Anda di halaman 1dari 74

UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN ASI

EKSKLUSIF DI KELURAHAN ANDURING


WILAYAH KERJA PUSKESMAS
AMBACANG TAHUN 2016
Bayu Rahmadin
Hendi Hafizth
Virissa Calista Harbaindo
Ariadi
Resna Marvinza
Nazla Putri Sukma
Rana Zara Athaya
Vadhana Trunakarasu
Mahaletchemy Balu

Oleh:
0910312025
1010313059
1110312040
1110312069
1110313042
1110313048
1110313069
1110314001
1110314011

BAB 1
PENDAHULUAN

ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah saat bayi hanya di beri
ASI saja tanpa tambahan cairan lain, dan
tanpa tambahan makanan lain yang
diberikan paada bayi sampai umur 6 bulan.

Keuntungan ASI
Zat Nutrisi
1. Pertumbuhan sel otak lebih optimal
2. Menghindarkan bayi dari bahaya infeksi
dan alergi
3. Merangsang pertumbuhan sistem
kekebalan tubuh
ASI terkandung antibodi yang diperlukan
bayi untuk melawan penyakit

Permasalahan
Pemberian ASI Eksklusif semakin
menurun.
Berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) pemberian
ASI Eksklusif hanya 64%.
Pemberian ASI Eksklusif berkaitan
dengan masalah kekurangan gizi.

Permasalahan
Kurangnya kesadaran Ibu terhadap
pemberian ASI sebelum berumur 6 bulan.
Pemerintah membuat program-program
yang mendukung penggunaan ASI
eksklusif antara lain melaui pemberian
pendidikan kesehatan tentang pentingnya
ASI Eksklusif

Permasalahan
Data masalah terbanyak di kelurahan
Anduring adalah kurangnya pemberian ASI.
Laporan ASI Eksklusif bulan Februari
2016 Puskesmas Ambacang
No KELURAHAN Sasaran 0-5 Bulan ASI Eksklusif (V)
Jumla
Jumla
L
P
h
L
P
h

Tidak Eksklusif
Jumla
L
P
h

CAK
%

Ambacang

64

63

127

50

45

95

14

16

30

74.8

Anduring

49

48

97

38

32

70

11

16

27

72.16

Lubuk Lintah

38

40

78

28

36

64

10

14

82.05

Ampang

30

29

59

21

20

41

11

20

64.49

Total

181

180

361

137

133

270

46

45

91

74.79

Evaluasi belum pernah dilakukan sehinggan


dilaksanakan upaya peningkatan cakupan
pemberian ASI Eksklusif.

Rumusan Masalah
Apa penyebab rendahnya cakupan ASI
Eksklusif di Kelurahan Pasar Ambacang
wilayah kerja Puskesmas Ambacang
Kuranji?
Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi rendahnya cakupan ASI
Eksklusif di Kelurahan Pasar Ambacang
wilayah kerja Puskesmas Ambacang
Kuranji?

Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum cakupan ASI
Eksklusif di Kelurahan Pasar Ambacang
wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji

Tujuan Penulisan
Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran umum tentang
cakupan ASI Eksklusif di Kelurahan Anduring
wilayah kerja Puskesmas Ambacang
2. Mengidentifikasi masalah dalam upaya
peningkatan cakupan ASI Eksklusif di
Kelurahan Anduring wilayah kerja
Puskesmas Ambacang

Tujuan Penulisan
3. Menganalisis penyebab belum
tercapainya cakupan ASI Eksklusif di
Kelurahan Anduring wilayah kerja
Puskesmas Ambacang.

Manfaat Penulisan
Bagi Masyarakat
Menambah ilmu pengetahuan tentang
pentingnya memberikan ASI eksklusif.
Bagi Puskesmas
Menambah wawasan mengenai upaya
peningkatan cakupan ASI Eksklusif dan
bagaimana penanggulangannya.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian
Pengertian Air Susu Ibu
Suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang di
sekresi oleh kelenjar mammae ibu.
Perilaku yang hanya diberikan ASI
kepada bayi sampai umur 6 bulan tanpa
makanan dan ataupun minuman lain.

