Anda di halaman 1dari 49

1.

Mukim adalah kesatuan masyarakat hukum di


bawah Kecamatan yang terdiri atas gabungan
beberapa gampong/kampung/desa yang
mempunyai batas wilayah tertentu yang
dipimpin oleh Imeum Mukim/ Kepala Mukim
dan berkedudukan langsung di bawah Camat
2. Imeum Mukim adalah Kepala Pemerintahan
Mukim
3. Tuha Mukim adalah alat kelengkapan mukim
yang berfungsi memberi pertimbangan kepada
mukim
SEJARAH MUKIM
• Istilah, “Mukim” berasal dari bahasa Arab
“muqim” yang berarti tempat tinggal
(Zakaria Ahmad 1972). “Muqimun” pula
berarti “penduduk yang menetap di suatu
tempat” (Kamus Dewan 2002)
• Dalam konteks agama Islam, istilah
“muqim” digunakan untuk menerangkan
“status” tinggal menetap bagi seseorang
untuk membedakannya dengan orang yang
berada dalam perjalanan (musafir)
• Kepada orang-orang yang mukim atau
bermukim (tinggal menetap) di suatu kawasan,
kepadanya diwajibkan untuk melaksanakan
Shalat Jum’at
• Berbeda halnya untuk orang yang sedang dalam
perjalanan (bermusafir), mereka tidak
diwajibkan untuk menegakkan Shalat Jum’at
• Merujuk uraian di atas, warga mukim”
diartikan sebagai penduduk dari sebuah mukim.
Mukim juga merupakan kawasan tempat tinggal
yang dipimpin seorang imuem atau imam
• Kata “imuem” berasal dari bahasa Arab yang
berarti “orang yang harus diikuti” atau
pemimpin (Zakaria Ahmad 1972: 88)
• Dalam perkembangannya kemudian, istilah
Mukim di Aceh mengalami penukaran makna
dari arti yang sebenarnya. Istilah Mukim
kemudian menjadi sebuah konsep untuk
menerangkan ruang fisik dari sesuatu
kawasan yang terdiri dari beberapa
Gampong yang memiliki satu mesjid bersama
• Dalam perkembangan selanjutnya, istilah
“Mukim” adakalanya merujuk kepada
seseorang yang sedang menjabat sebagai
pemimpin Mukim
• Pada masa-masa awal pembentukan
mukim, pada setiap hari Jum‟at, Imuem
Mukim juga bertindak sebagai imam Shalat
Jum’at (Ibrahim Alfian et al. 1977/1978:
66). Menurut catatan Van Langen (dalam
Ibrahim Alfian et al. 1977/1978: 66),
• Pada mulanya, tiap-tiap Mukim ditetapkan
mesti berpenduduk 1000 orang laki-laki
yang boleh memegang senjata. Hal ini lebih
bertujuan untuk kepentingan politik,
sehingga Mukim selain bersifat teokratik
juga bersifat politik
• Pada masa yang lalu Mukim pernah mendapat
kedudukan hukum dalam adat Meukuta
Alam. Setelah terbentuknya Negara Indonesia,
keberadaan mukim tetap diakui berdasarkan pasal
II aturan peralihan. Kemudian oleh residen Aceh,
kedudukan mukim tetap dipertahankan melalui
Karesidenan Aceh Nomor 2 dan Nomor 5 Tahun
1946. Sekalipun eksistensi mukim pernah
mengalami proses reduksi bahkan melalui Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1979 dan UndangUndang
Nomor 5 Tahun 1974 dihilangkan sama sekali
eksistensinya, namun keberadaan Mukim secara
factual tetap diakui dan dipertahankan oleh
masyarakat Aceh
• Mukim sebagai lembaga yang membawahi
gabungan (fedeasi) Gampong menjalankan
kekuasaan keluar, yaitu menangani hal-hal
yang berada di luar kekuasaan
pemerintahan Gampong. Kekuasaan di luar
wilayah kewenangan gampong itu antara
lain mengatur hubungan antar gampong,
hubungan gampong dengan pihak luar dan
menyelesaikan persoalan/perselisihan-
perselisihan yang tidak dapat diselesaikan
di Gampong
• Mukim memiliki peranan yang bersifat
sentral dalam sistem pemerintahan lokal
Aceh yang meliputi peran administrasi
pemerintahan, adat dan hukum. Dalam
bidang administrasi, semua surat-surat
yang berhubungan dengan jual beli tanah
dikeluarkan oleh mukim atau disahkan oleh
mukim, setelah terlebih dahulu memeriksa
status tanah yang diperjualbelikan melalui
geuchik atau lembaga adat lainnya sesuai
dengan kedudukan tanah.
