HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
SAMBUTAN
A. Sambutan Ketua Panwaslu Kab. Takalar.....................................................ii
B. Sambutan Kordiv Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga .................iii
KATA PENGANTAR PENYUSUN....................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DASAR PENYUSUNAN BUKU .........................................................................vi
1. Tempat Pemungutan Suara (TPS)..................................................................1
2. Pemungutan Suara..........................................................................................5
3. Surat Suara......................................................................................................8
4. Pemilih............................................................................................................9
5. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).................................10
6. Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS).............................................15
7. Ketentuan Sanksi Bagi Penyelenggra, Peserta Dan Pemilih........................23
8. Lampiran-Lampiran Model (C1-KWK – C7-KWK)....................................23
PENUTUP.............................................................................................................40
ii
A. Dasar Penyusunan Buku
iii
1. TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA (TPS)
1
a. Bagaimanakah Dena Pemungutan Suara?
2
2. PEMUNGUTAN SUARA
3
PKPU Nomor 8 Tahun 2018 Pasal 1
4
PKPU Nomor 8 Tahun 2018 Pasal 5
3
Formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Komisi ini, kecuali
formulir terkait pemutakhiran data dan daftar Pemilih
4
12) daftar Pasangan Calon yang memuat visi, misi, dan program
serta biodata Pasangan Calon; dan
13) salinan DPT.
5
1) format/isi Surat Suara yang memuat nomor urut, pas foto, dan nama
Pasangan Calon;
2) Pemilih memberikan suara di bilik suara;
3) tata cara pemberian tanda pada Surat Suara;
4) dalam hal Surat Suara diterima oleh Pemilih dalam keadaan rusak atau
Pemilih keliru dalam memberikan suara, Pemilih dapat meminta Surat
Suara pengganti kepada ketua KPPS, dan hanya mendapat 1 (satu) kali
penggantian;
5) pemberian tinta pada salah satu jari tangan Pemilih hingga mengenai
seluruh bagian kuku setelahm Pemilih memberikan suara;
6) Pemilih yang memberikan suara yaitu Pemilih yang namanya tercantum
dalam salinan DPT, DPPh, dan DPTb;
7) Pemilih yang terdaftar dalam DPTb memberikan suara 1 (satu) jam
sebelum waktu Pemungutan Suara berakhir, dan apabila Surat Suara di
TPS
8) telah habis, Pemilih yang bersangkutan diarahkan untuk memberikan suara
di TPS terdekat:
9) kesempatan untuk memberikan suara kepada Pemilih berdasarkan prinsip
urutan kehadiran Pemilih; dan
10) larangan menggunakan telepon genggam dan/atau alat perekam gambar
lainnya di bilik suara.
6
g) terjadi ketidakkonsistenan dalam menentukan surat suara yang sah
dan surat suara yang tidak sah.
3) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), saksi
calon atau PPL dapat mengusulkan penghitungan ulang surat suara di TPS
yang bersangkutan.
4) Dalam hal TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat
melakukan penghitungan suara ulang, saksi calon atau PPL dapat
mengusulkan penghitungan ulang surat suara di PPS.
5) Penghitungan ulang surat suara di TPS atau PPS harus dilaksanakan dan
selesai pada hari yang sama dengan hari pemungutan suara5.
Dalam hal TPS atau PPS tidak dapat melakukan penghitungan suara
ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113 ayat (5), pelaksanaan
penghitungan suara ulang dilakukan oleh panitia pemilihan setingkat di
atasnya paling lama 2 (dua) hari setelah hari pemungutan suara6.
Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK, KPU
Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi dapat diulang jika terjadi keadaan sebagai
berikut:
a) kerusuhan yang mengakibatkan rekapitulasi hasil penghitungan
suar tidak dapat dilanjutkan;
b) rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan secara tertutup;
c) rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan di tempat yang
kurang terang atau kurang mendapatkan penerangan cahaya;
d) rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan dengan suara
yang kurang jelas;
e) rekapitulasi hasil penghitungan suara dicatat dengan tulisan yang
kurang jelas;
f) saksi pasangan calon, pengawas penyelenggara Pemilihan,
pemantau, dan masyarakat tidak dapat menyaksikan proses
rekapitulasi hasil penghitungan suara secara jelas; dan/atau
g) rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan di tempat lain di
luar tempat dan waktu yang telah ditentukan7.
Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115,
saksi pasangan calon dan pengawas penyelenggara Pemilihan dapat
mengusulkan untuk dilaksanakan rekapitulasi hasil penghitungan suara
ulang di PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi yang
bersangkutan.
Rekapitulasi hasil penghitungan suara ulang di PPK, KPU
Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi harus dilaksanakan dan selesai pada
hari yang sama dengan pelaksanaan rekapitulasi8.
5
UU Nomor 8 Tahun 2015 Pasal 113
6
UU Nomor 8 Tahun 2015 Pasal 114
7
UU Nomor 8 Tahun 2015 Pasal 115
8
UU Nomor 8 Tahun 2015 Pasal 116
7
3. SURAT SUARA
9
Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pemungutan dan
Penghitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Guubernur, Bupati dan Wakil
Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2018 Pasal 1
8
4. PEMILIH
9
dan ayat (4) pada DPT.
Apabila Pemilih terdaftar dalam DPT, PPS atau KPU/KIP
Kabupaten/Kota menandai dan mencatat pindah memilih pada
kolom keterangan formulir DPT dan menerbitkan surat keterangan
pindah memilih dengan menggunakan formulir Model A.5-KWK
dengan ketentuan lembar kesatu untuk Pemilih yang bersangkutan
dan lembar kedua sebagai arsip PPS atau KPU/KIP
Kabupaten/Kota.
Pemilih diberi informasi waktu dan tempat Pemungutan Suara oleh
PPS.
Dalam hal Pemilih tidak sempat melaporkan diri kepada PPS
tempat Pemilih akan memberikan suaranya, tetapi yang
bersangkutan telah memiliki formulir Model A.5-KWK dari PPS
asal atau KPU/KIP Kabupaten/Kota, Pemilih yang bersangkutan
dapat memberikan suara pada hari Pemungutan Suara di TPS
tujuan.
KPU/KIP Kabupaten/Kota atau PPS mengatur keseimbangan
jumlah Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
memberikan suara di TPS dalam wilayah kerja PPS dengan
mempertimbangkan ketersediaan Surat Suara di masing-masing
TPS.
Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat oleh anggota
KPPS Keempat atau KPPS Kelima pada Salinan DPPh (Model
A.4-KWK) dengan cara menambahkan nama Pemilih pada nomor
urut berikutnya dalam Salinan DPPh tersebut.
Pemilih sebagaimana dimaksud, diberi kesempatan untuk
memberikan suara di TPS mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul
13.00 waktu setempat.
3. Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak
pilihnya pada hari pemungutan suara dan didaftarkan dalam
Model A.Tb-KWK., Pemilih dapat menggunakan hak pilihnya
dengan ketentuan:
menunjukkan KTP-el atau Surat Keterangan kepada KPPS pada
saat Pemungutan Suara; dan
didaftar pada DPTb ke dalam formulir Model A.Tb-KWK.
Hak pilih sebagaimana dimaksud, hanya dapat digunakan di TPS
yang berada di RT/RW atau sebutan lain sesuai dengan alamat
yang tertera dalam KTP-el atau Surat Keterangan.
Penggunaan hak pilih dilakukan 1 (satu) jam sebelum selesainya
Pemungutan Suara di TPS12.
12
Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pemungutan dan
Penghitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Guubernur, Bupati dan Wakil
Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2018 Pasal 9
10
a. Siapakah KPPS itu?
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat
KPPS adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan
pemungutan suara di tempat pemungutan suara13.