Keunggulan ASI
Keunggulan ASI dan Menyusui
ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi
dibandingkan dengan susu buatan.
ASI mengandung zat pelindung yang dapat
melindung bayi selama 5-6 bulan pertama.
ASI juga memebrikan kebaikan bukan
hanya untuk bayi, namun bagu ibu juga.

Produksi ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu ibu
dirangsang dengan isapan mulut bayi pada
putting susu ibu.
Berdasarkan waktu produksi, ASI dibagi
menjadi 3 pembagian:
1. Colostrum
2. Air Susu Masa Peralihan
3. Air Susu Mature

Volume Produksi ASI


Pada minggu bulan terakhir kehamilan,
kelenjar pembuat ASI mulai menghasilkan
ASI.
Pada pertama sejak bayi lahir ASI dalam
dihasilkan 50 100 ml dalam sehari dan
akan mencapai sekitar 400-450 ml pada
waktu bayi mencapai usia minggu kedua.

Komposisi ASI
Colostrum :
Immunoglobulin A, laktoterin, dan sel darah
putih.
Sedikit lemak dan laktosa, banyak vitamin dan
mineral.
Air susu disebut Hand Milk dengan
kandungan lemak 3-4 kali lipat lebih banyak.

Manajemen Laktasi
adalah upaya yang dilakukan untuk
menunjang keberhasilan menyusui.
Pelaksanannya : Masa kehamilan,
segeran setelah persalinan, dan pada
masa menyusui selanjutnya.

Pemberian ASI
Makanan Bayi Berusia 0-4 Bulan
ASI sebagai makanan tunggal harus
diberikan sampai bayi berusia 4 bulan, dan
baru boleh diberi makanan pendamping
ASI.

Faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi ASI
a.
b.
c.
d.

Makanan ibu
Ketentraman jiwa dan pikiran
Pengaruh persalinan dan klinik bersalin
Penggunaan alat kontrasepsi yang
mengandung estrogen dan progesteron
e. Perawatan payudara

BAB 3
ANALISIS SITUASI

Kondisi Demografis dan Sasaran Poskeskel

Jumlah penduduk di wilayah kerja


Poskeskel Anduring tahun 2016 adalah
sebanyak 14.496
Jumlah KK (kepala keluarga) adalah
sebanyak 2.774.

Data Distribusi Penduduk Menurut


Kelurahan di Wilayah Kerja Poskeskel
Anduring

Sasaran Program Kesehatan Poskeskel


Anduring tahun 2016

Sarana dan Prasarana

Posyandu balita
: 8 buah
Posyandu lansia/posbindu: 2 buah
Poskeskel
: 1 buah
UKK
: 34 buah
Batra
: 25 buah
Toga
:195 buah

Sarana kesehatan di wilayah kerja


Poskeskel
Anduring antara lain sebagai berikut:
Praktek dokter gigi
: 1 tempat
Dokter umum
: 4 orang
Bidan praktek swasta
: 5 orang
klinik
: 2 buah
Apotik
: 3 buah

Fasilitas Pendidikan Wilayah Kerja


Poskeskel Anduring

Data Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dalam sistem


kesehatan terdiri atas tenaga kesehatan
dan non kesehatan.

Asi Eksklusif

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Masalah


Dilakukan melalui :
kegiatan observasi
Wawancara
Data sekunder (laporan tahunan)
Masalah yang diidentifikasi adalah semua permasalahan
yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Ambacang.

Beberapa potensi masalah yang berhasil diidentifikasi di wilayah kerja Puskesmas


Ambacang adalah :
Tabel 4.1 Daftar Masalah di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang Tahun 2015

4.2 Penentuan Prioritas Masalah


Digunakan metode Hanlon untuk menentukan prioritas masalah. Kriteria skoring
yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.Urgensi
Nilai 1 = tidak penting
Nilai 2 = kurang penting
Nilai 3 = cukup penting
Nilai 4 = penting
Nilai 5 = sangat penting

2. Kemungkinan Intervensi
Nilai 1 = tidak mudah
Nilai 2 = kurang mudah
Nilai 3 = cukup mudah
Nilai 4 = mudah
Nilai 5 = sangat mudah

3. Biaya
Nilai 1 = sangat mahal

Tabel 4.2 Penilaian Prioritas Masalah di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang

1.Program Jamban Sehat


a. Urgensi (nilai 5/ sangat penting)
Wabah baru berupa panyakit seperti diare dan lain-lain yang meningkat.
b. Intervensi (nilai 1/ kurang mudah)
Perencanaan jangka waktu yang lama
c. Biaya (nilai 1/ sangat mahal)
Pembuatan septik tank itu biayanya akan cukup tinggi.
d. Mutu (nilai 4/ tinggi)
Tujuan masalah kesehatan lingkunagn di kelurahan Anduring dapat tercapai
targetnya.
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Ambacang
Menurunkan angka kejadian penyakit yang berkaitan dengan kesehatan
lingkungan.

