Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga Laporan Triwulan Gugus Tugas Reforma Agraria
Provinsi Bangka Belitung Periode: September 2023 dapat tersusun dengan baik. Laporan
Triwulan ini disusun berdasarkan Panduan Pelaksanaan GTRA Tahun 2023 oleh Direktorat
Jenderal Penataan Agraria Kementerian ATR/BPN Republik Indonesia yang berisi tentang
penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat Provinsi selama 1 (satu) tahun.
Reforma Agraria dikenal sebagai suatu upaya sistematik, terencana dan dilakukan secara
relatif cepat, dalam jangka waktu tertentu dan terbatas, untuk menciptakan kesejahteraan dan
keadilan sosial serta menjadi pembuka jalan bagi pembentukan masyarakat baru yang
demokratis dan berkeadilan. Salah satu langkah dalam melaksanakan upaya tersebut adalah
melalui pembentukan Gugus Tugas Reforma Agraria yang diharapkan mampu menjadi wadah
masyarakat dalam pemanfaatan dan penggunaan sumber agraria, dapat menyelesaikan
permasalahan dan konflik yang terjadi pada masyarakat mengenai penataan sumber agraria
serta dapat saling bekerja sama antara stakeholder dan masyarakat dalam mengatasi
ketimpangan struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumber agraria.
Melalui Laporan Triwulan ini akan disampaikan rencana kerja (time schedule) dan
kemajuan pelaksanaan Reforma Agraria yang telah dilaksanakan oleh Tim GTRA Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Dalam pelaksanaan kegiatan Reforma Agraria tingkat Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2023 tentunya masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan
proses yang akan terus berkelanjutan. Untuk itu, terimakasih atas semua pihak yang terlibat,
juga mohon dukungan dan bantuan dari berbagai pihak masih sangat dibutuhkan. Semoga
laporan ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pangkalpinang, 09 Oktober 2023


Kepala Bidang Penataan Pertanahan
Kanwil BPN Provinsi Bangka Belitung
Selaku
Sekretaris Tim Pelaksana Harian
Gugus Tugas Reforma Agraria

Ir. Hasoman Bijaksana Purba, M.Si.


NIP. 196708101994031003

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2. Dasar Penyelenggara ................................................................................................... 3

1.3. Maksud, Tujuan dan Sasaran....................................................................................... 4

1.4. Ruang Lingkup Pekerjaan ........................................................................................... 5

1.5 Keluaran Pekerjaan...................................................................................................... 6

BAB II CAPAIAN DAN REALISASI KEGIATAN ......................................................... 8

2.1 Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria .............................. 8

2.1.1 Pelaksanaan Kegiatan Redistribusi Tanah Kategori II Tahun 2023 .................. 8

2.1.2 Perkembangan Pendataan TORA........................................................................ 12

2.1.3 Integrasi Penataan Aset dan Penataan Akses ...................................................... 12

2.1.4 Realisasi Fisik dan Anggaran Pelaksana Kegiatan GTRA Hingga B09 ............. 14

2.2 Hambatan, Kendala, dan Masalah ................................................................................ 17

2.3 Rencana Penanganan .................................................................................................... 17

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 18

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 18

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Penetapan Lokasi Kegiatan Redistribusi Tanah Kategori II ......................... 9
Tabel 2.2 Kegiatan Redistribusi Tanah Kategori II Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2023 ................................ 11
Tabel 2.3 Tabel Realisasi Fisik ............................................................................................. 15
Tabel 2.4 Tabel Realisasi Keuangan ..................................................................................... 16

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Dokumentasi Verifikasi TORA di Kabupaten Bangka Barat........................... 12


