Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

CALON BUPATI KABUPATEN BOMBANA


PERIODE 2017-2022
Ir. H. KASRA JARU MUNARA, M.Sc. H. MAN
ARFAH, S.PdI

MENUJU PILKADA SERENTAK 2017

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Ir. H. Kasra Jaru Munara, M.Sc.

Ttl

: Rappang, 12 Juli 1966

Alamat
Sultra

: Kel. Kasipute Kec. Rumbia Kab. Bombana Prov.

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Status

: Menikah

Pendidikan Terakhir : Strata 2 (S2)


Nama Istri

: Hj. Lestari Son, SE.

Pekerjaan

: Wiraswasta

Hp

: 0811 1918 880

Pin BB

:-

e-mail

:-

Riwayat Pendidkan

1.
2.
3.
4.
5.

SD Ngeri 2 Bau Bau, tamat Tahun 1979


SMP Negeri 1 Bau Bau, tamat Tahun 1982
SMA PGRI Bau Bau, tamat Tahun 1985
Strata 1 (S1) Institut Teknologi (ITB) Bandung, Tahun 1990
Strata 2 (S2) Singapore Tahun 2014.

Riwayat Pekerjaan:
Februari.1991 Juni 1996 : Quality Control Superintenden BP Chemicals
Joint Venture Compaby, Cilegon Jawa Barat.
Januari 1999 Januari 2001 : QHSE/Lapmanager Doell Java Sea, Jakarta
Februari 2001- Desember 2002 : HR Manager DFS Jakarta Operation
meliputi Jawa, Sumatra dan Daerah terpencil di
Indonesia, Jakarta.
Januari 2003- Juli 2005 : AR dan Eksternal Penelitian Manager
Scholomberger OSS Kalimantan, Balikpapan.
Agustus 2005 Desember 2006 : Asisten AR Manager Scholomberger
Global Resources Oilfiel Service Iran Biomagnet,
Theheran Iran.

Januari 2007 April 2010 : AR Manager Scholomberger Global Resources


Oilfiel Service Pakistan Biomagnet, Islamabad
Pakistan.
Juni 2010 Agustus 2012 : AR Manager (SDP) Scholomberger Global
Resources Oilfiel Service Eropa termasuk Ukraina dan
Turki, Bukares Rumania.
September 2012 Sekarang : AR Manager Scholomberger Global
Resources Oilfiel Service Singapore, Singapore.

Riwayat Organisasi :
1. 17 Mei 1983: 1 hari mengikuti Elementary English Course di SD
Swastiastu I Denpasar Bali.
2. 14-19 Juli 1986: 6 hari mengikuti Penataran Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila (P-4) di SMAN I Denpasar Bali dengan hasil
baik.
3. 2-7 September 1991: 6 hari mengikuti Orientasi Program Studi dan
Pengenalan Kampus (OPSPEK) Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari
Bandung dengan hasil baik.
4. 21 23 Juli 2000: 3 hari Management Team Building Training di PT.
Newmont Nusa Tenggara, Maluk-Sumbawa.
Riwayat Organisasi:
1. Forum Kerjasama antar Perusahaan dan Lembaga Pendidikan dalam
Bidang Sunbver Daya Alam (SDA).
2. Forum Perusahaan-Perusahaan yang bergerak dalam Bidang
Pecition Manufacturing Group (PMG) dan Menjadi Wakil Perusahaan
di Singapore National Employer Federations (SNEF) dan Singapore
Manufacturing Federations (SMF).
3. Wakil Ketua Umum Bidang IT, Pertambangan, Energi dan Konservasi
Sumber Daya Alam DPP Perserikatan Masyarakat Tani dan Nelayan
(PERMATANI).
4. Anggota Dewan Penasehat Koperasi PERMATANI Pusat, Jakarta.
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini dibuat dengan sebenarnya untuk
digunakan sebagai mana mestinya.

Dibuat di: Kabupaten


Bombana
Tanggal : 19 Desember
2016
Yang Membuat Pernyataan

Calon Bupati

Ir. H. Kasra Jaru Munara,


M.Sc.

DAFTAR ISI
1.

DAFTAR

RIWAYAT

HIDUP
2.

2
SURAT
PERMOHONAN

3.

.5
KATA
PENGANTAR

4.
5.

6.
7.

8.