• Dalam bidang adat, mukim merupakan
rujukan dari setiap perkara adat yang belum
dapat diselesaikan ditingkat gampong. Mukim
juga ikut mengatur kawasan bersama berupa
padang meurabe, gle, blang, dan tanoh-tanoh
yang berada di bawah penguasaan mukim atau
berada di luar penguasaan gampong. Dalam
bidang hukum, mukim menjadi tempat
penyelesaian hal-hal yang berhubungan
dengan agama, seperti masalah warisan,
pernikahan, perceraian, pasakh dan rujuk,
serta mengurus harta umat yang berada di
bawah penguasaan mukim
DASAR HUKUM PEMBENTUKAN
QANUN TENTANG MUKIM
• Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa
Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3893);
• Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Kota Langsa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 83, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4110); (Khusus Kota
Langsa)
• Undang-Undang 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang– Undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
• Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
• Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438 )
• Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633 );
• Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 4
Tahun 2003 tentang Pemerintah Mukim dalam
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaran
Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun
2003 Nomor 17 seri D Nomor 7, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor
20);
• Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Pembentukan Qanun (Lembaran Daerah Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2007 Nomor 03, Tambahan
Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Nomor
03);
• Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Pembinaan Kehidupan Adat dan Adat Istiadat.
(Lembaran Daerah Nanggroe Aceh
Darussalam Tahun 2008 Nomor 09, Tambahan
Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam
Nomor 19);
• Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2009 tentang Tata
Cara Pemilihan dan Pemberhentian Imum
Mukim di Aceh (Lembaran Daerah Aceh
Tahun 2009 Nomor 03, Tambahan Lembaran
Daerah Aceh Tahun 2009 Nomor 25);
• Qanun Kota Langsa No. 5 Tahun 2010 tentang
Mukim (Khusus Untuk Kota Langsa)
KETENTUAN UMUM MUKIM
• Harta Kekayaan Mukim adalah harta kekayaan
yang dikuasai oleh mukim yang ada pada waktu
pembentukan gampong dan tidak diserahkan
kepada gampong serta sumber pendapatan lainnya
yang sah.
• Musyawarah Mukim adalah permusyawaratan dan
permufakatan dalam berbagai kegiatan adat,
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan
yang dihadiri oleh para Geuchik, lembaga–lembaga
adat, imeum chik, Tuha Mukim dan para imeum
gampong yang dipimpin oleh imeum mukim
• Qanun Mukim adalah peraturan yang dibuat oleh
Tuha Mukim bersama imeum mukim
• Penyelesaian Persengketaan Adat Mukim
adalah permusyawaratan dalam proses
penyelesaian berbagai perkara adat,
perselisihan antar penduduk atau sengketa
sengketa dibidang hukum adat dalam
kemukiman yang dilaksanakan oleh Imeum
Mukim dan Tuha Mukim.