Gambar 2.2 Dokumentasi Integrasi di Kabupaten Bangka .................................................. 13
Gambar 2.3 Dokumentasi Integrasi di Kabupaten Bangka Tengah ..................................... 14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan sumber utama kehidupan, pemenuhan kebutuhan dan penghidupan
bangsa sepanjang masa dalam mencapai kemakmuran secara adil dan merata. Sehubungan
dengan itu penyediaan, peruntukan, penguasaan, penggunaan, dan pemeliharaannya perlu
diatur agar terjamin kepastian hukum dalam penguasaan dan pemanfaatannya serta sekaligus
terselenggara perlindungan hukum bagi rakyat banyak, terutama golongan petani/pekebun
dengan tetap mempertahankan kelestarian kemampuan tanah dalam mendukung kegiatan
pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam hal penguasaan tanah, pemerintah mengatur hak menguasai berdasarkan hak
bangsa dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”, hakikatnya merupakan penugasan pelaksanaan tugas
kewenangan bangsa yang mengandung unsur hukum publik. Wewenang bangsa ini juga
tercantum dalam Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yang berbunyi
“Wewenang yang bersumber dari hak menguasai dari negara tersebut, digunakan untuk
mencapai sebesar - besar kemakmuran rakyat, dalam arti kebahagiaan, kesejahteraan, dan
kemerdekaan dalam masyarakat dan negara hukum Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil
dan makmur”. Dari hak bangsa inilah lahir wewenang negara dengan membentuk berbagai
kebijakan pembangunan yang mendasar, sehingga diperlukan kebijakan di bidang pertanahan
melalui Reforma Agraria.
Reforma Agraria sebagai salah satu kebijakan dalam menangani permasalahan
struktural bangsa yang menjadi masalah mendasar bagi bangsa Indonesia, antara lain: tingginya
angka pengangguran dan kemiskinan, tingginya perhatian terhadap aset agraria pada sebagian
kecil masyarakat, tingginya sengketa dan konflik pertanahan di seluruh Indonesia, kerentanan
ketahanan pangan dan ketahanan energi rumah tangga dari sebagian besar masyarakat kita,
semakin menurunnya kualitas lingkungan hidup, lemahnya akses bagi sebagian besar
masyarakat terhadap hak-hak dasar rakyat termasuk terhadap sumber-sumber ekonomi
keluarga.
Reforma Agraria merupakan suatu upaya dalam menata kembali hubungan antara
masyarakat dengan tanah, yaitu menata kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan

1
pemanfaatan tanah yang berkeadilan dengan rujukan Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok - Pokok Agraria. Reforma Agraria juga merupakan salah satu
cita - cita pemerintah sebagaimana yang terdapat dalam Nawacita dan telah menjadi program
prioritas nasional sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah
Nasional (RPJMN) 2015–2019. Realisasi mandat program Reforma Agraria 9 Juta hektar
sebagaimana diamanatkan dalam Nawacita dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020–2024 semakin dipercepat. Target tersebut akan
dilakukan Redistribusi Tanah Obyek Landreform sebesar 4,5 juta hektar baru tercapai 933.547
hektar dan Legalisasi Aset lainnya 4,5 juta hektar. Realisasi tersebut terdiri dari 600 ribu hektar
tanah transmigrasi, 3,9 juta hektar legalisasi aset, 400 ribu hektar tanah bekas Hak Guna Usaha
(HGU)/tanah terlantar/tanah negara dan 4,1 juta hektar tanah pelepasan kawasan hutan (PKH).
Target Reforma Agraria yang sedemikian besar hanya dapat dicapai melalui percepatan
legalisasi aset dan kegiatan identifikasi, inventarisasi dan verifikasi Tanah Obyek Reforma
Agraria (TORA) dari berbagai sumber dimaksud secara terkoordinasi di seluruh wilayah
Indonesia. Dikeluarkannya Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR) Nomor
IX/MPR/2001 tentang Pembaharuan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam merupakan
puncak diterapkannya Reforma Agraria. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP
MPR) ini mengatur tentang pengelolaan sumber daya alam dengan para pemangku tugas
Reforma Agraria, yang menekankan pentingnya penyelesaian sengketa dan tumpang tindih
pengaturan agraria dengan pengelolaan sumber daya alam. Dalam mencapai tujuannya,
pelaksanaan Reforma Agraria perlu ditangani seoptimal mungkin oleh jajaran Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di tingkat Pusat dan Daerah juga
memerlukan keterlibatan seluruh satuan kerja di setiap tingkatan. Pada tingkatan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, tugas dan fungsi Direktorat Jenderal
Penataan Agraria berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, memiliki tugas dalam hal pengaturan dan penataan
pertanahan, antara lain merumuskan dan melaksanakan kebijakan, menyusun Norma Standar
Prosedur dan Kriteria, memberikan bimbingan teknis dan supervisi, memonitoring dan
evaluasi dalam konteks penyelenggaraan program Reforma Agraria.
Implementasi dari kegiatan Reforma Agraria salah satunya pada butir kelima, yaitu
kelembagaan pelaksanaan Reforma Agraria Pusat dan Daerah yaitu dengan pembentukan
Gugus Tugas Reforma Agraria di Daerah (tingkat Provinsi dan Kabupaten). Gugus Tugas