..6
BAB I: GAMBARAN

UMUM

DAN

KEADAAN

WILAYAH

KABUPATEN

BOMBANA..7
BAB II: RENCANA STRATEGIS POTENSI PENGEMBANGAN DAN
PEMBANGUNAN
KABUPATEN
BOMBANA.
.14
BAB
III:
VISI

DAN

MISI

CALON

BUPATI

BOMBANA16
POTENSI BASIS PEMILIH Ir. H. KASRA JARU MUNARA, M.Sc. CALON BUPATI
KABUPATEN BOMBANA PERIODE 2017-2022..
17
LAMPIRAN

..18
8.1. Peta Wilayah dan Potensi Alam Kabupaten Bombana
8.2. Estimasi Anggaran Biaya Tim Pemenangan Calon Bupati Kabupaten
Bombana

Ir. H. KASRA JARU MUNARA,


M.Sc.
CALON BUPATI KABUPATEN
BOMBANA
PERIODE 2017-2022
NOMOR
LAMPIRAN
PERIHAL

: 001/P/XII/2016
: 1 (satu) Eksampelar
: Permohonan Bantuan Dana Pilkada
Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Bombana
Kepada
YTH..
Di

Dengan Hormat,
Pemilihan

Kepala

Daerah

(Pilkada)

Kabupaten

Bombana,

Provinsi

Sulawesi Tenggara, akan dilaksanakan secara serentak pada 15 Februari


2017 mendatang. Atas dasar itulah, kami selaku Tim Pemenangan Pasangan
Calon

Bupati

Kabupaten

Bombana

Periode

2017-2022

mengajukan

permohonan sebagaimana dimaksud pada perihal surat tersebut di atas.

Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami lampirkan 1 (satu)


eksampelar proposal rencana Pilkada Kabupaten Bombana tahun 2017.
Demikian permohonan ini, atas perkenaannya kami ucapkan terima
kasih.
Bombana, 19 Desember
2016
Calon Bupati

Ir. H. Kasra Jaru Munara,


M.Sc.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga proposal ini
dapat tersusun, meskipun masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan.
Namun hal itu semoga tidak mengurangi arti dan hakekat sesungguhnya dari
maksud dan tujuan proposal ini, yaitu sebagai salah satu sarana mencapai
sukses Pilkada di Kabupaten Bombana pada 15 Februari 2017 mendatang.
Pemilihan

Kepala

Daerah

adalah

suatu

proses

yang

sangat

membutuhkan dukungan dan partisipasi seluruh elemen masyarakat. Sejalan


dengan itu, prioritas dan arah orientasi program pemenangan senantiasa harus
diimbangi oleh proses pemberdayaan pendidikan politik masyarakat. Artinya,
masyarakat sebagai pemilih yang kerap dijadikan hanya sebagai obyek
pemenangan dan supporter politik, sudah saatnya mendapatkan sentuhan
pemberdayaan dalam konteks kembali pada paradigma yang sesungguhnya.
Masyarakat adalah Raja yang mendapat kemenangan dan pemenang akan
mewujudkan kemakmuran bersama.
Bertolak dari pemikiran di atas, tentu saja Kabupaten Bombana
membutuhkan pemimpin yang punya karakter, memahami Sejarah, Budaya,
Tradisi, memiliki rasa peduli, Negarawan, Nasionalis, adil dan bertanggung
jawab yang pada gilirannya mampu membawa Masyarakat lebih sejahtera.

Sosok

yang

memiliki

citra

tersebut

sangatlah

pantas

memimpin

Kabupaten Bombana. Kondisi inilah yang membuat saya, Ir. H. Kasra Jaru
Munara, M.Sc. merasa terpanggil untuk maju selaku Calon Bupati Kabupaten
Bombana periode 2017-2022. Semoga Allah SWT meridhoi segala upaya yang
terbaik buat Kabupaten Bombana, Amin.
Bombana, 19 Desember
2016
Wassalam,

Ir. H. Kasra Jaru Munara,


M.Sc.

BAB I
GAMBARAN UMUM DAN KEADAAN WILAYAH
KABUPATEN BOMBANA
1. Geografis
1.1.
Letak dan Keadaan Alam
Kabupaten Bombana sebelumnya menjadi bagian dari wilayah
pemerintahan Kabupaten Buton, namun pada tahun 2003 wilayah ini
resmi berdiri menjadi sebuah daerah otonom.
BOMBANA dikenal sebagai wilayah yang dihuni oleh Suku 'Moronene'
sebagai penduduk asli, salah satu etnis terbesar di Sulawesi Tenggara,
dimitoskan sebagai Negeri Dewi Padi (Dewi Sri). Konon, sang dewi
pernah turun di sebuah tempat yang belakangan disebut Tau Bonto (saat
ini lebih dikenal dengan penulisan Taubonto, ibukota Kecamatan
Rarowatu). Dalam Bahasa Moronene, 'tau bonto' berarti tahun
pembusukan, karena ketika Dewi Padi itu turun di tempat tersebut,
produksi padi ladang melimpah ruah sehingga penduduk kewalahan
memanennya. Akibatnya, banyak padi tertinggal dan membusuk di
ladang. Padahal, luasan ladang yang dibuka tak seberapa, hanya
beberapa hektare saja untuk setiap keluarga.
Taubonto menjadi pusat pemerintahan pada zaman kekuasaan mokole,
gelar raja di wilayah Moronene pada masa lalu. Pada masa pemerintahan
swapraja Buton pascakemerdekaan, wilayah kekuasaan mokole berubah
menjadi wilayah distrik dan selanjutnya sekarang menjadi kecamatan.
Secara historis, wilayah Moronene di daratan besar jazirah Sulawesi
Tenggara mencakup sebagian Kecamatan Watubangga di Kabupaten
Kolaka sekarang. Namun, yang masuk wilayah administrasi Kabupaten
7

Buton (waktu itu) hanya Kecamatan Poleang dan Kecamatan Rumbia.


