Anda di halaman 1dari 4

SEKILAS TENTANG ORGANDA

DAN TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM KHUSUSNYA DI JABAR


I.

PENDAHULUAN
ORGANDA yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Organisasi
Pengusaha Nasional Angkutan Jalan, pertama kali dibentuk pada tanggal 30 Juni
1962 bertempat di Selecta Malang, yang mana merupakan penggabungan
organisasi-organisasi pengusaha angkutan yang ada pada saat itu, diantaranya :
1.
2.
3.
4.

Ikatan Perserikatan Otobis Seluruh Indonesia (IPPOSI)


Organisasi Pengangkutan Indonesia (ORPENI)
Federasi gabungan Prahoto Indonesia (FEGAPRI)
Gabungan Angkutan Darat Veteran Indonesia (GANDAVETRI)

Tujuan utama penggabungan tersebut sebagai pemersatu untuk lebih


memperkuat kedudukan dan status organisasi baik bagi anggota maupun pihakpihak lain, sehingga diharapkan sebagai organisasi profesi yang proporsional
kiprahnya akan lebih efektif, efisien serta fokus di dalam memperjuangkan
kepentingan pengusaha angkutan bermotor.
Seperti telah disadari, bahwa kebutuhan hidup manusia saat ini selain
sandang, pangan, dan papan, transportasi/angkutan umum juga merupakan hal
penting, karena arus ekonomi sangat ditentukan oleh sarana transportasi/ angkutan
umum yang tersedia. Oleh karena itu, analisa dan evaluasi dalam rangka penelitian
efektivitas dan efisiensi terhadap keberadaan organisasi perlu terus dilaksanakan.
sesuai ketentuan AD/ART organisasi.
Untuk itu ORGANDA saat ini sangat diperlukan keberadaannya khususnya
didalam penyusunan sistem transportasi antar daerah yang terintegrasi untuk
peningkatan mutu pelayanan angkutan umum bagi masyarakat, guna mendorong
roda perekonomian dan percepatan pembangunan daerah. Oleh karena itu
diperlukan sekali dukungan dan kebersamaan berbagai pihak, khususnya yang
berhubungan dengan transportasi angkutan umum untuk saling bahu membahu
mewujudkan angkutan yang aman, nyaman, tertib dan terjangkau oleh masyarakat
pengguna jasa angkutan.
Namun demikian peran serta secara pro aktif bukan hanya menjadi tugas
Pemerintah, mitra kerja dan Stake Holder saja tetapi kerjasama dan kekompakan
para anggota ORGANDA sangat berpengaruh terhadap kemajuan Organisasi ini.

II.

TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM


A. Permasalahan Transportasi Angkutan Umum
Seperti telah diketahui bersama, bahwa saat ini dunia transportasi nasional
sedang mengalami kemunduran yang cukup tajam. Hal ini tentu dipengaruhi
oleh banyak faktor yang harus diatasi.
Sampai saat ini armada anggota ORGANDA di Jawa Barat yang masih
bisa tetap bertahan beroperasi untuk pelayanan angkutan Antar Kota Dalam
Propinsi (AKDP) dan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) sampai tahun 2011
sebanyak + 4500 dari jumlah keseluruhan + 7000 diluar angkutan umum yang
ijinnya dikeluarkan oleh Pemerintah Kota/ Kabupaten, hal ini tentunya
merupakan dampak dari berbagai permasalah yang dihadapi oleh pengusaha
angkutan umum, diantaranya :
1. Semakin banyaknya moda angkutan preman yang secara ilegal digunakan
sebagai angkutan umum;
2. Semakin banyaknya berbagai moda angkutan yang beroperasi bersamaan
dan atau bersinggungan terlalu panjang jalurnya dengan angkutan yang telah
ada;
3. Semakin banyaknya Sepeda motor;
4. Beralihnya komunikasi berhubungan secara langsung menjadi menggunakan
Tlp/HP;
5. Tidak terkendalinya harga suku cadang, kenaikannya cukup signifikan;
6. Adanya persaingan tarif antar moda angkutan;
7. Adanya subsidi bagi tarif Pelajar dan Mahasiswa;
8. Dll.
B. Sistim Pelayanan Operasional
Pelayanan dan rute angkutan umum yang ada saat ini masih di atur oleh
Dinas Perhubungan setempat termasuk didalamnya waktu pemberangkatan
kendaraan. Namun demikian dikarenakan situasi dan kondisi keusahaan
angkutan umum yang semakin tidak menentu khusus untuk waktu
pemberangkatan biasanya disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Berbeda halnya dengan angkutan Bis eksekutif untuk pelayanan dan
tarifnya diberikan kebebasan penuh kepada pengusaha dan pangsa pasar.