2.PHBS perilaku merokok yang masih tinggi


a. Urgensi (nilai 4/ penting)

Upaya untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas di lingkungan msayarakat.

Dengan adanya PHBS, dapat mencegah berbagai penyakit.

b. Intervensi (nilai 2/ kurang mudah)

Promosi kesehatan seperti penyuluhan dan pembinaan masyarakat

Akan sulit diterima oleh masyarakat

c. Biaya (nilai 4/ murah)

Adalah biaya pengadaan sanitasi. Bergotong royong untuk membuatnya.


d. Mutu (nilai 4/ tinggi)

Tujuan pembangunan kesehatan di masyarakat tentunya dapat tercapai

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas


Ambacang

Berdampak pada peningkatan mutu di Puskesmas Ambacang.

3. Campak masih rendah


a. Urgensi (nilai 3/ cukup penting)

Campak menempati urutan kedua setelah DBD

Sering menimbulkan KLB

b. Intervensi (nilai 3/ cukup mudah)

Meningkatkan fungsi kader

Penyuluhan di luar dan dalam gedung


c. Biaya (nilai 3/ cukup murah)

Dibutuhkan edukasi yang lebih intens kepada masyarakat

Pelatihan terhadap kader

d. Mutu (nilai 2/ rendah)

Meningkatnya penjaringan kasus suspek campak

Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat campak.

4. ASI Eksklusif belum mencapai target


a. Urgensi( nilai 5/ sangat penting)

ASI eksklusif juga berfungsi sebagai meningkatkan sistem imun

Mencegah bayi baru lahir dari penyakit penyakit berbahaya.

b. Intervensi( nilai 3/ cukup mudah)

Kurangnya pengetahuan masyarakat dan ibu-ibu baru melahirkan

Kesibukan ibu-ibu baru melahirkan

Penyuluhan

Edukasi dari tenaga kesehatan


c. Biaya (nilai 4/murah)
Biaya untuk penyuluhan dan penyebaran leaflet
d. Mutu (nilai 4/ tinggi)

Meningkatkan pengetahuan ibu baru melahirkan dan masyarakat

Menurunkan angka penyakit pada bayi baru lahir

5. Kelas Ibu hamil belum mencapai target


a. Urgensi (nilai 4/ penting)

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan,


persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.

b. Intervensif (nilai 2/ kurang mudah)

Kesulitan dalam mengumpul ibu-ibu hamil sesuai waktunya

Faktor lokasi dari puskeskel karena jauh ke dalam dan sukar ada transportasi ke tempat tersebut.

c. Biaya (nilai 2/ mahal)

Biaya untuk transportasi petugas dan pengadaan media-media promosi

Pengadaan makanan kepada peserta dan ahli keluarga yang turut serta supaya mendapat sambutan
dari masyarakat.
d. Mutu (nilai 3/sedang)

Kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan
senam hamil.

Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas.

Diharapkan suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan

6.BBLR masih ada


a. Urgensi (nilai 5/ sangat penting)

Masalah kelahiran BBLR, masalah gizi

Kejadian BBLR meningkatkan angka kematian anak.

b. Intervensi (nilai 3/ cukup mudah)

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan ibu mengenai kejadian BBLR

Masalah sosial ekonomi yang rendah

Mengubah pola pikir masyarakat.

c. Biaya (nilai 3/ cukup murah)

Biaya yang murah

Transportasi petugas dan pengadaan media-media promosi

Pemberian leaflet dan pemeriksaan ibu hamil berkala. Hal ini juga dapat dilakukan sewaktu
kunjungan ibu hamil pada K1.

d. Mutu (nilai 3/ sedang)

Masalah BBLR di wilayah Puskesmas Ambacang akan berkurang.