Saat itu telah berkembang menjadi empat kecamatan. Dua kecamatan
tambahan sebagai hasil pemekaran adalah Poleang Timur dan Rarowatu.
Kecamatan Rarowatu berpusat di Taubonto.
Pulau Kabaena juga termasuk wilayah Moronene, sebab penduduk asli
pulau penghasil gula merah itu adalah suku Moronene. Meski demikian,
pemerintahan Mokole di Kabaena bersifat otonom, tidak ada hubungan
struktural maupun hubungan afiliatif dengan kekuasaan Mokole di
daratan besar, akan tetapi hubungan kekerabatan di antara mokole dan
rakyat sangat erat terutama bahasa dan budaya yang khas. Kekuasaan
mokole di Kabaena berada di bawah kontrol Kesultanan Buton, seperti
halnya mokole lainnya di daratan besar jazirah Sulawesi Tenggara. Sultan
Buton menempatkan petugas keraton di Kabaena yang bergelar Lakina
Kobaena. Karena itu secara struktural Kabaena lebih dekat dengan
Buton, walaupun begitu secara kultural lebih dekat dengan Bombana,
terkait budaya dan bahasa, serta ras.
Kabupaten ini mempunyai wilayah daratan seluas 2.845,36 km atau
284.536 ha dan wilayah perairan laut diperkirakan seluas 11.837,31 km.
Dan terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak
di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di
antara antara 430' 625' Lintang Selatan dan membentang dari barat
ke timur antara 12082' 12220' Bujur Timur.
Wilayah Kabupaten Bombana berbatasan dengan :
Utara
Selatan

: Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Konawe Selatan


: Laut Flores Prov. Nusa Tenggara Timur

Barat

: Teluk Bone Prov. Sulawesi Selatan

Timur

: Kabupaten Muna Barat dan Kabupaten Buton Tengah

1.2. Iklim
Beriklim tropis sepanjang tahun dan sangat sesuai untuk daerah
pertanian dan holtikultura. Lahan panen tanaman pangan pada tahun
2006 berjumlah 6.925 Ha dengan total produksi sebesar 11.083 ton.
Lahan tersebut ditanami dengan berbagai jenis tanaman pangan seperti
Padi Sawah, Padi Ladang, Jagung, Ubi Kayu, Kacang Tanah, Ubi Jalar,
Kacang Kedelai, dan Kacang Hijau.
1.3. Potensi Umum Daerah & Peluang Investasi
Sarana dan Prasarana Pendukung Investasi
Untuk menarik minat investor, sarana dan prasarana pendukung
investasi harus tersedia. Sekaitan dengan hal tersebut, sektor
perhubungan menjadi perhatian utama Pemerintah Kabupaten Bombana.
Kini, jarak antara Rumbia (Ibukota Kabupaten Bombana) dengan Kota
Kendari sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara, sejauh 170 km,
8

dapat ditempuh tiga jam menggunakan kendaraan roda empat.


Demikian pula prasarana jalan yang menghubungkan Rumbia dengan
kecamatan-kecamatan lainnya, kualitasnya mengalami peningkatan
cukup signifikan. Sementara dari Rumbia ke kecamatan yang ada di
Pulau Kabaena dilayani dua kapal cepat dengan lama pelayaran dua jam.
Akses lain ke wilayah tersebut dapat juga melalui pelabuhan Boepinang
atau dari pelabuhan Bambaea dengan lama pelayaran antara 2-3 jam.
Demikian halnya jalan yang menghubungkan ibukota kecamatan dengan
desa-desa selaku kantong-kantong produsen, peningkatan kualitasnya
menjadi skala prioritas pembangunan Kabupaten Bombana mulai Tahun
Anggaran 2005.
Mobil penumpang baik dari Rumbia maupun ke kecamatan-kecamatan
yang ada di daratan Pulau Sulawesi ke Ibukota Provinsi Sulawesi
Tenggara Kendari -, rata-rata dua kali sehari pergi/pulang.
Selain hubungan darat, terdapat pula pelabuhan laut di Rumbia,
Boepinang (Ibukota Kecamatan Poleang), Bambaea (Ibukota Kecamatan
Poleang Timur), dan di Teomokole Kecamatan Kabaena, yang merupakan
pelabuhan transit barang dan jasa maupun komoditas hasil pertanian
dan kehutanan dari dan ke daerah lainnya.
Sedangkan di Dongkala (Ibukota Kecamatan Kabaena Timur) terdapat
dermaga penyeberangan kapal Ferry trayek Dongkala-Mawasangka
(Kabupaten Buton) dengan frekuensi pelayaran dua kali sehari.
Tersedianya fasilitas akomodasi berupa hotel/penginapan dan
restoran/rumah makan di Bombana, adalah salah satu sarana penunjang
kegiatan ekonomi dan investasi di daerah ini.
Di tujuh kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bombana rata-rata
tersedia rumah makan yang cukup representatif dengan menu utama
sari laut. Sesuai data yang ada, sangat terbuka peluang investasi untuk
mengelola dan mengembangkan sektor ini secara profesional.
Sementara itu, jaringan telekomunikasi yang diusahakan Telkomsel dan
tersedia di Rumbia dapat menghubungkan seluruh wilayah Indonesia,
bahkan sampai manca negara. Warung telekomunikasi (Wartel) satelit
tersedia 27 unit dan tersebar di tujuh kecamatan.
Usaha jasa di bidang telekomunikasi di tujuh wilayah kecamatan,
khususnya di Ibukota Kabupaten Bombana (Rumbia), memiliki prospek
investasi yang cukup signifikan untuk dikembangkan sehingga jangkauan
akses komunikasi dapat mengglobal.
Di sektor perlistrikan, kebutuhan tenaga listrik di Kabupaten Bombana,
baik untuk rumah tangga maupun industri kecil, dipenuhi oleh PLN dan
non-PLN.
Untuk Kecamatan Poleang, Poleang Timur, dan Poleang Barat, kebutuhan
terhadap tenaga listrik adalah koneksitas dari PLN Cabang Kabupaten
Kolaka dan dibantu PLTD yang ada di Kecamatan Poleang dan Poleang
Timur.
Demikian halnya bagi Kecamatan Rumbia dan Rarowatu, dilayani PLTD
yang ada di Rumbia. Sementara kebutuhan listrik untuk kecamatan di
Pulau Kabaena dipasok oleh PLTD yang terdapat pada masing-masing
kecamatan.
Secara kumulatif, sektor perlistrikan di Kabupaten Bombana pada 2003
9