2
Reforma Agraria (GTRA) terdiri dari unsur - unsur teknis yang melaksanakan kegiatan
penyiapan data dan lokasi serta fasilitasi pemberian asset reform dan access reform. Unsur
teknis Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) terdiri dari unsur-unsur Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Unit Kerja
Daerah Kementerian/Lembaga Pusat terkait, selain itu partisipasi masyarakat baik kelompok-
kelompok organisasi masyarakat sipil maupun para perwakilan dari masyarakat yang
mendapatkan manfaat dari program Gugus Tugas Reforma Agraria, mutlak menjadi penentu
proses dan pencapaian keberhasilan program Gugus Tugas Reforma Agraria Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2023.
Pada 24 September 2018, telah diundangkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018
tentang Reforma Agraria sebagai peraturan perundang-undangan pelaksanaan Reforma
Agraria. Dalam Peraturan Presiden dimaksud disebutkan bahwa tujuan Reforma Agraria adalah
untuk:
a. Mengurangi ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka
menciptakan keadilan;
b. Menangani sengketa dan konflik agraria;
c. Menciptakan sumber kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yang berbasis
agrarian melalui pengaturan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan
tanah;
d. Menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan;
e. Memperbaiki akses masyarakat kepada sumber ekonomi;
f. Meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan; dan
g. Memperbaiki dan menjaga kualitas lingkungan hidup.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024, Reforma Agraria yang dilaksanakan mencakup:
(a) penyediaan sumber TORA termasuk melalui pelepasan kawasan hutan; (b) pelaksanaan
redistribusi tanah, termasuk pengembangan kawasan transmigrasi; (c) pemberian sertipikat
tanah (legalisasi aset), termasuk untuk kawasan transmigrasi yang penempatan sebelum tahun
1998; dan (d) pemberdayaan masyarakat penerima TORA.

1.2. Dasar Penyelenggara


Dasar penyelenggaraan pelaksanaan Gugus Tugas Reforma Agraria Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2023, meliputi:
1. TAP MPR Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber
3
Daya Alam;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587); sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5887);
6. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 172);
7. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 10);
8. Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor:
SP DIPA-056.01.2.634078/2023 tanggal 30 November 2022 tentang Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2023;
9. Surat Keputusan Gubernur Provinsi Kepulauan Belitung Nomor: 188.44/126/I/2022
tentang Perubahan Keputusan Gubernur Nomor: 188.44/199/I/2021 tentang Gugus
Tugas Reforma Agraria Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

1.3. Maksud, Tujuan dan Sasaran


Maksud dan tujuan penyusunan laporan triwulan ini adalah penyampaian rencana kerja
(time schedule) dan kemajuan pelaksanaan Reforma Agraria yang telah dilaksanakan oleh Tim
Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Provinsi Bangka Belitung sampai dengan periode
September tahun 2023. Sedangkan pelaksanaan kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria
4
(GTRA) memiliki beberapa tujuan yang meliputi:
1. Penataan asset reform dan access reform dalam penggunaan dan pemanfaatan sumber
daya agraria untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat;
2. Penyelesaian sengketa dan konflik agraria yang terjadi dalam masyarakat;
3. Mengurangi ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka menciptakan
keadilan.
Selanjutnya Tugas dari Tim Pelaksana Harian Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA)
di tahun 2023 meliputi:
1. Menyiapkan pelaksanaan administrasi kegiatan termasuk penyiapan konsep SK dan
keanggotan GTRA Provinsi;
2. Melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, Analisa, updating data TORA
hasil pendataan TORA ke Kabupaten/Kota;
3. Melaksanakan pengumpulan data potensi pemberian penataan akses baik oleh
Pemerintah Daerah maupun pihak terkait lainnya di tingkat Provinsi;
4. Menyusun data/rencana kerja pemberian penataan aset dan akses masyarakat Reforma
Agraria baik oleh Pemerintah Daerah maupun pihak terkait lainnya;
5. Menyiapkan bahan dan data dalam rangka koordinasi penataan penggunaan tanah
dalam rangka penataan aset dan akses;
6. Menyiapkan bahan penyelesaian konflik agraria di tingkat provinsi;
7. Memfasilitasi pelaksanaan integrasi penataan aset dan akses di tingkat provinsi;
8. Penyusunan data potensi penataan aset dan akses di tingkat provinsi;
9. Menyusun, menginput, updating database TORA di tingkat provinsi pada Web
SIGTORA;
10. Menyusun dan meyampaikan Laporan GTRA Provinsi kepada GTRA Pusat.

