•Dasar Hukum: Pasal 90 ayat (1) huruf b UU No.8/2015 tentang Pilkada, Pasal
26 ayat (2) angka 1, angka 3 dan angka 4 PKPU Nomor 10 tahun 2015 tentang
pemungutan dan penghitungan suara.
•Langkah Pengawasan: melaporkan kejadian kepada pengawas TPS / PPL.
•Bukti yang dibutuhkan: saksi dan bukti visual (jika ada).
TITIK RAWAN – 2
•Dasar Hukum: Pasal 21 ayat (5) PKPU Nomor 10 tahun 2015 tentang
pemungutan dan penghitungan suara.
•Langkah Pengawasan: melaporkan kejadian kepada petugas pengawas.
•Bukti yang dibutuhkan: saksi dan bukti visual (jika ada).
TITIK RAWAN – 4
•Dasar Hukum: Pasal 91 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan huruf f UU
No.8/2015 tentang Pilkada
•Langkah Pengawasan: Melaporkan kejadian kepada PPL setempat, meminta
KPPS memeriksa keadaan surat suara dan menandatanganinya
•Bukti yang dibutuhkan: saksi dan bukti visual (jika ada)
TITIK RAWAN TAHAP
PEMUNGUTAN SUARA
PENGERTIAN PEMUNGUTAN SUARA
Jika keberatan Saksi yang belum atau tidak dapat diterima maka
KPPS harus mencatat pada Model C2-KWK sebagai kejadian khusus
Dasar Hukum: Pasal 53 ayat (8), (9) dan (10) PKPU No.10/2015
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PENGHITUNGAN SUARA
• Pengisian Formulir “Pengisian formulir hanya dilakukan oleh anggota KPPS” (Pasal 48
ayat (7) PKPU No.10/2015)
• Surat Suara Sah “Surat suara sah untuk pemilihan adalah surat yang suara yang
ditandatangani oleh Ketua KPPS dan diberi tanda coblos pada nomor urut atau foto,
atau nama salah satu pasangan calon”. (Pasal 94 UU No.8/2015, Pasal 49 PKPU Nomor
10 Tahun 2015)”
• Dokumentasi “Saksi, PPL/Pengawas TPS dan pemantau pemilihan dalam rapat
penghitungan suara bisa mendokumentasikan formulir Model C1-KWK Plano
berhologram dalam bentuk foto atau video”. (Pasal 47 ayat (7) PKPU No.10/2015)
• Salinan (Asli) Berita Acara dan Sertifikat Hasil Penghitungan Suara “KPPS wajib
memberikan 1 (satu) eksemplar salinan berita acara dan sertifikat hasil penghitungan
suara kepada saksi calon gubernur, saksi calon bupati, saksi calon walikota, PPL, PPS,
PPK melalui PPS serta menempelkan 1 (satu) eksemplar sertifikat hasil penghitungan
suara pada tempat pengumuman di TPS selama 7 (tujuh) hari.” (Pasal 98 ayat (12) UU
No.8/2015)
TINDAK PIDANA DALAM TAHAP
PENGHITUNGAN SUARA
Tindak Pidana Sanksi Pidana Dasar Hukum
KPPS sengaja tidak memberikan salinan 1 - Penjara minimal 3 bulan, Pasal 193 ayat (4) UU No.8
(satu) eksemplar berita acara pemungutan dan maksimal 12 bulan. Tahun 2015.
penghitungan suara dan/atau sertifikat hasil - Denda minimal tiga juta
penghitungan suara kepada Saksi. rupiah, maksimal
duabelas juta rupiah.
KPPS tidak menjaga, mengamankan keutuhan - Penjara minimal 6 bulan, Pasal 193 ayat (5) UU No.8
kotak suara, dan menyerahkan kotak suara maksimal 18 bulan. Tahun 2015.
tersegel yang berisi surat suara, berita acara - Denda minimal enam juta
pemungutan suara, dan sertifikat hasil rupiah, maksimal delapan
penghitungan suara kepada PPK. belas juta rupiah.