mengalami pertumbuhan sebesar 9.04 %. Seiring dengan pertumbuhan


dan perkembangan Kabupaten Bombana, kebutuhan terhadap listrik
akan terus bertambah pula. Oleh sebab itu, peluang investasi di sektor
ini memiliki prospek yang cukup cerah.
Di sektor air bersih, peluang investasinya pun cukup signifikan karena
secara kualitatif mengalami pertumbuhan sebesar 6,63 %. Pada
umumnya sumber air bersih di Kabupaten Bombana diusahakan dari air
sungai yang berasal dari pegunungan. Pengelolaannya dilakukan oleh
PDAM dan swasta/masyarakat. (
1.3.1 Pertanian dan Perkebunan
Pada tahun 2005 produksi padi sawah mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan tahun 2004, yaitu dari 44.334 ton tahun 2004
meningkat menjadi 61.132 ton tahun 2005. Naiknya produksi ini diikuti
pula dengan meningkatnya luas panen dari 9.852 Ha pada tahun 2004
menjadi 13.585 pada tahun 2005.
Produksi buah-buahan yang terbanyak adalah pisang, yaitu 1.011 Kw
diikuti oleh jeruk sebanyak 284 Kw, mangga sebanyak 122 Kw,
sedangkan buah-buahan yang paling sedikit produksinya adalah sukun
yang hanya sebanyak 6 Kw.
Produksi tanaman sayur-sayuran pada tahun 2005 tanaman yang
berproduksi adalah kacang panjang, cabe/lombok, tomat, terong, bayam
dan semangka. Produksi sayur-sayuran yang terbanyak adalah semangka
sebanyak 48 Kw, menyusul terung 24 Kw dan kacang panjang sebanyak
8 Kw.
Pada tahun 2005 produksi perkebunan rakyat yang tertinggi adalah
kelapa dalam yaitu sebanyak 14.641,98 ton, menyusul kakao 10.201,54
ton, jambu mete 5.569,35 ton, kelapa hibrida 2.136,63 ton, aren/enau
1.214 ton, kopi 549,7 ton sedangkan yang terendah produksinya adalah
tanaman pala yang hanya mencapai satu ton.

1.3.3. Kehutanan
Produksi rotan pada tahun 2005 sebesar 409.400 ton, dengan produksi
terbanyak dihasilkan oleh Kecamatan Rarowatu sebesar 249.400 ton,
sedangkan produksi kayu jati logs sebesar 3.250 ton, kayu jati
gergajian sebesar 2.719 ton, kayu rimba logs sebanyak 590,4 ton dan
kayu rimba gergajian sebesar 926 ton.
Hutan lindung di Kabupaten Bombana tahun 2005 seluas 68.971 ha
atau 28,61% dari jumlah hutan secara keseluruhan, menyusul hutan
produksi seluas 66.200 ha (28,41%) hutan wisata/PPA seluas 44.900 ha
(19,27%), hutan produksi yang dapat dikonversi seluas 31.000 ha
(13.30%), dan hutan produksi terbatas seluas 21.279 ha (9,13%).
1.3.4. Peternakan dan Perikanan
10

