Disusun Oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
2018
BAB I
Kopamas (Koperasi Pemilik Angkutan Masyarakat Jawa Barat) adalah koperasi yang bergerak
dalam berbagai bidang usaha antara lain, pengelolaan jasa angkutan kota yang ada di wilayah Jawa Barat,
usaha simpan pinjam serta penyediaan onderdil mobil dan motor.
Kopamas memiliki visi "Kopamas secara terus menerus dan konsisten bercita-cita ingin menciptakan
serta meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya", dengan misi,
sebagai berikut: (1)Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi masyarakat
khususnya di bidang transportasi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan potensi sosial
lainnya, (2)Berperan aktif dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya anggota
Kopamas dan masyarakat sekitar, (3)Memperkokoh perekonomian anggota sebagai dasar kekuatan
dengan Kopamas sebagai sokogurunya, (3)Menjadi salah satu koperasi terbaik yang bisa bersaing dengan
para pelaku ekonomi lainnya di Indonesia. selain itu Kopamas menjungjung tinggi tiga prinsip yaitu
prinsip kebersamaan dan kekeluargaan , prinsip terbuka dan adil, dan prinsip amanah dan fathonah.
Prinsip kebersamaan dan kekeluargaan menjadi salah satu modal dasar untuk membangun Kopamas
menjadi lebih maju dan kompetitif. Prinsip terbuka dan adil senantiasa berupaya untuk menciptakan
usaha dengan manajemen yang terbuka bagi setiap anggota dan elemen terkait yang terlibat dalam usaha,
sehingga semuanya dapat merasakan kesejahteraan yang adil dan merata. Sedangkan prinsip amanah dan
fathonah mengarah kepada keredibilitas, kredibilitas adalah ruh dan denyut nadinya kemajuan usaha ini,
kepercayaan anggota akan kami jaga supaya kami bisa lebih banyak lagi berbuat kebaikan.
Cikal bakal Kopamas yang bisnis utamanya di bidang angkutan kota, didirikan sekitar tahun 1979
dengan penggagas utamanya adalah Bapak Imam Sujono, Bapak Purwadi, Bapak Gandi dan Bapak
Suparyo. Pada waktu itu rute jalan dari komplek TNI AU di Sukasari menuju ke Lanud Husein
Sastranegara sama sekali belum beraspal. Banyak anggota TNI AU yang menuju tempat dinas dengan
berjalan kaki atau naik sepeda, kemudian ada seorang anggota TNI AU yang memiliki mobil preman
jenis kijang sena yang berinisiatif untuk mengangkut penumpang dari Kompleks Sukasari menuju Lanud
Husein Sastranegara, sehingga dari waktu ke waktu angkutan plat hitam tersebut semakin bertambah.
Atas inisiatif dari Bapak Suparyo para kumpulan mobil plat hitam yang mengangkut penumpang
dari Kompleks Sukasari ke Lanud Husein Sastranegara ini diberi nama Lintas Husein yang kemudian
dibentuk Koperasi Lintas Husein atau Koperlih yang tujuan utamanya adalah untuk menertibkan dan
mewadahi para pengemudi dan pemilik angkutan mobil preman tersebut (Sumber : Wahyu Wibisana, Ka.
TATIB Lintas Husein tahun 1981-1992).
Pada tahun 1981 banyak angkutan plat hitam yang ingin bergabung dengan Koperlih dan
merubah plat hitam tersebut menjadi plat kuning yang resmi sebagai angkutan umum di Kota Bandung.
Atas kesepakatan para sesepuh yang ada di Lanud Husein Sastranegara Bandung dan Rapat Anggota
Tahunan Koperlih pada tahun 1989 Koperlih diubah namanya menjadi Koperasi Anggota Megapura
Sentosa Air Service disingkat Kopamas.
Akibat krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 1997, berimbas pada berbagai krisis di
Indonesia yang juga mengakibatkan banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan pailit
termasuk PT Megapura Sentosa Air Service sebagai induk perusahaan yang menangui Kopamas.
Dikarenakan Kopamas memiliki usaha pokok yang berbeda dengan induknya, yaitu pengelolaan angkutan
kota, maka Kopamas pun dapat terus survive dan berkembang.
Pada tahun 2001, Kopamas menyelenggarakan rapat luar biasa yang salah satu hasilnya adalah
Kopamas dinyatakan secara resmi terpisah dari PT Megapura Sentosa Air Servide dengan berubah
namanya menjadi Koperasi Pemilik Angkutan Masyarakat yang singkatannya masih tetap Kopamas,
dengan perubahan anggaran dasar dengan Badan Hukum No. 9092/BH/Kwk.10/21 Tanggal 19 Agustus
tahun 1989 No. 518/PAD.25 DISKOP/2001 Tanggal 4 Desember 2001. Kantornya pun yang semula di
Lanud Husein Sastranegara berpindah ke Jl. Hercules Komplek Garuda Cibogo dan pada tahun 2002
berpindah lagi ke Jl. Sarimanah II No. 145 Sarijadi Bandung dan sampai sekarang.
