Anda di halaman 1dari 17

A.

LATAR BELAKANG
Dalam rangka membantu Ganjar Pranowo untuk maju dalam pemilihan Presiden
2024 harus membangun kompetensi dan kapasitas dirinya, utamanya dalam
mempersiapkan perangkat kerja strategis pemenangan Pilpres dengan berbasis
pada Gerakan kampanye pada seluruh elemen terkhususnya pada generasi muda
milenial, dalam membangun strategi pemenangan Pilpres yang efisien, efektif,
terukur dan mudah diterima banyak pihak.

B. TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah
1. Untuk memenangkan Ganjar Pranowo dalam pemilihan presiden 2024 di provinsi
sumatera selatan
2. Untuk mengeksplorasi strategi Campaign pada pelaksanaan pemilihan Presiden
2024 di Provinsi Sumatera Selatan.
3. Strategi Gerakan Pemuda Milenial Pendukung Ganjar Pranowo dalam
menghadapi pemilihan Presiden 2024 di Provinsi sumatera selatan

C. RUMUSAN MASALAH
Menjelaskan strategi-strategi dalam memenangkan Pilpres yaitu:
1. Strategi kampanye

D. Kerangka Pemikiran
1. Sistem Kampanye

Pilpres dapat dikatakan aspiratif dan demokratis apabila memenuhi


beberapa persyaratan antara lain :.
1. harus besifat kompetetitif, dalam artian Pilpres bebas dan otonom.
2. Pilpres diselenggarakan secara teratur dengan jarak waktu yang jelas.
3. Pilpres harus inklusif, artinya semua kelompok masyarakat harus memiliki
peluang yang sama untuk berpatisipasi dalam Pilpres.
4. pemilih harus diberi keleluasaan untuk mempertimbangkan dan
mendiskuiskan alternatif pilihannya dalam suasana bebas tidak di bawah
tekanan dan akses informasi yang luas.
5. penyelenggara Pilpres yang tidak memihak dan independen. Benang merah
dari terjalinnya interaksi politik antara Capres dan Cawapres dengan massa
pemilih dapat divisualisasikan ke dalam interaksi proses komunikasi politik
diantara keduanya.

Dampak komunikasi politik dapat diukur melalui hasil pemungutan suara

dalam Pilpres. Untuk itu strategi komunikasi politik yang harus digunakan ialah

merawat ketokohan dan membesarkan elektabilitas, menciptakan kebersamaan

dan membangun consensus Perundang-Undangan Departemen Hukum dan

HAM, Jurnal Legislasi Indonesia. berdasarkan visi, misi dan program politik yang

jelas. Sedangkan kegiatan Pilpres yang berkaitan langsung dengan komunikasi

politik ialah kampanye dan pemungutan suara.

Pengaturan mengenai materi kampanye capres di Provinsi Sumatera Selatan

meliputi visi, misi, dan program Capres. Sedangkan metode yang dapat

dipergunakan dalam pelaksanaan kampanye pemilihan presiden 2024 meliputi

pertemuan terbatas; pertemuan tatap muka; media massa cetak dan media

massa elektronik; penyebaran bahan kampanye kepada umum; pemasangan

alat peraga di tempat umum; rapat umum; dan kegiatan lain yang tidak

melanggar larangan kampanye dan peraturan perundang-undangan. Agar

penyampaian pesan politik pada bagian kampanye pemilihan presiden dapat

diketahui oleh banyak orang pada tempat yang berbeda-beda, maka diperlukan

upaya yang maksimal dalam rangka penyampaian pesan kampanye oleh Peserta

pilpres kepada masyarakat.


Penggunaan Media massa dalam bentuk pemberitaan, penyiaran dan iklan

kampanye adalah solusi efektif untuk memaksimalkan upaya penyampaian

pesan politik pada tahapan kegiatan kampanye tersebut. Pesan kampanye itu

sendiri dapat berupa tulisan, suara, gambar, tulisan dan gambar, atau suara dan

gambar, yang bersifat naratif, grafis, karakter, interaktif atau tidak interaktif, serta

yang dapat diterima melalui perangkat penerima pesan.

2. Konsep Kampanye

Beberapa pengertian kampanye diantaranya, a co`mmunication campaign


is an organized communication activity, directed at a particular audience, for a
particular period of time, to achieve a particular goal. Sedangkan Roger dan
Storey mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi
yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar
khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.