1.4. Ruang Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup pekerjaan penyusunan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meliputi:
1. Mengikuti seluruh kegiatan gugus tugas daerah mulai dari penyiapan administrasi
kegiatan, teknis kegiatan, hingga penyusunan laporan.
2. Teknis kegiatan meliputi:
a. Mendampingi tim kerja: Tim data kawasan hutan, tim data tanah terlantar dan tanah
negara lainnya, tim data tanah Hak Guna Usaha (HGU) Habis/bekas Hak dan PTSL,
tim data tanah transmigrasi, dan tim data Tanah Objek Reforma Agraria (TORA)

5
usulan daerah Tk.II/ Masyarakat partisipatif dalam melaksanakan inventarisasi,
identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data tanah objek
reforma agraria.
b. Mendampingi tim kerja: tim pengembangan akses reform, dalam melaksanakan
inventarisasi, identifikasi, dan pengembangan rencana dan kegiatan pemberian
access reform bagi penerima Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA);
c. Berkoordinasi dengan pihak - pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka
penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat Provinsi;
d. Mencari/mengumpulkan, menganalisa dan menyajikan data serta menyimpan data
yang diperlukan oleh gugus tugas;
e. Mencatat seluruh hasil rapat gugus tugas.

1.5 Keluaran Pekerjaan


Output yang dihasilkan dalam pekerjaan penyusunan Gugus Tugas Reforma Agraria
(GTRA) Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Bangka Belitung meliputi:
1. Realisasi pelaksanaan Reforma Agraria tahun 2023 se-Provinsi (penataan akses dan
penataan aset);
2. Rencana lokasi Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) se-Provinsi untuk tahun 2023;
3. Arahan program-program penataan akses dan pemberdayaan dalam kerangkaReforma
Agraria untuk tahun 2023;
4. Data by name by address hasil pelaksanaan Reforma Agraria Tahun 2023;
5. Laporan success story pelaksanaan Reforma Agraria secara utuh (aset dan akses)
beserta informasi perubahan/ perkembangan/ capaian peningkatan kondisi subyek
Reforma Agraria.

Terhadap pelaksanaan program-program tersebut perlu dilakukan pelaporan, evaluasi


volume pekerjaan dan persentase pencapaian terhadap kinerja pelaksanaan Reforma Agraria di
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Bangka Belitung Tahun 2023, baik
kegiatan operasional fisik maupun realisasi keuangan. Manfaatnya sebagai informasi dan
bahan acuan untuk kelancaran program kerja selanjutnya yaitu membantu kelancaran
pembuatan laporan akhir Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Provinsi Bangka Belitung.
Kemudian manfaat yang diperoleh dari penyusunan Gugus Tugas Reforma Agraria
(GTRA) Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
antara lain:

6
1. Menjadikan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) sebagai salah satu wadah
masyarakat dalam pemanfaatan dan penggunaan sumber agraria;
2. Dapat menyelesaikan permasalahan dan konflik yang terjadi pada masyarakat
mengenai penataan sumber agraria;
3. Dapat saling bekerja sama antara stakeholder dan masyarakat dalam mengatasi
ketimpangan struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumber
agraria;
4. Dapat melakukan supporting asset reform guna pemberdayaan masyarakat Kepulauan
Bangka Belitung.