Populasi ternak besar yang terdiri dari sapi, kerbau, kuda pada tahun
2005 secara berturut-turut adalah 21.287 ekor, 1.078 ekor dan 1.545
ekor. Bila dibandingkan dengan tahun 2004 sapi mengalami peningkatan
sebesar dimana tahun 2004 mencapai 21.555 ekor dan tahun 2005
meningkat menjadi 21.827 ekor. Ternak kerbau jika dibandingkan dengan
tahun 2004 mengalami kenaikan dari 1.075 pada tahun 2004 menjadi
1.078 ekor pada tahun 2005. Begitu juga dengan ternak kuda,
mengalami penurunan populasi, dimana pada tahun 2004 mencapai
1.568 ekor, tahun 2005 hanya mencapai 1.545 ekor.
Produksi perikanan tahun 2005 sebanyak 20.667,68 ton yang terdiri dari
perikanan laut sebanyak 18.662,5 ton perikanan darat (tambak)
sebanyak 1.845,9 ton secara budidaya laut sebanyak 159 ton. Wilayah
yang menghasilkan produksi perikanan terbanyak adalah Kecamatan
Rumbia sebesar 16.215,9 ton dan yang terendah Kecamatan Rarowatu
hanya mencapai 39,64 ton.
Pada umumnya alat penangkap ikan masih tradisional terdiri dari pukat
kantong sebanyak 59 unit, pukat cincin 5 unit jaring insang 553 unit
jaring angkat 76 unit pancing 28.130 unit, perangkap 1.742 unit dan
lainnya sebanyak 1.498 unit. Jumlah KK nelayan tahun 2005 adalah
sebanyak 2.501 Kepala Keluarga.
1.3.5. Pertambangan
Di bidang pertambangan, potensi tambang Kabupaten Bombana tersebar
di beberapa desa dan kecamatan. Jenis-jenis tambang yang memiliki
potensi sangat besar antara lain marmer, batu permata, nikel, pasir
kwarsa, batu gamping, dan tanah liat/lempung.
Potensi yang sangat besar tersebut belum dieksploitasi secara optimal
sehingga terbuka peluang investasi di bidang pertambangan yang
memiliki nilai ekonomis cukup prospektif.
Lokasi tambang marmer, batu permata, dan nikel dapat dijangkau
dari ibukota kabupaten dengan Super Jet selama kurang lebih 2 jam
pelayaran ke Sikeli. Selanjutnya untuk mencapai lokasi tambang di Desa
Lengora dan Enano (Kabaena Timur) serta Desa Rahadopi, Pongkalaero,
dan Batu Awu di Kecamatan Kabaena dapat menggunakan kendaraan roda
dua dan roda empat.
Sedangkan lokasi tambang pasir kwarsa, batu gamping dan tanah
liat/lempung dapat diakses dari ibukota kabupaten dengan kendaraan roda
dua maupun roda empat dengan lama perjalanan 1 sampai 2 jam.
Beberapa perusahaan tercatat telah melakukan eksploitasi dan
penguasaan lahan terhadap jenis-jenis pertambangan tertentu.

Eksploitasi Batu Gamping/Kapur


1. CV Dwi Putera
2. CV Aneka Baya
3. PT Kolaka Mentari

11

Penguasaan Lahan Pertambangan


a. Kecamatan Kabaena
1. PT Mineral Adhikara Nikel (seluas 430 Ha)
2. PT Hardjo Diharjo (seluas 540 Ha)
3. PT Arga Morini (seluas 2.213 Ha)
4. PT Bumi Makmur Selaras (seluas 45.250 Ha)
5. PTTekonindo (seluas 3.246,75 Ha)
b. Kecamatan Kabaena Timur
1. PT Inco (seluas 3.329,66 Ha)
Eksploitasi tambang Emas
PT. Panca Logam
Pada pertengahan tahun 2008 di daerah Bombana terjadi booming
pendulangan emas oleh rakyat yang diawali dengan penemuan butiran
emas oleh masyarakat di daerah Sungai Tahi Ite dan sekitarnya. Pada
perkembangannya kegiatan pendulangan tidak hanya melibatkan
masyarakat setempat namun melibatkan pendulang-pendulang dari luar
Kabupaten Bombana bahkan dari luar Pulau Sulawesi.
Merebaknya jumlah pendulang yang berlangsung sangat pesat akhirnya
menimbulkan permasalahan sosial yang berkaitan dengan hak
kepemilikan lahan dan penggunaan jalan, permasalahan lingkungan
berupa kerusakan lahan dan jalan serta permasalahan administrasi di
dalam penerbitan perijinan dan pengelolaan pendapatan asli daerah.
Kegiatan prospeksi endapan emas di Bombana dimaksudkan untuk
mengetahui penyebaran dan sumberdaya cebakan emas di daerah
tersebut dengan tujuan untuk memberikan masukan teknis kepada
pemerintah daerah di dalam penerbitan dan penertiban perijinan
serta pengelolaan penambangannya.
Pendulangan emas alluvial oleh masyarakat di daerah Kecamatan
Rarowatu dan Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana selain
memberikan pendapatan bagi masyarakat, juga menimbulkan berbagai
masalah sosial, administrasi, teknis dan lingkungan setempat, sehingga
perlu dilakukan pengawasan dan penertiban dalam kegiatan pengelolaan
penambangannya.
Kegiatan prospeksi ini dilakukan untuk mengetahui penyebaran dan
sumberdaya endapan emas di daerah tersebut dengan tujuan untuk
memberikan masukan teknis kepada pemerintah kabupaten setempat.
Kegiatan ini dilakukan dengan metode pemetaan geologi, pemetaan
endapan alluvial, pemercontoan geokimia dan konsentrat mineral berat
dan analisis laboratorium terhadap 20 conto sedimen sungai aktif, 73
12

