Anda di halaman 1dari 17

POTENSI MASALAH PADA TAHAPAN

PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN


SUARA PEMILU TAHUN 2024

Ngrampal, 08 Februari 2024


Titik Pijak
• Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan suara merupakan tahapan yang penting karena
tahapan tungsura adalah mahkotanya penyelenggaraan dan pengawasan pemilu
• Kesalahan dalam tahapan tungsura akan mencederai 11 prinsip penyelenggaraan pemilu dan
berdampak besar sisi anggaran
• Kesalahan dalam tahapan tungsura akan berdampak pada legitimasi hasil pemilu bahkan
berlanjut pada perselisihan hasil pemilu di mahkamah konstitusi
• Pengawasan Tungsura merupakan upaya Bawaslu memastikan setiap pemilih mendapatkan
hak konstitusionalnya (pelayanan, surat suara dan perlengkapan lainnya sesuai ketentuan
Undang-Undang)
• Pengabaian atau ketidakoptimalan dalam pengawasan Tungsura mencederai integritas
pengawas pemilu bahkan bisa terkena pasal pidana
PERATURAN
DASAR HUKUM  Perbawaslu Nomor 1 Tahun 2019
tentang Pengawasan Pemungutan dan
UNDANG- Penghitungan suara dalam Pemilihan
UNDANG Umum
 UU 7 Tahun 2017 tentang  Perbawaslu Nomor 9 Tahun 2019
Pemilihan Umum tentang Perubahan atas Perbawaslu
Nomor 1 tentang Pengawasan
Pemungutan dan Penghitungan suara
dalam Pemilihan Umum
 Perbawaslu Nomor 5 Tahun 2022
KEPUTUS tentang
Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu
 AN
Keputusan KPU nomor 66 tentang  Perbawaslu Nomor 7 tahun 2023
Pedoman teknis pelaksanaan tentang Penanganan Pelanggaran
pemungutan dan penghitungan suara Pemilu
dalam pemilihan umum  PKPU Nomor 3 tahun 2018 tentang
Jadwal
Tahapan Pemilu
 PKPU Nomor 25 Tahun 2023 tentang
Potensi Masalah Pra Pemungutan Suara

KPPS tidak menyerahkan salinan DPT dan DPTB kepada saksi


yang hadir dan PTPS (Pasal 6 ayat 1 C)
Dalam menyiapkan TPS, KPPS dibantu masyarakat yang
terafiliasi dengan paslon/partai tertentu (Pasal 7 ayat 4)
Logistik tidak ditempatkan di TPS karena alasan keamanan atau
bencana (Pasal 8 ayat 1)
Ketua KPPS tidak memberikan penjelasan kepada anggota KPPS
mengenai tatacara pemungutan dan penghitungan suara di TPS
paling lambat 1 hari sebelum hari H (Pasal 9 ayat 1 & 2)
Potensi Masalah Pra Pemungutan Suara (2)

Saksi tidak membawa surat mandat ( Psl 15 ayat 1 D )


Saksi membawa surat mandat tidak sesuai ketentuan (Psl 15 ayat 3 A
& B)
Pemantau dan Pewarta yang meliput persiapan akhir pemungutan
suara tidak membawa surat tugas dan identitas diri (Psl 15 ayat 4)
Saksi menggunakan atribut partai atau paslon
Atau atribut yang menolak peserta pemilu lain (Psl 15 ayat 3 D)
Saksi lebih dari 1 dan tidak bergantian (Psl 15 ayat 3 E)
Potensi Masalah Pemungutan Suara (1)

 Prosedur rapat pemungutan suara tidak sesuai ketentuan/diikuti oleh bukan ketua/anggota
KPPS (Psl 16 ayat 2 A)
 Saksi/PTPS belum hadir ketika rapat pemungutan suara (Psl 16 ayat 4)
 Saksi hadir setelah rapat pemungutan suara (Psl 16 ayat 6)
 Prosedur pembukaan perlengkapan pemungutan suara tidak sesuai ketentuan (dibuka,
diperlihatkan,dihitung ss) (Psl 17 )
 Rapat pemungutan suara tidak dipandu oleh ketua KPPS (Psl 18 ayat 1)
 KPPS tidak memahami jenis-jenis pemilih yang berhak memberikan suara (Psl 24 ayat 1)
 Terdapat pemilih yang belum memiliki KTP elektronik (Psl 24 ayat 1)
Potensi Masalah Pemungutan Suara (2)

 Pemberian surat suara tidak sesuai ketentuan bagi pemilih DPTb/DPK (Psl 25 ayat 3)
 KPPS tidak mencatat Surat suara yang rusak dan/keliru coblos di Berita acara
 KPPS tidak mencatat surat suara pengganti dan SS cadangan dalam berita acara (Psl 26
ayat 8)
 Pemilih membubuhkan tulisan dalam SS (Psl 28 ayat 1)
 Template/alat bantu pemilih tunanetra tidak tersedia untuk semua jenis pemilihan (Psl 29
ayat 4)
 Pendamping pemilih tidak amanah (Psl 30 ayat 1)
 Pemilih DPK memberikan suara lebih awal sebelum 1 jam pengutan suara selesai (Psl 31)
Potensi Masalah Pemungutan Suara (3)
 Pemungutan suara Lanjutan (PKPU psl 109 ayat 1 dan 2)
 Pemungutan Suara Ulang (Psl 80 ayat 1,2,3)

