Program Reforma Agraria secara prinsip dibagi dalam dua skema yaitu berupa
legalisasi asset seluas 4,5 juta ha ditambah redistribusi lahan juga seluas 4,5 juta ha.
Untuk program legalisasi asset, lahan seluas 4,5 juta hektar milik masyarakat dilegalkan
dengan program sertifikasi. Sedangkan untuk redistribusi tanah, tanah seluas 4,5 juta
hektar dibagikan kepada masyarakat juga.
Ketentuan teknis pelaksanaan program ini diatur dalam Perpres Nomor 45 tahun 2016
tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2017. Tujuan Redistribusi Tanah adalah
memperbaiki kondisi sosial-ekonomi rakyat dengan cara membagikan lahan secara adil
dan merata kepada warga negara. Dengan begitu, ketimpangan kepemilikan tanah di
Indonesia diharapkan bisa berkurang.
Dalam rangka untuk percepatan capaian target reforma agraria, Pemerintah Indonesia
menerima pinjaman dari Bank Dunia untuk pembiayaan program Percepatan Reforma
Agraria (One Map Project). Pinjaman ini dikelola Kementerian Agraria /Badan
Pertanahan Nasional dan digunakan untuk pembiayaan berbagai program guna
mendukung upaya terjadinya reforma agraria. Salah satu kegiatan adalah Pilot
Percepatan Redistribusi Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) dari kawasan hutan
dalam rangka penataan agraria berkelanjutan merupakan program yang berfokus
pada upaya pelepasan kawasan hutan non produktif dimana obyek tanah yang
dilepaskan ini berasal dari kategori hutan berdasarkan Surat Keputusan (SK)
Pencadangan Pelepasan Kawasan Hutan (KLHK).
Lokasi kegiatan pilot redistribusi TORA berada di empat propinsi yakni Kalimantan
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan. Sebagai sebuah
upaya rintisan, Pilot Project TORA mempunyai tujuan; (a) Melakukan kajian dan trial
proses bisnis terintegrasi pelepasan kawasan hutan, redistribusi tanah serta
pemberdayaan masyarakat (b) Participatory planning yang dapat menginkorporasikan
jenis-jenis hak dan pengamanan yang dibutuhkan atas satu hamparan yang terintegrasi,
dan (c) Best Practice model pelepasan kawasan HPK non produktif sebagai sumber
TORA dengan memperhatikan aspek sosial ekonomi, lingkungan dan tata ruang.
Untuk memberikan gambaran tentang proses redistribusi tanah, manfaat dan kendala
yang dihadapi, akan dilakukan kegiatan pembuatan film dokumenter yang bertujuan
untuk melakukan dokumentasi pada empat lokasi pilot tersebut secara utuh, dimana
masing-masing lokasi dapat dieksplorasi bagaimana upaya dari Kementerian ATR/BPN
dalam melakukan redistribusi tanah di masing-masing lokasi. Film dokumenter akan
disajikan dari sudut pandangan yang berbeda, dimana diharapkan proses yang terjadi
di masing-masing lokasi dapat menjadi best practice bagi upaya pelaksanaan program
reforma agraria, khususnya percepatan Redistribusi TORA yang berdasar dari SK
pencadangan pelepasan kawasan hutan.
Melalui media film dokumenter ini juga diharapkan apa yang dilakukan oleh
Kementerian ATR/BPN beserta jajarannya melaksanakan percepatan redistribusi tanah
dapat disebarluaskan guna mendapatkan dukungan (engagement) dari stakeholder
yang berada di level pusat (Kementerian/Lembaga), keseriusan stakeholder daerah
(Pemerintah Daerah, NGO/Ormas Daerah) serta dari masyarakat calon penerima
manfaat.
b. Memberikan informasi tentang pilot project secara tepat, up to date dengan tetap
menjaga optimisme atas nilai manfaat program bagi upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat;
c. Menyusun bahan edukasi dan publikasi yang tepat agar mampu dijadikan sumber
referensi bagaimana program percepatan reforma agraria redistribusi tanah
dilaksanakan.