13
Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pemungutan dan
Penghitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Guubernur, Bupati dan Wakil
Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2018 Pasal 1
14
Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pemungutan dan
Penghitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Guubernur, Bupati dan Wakil
Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2018 Pasal 25
11
p) bilik suara yang ditempatkan berhadapan dengan
q) tempat duduk ketua KPPS dan Saksi, dengan ketentuan jarak antara bilik
suara dengan batas lebar TPS paling sedikit 1 (satu) meter;
r) meja tempat bilik suara, dibuat berkolong di bawah meja yang
memungkinkan Pemilih berkursi roda dapat mencapai meja bilik suara
dengan leluasa;
s) papan pada saat Pemungutan Suara ditempatkan di dekat pintu masuk
untuk memasang:
1) daftar Pasangan Calon yang memuat visi, misi, dan program serta
biodata singkat Pasangan Calon; dan\
2) salinan DPT;
a) papan sebagaimana dimaksud dalam huruf k, digunakan untuk
memasang formulir Model C1.Plano-KWK pada saat
Penghitungan Suara;
b) papan nama TPS ditempatkan di dekat pintu masuk TPS di
sebelah luar TPS; dan
c) tambang, tali, kayu atau bambu untuk membuat batas TPS.
d) Apabila jumlah anggota KPPS sebagaimana dimaksud pada
ayat kurang dari 7 (tujuh) orang, tugas dan tempat duduk ketua
KPPS dan masing-masing anggota KPPS ditetapkan oleh ketua
KPPS
12
3. Pembagian tugas anggota KPPS sebagaimana dimaksud sebagai
berikut:
a. Ketua KPPS sebagai anggota KPPS Pertama mempunyai tugas
memimpin rapat Pemungutan dan Penghitungan Suara, dan
memberikan penjelasan mengenai tata cara pemberian suara;
b. Anggota KPPS Kedua dan KPPS Ketiga mempunyai tugas
membantu ketua KPPS di meja ketua, yaitu menyiapkan berita
acara beserta sertifikat dan memisahkan surat pemberitahuan
berdasarkan jenis kelamin dan/atau tugas lain yang diberikan oleh
ketua KPPS;
c. Anggota KPPS Keempat dan KPPS Kelima, bertempat di dekat
pintu masuk TPS, mempunyai tugas menerima Pemilih yang akan
masuk ke dalam TPS, dengan cara:
1) anggota KPPS Keempat memeriksa tanda khusus berupa
tinta pada jari-jari tangan Pemilih;
2) anggota KPPS Keempat memeriksa kesesuaian nama
Pemilih antara formulir Model C6-KWK untuk Pemilih
terdaftar dalam DPT, atau Model A5-KWK untuk Pemilih
terdaftar dalam DPPh dengan KTP-el atau Surat
Keterangan, dan memeriksa kesesuaian nama Pemilih
dengan yang tercantum dalam salinan DPT untuk Pemilih
terdaftar dalam DPT, atau Salinan DPPh untuk Pemilih
terdaftar dalam DPPh, serta memberi tanda pada kolom
nomor urut Pemilih dalam salinan DPT, atau DPPh;
3) anggota KPPS Keempat meminta kepada petugas ketertiban
TPS agar mengarahkan Pemilih yang tidak dapat
menunjukkan formulir Model C6-KWK untuk memastikan
namanya tercantum dalam Daftar Pemilih dan wajib
menunjukkan KTP-el atau Surat Keterangan kepada KPPS;
4) anggota KPPS Keempat meneliti Pemilih sebagaimana
dimaksud pada angka 2 dalam Daftar Pemilih;
5) anggota KPPS Keempat memeriksa kesesuaian antara
formulir Model A.5-KWK dengan KTP-el atau Surat
Keterangan bagi Pemilih DPPh yang tidak sempat melapor
kepada PPS tujuan tujuan dan mencatatnya kedalam salinan
DPPh sesuai nomor urut berikutnya;
6) anggota KPPS Keempat mencatat identitas Pemilih
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c yang terdapat
dalam KTP-el atau Surat Keterangan ke dalam formulir
Model A.Tb-KWK sebanyak 2 (dua) rangkap;
7) anggota KPPS Keempat memeriksa dan memastikan nama
Pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 tidak
terdaftar dalam DPT dan DPPh;
8) anggota KPPS Kelima menuliskan nomor urut kedatangan
Pemilih pada formulir Model C6- KWK untuk pemilih yang
terdaftar dalam DPT atau formulir Model A.5-KWK untuk
13
pemilih yang terdaftar dalam DPPh serta meminta pemilih
untuk menuliskan namanya pada formulir Model C7-KWK
dan wajib menandatanganinya;
9) anggota KPPS Kelima mencatat penggunaan hak pilih
penyandang disabilitas pada formulir Model C7-KWK