 Psl 431 UU 7 tahun 2017


“ Dalam hal di sebagian atau seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia terjadi
kerusuhan, gangguan keamanan, bencana alam, atau gangguan lainnya yang
mengakibatkan sebagian tahapan penyelenggaraan pemilu tidak dapat dilaksanakan,
dilakukan pemilu lanjutan”
1. PTPS wajib tahu jumlah DPT di masing-masing TPS nya beserta jumlah sursu yang
diditribusikan
2. PTPS berkoordinasi dengan KPPS jika ada pemilih yang belum mendapatkan sursu
3. PTPS tahu tata cara pengisian C hasil
Potensi Masalah Penghitungan Suara
• Penghitungan suara melebihi batas waktu • Tidak ada alat untuk penggandaan
perpanjangan (Psl 49 ayat 2) formulir di TPS (psl 60 ayat 6)
• KPPS tidak menunjukkan surat suara • PTPS dan saksi tidak diberikan hasil
kepada saksi dan PTPS (Psl 52 ayat 5 B) penggandaan formulir pada hari yang
• KPPS salah menentukan surat suara sah sama (Psl 60 ayat 10)
dan tidak sah (Psl 53). Terutama pada Psl • PTPS dan saksi tidak mendapat
53 ayat 4 D, ayat 5 D, E, F dan K dokumen elektronik (Psl 60 ayat 11)
• Hasil penghitungan tidak sama dengan • KPPS salah dalam pengisian formulir
pencatatan (Psl 56 ayat 1 dan 2) (Psl 61)
• PTPS, pemantau dan saksi tidak diberi • Penyerahan kotak suara tidak diawasi
akses untuk mendokumentasikan C Hasil saksi dan PTPS (Psl 67 ayat 5)
• KPPS/Saksi tidak memberikan paraf pada • Penyerahan kotak suara tidak
angka pembetulan dan tidak menuangkan dilakukan di hari yang sama (Psl 67
dalam catatan khusus ayat 6 dan 7)
SURAT SUARA SAH (1)

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

a. Surat suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan


b. Tanda coblos pada nomor urut, foto, nama salah satu Pasangan Calon, tanda gambar Partai Politik, dan/atau Gabungan Partai
Politik dalam surat suara.
SURAT SUARA SAH (2)

Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

a. Surat Suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan


b. Tanda coblos pada nomor atau tanda gambar Partai Politik dan/atau nama calon
anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota berada pada kolom yang
disediakan. 11
SURAT SUARA SAH (3)

Pemilu Anggota DPD

a. Surat Suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan


b. Tanda coblos terdapat pada kolom 1 (satu) calon perseorangan.
Rumus Pengisian formulir C

A. Pengguna hak pilih tidak boleh lebih tinggi dari data pemilih
B. Jumlah surat suara yang diterima harus sama dengan jumlah surat suara yang
digunakan plus surat suara yang tidak digunakan
C. Jumlah surat suara yang digunakan harus sama dengan surat suara sah plus
surat suara tidak sah
D. Jumlah pemilih laki-laki dan perempuan harus sama dengan jumlah
pengguna hak pilih
Potensi Permasalahan lainnya….
1. Tidak harmonisnya komunikasi antara penyelenggara teknis dan pengawas
pemilu
2. Perbedaan pemahaman prosedur dan mekanisme pemungutan dan
penghitungan suara antara KPPS dan PTPS
3. KPPS tidak melakukan cek dan ricek dokumen/formulir sebelum di
tandatangani
4. Pengawas dan saksi tidak melakukan cek dan ricek dokumen sebelum diterima
5. Manajemen waktu yang tidak efektif
6. Human error karena kelelahan
7. KPPS tidak menerbitkan tanda terima C hasil kepada PTPS dan Saksi
8. Integritas penyelenggara pemilu
Pasal 344 ayat (2) UU 7 Tahun 2017 Pasal 350 ayat (3) UU 7 Tahun 2017:
Jumlah surat suara yang dicetak Jumlah Surat Suara disetiap TPS
sama dengan jumlah DPT sama dengan jumlah DPT dan
ditambah 2% (dua persen) dari DPTb ditambah 2% (dua persen)
jumlah DPT sebagai cadangan, dari jumlah Pemilih tetap sebagai
yang ditetapkan dengan keputusan cadangan.
KPU (Sragen : 760.294)

- Berpotensi kekurangan surat suara


- Berapa Jumlah Surat suara yang diajukan KPU Kab/Kota untuk dicetak (DPT+2%) ?
Pengelolaan Dokumen Persiapan Data PHPU

1. Laporan Form A disetiap tahapan


2. Sertifikat hasil pemungutan dan penghitungan suara di TPS
3. Sertifikat hasil rekapitulasi perolehan suara di PPK, KPU Kab/Ko
4. Berita acara dan keputusan KPU, KPU Provinsi dan KPU Kab/Ko disetiap
tahapan
5. Data penanganan pelanggaran dan sengketa proses serta tindak lanjutnya
6. Rekapitulasi data penanganan pelanggaran dan sengketa proses
7. Dokumen dan/data lainnya terkait hasil kinerja pengawas pemilu yang dapat
disampaikan
Terima kasih
Selamat Mengawasi!!!

Anda mungkin juga menyukai