Tema yang akan dikembangkan disesuaikan dengan karakteristik wilayah lokasi pilot
proyek antara lain sebagai berikut :
Format Output 4K dengan tambahan output downgrade dpi Full HDMI, MP4
Pelaksanaan kegiatan pembuatan film dokumenter akan dilakukan oleh pihak ke tiga
dengan melalui mekanisme pengadaan langsung. Pihak ke tiga akan melakukan
serangkaian tahapan kegiatan sebagai berikut :
a. Pra Produksi;
Kegiatan dalam tahap ini adalah melakukan koordinasi dengan pengguna jasa,
mempresentasikan rencana kerja dan strategi yang digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan, menyusun draft 5 (lima) naskah film dokumenter dan memfinalkan sesuai
arahan dari pengguna jasa, melakukan koordinasi dalam rangka persiapan
produksi;
b. Produksi
Dalam tahapan ini, penyedia jasa melaksanakan shooting di empat propinsi lokasi
Pilot Project yaitu di Provinsi Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Timur (sebagaimana tema masing-masing) dan 1 shooting di
Jakarta dengan menyiapkan bahan-bahan grafis, vector yang akan menjadi
pelengkap film.
- Single Remote
Keunggulan :
Photos : 12 Megapixels
FHD : 1920x1080p –
24/25/30/48/50/60 fps
HD : 1280x720p – 24/25/30/48/50/60
fps
5. Lighting + Reflector 3 (tiga) set x • Light Source: 900 LED beads
1 lokasi • Luminance Angle: 55 degree
• Color Temperature: 5500K
• Mobile Phone Remote Distance:
>20m
• Mobile Phone Remote System:
Support Android 4.3 and above &
bluetooth 4.0 and above & ISO 7.0
and above mobile phone
• Remote Control Distance: >20m
• Output Power: 54W
• Lumen: 7200LM
• Average Service Life: Approx.
50000H
• Power Supply: Two NP-F lithium
batteries or external 19V or 5A DC
power supply(not included)
• Item size: 25.5 x 18.5 x 5cm / 10 x
7.3 x 2.0in
• Item weight: 924g / 2.04LB
• Package size: 30 x 22 x 7cm / 11.8 x
8.7 x 2.7in
No Peralatan Jumlah Spesifikasi
• Package weight: 1460g / 3.21LB
6. Osmo Kamera + 1 (satu) unit • Etc Weight : 4.1 lb / 1.86 kg
Mounting Cam Set x 5 lokasi • Etc Battery Runtime : 12 Hours
• Etc Ports : 1 x USB Type-C
• Etc Load Capacity : 7.94 lb / 3.6 kg
• Etc Follow Speed : Pan: 360°/s Tilt:
360°/s Roll: 360°/s
• Etc Rotation Range : Yaw (Pan):
360° Pitch (Tilt): 280° (-95 to 185°)
Roll: 360°
• Etc Number of Axes : 3-Axis (Pitch,
Roll, Yaw)
d. Paska Produksi
Seluruh bahan yang telah diperoleh melalui tahapan produksi dielaborasikan
dengan narasi yang dibawakan oleh Narator dan Audio backsound dan diedit untuk
menghasilkan output sesuai spesifikasi. Hasil editing offline harus direviu oleh
pengguna jasa.
Pada tahapan ini juga sudah mulai memadukan hasil dari berbagai unsur dimulai
dari Narator, konsep infografis, vector, text dan narasi pendukung yang dimasukkan
dalam masing-masing scene setelah disetujui, dikembangkan dan disempurnakan
lebih baik sesuai masukan dan arahan dari pengguna jasa. Dalam tahapan juga
akan ada revisi dilakukan berdasarkan masukan yang disusun dengan melihat time
frame scene. Hasil revisi terakhir akan direview oleh pengguna jasa untuk
mendapatkan masukan akhir.