Setiap aktivitas kampanye setidaknya harus mengandung 4 hal yakni:

1. tidakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak


tertentu,
2. jumlah khalayak sasaran yang besar
3. biasanya dipusatkan dalam kurun waktu dan
4. melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir.

Disamping keempat hal tersebut kampanye juga memiliki karakter yaitu


sumber yang jelas yang menjadi penggagas, perancang, penyampai sekaligus
penanggungjawab suatu produk kampanye, sehingga setiap individu yang
menerima pesan kampanye dapat mengindetifikasi bahkan mengevaluasi
kredibilitas sumber pesan tersebut setiap saat.
Persoalan untuk mengemas pesan politik dalam kampanye Pilpres menjadi
urusan yang sangat penting bagi calon presiden yang maju bersamanya, agar
makna pesan dapat diterima secara efektif oleh audiensnya. Pesan sebagai
elemen kampanye diartikan sebagai pernyataan ringkas yang menyebutkan
mengapa pemilih harus memilih seorang kandidat tertentu. Pesan adalah salah
satu aspek terpenting dalam setiap kampanye politik. Dalam kampanye politik
modern, pesan harus disusun dengan sangat hati-hati sebelum disebarkan dan
menjadi konsumsi media dan publik.

Untuk dapat menghasilkan pesan kampanye yang efektif, maka perlu


dilakukan orientasi yang mendalam terhadap berbagai hal yang diinginkan
khalayaknya. Orientasi calon Presiden dan wakil Presiden terhadap kondisi
khalayak dalam menyusun pesan politiknya perlu memperhatikan Teori Stealth
democracy (demokrasi sembunyisembunyi). oleh Hibbing dan Theiss-Morse
(2002) bahwa ketimbang pembicaraan tentang isu-isu politik dan pengalaman
dalam politik, praktik-praktik dan strategi kampanye yang memberikan petunjuk
tentang kepribadian, kecedasan, kecakapan dan komptensi kandidat lebih
mempengaruhi pilihan dalam Pilpres. Lawan dari pendapat ini disampaikan
Lipsitz dengan membandingkannya melalui conventional wisdom (kearifan
konvensional), bahwa rakyat tidak suka kampanye karena sifatnya yang negatif,
dangkal dan terlalu bergantung pada jumlah uang yang dibelanjakan. Rakyat
suka pada kampanye yang lebih bersih, lebih substansial dan lebih deliberatif.
Teori stealth democracy mengasumsikan rakyat walaupun tidak suka dengan
kampanye, belum tentu suka pada kampanye deliberatif atau diskusi isu yang
lebih substansial. Mereka senang dengan informasi yang sederhana dan dengan
sesedikit mungkin menampilkan konflik atau ketidaksetujuan diantara para
kontenstan Setidaknya ada 2 aspek penting yang harus diperhatikan berkaitan
pengaruh pesan terhadap keberhasilan kampanye yaitu isi pesan dan struktur
pesan. Isi pesan mensyaratkan materi pendukung seperti ilustrasi dan kejadian
bersejarah sangat berpengaruh terhadap kekuatan pesan dalam mempengaruhi
sikap orang yang menerima pesan tersebut. Isi pesan juga harus menyertakan
visualisasi mengenai dampak positif atas respons tertentu yang diharapkan
muncul dari khalayak sasaran. Sedangkan struktur pesan mensyaratkannya atas
sisi pesan (message sidedness), susunan penyajian (order of presentation) dan
pernyataan kesimpulan (drawing conclusion). Sisi pesan memperlihatkan
bagaimana argumentasi yang mendasari suatu pesan persuasif disajikan kepada
khalayak. Bila pelaku kampanye hanya menyajikan pesan-pesan yang
mendukung posisinya maka ia menggunakan pola pesan satu sisi (one sided
fashion). Kelemahannya kekuatan posisi pihak lawan tidak pernah dinyatakan
secara eksplisit. Susunan penyajian erat kaitannya dengan cara penyusunan
klimaks, antiklimaks dan susunan pyramidal. Pernyataan kesimpulan terkait
apakah khalayak perlu disajikan kesimpulan secara eksplisit atau
memberiakannya untuk menarik kesimpulan sendiri. Ada beberapa model
kampanye yang bisa dijadikan rujukan dalam penelitian ini yaitu
1. Model komponensial, kampanye yang diidentifikasikan dengan pendekatan
transmisi ketimbang interaksi dan model ini lebih bersifat satu arah.
2. Model Kampanye Ostergaard, langkah pertama bagi sumber kampanye
adalah mengindetifikasi masalah faktual yang dirasakan, setelah itu
melakukan pengelolaan kampanye yang dimulai dari perancangan sampai
evaluasi. Model ini diakhiri pada tahap mengarahkan tingkah laku khalayak.
3. The Five Functional Stages Development Model, model ini memfokuskan
pada tahapan kegiatan kampanye bukan pada proses pertukaran pesan
antara kandidat dengan khalayak.
4. The Communicative Functions Model, model ini dimulai dari surfacing
(pemunculan), memetakan daerah kampanye, tahap primary yaitu
memfokuskan perhatian khalayak pada kandidat, dan tahap terakhir adalah
tahap pemilihan yang dilaksanakan saat kampanye sudah berakhir.