Penilaian
Prioritas

Sebab masalah

Prioritas
Masalah

Upaya cakupan
peningkatan ASI
Eksklusif di Wilayah
kerja Puskesmas
Ambacang

manusia
metode
material
lingkungan

Terutama:
Kelurahan
Anduring
44/9

Manusia
a. Kurangnya pengetahuan Ibu
mengenai pentingnya ASI Eksklusif
b. Produksi ASI yang rendah
c. Kurangnya waktu Ibu untuk
memberikan ASI dikarenakan aktivitas

Lingkungan
a. Ketersediaan tempat menyusui di
tempat kerja yang kurang
b. Kurangnya dukungan keluarga bagi
Ibu untuk memberikan ASI Eksklusif

Rendahnya cakupan ASI


Eksklusif di Kelurahan
Anduring

Metode
a. Pemahaman tentang cara pemberian
ASI yang belum benar
b. Pemahaman tentang cara perawatan
payudara yang masih kurang

Material
a. Kurang tersedianya media informasi
tentang pentingnya ASI Eksklusif

Manusia
Rencana : memberikan informasi kepada ibu hamil
dan menyusui tentang pentingnya pemberian ASI
eksklusif, faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
ASI, serta tatacara penyimpanan ASI yang baik.
Pelaksana : pemegang program, dokter muda, dan
kader.
Sasaran : masyarakat di wilayah kelurahan Anduring
Waktu : Maret April 2016
Tempat : Jalan ruang 3 ruang, kelurahan Anduring
Target : ibu hamil dan menyusui di wilayah kelurahan
Anduring
Pelaksanaan: penyuluhan, penyediaan leaflet,
fasilitas tenaga kesehatan

Metode

Masalah

Cara pemberian ASI yang benar


Rendahnya IMD pada bayi baru lahir

Rencana : mengajarkan cara menyusui yang benar kepada ibu menyusui


dan meningkatkan kesadaran tenaga kesehatan akan pentingnya IMD.

Pelaksana : pemegang program, dokter muda, dan tenaga kesehatan

Sasaran

Waktu : Maret April 2016

Tempat : klinik bersalin.

Target : Ibu hamil dan menyusui dapat melakukan cara menyusui yang
benar dan tenaga penolong persalinan dapat melakukan IMD jika tidak ada
kendala.

Pelaksanaan
ilmu

: Ibu hamil dan menyusui di kelurahan Anduring.

: sosialisasi kepada nakes, penyediaan leaflet, penyegaran

Material
Masalah : masih kurangnya ketersediaan media
informasi tentang pentingnya ASI eksklusif.
Rencana : penyebaran leaflet tentang pentingnya ASI
eksklusif di kelurahan Anduring.
Pelaksana : pemegang program, dokter muda, kader.
Sasaran : Ibu hamil dan menyusui di kelurahan
Anduring.
Waktu : Maret April 2016.
Target : tersebarnya leaflet kepada ibu hamil mengenai
pentingnya ASI eksklusif pada kegiatan kelas ibu hamil,
tempat pemeriksa antenatal, dan poskeskel.
Pelaksanaan : leaflet disebarkan pada ibu hamil yang
melakukan kunjungan antenatal dan yang mengikuti kelas
ibu hamil di kelurahan Anduring.

Lingkungan
Masalah : Kurangnya dukungan keluarga bagi ibu untuk
memberikan ASI eksklusif & rendahnya ketersediaan
tempat menyusui di tempat umum.
Rencana : pembentukan KP-ASI (kelompok pendukung
ASI) dan pengadaan tempat menyusui.
Pelaksana : pemegang program, dokter muda, kader.
Sasaran : masyarakat kelurahan Anduring
Waktu : Maret April 2016.
Tempat : kelurahan Anduring
Target : Tokoh masyarakat kelurahan Anduring.
Pelaksanaan :
Membentuk kelompok pendukung ASI yang sadar akan
pentingnya pemberian ASI eksklusif pada anak.
Pengadaan tempat menyusui di tempat-tempat umum

Prioritas jalan
keluar

Nilai efektifitas paling


tinggi

Penetapan nilai efektifitas


1 (paling tidak efektif) 40 (paling efektif)

