Anda di halaman 1dari 36

Reforma Agraria merupakan salah satu program

kerja pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wapres


Jusuf Kalla yang dirumuskan sebagai Nawacita dan Buku Saku
telah dituangkan dalam RPJMN 2015-2019

PETUNJUK TEKNIS
Cita ke-5 : “...Program Indonesia
Kerja dan Indonesia Sejahtera GUGUS TUGAS
dengan mendorong landreform
dan program kepemilikan tanah
seluas 9 juta Hektar”
REFORMA AGRARIA
TAHUN 2019
Direktorat Jenderal Penataan Agraria Direktorat Jenderal Penataan Agraria
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional Badan Pertanahan Nasional
Buku Saku

PETUNJUK TEKNIS

GUGUS TUGAS
REFORMA AGRARIA
TAHUN 2019
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Kebijakan Reforma Agraria merupakan upaya


untuk menata kembali hubungan antara masyarakat
dengan tanah, yaitu menata kembali penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
permukaan bumi yang berkeadilan

Sebagai dasar hukum pelaksanaannya, pada tanggal 24


September 2018, telah diundangkan Peraturan Presiden
Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria.

Dalam Peraturan Presiden tersebut salah satunya diatur


mengenai kelembagaan Reforma Agraria yaitu Gugus
Tugas Reforma Agraria.
TUJUAN

memberikan petunjuk dan pedoman


kerja dalam menyelenggarakan GTRA,
sehingga penyelenggaraannya sesuai
dengan prosedur peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.

MAKSUD

pedoman operasional dalam


penyelenggaraan GTRA

RUANG LINGKUP

implementasi pelaksanaan Reforma


Agraria yang dilakukan oleh GTRA di
tingkat Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota
DASAR HUKUM
TAP Nomor IX/MPR/2001 tentang
Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
Sumber Daya Alam;

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960


tentang Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria;
Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun
2005-2025;

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun


2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015-2019; dan
Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun
2018 tentang Reforma Agraria.
SISTEMATIKA
Pendahuluan

Kelembagaan Reforma Agraria

Penyelenggaraan Reforma Agraria

Pendanaan

Pelaporan

Penutup
“REFORMA AGRARIA adalah penataan
kembali struktur penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang
lebih berkeadilan melalui penataan aset dan
disertai dengan penataan akses untuk
kemakmuran rakyat Indonesia”

PENGERTIAN

“TANAH OBYEK REFORMA AGRARIA yang


selanjutnya disingkat TORA adalah tanah
yang dikuasai oleh negara dan/atau tanah
yang telah dimiliki oleh masyarakat untuk
diredistribusi atau dilegalisasi”
“PENATAAN AKSES adalah pemberian
kesempatan akses permodalan maupun
bantuan lain kepada Subjek Reforma
Agraria dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan yang berbasis pada
pemanfaatan tanah, yang disebut juga
pemberdayaan masyarakat”

PENGERTIAN

“PENATAAN ASET adalah penataan kembali


penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah dalam rangka
menciptakan keadilan di bidang
penguasaan dan pemilikan tanah”
KELEMBAGAAN
REFORMA
AGRARIA
Tim Reforma Gugus Tugas
Agraria Nasional Reforma Agraria Pusat

Kelembagaan
Penyelenggara
Reforma
Agraria

Gugus Tugas
Gugus Tugas
Reforma Agraria
Reforma Agraria Provinsi
Kabupaten/Kota

“Reforma Agraria
merupakan tugas
Pemerintah yang harus
dilaksanakan oleh
Kementerian/Lembaga
terkait”

“Tim Reforma Agraria Nasional sebagaimana diatur


dalam Perpres 86 Tahun 2018 tentang Reforma
Agraria secara administratif berkedudukan di
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
Tim Gugus Tugas Reforma Agraria”
GUGUS TUGAS
REFORMA AGRARIA PUSAT
Susunan keanggotaan GTRA Pusat ditetapkan
oleh Menteri, terdiri dari :

1 Ketua : Menteri ATR/Kepala BPN


Wakil Ketua : Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan
2 Energi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup,
Kemenko Perekonimian
Ketua Pelaksana Harian : Dirjen Penataan Agraria,
3
Kementerian ATR/Kepala BPN

