Rancangan Visi Misi SIAP 2X Lebih GAMMARA-2-Final PDF

1.
PENDAHULUAN
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah
Wallahuakbar. Allahumma shollii wasallim alaa nabiyyina
Muhammad.
engan memohon Rahmat dan Ridho dari Allah
SWT, dengan ini kami merumuskan dan
mencanangkan Visi dan Misi serta Program Kerja
Calon Bupati dan Wakil Bupati Periode 2018-2023
dalam rangka perhelatan akbar PILKADA serentak 2018, sebagai
amanat konstitusi dan ketentuan perundang-undangan dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercinta.
1. Latar Belakang
Tekad dan komitmen luhur kita sebagai anak bangsa
Indonesia telah terpatri dalam benak, sanubari dan relung
hati serta pikiran sejak kita lahir dari rahim dan besar dalam
pangkuan bumi pertiwi nusantara Indonesia adalah mengisi
era kemerdekaan ini dengan pembangunan yang hakiki
untuk mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan RI
tanggal 17 Agustus 1945, sebagaimana yang tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Pencapaian cita-cita luhur bangsa Indonesia tersebut
adalah merupakan agregasi dari pencapaian kulminasi
pelaksanaan pembangunan lokal daerah otonom dari satu
Visi Misi Drs. H. IKSAN ISKANDAR, M.Si Calon Bupati Jeneponto dan
H. PARIS YASIR, SE Calon Wakil Bupati Jeneponto 2018- 2023 4
©NZ
periode kepemimpinan ke periode kepemimpinan selanjutnya
secara berkesinambungan berdasarkan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah
melalui Pemilihan secara langsung merupakan pintu gerbang
demokrasi untuk memasuki arena pembangunan daerah
otonom sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU) Nomor 1
Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota Menjadi Undang-undang serta Undang-undang
Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Undang-
undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014
Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi
Undang-undang.
Kabupaten Jeneponto yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi, telah
melakukan Pemilihan Umum Kepala Daerah Bupati dan
Wakil Bupati sebanyak dua kali dan Pilkada serentak yang
akan dilaksanakan pada tahun 2018 merupakan Pilkada
yang ketiga yang dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, adil dan demokratis untuk memilih
pemimpin daerah yang akan menjalankan kewenangan
dalam mengatur urusan pemerintan berdasarkan asas
otonomi daerah dan tugas pembantuan sesuai Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dengan mengacu pada Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Jeneponto
Tahun 2006-2026 dan Rencana Pembangunan Jangka
©NZ
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jeneponto Tahun
2018-2023.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kami Drs. H.
IKSAN ISKANDAR, M.Si sebagai Calon Bupati Jeneponto
dan H. PARIS YASIR, SE sebagai Calon Wakil Bupati
Jeneponto Periode 2018-2023 sangat menyadari dan
memahami arti pentingnya Visi dan Misi serta
penjabarannya sebagai kerangka strategis dan acuan
pembangunan Kabupaten Jeneponto kedepan yang harus
diimplementasikan dan diwujudkan dengan kepemimpinan
yang kuat.
Keinginan dan harapan yang sangat luhur tersebut
hanya dapat dicapai jika Kabupaten Jeneponto dipimpin oleh
seorang pemimpin yang visioner, bersahaja, merakyat dan
berjiwa besar, yang memiliki sifat Santun, Ikhlas, Amanah
dan Peduli dalam menahkodai Kabupaten Jeneponto tahun
2018 – 2023 melalui penyelenggaraan tata kepemerintahan
yang baik (Good Governance), pelaksanaan pembangunan
yang berkualitas, pemberdayaan masyarakat, pembinaan
kemasyarakatan dengan memperkuat kemitraan antara
Pemerintah Daerah, Masyarakat dan Swasta.
Oleh karena itu, Visi dan Misi kami selaku Calon
Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto tahun 2018-2023 ini
diharapkan dapat menjadi solusi yang komprehensif dalam
memenuhi harapan dan kesejahteraan masyarakat di
kabupaten Jeneponto. Penyusunan Visi dan Misi kami ini
merujuk pada Grand Design Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Kabupaten Jeneponto 2006-2026 yakni
“JENEPONTO YANG MAJU, TANGGUH DAN
BERMARTABAT DENGAN BERNAFASKAN KEAGAMAAN”.
©NZ
2. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi
(Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 1822) Kabupaten Jeneponto
yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29
Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara RI Tahun 1959
Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1822);
2. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah beserta perubannya;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU)
Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati dan Walikota Menjadi Undang-undang;
4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan
Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi Undang-undang;
5. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang rencana
pembangunan jangka menengah nasional tahun 2015 –
2019;
6. Peraturan daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 3 Tahun
2006 tentang tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Kabupaten Jeneponto tahun 2006 – 2026.
©NZ
3. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Visi dan Misi ini dimaksudkan untuk
memenuhi kelengkapan dokumen persyaratan pendaftaran
calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Jeneponto pada
Pemilu Kepala Daerah serentak tahun 2018. Sedangkan
Tujuannya adalah:
1. Menyampaikan kepada publik mengenai gambaran
umum tentang gagasan konseptual Pasangan Calon
Bupati Jeneponto Drs. H. IKSAN ISKANDAR, M.Si dan
H. PARIS YASIR, SE sebagai Calon Wakil Bupati
Jeneponto Periode 2018-2023 dalam upaya
merencanakan pembangunan Kabupaten Jeneponto
untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan;
2. Menyampaikan kepada publik mengenai gambaran
khusus tentang Visi dan Misi serta program-program
utama pembangunan daerah sebagai rumusan atau
konsep awal dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jeneponto
2018-2023.
©NZ
2. CAPAIAN-CAPAIAN PEMBANGUNAN DAERAH
embangunan Kabupaten Jeneponto dalam
rentang waktu empat tahun terakhir ini
mengalami perkembangan kemajuan yang
cukup baik dan membangakan kita sebagai warga
Kabupaten Jeneponto. Kemajuan itu dapat kita lihat dan
rasakan dibeberapa sektor pembangunan, baik fisik prasarana
dan sarana maupun non fisik antara lain:
1. Penataan Kawasan kota Bontosunggu sebagai ibu kota
Kabupaten Jeneponto. Wajah Kota Bontosunggu dan
sekitarnya yang merupakan ibukota kabupaten sudah
menampakkan wajah yang indah dan bersih sebagai
serambi, etalase dan koridor utama Kabupaten Jeneponto
dan hal ini sangat jauh berbeda dengan 4 tahun yang lalu.
Pembangunan dan penataan taman-taman kota sebagai
RTH yang dapat dimanfaatkan oleh publik sesuai fungsinya
serta kebersihan kota yang lebih meningkat telah dapat
mengubah image daerah ini menjadi daerah yang
“GAMMARA”. Atas prestasi ini Pemerintah Kabupaten
Jeneponto menerima penghargaan Sertifikat Adipura 2016
dari Kementerian Lingkungan Hidup RI.
©NZ,dkk
2. Penghargaan sebagai pemenag Kategori Inspiratif tahun
2015 melalui program GAMMARA yang diberikan oleh
FIPO.
3. Penghargaan dari Kinerja USAID kategori replikasi terbaik
iklim investasi tahun 2015.
4. Penghargaan terbaik I gebyar perizinan gratis sehari dari
Kinerja USAID dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
5. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur transportasi
meliputi jalan dan jembatan, pengadaan sarana angkutan
perdesaan dan sarana lalulintas. Saat ini panjang jalan
dalam kondisi baik mencapai 51,60% dari total 759,9 km.
©NZ,dkk
6. Kabupaten Jeneponto pada periode awal kepemimpinan
kami tahun 2014 berstatus sebagai kabupaten bermasalah
kesehatan, namun sejak tahun 2015 Kabupaten Jeneponto
sudah tidak lagi berstatus kabupaten bermasalah
kesehatan.
7. Penghargaan Nasional dibidang Koperasi : Presidential
Award oleh Markplus International kategori best policy
maker dan Natamukti Award kategori daerah pengembang
UKM Nasional terbaik oleh International Council for small
Bussiness.
8. Penghargaan Nasional Manggala Karya Kencana dibidang
KB, Penghargaan Kelompok KB pria (Vasektomi);
Penghargaan Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan KB Lestari,
BKB, PAUD Holistik dan Keluarga Harmonis.
9. Penghargaan Swasti Saba Wiwerda tahun 2015 dan Wistara
Tahun 2017 atas keberhasilan mewujudkan Kabupaten
Jeneponto sebagai kabupaten sehat dan peningkatan Desa
ODF (Open Defication Free) menjadi 29 desa.
©NZ,dkk
10. Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni yang telah
dilaksanakan sampai tahun 2017 telah mencapai 41.802
rumah dengan rincian APBN sebanyak 40.185 rumah,
APBD provinsi 80 rumah dan APBD Kabupaten 1.537
rumah.
11. Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
berbasis masyarakat yang mampu meningkatkan akses
layanan air minum masyarakat menjadi 76,6% pada tahun
2017.
12. Penghargaan perencanaan tahunan terbaik ke lima tingkat

Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2015.
13. Realisasi investasi di Kabupaten Jeneponto pada triwulan
ketiga 2017, yakni sebesar 642,7 milyar, menjadi yang
tertinggi di Sulawesi Selatan, termasuk investasi
pembangunan PLTB oleh PT. Energi Bayu Jeneponto.
©NZ,dkk
14. Pembangunan Industrialisasi Garam di Bangkala yang baru
dimulai pada tahun 2017 menjadikan Kabupaten
Jeneponto direkomendasikan oleh Kemenristek dan PT
untuk dijadikan sebagai Tecno Sain Park pengembamngan
Garam di Indonesia.
15. Penghargaan Kepala Daerah Peduli ASI dari Gubernur
Sulawesi Selatan
16. Piagam penghargaan dari BPJS Kesehatan atas prestasi
telah menjamin kesehatan rakyat melalui integrasi
jamkesda dalam program JKN-KIS.
17. Australian AID Award atas prestasinya dalam
meningkatkan mutu Madrasah di Kabupaten Jeneponto
18. Piagam Penghargaan Peduli TK/TP Al Quran atas dedikasi,
bantuan, perhatian berupa sumbangan pemikiran, tenaga,
waktu dan materi yang diberikan bagi perkembangan
pendidikan TK/TP Al Quran dari Presiden RI.
Seiring dengan beberapa pencapaian pembanguan
daerah sebagaimana tersebut diatas, maka peningkatan
pembangunan Kabupaten Jeneponto dalam empat tahun terkhir
ini dapat dilihat dari meningkatnya beberapa indikator utama
pembangunan daerah, meliputi:
I. Kemampuan Ekonomi Daerah

