LAPORAN
RAPAT
KOORDINASI
Rapat bersama
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat, taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan Laporan
Kegiatan Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Kantor Pertanahan
Kabupaten Lampung Selatan Tahun Anggaran 2021. Laporan ini merupakan
laporan atas terlaksana dan terselesaikannya kegiatan Rapat Koordinasi Gugus
Tugas Reforma Agraria pada Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Kabupaten
Lampung Selatan yang bertujuan agar terlaksananya kesepahaman dan
kesepakatan bersama serta arah kebijakan dan penanganan Reforma Agraria di
Kabupaten Lampung Selatan.
Disadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan hingga pada tahap Pelaporan
Kegiatan Rapat Koordinasi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun selalu kami harapkan untuk penyempurnaan laporan dan
kegiatan Reforma Agraria di masa mendatang. Akhirnya dengan segenap harapan,
hasil kegiatan ini dapat membantu tahapan pelaksanaan kegiatan selanjutnya dan
dapat bermanfaat bagi kita semua, khusunya para pemangku kepentingan yang
termasuk ke dalam Tim Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Kabupaten Lampung
Selatan.
Kami Berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Akhir
kata kami ucapkan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 5
2.1.3 Sambutan dan Pembukaan Rapat Oleh Bupati Lampung Selatan yang
diwakili Oleh Asisten I ..................................................................... 7
2.1.1 Pemaparan Materi Oleh Ahli Madya Dinas Koperasi dan UMKM
Provinsi Lampung Selaku Narasumber ............................................. 8
iii
BAB III PENUTUP........................................................................................ 14
3.1 Hasil Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria Kantor Pertanahan
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2021 ................................................ 14
LAMPIRAN ................................................................................................. 15
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2. Nota Dinas Tim Pelaksana Harian Rapat Koordinasi Gugus Tugas
Reforma Agraria Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2021 ..... 30
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
kesejahteraan masyarakat yang menjadi Subyek TORA di lokasi TORA terpilih
melalui penataan aset dan penataan akses.
2
perencanaan penataan akses kepada subyek TORA guna peningkatan
ekonomi masyarakat.
1.6 Narasumber
Narasumber dalam Rapat Koordinasi disesuaikan dengan kebutuhan dari
prioritas dalam rangka penyediaan TORA atau rencana penataan akses di
3
Kabupaten Lampung Selatan. Narasumber yang meyampaikan materi pada Rapat
Koordinasi ini yaitu.
1) Ibu Bunga Aulia, S.H., M.M. sebagai Narasumber I yang merupakan
Widyaiswara Ahli Madya Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung yang
menyampaikan materi tentang “Sinergitas Program Pemberdayaan UMKM
Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung Dengan Kegiatan GTRA”;
dan
2) Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Narasumber II yang merupakan
Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang
menyampaikan materi tentang “Reforma Agraria dan Pemberdayaan
Ekonomi Rakyat”.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
menempati kedudukan ke-2 di Provinsi Lampung yang berarti bahwa sektor tersebut
memiliki potensi pasar yang besar dan berorientasi ekspor ke wilayah lain di Provinsi
Lampung khususnya bagi wilayah yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
wilayahnya.
Penentuan lokasi TORA diidentifikasi berdasarkan sumber-sumber tanah
TORA dan juga tanah yang memiliki Potensi Sumber Daya Alam, Sumber Daya
Manusia, serta Potensi Komoditas yang dapat dikembangkan. Berdasarkan empat
desa calon lokasi TORA, terpilihlah Desa Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram
yang merupakan tanah hasil pelepasan Kawasan Hutan (Eks. Kehutanan). Desa
Talang Jawa telah dilakukan legalisasi aset melalui Program Operasi Nasional
Agraria (PRONA) pada tahun 2002. Potensi pemberdayaan di Desa Talang Jawa yaitu
pengolahan hasil komoditas yang melibatkan masyarakat sebagai pelaku usahanya
yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) beserta Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
dengan produk unggulannya yaitu pisang yang dilakukan pengolahan menjadi
keripik baik dari buah, batang, hingga bonggolnya. Persentase produksi pisang di
Kabupaten Lampung Selatan cukup tinggi yaitu sebesar 91,9 %. Selain itu di Desa
Talang Jawa juga memiliki potensi Sumber Daya Manusia berupa bonus demografi
dan adanya pemberdayaan wanita; adanya ketertarikan masyarakat untuk ikut
serta mengolah hasil sumber daya alam; serta adanya potensi pasar yang
berorientasi ekspor.