dengan berpedoman pada salinan DPT atau DPTb atau
DPPh;
10) dalam hal Pemilih penyandang disabilitas belum terdaftar
dalam daftar Pemilih sebagaimana dimaksud pada angka 9,
anggota KPPS Kelima melengkapi pada kolom keterangan
daftar hadir formulir Model C7- KWK; dan
11) dalam hal pemilih disabilitas tidak dapat menuliskan
namanya pada formulir Model C7-KWK sebagaimana
dimaksud pada angka 8, anggota KPPS Kelima dapat
membantu menuliskan ke dalam formulir Model C7-KWK;
d. anggota KPPS Keenam, bertempat di dekat kotak suara bertugas
mengatur Pemilih yang akan memasukkan Surat Suara ke dalam kotak
suara; dan
e. anggota KPPS Ketujuh, bertempat di dekat pintu keluar TPS,
mempunyai tugas mengatur Pemilih yang akan keluar TPS dan
memberikan tanda khusus berupa tinta di salah satu jari Pemilih
sebagai bukti bahwa Pemilih yang bersangkutan telah memberikan hak
pilihnya.
4. Dalam hal ketua KPPS berhalangan pada hari Pemungutan Suara,
anggota KPPS memilih salah satu anggota KPPS sebagai ketua KPPS.
5. Dalam hal terdapat anggota KPPS berhalangan pada hari Pemungutan
Suara, sehingga jumlah anggota KPPS kurang dari 7 (tujuh) orang,
pembagian tugas masingmasing anggota KPPS ditetapkan oleh ketua
KPPS.
6. KPPS dibantu 2 (dua) orang petugas ketertiban TPS yang bertugas
menjaga ketenteraman, ketertiban dan keamanan di TPS.
7. Dalam melaksanakan tugasnya, petugas ketertiban TPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (6), berada di depan pintu masuk TPS dan di
depan pintu keluar TPS.
14
5) Penentuan waktu pemungutan suara dimulai pukul 07.00 dan berakhir
pada pukul 13.00 waktu setempat.
17
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 Pasal 1 angka 20
18
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 Pasal 1
19
Undang Undang Nomor 8 Tahun 2015 Pasal 27
15
1. Pengawasan terhadap akurasi data Pemilih dan penggunaan hak
pilih dengan cara20:
20
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2018 Tentang Pengawasan Pemungutan Dan Penghitungan Suara.
Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur, Bupati Dan Wakil Bupati, Serta Wali Kota
Dan Wakil Wali Kota Pasal 5.
16
c) penerimaan perlengkapan pemungutan suara dan dukungan
perlengkapan lainnya dituangkan dalam berita acara serah terima;
dan
d) perlengkapan pemungutan suara yang diterima dalam kondisi baik
dan tersegel.
e) Dalam hal terdapat kekurangan atau kelebihan serta kerusakan
perlengkapan pemungutan suara dan dukungan perlengkapan
lainnya, dilakukan penanganan sesuai prosedur dan dituangkan
dalam berita acara
17
5. Mengawasi Kepatuhan KPPS Dalam Proses Persiapan Pemungutan
dan Penghitungan Suara dengan Cara:
a. memastikan TPS di buka pada jam 07.00 dan di tutup pada jam
13.00;
b. memastikan Pemilih yang memenuhi syarat sebagai pemilih dan
telah mendaftarkan diri di TPS sebelum pukul 13.00 terpenuhi hak
pilihnya;
c. memastikan kelengkapan atribut KPPS seperti surat keputusan
pengangkatan, tanda pengenal, dan atribut pendukung lainnya;
d. memastikan kehadiran seluruh KPPS;
e. memastikan pembagian tugas anggota KPPS sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. memastikan petugas KPPS dan petugas keamanan bukan
merupakan simpatisan, anggota dan pengurus partai politik atau
pasangan calon;
18
g. memastikan Ketua KPPS membuka kotak suara dan mengeluarkan
seluruh isi perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara;
h. memastikan Ketua KPPS menghitung jumlah setiap jenis
perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara;
i. memastikan ketersedian alat bantu tuna netra;
j. memastikan Ketua KPPS bersama-sama Anggota KPPS
melaksanakan kewajiban:
1. memasang salinan DPT dan daftar pasangan calon di tempat
yang sudah ditentukan;
2. menerima dan memeriksa kebenaran surat mandat dari Saksi
yang ditandatangani pasangan calon dan/atau tim kampanye;
3. memberikan salinan DPT kepada Saksi dan PPL atau
Pengawas TPS; dan
4. mengumumkan jika terdapat pasangan calon yang
berhalangan tetap dan/atau dibatalkan serta tidak sah.