1) Dialog
Pembicaraan dua orang atau lebih dan sumber suaranya itu terlihat di layar
dan ruang cerita. Interview atau wawancara berkaitan dengan tema yang
dibawakan pada masing-masing film;
2) Direct Address
Pembicaraan yang dilakukan oleh satu orang yang seolah-olah berbicara
dengan penonton. Misalnya pembawa acara di televisi atau seseorang yang
sedang diwawancara. Narasi yang akan dibawakan oleh Narator akan
ditentukan sesuai dengan tema yang dibawakan dan permintaan pengguna
jasa;
3) Narasi
Pembicaraan yang sumber suaranya tidak terlihat di layar maupun di ruang
cerita. Contoh: dalam film dokumenter menceritakan tentang Pilot Project
Redistribusi Tanah yang berasal dari pelepasan kawasan hutan.
Pengguna jasa dari kegiatan ini adalah Direktorat Landreform, Direktorat Jenderal
Penataan Agraria Kementerian ATR/BPN. Berkaitan dengan Strategi Implementasi dan
Pengendalian Program akan dikoordinasikan oleh Konsultan Komunikasi di bawah
arahan Tim Humas dan Publikasi Sekretariat, Project Manager, Direktorat Landreform
dan Direktorat Jenderal Penataan Agraria.
Untuk penjaminan mutu seluruh tujuan kegiatan tersebut dapat tercapai dengan baik,
untuk itu pelaksana kegiatan (penyedia) harus menyampaikan laporan-laporan sebagai
berikut:
1. Laporan Pendahuluan, yang memuat Metode Pelaksanaan Pekerjaan, Draft
Storyline, List Taking Shoot, Rencana Pelaksanaan Pekerjaan, Jenis Peralatan
yang akan digunakan dalam kegiatan, Personil yang akan ditugaskan;
2. Laporan Kemajuan, dalam rangka untuk memperoleh informasi kemajuan
pelaksanaan;
3. Laporan Akhir, yang memuat Hasil Pelaksanaan Pekerjaan, Dokumentasi Hasil
Produksi, Master lima film yang telah memperoleh persetujuan approved (bentuk
jadi), dan dokumen-dokumen pendukung lainnya
Sebagai keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersedianya Film
Dokumenter Program Pelaksanaan Pilot Program di masing-masing lokasi (4 video
dokumenter) dan ditambah satu video penjelasan tentang program Redistribusi Tanah
sebagai bagian dari Program Percepatan Reforma Agraria. Film tersebut diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan sosialisasi dan advokasi kepada berbagai pihak
dalam rangka untuk mendukung proses percepatan capaian redistribusi tanah dari
kawasan HPKv Tidak Produktif (Hutan Produksi Konversi Tidak Produktif).
Diharapkan calon penyedia jasa terekrut dan dapat berkontrak di Minggu ke 4 Bulan
Oktober 2021 dan melaksanakan pekerjaan selama 60 (enam puluh) hari kalender,
yakni pada periode bulan November – Desember 2021.
2 Kontrak Kerja
Laporan Pendahuluan
4 Pembahasan Storyline
5 Persiapan Produksi
8 Finalisasi
Laporan Kemajuan
a. Video 1
b. Video 2
c. Video 3
d. Video 4
e. Video 5
Laporan Akhir
1. Penyedia jasa dari yang memenuhi persyaratan administrasi yaitu KBLI 59111/
59112/ 5912 yang wajib sudah aktif
2. Penyedia jasa dari kegiatan ini merupakan perusahaan yang telah berpengalaman
dalam memproduksi film dokumenter di pemerintah maupun di swasta yang
dibuktikan dengan pengalaman perusahaan yang bisa ditunjukan kontrak kerja
dalam 3 tahun terakhir;
6. Penyedia jasa harus mampu menyediakan dedicated team yaitu tenaga yang
memenuhi kualifikasi sebagai berikut;
X. SUMBER PEMBIAYAAN
Besar anggaran untuk kegiatan Produksi Film Dokumenter adalah sebesar
Rp.1.109.605.500,- ( Satu Milyar Seratus Sembilan Juta Enam Ratus Lima Ribu Lima Ratus
Rupiah) Biaya pelaksanaan pembuatan film dokumenter akan dibebankan melalui DIPA
Direktorat Landreform, Direktorat Jenderal Penataan Agraria Tanah, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional yang bersumber dari PHLN
(Pinjaman Bank Dunia No. 8897-ID : Program to Accelerate Agrarian Reform).