Maka dari itu diharapkan dari adanya potensi-potensi tersebut dapat
meningkatkan ekonomi dan pendapatan masyarakat melalui integrasi dan
koordinasi antara ATR/BPN dengan para pemangku kepentingan.
6
kepada masyarakat. ATR/BPN akan lebih baik lagi tentunya karena dalam
pelaksanaan Reforma Agraria ini bekerjasama dan didukung dengan Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten yang tergabung dalam Tim GTRA Kabupaten Lampung
Selatan. Disinilah kunci dari kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria, yaitu
kolaborasi dan sinergi antara ATR/BPN dengan OPD terkait. Penataan Aset (Asset
Reform) dilaksanakan dari ATR/BPN sedangkan penataan akses (Access Reform)
dilaksanakan dari dinas-dinas terkait. Misalnya masyarakat nelayan penerima
sertipikat tanah diatur bagaimana agar bisa meningkatkan pendapatannya dengan
dibantu oleh Dinas Pertanian, Dinas Koperasi dan pihak Perbankan. Maka dengan
demikian masyarakat penerima sertipikat yang juga memiliki kegiatan usaha bisa
tetap survive atau bertahan di masa pandemi. Kunci dari kata “Kolaborasi dan
Sinergi” telah nyata dalam kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten
Lampung Selatan serta juga karna adanya kehadiran dan kontribusi Bapak Bupati
yang diwakili oleh Bapak Asisten I, Forkopinda, dan Bapak/Ibu OPD sekalian. Kami
dari ATR/BPN Kabupaten Lampung Selatan mohon bimbingan dan dukungan untuk
setiap program-program ATR/BPN di KabupatenLampung Selatan. Semoga dengan
terlaksananya Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria ini bisa memperoleh
kesepakatan dan kesepahaman dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
khusunya masyarakat Desa Talang Jawa yang merupakan subyek dan obyek
Reforma Agraria Tahun 2021.
2.1.3 Sambutan dan Pembukaan Rapat Oleh Bupati Lampung Selatan yang
diwakili Oleh Asisten I
Kabupaten Lampung Selatan memiliki luas 2194,74 km2 dengan jumlah
penduduk sebanyak 1.045.662 jiwa Tentunya dengan besaran luas wilayah tersebut
dapat memunculkan berbagai permasalahan tanah dan sengketa tanah yang terjadi
di tengah-tengah masyarakat. Dengan kegiatan Reforma Agraria ini diharapkan
persoalan-persoalan tanah tersebut dapat diselesaikan dengan baik yang tidak
merugikan banyak pihak terutama masyarakat kecil, karena Reforma Agraria
merupakan penataan kembali struktur penguasaan, pemilikan, pengguanaan dan
pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan. Diharapkan melalui kegiatan Rapat
Koordinasi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana dalam penataan aset yang
disertai dengan penataan akses, serta persoalan tanah yang ada di tengah
masyarakat dapat diminimalisasi. Gugus Tugas Reforma Agraria memiliki komitmen
yang kuat, terintegrasi dan terkoordinasi serta menjalin kerjasama dengan
stakeholder lainnya, maka untuk dapat memaksimalkan penataan aset dan akses
7
agraria yang ada di Kabupaten Lampung Selatan. Reforma Agraria ini selain sebagai
solusi yang tepat dalam mencegah terjadinya konflik dan sengketa tanah,
diharapkan juga dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat
luas terutama dalam mengurangi ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah
oleh pihak tertentu, oleh karena itu untuk mendorong tercapainya program Reforma
Agraria ini dibutuhkan komitmen kita semua untuk menjalankan re-strukturisasi
kepemilikan, penguasaaan dan sumber-sumber Reforma Agraria terutama
menyangkut hak kepemilikan tanah, semoga melalui Kegiatan Rapat Koordinasi ini,
koordinasi dalam pelaksanaan Kegiatan Reforma Agraria dapat berjalan dengan baik
karena potensi tanah sebagai Obyek Reforma Agraria akan menjadikan Rapat
Koordinasi ini sebagai momentum pertemuan yang sangat penting dan strategis
guna mendapatkan rumusan terkait dengan obyek dan subyek serta informasi
kepemilikan tanah di Kabupaten Lampung Selatan.