1. Pertumbuhan Ekonomi (Pertumbuhan PDRB Adhk),
mengalami peningkatan yang signifikan.
Dr. Dwityapoetra, Kepala Bagian Advisory dan
Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Provinsi
Sulawesi Selatan, mengungkapkan bahwa pertumbuhan
Jeneponto dalam dua tahun terakhir cukup tinggi,
©NZ,dkk
melebihi rata rata nasional, yakni sebesar 7,94% (2014),
6,5 % (2015) dan 8,4% (2016), sementara pada awal
RPJMD hanya sebesar 6,3% (2013).
2. Laju inflasi daerah dapat di tekan dan kendalikan dengan
baik. Pada awal RPJMD tahun 2013 angka inflasi 6, 24% ,
sementara tahun 2014 (4,87%), tahun 2015 (3,61%) dan
tahun 2016 (1,48%) dan tahun 2017 (ditarget < 3%).
3. Pendapatan perkapita masyarakat juga mengalami
peningkatan yang signifikan. Pada awal RPJMD tahun
2013 sebesar Rp.14.976.330 sementara pada tahun 2016
sudah mencapai Rp. 21.345.160. dalam rentang waktu 4
tahun pendapatan perkapita meningkat sebesar
Rp. 6.368.830 atau meningkat sebesar 30%.
©NZ,dkk
4. Indeks Gini juga mengalami penurunan sebesar 0,01 dari
tahun awal RPJMD tahun 2013 (0,43) dan tahun 2016
(0,42) dan di targetkan menjadi 0,40 pada tahun 2017.
Hal ini menunjukkan adanya penurunan ketimpangan
pendapatan masyarakat.
5. IPM juga mengalami peningkatan point dari 60,55 pada
awal RPJMD Tahun 2013 menjadi 61,81 point pada
tahun 2016.
6. Angka kemiskinan juga mengalami penurunan sebesar
1,03% (2.780 jiwa) dari kondisi awal RPJMD tahun 2013
sebesar 16,52% (58.100 jiwa) menjadi 15,49% (55.320
jiwa) pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa
outcome dari program-program pengentasan kemiskinan
yang telah dijalankan cukup tercapai.
©NZ,dkk
II. Kesejahteraan Masyarakat
1. Angka Buta Aksara mengalami penerunan sebesar 4,96%
dari awal RPJMD tahun 2013 21,68% menurun menjadi
16,12% pada tahun 2016.
2. Rata-rata lama sekolah mengalami peningkatan 0,22
tahun dari awal RPJMD tahun 2013 (5,43 tahun)
meningkat menjadi 5,65 tahun pada tahun 2016.
3. Harapan lama sekolah juga mengalami peningkatan dari
11,22 tahun (2013) menjadi 11,77 (2016).
©NZ,dkk
4. Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Dasar meningkat
3,2% dari awal RPJMD tahun 2013 (117,87%) menjadi
120,99% pada tahun 2016.
5. Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat 6,97%
dari awal RPJMD tahun 2013 (96,23%) menjadi 103,20%
pada tahun 2016.
6. Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTA meningkat 5,25%
dari awal RPJMD tahun 2013 (71,00%) menjadi 76,25%
pada tahun 2016.
7. Angka Partisipasi Murni (APM) SD dan sederajat
meningkat 13,25% dari awal RPJMD tahun 2013
(85,70%) menjadi 99,06% pada tahun 2016.
©NZ,dkk
8. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP dan sederajat
meningkat 18,49% dari awal RPJMD tahun 2013
(64,68%) menjadi 81,00% pada tahun 2016.
9. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA dan sederajat
meningkat 7,86% dari awal RPJMD tahun 2013 (54,16%)
menjadi 62,02% pada tahun 2016.
10. Angka Usia Harapan Hidup (UHH) mengalami
peningkatan dari 65,35 tahun pada awal RPJMD tahun
2013 menjadi 65,57 tahun pada tahun 2016 atau
bertambah sekitar 0,22 tahun.
©NZ,dkk
11. Angkatan kerja (AK) mengalami peningkatan dari 149.629
orang pada tahun 2013 awal RPJMD menjadi 160.439
orang pada tahun 2016 atau meningkat 10.810 orang.
12. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat dari
61,96% pada tahun 2013 meningkat menjadi 63,25%
pada tahun 2016.
III. Pelayanan Dasar
1. Tingkat layanan air minum perdesaan dan perkotaan
sudah mencapai 76,6% tahun 2017 atau meningkat
10,3% dari tahun 2013 yakni 66,30%.
2. Tingkat layanan sanitasi pada tahun 2017 meningkat
menjadi 78,80 % dari 53,91% pada tahun 2013.
3. Panjang jalan dalam kondisi baik meningkat menjadi
51,60% pada tahun 2016 dimana pada tahun 2014 masih
11,11% dari total panjang jalan 759,9 km.
4. Tingkat eletrifikasi warga sudah mencapai 96% dari total
rumah tangga yang ada.
©NZ,dkk
3. PERMASALAHAN DAN ISU UTAMA PEMBANGUNAN
inerja pembangunan Kabupaten Jeneponto dalam