k. memastikan saksi yang hadir pada rapat pemungutan suara tidak
mengenakan atau membawa atribut yang memuat nomor, nama,
foto, pasangan calon dan simbol/gambar Partai Politik, dan wajib
membawa surat tugas/mandat tertulis dari pasangan calon/tim
kampanye dan hanya 1 (satu) saksi yang dapat memasuki TPS
dalam satu waktu;
l. memastikan proses pemungutan suara dilakukan sesuai dengan
agenda rapat pemungutan suara dimulai dari pengucapan sumpah
atau janji Anggota KPPS dan petugas ketertiban TPS, pembukaan
perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara, dan penjelasan
mengenai tata cara pelaksanaan pemungutan dan penghitungan
suara;
m. memastikan pemilih yang hadir membawa Formulir C6-KWK dan
dicatat oleh anggota KPPS dalam Formulir C7-KWK;
n. memastikan KPPS memeriksa kebenaran identitas pemilih yang
tidak membawa Formulir C6-KWK, dengan memeriksa identitas
pemilih yaitu KTP-el atau Surat Keterangan;
o. memastikan Ketua KPPS menandatangani surat suara pada tempat
yang telah ditentukan untuk kemudian diberikan kepada pemilih
yang akan dipanggil untuk memberikan suara;
p. memastikan Ketua KPPS memanggil pemilih untuk memberikan
suara berdasarkan prinsip urutan kehadiran pemilih;
q. memastikan KPPS mendahulukan pemilih penyandang disabilitas,
ibu hamil, atau orang tua untuk memberikan suara atas persetujuan
pemilih yang seharusnya mendapat giliran sesuai dengan nomor
urut kehadiran;
r. memastikan KPPS memberikan pelayanan kepada pemilih
penyandang disabilitas.
s. memastikan Ketua KPPS memberikan Surat Suara kepada pemilih
dalam keadaan terbuka;
19
t. mengingatkan dan melarang pemilih membawa telepon genggam
dan/atau alat perekam gambar lainnya ke bilik suara;
u. memastikan Ketua KPPS memberikan surat suara pengganti
apabila pemilih menerima surat suara dalam keadaan rusak atau
keliru dicoblos hanya 1 (satu) kali dan mencatat surat suara yang
rusak atau keliru dicoblos tersebut dalam berita acara;
v. memastikan Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dapat
menggunakan hak pilihnya dengan menunjukkan KTP-el atau Surat
Keterangan pada 1 (satu) jam sebelum pemungutan suara berakhir;
w. memeriksa pemilih sebagaimana dimaksud dalam huruf t,
menggunakan hak pilihnya di TPS yang berada di rukun
tetangga/rukun warga yang sesuai dengan dalam KTP-el atau Surat
Keterangan pemilih tersebut;
x. memastikan KPPS melayani penggunaan hak pilih terhadap
pemilih yang menjalani rawat inap dan menjadi tahanan di rumah
tahanan atau lembaga pemasyarakatan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan;
y. memastikan KPPS memberi tanda silang pada tempat tanda tangan
ketua KPPS dan gambar pasangan calon terhadap surat suara yang
tidak digunakan; dan
z. membuatkan berita acara serta dicatatkan dalam formulir kejadian
khusus jika terjadi kekurangan perlengkapan pemungutan dan
penghitungan suara21.