2.1.1 Pemaparan Materi Oleh Ahli Madya Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi
Lampung Selaku Narasumber
8
UMKM dan Program Pengembangan UMKM. Bentuk kegiatan yang dilakukan
Dinas Koperasi dan UMKM yang dapat disinergikan dengan program reforma agraria
yaitu:
1. Pembinaan UMKM;
Kegiatan ini saling berkesinambungan antara program Reforma Agraria
dengan program yang dilakukan oleh Dinas UMKM.
2. Pendampingan UMKM;
Dinas Koperasi dan UKM Prov.Lampung memiliki UPTD Pusat Layanan
Usaha Terpadu (PLUT) dengan tujuh konsultan pendamping yang bertugas
untuk mendampingi UMKM di Provinsi Lampung mulai sejak awal berdirinya
suatu UMKM. Kegiatan pendampingan yang dilakukan yaitu terkait kendala,
strategi bisnis, pemasaran, IT, akses pembiayaan serta akses kerjasama.
3. Pelatihan UMKM;
Kegiatan pelatihan bagi para pelaku UMKM di bidang pemasaran dan digital
marketing. Digital marketing ini bertujuan untuk mengenalkan mengenai
platform digital marketing seperti marketplace untuk memudahkan dalam
penjualan/pemasaran. Di masa pandemi covid ini digital marketing
merupakan suatu strategi dan solusi yang menjadikan umkm masih tetap
survive dan berhasil bahwa terdapat sebanyak 78% UMKM binaan yang
masih tetap survive dan tidak terdampak dari efek pandemi.
4. Permodalan UMKM; dan
Permodalan atau akses pembiayaan dapat memanfaatkan kepemilikan
sertifikat tanah yang dimiliki masyarakat untuk dianggunkan kepada pihak
perbankan.
5. Pemasaran produk UMKM.
Pemasaran produk saat ini difokuskan kepada strategi pemasaran yang tetap
dapat survive di tengah pandemi covid, yaitu pemasaran prodyk dengan
memanfaatkan platform-platform digital marketing yang telah disediakan di
berbagai macam sosial media.
9
Berdasarkan rekap data dari Dinas Koperasi dan UMK Provinsi Lampung tahun
2020, di Kabupaten Lampung Selatan terdapat 3.749 usaha yang membidangi
usaha mikro, kecil dan menengah. Wirausaha pemula UMKM di Provinsi Lampung
mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat setiap tahundengan cara mengajukan
bantuan ke kementerian dengan syarat administrasi berupa izin standar berupa
UMK dan IMB, foto usaha dan mengajukan proposal bantuan.
Terdapat 25 Start up (Perusahaan Rintisan) lokal di Provinsi Lampung yang
bisa menjadi wadah untuk UMKM yang dapat bergerak memasarkan hasil produksi
dari UMKM yang ada. Perusahaan rintisan tersebut juga ada yang bergerak di
bidang Financial Technology seperti pinjaman dana dengan bunga yang sangat
rendah yang dapat memudahkan permodalan para pelaku UMKM dalam melakukan
usahanya. Kriteria UMKM berdasarkan PP NO 7 2021 tentang “Kriteria UMKM” yaitu
sebagai berikut.