Magnitude (M): besarnya masalah yang dapat diselesaikan


Makin besar masalah yang dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar
tersebut.
Importancy (I): Pentingnya jalan keluar
Pentignya jalan keluar dikaitkan dengan lamanya suatu masalah, makin
lama masa bebas masalahnya, makin penting jalan keluar tersebut.
Vulnerability (V): Sensitivitas jalan keluar
Sensitivitas dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar mengatasi masalah.
Makin cepat masalah teratasi, makin sensitif jalan keluar tersebut.
Efisiensi (E): Jalan keluar
Jalan keluar dikaitkan dengan biaya, makin besar biaya yang diperlukan,
makin tidak efisien jalan keluar tersebut. Dengan angka 1 (biaya paling
sedikit) sampai dengan angka 5 (biaya paling besar)

Nilai prioritas untuk setiap alternatif jalan keluar ditentukan


dengan membagi nilai hasil perkalian M x I x V dengan E
P = (M x I x V) / E

Prioritas Pemecahan Masalah

Dari perhitungan prioritas pemecahan masalah, 3 alternatif


kegiatan yang paling mungkin untuk dilakukan adalah:

1. Membentuk kelompok pendukung ASI yang sadar akan


pentingnya pemberian ASI ekslusif pada anak

2. Penyuluhan secara berkala mengenai pentingnya ASI


eksklusif, faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
ASI, serta tatacara penyimpanan ASI yang baik.

3. Menyediakan leaflet mengenai pentingnya ASI eksklusif


di tempat pelayanan kesehatan ibu hamil dan menyusui

BAB 5
RENCANA PELAKSANAAN
PROGRAM

5.1 Tahap Persiapan (Plan)


Rapat internal: Pimpinan puskesmas & pemegang program
KIA Ibu/Gizi
Tentang: Rendahnya pemberian ASI Eksklusif di kelurahan
Anduring
Rencana: Upaya meningkatkan kesadaran ibu tentang
pemberian ASI Eksklusif kepada bayi

5.2 Tahap Pelaksanaan (Do)


5.2.1 Pembentukan KP ASI
Dilakukan (lurah, sekretaris lurah, pemegang program gizi, bidan)
Tujuan: Meningkatkan cakupan ASI Eksklusif kel. Anduring

5.2.2 Pemberian Penyuluhan kepada Ibu tentang ASI Eksklusif


Dilaksanakan: Pemegang program & kader kel. Anduring
Tujuan: Meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan masayarakat
kel. Anduring mengenai ASI Eksklusif

5.2.3 Membuat Sarana Edukasi tentang ASI Eksklusif


Cara: Pemberian leaflet mengenai pentingnya ASI Eklusif
Kepada: Ibu hamil dan menyusui kel. Anduring

5.3 Tahap Evaluasi (Check)


Tujuan: Mengetahui kesuksesan program kerja
Melalui:
Lokakarya mini (pelaporan kinerja & penilaian koordinasi lintas
sektoral)
Pendataan program (gizi, promkes, surveilans, KIA) dan laporan
(kader, dokter, bidan)

Keberhasilan: Peningkatan angka pemberian ASI Eksklusif

5.4 Rencana Berkelanjutan (Action)


1. Pemberian leaflet kepada peserta penyuluhan dari kel.
Anduring terutama ibu hamil dan menyusui
2. Meletakkan leaflet pada mading kantor persalinan mudah
diambil masyarakat

5.5 Matriks Kegiatan


Kegiatan

Tujuan

Tanggal Tempat

Pelaksana/
PJ

Sasaran

Membentuk
Kelompok
Pendukung
ASI

Meningkatkan
pengetahuan
ibu tentang
kelompok
pendukung ASI

MaretApril
2016

Poskeskel
kel.
Anduring

Panitia
penyuluhan
(dokter
muda)

Para ibu
Data ibu hamil
hamil dan ibu dan ibu
menyusui di
menyusui
kelurahan
Anduring

Memberikan
penyuluhan
tentang
pentingnya
ASI
Eksklusif

Mempersiapkan Maretibu-ibu agar


April
dapat
2016
memberikan
ASI Eksklusif
yang cukup
kepada bayi

Poskeskel
kel.
Anduring

Panitia
penyuluhan
(dokter
muda)