7
BAB II
CAPAIAN DAN REALISASI KEGIATAN

2.1 Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria


2.1.1 Pelaksanaan Kegiatan Redistribusi Tanah Kategori II Tahun 2023
Redistribusi tanah kategori II ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan penyediaan
tanah untuk wilayah kepulauan. Pada tahun 2021, total redistribusi tanah yang telah
disertipikasi sejumlah 18.395 bidang, bersumber dari Pelepasan Kawasan Hutan, Tanah
Transmigrasi dan Tanah Negara Lainnya.
Kemudian total bidang hasil tindaklanjut redistribusi yang berasal dari PKH sampai
dengan tahun 2022 sebanyak 4.894 bidang dengan total luas 568,920 Ha. Adapun target
redistribusi tanah tahun 2023 ini di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 5.000
bidang yang tersebar di 6 (enam) kabupaten, yaitu Kabupaten Bangka sebanyak 1.000 bidang,
Kabupaten Bangka Tengah sebanyak 500 bidang, Kabupaten Bangka Selatan sebanyak 1.000
bidang, Kabupaten Bangka Barat sebanyak 723 bidang, Kabupaten Belitung sebanyak 777
bidang dan Kabupaten Belitung Timur sebanyak 1.000 bidang. Saat ini, 5 (lima) dari 6 (enam)
kabupaten telah menerbitkan Surat keputusan penetapan lokasi redistribusi tanah. Berikut
sumber data penetapan lokasi redistribusi tanah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung:
a. SK Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bangka Nomor: 30/SK-
19.01.NT.02.03/III/2023 tentang Penetapan Lokasi Kegiatan Redistribusi Tanah di
Kabupaten Bangka Tahun Anggaran 2023.
b. SK Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bangka Tengah Nomor: 42/SK-
19.04.NT.02.03/II/2023 tentang Penetapan Lokasi Kegiatan Redistribusi Tanah di
Kabupaten Bangka Tengah Tahun Anggaran 2023.
c. SK Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bangka Barat Nomor: 47/SK-
19.05.NT.02.03/III/2022 tentang Penetapan Lokasi Kegiatan Redistribusi Tanah di
Kabupaten Bangka Barat Tahun Anggaran 2023.
d. SK Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bangka Selatan Nomor: 50.2/SK-
19.NT.02.03/III/2023 tentang Penetapan Lokasi Kegiatan Sertipikat Redistribusi Tanah
di Kabupaten Bangka Selatan Tahun Anggaran 2023.
e. SK Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Belitung Nomor: 25/SK-
19.02.NT.02.03/I/2023 tentang Penetapan Lokasi Kegiatan Redistribusi Tanah di
Kabupaten Belitung Tahun Anggaran 2023.

8
f. SK Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Belitung Timur Nomor: 43/SK-
19.06.NT.02.03/I/2023 tentang Penetapan Lokasi Kegiatan Redistribusi Tanah di
Kabupaten Belitung Timur Tahun Anggaran 2023.
Tabel 2.1 Tabel Penetapan Lokasi Kegiatan Redistribusi Tanah Kategori II
Klasifikasi Sumber Tanah Usulan
No Kab/Kota Kecamatan Target
Reditribusi Tanah
Belinyu
Tanah yang berasal dari PKH negara
meliputi tanah dalam kawasan hutan yang
1 Bangka 1.000 telah dilepaskan sesuai peraturan
Mendo Barat
perundang-undangan menjadi TORA dan
tanah telah dikuasai oleh masyarakat dan
Riau Silip telah diselesaikan penguasaannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Namang Tanah yang memenuhi persyaratan penguatan
hak rakyat atas tanah, berupa Tanah Negara yang
Bangka sudah dikuasai masyarakat
2 500 Tanah yang berasal dari PKH negara meliputi
tengah
yang tanah dalam kawasan hutan yang telah
Lubuk Besar dilepaskan sesuai peraturan perundang-
undangan menjadi TORA dan tanah telah
dikuasai oleh masyarakat dan telah
diselesaikan penguasaannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Bangka
3 Tempilang 723
Barat
Kelapa
Jebus
Parittiga
Airgegas Tanah yang memenuhi persyaratan
penguatan hak rakyat atas tanah, berupa
Payung
Bangka
4 1.000 Tanah Negara yang sudah dikuasai
Selatan Simpang Rimba masyarakat
Badau
5 Belitung Membalong 777

Sijuk

Selat Nasik
Manggar
Gantung
Simpang Pesak
Belitung Dendang
6 1.000
Timur Simpang
Renggiang
Total 5.000
Sumber: SK Penlok Redistribusi Tanah se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2023