4 Anggota : Para Pejabat dari Kementerian terkait


Tugas GTRA Pusat

Mengoordinasikan penyediaan TORA


1
dalam rangka Penataan Aset

2 Mengoordinasikan pelaksanaan Penataan Akses

Mengoordinasikan integrasi pelaksanaan Penataan


3
Aset dan Penataan Akses

Menyampaikan laporan hasil Reforma Agraria nasional


4
kepada tim Reforma Agraria Nasional

Mengoordinasikan dan memfasilitasi penanganan


5
Sengketa dan Konflik Agraria

Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas


6
GTRA provinsi dan GTRA kabupaten/kota
Dalam melaksanakan tugasnya, GTRA Pusat dibantu oleh
Tim Pelaksana Harian yang memiliki susunan sebagai berikut:

Sekretariat Satgas Pengembangan Akses

Satgas Penataan Aset, yang terdiri dari:


- Satgas Legalisasi Aset
- Satgas Potensi TORA dari kawasan hutan
- Satgas Potensi TORA dari tanah transmigrasi
- Satgas Potensi TORA dari HGU, tanah terlantar, dan
tanah negara lainnya
- Satgas Potensi TORA dari usulan masyarakat

Tugas Tim Pelaksana Harian


GTRA Pusat:

- Menyusun rencana kerja


- Menyiapkan administrasi kegiatan
- Melaksanakan supervisi dan verifikasi
- Menyiapkan bahan dan data untuk:
a. koordinasi penyediaan TORA
b. pelaksanaan penataan akses
c. integrasi penataan akses dan aset
- Menyiapkan konsep laporan hasil
kegiatan Reforma Agraria
GUGUS TUGAS
REFORMA AGRARIA PROVINSI
Susunan keanggotaan GTRA Provinsi
ditetapkan oleh Gubernur, terdiri dari :

1 Ketua : Gubernur

2 Wakil Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi

3 Ketua Pelaksana Harian : Kepala Kanwil BPN Provinsi

Anggota : Para Pejabat Tinggi Pratama Daerah, Pejabat


4
di lingkungan BPKH dan tokoh masyarakat/akademisi
Tugas GTRA Provinsi :

1. Mengoordinasikan penyediaan TORA dalam rangka


Penataan Aset
2. Memfasilitasi pelaksanaan Penataan Akses
3. Mengoordinasikan integrasi pelaksanaan Penataan Akses
dan Penataan Aset
4. Memperkuat kapasitas pelaksanaan Reforma Agraria
5. Menyampaikan laporan hasil Reforma Agraria kepada
GTRA Pusat
6. Mengoordinasikan dan memfasilitasi penanganan
Sengketa dan Konflik Agraria
7. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
GTRA kabupaten/kota

Dalam melaksanakan tugasnya, GTRA Provinsi dibantu oleh


Tim Pelaksana Harian yang memiliki susunan sebagai berikut:

Sekretariat Satgas Pengembangan Akses

Satgas Penataan Aset, yang terdiri dari:


- Satgas Legalisasi Aset
- Satgas Potensi TORA dari kawasan hutan
- Satgas Potensi TORA dari tanah transmigrasi
- Satgas Potensi TORA dari HGU, tanah terlantar, dan
tanah negara lainnya
- Satgas Potensi TORA dari usulan masyarakat
Tugas Tim Pelaksana Harian
GTRA Provinsi :
1. Menyiapkan pelaksanaan administrasi
kegiatan, menyiapkan konsep SK dan
keanggotaan GTRA Provinsi
2. Melaksanakan Inventarisasi, Identifikasi,
Pengolahan, Analisa, updating data TORA
hasil pengumpulan data TORA
3. Melaksanakan pengumpulan data potensi
pemberian penataan akses
4. Menyusun rencana kerja pemberian aset
refom dan akses reform masyarakat RA
5. Menyiapkan bahan penyelesaian konflik
agraria
6. Memfasilitasi pelaksanaan integrasi
penataan aset dan penataan akses
7. Penyusunan data by name by address
penataan aset dan penataan akses
8. Menyusun dan membuat sistem database
TORA
9. Menyusun dan menyampaikan laporan
GTRA Provinsi ke GTRA Pusat.
GUGUS TUGAS REFORMA
AGRARIA KABUPATEN/KOTA
Susunan keanggotaan GTRA Kabupaten/Kota
ditetapkan oleh Bupati/Walikota, terdiri dari :