1. Badan Hukum No. 9092/BH/Kwk.10/21 Tanggal 19 Agustus tahun 1989 No. 518/PAD.25
DISKOP/2001 tanggal 4 Desember 2001.
2. Nomor Pokok Wajib Pajak 01.482.962.6-428.000.
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Nomor : 510/1-AQ30/BPPT.
4. Surat Izin Usaha Angkutan Motor Nomor : 0002/IUA/XI/2015/BPPT.
5. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Nomor : 10112460061.
6. Izin Gangguan/HO Nomor : 503/IG/AX16/BPPT.
1.1.3 Bidang Usaha dan Aktivitas- Aktivitas Operasi
1. Unit Operasional
Kopamas memiliki beberapa sumber pendapatan diantaranya:
a. Anggota Kopamas berhak mendapatkan pinjaman berupa uang dari USP Kopamas.
b. Besarnya pinjaman anggota disesuaikan dengan besarnya simpanan wajib yang dimiliki oleh
anggota atau maksimal 1,5x besarnya simpanan wajib.
c. Anggota bisa mengajukan pinjaman melebihi 2x simpanan wajib dengan syarat menyimpan
surat atau barang berharga dan menandatangani kesepakatan dengan bagian USP.
d. Jangka waktu pinjaman paling lama 12 bulan dengan biaya administrasi sebesar 2% dan jasa
pinjaman maksimal 2% flat.
Angsuran pinjaman bisa dibayar harian atau bulanan tergantung kesepakatan. Barang-
barang kebutuhan anggota yang disediakan antara lain seragam pengemudi, logo kopamas,
onderdil motor, dan ban mobil.
3. Unit Waserda
1.1.3.5 Prestasi
1. Juara I Team Trayek Kompetisi Angkot HUT Bayangkara ke-50 tahun 1996.
2. Juara III Pengemudi Teladan Kompetisi Angkot HUT Bayangkara ke-50 tahun 1996.
3. Juara I Kompetisi Futsal Hut PPP Cabang Andir Kota Bandung tahun 2013.
4. Juara I Sepakbola Antar Pengemudi Angkot se-Kota Bandung tahun 1996.
5. Juara I Lomba Pengemudi Teladan Kategori Pengemudi Angkutan Kota tahun 2014 yang
diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan Kota Bandung.
6. Juara II Koperasi Jasa Berprestasi Terbaik Kota Bandung tahun 2014.Mengukur Kinerja dan
Kemajuan Usaha
Karena koperasi mempunyai Asas Gotongroyong dan Kekeluargaan sehingga kemajuan usahanya
tidak dilihat dari seberapa banyak pendapatan yang mereka terima sehingga cara mengukur kemajuan
usahanya yaitu dengan melihat sejahtera atau tidak anggotanya, tolak ukur sejahtera itu tergantung dari
anggotanya masing-masing, tetapi secara intinya yaitu ketika KOPAMAS membantu anggotanya
kebutuhan keuangan dari tiap-tiap anggotanya.
Laporan yang dibuat oleh KOPAMAS yaitu berbentuk Laporan Keuangan yang berisi Laporan
Laba Rugi & Neraca.
1. Masing-masing Unit membuat catatan atas setiap transaksiKemudian setiap bulannya tiap-
tiap unit membuat rekap baik dari jurnal khusus penerimaan kasnya dan pengeluaran kasnya
2. Setelah merekap, tiap-tiap unit membuat Laporan Keuangan tiap bulan yang diserahkan ke
bendahara
3. Setelah satu tahun kepengurusan, bendahara membuat laporan keuangan koperasi
berdasarkan laporan keuangan yang dibuat oleh tiap-tiap unit
4. Hasil Laporan keuangan tersebut berupa Laporan Laba Rugi & Neraca yang dibahas dalam
rapat anggota tahunan yang diikuti oleh setiap anggota dan jajarannya berupa selembaran
yang dibagikan pada saat rapat berlangsung
Masing-masing unit membuat kemudian laporan tersebut diserahkan ke Bendahara tiap bulannya,
selanjutnya Bendahara memproses Rekap tersebut menjadi Laporan Keuangan KOPAMAS yang terdiri
dari Laporan Laba Rugi & Neraca yang dibuat tiap tahun oleh Bendahara.
Laporan Keuangan KOPAMAS digunakan oleh ketua untuk di informasikan kepada tiap-tiap
anggota dalam Rapat Anggota Tahunan. Laporan Keuangan tersebut tentunya yang sudah disetujui oleh
Ketua, Sekretaris, Bendahara, Badan Pengawas serta 2 anggota dari Badan Pengawas.
Pencatatan dilakukan oleh tiap-tiap unit, baik dari unit operasional, unit simpan pinjam dan unit
waserda sebelum rekap hasil laporan tiap-tiap unit tersebut diserahkan ke Bendahara.