rentang waktu empat tahun terakhir ini telah
cukup membawa perubahan positif yang sangat
signifkan baik dari sisi pembanguan infrastruktur,
pembangunan ekonomi maupun dari aspek sosial
dan kemasyarakatan. Meskipun demikian masih banyak
permasalahan dan tantangan yang harus di selesaikan dan
dihadapi kedepan dan merupakan Isu utama Pembangunan.
1. Masih perlunya optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang sesuai dengan prinsip good governance.
Perlu dilakukan upaya secara gradual terhadap jajaran
Birokrasi/Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan merubah pola
berfikir (mind set) “menjadi birokrasi yang melayani,
bukan dilayani” oleh karenanya perlu dilakukan langkah-
langkah antara lain terhadap semua jajaran ASN untuk
ditingkatkan kompetensinya, dan untuk pengisian tingkat
jabatan strategis perlu dilakukan uji kompetensi/uji
kepatutan dan kelayakan (Fit And Proper Test) langsung oleh
Bupati agar mampu mengejewantahkan visi dan misi Bupati.
Penempatan pejabatan pada jabatan tertentu harus
disesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki oleh ASN yang
bersangkutan (The Rigt Man On The Right Place).
Dalam rangka meningkatkan upaya tercapainya Tata Kelola
Pemerintahan yang baik (good governance) maka perlu
ditingkatkan upaya untuk mengimplementasikan Undang-
undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
©NZ,dkk
2. Tingkat ketersediaan dan kualitas data dan informasi
pembangunan daerah masih relatif rendah.
Perencanaan yang baik dan kebijakan yang jitu dan efektif
dapat dihasilkan jika didasarkan pada data dan informasi
yang akurat, valid dan up to date serta mudah diakses oleh
seluruh stakeholders pembangunan. Oleh karena itu
diperlukan adanya suatu sistem data dan informasi yang
terpadu dan konprehensip.
3. Akses masyarakat terhadap pelayanan dasar yang
berkualitas.
Perwujudan kesejahteraan masyarakat salah satunya
ditandai dengan kemampuan masyarakat mengakses
pelayanan dasar khususnya pendidikan dan kesehatan.
Akses masyarakat terhadap pelayanan dasar tersebut dapat
didefinisikan melalui perspektif jarak maupun
keterjangkauan layanan. Patut diakui bahwa Kabupaten
Jeneponto sampai saat ini, layanan pendidikan dan
kesehatan belum optimal, seperti akses pendidikan 9 tahun
belum tercapai secara optimal. Kondisi ini dapat merupakan
bagian dari efek domino berbagai aspek seperti aspek fisik
seperti infrastruktur maupun non fisik seperti sosial, budaya
maupun kapasitas finansial.
4. Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia belum optimal
Progresivitas peningkatan agregat Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) masih relatif rendah, sehingga belum mampu
meningkatkan peringkat IPM selama rentang waktu 4 tahun
terakhir dimana IPM Kabupaten Jeneponto berada di
Peringkat 24 dari 24 Kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.
©NZ,dkk
5. Tingkat kemiskinan masyarakat yang masih relatif tinggi.
Pemerintahan saat ini telah cukup berhasil menurunkan
angka kemiskinan sebesar 1,03% (2.780 jiwa) dari tahun
2013 sampai dengan tahun 2016. Data menunjukkan bahwa
pada tahun 2016 tingkat kemiskinan Kabupaten Jeneponto
masih 15,49% (55.320 jiwa). Meskipun demikian
progresivitas penurunannya masih perlu ditingkatkan
sehingga dibutuhkan keterpaduan, fokus dan tepat sasaran
dalam implentasi program dan kegiatan pengentasan
kemiskinan.
6. Pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan ekonomi
masyarakat belum belum fokus pada sektor dan komoditas
unggulan.
Sangat miris rasanya, ketika daerah lain yang memiliki
komoditas yang sama dengan daerah kita, namun
potensinya relatif kecil tetapi mampu membangun citra
(branding image) bagi daerah tersebut, sehingga investasi
dan pengembangan komoditas lebih diarahkan pada daerah
tersebut. Sementara daerah kita yang memiliki potensi yang
lebih besar tidak mampu melakukan optimalisasi
pengembangan komoditas unggulan dan tidak mampu
melakukan inovasi dan kreativitas dalam melakukan
branding comoditi. Contohnya Jagung kuning, Rumput laut,
Hortikultura, Garam rakyat, gablek, cabe, bawang merah
dan bahkan kopi. Potensi ini cukup besar bahkan terbesar di
SULSEL, namun sampai saat ini pemerintah daerah kurang
berhasil mengembangkan komoditas unggulan ini secara
integratif dan sinergis (hulu, tengah dan hilir).
©NZ,dkk
7. Ketertinggalan wilayah
Sampai saat ini Kabupaten Jeneponto masih terkategorikan
sebagai Kabupaten tertinggal di Indonesia dan satu-satunya
di Sulawesi Selatan. Menariknya meskipun imagenya negatif
menyandang Kabupaten tertinggal, namun banyak
kabupaten yang sudah keluar dari daftar daerah tertinggal,
ingin kembali menjadi daerah tertinggal. Hal ini disebabkan
karena adanya kebijakan afirmatif pemerintah yang
memberikan perhatian khusus baik berupa program dan
kegiatan maupun tambahan pendanaan pembangunan.
8. Belum optimalnya penyediaan fasilitas publik dan
infrastruktur pendukung perekonomian.
Fasilitas publik dan infrastruktur perhubungan di
Kabupaten Jeneponto belum sepenuhnya terpenuhi secara
optimal baik segi kuantitas maupun kualitasnya. Khusus
pada infrastruktur perhubungan seperti jalan dan jembatan
masih perlu ditingkatkan kondisi dan kemantapannya yang
saat ini baru mencapai 60% tingkat kemantapannya dan
panjang jalan dalam kondisi baik baru mencapai 51,60%
dari total panjang jalan 759,9 Km.
9. Akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi serta
lingkungan permukiman yang sehat dan berkualitas masih
relatif rendah.
Layanan air bersih dan sanitasi perlu mendapat perhatian
yang serius karena pemenuhan layanan air bersih dan
sanitasi yang layak merupakan salah satu arahan RPJMN
2015-2019 dan merupakan salah satu tujuan SDGs untuk
dipenuhi 100%. Demikian juga untuk penataan lingkungan
permukiman dan peningkatan kulitas rumah bagi
masyarakat.
©NZ,dkk
10. Disparitas pendapatan masyarakat masih relatif tinggi.
Indeks Gini di Kabupaten Jeneponto masih relatif tinggi
yaitu 0,42 pada tahun 2016, disamping itu sebaran
penduduk masih belum merata dan hal ini mengidikasikan
bahwa sebaran kapasitas SDM masih belum optimal pula.
Kondisi tersebut sangat memungkinkan terjadinya
kesenjangan pendapatan antar wilayah satu dengan wilayah
lainnya. Isu ini juga sudah menjadi isu regional dan
nasional, sehingga selain perlu adanya kerjasama antar
wilayah di Kabupaten Jeneponto, perlu juga peningkatan
kerjasama antar daerah di tetangga dalam satu kawasan
untuk mengurangi indeks gini.
©NZ,dkk
11. Belum optimalnya pelayanan publik yang efektif, efesien dan
berbasis teknologi informasi
Adalah keniscayaan pembangunan era ICT memaksa
pemerintah beradaptasi dengan teknologi informasi.
Sehingga pelayanan dengan berbasis teknologi tidak dapat di
tawar lagi. Hal ini mampu menjawab pelayanan publik yang
belum optimal, birokratif dan berbelit-belit. Sampai pada
tahun 2017 ini penyelenggaraan pelayanan publik berbasis
teknologi dan informasi di Kabupaten Jeneponto masih
belum berjalan optimal. Oleh karena itu perlu mendapatkan
proporsi afirmasi lebih.
12. Masih perlunya afirmasi terhadap perlindungan perempuan
dan anak serta kesetaraan Gender.
Meskipun angka kekerasan terhadap perempuan dan anak
masih relatif rendah, namun isu ini perlu mendapat
perhatian karena juga merupakan salah satu tujan SDGs.
Pengarusutamaan gender adalah salah satu mainstream
strategi pembangunan yang perlu di implementasikan di
seluruh sektor pembangunan kedepan dan harus di dukung
oleh seluruh stakeholders pembangunan. Analisis gender
hendaknya menjadi dasar dalam penyusunan rencana dan
anggaran untuk mewujudkan anggaran yang responsif
gender.
13. Masih rendahnya Kapasitas Fiskal Daerah