9
Realisasi Redistribusi Tanah Kategori II dinilai dari beberapa tahapan. Pertama,
kegiatan ini dimulai dari penyuluhan dengan memberikan informasi tentang Redistribusi Tanah
secara umum terhadap calon subjek. Kedua, inventarisasi objek dan subjek adalah kegiatan
untuk mendapatkan data calon objek Redistribusi Tanah, baik pertanian maupun non-pertanian
dan data subjek calon penerima tanah. Ketiga, pengukuran bidang dan pemetaan dilakukan
untuk mendapatkan batas-batas objek Redistribusi Tanah yang akan ditegaskan sesuai dengan
ketentuan teknis yang berlaku di Kementerian ATR/BPN. Hasil dari kegiatan ini adalah peta
keliling dan peta bidang. Keempat, Sidang Panitia Pertimbangan Landrefrom dilaksanakan
dalam rangka membahas usulan subjek dan objek bidang tanah yang akan ditetapkan menjadi
Subjek dan Objek Tanah Redistribusi berdasarkan hasil inventarisasi objek dan subjek,
pengukuran bidang dan pemetaan. Kelima, Surat Keputusan Redistribusi Tanah diterbitkan
oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota berdasarkan Surat Keputusan Penetapan
Objek Redistribusi Tanah, Berita Acara Panitia Pertimbangan Landreform atau Rekomendasi
Bupati serta hasil Pengukuran dan Pemetaan bidang tanah. Keenam, Surat Keputusan
Redistribusi Tanah diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota berdasarkan
Surat Keputusan Penetapan Objek Redistribusi Tanah, Berita Acara Panitia Pertimbangan
Landreform atau Rekomendasi Bupati serta hasil Pengukuran dan Pemetaan bidang tanah.
Terakhir, setelah diterbitkan Surat Keputusan Redistribusi Tanah, selanjutnya dilaksanakan
Pembukuan Hak dan Penerbitan Sertipikat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kegiatan redistribusi tanah berdasarkan rekapitulasi per tanggal 30 September 2023.
Seluruh kabupaten telah menyelesaikan proses penyuluhan sebagai bagian dari tahap
persiapan. Pada tahap pelaksanaan, Kantor Pertanahan ATR/BPN se-Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung sedang melaksanakan kegiatan Inventarisasi dan Identifikasi sebanyak 4.858
bidang (97,2% dari total target), Kegiatan Survei sebanyak 4.409 bidang (88,2% dari total
target) dan Kegiatan Pemetaan sebanyak 4.390 bidang (87,8% dari target total), Sidang PPL
sebanyak 2.893 bidang (57,9% dari target total), serta Penetapan Objek dan Subjek sebanyak
2.892 bidang (57,8% dari target total). Pada tahap finalisasi telah menyelesaikan SK
Redistribusi sebanyak 2.892 bidang (57,8% dari target total) dan Penerbitan Sertifikat sebanyak
2.890 bidang (57,7% dari target total).

10
Tabel 2.2 Kegiatan Redistribusi Tanah Kategori II Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2023

Persiapan Pelaksanaan Finalisasi


Inventaris
Penetapan
No Kabupaten/Kota Target Dan Indentifikasi SK Penerbitan Total (%)
Penyuluhan Survei Pemetaan Sidang PPL Objek
Berdasarkan Retribusi Sertifikat
Dan Subjek
KKP
1 Kab. Bangka 1.000 1.000 984 724 724 723 723 723 721 79,2
2 Kab. Belitung 777 682 651 439 435 362 362 362 362 59,4
3 Kab. Bangka Tengah 500 500 500 500 500 362 362 362 362 85,7
4 Kab. Bangka Selatan 1.000 1.000 1.000 1.010 1.007 723 722 722 722 85,8
5 Kab. Bangka Barat 723 1.000 723 723 724 0 0 0 0 48,6
6 Kab. Belitung Timur 1.000 1.000 1.000 1.013 1.000 723 723 723 723 85,9
TOTAL 5.000 5.182 4.858 4.409 4.390 2.893 2.892 2.892 2.890 74,1
Sumber: Dashboard Redistribusi Tanah per tanggal 30 September 2023

Keterangan:
1. Bobot Persiapan = 14,3%
2. Bobot Pelaksanaan = 57,2%
3. Bobot Finalisasi = 28,5%
4. Rumus % Total = ((Persiapan/100) x 14,3) + ((Pelaksanaan/400) x 57,2) + ((Finalisasi/200) x 28,5

11
2.1.2 Perkembangan Pendataan TORA
Survei untuk Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) dalam Triwulan III di tahun 2023
ini dilaksanakan pada tanggal 24 sampai dengan 26 Juli 2023 yang bertempat di Kabupaten
Bangka Barat. Survei dilakukan terhadap lokasi-lokasi data TORA yang bersumber dari
Pelepasan Kawasan Hutan (PKH) tahun 2023 yang memiliki hambatan, kendala, dan masalah
yang di dalamnya terdapat tanah desa, fasilitas sosial, dan fasilitas umum. Adapun desa yang
dikunjungi, antara lain Desa Sekar Biru, Desa Kelabat, Desa Air Gantang, Desa Cupat, dan
Desa Jebus.