1 Ketua : Bupati/Walikota

2 Wakil Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota

3 Ketua Pelaksana Harian : Kepala Kantor Pertanahan

Anggota : Para Pejabat Tinggi Pratama Daerah, Pejabat


4
di Kantor Pertanahan dan tokoh masyarakat/akademisi
1. Mengoordinasikan
penyediaan TORA dalam Tugas GTRA
rangka Penataan Aset Kabupaten/Kota
2. Memberikan usulan dan
rekomendasi tanah-tanah
untuk ditegaskan sebagai
tanah negara
3. Melaksanakan penataan penguasaan dan
pemilikan
4. Mewujudkan kepastian hukum dan legasisasi
hak atas TORA
5. Melaksanakan Penataan Akses
6. Melaksanakan integrasi Penataan Aset dan
Penataan Akses
7. Memperkuat kapasitas pelaksanaan Reforma
Agraria
8. Menyampaikan laporan hasil Reforma kepada
GTRA Provinsi
9. Mengoordinasikan dan memfasilitasi
penyelesaian Sengketa dan Konflik Agraria
10. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
legalisasi aset dan redistribusi tanah
Dalam melaksanakan tugasnya, GTRA Kabupaten/Kota
dibantu oleh Tim Pelaksana Harian yang memiliki susunan
sebagai berikut:

Sekretariat Satgas Pengembangan Akses

Satgas Penataan Aset, yang terdiri dari:


- Satgas Legalisasi Aset
- Satgas Potensi TORA dari kawasan hutan
- Satgas Potensi TORA dari tanah transmigrasi
- Satgas Potensi TORA dari HGU, tanah terlantar, dan
tanah negara lainnya
- Satgas Potensi TORA dari usulan masyarakat

Tugas Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten/Kota


1. Menyiapkan pelaksanaan administrasi kegiatan, menyiapkan
konsep SK dan keanggotaan GTRA Kabupaten/Kota
2. Melaksanakan Inventarisasi, Identifikasi, Pengolahan, Analisa,
updating data TORA hasil pengumpulan data TORA
3. Melaksanakan pengumpulan data potensi pemberian penataan
akses
4. Menyusun rencana kerja pemberian aset refom dan akses
reform masyarakat Reforma Agraria
5. Menyiapkan bahan penyelesaian konflik agraria
6. Memfasilitasi pelaksanaan integrasi penataan aset dan
penataan akses
7. Penyusunan data by name by address penataan aset dan
penataan akses
8. Menyusun dan membuat sistem database TORA
9. Menyusun dan menyampaikan laporan GTRA Provinsi ke
GTRA Provinsi.
PENYELENGARAAN
REFORMA AGRARIA
TAHAP PERSIAPAN
DAN PERENCANAAN
1 ~ GTRA dibentuk baik di Pusat, Provinsi maupun
Pembentukan Kabupaten/Kota yang susunannya harus sesuai
Gugus Tugas dengan amanah Perpres 86 tahun 2018
Reforma ~ Sebagai pedoman pembentukan GTRA telah terbit
Agraria SK Menteri ATR/BPN nomor 79/SK-LR.07/I/2019

~ Tugas Konsultan Perorangan (KP) membantu


2
melaksanakan pekerjaan dan tugas GTRA
~ Jumlah KP disesuaikan dengan kebutuhan tim Penunjukan
GTRA dan anggaran yang tersedia dengan Konsultan
Perorangan
kualifikasi S1 jurusan Hukum, PWK dan Geografi

3
Penyiapan Sekretariat Tim Pelaksana Harian menyiapkan
Rencana rencana kerja pelaksanaan GTRA selama satu tahun
Kerja anggaran dan menyiapkan berkas-berkas
Pelaksanaan administrasi serta perlatan kerja yang dibutuhkan
GTRA
TAHAP PELAKSANAAN
1 Rapat Koordinasi GTRA

2 Pelatihan Teknis Penyelenggaraan Reforma Agraria

Pengumpulan Data TORA dan Rencana Pengembangan


3
Akses Reform

Teknis Pelaksanaan Pengumpulan Data TORA :


- Persiapan
- Peninjauan Lapang
- Analisa Data
- Pelaporan
Teknis Pelaksanaan Rencana Pengembangan
Akses Reform :
- Persiapan
- Peninjauan Lapang
- Penyusunan Rencana Pengembangan Akses Reform
PELAKSANAAN LEGALISASI ASET
DAN REDISTRIBUSI TANAH
Pelaksanaan legalisasi asset dan redistribusi tanah mengacu
pada aturan yang berlaku

PELAKSANAAN PENATAAN AKSES


Penataan akses dikoordinasikan oleh GTRA dalam rangka
mensinkronisasikan program dan kegiatan yang
pelaksanaan dan anggarannya berada pada
Kementerian/Lembaga/Dinas terkait yang telah masuk
sebagai anggota GTRA. Penataan akses dapat diberikan
sebelum atau sesudah penataan aset.