1. Usaha Mikro, merupakan usaha dengan modal usaha ≤ Rp 1 M. Jadi apabila
modal usaha tersebut sampai dengan Rp 1 M dan omset per tahun sebesar Rp
2 M, maka usaha tersebut masih termasuk ke dalam Usaha Mikro dimana
proses perizinan dan lain-lain masih mudah dilakukan.
2. Usaha Kecil, merupakan usaha dengan modal usaha > Rp 1 M s/d Rp 5 M dan
omset tahunan sebesar > Rp 2 M s/d Rp 15 M
3. Usaha Menengah, merupakan usaha dengan modal usaha > Rp 5 M s/d ≤ Rp
10 M dan omset tahunan sebesar > Rp 15 M s/d Rp 50 M
4. Usaha Besar, merupakan usaha dengan modal usaha > Rp 10 M dan omset
tahunan sebsar > Rp 50 M
10
2.2.2 Pemaparan Materi Oleh Ketua LP3M Universitas Lampung Selaku
Narasumber
Saat ini kita masuk ke dalam era revolusi industry 4.0 yang menandakan
perubahan lingkungan ke era millennial. Era ini ditandai dengan adanya internet of
things, artificial intelligence, human-machine interface, teknologi robotik dan sensor,
dan teknologi 3D printing. Di era revolusi industri dan adanya permasalahan
pandemi covid maka dibutuhkan daya saing bangsa berupa :
• SDM Kreatif
Pandemi bukanlah sebuah masalah apabila Bangsa Indonesia memiliki sumber
daya manusia yang kreatif dan inovatif.
• NETWORK
Jaringan dibutuhkan untuk kemudahan pemasaran dan memperluas akses
pasar bagi para UMKM, yang hal ini juga bisa dilakukan dalam bentuk kerja
sama dalam bentuk kemitraan usaha.
• IPTEKS
Di era revolusi industri 4.0, UMKM perlu mengikuti dan menyesuaikan
perkembangan era ini dengan tujuan untuk kemajuan usaha. Contohnya dalam
pengemasan atau packaging suatu produk dibutuhkan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi baru.
• SDA
Ketersediaan SDA di indoneisa yang melimpah memiliki potensi untuk
memanfaatkan momentum revolusi industri 4.0. Contohnya dengan mendorong
pelaku industri untuk memanfaatkan teknologi terbaru berbasis revolusi
industri 4.0 dalam proses produksi guna memacu daya saing produk.
11
1. Faktor Internal
- Subsisten dan masih berorentasi produksi;
- Kepemilikan lahan semakin sempit tanpa sertifikat;
- Skala usahatani tidak bankable;
- Tingkat pendidikan rendah;
- Kelembagaan ekonomi petani belum aktif;
- Aksesibilitas rendah terhadap informasi pasar; dan
- Minimnya informasi teknologi dan sumberdaya.
2. Faktor Eksternal
- Disparitas dan fluktuasi harga komoditas pertanian di konsumen dan
produsen;
- Margin keuntungan lebih banyak dinikmati oleh pedagang atau perusahaan;
- Monopsoni/oligopsoni , monopoli/oligopoli;
- Rendahnya dukungan lembaga keuangan dalam pembiayaan;
- Belum adanya lembaga penjamin resiko; dan
- Biaya ekonomi tinggi sehingga daya saing rendah.