• Keuangan mukim adalah semua hak dan
kewajiban mukim yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun berupa barang yang dapat dijadikan
milik mukim berhubung dengan pelaksanaaan
hak dan kewajiban
KEDUDUKAN MUKIM
• Mukim berkedudukan sebagai unsur wilayah di
bawah kecamatan yang membawahi gabungan
(federasi) dari beberapa gampong dalam struktur
mukim setempat untuk menyelenggarakan kegiatan
mukim dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
dan kehidupan berdemokrasi dalam wilayah
mukim, melestarikan adat beserta adat istiadat
setempat, melindungi fungsi lingkungan hidup dan
Sumber Daya Alam (SDA) sesuai dengan kesadaran,
aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam
gampong yang bergabung dalam struktur mukim.
KEWENANGAN MUKIM
Mukim mempunyai wewenang
mengkoordinasikan penyelengaraan
Pemerintahan Gampong, pelaksanaan
pembangunan, pemberdayaan
masyarakat, melindungi adat dan adat
istiadat, membina dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat mukim dan
meningkatkan kualitas pelaksanaan
Syariat Islam
• Kewenangan mukim mencakup :
a. Kewenangan yang sudah ada
berdasarkan hak asal usul mukim,
ketentuan adat dan adat istiadat;
b. Kewenangan Kota Langsa yang
diserahkan pengaturannya kepada mukim;
c. Kewenangan pelaksanaan tugas
pembantuan dari Pemerintah Aceh, dan
pemerintah kota Langsa; dan
d. Kewenangan pengawasan fungsi
lingkungan hidup dan pengelolaan Sumber
Daya Alam (SDA) dalam mukim setempat
FUNGSI MUKIM
• Mengkoordinir penyelenggaraan
Pemerintahan Gampong dalam mukim
setempat
• Menyelenggarakan bidang pelaksanaan
Syari’at Islam, kehidupan beragama,
kerukunan hidup beragama di kemukiman
serta kehidupan adat dan adat istiadat
• Melaksanakan tugas pembantuan serta urusan
pemerintahan lainnya yang berada di mukim
yang belum dapat dilaksanakan oleh
Pemerintahan Gampong
• Mengkoordinir pelaksanaan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kehidupan berdemokrasi secara
berkeadilan yang inklusif di mukim ;
• Membina dan memfasilitasi bidang pendidikan,
sosial budaya, perlindungan hak–hak dasar,
ketenteraman dan ketertiban masyarakat dalam
mukim setempat;
• Melaksanakan penyelesaian persengketaan secara
adat dalam mukim setempat; dan
• Mengawasi fungsi lingkungan hidup dan
pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dalam
mukim setempat
ORGANISASI MUKIM

Organisasi mukim terdiri dari :


a. Imeum Mukim;
b. Sekretariat Mukim;
c. Tuha Mukim;
d. Imeum Chik
TUGAS DAN WEWENANG
• Imeum Mukim mempunyai tugas
mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan
pemerintahan gampong, pembangunan gampong,
pemberdayaan masyarakat, memelihara
kehidupan adat dan adat istiadat dengan
berlandaskan syari’at Islam
• Wewenang Imuem Mukim adalah:
a. Mengkoordinasi penyelenggaraan Pemerintahan
gampong dalam mukim setempat
b. Mengawasi pelaksanaan pemilihan Geuchik
c. Mengajukan rancangan qanun mukim;
d. Menetapkan qanun mukim yang telah
mendapat persetujuan Tuha Mukim;
e. Menyusun dan mengajukan rancangan qanun
mukim tentang Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Mukim (RAPBM)
untuk dibahas dan mendapat persetujuan
bersama Tuha Mukim;
f. Memimpin penyelesaian persengketaan adat
dalam mukim setempat;
g. Membina perekonomian mukim dan
mengkoordinasikan pembangunan gampong
dalam mukim setempat secara partisipatif;
h. Pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan mukim
i. Mewakili mukim yang dipimpinnya di
dalam dan di luar pengadilan dan dapat
menunjuk kuasa hukum untuk mewakili
sesuai dengan peraturan perundang
undangan dan
j. Melaksanakan wewenang lain sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