21
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2018 Tentang Pengawasan Pemungutan Dan Penghitungan Suara.
Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur, Bupati Dan Wakil Bupati, Serta Wali Kota
Dan Wakil Wali Kota Pasal 17.
20
c. memastikan KPPS membuka kotak suara disaksikan oleh semua yang
hadir;
d. memastikan KPPS mengeluarkan dan menghitung jumlah surat suara
dan memberitahukan jumlah tersebut kepada yang hadir dan mencatat
jumlahnya;
e. mencocokkan jumlah surat suara yang terdapat dalam kotak suara
dengan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih di TPS
bersangkutan;
f. memastikan KPPS konsisten dalam penentuan suara sah dan tidak sah;
g. memastikan penghitungan suara dicatat secara benar dalam Formulir
Model C1-KWK Plano;
h. memastikan kesesuian dan kebenaran data dalam formulir Model C-
KWK yang di catat oleh KPPS;
i. memastikan penghitungan suara dilakukan secara terbuka dan di
tempat yang terang atau mendapat penerangan cahaya yang cukup
serta dicatat dengan tulisan yang jelas;
j. memastikan KPPS membuat berita acara dan sertifikat hasil
penghitungan suara;
k. memastikan KPPS memberikan salinan berita acara dan sertifikat hasil
penghitungan suara kepada saksi pasangan calon dan Pengawas TPS
pada hari yang sama;
l. memastikan KPPS mengumumkan hasil penghitungan suara selama 7
(tujuh) hari di lingkungan TPS yang mudah diakses oleh publik; dan
m. memastikan penyerahan kotak suara dan surat suara hasil pemungutan
dan penghitungan suara dari TPS oleh PPS kepada PPK.
Dalam membuat berita acara sebagaimana dimaksud pada huruf g,
KPPS tidak diperbolehkan meminta bantuan kepada saksi pasangan calon,
Pengawas TPS, dan/atau masyarakat.
21
c. memeriksa kebenaran angka yang tertera pada Formulir Model C1-
KWK dan lampirannya dengan hasil penghitungan yang dicatat
dalam formulir Model C1-KWK Plano berhologram; dan
d. mencatat dan mendokumentasikan semua kejadian selama proses
pemungutan dan penghitungan suara sebagai hasil pengawasan22.
22
22
f. lebih dari 1 (satu) orang Pemilih yang tidak terdaftar sebagai
pemilih mendapat kesempatan memberikan suara pada TPS.
(1) Panwas Kecamatan segera melakukan penelitian dan
pemeriksaan terhadap laporan dari PPL atau Pengawas TPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).
(2) Dalam hal hasil penelitian dan pemeriksaan, terbukti terdapat
keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Panwas
Kecamatan mengusulkan kepada PPK untuk dilakukan
pemungutan suara ulang.
(3) Bawaslu Provinsi dan Panwas Kabupaten/Kota mengawasi
perencanaan pelaksanaan pemungutan suara ulang yang
dilakukan oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.
1) Ketua dan anggota KPPS, ketua dan anggota PPK, ketua dan anggota
KPU Kabupaten/Kota, atau ketua dan anggota KPU Provinsi yang
dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum tidak membuat
dan/atau menandatangani berita acara perolehan pasangan Calon
23
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2018 Tentang Pengawasan Pemungutan Dan Penghitungan Suara.
Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur, Bupati Dan Wakil Bupati, Serta Wali Kota
Dan Wakil Wali Kota Pasal 23.