Perusakan, gangguan, atau distorsi sistem - Penjara minimal 5 tahun, Pasal 195 UU No.8 Tahun
informasi penghitungan suara hasil Pemilihan maksimal 10 tahun 2015
Kepala Daerah. - Denda minimal dua miliar
lima ratus juta rupiah,
maksimal lima miliar
rupiah.
Ketua dan anggota KPPS sengaja tidak - Penjara minimal 1 tahun, Pasal 196 UU N0.8 Tahun
membuat dan/atau menandatangani berita maksimal 3 tahun. 2015
acara perolehan suara. - Denda minimal enam juta
rupiah, maksimal dua
belas juta rupiah.
TITIK RAWAN TAHAP REKAPITULASI
SECARA BERJENJANG (PPK, KPU
KABUPATEN/KOTA, KPU PROVINSI)
Proses Krusial Rekapitulasi Perolehan Suara di PPK Dasar Hukum
PPK tidak meneliti dan membaca dengan cermat dan Pasal 15 ayat (5) huruf e PKPU No. 11/2015.
jelas data jumlah pemilih, penggunaan surat suara,
perolehan suara sah dan suara tidak sah dalam
formulir Model C1-KWK.
PPK tidak membuat berita acara penerimaan setelah Pasal 104 ayat (1) UU No. 8/2015.
menerima berita acara dan sertifikat hasil
penghitungan suara dari KPPS melalui PPS.
PPK tidak memberikan salinan berita acara dan Pasal 104 ayat (7) UU No. 8/2015.
sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara
kepada Saksi.
PPK tidak menindaklanjuti jika ada protes, temuan Pasal 104 ayat (4) UU No. 8/2015.
dan laporan yang disampaikan pengawas TPS dan PPL
tentang permasalahan yang belum diselesaikan di
TPS.
Saksi memberikan surat mandat dari tim Pasal 104 ayat (2) UU No. 8/2015.
kampanye/pasangan calon untuk diserahkan kepada
KPU Kabupaten/Kota.
Proses Krusial Rekapitulasi Perolehan Suara di KPU Dasar Hukum
Kabupaten/Kota
KPU Kabupaten/Kota tidak meneliti dan membaca Pasal 29 ayat (1) huruf d PKPU No. 11/2015.
dengan cermat dan jelas data jumlah pemilih,
penggunaan surat suara, perolehan suara sah dan
suara tidak sah dalam formulir Model DA1-KWK.
KPU Kabupaten/Kota tidak membuat berita acara Pasal 105 ayat (1) UU No. 8/2015.
penerimaan setelah menerima berita acara dan
sertifikat hasil penghitungan suara dari PPK.
KPU Kabupaten/Kota tidak memberikan salinan berita Pasal 105 ayat (7) UU No. 8/2015.
acara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan
suara kepada Saksi.
KPU Kabupaten/Kota tidak menindaklanjuti keberatan Pasal 105 ayat (4) UU No. 8/2015.
saksi.
Saksi memberikan surat mandat dari tim Pasal 105 ayat (2) UU No. 8/2015.
kampanye/pasangan calon untuk diserahkan kepada
KPU Kabupaten/Kota.
Proses Krusial Rekapitulasi Perolehan Suara di KPU Dasar Hukum
Provinsi
KPU Provinsi tidak meneliti dan membaca dengan Pasal 44 ayat (1) huruf d PKPU No. 11/2015.
cermat perolehan suara sah dan suara tidak sah
dalam formulir Model DB1-KWK
KPU Provinsi tidak membuat berita acara penerimaan Pasal 108 ayat (1) UU No. 8/2015.
setelah menerima berita acara dan sertifikat hasil
penghitungan suara dari KPU Kabupaten/Kota.
KPU Provinsi tidak memberikan salinan berita acara Pasal 108 ayat (7) UU No. 8/2015.
dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara
kepada Saksi.
KPU Provinsi tidak menindaklanjuti keberatan saksi. Pasal 108 ayat (4) UU No. 8/2015.
Saksi memberikan surat mandat dari tim Pasal 108 ayat (2) UU No. 8/2015.
kampanye/pasangan calon untuk diserahkan kepada
KPU Provinsi.