Nama
Ttl
Alamat
Sultra
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Pekerjaan
: Wiraswasta
Hp
Pin BB
:-
:-
Riwayat Pendidkan
1.
2.
3.
4.
5.
Riwayat Pekerjaan:
Februari.1991 Juni 1996 : Quality Control Superintenden BP Chemicals
Joint Venture Compaby, Cilegon Jawa Barat.
Januari 1999 Januari 2001 : QHSE/Lapmanager Doell Java Sea, Jakarta
Februari 2001- Desember 2002 : HR Manager DFS Jakarta Operation
meliputi Jawa, Sumatra dan Daerah terpencil di
Indonesia, Jakarta.
Januari 2003- Juli 2005 : AR dan Eksternal Penelitian Manager
Scholomberger OSS Kalimantan, Balikpapan.
Agustus 2005 Desember 2006 : Asisten AR Manager Scholomberger
Global Resources Oilfiel Service Iran Biomagnet,
Theheran Iran.
Riwayat Organisasi :
1. 17 Mei 1983: 1 hari mengikuti Elementary English Course di SD
Swastiastu I Denpasar Bali.
2. 14-19 Juli 1986: 6 hari mengikuti Penataran Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila (P-4) di SMAN I Denpasar Bali dengan hasil
baik.
3. 2-7 September 1991: 6 hari mengikuti Orientasi Program Studi dan
Pengenalan Kampus (OPSPEK) Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari
Bandung dengan hasil baik.
4. 21 23 Juli 2000: 3 hari Management Team Building Training di PT.
Newmont Nusa Tenggara, Maluk-Sumbawa.
Riwayat Organisasi:
1. Forum Kerjasama antar Perusahaan dan Lembaga Pendidikan dalam
Bidang Sunbver Daya Alam (SDA).
2. Forum Perusahaan-Perusahaan yang bergerak dalam Bidang
Pecition Manufacturing Group (PMG) dan Menjadi Wakil Perusahaan
di Singapore National Employer Federations (SNEF) dan Singapore
Manufacturing Federations (SMF).
3. Wakil Ketua Umum Bidang IT, Pertambangan, Energi dan Konservasi
Sumber Daya Alam DPP Perserikatan Masyarakat Tani dan Nelayan
(PERMATANI).
4. Anggota Dewan Penasehat Koperasi PERMATANI Pusat, Jakarta.
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini dibuat dengan sebenarnya untuk
digunakan sebagai mana mestinya.
Calon Bupati
DAFTAR ISI
1.
DAFTAR
RIWAYAT
HIDUP
2.
2
SURAT
PERMOHONAN
3.
.5
KATA
PENGANTAR
4.
5.
6.
7.
8.
..6
BAB I: GAMBARAN
UMUM
DAN
KEADAAN
WILAYAH
KABUPATEN
BOMBANA..7
BAB II: RENCANA STRATEGIS POTENSI PENGEMBANGAN DAN
PEMBANGUNAN
KABUPATEN
BOMBANA.
.14
BAB
III:
VISI
DAN
MISI
CALON
BUPATI
BOMBANA16
POTENSI BASIS PEMILIH Ir. H. KASRA JARU MUNARA, M.Sc. CALON BUPATI
KABUPATEN BOMBANA PERIODE 2017-2022..
17
LAMPIRAN
..18
8.1. Peta Wilayah dan Potensi Alam Kabupaten Bombana
8.2. Estimasi Anggaran Biaya Tim Pemenangan Calon Bupati Kabupaten
Bombana
: 001/P/XII/2016
: 1 (satu) Eksampelar
: Permohonan Bantuan Dana Pilkada
Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten
Bombana
Kepada
YTH..
Di
Dengan Hormat,
Pemilihan
Kepala
Daerah
(Pilkada)
Kabupaten
Bombana,
Provinsi
Bupati
Kabupaten
Bombana
Periode
2017-2022
mengajukan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga proposal ini
dapat tersusun, meskipun masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan.
Namun hal itu semoga tidak mengurangi arti dan hakekat sesungguhnya dari
maksud dan tujuan proposal ini, yaitu sebagai salah satu sarana mencapai
sukses Pilkada di Kabupaten Bombana pada 15 Februari 2017 mendatang.
Pemilihan
Kepala
Daerah
adalah
suatu
proses
yang
sangat
Sosok
yang
memiliki
citra
tersebut
sangatlah
pantas
memimpin
Kabupaten Bombana. Kondisi inilah yang membuat saya, Ir. H. Kasra Jaru
Munara, M.Sc. merasa terpanggil untuk maju selaku Calon Bupati Kabupaten
Bombana periode 2017-2022. Semoga Allah SWT meridhoi segala upaya yang
terbaik buat Kabupaten Bombana, Amin.