Aspek Peningkatan Pendapatan Daerah, pendapatan daerah
merupakan hal yang fundamental untuk dapat
melaksanakan pembangunan di daerah. Kendatipun trend
kenaikkan pendapatan daerah telah menunjukkan
perkembangan yang positif, akan tetapi masih perlu
©NZ,dkk
dilakukan optimalisasi peningkatan pendapatan daerah,
yang tidak hanya bersumber dari dana perimbangan,
misalnya dari : DAU, DAK, Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan
Pajak, Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah, juga yang
lebih penting upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) baik yang bersumber dari pajak dan retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.Berdasarkan data
tahun 2016 kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah
baru mencapai 13.39 %. Oleh karena itu perlu dilakukan
inovasi dan kreatifitas dalam meningkatkan pendapatan asli
daerah dengan tidak membebani rakyat.
14. Masih perlunya peningkatan pembinaan ahlaq bagi segenap

warga masyarakat seiring dengan arus globalisasi dan
perkembangan Informasi, Komunikasi dan Teknologi.
Masyarakat Kabupaten Jeneponto dikenal sebagai
masyarakat yang religius dengan kaum muslim yang
mencapai 98%. Oleh karena itu pemahaman terhadap nilai-
nilai keagamaan khususnya agama islam bagi warga
masyarakat sangat perlu ditingkatkan baik secara formal
maupun secara informal, sehingga tercipta tatanan
masyarakat yang tentram, damai dan harmonis serta
bertoleransi.
15. Masih perlunya penguatan dan pembinaan pemerintahan
desa dalam rangka implementasi UU nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa.
Dengan telah diberlakukakannya Undang-undang Nomor 6
Tahun 2014 Tentang Desa beserta perangkat peraturan
pelaksanaannya, maka telah membawa paradigma baru bagi
penyelenggaraan Otonomi Daerah. Peran pemerintah daerah
©NZ,dkk
kabupaten telah mengalami pergeseran jika dibandingkan
dengan sebelum diberlakukannya undang-undang desa. Hal
ini cukup beralasan, sebab dengan diberikannya
kewenangan yang lebih luas ke desa melalui perangkat
regulasi tersebut,membawa konsekuensi kesiapan pamong
desa dalam mengejawantahkan kebijakan tersebut.
Permasalahan krusial yang berpotensi terjadi antara lain
dengan ditransfernya dana desa dari pemerintah pusat ke
desa. Apabila tidak dilakukan pembinaan/pendampingan
yang optimal oleh pemerintah kabupaten, maka tidak
tertutup kemungkinan akan menjadi persoalan hukum bagi
pemerintah desa, karena masih belum siapnya perangkat
desa untuk melaksanakan tertib administrasi secara baik
dan benar. Fungsi pembinaan pemerintah kabupaten selain
dari yang dimaksudkan di atas, juga terhadap kegiatan-
kegiatan : pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat
desa, kegotongroyongan serta menumbuhkembangkan
inovasi dan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa,
misalnya dengan membentuk dan mengoptimalkan peran
dan fungsi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), harus
menjadi fokus perhatian pemerintah kabupaten dan
kecamatan.
©NZ,dkk
4. VISI DAN MISI KEPEMIMPINAN 2018-2023
1. V i s i
Visi merupakan pernyataan cita-cita atau impian sebuah
kondisi yang ingin dicapai di masa depan. Kondisi yang
dicita-citakan atau diimpikan tersebut adalah kondisi yang
dapat diukur capaiannya di akhir periode kepemimpinan
yaitu 2018-2023 melalui berbagai upaya-upaya
pembangunan.
Berdasarkan issu strategis pembangunan Kabupaten
Jeneponto dan mempertimbangkan potensi dan faktor
strategis yang dimiliki daerah ini serta memperhatikan
RPJPD Kabupaten Jeneponto 2006-2026, maka dengan
Momohon Ridho Allah SWT Visi Kepemimpinan kami dalam
membangun Kabupaten Jeneponto Periode 2018 – 2023
adalah :
“JENEPONTO SMART 2023”

(BerdayaSaing, Maju, Religius dan Berkelanjutan)
Dalam rumusan visi kami tersebut terdapat beberapa kata

kunci sebagai pokok-pokok visi yaitu “SMART” yang
merupakan akronim dari BERDAYASAING, MAJU,
RELIGIUS DAN BERKELANJUTAN. Penjelasan dari pokok-
pokok visi adalah sebagai berikut:
©NZ,dkk
Pokok-Pokok Visi Penjelasan
1. JENEPONTO Secara utuh “Jeneponto SMART” dapat

SMART dimaknai sebagai suatu konsep dan
strategi pembangunan perkotaan
kekinian yang kita kenal dengan
“SMART CITY/SMART REGENCY” yang
akan ditransformasikan menjadi konsep
pembangunan Kabupaten Jeneponto
sesuai dengan kondisi dan lingkungan
strategis daerah. SMART REGENCY kita
maknai sebagai kabupaten yang mampu
mengelola Sumber Daya Alam (SDA),
Sumber Daya Manusia (SDM) dan
sumber daya lainnya sehingga warganya
mampu hidup nyaman aman dan
berkelanjutan dengan berbasis ICT.
2. Jeneponto Dapat dimaknai sebagai kondisi dan

SMART sebagai tatanan pembangunan yang ingin kita
akronim dari wujudkan secara bersama-sama diakhir
Berdaya Saing, periode 2018-2023, meliputi:
Maju, Religius
 Berdaya saing
dan
Berkelanjutan  Maju
 Religius dan
 Berkelanjutan
3. Berdaya saing Dapat dimaknai sebagai kondisi dan

tatanan pembangunan yang ingin kita
wujudkan pada akhir periode
©NZ,dkk
kepemimpinan 2018-2023 dengan cara
meningkatkan perekonomian untuk
mencapai peningkatan kualitas hidup
masyarakat (sejahtera) pada taraf yang
baik dan berkelanjutan melalui
pemetaan secara cermat dan
pemberdayaan potensi-potensi daerah
(khusunya potensi unggulan) sehingga
memiliki nilai saing yang tinggi di
tingkat regional dan domestik. Hal ini
ditandai dengan, antara lain:
- Meningkatnya kemampuan ekonomi
daerah dan penurunan kemiskinan
- Meningkatnya infrastruktur wilayah
- Meningkatnya investasi di daerah
- Meningkatnya kualitas SDM
4. Maju Dapat dimaknai sebagai kondisi dan

kepemimpinan 2018-2023 dengan cara
meningkatkan penyelenggaraan
pemerintahan, perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan,
pemberdayaan masyarakat dan
pembinaan kemasyarakatan Hal ini
ditandai dengan, antara lain:
- Keluar dari status daerah tertinggal
- Meningkatnya akses dan kualitas
pelayanan publik khususnya
©NZ,dkk
pelayanan dasar dengan berbasis ICT
- Meningkatnya positive image daerah
dengan prestasi-prestasi masyarakat
dan ASN
- Meningkatnya inovasi-inovasi daerah
termasuk masyarakat
5. Religius Dapat dimaknai sebagai kondisi dan