conto konsentrat dulang dan 20 conto batuan.


Analisis kimia batuan menunjukkan kisaran nilai Cu = 5 72 ppm, Pb = 18
4160 ppm, Zn = 56 177 ppm, Ag = 0,5 5 ppm dan Au = 18 172 ppb
dan dari conto endapan sungai aktif memiliki nilai kisaran Cu = 2 30
ppm, Pb = 9 54 ppm, Zn = 5 95 ppm, Ag = 0,5 1 ppm dan Au = 3
30 ppb. Analisis mineralogi butir dari konsentrat dulang menunjukkan nilai
yang sangat variatif sekali antara 0,0026 g/m3 sampai 22,12 g/m3, butiran
emas dari konsentrat dulang semua ditemukan di bagian utara dari
perbukitan Tangkeno, Wumbubangka.
Dua tipe cebakan emas ditemukan yaitu cebakan emas primer pada
satuan batuan sekis yang kemudian mengalami oksidasi yang
mengakibatkan pengayaan dan endapan letakan pada satuan alluvium.
Endapan emas sekunder ada satuan alluvium ini memiliki sumberdaya
minimum 196,53 kg dan maksimum 26.499,76 kg setara dengan 26,50
ton.
1.3.6. Industri dan Perdagangan
Pada tahun 2005 perusahaan industri yang berbadan hukum terdapat 27
unit industri kecil dengan 106 tenaga kerja yang tersebar di 7 kecamatan.
Penggalian golongan C ada beberapa jenis komoditi yang cukup potensial
dan telah dieksplorasi, yaitu batu koral, pasir, kapur, pasir kuarsa dan
tanah liat.
Pada Tahun 2008 telah ditemukan jenis komoditi emas yang tersebar di
sepanjang sungai di wilayah Kecamatan Rarowatu dan Rarowatu Utara [
Komoditi-komoditi potensial yang diperdagangkan antar pulau antara lain
adalah hasil pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan,
perikanan dan kehutanan. Total volume komoditi yang diperdagangkan
untuk tahun 2005 adalah sebesar 276.413,6 ton dengan nilainya sebesar
Rp. 190.844.564.000,- Komoditi kehutanan merupakan komoditi yang
tertinggi di perdagangkan yaitu sebesar 259.867,751 ton dengan nilai
sebesar Rp. 51.880.182.000,- menyusul komoditi perkebunan sebesar
14.071.200 ton dengan nilai sebesar Rp. 123.831.900.000,- Sedangkan
yang terendah adalah komoditi pertanian tanaman pangan yang hanya
mencapai 7,30 ton dengan nilai sebesar Rp. 24.700.000,- menyusul
peternakan sebesar 14,248 ton dengan nilai sebesar Rp.60.200.000,1.3.7. PARIWISATA
Potensi Pariwisata terdapat pulau-pulau
kecil
dan tarian budaya trasional moronene dan suku-suku lainnya yang ada di
KabupatenBombana.

Pulau Sagori
13

Pulau ini memiliki pasir putih dan ditumbuhi oleh sejumlah pohon pinus
serta dihuni oleh masyarakat suku Bajo. Di Pulau ini wisatawan bisa
menikmati keindahan terbit dan tenggelamnya matahari. Pulau ini terletak
di Kecamatan Kabaena dan dapat dicapai dengan menggunakan speed
boat sekitar 4 jam ke arah barat dari Kota Bau-Bau.
Gua Watutuburi
Obyek wisata ini terletak di Desa Lengora Kecamatan Kabaena Timur.
Obyek Wisata ini dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua
dan roda empat, dengan jarak 25 km dari Ibukota Kecamatan.
Keunikan/daya tarik gua ini adalah ditemukannya tempat bertapa. Dan
juga pada gua ini terdapat mata air yang sebagian masyarakat meyakini
air tersebut dapat memberikan khasiat.
Alam Ee Rerede (Tahite) Air MEndidih
Obyek wisata alam ini terletak di Desa Tahite Kecamatan Rarowatu. Ee
Rerede ini merupakan salah satu obyek wisata yang memiliki keunikan
yang sangat langka, ini disebabkab karena pada umumnya air mendidih
panas, namun pada obyek wisata ini airnya tidak terasa panas. Obyek
wisata ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua dan
roda empat dengan jarak 10 km dari Kota Kecamatan.
Tari Lumense
Lumense berasal dari kata Lume yang berarti terbang dan Mense yang
berarti itinggi, jadi Lumense berarti terbang tinggi. Tarian ini berasal dari
Kecamatan Kabaena, Kabupaten Bombana. Makna dari tarian ini adalah
pemujaan pada sang Dewa. Tarian ini dipersembahkan pada upacara
penyambutan tamu pesta-pesta rakyat di Kabupaten Bombana.