Bombana, 19 Desember
2016
Wassalam,
BAB I
GAMBARAN UMUM DAN KEADAAN WILAYAH
KABUPATEN BOMBANA
1. Geografis
1.1.
Letak dan Keadaan Alam
Kabupaten Bombana sebelumnya menjadi bagian dari wilayah
pemerintahan Kabupaten Buton, namun pada tahun 2003 wilayah ini
resmi berdiri menjadi sebuah daerah otonom.
BOMBANA dikenal sebagai wilayah yang dihuni oleh Suku 'Moronene'
sebagai penduduk asli, salah satu etnis terbesar di Sulawesi Tenggara,
dimitoskan sebagai Negeri Dewi Padi (Dewi Sri). Konon, sang dewi
pernah turun di sebuah tempat yang belakangan disebut Tau Bonto (saat
ini lebih dikenal dengan penulisan Taubonto, ibukota Kecamatan
Rarowatu). Dalam Bahasa Moronene, 'tau bonto' berarti tahun
pembusukan, karena ketika Dewi Padi itu turun di tempat tersebut,
produksi padi ladang melimpah ruah sehingga penduduk kewalahan
memanennya. Akibatnya, banyak padi tertinggal dan membusuk di
ladang. Padahal, luasan ladang yang dibuka tak seberapa, hanya
beberapa hektare saja untuk setiap keluarga.
Taubonto menjadi pusat pemerintahan pada zaman kekuasaan mokole,
gelar raja di wilayah Moronene pada masa lalu. Pada masa pemerintahan
swapraja Buton pascakemerdekaan, wilayah kekuasaan mokole berubah
menjadi wilayah distrik dan selanjutnya sekarang menjadi kecamatan.
Secara historis, wilayah Moronene di daratan besar jazirah Sulawesi
Tenggara mencakup sebagian Kecamatan Watubangga di Kabupaten
Kolaka sekarang. Namun, yang masuk wilayah administrasi Kabupaten
7
Barat
Timur
1.2. Iklim
Beriklim tropis sepanjang tahun dan sangat sesuai untuk daerah
pertanian dan holtikultura. Lahan panen tanaman pangan pada tahun
2006 berjumlah 6.925 Ha dengan total produksi sebesar 11.083 ton.
Lahan tersebut ditanami dengan berbagai jenis tanaman pangan seperti
Padi Sawah, Padi Ladang, Jagung, Ubi Kayu, Kacang Tanah, Ubi Jalar,
Kacang Kedelai, dan Kacang Hijau.
1.3. Potensi Umum Daerah & Peluang Investasi
Sarana dan Prasarana Pendukung Investasi
Untuk menarik minat investor, sarana dan prasarana pendukung
investasi harus tersedia. Sekaitan dengan hal tersebut, sektor
perhubungan menjadi perhatian utama Pemerintah Kabupaten Bombana.
Kini, jarak antara Rumbia (Ibukota Kabupaten Bombana) dengan Kota
Kendari sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara, sejauh 170 km,
8
1.3.3. Kehutanan
Produksi rotan pada tahun 2005 sebesar 409.400 ton, dengan produksi
terbanyak dihasilkan oleh Kecamatan Rarowatu sebesar 249.400 ton,
sedangkan produksi kayu jati logs sebesar 3.250 ton, kayu jati
gergajian sebesar 2.719 ton, kayu rimba logs sebanyak 590,4 ton dan
kayu rimba gergajian sebesar 926 ton.
Hutan lindung di Kabupaten Bombana tahun 2005 seluas 68.971 ha
atau 28,61% dari jumlah hutan secara keseluruhan, menyusul hutan
produksi seluas 66.200 ha (28,41%) hutan wisata/PPA seluas 44.900 ha
(19,27%), hutan produksi yang dapat dikonversi seluas 31.000 ha
(13.30%), dan hutan produksi terbatas seluas 21.279 ha (9,13%).