23
Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, pasangan Calon Bupati dan Calon
Wakil Bupati, serta pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan
paling lama 60 (enam puluh) bulan dan denda paling sedikit
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan paling banyak
Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
2) Setiap KPPS yang dengan sengaja tidak memberikan salinan 1(satu)
eksemplar berita acara pemungutan dan penghitungan suara dan/atau
sertifikat hasil penghitungan suara pada saksi calon Gubernur dan calon
Wakil Gubernur, calon Bupati dan calon Wakil Bupati, calon Walikota
dan calon Wakil Walikota, PPL, PPS dan PPK melalui PPS sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 98 ayat (12) dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 60 (enam puluh)
bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah)
dan paling banyak Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
3) Setiap PPS yang tidak mengumumkan hasil penghitungan suara dari
seluruh TPS di wilayah kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan
paling lama 60 (enam puluh) bulan dan denda paling sedikit
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan paling banyak
Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
24
UU Nomor 10 Tahun 2016 Pasal 187a
24
Setiap orang yang pada waktu pemungutan suara dengan sengaja
melakukan perbuatan melawan hukum mengaku dirinya sebagai orang lain
untuk menggunakan hak pilih, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 24 (dua puluh empat) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua)
bulan dan denda paling sedikit Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta
rupiah) dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta
rupiah)25.
4. Sanksi bagi orang yang memilih namun tidak memiliki hak pilih
1) Setiap orang yang tidak berhak memilih yang dengan sengaja pada saat
pemungutan suara memberikan suaranya 1 (satu) kali atau lebih pada 1
(satu) TPS atau lebih dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36
(tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan
denda paling sedikit Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) dan
paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).
2) Setiap orang yang dengan sengaja menyuruh orang yang tidak berhak
memilih memberikan suaranya 1 (satu) kali atau lebih pada 1 (satu)
TPS atau lebih dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga
puluh enam) bulan dan paling lama 144 (seratus empat puluh empat)
bulan dan denda paling sedikit Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta
rupiah) dan paling banyak Rp144.000.000,00 (seratus empat puluh
empat juta rupiah).
25
UU Nomor 10 Tahun 2016 Pasal 178a
26
UU 10 Tahun 2016 Pasal 178b
27
UU 10 Tahun 2016 Pasal 178C
25
5. Sanksi bagi orang yang menggagalkan Pemungutan Suara
28
UU 10 Tahun 2016 Pasal 178d
29
UU 10 Tahun 2016 Pasal 178h
30
UU 10 Tahun 2016 Pasal 182a
26
Seorang majikan atau atasan yang tidak memberikan kesempatan kepada
seorang pekerja untuk memberikan suaranya, kecuali dengan alasan bahwa
pekerjaan tersebut tidak bisa ditinggalkan diancam dengan pidana penjara
paling singkat 24 (dua puluh empat) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh
dua) bulan dan denda paling sedikit Rp24.000.000,00 (dua puluh empat
juta rupiah) dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta
rupiah)31.
31
UU 10 Tahun 2016 Pasal 182b
27
LAMPIRAN-LAMPIRAN (C-KWK – C7 KWK)
28
MODEL C-KWK: Berita Acara Pemungutan Suara di TPS (Hal. 2)
29
2. MODEL C1-KWK: Sertifikat Hasil Perhitungan Suara di TPS
30
3. MODEL C1 Plano KWK : Catatan Hasil Penghitungan Perolehan
Suara di Tempat
31
4. MODEL C2-KWK: Catatan Kejadian Khusus dan/atau Keberatan
Saksi
32
5. MODEL C3-KWK: Surat Pernyataan Pendamping Pemilih
33
6. MODEL C4-KWK: Surat Pengantar Penyampaian Berita Acara
34
7. MODEL C5-KWK: Tanda Terima Penyampaian Salinan Berita Acara
35
8. MODEL C6-KWK: Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara Kepada
Pemilih
36
9. MODEL C6.Ulang-KWK: Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara
Ulang Kepada Pemilih
37
10. MODEL C7-KWK: Daftar Hadir Pemilih di TPS
38
11. MODEL MODEL C7-KWK: Daftar Hadir Pemilih di TPS (Hal 2-3)
39
PENUTUP
Harapan penyusun dalam menyusun Buku Saku Pengawas TPS ini adalah
kepada Pengawas TPS agar melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sebagaimana yang kita ketahui
Pengawas TPS adalah sebagai ujung tombak Pengawasan Pemilihan juga sebagai
tonggak demokrasi yang menetukan keberhasilan pesta demokrasi berada di
tangan Pengawas TPS.
40