Maka dari dibutuhkan suatu solusi untuk mengatasi permasalan yang menyangkut
kesejahteraan para petani, yaitu dengan menerapkan Sistem Agribisnis yang
Terpadu, Modern dan Berkelanjutan. Dimana dalam sistem agribisnis ini telah
diatur segala komponennya secara berkesinambungan yang saling terikat satu sama
lain mulai Input, On farm, Logistik, Asuransi dan Inovasi. Permasalahan ini juga
dapat diselesaikan melalui program GTRA ini dengan adanya integrasi didalamnya
dengan memanfaatkan sertifikat tanah yang dimiliki masyarakat untuk mengajukan
angggunan guna peningkatan UMKM dengan melihat Human Capital dan
Community Capital. Selain itu juga perlu mengubah mekanisme pasarnya yang saat
ini masih High Cost harus diubah menjadi Low Cost.
Sinergitas antar stakeholder sangat penting untuk menyadarkan masyarakat
akan pentingnya kepemilikan surat tanah yang dapat dimanfaatkan untuk
mengajukan pinjaman dengan melalui bimbingan dengan tujuan untuk mengatasi
kemiskinan. Jadi setelah masyarakat mendapatkan akses reform berupa sertifikat
tanah, maka dibutuhkan akses reformnya. Dari kegiatan integrasi program reforma
agraria ini berupa pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan kepemilikan
sertipikat tanah ini diharapkan hasil berupa :
1. Unit usaha yang produktif di atas asset lahan yang memadai dan legal
2. Kelembagaan ekonomi yang kuat, solid, aktif, modern dan maju
12
3. Produktivitas, Pendapatan, dan Kesejahteraan Petani meningkat
4. Industri rakyat tumbuh dan berkembang dengan nilai tambah tinggi
5. Lapangan kerja tumbuh pesat dengan SDM yang Unggul
6. Pertumbuhan ekonomi diikuti dengan pemerataan pendapatan
7. Disparitas pendapatan antar petani dan wilayah semakin rendah
8. Kawasan perdesaan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang
tumbuh, maju dan moderen dengan masyarakat yang cerdas dan sejahtera.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Hasil Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria Kantor Pertanahan
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2021
14
LAMPIRAN
15
Lampiran 1. Surat Undangan Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2021
a. Undangan Kepada Bupati Lampung Selatan Selaku Ketua Tim GTRA Kabupaten
Lampung Selatan
16
b. Undangan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Provinsi Lampung
17
18
c. Undangan Kepada OPD Terkait Selaku Tim GTRA Kabupaten Lampung Selatan
19
20
21
22
d. Undangan Kepala Desa Talang Jawa Selaku Kepala Desa dari Lokasi TORA
23
Lampiran 2. Nota Dinas Tim Pelaksana Harian Rapat Koordinasi Gugus Tugas
Reforma Agraria Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2021
24
25
Lampiran 3. Undangan Permohonan Narasumber Rapat Koordinasi Gugus Tugas
Reforma Agraria Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2021
26
b. Undangan Permohonan Narasumber Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung
27
Lampiran 4. Rundown Acara Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2021
28
Lampiran 5. Notulensi Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten
Lampung Selatan Tahun 2021
29
\
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Lampiran 6. Berita Acara Kesepakatan dan Kesepahaman Rapat Koordinasi Gugus
Tugas Reforma Agraria Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2021
40
Lampiran 7. Daftar Hadir Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2021
a. Daftar Hadir Organisasi Perangkat Daerah sebagai Anggota Tim GTRA Kabupaten
Lampung Selatan
41
42
a. Daftar Hadir Internal Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Selatan sebagai Tim
Pelaksana Harian Kabupaten Lampung Selatan
43
44
45
Lampiran 8. Dokumentasi Kegiatan Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2021
46
Sambutan dan Pembukan oleh Asisten Sekretaris Daerah
Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Lampung Selatan
47
Sesi Diskusi Panel Bersama Narasumber
48
Penyerahan Plakat Secara Simbolis Dari ATR/BPN
Lampung Selatan Kepada Pemerintah Daerah
Foto Bersama
Peserta Rapat
49
Lampiran 8. Materi Paparan Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria Kantor
Pertanahan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2021
50
51
52
53
54
55
56
57