(a)Koordinasi dengan Kepala Desa Cupat di (b)Verifikasi TORA di Desa Cupat, Kabupaten
Kabupaten Bangka Barat Bangka Barat

(c)Verifikasi TORA di Desa Sekar Biru (d)Verifikasi Tora di Kabupaten Bangka Barat
di Kabupaten Bangka Barat

Gambar 2.1 Dokumentasi Verifikasi TORA di Kabupaten Bangka Barat


Sumber: Dokumentasi Tim GTRA Kanwil Babel, 2023

2.1.3 Integrasi Penataan Aset dan Penataan Akses

Dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria Tahun Anggaran 2023,
maka perlu dilaksanakan Integrasi Penataan Aset dan Penataan Akses di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Telah dilakukan integrasi penataan aset dan penataan akses pada tanggal 29
12
Agustus 2023 sampai dengan tanggal 30 Agustus 2023 di Desa Kemuja, Kecamatan Mendo Barat,
Kabupaten Bangka perihal Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) yang dapat ditindaklanjuti
dengan penataan aset. Kemudian dilanjutkan di Kampung Natak Nelayan I, Kelurahan Sungailiat,
Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka terkait potensi TORA yang dapat ditindaklanjuti dengan
penataan akses.

(a) Koordinasi dengan Kepala Desa Kemuja (b) Koordinasi dengan Kepala Lurah Sungailiat
di Kabupaten Bangka di Kabupaten Bangka

(c) Penataan Akses terkait UMKM Olahan Ikan (d) Penataan Akses terkait UMKM Makanan
di Kabupaten Bangka Ringan di Kabupaten Bangka

(e) Penataan Akses di Bank Sampah Sungailiat di Kabupaten Bangka

Gambar 2.2 Dokumentasi Integrasi di Kabupaten Bangka


Sumber: Dokumentasi Tim GTRA Kanwil Babel, 2023

13
Pelaksanaan integrasi penataan aset dan penataan akses kembali dilakukan pada tanggal 31
Agustus 2023 sampai dengan tanggal 01 September 2023 di Desa Jelutung, Kecamatan Namang,
Kabupaten Bangka Tengah perihal potensi Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) yang dapat
ditindaklanjuti dengan penataan aset. Kemudian dilanjutkan integrasi penataan aset dan penataan
akses di Desa Namang, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah perihal potensi TORA
yang dapat ditindaklanjuti dengan penataan akses.

(a) Koordinasi dengan Kepala Desa Namang (b) Koordinasi dengan Kepala Desa Jelutung
Di Kabupaten Bangka Tengah di Kabupaten Bangka Tengah

Gambar 2.3 Dokumentasi Integrasi di Kabupaten Bangka Tengah


Sumber: Dokumentasi Tim GTRA Kanwil Babel, 2023

2.1.4 Realisasi Fisik dan Anggaran Pelaksanaan Kegiatan GTRA Hingga B09
Realisasi Fisik Pelaksanaan Kegiatan GTRA per 30 September 2023 mencapai 80%
dan Penyerapan Anggaran Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria per tanggal 30 September
2023 berdasarkan Target sebesar 39,0% dan presentase untuk Target di Luar Blokir sebesar
55%. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

14
Tabel 2.3 Tabel Realisasi Fisik
Fisik

No Tahapan Realisasi s.d Nilai Keterangan


Persentase
Target September Bobot Realisasi
Terakhir
2023 Fisik
SK GTRA Prov. 188.44/126/I/2023, Tanggal 7 Maret
1 Pembentukan GTRA 1 1 100 15% 15% 2023 & SK PLH GTRA Prov. 44/SK-19.
NP.02.03/III/2023 , Tanggal 31 Maret 2023
Telah dilaksanakan Rapat Koordinasi GTRA Tahun
2 Rakor Penyelenggaraan RA 1 1 100 15% 15% 2023, Secara Luring (Fullboard) dan Daring, (SK
Kakanwil Nomor : 53/SK-19.NP.02.03/IV/2023) pada
tanggal 01-02 Maret 2023

Pendataan Data TORA


Telah dilaporkan Hasil Inver TORA yang dikirim ke
3 dan Pengembangan Akses 1 1 100 20% 20%
website Sigtora ATR/BPN pada tanggal 31 Juli 2023
Reform