INTEGRASI PENATAAN ASET


DAN PENATAAN AKSES
Tim sekretariat membuat database hasil pelaksanaan penataan
aset dan penataan akses reform yang sudah terintegrasi by
name by addres dalam kerangka data yang sistematis
PEMBUATAN DATABASE TORA
DI DAERAH
Data yang diperoleh dari hasil inventarisasi TORA maupun
potensi akses reform dan juga hasil analisanya disusun
dalam sebuah database yang terdiri dari :
a. Data Spasial
- format data spasial yang disusun dalam database
adalah shapefile (.shp).
- disediakan data peta siap cetak
- data spasial berbentuk poligon (bukan bentuk titik)
- data spasial harus memiliki atribut sesuai data tekstual
b. Data Tekstual
Format data tekstual yang disusun dalam database
adalah dalam bentuk tabular dalam format .xls

SUPERVISI/MONITORING
PENYELENGGARAAN REFORMA
AGRARIA KE KABUPATEN
(KHUSUS GTRA PUSAT DAN PROVINSI)
Supervisi/monitoring pelaksanaan tugas GTRA
oleh Tim Pelaksana dan atau petugas yang ditunjuk
dalam rangka memantau dan memberikan
masukan dan bimbingan bagi para pelaksana
PENDANAAN
PENDANAAN
Sumber Pendanaan:
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN);
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD); dan/atau
3. Sumber lain yang sah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PELAPORAN
PELAPORAN
- Pelaporan dilakukan secara berjenjang
dari kabupaten/kota kepada provinsi
selanjutnya kepada pusat
- Laporan kegiatan Reforma Agraria
disajikan dalam bentuk laporan yang
komprehensif, meliputi seluruh kegiatan
yang dilaksanakan oleh GTRA, berisi data
dan informasi hasil Kegiatan Reforma
Agraria yang sedang berlangsung,
realisasi sik dan keuangan beserta
evidence
- Laporan terdiri dari:
a. Laporan triwulan
b. Laporan akhir
OUTPUT GTRA
Output yang dihasilkan oleh GTRA adalah:
- Realisasi pelaksanaan reforma agraria
tahun berjalan se-Provinsi dan
Kabupaten/Kota (akses reform dan aset
reform);
- Rencana lokasi TORA se-Provinsi dan
Kabupaten/Kota untuk tahun
berikutnya;
- Arahan program-program akses reform
dan pemberdayaan dalam kerangka
reforma agraria untuk tahun berikutnya;
- Data by name by address hasil
pelaksanaan Reforma Agraria; dan
- Laporan success story pelaksanaan
Reforma Agraria
PENUTUP
PENUTUP
Demikian Buku Saku Petunjuk
Teknis Gugus Tugas Reforma
Agraria Tahun Anggaran 2019
ini disusun untuk memberikan
gambaran umum petunjuk
penyelenggaraan Gugus Tugas
Reforma Agraria.
Lebih lengkap dapat dilihat
pada Petunjuk Pelaksanaan
Gugus Tugas Reforma Agraria

Jakarta, Maret 2019


Direktur Landreform

Ir. Arif Pasha, MM.


NIP. 19590519 198503 1 002
FREQUENTLY
ASKED
QUESTION
FREQUENTLY
ASKED QUESTION

Q : Dengan adanya SK Menteri ATR/KBPN nomor


79/SK-LR.07/I/2019 tentang pembentukan tim

1 GTRA Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota


apakah masih perlu SK Gubernur/Walikota
tentang pembentukanGTRA di wilayah masing-
masing?
A : Masih perlu.

Q : GTRA Kabuapten/Kota yang belum teranggarkan


di APBN, darimana anggarannya?
A : Diupayakan untuk dapat diperoleh dari APBD
dan/atau Sumber lain yang sah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2
FREQUENTLY
ASKED QUESTION

Q : Apakah Konsultan Perorangan boleh ke

3 lapangan untuk melaksanakan pengumpulan


data?
A : Boleh

Q : Di daerah tidak tersedia Konsultan Perorangan


sesuai kualifikasi yang ditetapkan?

4
A : Dapat diturunkan menjadi D3 dengan
penyesuaian nilai Paket Konsultan Perorangan
berdasarkan standar wilayah setempat dengan
memperhitungkan pajak dan biaya penyediaan
peralatan penunjang pekerjaan masing-masing
Konsultan Perorangan

Anda mungkin juga menyukai