Ibu-ibu yang
dalam
kehamilan 6
bulan dan ke
atas

Data ibu
dalam
kehamilan 6
bulan dan ke
atas

Pembagian
leaflet ASI
Eksklusif

Meningkatkan
pengetahuan
ibu tentang
pentingnya
pemberian ASI
Eksklusif dan
cara pemberian
yang benar

Poskeskel
kel.
Anduring

Panitia
penyuluhan
(dokter
muda)

Para ibu
kelurahan
Anduring

Leaflet ASI
Eksklusif

MaretApril
2016

Alat dan
Perlengkapan

BAB 6
LAPORAN KEGIATAN

Pembentukan Kelompok Pendukung


ASI (KP- ASI)
Hari/tanggal : Selasa, 19 April 2016
Waktu : 09.00 11.00
Tempat: Kelurahan Anduring, Kec.
Kuranji
Pelaksana : Lurah, seketaris lurah,
pemegang program gizi, serta bidan
Tujuan : Meningkatkan cakupan ASI
Eksklusif di kelurahan Anduring

Kendala yang dihadapi


Pada hari pelaksanaan pembentukan
struktur KP ASI, dikarenakan kesibukan
lurah maka wewenang pembentukan KP
ASI dialihkan kepada sekretaris lurah.

Penyuluhan tentang ASI Eksklusif


Hari/tanggal : Selasa, 19 April 2016
Waktu
: 09.00 11.00 wib
Tempat : Jalan rumah tiga ruang, Kel.
Anduring, Kec Ambacang
Pelaksana : Dokter muda IKM
Puskesmas Ambacang

Jumlah : 50 orang
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan tindakan masyarakat
Kelurahan Anduring mengenai pemberian
ASI Eksklusif.

Kendala yang Dihadapi


Ibu hamil dan menyusui terlambat datang
sehingga penyuluhan yang awalnya di
sepakati jam 9.00 WIB di undur menjadi
jam 10.00 WIB.
Kondisi ruangan kurang kondusif
pencahayaan rumah terlalu terang
sehingga pemakaian infokus kurang
maksimal

Penyebaran Leaflet
Hari/tanggal : Selasa, 19 April 2016
Waktu : 09.00 11.00
Tempat: Jalan rumah 3 ruang, Kel Anduring,
Kec Ambacang
Pelaksana : Dokter muda IKM Puskesmas
Ambacang
Jumlah Leaflet : 50 leaflet

Leaflet pengertian ASI Eksklusif, cara


pemberian ASI Eksklusif yang benar, dan
manfaat pemberian ASI Eksklusif.
leaflet juga diletakkan di Poskeskel yang bisa
diambil oleh pengunjung Poskeskel Anduring.
Kendala yang Dihadapi
Pembagian leaflet tidak mengalami kendala,
bahkan beberapa masyarakat antusias
bertanya pada saat penyuluhan setelah
membaca leaflet mengenai ASI eksklusif.

BAB 7
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Cakupan ASI ekslusif di Kelurahan Anduring
pada bulan februari tahun 2016 tidak
memenuhi target yaitu 72%, dimana target di
wilayah kerja puskesmas Ambacang sebesar
80%.
2. Permasalahan dalam upaya peningkatan
cakupan ASI ekslusif yaitu kurangnya
pengetahuan masyarakat dan ibu baru
melahirkan tentang pentingnya pemberian
ASI ekslusif, kesibukan ibu, serta
memberikan susu formula sebelum 6 bulan.

KESIMPULAN
3. Kurang tersedianya media informasi
menyebabkan pengetahuan ibu yang
kurang tentang ASI ekslusif. Karna
kesibukan ibu menyusui menyebabkan
tidak adanya waktu atau tidak
disediakannya kamar menyusui di
tempat kerja. Kurangnya produksi ASI
disertai dengan dorongan keluarga
menyebabkan ibu memberikan susu
formula.

SARAN
1. Perlu dipertimbangkan untuk
pembentukan bank ASI
2. Monitoring langsung dan evaluasi untuk
meningkatkan kinerja serta adanya
umpan balik mengenai suatu kinerja
harus selalu diberikan.
3. Kader dan masyarakat berperan aktif untuk
saling mengingatkan pentingnya ASI ekslusif
serta berkolaborasi dengan lintas sektor.

terimakasih

Anda mungkin juga menyukai