Integrasi Penataan Aset Telah dilaporkan Hasil Integrasi Penataan Aset dan
4 dan Penataan Akses 1 1 100 15% 15% Penataan Akses yang dikirim ke website Sigtora
ATR/BPN pada tanggal 06 September 2023
5 Rakor Akhir Tahun 1 0 10% 0
6 Pelaporan
a. Triwulan I 1 1 100 5% 5% Telah dilaporkan dan dikirim ke website Sigtora pada
tanggal 10 April 2023
b. Triwulan II 1 1 100 5% 5% Telah dilaporkan dan dikirim ke website Sigtora pada
tanggal 10 Juli 2023
c. Triwulan III 1 100 5% 5% Telah dilaporkan dan dikirim ke website Sigtora pada
tanggal 09 Oktober 2023
d. Laporan Akhir 1 0 10% 0
JUMLAH 100% 80%

15
Tabel 2.4 Tabel Realisasi Keuangan
Target di % Target di %
Kegiatan Sub Kegiatan Target Blokir Realisasi
Luar Blokir Luar Blokir Target
Total 857.290.000 238.258.000 619.032.000 55% 338.603.337 39%
1. Pembentukan GTRA 438.860.000 2.245.000 436.615.000 49% 214.371.737 49%
a. Pembentukan GTRA Provinsi 438.860.000 2.245.000 436.615.000 49% 214.371.737 49%
2. Penyelenggaraan RA 398.709.000 236.013.000 162.696.000 76% 124.231.600 31%
Data b. Rapat Koordinasi Penyelenggaran RA 144.479.000 51.485.000 92.994.000 76% 72.671.600 50%
GTRA c. Pendataan Data TORA dan
53.582.000 0 53.582.000 90% 48.320.000 90%
Provinsi pengembangan Akses Reform
d. Integrasi Penataan Aset dan Penataan Akses 133.726.000 117.606.000 16.120.000 20% 3.240.000 2%
e. Rapat Koordinasi Akhir Tahun 66.922.000 66.922.000 0 0 0%
3. Penyusunan Data Pelaksanaan RA 19.721.000 0 19.721.000 0 0%
f. Penyusunan Laporan Pelaksanaan RA Provinsi 19.721.000 0 19.721.000 0 0%

16
2.2 Hambatan, Kendala dan Masalah
Hambatan, Kendala dan Masalah yang terjadi terhadap GTRA Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung antara lain adalah:
1. Adanya lokasi-lokasi data Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) yang bersumber dari
Pelepasan Kawasan Hutan (PKH) yang di dalamnya terdapat tanah desa, fasilitas sosial,
dan fasilitas umum.
2. Masyarakat yang memiliki Usaha Kecil, Mikro, dan Menangah (UMKM)
membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah setempat atau instansi terkait yang
bermanfaat dan berguna bagi kemajuan kegiatan usahanya.

2.3 Rencana Penanganan


Guna mengatasi hambatan, kendala, dan masalah pada 2.2 di atas, maka dilakukan
beberapa rencana penanganan sebagai berikut:
1. Koordinasi, monitoring, dan evaluasi setiap waktu terkait perkembangan kegiatan
GTRA sehingga dapat terealisasinya 100% kegiatan pelaksanaan Reforma Agraria di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan tepat waktu, termasuk melakukan
sosialisasi kepada masyarakat terkait status kepemilikan tanah.
2. Menjadi fasilitator dimana memfasilitasi komunikasi antara masyarakat sebagai pelaku
UMKM dengan pimpinan daerah atau instansi terkait yang menjadi kebutuhan untuk
kemajuan UMKM.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian terkait pelaksanaan Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria
sampai dengan Bulan September tahun 2023, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Realisasi Fisik per 30 September 2023 mencapai 80%, dimana telah dilaksanakan
kegiatan Pendataan Data TORA dan Pengembangan Akses Reform serta Integrasi
Penataan Aset dan Penataan Akses. Selain itu, sebanyak tiga (3) Kabupaten telah
melaksanakan rapat koordinasi.
2. Realisasi Anggaran per 30 September 2023 berdasarkan Target mencapai 39% dengan
nilai realisasi sebesar Rp 338.603.337,- sedangkan berdasarkan Target di Luar Blokir
telah mencapai 55% dengan nilai realisasi sebesar Rp 619.032.000.
3. Adanya hambatan dan kendala di beberapa kabupaten maka perlu dilakukakan
koordinasi yang baik antar pemerintah daerah dalam penyelenggaraan Reforma Agraria
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat berjalan lancar, tepat sasaran, dan tepat
waktu.

18

Anda mungkin juga menyukai