1. Anggota KOPAMAS melakukan permohonan pinjaman secara lisan kepada unit simpan
pinjam
2. Unit Simpan pinjam mencatat permohonan pinjaman di buku pinjaman
3. Unit Simpan Pinjam mempertimbangkan dengan cara melihat buku saku anggota
4. Kemudian bertanya kepada bagian kolektor seputar keadaan anggota apakah memiliki
masalah atau tidak
5. Melihat Kondisi kas disertai dengan persetujuan ketua apakah memungkinkan untuk
memberikan pinjaman
6. Jika memungkikan maka akan segera dicairkan, apabila dana yang dipinjam cukup besar
maka anggota harus menyerahkan jaminan agar uang yang diminta itu cair
7. Saat pencairan, adanya perjanjian secara lisan dengan anggota kapan kiranya dapat dilunasi
8. Unit USP memberikan Bukti Pengeluaran Kas sejumlah uang yang diinjamkan kepada
anggota
9. Setelah dicairkan, melakukan pencatatan di pengeluaran kas
10. Kemudian melaporkan ke bagian kolektor
11. Pihak kolektor lah yang akan menagih utang baik perhari/perbulan kepada anggota dengan
memberkan validasinya.
12. Apabila ada anggota yang akan langsung membayar lunas hutangnya maka akan di berikan
Bukti Penerimaan Kas sejumlah uang yang disetorkan oleh unit USP.
Dalam setiap pinjaman yang diberikan kepada anggota, dikenakan biaya provisi sebesar 2% dari total
pinjaman, dimana 2% tersebut dipotong satu kali pada saat awal pemberian pinjaman. Kemudian
dipungut biaya jasa pinjaman USP sebesar 2% yang dikenakan tiap bulannya.
1. Pihak Bendahara membuat pengajuan dana untuk pengadaan angkot/pengajuan dana modal
usaha dengan melihat kebutuhan yang diperlukan
2. Pengajuan dana tersebut diserahkan kepada Ketua untuk disetujui
3. Setelah disetujui selanjutnya mengajukan kepada pihak Bank, mengenai kesepakatan dan
aturan pengajuan itu tergantung dari pihak bank
4. Pembayaran yang dilakukan pihak KOPAMAS jika terjadi utang tergantung dari besar/tidak
dana yang dipinjam, lama/tidak pembayaran tersebut akan dibayar, tetapi biasanya sebulan
sekali utang tersebut dibayar.
Informasi aktiva yang diberikan oleh narasumber yaitu berupa aktiva tetap meliputi kendaraan,
tanah dan bangunan, inventaris kantor, inventaris waserda, inventaris USP. Menurut narasumber, cara
mencatat dan memonitor aktiva berupa kendaraan (angkot) diserahkan kepada pihak pemilik angkot,
pihak KOPAMAS tidak terlibat dalam pencatatan dan monitoring asset tersebut. Sedangkan untuk asset
berupa tanah dan bangunan, inventaris kantor, inventaris waserda, dan inventaris USP dicatat dan dikelola
oleh bendahara. Aktiva tersebut disusutkan tiap tahun dengan metode garis lurus, tetapi tidak sampai 0
harus ada nilainya, serta tidak adanya catatan khusus atau kartu aktiva tetap.
BAB II
PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN
2.1 Adanya persaingan dengan rentenir apabila anggota memerlukan pinjaman uang
Masalah ini muncul jika anggota kopamas memerlukan dana pinjaman, karena pihak renterir
memudahkan dalam hal pinjaman, seperti kemudahan dalam pencairan dana, tidak memerlukan waktu
lama, serta dana yang dipinjamkan terbilang cukup besar dan sesuai dengan yang diajukan peminjam.
Berbeda dengan Kopamas, proses peminjaman dana atau uang di Kopamas cukup rumit dan mengulur
waktu karena membutuhkan pertimbangan-pertimbangan, dan harus mengikuti prosedur peminjaman, serta
dana yang dicairkan terkadang tidak sesuai dengan yang diajukan oleh peminjam.
Sistem pembukuan yang dilakukan oleh tiap unit di Kopamas dilakukan secara manual (tulis tangan)
dan menggunakan alat kalkulator untuk menghitungnya, sehingga kemungkinan terjadi kesalahan salah
catat ataupun salah hitung cukup besar.
Anggota yang meminjam dana seringkali tidak dapat mengembalikan uang baik secara tepat waktu
ataupun dikarenakan sama sekali tidak bisa mengembalikan dana karena kondisi ekonomi, kondisi
kesehatan, meninggal, atau melarikan diri dari tanggung jawab pengembalian dana.
BAB III
SOLUSI DARI PERMASALAHAN
Berdasarkan masalah-masalah yang telah diuraikan di atas, solusi yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
c) Kondisi kesehatan keuangan di koperasi lebih diperhatikan, sehingga dana pinjaman yang diajukan
oleh peminjam dapat sesuai
a) Sebaiknya mulai untuk menginput data-data secara komputerisasi, agar meminimalisir salah catat dan
salah hitung. Misalnya menggunakan aplikasi Ms. Excel.