1.3.4. Peternakan dan Perikanan
10
Populasi ternak besar yang terdiri dari sapi, kerbau, kuda pada tahun
2005 secara berturut-turut adalah 21.287 ekor, 1.078 ekor dan 1.545
ekor. Bila dibandingkan dengan tahun 2004 sapi mengalami peningkatan
sebesar dimana tahun 2004 mencapai 21.555 ekor dan tahun 2005
meningkat menjadi 21.827 ekor. Ternak kerbau jika dibandingkan dengan
tahun 2004 mengalami kenaikan dari 1.075 pada tahun 2004 menjadi
1.078 ekor pada tahun 2005. Begitu juga dengan ternak kuda,
mengalami penurunan populasi, dimana pada tahun 2004 mencapai
1.568 ekor, tahun 2005 hanya mencapai 1.545 ekor.
Produksi perikanan tahun 2005 sebanyak 20.667,68 ton yang terdiri dari
perikanan laut sebanyak 18.662,5 ton perikanan darat (tambak)
sebanyak 1.845,9 ton secara budidaya laut sebanyak 159 ton. Wilayah
yang menghasilkan produksi perikanan terbanyak adalah Kecamatan
Rumbia sebesar 16.215,9 ton dan yang terendah Kecamatan Rarowatu
hanya mencapai 39,64 ton.
Pada umumnya alat penangkap ikan masih tradisional terdiri dari pukat
kantong sebanyak 59 unit, pukat cincin 5 unit jaring insang 553 unit
jaring angkat 76 unit pancing 28.130 unit, perangkap 1.742 unit dan
lainnya sebanyak 1.498 unit. Jumlah KK nelayan tahun 2005 adalah
sebanyak 2.501 Kepala Keluarga.
1.3.5. Pertambangan
Di bidang pertambangan, potensi tambang Kabupaten Bombana tersebar
di beberapa desa dan kecamatan. Jenis-jenis tambang yang memiliki
potensi sangat besar antara lain marmer, batu permata, nikel, pasir
kwarsa, batu gamping, dan tanah liat/lempung.
Potensi yang sangat besar tersebut belum dieksploitasi secara optimal
sehingga terbuka peluang investasi di bidang pertambangan yang
memiliki nilai ekonomis cukup prospektif.
Lokasi tambang marmer, batu permata, dan nikel dapat dijangkau
dari ibukota kabupaten dengan Super Jet selama kurang lebih 2 jam
pelayaran ke Sikeli. Selanjutnya untuk mencapai lokasi tambang di Desa
Lengora dan Enano (Kabaena Timur) serta Desa Rahadopi, Pongkalaero,
dan Batu Awu di Kecamatan Kabaena dapat menggunakan kendaraan roda
dua dan roda empat.
Sedangkan lokasi tambang pasir kwarsa, batu gamping dan tanah
liat/lempung dapat diakses dari ibukota kabupaten dengan kendaraan roda
dua maupun roda empat dengan lama perjalanan 1 sampai 2 jam.
Beberapa perusahaan tercatat telah melakukan eksploitasi dan
penguasaan lahan terhadap jenis-jenis pertambangan tertentu.
11
Pulau Sagori
13
Pulau ini memiliki pasir putih dan ditumbuhi oleh sejumlah pohon pinus
serta dihuni oleh masyarakat suku Bajo. Di Pulau ini wisatawan bisa
menikmati keindahan terbit dan tenggelamnya matahari. Pulau ini terletak
di Kecamatan Kabaena dan dapat dicapai dengan menggunakan speed
boat sekitar 4 jam ke arah barat dari Kota Bau-Bau.
Gua Watutuburi
Obyek wisata ini terletak di Desa Lengora Kecamatan Kabaena Timur.
Obyek Wisata ini dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua
dan roda empat, dengan jarak 25 km dari Ibukota Kecamatan.
Keunikan/daya tarik gua ini adalah ditemukannya tempat bertapa. Dan
juga pada gua ini terdapat mata air yang sebagian masyarakat meyakini
air tersebut dapat memberikan khasiat.
Alam Ee Rerede (Tahite) Air MEndidih
Obyek wisata alam ini terletak di Desa Tahite Kecamatan Rarowatu. Ee
Rerede ini merupakan salah satu obyek wisata yang memiliki keunikan
yang sangat langka, ini disebabkab karena pada umumnya air mendidih
panas, namun pada obyek wisata ini airnya tidak terasa panas. Obyek
wisata ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua dan
roda empat dengan jarak 10 km dari Kota Kecamatan.
Tari Lumense
Lumense berasal dari kata Lume yang berarti terbang dan Mense yang
berarti itinggi, jadi Lumense berarti terbang tinggi. Tarian ini berasal dari
Kecamatan Kabaena, Kabupaten Bombana. Makna dari tarian ini adalah
pemujaan pada sang Dewa. Tarian ini dipersembahkan pada upacara
penyambutan tamu pesta-pesta rakyat di Kabupaten Bombana.