C. Tariff
Penetapan tariff angkutan umum secara keseluruhan masih mengikuti
sebagaimana apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berikut ini kami
lampirkan pula penetapan tariff angkutan umum yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Namun lain halnya dengan tariff travel, dimana penetapan tariff travel
ditentukan oleh fasilitas pelayanan dan pangsa pasar.
II.

PERANAN ORGANDA
Dengan permasalahan permasalahan yang dihadapi oleh anggota organda
sebagaimana disebutkan di atas, ORGANDA telah banyak berupaya dengan
meningkatkan konsolidasi organisasi dan eksistensi organisasi yang tentunya
diharapkan dapat kembali memberikan solusi, wawasan dan tenaga baru bagi
seluruh anggota guna mewujudkan dunia usaha angkutan jalan yang kuat, efisien
dan berdaya guna, serta sebagai bagian integral dari pembangunan bangsa Indonesia
yang memang harus handal dalam pemikiran, perjuangan, kemampuan, profesi dan
kreativitasnya untuk mendorong dan meningkatkan Pembangunan Nasional.
Upaya lain yang dilakukan untuk kesejahteraan Anggota dan melindungi para
pengguna jasa angkutan umum, ORGANDA telah melakukan Kerjasama dan
melakukan MOU dengan PT. Jasa Raharja (Persero) yang mana setiap pengguna
jasa angkutan umum mendapatkan santunan dana kecelakaan baik untuk luka luka
ataupun meninggal dunia.
Sementara untuk crew angkutan umum yang didalamnya termasuk supir dan
kondektur, mereka tidak wajib membayar premi Jasa Raharja, namun demikian
mereka sudah dilindungi dan berhak mendapatkan santunan dana kecelakaan
sebagaimana pengguna jasa angkutan umum.

III. LEGALITAS FORMAL ORGANISASI


Dasar :
1. Pesan SARATAN ASTA Presiden Republik Indonesia, tanggal 28 Mei 1979
2. Surat Departemen Perhubungan Direktorat Perhubungan Darat, Nomor :
19/DJ/V/84, tanggal 5 Mei 1984.
3. Radiogram Menteri Dalam Negeri Nomor : 551.2/1135/Litbang, tanggal 2
Oktober 1984.
4. Surat DLLAJR Propinsi Jawa Barat Nomor : 551.2/006/KD-TU/84, tanggal 27
Desember 1984.
5. Surat Keputusan Menteri Perhubungan KP.1/AJ.001/PHB-89, tanggal 25 juli
1989, tentang Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor Di Jalan raya
ORGANDA
6. Telex Departemen Perhubungan Nomor : 745/tlx/dephub/VII/89, tanggal 25 Juli
1989.
7. Surat Keputusan Gubernur KDH. TK.I Jawa Barat Nomor : 551.2/SK.264BINSAR/90, tanggal 10 Maret 1990, tentang Kewajiban bagi Pemilik/
Pengusaha Mobil Penumpang Umum, Mobil Angkutan Antar Kota, Mobil
Angkutan Dalam Kota, Mobil Bis Umum dan Mobil Angkutan Barang/ Beban
di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Untuk Menjadi Anggota ORGANDA
dan Mengasuransikan Awaknya serta Memberikan Peningkatan Santunan
Asuransi Dari Resiko Kecelakaan Lalu Lintas.
8. Surat Menteri Perhubungan Nomor : KU.002/30/20 Phb-90, tanggal 29 Agustus
1990.
9. Surat Keterangan Terdaftar pada Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan
Politik Nomor : 79/D.III.2/V/2005, sebagai organisasi kemasyarakatan.
10. Surat Keputusan DPP ORGANDA No: SKEP. 009/K/DPP/IX/2010, tanggal 30
September 2010 ( Dasar 1 -10 Terlampir )

Anda mungkin juga menyukai