Kemampuan calon Presiden dan wakil Presiden dan caeg dalam menyusun
pesan politik juga ditentukan oleh pemahamannya terhadap keputusan khalayak
terhadap pesan politik yang diterimanya. Berdasarkan teori Elaboratin Likelihood
yang disajikan oleh pakar komunikasi persuasive Richard E Petty dan John T
Caciopp, bahwa keputusan yang dibuat khalayak bergantung pada jalur yang
ditempuhnya dalam memproses sebuah pesan. Jika seseorang secara sungguh-
sungguh mengolah pesan-pesan persuasif yang diterimanya dengan semata-
mata berfokus pada isi pesan tersebut, maka orang tersebut menurut teori ini
dianggap menggunakan jalur sentral (central route). Sementara jika orang
tersebut tidak melakukan evaluasi yang mendalam terhadap isi pesan yang
diterimanya melainkan lebih memperhatikan daya tarik penyampai pesan,
kemasan produk dan aspek periferal lainnya, maka ia dipandang menggunakan
jalur pinggiran (peripheral route). Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa
setiap orang dapat memproses pesan persuasive dengan cara yang berbeda.
Pada satu situasi kita menilai sebuah pesan secara mendalam, hati-hati dan
dengan pemikiran kritis. Namun pada situasi lain kita menilai pesan sambil lalu
tanpa mempertimbangkan argumen yang mendasari isi pesan tersebut.

E. STRATEGI KAMPANYE
1. Pemetaan Politik
a. Pemetaan Politik adalah untuk memenuhi informasi yg dibutuhkan oleh
kandidat dan tim suksesnya.
b. Pemetaan Politik adalah kegiatan pengumpulan pendapat atau persepsi
masyarakat terhadap berbagai hal menyangkut seorang tokoh atau kandidat
kepala daerah dan caleg dengan cara mewawancarai sejumlah masyarakat
c. PETA POLITIK adalah untuk seberapa besar kemungkinan (kans) seorang
kandidat dapat meraih kemenangan dibanding dengan kandidat lain di
daerah tertentu.
q Efisiesni Dana Kampanye
Dengan melihat peta politk ini, kandidat dapat menentukan skala prioritas
kampanye sehingga dana yanga ada tidak dihabiskan untuk hal-hal yang
tidak produktif
q Efektivitas Kampanye
Peta politik juga dapat digunakan untuk menentukan berbagai bentuk
kampanye mana yang paling efektif menarik pemilih.
q Menentukan tim sukses berdasarkan jaringan kabupaten/kota
Melalui peta politk agar dapat menentukan jaringan berpotensi untuk
memenangkan pilpres
Mengetahui Kekuatan dan

Kelemahan Diri Sendiri

1. Mengetahui variabel apa saja yang menjadi “modal” bagi kandidat lawan.

2. Mengetahui basis dukungan dari kandidat lawan, dilihat dari aspek agama,
suku, umur, jenis kelamin, pendidikan, afiliasi politik, kecamatan, desa,
klas sosial dll

3. Mengetahui kelebihan (citra positif) dan kekurangan (citra negatif) dari


kandidat lawan.
Mengetahui Karakteristik

Perilaku Pemilih Dan Media Komunikasi

1. Mengetahui alasan seseorang memilih calon, dililihat dari aspek wilayah,


agama, suku, umur, klas sosial, afiliasi politik, pendidikan dll

2. Mengetahui media komunikasi (sosial dan massa) yang paling efektif


digunakan oleh masyarakat, misalnya spanduk, radio, selebaran dll

Mengetahui Masalah/Isu/Topik

Sosial dan Politik Lokal

1. Mengetahui tema kampanye yang diinginkan oleh masyarakat

2. Mengetahui masalah-masalah mendesak yang dibutuhkan masing-masing


segmen social

3. Mengetahui berbagai usulan dari masyarakat tentang bagaimana


seharusnya yang harus dilakukan oleh kandidat agar sukses dalam
pilkada.