kepemimpinan 2018-2023 dengan
meningkatkan pemahaman dan
pengamalan terhadap nilai-nilai
keagamaan khususnya agama islam
serta pembinaan bagi warga masyarakat
dan ASN baik secara formal maupun
secara informal. Hal ini ditandai dengan,
antara lain:
- Meningkatnya prestasi-prestasi
masyarakat dan ASN dalam bidang
keagamaan.
- Meningkatnya syiar-syiar keagamaan
dan toleransi beragama
- Terciptanya birokrasi yang beradab
- Meningkatnya ketentraman hidup
masyarakat
©NZ,dkk
6. Berkelanjutan Dapat dimaknai sebagai kondisi dan
kepemimpinan 2018-2023 dengan dua
pendekatan, yaitu:
1. Melanjutkan pembangunan yang
telah dilaksanakan dan dicapai pada
periode sebelumnya, ditandai dengan,
antara lain:
- Adanya kesinambungan
pembangunan dari periode
sebelumnya.
- Meningkatnya outcome
pembangunan dari periode
sebelumnya.
2. Menerapkan prinsip pembangunan
berkelanjutan dalam perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan serta
regulasi-regulasi daerah, ditandai
dengan meningkatnya capaian
indikator-indikator tujuan
pembangunan berkelanjutan (TPB)
sesuai kewenangan daerah sebagai
bagian integral dari komitmen
nasional dalam pencapaian
Sustainable Development Goals
(SDGs).
©NZ,dkk
2. M i s i
Misi adalah rumusan kongrit sebagai upaya- upaya
yang hendak dilaksanakan dalam mewujudkan Visi.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi kami untuk
periode 2018-2023 maka akan ditempuh melalui
delapan misi, yaitu sebagai berikut:
1. Mengakselerasi perbaikan Indeks Pembangunan Manusia
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
3. Mewujudkan peradaban birokrasi melalui tata kelolah
pemerintahan yang profesional, aspiratif, partisipatif dan
transparan.
4. Melaksanakan pengembangan wilayah dan pembanguan
infrastruktur wilayah secara merata
5. Meningkatkan perekonomian daerah melalui pengelolaan
sumber daya daerah dan lingkungan hidup secara
berkelanjutan dan investasi yang berkeadilan.
6. Mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang efektif,
efesien, produktif, transparan dan akuntabel
7. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan nilai-
nilai budaya
8. Menegakkan supremasi hukum, keamanan dan
ketertiban
©NZ,dkk
©NZ,dkk
5. CAMPAIGN PROGRAMS
(PROGRAM-PROGRAM KAMPANYE)
1. Melanjutkan JENEPONTO GAMMARA (Gerakan Bersama

Mewujudkan Masyarakat Turatea Ramah), diimplementasikan
dalam 4 dimensi keramahan:
1. Ramah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik oleh ASN;
2. Ramah perilaku bagi sesama dan tamu untuk semua
masyarakat
3. Ramah dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan
4. Ramah dalam pengelolaan aset-aset daerah
5. Ramah penangan dan pelayanan orang miskin
2. Program JENEPONTO CARA’DE (Cerdas, Kreatif dan
berprestasi) melalui beberapa program antara lain:
1. Program Peningkatan Akses dan Mutu PAUD
2. Program Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan SD/MI
3. Program Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan SLTP
4. Program Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan
Masyarakat
5. Program Peningkatan kompetensi Pendidik dan Tenaga
kependidikan
6. Program Pembinaan Kepemudaan dan olah raga
7. Program pembinaan dan pemasyarakatan budaya dan
seni
©NZ,dkk
3. Program JENEPONTO AKTIF ( Sehat dan Produktif) melalui
beberapa program antara lain:
1. Program peningkatan akses dan mutu layanan kesehatan
dasar
2. Program peningkatan akses dan mutu layanan kesehatan
rujukan
3. Program perbaikan Gizi Masyarakat
4. Program keluarga berencana
5. Program upaya peningkatan kesehatan perorangan
6. Program upaya peningkatan kesehatan berbasis
masyarakat
7. Program Promosi Kesehatan
9. Program Pengembangan lingkungan sehat
10. Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan
dan kecakapan hidup pemuda
11. Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga
kerja
12. Program penumbuhan dan pembinaan wirausaha baru
4. Program ANAK SAKTI (Pelayanan Kelahiran dan Surat Akte
kelahiran dan KTP Gratis), melalui beberapa program antara
lain:
1. Program peningkatan keselamatan Ibu MILANI (Hamil,
Melahirkan dan Nifas)
2. Program penataan administrasi kependudukan
©NZ,dkk
5. Program BAGI RESKI (Bantuan bagi Siswa-siswi berprestasi
Keluarga Miskin), melalui beberapa program antara lain:
1. Program subsidi pendidikan dan peningkatan angka
melanjutkan sekolah
6. Program KARYA BAKTI (Kartu Tani untuk Pelayanan
Bantuan Pertanian dan peternakan Gratis), melalui beberapa
program antara lain:
1. Program Peningkatan produksi hasil pertanian.
2. Program peningkatan produksi ternak.
3. Program peningkatan produksi, kualitas produk
perkebunan dan hortikultura.
4. Program peningkatan produksi dan kualitas produk
pertanian tanaman pangan.
7. Program Bantuan sarana dan prasarana perikanan dan
rumput laut
8. Program JENEPONTO SATU 1000 RASA (Stimulan
Peningkatan untuk 1000 Rumah Sederhana Layak), melalui
beberapa program antara lain:
1. Program bantuan peningkatan rumah layah huni
2. Program penataan lingkungan perumahan dan
permukiman.
9. Program RAMAH SAMPAH
Adalah suatu program dalam penanganan dan Pengelolaan
sampah secara terpadu, massif dan berdasarkan kesadaran
dengan memaknai bahwa sampah itu bernilai ekonomis,
melalui beberapa program antara lain:
1. Program peningkatan kinerja pengelolaan persampahan
©NZ,dkk
2. Program peningkatan kesejahteraan Satgas kebersihan
10. Program ON CALL SERVICES 115 layanan kesehatan respon
cepat (health care rapid response), melalui beberapa program
antara lain:
1. Program peningkatan sarana pelayanan kesehatan mobile
2. Program pengadaan dokter dan tenaga paramedis
11. Program PERIZINAN GRATIS
Adalah suatu even pengurusan dokumen perizinan usaha
dan perizinan lainnya secara gratis sehari yang
diselenggarakan secara periodik, melalui beberapa program
antara lain:
1. Program pelayanan penanaman modal
2. Program penguatan kebijakan dan peningkatan promosi
penaman modal.
12. Program 1000 HAFIDZ
Program ini dilaksanakan dalam upaya mencetak generasi-
generasi penghafal Al-Quran.
13. Program RASTRADA PLUS (Beras Sejahtera Daerah Plus)
Program ini merupakan program afirmatif dalam upaya
penanganan keluarga miskin dengan bantuan tambahan
beras sejahtera yang bersumber dari APBD.
14. Program Peningkatan JALAN 500 KILOMETER
Program ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan akses
dan Perekonomian masyarakat, melalui beberapa program
antara lain:
©NZ,dkk
1. Program peningkatan dan pemeliharaan jalan dan
jembatan
2. Program Pembangunan jalan dan jembatan
15. Program peningkatan kesejahteraan bagi Imam Desa, Imam