BAB II

14

RENCANA STRATEGIS POTENSI PENGEMBANGAN DAN


PEMBANGUNAN
KABUPATEN BOMBANA
Arah Pengembangan Kabupaten Bombana
Memorandum Program Sanitasi (MPS)merupakan dokumen kesepahaman dan
kesepakatan
bersamapara
pemangku
kepentingan
dalam
rangka
mempercepat pembangunan sanitasi permukiman yang terdiri dari
Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten dan pihak non
Pemerintah lainnya yang memiliki komitmen untuk memajukan sanitasi di
Indonesia.
Penyusunan dokumen Memorandum Program Sanitasi merupakan tahapan ke4 dari enam tahapan pelaksanaan Program Nasional Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
Dokumen MPS merupakan tindak lanjut dari dokumen Strategi Sanitasi Kota
(SSK) yang telah disusun sebelumnya oleh Pokja Sanitasi.Pada tahun
sebelumnya, Pokja Sanitasi Kabupaten Bombana telah menyusun dokumen
Buku Putih dan SSK yang berisi kondisi eksisting sanitasi Kabupaten Bombana
serta visi misi dan strategi percepatan pembangunan sanitasi permukiman
Kabupaten Bombana yang tertuang dalam usulan program dan kegiatan.
Dalam dokumen MPS tahun ini, Pokja Kabupaten Bombana akan menyusun
kesepahaman dan kesepakatan bersama berbagai pihak dalam pembangunan
sanitasi Kabupaten Bombana.
Untuk sumber penganggaran Pemerintah, MPS ini akan menjadi acuan melalui
lembar kesepakatan yang akan ditindak lanjuti melalui proses penganggaran
tahunan APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN. Selain itu, MPS ini juga
berisi komitmen bagi sumber penganggaran non pemerintah baik pihak
lembaga donor, swasta maupun unsur masyarakat yang ingin bersama
-sama membangun sanitasi permukiman di Kabupaten Bombana. Selain itu,
melalui Daftar Funding Gap (program Kegiatan yang belum ada sumber
pendanaannya) yang terdapat dalam
dokumen ini, dapatmenjadi acuan bagi berbagai pihak yang ingin
berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Bombana.
Dokumen MPS ini diharapkan mampu menjadi kesepakatan bersama dalam
implementasi program dan kegiatan dalam pembangunan sanitasi yang
tepat, sesuai dengan prioritas dengan mempertimbangkan kemampuan
daerah dan dapat menghimpun keterlibatan berbagai pihak yang peduli akan
pembangunan Sanitasi Kabupaten Bombana.
Secara garis besar rencana system perkotaan wilayah Kabupaten Bombana
dirumuskan berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu kondisi objektif hirarki
pusat-pusat permukiman eksisting dan RTRW Kabupaten Bombana tahun
2007, kebijakan penataan ruang provinsi yang
menempatkan Kota Kasipute sebagai PKL. Salah satu peranan rencana
penataan ruang adalah untuk menciptakan keseimbangan pengembangan
pembangunan antar wilayah (kecamatan)
dan
sekaligus
mengantisipasi
pertumbuhan
pembangunan
yang
terkontaminasipada pusat kota (ibukota kabupaten), atau kawasan tertentu
15

saja. Hal ini juga berkenaan dengan penciptaan system pusat-pusat kota yang
berjenjang sehingga terbangun suatu system perkotaan yang efektif dan
efisien. Oleh Karena itu, terdapat pusat-pusat permukiman yang perlu
didorong, pertumbuhannya dan ada pula yang hanya cukup dikendalikan
sesuai potensinya, bahkan mungkin dibatasi, untuk system pusat perkotaan
Bombana, pusat-pusat perkotaannya yang
perlu didorong ataupun dikendalikan pertumbuhannya adalah:
a. Waemputang, adalah ibukota Kecamatan Poleang Selatan direncanakan akan
dibangun Bandar udara, Selain itu, perkotaan Waemputang direncanakan
menjadi PKL di proyeksikan akan terjadi pergerakan yang tinggi dalam upaya
percepatan pembangunan Kabupaten Bombana
b. Hirarki pusat-pusat permukiman saat ini memperlihatkan konsentrasi
penduduk terfokus 2 kawasan yaitu Boepinang (Poleang) dan Kasipute
(Rumbia) sedangkan penyebaran penduduk lainnya terkonsentrasi pada
masing-masing ibukota kecamatan.
c. Rarowatu Utara (Aneka Marga) adalah salah satu pusat permukiman yang
bertumbuh cukup baik sehingga kedepan diperkirakan akan dapat bertumbuh
secara mandiri.
d.