1. Pemetaan Perilaku Pemilih

• Memetakan pemilih berdasarkan demografi dan preferensi politik


• Memetakan isu-isu strategis lokal

• Memetakan nama-nama yg berpotensi menjadi kawan dan lawan

• Memetakan media komunikasi yg efektif digunakan oleh pemilih

• Output : Strategi Mempengaruhi Perilaku Pemilih


2. Pemetaan Jaringan

• Inventarisir Jaringan yang potensial jadi mesin politik

• Memetakan wilayah dari masing-masing jaringan

• Inventarisir Nama-nama yang memiliki potensi menjadi tim sukses

• Ouput : Strategi Mobilisasi

3. Pemetaan Media Massa

• Menginventarisir semua media massa lokal

• Menganalisis Kecenderungan isi media

• Menjajaki kemungkinan kerja sama

• Analisis media paling efektif

• Output : Strategi Pencitraan

2. STRATEGI MOBILISASI

• PEMBANGUNAN JARINGAN DAN ORGAN POLITIK

Design Struktur tim sukses, Pembentukan tim sukses tingkat kabupaten,


kecamatan, nagari, jorong dan perluasan jaringan sosial.

• PELATIHAN MANAJEMEN TIM SUKSES


Pemahaman perilaku pemilih, organisasi tim sukses, media kampanye,
targeting, penyusunan dan evaluasi program

• PENYUSUNAN PROGRAM PEMENANGAN

Design program kunjungan, ceramah, aksi sosial, peresmian, kontrak


politik, turnamen, pawai, hiburan, komunikasi tradisional, komunikasi multimedia
dan alternatif
• PEMBENTUKAN TIM KAMPANYE

- tim kampanye partai kualisi

- tim relawan

• PEMBENTUKAN TIM SAKSI

• PEMBENTUKAN TIM MOBILISATOR

3. STRATEGI PENCITRAAN

• PEMBENTUKAN MEDIA CENTER

Mengorganisasi program, target dan evaluasi program pencitraan kandidat

• STRATEGI KOMUNIKASI MEDIA CETAK, RADIO DAN TELEVISI


- iklan di Koran dan radio

STRATEGI KOMUNIKASI MEDIA OUT DOOR

- baleho

- kunjungan-kunjungan dalam pengertian membantu masyarakat seperti contoh


membantu anak yatim, korban longsor atau kebakaran
STRATEGI KOMUNIKASI TATAP MUKA
-ceramah, seminar dll

• STRATEGI KOMUNIKASI ALTERNATIF

1. storming

tim stroming yang terdiri

• pengumpul data

• akademis
• tokoh masyarakat local

• wash brain contohnya (am rancak, rizanto algamar dll)

• preman

• buya

• datuk-datuk

• tokoh pemuda local

2. LINGKARAN PEMILIH

Kandidat dikomukasikan oleh seluruh pelaku tranportasi dan pelaku


ekonomi yang ada di wilayah tertentu. Sebagai contoh seorang ibu pasti pergi
kepasar untuk memenuhi kebutuhannya maka butuh tranportasi untuk maka
tukang ojek menyarankan untuk memilih kandidat, lalu ibu membeli cabe maka
penjual cabe menyarankan memilih kandidat yang sama, lalu membeli kebutuhan
lainnya maka saran yang sama didapatkan oleh ibu tadi,

Secara nyata bahwa masyarakat Indonesia masih tradisional dan


emosional berdasar fakta Pilpres pileg 2009 maka secara psikologis ibu tadi telah
mendapatkan pemahaman bahwa dia sudah punya pilihan dalam pilkada dan
Pilpres legsilatif , ibu tadi tidak punya kemampuan untuk mencroscek informasi
yang ia dapatkan, maka ia telan informasi tersebut secara mentah
3 SMS PILKADA
Satu perangkat system dengan sms mampu mengirim pesan 10.000 nomor
setiap jam, is isms berupa pesan, arahan, pemberitahuan, pengenalan karakter
maupun ucapan-ucapan tertentu

Anda mungkin juga menyukai