: malnutrisi berat (grade 4)
2. Tinggi badan terhadap umur TB/U :
a.Kanawati dan McLaren :
- Baku
: Boston
- Cara
: % dari median
23
- Klasifikasi
95%
95-90%
90-85%
<85%
:
: normal
: malnutrisi ringan
: malnutrisi sedang
: malnutrisi berat
b.
WHO/CDC
- Baku
: NCHS
- Cara
: % dari median
- Klasifikasi :
90%
: normal
< 90%
: stunted/malnutrisi kronis
DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: Penerbit
2. Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, dkk, penyunting. Buku ajar 1:
tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi pertama. Jakarta: Sagung Seto,
IDAI; 2002.
3. Irwanto, dkk. 2006. Penyimpangan tumbuh kembang anak. Surabaya: Bagian
Ilmu Kesehatan Anak FKUNAIR/RS Dr. Soetomo.
4. WHO. Child Growth Standards. 2006. Diunduh tanggal 25 Desember 2012;
tersedia di: http://www.who.int/childgrowth/standards/Technical_report.pdf
5. Chamidah Nur Atien. Deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak. 2009. Yogyakarta. FKUNY. Diunduh tanggal 25 Desember 2012;
tersedia
di:
http://www.eprints.uny.ac.id/878/2/deteksi_dini_gangguan
_tumbang.pdf
6. Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S, penyunting. Diagnosis fisis
pada anak. Edisi kedua. Jakarta: Sagung Seto; 2003.
24
25