BAB II
14
saja. Hal ini juga berkenaan dengan penciptaan system pusat-pusat kota yang
berjenjang sehingga terbangun suatu system perkotaan yang efektif dan
efisien. Oleh Karena itu, terdapat pusat-pusat permukiman yang perlu
didorong, pertumbuhannya dan ada pula yang hanya cukup dikendalikan
sesuai potensinya, bahkan mungkin dibatasi, untuk system pusat perkotaan
Bombana, pusat-pusat perkotaannya yang
perlu didorong ataupun dikendalikan pertumbuhannya adalah:
a. Waemputang, adalah ibukota Kecamatan Poleang Selatan direncanakan akan
dibangun Bandar udara, Selain itu, perkotaan Waemputang direncanakan
menjadi PKL di proyeksikan akan terjadi pergerakan yang tinggi dalam upaya
percepatan pembangunan Kabupaten Bombana
b. Hirarki pusat-pusat permukiman saat ini memperlihatkan konsentrasi
penduduk terfokus 2 kawasan yaitu Boepinang (Poleang) dan Kasipute
(Rumbia) sedangkan penyebaran penduduk lainnya terkonsentrasi pada
masing-masing ibukota kecamatan.
c. Rarowatu Utara (Aneka Marga) adalah salah satu pusat permukiman yang
bertumbuh cukup baik sehingga kedepan diperkirakan akan dapat bertumbuh
secara mandiri.
d.
16
BAB III
VISI DAN MISI
Adapun Visi Kabupaten Bombana yang ditetapkan Adalah :
Bombana Baru dan Maju
Missi
- Perbaikan Ekonomi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
- Pembangunan Berbasis Ekonomi Kerakyatan
- Revitalisasi dan Reengineering
- Menciptakan Lapangan Kerja
- Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat
- Menciptakan Sumber Daya Manusia yang bermoral dan Berakhlak
- Pendidikan yang berkualitas dan Berdaya Saing
- Pengembangan Kapasitas Building Pemerintah dan Birokrasi
- Melayani dan Mengayomi
- Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
- Penggunaan Anggaran Tepat Guna dan Sasaran
Kebijakan & Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Bombana dalam
upaya mewujudkan Bombana Sejahtera yaitu:
1. pengembangan sistem pusat pelayanan perkotaan dan pusat pelayanan
desa secara hirarki
2. peningkatan kualitas pelayanan dasar dalam rangka pemerataan pelayanan
masyarakat
3. pengembangan sistem agropolitan untuk meningkatkan hasil produksi dan
produktifitas pertanian dalam arti luas
4. Pemantapan fungsi hutan
5. Pengembangan kawasan pertambangan yang ramah lingkungan
6. pengembangan potensikelautan dan perikanan
7. Pengembangan kawasan pariwisata yang ramah lingkungan
8. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
17
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1.166 jiwa
1.190 jiwa
2.356 jiwa
2.669 jiwa
2.809 jiwa
5.478 jiwa
1.192 jiwa
1.228 jiwa
2.421 jiwa
1.409 jiwa
1.437 jiwa
2.846 jiwa
2.853 jiwa
2.801 jiwa
5.654 jiwa
1.366 jiwa
1.280 jiwa
2.646 jiwa
1.323 jiwa
1.303 jiwa
2.626 jiwa
3.222 jiwa
2.658 jiwa
5.880 jiwa
2.425 jiwa
2.550 jiwa
4.975 jiwa
604 jiwa
501 jiwa
1.105 jiwa
5.227 jiwa
5.521 jiwa
10.748 jiwa
4.421 jiwa
4.204 jiwa
8.625 jiwa
2.248 jiwa
2.391 jiwa
4.639 jiwa
4.104 jiwa
3.910 jiwa
8.014 jiwa
1.499 jiwa
1.396 jiwa
3.554 jiwa
1.994 jiwa
2.535 jiwa
4.412 jiwa
2.671 jiwa
2.031 Jiwa
54.322 jiwa
1.479 jiwa
1.422 jiwa
3.579 jiwa
1.942 jiwa
2.172 jiwa
4.260 jiwa
2.643 jiwa
1.842 Jiwa
53.122 jiwa
2.978 jiwa
2.818 jiwa
7.133 jiwa
3.936 jiwa
4.707 jiwa
8.672 jiwa
5.314 jiwa
3.873 Jiwa
107.444 jiwa
18
Lampiran-Lampiran
19
20