HAK DAN KEWAJIBAN IMUEM
MUKIM
• Hak imeum mukim adalah :
a. Mengusulkan pengangkatan sekretaris mukim
b. Mengajukan rancangan qanun mukim
c. Mengelola keuangan mukim sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
d. Menerima penghasilan tetap setiap bulan,
asuransi kesehatan dan atau tunjangan lainnya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kewajiban Imuem Mukim adalah:
a. Melaksanakan syari’at Islam, memegang teguh dan
mengamalkan pancasila, melaksanakan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, serta mempertahankan dan memelihara
keutuhan Negara Kesatan Republik Indonesia
b. Membina kehidupan beragama, kerukunan
beragama dan antar umat beragama serta
meningkatkan kualitas pelaksanaan syari’at islam
dalam masyarakat
c. Membina keberadaan kesatuan masyarakat hukum
adat, nilai adat istiadat, lembaga kemasyarakatan,
dan lembaga adat serta hak-hak tradisional dalam
pelaksanaan pemerintahan gampong
d. Mengembangkan kehidupan berdemokrasi
dalam masyarakat mukim setempat
e. Melaksanakan dan
mempertangungjawabkan pengelolaan
keuangan mukim
f. Membina, melestarikan dan melaksanakan
nilai-nilai sosial, seni budaya, adat dan adat
istiadat berlandaskan syari’at islam
g. Membina dan memajukan perekonomian
dan kesejahteraan masyarakat serta
memelihara kelestarian fungsi lingkungan
hidup dan Sumber Daya Alam (SDA)
h. Memelihara ketenteraman dan ketertiban
serta sikap saling menghargai secara inklusif
dalam masyarakat
i. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan
perundang-undangan
j. Menyelesaikan persengketaan antar
gampong dalam mukim setempat
k. Membuat nota tugas kepada sekretaris
mukim apabila imeum mukim melaksanakan
tugas luar
TANGGUNG JAWAB DAN PELAPORAN
1. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, Imeum
Mukim menyampaikan laporan pertanggungjawaban
setiap tahun dan akhir masa jabatannya kepada
Walikota melalui Camat atau sewaktu- waktu diminta
oleh Walikota.
2. Imeum Mukim menyampaikan laporan keterangan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya kepada Tuha
Mukim sekurang-kurangnya sekali dalam setahun , yaitu
pada akhir tahun anggaran atau sewaktu-waktu diminta
oleh Tuha Mukim.
3. Laporan pertanggungjawaban dan laporan keterangan
pertanggungjawaban meliputi pelaksanaan tugas dan
kewajiban serta pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja mukim.
LARANGAN IMUEM MUKIM
a. Membuat keputusan yang secara khusus memberikan
keuntungan bagi diri sendiri, anggota keluarga, kroni
dan atau golongan tertentu
b. Melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima
uang, barang dan atau jasa dari pihak lain yang dapat
mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya
c. Merangkap jabatan sebagai ketua dan atau anggota
Tuha Mukim, geuchik, perangkat gampong, tuha peuet
gampong, lembaga kemasyarakatan, ketua lembaga
adat, Anggota DPRA, Anggota DPRK dan jabatan lain
yang melanggar ketentuan peraturan perundangan-
undangan
d. Membuat keputusan yang memberikan keuntungan untuk
menjadi pengurus partai politik dan partai politik lokal
e. Terlibat dalam kampanye Pemilihan Umum, Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden, Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, dan Pemilihan Walikota dan Wakil
Walikota
f. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok
masyarakat, dan mendiskriminasikan warga atau golongan
masyarakat lain;
g. Menyalahgunakan wewenang
h. Melanggar sumpah atau janji jabatan
i. Menjadi pengurus dan atau anggota partai politik atau
partai politik lokal
j. Melanggar norma agama, adat dan adat istiadat setempat.