Mesjid, Guru Mengaji dan Guru Sara’.
16. Program peningkatan pertanian terpadu (integrated farming
system) berbasis kewilayahan.
17. Program peningkatan kinerja ASN dengan penerapan
tunjangan kinerja berbasis hasil.
18. Program managemen tata kelolah pemerintahan berbasis ICT
termasuk (e-government)
©NZ,dkk
19. Program peningkatan perencanaan pembangunan daerah.
20. Program Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
21. Program pembangunan perdesaan
22. Program tata kelolah kepariwisataan daerah
1. Penyelenggaraan even-even kebudayaan, olah raga, seni
dan keagamaan yang berkualitas
2. Penyelenggaraan even-even atau gelar kuliner daerah
3. Peningkatan dan pengembangan destinasi wisata.
23. Program pengembangan industrialisasi garam rakyat.
24. Program pembangunan dan pengembangan SPAM perdesaan
25. Program GARUDA EMAS (Tiga Pilar Utama Daerah Penegak
Kamtibmas).
©NZ,dkk
6. PENUTUP
emikian Visi dan Misi Kabupaten Jeneponto

Tahun 2018-2023 ini dibuat sebagai salah satu
syarat seorang Calon Bupati dan Wakil Bupati
dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten
Jeneponto yang akan datang.
Dalam bahasa Lontara Makassar “ PARENTAI TAUWA RI
ERONA, PA’RUPANNA GAUKKA NIAKI RI TAU TABBALAKA,
SIRI’NA TU MABBUTAYYA NIAKI RI PAMARENTAYYA’
Namun saya menyadari sepenuhnya bahwa hanya dengan
Rahmat dan Ridho dari Allah SWT, serta kerjasama dan
bantuan dari seluruh pihak, tujuan dan cita-cita luhur untuk
menjadi Bupati Jeneponto 2018 – 2023 dapat terwujud,.. Amin.
Jeneponto, Januari 2018
CALON BUPATI JENEPONTO CALON WAKIL BUPATI JENEPONTO
Drs. H. IKSAN ISKANDAR, M.Si H. PARIS YASIR, SE
©NZ,dkk

Rancangan Visi Misi SIAP 2X Lebih GAMMARA-2-Final PDF

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Rancangan Visi Misi SIAP 2X Lebih GAMMARA-2-Final PDF

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

1.

12. Penghargaan perencanaan tahunan terbaik ke lima tingkat

I. Kemampuan Ekonomi Daerah

inerja pembangunan Kabupaten Jeneponto dalam

13. Masih rendahnya Kapasitas Fiskal Daerah

14. Masih perlunya peningkatan pembinaan ahlaq bagi segenap

“JENEPONTO SMART 2023”

Dalam rumusan visi kami tersebut terdapat beberapa kata

1. JENEPONTO Secara utuh “Jeneponto SMART” dapat

2. Jeneponto Dapat dimaknai sebagai kondisi dan

3. Berdaya saing Dapat dimaknai sebagai kondisi dan

4. Maju Dapat dimaknai sebagai kondisi dan

5. Religius Dapat dimaknai sebagai kondisi dan

1. Melanjutkan JENEPONTO GAMMARA (Gerakan Bersama

15. Program peningkatan kesejahteraan bagi Imam Desa, Imam

emikian Visi dan Misi Kabupaten Jeneponto

Jeneponto, Januari 2018

CALON BUPATI JENEPONTO CALON WAKIL BUPATI JENEPONTO

Drs. H. IKSAN ISKANDAR, M.Si H. PARIS YASIR, SE

Anda mungkin juga menyukai