Kebijakan nasional dan komitmen pemerintah kabupaten Bombana yang


sesuai dengan tyujuan penataan ruang ingin menciptakan pembangunan
yang berkelajutan, maka bagian wilayah Rarowatu dan Lantari Jaya
perkembangannya perlu dikendalikan sehingga mampu mendukung fungsidan
kelestarian Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

e. Untuk mendukung kegiatan pariwisata, mitigasi bencana, mobilisasi hasil


produksi laut, pertanian, perkebunan dan kehutanan dan komoditas unggulan
lainnya perlu dilakukan percepatan pembangunan prasarana transportasi
utara dan laut.

16

BAB III
VISI DAN MISI
Adapun Visi Kabupaten Bombana yang ditetapkan Adalah :
Bombana Baru dan Maju
Missi
- Perbaikan Ekonomi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
- Pembangunan Berbasis Ekonomi Kerakyatan
- Revitalisasi dan Reengineering
- Menciptakan Lapangan Kerja
- Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat
- Menciptakan Sumber Daya Manusia yang bermoral dan Berakhlak
- Pendidikan yang berkualitas dan Berdaya Saing
- Pengembangan Kapasitas Building Pemerintah dan Birokrasi
- Melayani dan Mengayomi
- Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
- Penggunaan Anggaran Tepat Guna dan Sasaran
Kebijakan & Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Bombana dalam
upaya mewujudkan Bombana Sejahtera yaitu:
1. pengembangan sistem pusat pelayanan perkotaan dan pusat pelayanan
desa secara hirarki
2. peningkatan kualitas pelayanan dasar dalam rangka pemerataan pelayanan
masyarakat
3. pengembangan sistem agropolitan untuk meningkatkan hasil produksi dan
produktifitas pertanian dalam arti luas
4. Pemantapan fungsi hutan
5. Pengembangan kawasan pertambangan yang ramah lingkungan
6. pengembangan potensikelautan dan perikanan
7. Pengembangan kawasan pariwisata yang ramah lingkungan
8. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara

17

POTENSI BASIS PEMILIH


Jumlah Penduduk Kabupaten Bombana
Kecamatan

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

01. Kecamatan Kabaena

1.166 jiwa

1.190 jiwa

2.356 jiwa

02. Kecamatan Kabaena Barat

2.669 jiwa

2.809 jiwa

5.478 jiwa

03. Kecamatan Kabaena Selatan

1.192 jiwa

1.228 jiwa

2.421 jiwa

04. Kecamatan Kabaena Tengah

1.409 jiwa

1.437 jiwa

2.846 jiwa

05. Kecamatan Kabaena Timur

2.853 jiwa

2.801 jiwa

5.654 jiwa

06. Kecamatan Kabaena Utara

1.366 jiwa

1.280 jiwa

2.646 jiwa

07. Kecamatan Kep. Masaloka Raya

1.323 jiwa

1.303 jiwa

2.626 jiwa

08. Kecamatan Lantari Jaya

3.222 jiwa

2.658 jiwa

5.880 jiwa

09. Kecamatan Mata Oleo

2.425 jiwa

2.550 jiwa

4.975 jiwa

604 jiwa

501 jiwa

1.105 jiwa

11. Kecamatan Poleang

5.227 jiwa

5.521 jiwa

10.748 jiwa

12. Kecamatan Poleang Barat

4.421 jiwa

4.204 jiwa

8.625 jiwa

13. Kecamatan Poleang Selatan

2.248 jiwa

2.391 jiwa

4.639 jiwa

14. Kecamatan Poleang Utara

4.104 jiwa

3.910 jiwa

8.014 jiwa

1.499 jiwa
1.396 jiwa
3.554 jiwa
1.994 jiwa
2.535 jiwa
4.412 jiwa
2.671 jiwa
2.031 Jiwa
54.322 jiwa

1.479 jiwa
1.422 jiwa
3.579 jiwa
1.942 jiwa
2.172 jiwa
4.260 jiwa
2.643 jiwa
1.842 Jiwa
53.122 jiwa

10. Kecamatan Mata Usu

15. Kecamatan Poleang Tengah


16. Kecamatan Poleang Tenggara
17. Kecamatan Poleang Timur
18. Kecamatan Rarowatu
19. Kecamatan Rarowatu Utara
20. Kecamatan Rumbia
21. Kecamatan Rumbia Tengah
22. Kecamatan Tontonunu
Penduduk Kabupaten Bombana

2.978 jiwa
2.818 jiwa
7.133 jiwa
3.936 jiwa
4.707 jiwa
8.672 jiwa
5.314 jiwa
3.873 Jiwa
107.444 jiwa

Sumber : Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Tahun 2010

18

Lampiran-Lampiran

19

Peta Wilayah Daratan Kabupaten Bombana

Peta Kabupaten Bombana yang bertada di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi

20

Anda mungkin juga menyukai