PEMBERHENTIAN IMUEM MUKIM

• Imeum Mukim berhenti, karena :


a. Meninggal dunia
b. Permintaan sendiri
c. Diberhentikan
SEKRETARIAT MUKIM
• Sekretariat Mukim dipimpin oleh
seorang Sekretaris Mukim yang diangkat
dan diberhentikan oleh Walikota.
• Sekretaris Mukim diusul oleh Imeum
Mukim dari unsur masyarakat setelah
mendapat pertimbangan dari Walikota
melalui Camat.
• Untuk kelancaran tugas-tugas Sekretariat
Mukim dibentuk seksi-seksi yang meliputi:
a. Seksi Umum
b. Seksi pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat
c. Seksi Keistimewaan Aceh
d. Seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi
yang diangkat dan diberhentikan oleh
Imeum Mukim
e. Kepala seksi bertanggung jawab kepada
Sekretaris Mukim
TUHA MUKIM
• Tuha Mukim berfungsi membantu Imeum Mukim dalam
memberikan masukan, saran dan pertimbangan kepada
Imeum Mukim dalam rangka pelaksanaan Syariat Islam,
pelestarian Adat beserta Adat Istiadat, pengawasan fungsi
lingkungan hidup dan Sumber Daya Alam (SDA),
perekonomian dan peningkatan kesejahteraan rakyat,
pembinaan kemasyarakatan, pelaksanaan Keistimewaan
Aceh dan pemberdayaan perempuan serta menetapkan
syarat-syarat lainnya untuk menjadi calon Imeum Mukim
• Tuha Mukim terdiri dari Unsur Ulama, Tokoh adat,
pemuka masyarakat dan cerdik pandai.
• Tuha Mukim dipimpin oleh seorang ketua
merangkap anggota yang dipilih oleh dan
dari anggota Tuha Mukim.
• Keanggotaan Tuha Mukim sebanyak 3
(tiga) orang.
• Tuha Mukim mengadakan pertemuan
paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali.
• Masa jabatan Tuha Mukim selama 5 (lima)
tahun.
TUGAS DAN WEWENANG TUHA
MUKIM
• Menyelenggarakan pemilihan Imeum Mukim
• Membantu Imeum Mukim dalam menyelenggarakan
sengketa adat
• Bersama-sama dengan Imeum Mukim menyusun dan
menetapkan Qanun Mukim
• Bersama-sama dengan Imeum Mukim menyusun dan
menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Mukim
• Memberi pertimbangan kepada Imeum Mukim
terhadap calon Sekretaris Mukim
• Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat
• Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban
Imeum Mukim
• Penyelesaian persengketaan adat mukim dipimpin oleh
Imeum Mukim dan dibantu oleh Sekretaris mukim
bersama dengan seluruh anggota Tuha Mukim.
• Proses penyelesaian persengketaan adat dilakukan atas
usul Imeum Mukim guna menyelesaikan perkara-
perkara yang berkaitan persoalan adat dan adat
istiadat.
• Penyelesaian persengketaan adat mukim berfungsi
sebagai mekanisme untuk memelihara dan
mengembangkan adat, menyelenggarakan perdamaian
adat, menyelesaikan dan memberikan putusan-putusan
adat terhadap perselisihanperselisihan dan pelanggaran
adat berdasarkan prinsip-prinsip pembuktian secara
adat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku serta melaksanakan putusan-putusan
penyelesaian persengketaan adat yang bersangkutan.
• Penyelesaian persengketaan adat ditingkat
kemukiman harus diselesaikan terlebih
dahulu oleh Imeum Mukim sebelum
diselesaikan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
• Putusan-putusan adat dari penyelesaian
persengketaan adat bersifat final dan
menjadi pedoman bagi para Geuchik dalam
menjalankan Pemerintahan Gampong sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
IMEUM CHIK
• Imeum Chik diangkat dan diberhentikan oleh
Imeum Mukim berdasarkan hasil musyawarah para
imeum gampong dalam mukim setempat
• Pengangkatan dan pemberhentian imeum chik
ditetapkan dengan keputusan walikota
• Tata cara pemilihan, pengangkatan, dan
pemberhentian imeum chik ditetapkan dalam
musyawarah mukim setiap 4 (empat) tahun sekali
• Imeum Chik dapat dievaluasi dalam musyawarah
mukim setiap 2 (dua) tahun sekali
TUGAS IMEUM CHIK
• Mengkoordinasikan kegiatan peribadatan
• Mengkoordinasikan penyelenggaraan pendidikan
keagamaan, pengajian, dan pelaksanaan syari’at islam
• Mengkoordinasikan dan mengurus penyelenggaraan seluruh
kegiatan yang berkenaan dengan pemeliharaan dan
pemakmuran mesjid serta perayaan hari-hari besar islam
• Memberikan nasehat dan pendapat berkenaan dengan
pelaksanaan syariat islam kepada imeum mukim baik
diminta maupun tidak diminta
• Menyelesaikan sengketa yang timbul dalam masyarakat yang
berkenaan dalam pelaksanaan syariat islam bersama imeum
mukim
• Menjaga dan memelihara nilai-nilai adat dan adat istiadat
agar tidak bertentangan dengan syari’at islam
• Imeum chik dalam
melaksanakan tugas
bertanggungjawab kepada
imeum mukim
• Imeum chik dalam
melaksanakan tugas dibantu
oleh para imeum gampong
• Imeum chik berhenti karena:
a. Meninggal dunia
b. Permintaan sendiri
c. Diberhentikan
• Pemberhentian imeum chik apabila :
a. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berturut-
turut selama 6 (enam) bulan
b. Melanggar syari’at islam
c. Melanggar norma adat dan adat istiadat setempat
d. Tidak memenuhi persyaratan sebagai imeum chik
e. Tidak berdomisili dalam mukim
f. Imeum Mukim dapat diberhentikan karena
melakukan perbuatan kolusi, korupsi, nepotisme,
maisir, khalwat dan minuman khamar serta
tindak pidana lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Jenis peraturan perundang-
undangan pada tingkat mukim
meliputi :
a. Qanun Mukim
b. Peraturan Imeum Mukim dan
c. Keputusan Imeum Mukim
HARTA KEKAYAAN DAN KEUANGAN MUKIM

• Harta kekayaan mukim adalah harta kekayaan yang


telah ada, atau yang kemudian dikuasai Mukim,
berupa tanah, mata air, kuala, paya, laut, dan lain-
lain yang menjadi ulayat Mukim sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
• Jenis jumlah kekayaan mukim diinventariskan dan
didaftarkan serta pemanfaatannya diatur oleh
Walikota berdasarkan atas kesepakatan musyawarah
mukim.
• Pengawasan terhadap harta kekayaan mukim
dilakukan oleh Tuha Mukim.
• Pendapatan yang bersumber dari harta
kekayaan mukim harus dibagi secara
proporsional antara mukim dan gampong
didasarkan atas prinsip keseimbangan
kemampuan antar gampong dengan tujuan
pemerataan kemampuan antar gampong
dalam mukim setempat.
• Pembagian pendapatan dilakukan atas dasar
kesepakatan antara mukim dan gampong serta
gabungan gampong dalam kemukiman
setempat dan diatur melalui Qanun Mukim.
• Pendapatan mukim terdiri dari:
a. Pendapatan sendiri yang diperoleh dari
hasil kekayaan mukim dan tanah ulayat
mukim
b. Hasil-hasil dari tanah yang dikuasai mukim
c. Bantuan Pemerintah Aceh
d. Bantuan Pemerintah Kota Langsa dan
e. Bantuan dan sumbangan pihak lain yang
sah dan tidak mengikat
TEURIMONG GENASEH

Anda mungkin juga menyukai